Anda di halaman 1dari 7

 Pengertian Sifilis

Sifilis adalah salah satu jenis penyakit menular


yang penularannya dilakukan melalui aktivitas seksual.

 Penyebab Sifilis
Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum.
Bakteri ini masuk dan menginfeksi manusia melalui luka di vagina,
penis, anus, bibir, atau mulut. Penularan sifilis paling sering terjadi
saat aktivitas seksual, baik saat penetrasi penis ke dalam vagina,
maupun saat dilakukan seks oral atau seks anal. Selain itu, sifilis
juga bisa ditularkan dari ibu ke bayi saat proses persalinan .

 Gejala Penyakit Sifilis


Gejala awal penyakit sifilis yaitu :
 munculnya luka atau lesi kecil tanpa rasa sakit ditempat
infeksi yang biasanya adalah alat kelamin lidah, bibir
atau daerah lubang anus penderita
 Jika tidak diobati luka tersebut dapat menjadi borok
 Pembesaran kelenjar getah bening pada pangkal paha
 Celakanya dengan pengobatan yang tidak sempurna
atau bahkan tanpa pengobatan sekalipun kadang luka
tersebut dapat sembuh dengan sendirinya namun
penyakit akan menjadi laten tanpa gejala yang dirasakan
sementara sifilis terus menggerogoti tubuh dari dalam.
 Tahapan Penyakit Sifilis
 Primer
Penderita sifilis mengalami gejala yang dimulai
dengan lesi atau luka pada alat kelamin atau di dalam dan
di sekitar mulut. Luka yang terjadi berbentuk seperti
gigitan serangga tapi tidak menimbulkan rasa sakit. Pada
tahap ini, jika orang yang terinfeksi berhubungan seksual
dengan orang lain, penularan sangat mudah terjadi. Luka
ini bertahan selama 1-2 bulan. Pada akhirnya, lesi ini
akan sembuh tanpa meninggalkan bekas.

 Sekunder
Penderita sifilis sekunder akan mengalami ruam merah
serukuran koin kecil dan biasanya ruam ini muncul
pada telapak tangan dan telapak kaki. Gejala lain yang
mungkin muncul adalah demam, nafsu makan
menurun, radang tenggorokan dan kutil kelamin. Fase
ini bisa bertahan selama satu hingga tiga bulan.

 Laten
Setelah fase sifilis sekunder, sifilis seakan-akan
menghilang dan tidak menimbulkan gejala sama
sekali. Masa laten ini bisa bertahan sekitar dua
tahun sebelum kemudian lanjut ke masa yang
paling berbahaya dalam infeksi sifilis yaitu sifilis
tersier.
 Tersier
Jika infeksi tidak terobati, sifilis akan
berkembang ke tahapan akhir, yaitu sifilis tersier.
Pada tahap ini, infeksi bisa memberi efek yang serius
pada tubuh. Beberapa akibat dari infeksi pada
tahapan ini adalah kelumpuhan, kebutaan, demensia,
masalah pendengaran, impotensi, dan bahkan
kematian jika tidak ditangani.

 Kongenital
Sifilis kogenital bawaan sejak lahir dapat terjadi
selama kehamilan atau selama kelahiran. Dua dari tiga
bayi sifilis lahir tanpa gejala. Gejala umum yang
kemudian berkembang dari kehidupan beberapa tahun
pertama meliputi: hepatosplenomegali (70%), ruam
(70%), demam (40%), neurosyphilis (20%), dan
pneumonitis (20%).

 Diagnosa Sifilis
Tujuan diagnosa sifilis dilakukan dengan tujuan
mendeteksi keberadaan bakteri spirochaetae diluka primer
atau luka sekunder dengan menggunakan metode
imunofluorosens dengan mikroskopi ruang gelap. Namun
teknologi ini masih sulit dan membutuhkan spesifikasi ahli.
Namun jika terpaksa sekali diagnosa dapat dilakukan
dengan cara lain :
 Mengukur antibodi spesifik treponema dalam serum
darah dengan aglutinasi partikel Treponema
Pallidum,
 Enzim Imunoassay dan tes penyerapan antibodi TP.
 Jika 1 dari ketiga tes ini berhasil berarti pasien positif
terinfeksi sifilis.
 Cara Penularan Penyakit Sifilis
Sifilis terutama ditularkan melalui kontak seksual atau
selama kehamilan dari ibu ke janinnya spiroseta mampu
menembus membran mokusa utuh atau ganguan kulit. Oleh
karena itu dapat ditularkan melalui mencium area di dekat lesi,
serta seks oral, vaginal, dan anal. Penyakit tersebut dapat
ditularkan lewat produk darah. Namun, produk darah telah diuji
di banyak negara dan risiko penularan tersebut menjadi
rendah.

 Cara Pencegahan Penyakit Sifilis


Tidak ada vaksin yang efektif untuk pencegahan.
 Berpantang dari kontak fisik intim dengan orang
yang terinfeksi secara efektif mengurangi penularan
sifilis
 Sifilis bawaan pada bayi dapat dicegah dengan
penapisan ibu selama awal kehamilan dan
mengobati mereka yang terinfeksi.

 Pengobatan Penyakit Sifilis


 Jika terdapat kecurigaan telah tertular sifilis,
konsultasikan kepada dokter secepatnya. Jika
memang terbukti benar, dokter akan
menggunakan penisilin untuk menyembuhkan
penyakit sifilis.
 Perlu diketahui obat-obatan bebas dan herbal
tidak bisa dimanfaatkan untuk mengobati
penyakit sifilis.
 Sebagai alternatif terbaik, hanya gunakan obat
doxycycline melalui resep dokter untuk mengobati
sifilis.
 Dosis pengobatan sifilis akan ditentukan secara
terjadwal oleh dokter.
 Khusus jadwal pemberian mingguan, waspada jika
dosis terlambat diberikan hingga 10-14 hari.

 Perawatan penyakit sifilis yaitu :


 Infeksi dini
Pilihan perawatan pertama bagi sifilis rumit tetap satu
dosis intramuskular penisilin G atau satu dosis oral
azitromisin. Doksisiklin dan tetrasiklin adalah pilihan
lainnya; namun, karena terdapat risiko kelainan pada janin
dosisiklin dan tetrasiklin tidak direkomendasikan untuk
wanita hamil. Resistensi terhadap antibiotik telah
berkembang pada sejumlah agen, termasuk makrolid,
klindamisin, dan rifampin. Ceftriakson, generasi ketiga
sefalosporin antibiotik, mungkin saja seefektif perawatan
berbasis penisilin.
 Infeksi akhir
Bagi neurosifilis, akibat penetrasi yang lemah
dari penisilin G ke dalam sistem saraf pusat, mereka
yang terkena dampak direkomendasikan untuk
diberikan penisilin intravena dosis tinggi minimal untuk
10 hari. Jika orang mengalami alergi, ceftriakson bisa
digunakan atau desensitisasi penisilin dapat dicoba.
Kemunculan akhir lain dapat diobati dengan penisilin G
intramuskular sekali seminggu selama tiga minggu.
Jika alergi, seperti pada kasus awal penyakit,
doksisiklin atau tetrasiklin dapat digunakan, sekalipun
untuk jangka waktu lebih lama. Perawatan pada fase
ini membatasi perkembangan lebih lanjut, tetapi hanya
mempunyai efek relatif kecil pada kerusakan yang
sudah terjadi.
 Bagi bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mengidap sifilis
harus diberikan perhatian intensif hingga usia 3 bulan.
 Reaksi Jarisch-Herxheimer
Satu efek samping yang dapat terjadi akibat
pengobatan ini adalah reaksi Jarisch-Herxheimer.
Reaksi Jarisch- Herxheimer seringkali dimulai setelah
satu jam dan bertahan selama 24 jam, dengan gejala
demam, nyeri otot, sakit kepala, dan takikardia.
Takikardia disebabkan oleh sitokin yang dikeluarkan
oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons
terhadap lipoprotein yang dikeluarkan dari bakteri sifilis
yang pecah.

Anda mungkin juga menyukai