Abstrak
Telah dilakukan pengujian pemanfaatan limbah jambu biji (Psidium guajava L) untuk
pembuatan kompos yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan memperbaiki struktur dan
karakteristik tanah. Jambu biji yang digunakan merupakan limbah pengolahan saribuah di PT
Lipisari kabupaten Subang. Pembuatan kompos dilakukan dalam komposter plastik dengan
kapasitas 50 liter. Perlakuan terdiri dari penambahan bahan aktivator untuk mempercepat
proses pengomposan yaitu Agrisimba, EM4 dan Green Phosko, masing-masing terdiri dari 3
ulangan. Pengujian dilakukan terhadap produk kompos. Parameter yang diuji meliputi kadar
air, nilai pH,kadar Nitrogen total, C-organik, nisba C/N, kandungan P2O5, K2O, CaO, MgO,
S, Na, Cl, Fe, Mn, Zn dan Al.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas kimia dan fisik kompos dari ke 3 bahan aktivator
menghasilkan kompos yang tidak berbeda nyata dengan kualitas kompos yang memenuhi
standar kualitas kompos menurut Standar Nasional Indonesia nomor 19-7-30-2004 .
B-60
ISBN : 978-979-3980-15-7
Yogyakarta, 22 November 2008
derajat keasaman, kelembaban, suhu, ukuran partikel, Variabel perlakuan dilakukan dengan tiga bahan
kandungan bahan-bahan berbahaya. Pengomposan aktivator pengomposan yaitu Agrisimba, EM4 dan
dapat dipercepat dengan beberapa cara yaitu bioaktivator Green Phosko, masing-masing perlakuan
memanipulasi kondisi / faktor-faktor yang berpengaruh terdiri dari 3 ulangan. Pada proses pengomposan,
pada proses pengomposan, menambahkan organisme parameter yang diamati adalah suhu pengomposan,
yang dapat mempercepat proses pengomposan yaitu dimana pengamatan dilakukan setiap hari sampai
mikro pendegradasi bahan organik dengan kompos matang.
menggunakan bahan aktivator pengomposan. Proses pembuatan kompos adalah sebagai berikut.
Penggunaan bahan aktivator dapat mempercepat proses Limbah sari buah jambu biji dipress menggunakan
dekomposisi dari beberapa bulan menjadi beberapa sistem press ulir, kemudian dicampur dengan kotoran
hari. Di pasaran saat ini banyak tersedia produk bahan kambing dan dedak untuk mencapai nisbah C/N yang
aktivator diantaranya EM4, orgadec, stardec, starbio, optimum. Untuk mempercepat terjadinya proses
agrisimba, bioaktivator green phosko. pengomposan digunakan inokulasi starter berupa EM4,
Tujuan dari pemanfaatan limbah saribuah jambubiji Agrisimba dan bioaktivator green phosko. Proses
untuk pembuatan kompos adalah membantu pengomposan mencakup pengendalian suhu,
pengelolaan limbah industri khususnya agroindustri kelembaban, aerasi, dan pH, serta pengadukan . Setelah
untuk mengurangi pencemaran lingkungan, membantu proses pengomposan selesai dilakukan pemanenan dan
melestarikan sumber daya alami, selain itu untuk pengeringan dengan cara diangin-angin.
mendapatkan kondisi optimal dalam pembuatan Pengujian bahan baku kompos, parameter yang diuji
kompos. antara lain kadar air, pH, C-organik, Nitrogen total.
Pengujian produk kompos terdiri dari pengujian
METODE PENELITIAN kualitas kimia dan kualitas fisik. Pengujian kualitas
Bahan yang digunakan dalam pembuatan kompos kimia meliputi nilai pH, kadar air, kadar abu, silikat,
adalah limbah saribuah jambu biji, yang berasal dari Nitrogen total, C-organik, P2O5, K2O, CaO, MgO, S,
PT. Lipisari yang berlokasi di kantor Balai Besar Na, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B dan Al. Nilai pH diukur
Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Subang. dengan pH meter, kadar air dianalisa dengan metoda
Pembuatan kompos dilakukan dalam komposter yang gravimetri dengan pengeringan menggunakan oven
terbuat dari tong plastik dengan diameter 370 mm, pada suhu 105 oC, kadar abu diukur dengan
tinggi 600 mm dan kapasitas 50 liter. Di bagian tengah menggunakan furnace pada suhu 600 oC, kadar
Nitrogen total dianalisa dengan metoda kjedahl, kadar
dan atas komposter tersebut diberi pipa PVC φ ½ inchi
P2O5, S, B dan Al dengan metoda spektro FM, K2O
yang di beri lubang untuk mengatur sirkulasi udara
dengan flame, CaO, MgO, Na, Fe, Mn, Cu, Zn
atau pemasokan oksigen dan di bagian bawahnya diberi
dianalisa dengan metoda AAS dan Cl dengan metoda
lembaran PVC yang berlubang untuk tempat
titrimetri. Pengujian kualitas fisik kompos meliputi
pengeluaran lindi. Komposter tersebut terlihat dalam
suhu, warna dan bau. Hasil pengujian kualitas kompos
gambar 1.
dibandingkan dengan standar kualitas kompos menurut
Standar Nasional Indonesia nomor 19-7-30-2004 (1).
Pengamatan lainnya adalah penyusutan kompos yang
dilakukan pada akhir proses pengomposan.
B-61
Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008
Bidang Teknik Kimia dan Tekstil
Limbah jambu biji merupakan substansi organik yang Gambar 2 : Pengaruh bahan aktivator terhadap suhu pengomposan
dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos, 60
Crawford (2) menyebutkan bahwa nisba C/N awal 50
untuk bahan kompos adalah antara 30 – 50, dalam tabel
40
1 terlihat bahwa nisba C/N limbah jambu biji sebesar
Suhu oC
30
37,81 memenuhi kriteria, namun bila dilihat dari kadar
Agrisimba
Nitrogennya kecil yaitu 0,89 %, sehingga dalam 20
EM4
pembuatan kompos perlu ditambahkan bahan yang 10 Bioaktivator
B-62
ISBN : 978-979-3980-15-7
Yogyakarta, 22 November 2008
mikroorganisme aerobik, bila kadar air bahan berada dan biji, sedangkan dalam tanah berfungsi untuk
pada kisaran 40 % – 60,5 %, maka mikroorganisme menetralisir pH (2).
pengurai akan bekerja optimal (3). Kadar MgO kompos pada bahan aktivator Agrisimba
Kadar C organik kompos pada bahan aktivator 0,91%, EM4 sebesar 0,86 % dan Green Phosko 0,58
Agrisimba sebesar 25,95 %, pada EM -4 sebesar 12,53 %. Kadar MgO pada bahan aktivator Green Phosko
% dan pada bioaktivator Green Phosko 16,79 %. Kadar memenuhi standar kualitas kompos menurut SNI,
C-organik pada bahan aktivator Agrisimba, EM4 dan sedangkan pada Agrisimba dan EM4 tidak memenuhi
Green Phosko tidak memenuhi standar kualitas kompos standar kualitas kompos, dimana kadar yang
menurut SNI, dimana kadar minimum 27 % dan dipersyaratkan maksimal 0,60 %, hal ini menunjukkan
maksimum yang diperbolehkan 58 %. Carbon bahwa kompos aman digunakan untuk pupuk tanaman
dibutuhkan mikroorganisme untuk proses dan tidak akan membahayakan manusia apabila
pengomposan. Kadar C di dalam kompos menunjukkan tanaman tersebut dikonsumsi. Unsur Mg berperan
kemampuannya untuk memperbaiki sifat tanah (4). sangat penting dalam proses fotosintesis dan
Kadar Nitrogen total kompos pada bahan aktivator pembentukan klorofil bersama besi.
Agrisimba 1,47 %, pada EM4 sebesar 1,02 % dan Kadar S kompos pada bahan aktivator Agrisimba 0,05
bioaktivator Green Phosko 0,99 %. Kadar Nitrogen %, EM4 sebesar 0,06 % dan Green Phosko 3,14 %.
total pada ke 3 bahan aktivator memenuhi standar Kadar S pada Agrisimba dan EM4 memenuhi standar
kualitas kompos menurut SNI, dimana kadar minimal kualitas kompos, sedangkan pada bioaktivator Green
0,40 %. Kadar Nitrogen dibutuhkan mikroorganisme Phosko tidak memenuhi standar kualitas kompos
untuk pemeliharaan dan pembentukan sel tubuh. Makin menurut Pasar khusus dan Pusri dimana nilai yang
banyak kandungan nitrogen, makin cepat bahan dipersyaratkan Pasar khusus ≥ 0,01 % dan Pusri ≤ 0,02
organik terurai, karena mikroorganisme yang %. Unsur S dalam tanaman berperan dalam proses
menguraikan bahan kompos memerlukan nitrogen pembentukan protein, pembentukan klorofil,
untuk perkembangannya. meningkatkan ketahanan dalam tanaman (8).
Nilai C/N rasio kompos pada bahan aktivator Kadar Na kompos pada bahan aktivator Agrisimba
Agrisimba sebesar 18, pada EM4 - 16 dan Green 0,08 %, EM4 sebesar 0,08 % dan Green Phosko 0,22
Phosko 17. Nisba C/N pada ketiga bahan aktivator %.
memenuhi standar kualitas kompos menurut SNI, Kadar Fe kompos pada bahan aktivator Agrisimba
dimana nilai yang dipersyaratkan 10 dan maksimal 20, 0,7892 %, EM4 sebesar 0,8210 % dan Green Phosko
menurut Sofian (7) nilai Nisba C/N yang dihasilkan 0,7985 %, memenuhi standar kualitas kompos
aman bagi tanaman. Nilai Nisba C/N menunjukkan menurut SNI, dimana kadar yang dipersyaratkan
tingkat kematangan kompos. Nilai C/N kurang dari 30 maksimal 2,20 %. Fe merupakan unsur mikro yang
menujukkan proses pengomposan telah selesai yang dibutuhkan tanaman untuk membentuk klorofil,
ditandai dengan warna kompos cokelat kehitaman, beberapa enzim dan sebagai aktifator dalam proses
tidak berbau menyengat, seperti terlihat dalam tabel 4. biokimia seperti fotosintesa dan respirasi (6).
Kadar P2O5 kompos pada bahan aktivator Agrisimba Kadar Mn kompos pada bahan aktivator Agrisimba
0,85 %, EM4 sebesar 0,69 % dan Green Phosko 0,61 0,1088 %, EM4 sebesar 0,1011% dan Green Phosko
%, memenuhi standar kualitas kompos menurut SNI, 0,1002 % memenuhi standar kualitas kompos menurut
dimana kadar yang dipersyaratkan minimal 0,10 %. SNI, dimana kadar yang dipersyaratkan maksimal 0,10
Pada proses pengomposan terjadi pengikatan unsur %, hal ini menunjukkan bahwa kompos aman bagi
hara dalam mikroorganisme, diantaranya fosfor (P), tanaman. Unsur Mn dalam tanaman berfungsi sebagai
nitrogen (N)) dan kalium (K). Unsur-unsur tersebut aktifator berbagai enzim yang berperan dalam proses
akan terlepas kembali bila mikroorganisme tersebut perombakan karbohidrat dan metabolisme nitrogen,
mati. membantu terbentuknya sel-sel klorofil, dan berperan
Kadar K2O kompos pada bahan aktivator Agrisimba dalam sistesis berbagai vitamin (6).
1,99 %, EM4 sebesar 2,76 % dan Green Phosko 1,67 Kadar Zn kompos pada bahan aktivator 116 mg/kg,
%, memenuhi standar kualitas kompos menurut SNI, EM4 sebesar 121 mg/kg dan Green Phosko 118
dimana kadar yang dipersyaratkan minimal 0,20 %. mg/kg, memenuhi standar kualitas kompos menurut
Dalam proses pengomposan, sebagian besar kalium SNI, dimana kadar yang dipersyaratkan maksimal 500
dalam bentuk yang mudah larut, sehingga mudah mg/kg. Unsur Fe, Zn dan Cu termasuk unsur mikro
diserap tanaman. esensial yang diperlukan tanaman. Dengan kadar yang
Kadar CaO kompos pada bahan aktivator Agrisimba memenuhi standar berarti kompos yang digunakan
2,76 %, EM4 sebesar 2,21% dan Green Phosko 2,30 %, akan menjamin kesehatan tanaman dan manusia yang
memenuhi standar kualitas kompos menurut SNI, mengkonsumsinya.
dimana kadar yang dipersyaratkan maksimal 25,5 %. Kadar Al kompos pada bahan aktivator Agrisimba
Fungsi kalsium dalam tanaman untuk membentuk 2,9173 %, EM4 sebesar 4,1278% dan Green Phoko
dinding sel yang sangat diperlukan dalam proses 3,7745 %. Kadar Al pada ke 3 bahan aktivator tidak
pembentukan sel baru, mendorong terbentuknya buah memenuhi standar kualitas kompos menurut SNI,
dimana kadar yang dipersyaratkan maksimal 2,20.
B-63
Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008
Bidang Teknik Kimia dan Tekstil
Hasil pengujian kualitas kimia menunjukkan bahwa ke 32,5 %. Perbedaan besarnya nilai penyusutan antara
3 bahan aktivator tidak berpengaruh secara nyata lain disebabkan oleh pengaruh suhu selama
terhadap kandungan unsur hara kompos atau kualitas pengomposan, dimana pada bahan aktivator EM4 suhu
kompos. Hal ini kemungkinan disebabkan pada ke tiga pengomposan menunjukkan yang paling tinggi,
bahan aktivator mengandung mikroorganisme yang kemudian diikuti oleh bioaktivator green phosko dan
hampir sama yaitu bakteri fotosintetik, Lactobacillus, agrisimba. Terjadinya penyusutan ini disebabkan
Actinomycetes dan jamur fermentasi yang adanya proses penguraian, dimana bahan organik diurai
berkemampuan mendegradasi bahan organik. Bakteri menjadi unsur-unsur yang dapat diserap oleh
fotosintetik mendegradasi bahan organik menjadi gula mikroorganisme, sehingga ukuran bahan organik
dan karbohidrat lain seperti lignin dan selulosa. Bahan berubah menjadi partikel-partikel kecil, yang
tersebut dimanfaatkan oleh bakteri Lactobacillus untuk menyebabkan volume kompos menyusut. Selain itu
menghasilkan asam laktat dan dimanfaatkan pula oleh proses pencernaan menghasilkan panas yang
ragi untuk membentuk asam amino dan senyawa menguapkan menghasilkan panas yang menguapkan
bioaktif diantaranya hormon dan enzim. Actinomycetes kandungan uap air dan CO2 dalam limbah jambu biji
(Streptomyces) menghasilkan zat anti mikroba dan dan menyebabkan berat kompos menyusut.
asam amino. Jamur fermentasi seperti Aspergillus dan
Penicillium menguraikan bahan organik secara cepat KESIMPULAN
untuk menghasilkan alkohol, ester dan anti mikroba. Pengomposan dengan berbagai bahan aktivator
Pertumbuhan jamur ini berfungsi dalam menghasilkan kualitas kompos yang memenuhi standar
menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga kualitas kompos menurut SNI nomor 19-7-30-2004
serta ulat-ulat yang merugikan dengan cara untuk parameter kadar air, Nitrogen total, C/N ratio,
menghilangkan penyediaan makanannya P2O5, K2O, CaO, MgO (Green Phosko), S, Fe, Mn dan
Tabel 4. Hasil pengujian kualitas fisik kompos Zn. Sedangkan untuk nilai pH, kadar C-orgaink, MgO
(Agrisimba dan EM4), S (Green Phosko) dan Al tidak
Komposter Komposter SNI
Parameter
tong plastik drum
memenuhi standar kualitas kompos. Berbagai bahan
Minimal Maksimal
Suhu 31 oC 31 oC Suhu air
aktivator tidak berpengaruh nyata terhadap suhu
tanah pengomposan, waktu pengomposan dan penyusutan
Warna Coklat Coklat Coklat bahan. Pengomposan pada ke tiga bahan aktivator
kehitaman kehitaman kehitaman berlangsung selama 10 hari. Hasil produksi kompos
Bau Berbau Berbau Berbau mengalami penyusutan sebesar 45 % pada EM4, 38,7
tanah tanah tanah
% pada bioaktivator green phosko dan 32,5 % pada
Tabel 4 menunjukkan kualitas fisik kompos pada ke 3
agrisimba.
bahan aktivator. Ketiga bahan aktivator tidak
berpengaruh nyata terhadap warna maupun bau
kompos yang dihasilkan. Warna yang dihasilkan coklat DAFTAR PUSTAKA
kehitaman dan berbau tanah, suhunya kurang lebih [1] Badan Standardisasi Nasional (2001), SNI Standar
sama dengan suhu tanah. Kualitas fisik kompos pada Nasional Indonesia, 19-7030-2004, Panitia Teknis
ketiga bahan aktifator memenuhi kriteria kualitas Konstruksi dan Bangunan (21 S), Bandung,.
kompos menurut SNI nomor 19-7-30-2004. [2] Crawford, J.H., (2003), Composting of
Gambar 3 : Penyusutan kompos pada beberapa bahan aktivator
Agricultural Waste, In Biotechnology Applications
and Research, Paul N, Cheremisinoff and R. P.
Bioaktivator
Ouellette.
[3] Center for Policy and Implementation Studies
Bahan aktivator
B-64