Bab I
Bab I
Penyebab Sifilis
Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum.
Bakteri ini masuk dan menginfeksi manusia melalui luka di vagina,
penis, anus, bibir, atau mulut. Penularan sifilis paling sering terjadi
saat aktivitas seksual, baik saat penetrasi penis ke dalam vagina,
maupun saat dilakukan seks oral atau seks anal. Selain itu, sifilis
juga bisa ditularkan dari ibu ke bayi saat proses persalinan .
Sekunder
Penderita sifilis sekunder akan mengalami ruam merah
serukuran koin kecil dan biasanya ruam ini muncul
pada telapak tangan dan telapak kaki. Gejala lain yang
mungkin muncul adalah demam, nafsu makan
menurun, radang tenggorokan dan kutil kelamin. Fase
ini bisa bertahan selama satu hingga tiga bulan.
Laten
Setelah fase sifilis sekunder, sifilis seakan-akan
menghilang dan tidak menimbulkan gejala sama
sekali. Masa laten ini bisa bertahan sekitar dua
tahun sebelum kemudian lanjut ke masa yang
paling berbahaya dalam infeksi sifilis yaitu sifilis
tersier.
Tersier
Jika infeksi tidak terobati, sifilis akan
berkembang ke tahapan akhir, yaitu sifilis tersier.
Pada tahap ini, infeksi bisa memberi efek yang serius
pada tubuh. Beberapa akibat dari infeksi pada
tahapan ini adalah kelumpuhan, kebutaan, demensia,
masalah pendengaran, impotensi, dan bahkan
kematian jika tidak ditangani.
Kongenital
Sifilis kogenital bawaan sejak lahir dapat terjadi
selama kehamilan atau selama kelahiran. Dua dari tiga
bayi sifilis lahir tanpa gejala. Gejala umum yang
kemudian berkembang dari kehidupan beberapa tahun
pertama meliputi: hepatosplenomegali (70%), ruam
(70%), demam (40%), neurosyphilis (20%), dan
pneumonitis (20%).
Diagnosa Sifilis
Tujuan diagnosa sifilis dilakukan dengan tujuan
mendeteksi keberadaan bakteri spirochaetae diluka primer
atau luka sekunder dengan menggunakan metode
imunofluorosens dengan mikroskopi ruang gelap. Namun
teknologi ini masih sulit dan membutuhkan spesifikasi ahli.
Namun jika terpaksa sekali diagnosa dapat dilakukan
dengan cara lain :
Mengukur antibodi spesifik treponema dalam serum
darah dengan aglutinasi partikel Treponema
Pallidum,
Enzim Imunoassay dan tes penyerapan antibodi TP.
Jika 1 dari ketiga tes ini berhasil berarti pasien positif
terinfeksi sifilis.
Cara Penularan Penyakit Sifilis
Sifilis terutama ditularkan melalui kontak seksual atau
selama kehamilan dari ibu ke janinnya spiroseta mampu
menembus membran mokusa utuh atau ganguan kulit. Oleh
karena itu dapat ditularkan melalui mencium area di dekat lesi,
serta seks oral, vaginal, dan anal. Penyakit tersebut dapat
ditularkan lewat produk darah. Namun, produk darah telah diuji
di banyak negara dan risiko penularan tersebut menjadi
rendah.