Anda di halaman 1dari 88

LAPORAN STASE KOMUNITAS

GAMBARAN MASYARAKAT TENTANG COVID-19

Disusun Oleh:
Annisa Kurnia Nurcholiza
Cucu Rokayah
Elis Shopatilah
Esti Saraswati
Hari Ahmad Hermawan
Muhammad Ade Aria
Muhammad Tegar Adi G
Ningrum Septiani
Nita Hayati
Nuryani
Tata Kuswaya

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
CIAMIS
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah memberikan
taufik, rahmat dan hidayah-Nya, solawat beserta salam semoga tetap terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarganya, sahabatnya serta kita
sebagai umatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan stase komunitas
yang berjudul “Gambaran Masyarakat Terhadap Covid-19”.
Laporan ini juga diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase
komunitas Program Studi Profesi Ners Stikes Muhammadiyah Ciamis. Kami
menyadari bahwa penyusunan dan penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kepada semua pihak yang terkait,
penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dan
akan dijadikan bahan koreksi untuk penyempurnaan di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
yaitu kepada yang terhormat :
1. H. Dedi Supriadi, S.Sos.,S.Kep.,Ners.,M.M.Kes., selaku Ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
2. Hj. Ns. Jajuk Kusumawaty, S.Kep.,M.kep., selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Ciamis.
3. Elis Noviati, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku dosen Kordinator Stase
Komunitas.
4. Heni Marliany, SKM., M.Kep., selaku dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
5. Kepada para responden yang telah berpartisipasi dalam pengumpulan data
untuk penyusunan laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan tambahan
wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sehingga
diharapkan dapat dijadikan pedoman dan dapat dijadikan referensi.

Ciamis, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 3
C. Tujuan .............................................................................. 4
1. Tujuan Umum ............................................................. 4
2. Tujuan Khusus ........................................................... 4
D. Manfaat ............................................................................ 4
1. Bagi Instistusi ............................................................. 4
2. Bagi Masyarakat ......................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................. 5
A. Covid-19 ........................................................................... 5
1. Pengertian .................................................................. 5
2. Etiologi ........................................................................ 5
3. Tanda dan gejala ........................................................ 5
4. Penularan ................................................................... 6
5. Pencegahan ............................................................... 6
6. Definisi Kasus Covid-19 ............................................. 8
7. Penatalaksanaan ........................................................ 9
B. Karakteristik ...................................................................... 12
C. Patogenesis dan Patofisiologis ........................................ 13
D. Klasifikasi Klinis ............................................................... 15
E. Kegiatan Surveilans dan Karantina .................................. 17
BAB III PROSES Keperawatan .......................................................... 22
A. Tahap Pengkajian ............................................................ 23
B. Diagnosa Keperawatan ................................................... 55
C. Intervensi Keperawatan ................................................... 61
D. Implementasi Keperawatan ............................................. 63
E. Evaluasi Keperawatan ..................................................... 65
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................... 67
A. Gambaran Pengetahuan Masyarakat ............................... 67
B. Gambaran Sikap Masyarakat............................................ 68

ii
C. Gambaran Prilaku Masyarakat ......................................... 69
D. Gambaran Psikososial Masyarakat .................................. 70
BAB IV PENUTUP .............................................................................. 72
A. Simpulan........................................................................... 72
B. Saran................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit

mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus

yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat

seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada

manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona

adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian

menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke

manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi

sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan

pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-

rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19

yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal

ginjal, dan bahkan kematian.

Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar

kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan

bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua

paru. Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus

pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,

Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus

1
2

(coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah

menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan

Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC).

Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah

terjadi penyebaran antar negara. Sampai dengan 25 April 2020, secara global

dilaporkan 2.826.035 kasus konfimasi di 166 negara termasuk Indonesia

dengan 197.306 kematian.

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke

manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang

paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan

pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi

standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan

secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak

secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak

dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan

seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit

gawat darurat.

Presiden Republik Indonesia telah menyatakan status penyakit ini

menjadi tahap Tanggap Darurat pada tanggal 17 Maret 2020. Presiden juga

telah mengeluarkan Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2020 tentang Gugus

Tugas Percepatan Penanganan Corona yang diketuai oleh Kepala Badan

Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Gugus Tugas ini bertujuan untuk

meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan; mempercepat

penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian/ lembaga dan

pemerintah daerah; meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi

penyebaran COVID-19; meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan


3

operasional; dan meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah,

mendeteksi, dan merespons terhadap COVID-19.

Dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi ancaman COVID-19

maupun penyakit dan faktor risiko kesehatan yang berpotensi Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat (KKM) lainnya di pintu masuk (pelabuhan, Bandar

udara, dan PLBDN), diperlukan adanya dokumen rencana kontinjensi dalam

rangka menghadapi penyakit dan faktor risiko kesehatan berpotensi KKM.

Rencana Kontinjensi tersebut dapat diaktifkan ketika ancaman kesehatan

yang berpotensi KKM terjadi. Rencana kontinjensi disusun atas dasar

koordinasi dan kesepakatan bersama antara seluruh pihak terkait di

lingkungan Bandar udara, pelabuhan, dan PLBDN. Dalam rangka

kesiapsiagaan tersebut perlu dipersiapkan beberapa hal meliputi norma,

standar, prosedur, kriteria (NSPK), kebijakan dan strategi, Tim Gerak Cepat

(TGC), sarana prasarana dan logistik, serta pembiayaan. Secara umum

kesiapsiagaan tersebut meliputi: Sumber Daya Manusia (SDM) Sarana dan

Prasarana

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumasan

masalah dalam laporan ini adalah :

1. Bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai virus corona?

2. Bagaimana sikap masyarakat dalam menghadapi wabah virus corona?

3. Bagaimana prilaku masyarakat dalam menghadapi wabah virus corona?

4. Bagaimana psikososial masyarakat dalam menghadapi wabah virus

corona?
4

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan Laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas e-learning

stase komunitas serta memberikan informasi kepada masyarakat dalam

menghadapi wabah virus corona

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat mengenai virus

corona

b. Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap virus corona

c. Untuk mengetahui prilaku masyarakat dalam menghadapi virus

corona

d. Untuk mengetahui psikologis masyarakat dalam menghadapi virus

corona

D. Manfaat

1. Bagi Instasi STIKes Muhammadiyah Ciamis

Laporan ini memudahkan dalam melaksanakan suverilans dan

dapat mengetahui respon masyarakat ketika menghadapi wabah virus

corona.

2. Bagi Masyarakat

Laporan ini dapat menjadi acuan dalam melaksanakan kesiagaan

dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi virus corona.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. COVID-19

1. Pengertian

Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit

mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis corona

virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan

gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Kemenkes RI, 2020).

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona

virus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang

sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok,

bulan Desember 2019 (WHO, 2020).

2. Etiologi

Corona virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang

belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab

COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis

(ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa

SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan

MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber

penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui

(Kemenkes RI, 2020).

3. Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan

pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi

rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus

5
6

COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom

pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan

gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam,

dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen

menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru (Kemenkes RI,

2020).

4. Penularan

Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini.

COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan

dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit COVID-19

batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini kemudian jatuh ke

benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang

menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung

atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19. Penularan COVID-19 juga

dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar dari batuk atau

napas orang yang terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita

untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus

mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19

dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru (Kemenkes RI, 2020).

5. Pencegahan

a. Pencegahan untuk semua orang

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke

manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang

yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak

erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien

COVID-19. Tindakan Menurut Kemenkes RI, 2020 pencegahan dan

mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan


7

masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di

masyarakat meliputi:

1) Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika

tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika

tangan terlihat kotor

2) Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;

3) Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan

mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah

tisu ke tempat sampah;

4) Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan

melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker;

5) Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala

gangguan pernapasan.

b. Perlindungan jika sedang berada di atau pernah berkunjung ke

(dalam waktu 14 hari terakhir) wilayah di mana COVID-19 menyebar

1) Ikuti panduan di atas (Perlindungan untuk semua orang)

2) Lakukan isolasi diri dengan cara tetap tinggal di rumah jika Anda

mulai merasa kurang sehat, bahkan jika gejalanya ringan seperti

sakit kepala, demam berskala rendah (37.3 C atau lebih) dan pilek

ringan, sampai Ana sembuh. Jika orang lain harus membawakan

Anda persediaan atau jika Anda harus keluar, misal untuk

membeli makanan, kenakanlah masker agar tidak menginfeksi

oranglain.

Mengapa? Jika Anda tidak melakukan kontak fisik dengan orang

lain dan tidak mengunjungi fasilitas medis, diri Anda dan orang
8

lain akanterlindung dari virus COVID-19 dan lainnya dan fasilitas

kesehatan akan dapat beroperasi lebih efektif.

3) Jika Anda demam, batuk dan kesulitan bernapas, segera minta

nasihat dokter karena kondisi ini bisa jadi dikarenakan infeksi

saluran pernapasan atau kondisi serius lainnya. Jika Anda sudah

memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan

dapat lebih cepat mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang

tepat. Hal ini juga membantu mencegah kemungkinan penyebaran

COVID-19 dan virus-virus lainnya.

6. Definisi Kasus COVID-19

a. Pasien dalam pengawasan

1) Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu

demam (≥38oC) atau riwayat demam; disertai salah satu

gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/ sesak nafas/

sakit tenggorokan/ pilek /pneumonia ringan hingga berat. Dan

tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang

meyakinkan dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala,

memenuhi salah satu criteria berikut (Kemenkes RI, 2020) :

a) Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang

melaporkan transmisi lokal.

b) Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal

di Indonesia.

2) Seseorang dengan demam (≥38oC) atau riwayat demam atau

ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki

riwayat kontak dengan kasus konfirmasi atau probabel COVID-19.

3) Seseorang dengan ISPA berat/ pneumonia berat di area transmisi

lokal di Indonesia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit


9

dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang

meyakinkan.

b. Orang dalam pemantauan

Seseorang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam;

atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/ sakit

tenggorokan/ batuk. Dan tidak ada penyebab lain berdasarkan

gambaran klinis yang meyakinkan. Dan pada 14 hari terakhir sebelum

timbul gejala, memenuhi salah satu criteria berikut (Kemenkes RI,

2020) :

1) Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang

melaporkan transmisi lokal

2) Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di

Indonesia

c. Kasus Probabel

Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk COVID-19 tetapi

inkonklusif (tidak dapat disimpulkan) (Kemenkes RI, 2020).

d. Kasus terkonfirmasi

Seseorang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan

laboratorium positif (Kemenkes RI, 2020).

7. Penatalaksanaan

a. Kasus pasien dalam pengawasan

Jika ditemukan kasus pasien dalam pengawasan, kegiatan surveilans

dilakukan terhadap kontak erat termasuk keluarga maupun petugas

kesehatan yang merawat pasien (Kemenkes RI, 2020).

b. Kontak erat
10

Menurut (Kemenkes RI, 2020) berikut kegiatan yang dilakukan

terhadap kontak erat:

1) Kontak erat risiko rendah

Kegiatan surveilans dan pemantauan kontak erat ini dilakukan

selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan pasien dalam

pengawasan. Kontak erat ini wajib melakukan observasi.

Observasi yang dimaksud dalam pedoman ini adalah karantina.

Kontak erat risiko rendah tidak memerlukan pengambilan

spesimen.

a) Apabila pasien dalam pengawasan dinyatakan negatif COVID-

19 maka kegiatan surveilans dan pemantauan terhadap

kontak erat dihentikan.

b) Apabila pasien dalam pengawasan dinyatakan probabel/positif

COVID-19 (konfirmasi) maka pemantauan dilanjutkan menjadi

kontak erat risiko tinggi.

c) Kontak erat risiko tinggi

Kegiatan surveilans terhadap kontak erat ini dilakukan selama

14 hari sejak kontak terakhir dengan probabel/ konfirmasi.

Kontak erat ini wajib dilakukan observasi dan dilakukan

pengambilan spesimen (hari ke-1 dan hari ke-14).

Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium

setempat yang berkompeten dan berpengalaman di lokasi

observasi. Pengiriman spesimen disertai salinan formulir

pemantauan harian kontak erat. Bila hasil pemeriksaan


11

laboratorium positif maka pasien dirujuk ke rumah sakit

rujukan. Apabila kontak erat menunjukkan gejala demam

(≥38⁰C) atau batuk/ pilek/ nyeri tenggorokan dalam 14 hari

terakhir maka dilakukan isolasi rumah dan pengambilan

spesimen pada hari ke-1 dan ke-2 oleh petugas kesehatan

setempat yang berkompeten dan berpengalaman baik di

fasyankes atau lokasi pemantauan. Apabila hasil laboratorium

positif, maka dilakukan rujukan ke RS rujukan untuk isolasi di

Rumah sakit. Petugas kesehatan melakukan pemantauan

melalui telepon, namun idealnya dengan melakukan

kunjungan secara berkala (harian). Pemantauan dilakukan

dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala

harian. Pemantauan dilakukan oleh petugas kesehatan

layanan primer dengan berkoordinasi dengan dinas kesehatan

setempat. Jika pemantauan terhadap kontak erat sudah

selesai maka dapat diberikan surat pernyataan yang diberikan

oleh Dinas Kesehatan.

c. Orang dalam pemantauan

Orang dalam pemantauan wajib melakukan isolasi diri di rumah dan

dilakukan pengambilan spesimen (hari ke-1 dan hari ke-2). Kegiatan

surveilans terhadap orang dalam pemantauan dilakukan berkala

untuk mengevaluasi adanya perburukan gejala selama 14 hari.

Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium setempat

yang berkompeten dan berpengalaman baik di fasyankes atau lokasi

pemantauan. Jenis spesimen dapat dilihat pada BAB 5. Pengiriman

spesimen disertai formulir pemeriksaan ODP/PDP. Bila hasil


12

pemeriksaan menunjukkan positif maka pasien di rujuk ke RS

Rujukan. Begitu pula bila apabila orang dalam pemantauan

berkembang memenuhi kriteria pasien dalam pengawasan dalam 14

hari terakhir maka segera rujuk ke RS rujukan untuk tatalaksana lebih

lanjut (Kemenkes RI, 2020).

Petugas kesehatan dapat melakukan pemantauan melalui telepon

namun idealnya melakukan kunjungan secara berkala (harian) dan

dicatat pada formulir pemantauan harian. Pemantauan dilakukan

dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala harian.

Pemantauan dilakukan oleh petugas kesehatan layanan primer dan

berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Orang dalam

pemantauan yang sudah dinyatakan sehat dan tidak bergejala,

ditetapkan melalui surat pernyataan yang diberikan oleh Dinas

Kesehatan (Kemenkes RI, 2020).

B. Karakteristik

Virus corona berbentuk mahkota ditandai protein S berupa sepatu

yang terbesar disekeliling permukaan virus. Dikutip dari situs LIPI, virus

corona memiliki satu rantai RNA sehingga kerap disebut virus RNA. Virus

jenis ini bermutasi lebih cepat disbanding DNA hingga satu juta kali.

Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau elips, sering

pleimorfik dengan diameter sekitar 50-200m. Semua virus ordo Nidovirales

memiliki kapsul, tidak bersegmen, dan virus positif RNA serta memiliki

genom RNA sangat panjang. Struktur coronavirus membentuk struktur

seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S atau

spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan

merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam
13

penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein S

dengan reseptornya di sel inang).

Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat

diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu

56℃ selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-

ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam

menonaktifkan virus (Wang Z & Qiang W 2020).

C. Patogenesis dan Patofisioligi

Virus SARS-CoV-2 merupakan Coronavirus, jenis baru yang

menyebabkan epidemi, dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada

tanggal 31 Desember 2019. Analisis isolat dari saluran respirasi bawah

pasien tersebut menunjukkan penemuan Coronavirus tipe baru, yang diberi

nama oleh WHO COVID-19. Pada tanggal 11 Februari 2020, WHO memberi

nama penyakitnya menjadi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

Coronavirus tipe baru ini merupakan tipe ketujuh yang diketahui di manusia.

SARS-CoV-2 diklasifikasikan pada genus betaCoronavirus. Pada 10 Januari

2020, sekuensing pertama genom SARS-CoV-2 teridentifikasi dengan 5

subsekuens dari sekuens genom virus dirilis. Sekuens genom dari

Coronavirus baru (SARS-CoV-2) diketahui hampir mirip dengan SARS-CoV

dan MERS-CoV. Secara pohon evolusi sama dengan SARS-CoV dan

MERS-CoV tetapi tidak tepat sama (Fehr AR & PerlmanS 2015).

Kejadian luar biasa di Wuhan mirip dengan kejadian luar biasa SARS

di Guangdong pada tahun 2002. Keduanya terjadi di musim dingin. Apabila

dibandingkan dengan SARS, Pneumoni COVID-19 cenderung lebihrendah

dari segi angka kematian. Angka kematian SARS mencapai 10% dan MERS

37%.5 Namun, saat ini tingkat infektivitas virus pneumoni COVID-19 ini
14

diketahui setidaknya setara atau lebih tinggi dari SARS-CoV. Hal ini

ditunjukkan oleh R0-nya, dimana penelitian terbaru menunjukkan R0 dari

virus pneumoni SARSCoV-2 ini adalah 4,08. Sebagai perbandingan, R0 dari

SARS-CoV adalah 2,0. Coronavirus jenis baru ini bersifat letal namun tingkat

kematian masih belum pasti, serta saat ini masih dapat dicegah dan dikontrol

(Huang C & Wang Y 2020).

Evolusi group dari SARS-CoV-2 ditemukan di kelelawar sehingga

diduga host alami atau utama dari SARS-CoV-2 mungkin juga kelelawar.

Coronavirus tipe baru ini dapat bertransmisi dari kelelawar kemudian host

perantara kemudian manusia melalui mutasi evolusi. Ada kemungkinan

banyak host perantara dari kelelawar ke manusia yang belum dapat

diidentifikasi. Coronavirus baru, memproduksi variasi antigen baru dan

populasi tidak memiliki imunitas terhadap strain mutan virus sehingga dapat

menyebabkan pneumonia. Pada kasus ini ditemukan kasus “super-spreader”

yaitu dimana virus bermutasi atau beradaptasi di dalam tubuh manusia

sehingga memiliki kekuatan transmisi yang sangat kuat dan sangat infeksius.

Satu pasien menginfeksi lebih dari 3 orang dianggap super-spreader, jika

lebih dari 10 lebih tepat lagi dikatakan super spreader (Huang C & Wang Y

2020).

Secara patofisiologi, pemahaman mengenai COVID-19 masih perlu

studi lebih lanjut. Pada SARS-CoV-2 ditemukan target sel kemungkinan

berlokasi di saluran napas bawah. Virus SARS-CoV-2 menggunakan ACE-2

sebagai reseptor, sama dengan pada SARS-CoV. Sekuens dari RBD

(Reseptor-binding domain) termasuk RBM (receptorbinding motif) pada

SARS-CoV-2 kontak langsung dengan enzim ACE 2 (angiotensin-converting

enzyme 2). Hasil residu pada SARS-CoV-2 RBM (Gln493) berinteraksi

dengan ACE 2 pada manusia, konsisten dengan kapasitas SARS-CoV-2


15

untuk infeksi sel manusia. Beberapa residu kritis lain dari SARS-CoV-2 RBM

(Asn501) kompatibel mengikat ACE2 pada manusia, menunjukkan SARS-

CoV-2 mempunyai kapasitas untuk transmisi manusia ke manusia. Analisis

secara analisis filogenetik kelelawar menunjukkan SARS-CoV-2 juga

berpotensi mengenali ACE 2 dari beragam spesies hewan yang

menggunakan spesies hewan ini sebagai inang perantara.Pada penelitian 41

pasien pertama pneumonia COVID-19 di Wuhan ditemukan nilai tinggi dari

IL1β, IFNγ, IP10, dan MCP1, dan kemungkinan mengaktifkan respon sel T-

helper-1 (Th1). Selain itu, berdasarkan studi terbaru ini, pada pasien-pasien

yang memerlukan perawatan di ICU ditemukan konsentrasi lebih tinggi dari

GCSF, IP10, MCP1, MIP1A, dan TNFα dibandingkan pasien yang tidak

memerlukan perawatan di ICU. Hal tersebut mendasari kemungkinan

adanya cytokine storm yang berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit.

Selain itu, pada infeksi SARS-CoV2 juga menginisiasi peningkatan sekresi

sitokin T-helper-2 (seperti IL4 dan IL10) yang berperan dalam menekan

inflamasi, yang berbeda dengan infeksi SARS-CoV2 (Fehr AR & PerlmanS

2015).

Berdasarkan pohon filogeni 2020 menunjukkan semua sampel

berkaitan serta terdapat lima mutasi relatif terhadap induknya, membuktikan

adanya transmisi dari manusia ke manusia. Selain itu, filogeni menunjukkan

adanya indikasi infeksi pertama manusia pada November 2019 diikuti

dengan bertahan transmisi dari manusia ke manusia (Fehr AR & PerlmanS

2015).

D. Klasifikasi Klinis

Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi (Centers for

Disease Control and Prevention 2020).


16

1. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala

yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk,

dapat disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit

kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan

lanjut usia dan pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi

tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak

disertai dengan demam dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien

tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas

pendek.

2. Pneumonia ringan

Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun

tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia

tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau tampak

sesak disertai napas cepat atau takipneu tanpa adanya tanda pneumonia

berat.

3. Pneumonia berat

Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran

napas. Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit),

distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar.

4. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) Onset: baru atau

perburukan gejala respirasi dalam 1 minggu setelah diketahui kondisi

klinis. Derajat ringan beratnya ARDS berdasarkan kondisi hipoksemia.

Hipoksemia didefinisikan tekanan oksigen arteri (PaO₂) dibagi fraksi

oksigen inspirasi (FIO₂) kurang dari< 300 mmHg.

Pemeriksaan penunjang yang penting yaitu pencitraan toraks seperti foto

toraks, CT Scan toraks atau USG paru. Pada pemeriksaan pencitraan


17

dapat ditemukan: opasitas bilateral, tidak menjelaskan oleh karena efusi,

lobar atau kolaps paru atau nodul. Sumber dari edema tidak sepenuhnya

dapat dijelaskan oleh gagal jantung atau kelebihan cairan, dibutuhkan

pemeriksaan objektif lain seperti ekokardiografi untuk mengeksklusi

penyebab hidrostatik penyebab edema jika tidak ada faktor risiko. Penting

dilakukan analisis gas darah untuk melihat tekanan oksigen darah dalam

menentukan tingkat keparahan ARDS serta terapi. Berikut rincian

oksigenasi pada pasien ARDS.

5. Sepsis

Sepsis merupakan suatu kondisi respons disregulasi tubuh terhadap

suspek infeksi atau infeksi yang terbukti dengan disertai disfungsi organ.

Tanda disfungsi organ perubahan status mental, susah bernapas atau

frekuensi napas cepat, saturasi oksigen rendah, keluaran urin berkurang,

frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, akral dingin atau tekanan

darah rendah, kulit mottling atau terdapat bukti laboratorium koagulopati,

trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau hiperbilirubinemia. Pada

anak-anak didiagnosis sepsis bila curiga atau terbukti infeksi dan ≥ 2

kriteria systemic inflammatory Response Syndrom (SIRS) yang salah

satunya harus suhu abnormal atau hitung leukosit.

6. Syok septik

Definisi syok septik yaitu hipotensi persisten setelah resusitasi volum

adekuat sehingga diperlukan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥

65 mmHg dan serum laktat > 2 mmol/L.

E. Kegiatan Surveilans dan Karantina

Upaya surveilans merupakan pemantauan yang berlangsung terus

menerus terhadap kelompok berisiko. Sedangkan karantina merupakan


18

pembatasan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu wilayah

termasuk wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi

untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.

Kegiatan surveilans merupakan bagian tidak terpisahkan dari karantina,

selama masa karantina, surveilans dilakukan untuk memantau perubahan

kondisi seseorang atau sekelompok orang (Chen, et al. 2020)

1. Orang Tanpa Gejala (OTG) Kegiatan surveilans terhadap OTG

Dilakukan selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan kasus positif

COVID-19. Terhadap OTG dilakukan pengambilan spesimen pada hari

ke-1 dan ke-14 untuk pemeriksaan RT PCR. Dilakukan pemeriksaan

Rapid Test apabila tidak tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR, apabila

hasil pemeriksaan pertama menunjukkan hasil:

a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan

menerapkan PHBS dan physical distancing; pemeriksaan ulang

pada 10 hari berikutnya. Jika hasil pemeriksaan ulang positif, maka

dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2

hari berturut-turut, di Laboratorium pemeriksa yang mampu

melakukan pemeriksaan RT PCR.

b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan

menerapkan PHBS dan physical distancing; Pada kelompok ini juga

akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali

selama 2 hari berturut-turut, di Laboratorium pemeriksa yang

mampu melakukan pemeriksaan RT PCR.

Apabila OTG yang terkonfirmasi positif menunjukkan gejala demam

(≥38⁰C) atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan selama masa karantina

maka:
19

a. Jika gejala ringan, dapat dilakukan isolasi diri di rumah

b. Jika gejala sedang, dilakukan isolasi di RS darurat

c. Jika gejala berat, dilakukan isolasi di RS rujukan

Kegiatan surveilans terhadap OTG dilakukan berkala untuk

mengevaluasi adanya perburukan gejala selama 14 hari. Petugas

kesehatan dapat melakukan pemantauan melalui telepon atau melalui

kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada formulir

pemantauan harian. Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan

suhu tubuh dan skrining gejala harian. Pemantauan dilakukan oleh

petugas kesehatan layananprimer dan berkoordinasi dengan Dinas

Kesehatan setempat. Orang tanpa gejala yang tidak menunjukkan

gejala COVID-19 (Chen, et al. 2020)

2. Orang Dalam Pemantauan (ODP)

Kegiatan surveilans terhadap ODP dilakukan selama 14 hari sejak mulai

munculnya gejala. Terhadap ODP dilakukan pengambilan spesimen

pada hari ke-1 dan ke-2 untuk pemeriksaan RT PCR. Pengambilan

spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium setempat yang

berkompeten dan berpengalaman baik di fasyankes atau lokasi

pemantauan.

Jika tidak tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR, dilakukan

pemeriksaan Rapid Test. Apabila hasil pemeriksaan Rapid Test pertama

menunjukkan hasil:

a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah;

pemeriksaan ulang pada 10 hari berikutnya. Jika hasil pemeriksaan

ulang positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR


20

sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut, di Laboratorium

pemeriksa yang mampu melakukan pemeriksaan RT PCR.

b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah; Pada

kelompok ini juga akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR

sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut,di Laboratorium

pemeriksa yang mampu melakukan pemeriksaan RT PCR.

Apabila ODP yang terkonfirmasi menunjukkan gejala perburukan maka:

a. Jika gejala sedang, dilakukan isolasi di RS darurat

b. Jika gejala berat, dilakukan isolasi di RS rujukan

Kegiatan surveilans terhadap ODP dilakukan berkala untuk

mengevaluasi adanya perburukan gejala selama 14 hari. Petugas

kesehatan dapat melakukan pemantauan melalui telepon atau melalui

kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada formulir

pemantauan harian. Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan

suhu tubuh dan skrining gejala harian. Pemantauan dilakukan oleh

petugas kesehatan layanan primer dan berkoordinasi dengan dinas

kesehatan setempat. Orang dalam pemantauan yang sudah dinyatakan

sehat yang tidak memiliki gejala terkait COVID-19 (Chen, et al. 2020).

3. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

Kegiatan surveilans terhadap PDP dilakukan selama 14 hari sejak mulai

munculnya gejala. Terhadap PDP dilakukan pengambilan spesimen

pada hari ke-1 dan ke-2 untuk pemeriksaan RT PCR. Pengambilan

spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium setempat yang

berkompeten dan berpengalaman baik di fasyankes atau lokasi

pemantauan. Jika tidak tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR,


21

dilakukan pemeriksaan Rapid Test. Apabila hasil pemeriksaan Rapid

Test pertama menunjukkan hasil:

a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah sesuai kondisi: ringan

(isolasi diri di rumah), sedang (rujuk ke RS Darurat), berat (rujuk ke

RS Rujukan); pemeriksaan ulang pada 10 hari berikutnya. Jika hasil

pemeriksaan ulang positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan

RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturutturut, di

Laboratorium pemeriksa yang mampu melakukan pemeriksaan RT

PCR.

b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah adalah sesuai kondisi: ringan

(isolasi diri di rumah), sedang (rujuk ke RS Darurat), berat(rujuk ke

RS Rujukan); Pada kelompok ini juga akan dikonfirmasi dengan

pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut,

di Laboratorium pemeriksa yang mampu melakukan pemeriksaan

RT PCR.

Apabila PDP yang terkonfirmasi menunjukkan gejala perburukan maka:

a. Jika gejala ringan berubah menjadi sedang, dilakukan isolasi di RS

darurat

b. Jika gejala sedang berubah menjadi berat, dilakukan isolasi di RS

rujukan

Kegiatan surveilans terhadap PDP ringan dan PDP sedang dilakukan

berkala untuk mengevaluasi adanya perburukan gejala selama 14 hari.

Petugas kesehatan dapat melakukan pemantauan melalui telepon atau

melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada formulir

pemantauan harian. Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan


22

suhu tubuh dan skrining gejala harian. Pemantauan dilakukan oleh

petugas kesehatan layanan primer dan berkoordinasi dengan dinas

kesehatan setempat. Orang dalam pemantauan yang sudah dinyatakan

sehat yang tidak memiliki gejala terkait COVID-19 (Chen, et al. 2020).
BAB III

PROSES KEPERAWATAN

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan

untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan

keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara

kesehatan seoptimal mungkin. Keperawatan kesehatan komunitas merupakan

salah satu bidang yang sangat strategis dan berperan aktif dalam

meningkatkan status kesehatan masyarakat. (Wahyu, 2016). Komunitas

merupakan kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat yang saling

berinteraksi atau berkomunikasi antar satu sama lain.

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan

keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu dan secara

berkesinambungan untuk memecahkan masalah kesehatan pasien/klien,

keluarga, kelompok dan masyarakat. Kesehatan yang optimal dalam

keperawatan komunitas lebih menekankan pada upaya peningkatan

kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan

keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan

bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan

terhadap penyakit.

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuanmelalui intervensi

keperawatan sebagai dasar dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan

kesehatan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. (Erta, 2018). Langkah-

langkah proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian, menentukan

diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

23
24

A. Tahap Pengkajian

1. Pembuatan kuesioner

Kuesioner dibuat oleh seluruh mahasiswa profesi ners STIKes

Muhammadiyah Ciamis tahun 2020 yang dibagi menjadi 7 kelompok

dan masing-masing kelompok membuat 40 kuesioner. Setelah itu

dikumpulkan menjadi satu oleh team IT (terdiri dari 2 orang

perwakilan kelompok) dan dipilih mana yang pantas untuk dijadikan

kuesioner. Kuesioner terdiri dari 4 aspek, yaitu aspek pengetahuan,

sikap, perilaku dan psikososial yang berkaitan dengan COVID-19.

Masing-masing aspek terdiri dari 10 pertanyaan/pernyataan. Aspek

pengetahuan meliputi pengertian, pencegahan, tanda gejala, cara

mengindari dan cara penyebaran virus. Aspek sikap meliputi

bagaimana persepsi masyarakat terhadap program pemerintah,

konten COVID yang beredar di media social dan efek COVID

terhadap semua aspek kehidupan. Aspek prilaku meliputi apa yang

masyarakat lakukan selama wabah COVID. Aspek psikososial

meliputi bagaimana dampak terhadap psikis masyarakat dalam

berbagai aspek.

Kuesioner COVID-19
Pengetahuan
1) Apa yang dimaksud dengan corona virus desease (COVID-19)
a. Virus yang menyebabkan gangguan pencernaan
b. Virus yang menyerang system pernafasan
c. Virus yang menyebabkan gatal-gatal
d. Virus yang menyebabkan demam
2) Berikut adalah upaya pencegahan supaya kita tidak tertular oleh COVID-19, kecuali
a. Menjaga jarak lebih dari 1 meter dan memakai masker
b. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
c. Menerapkan etika batuk yang benar
25

d. Bepergian ke luar kota


3) Yang bukan merupakan pencegahan penyebaran COVID-19 seseorang sampai rumah
setelah bepergian dari tempat ramai adalah
a. Langsung mandi dan keramas pakai sabun dan sampo
b. Langsung masuk dan berkumpul dengan keluarga
c. Lepas pakaian dan rendam dengan air deterjen
d. Jangan sentuh apapun dan jangan bersandar
4) Salah satu cara untuk meningkatkan imunitas kecuali
a. Mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin c
b. Olahraga teratur dan istirahat yang cukup
c. Berjemur 10-15 menit dipagi hari
d. Tidur sepanjang hari
5) Apa pengertian social distancing
a. Menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter
b. Melakukan aktifitas dengan banyak orang
c. Menghindari orang yang sakit
d. Mengurung diri dikamar
6) Apa kegiatan umum yang dapat dilakukan selama penerapan social distancing
a. Bekerja, belajar, beribadah dan melakukan aktifitas lain dirumah
b. Melakukan pertemuan dengan banyak orang
c. Mengunjungi orang yang sakit
d. Menghadiri rapat dan seminar

7) Berikut adalah hal yang harus dilakukan seseorang yang memiliki riwayat bepergian ke zona
merah kecuali
a. Memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan daya tahan tubuh
c. Berkumpul dengan oranglain
d. Melakukan isolasi mandiri
8) Siapa saja yang beresiko tinggi terinfeksi COVID-19
a. Orang-orang yang memiliki riwayat penyakit sebelumnya (seperti hipertensi, jantung,
paru-paru, kanker dan diabetes)
b. Ibu hamil dan bayi
c. Remaja
26

d. Lansia
9) Bagaimana cara penularan COVID-19
a. Menyentuh benda atau permukaan yang sudah terpapar virus diatasnya
b. Kontak pribadi (menyentuh dan berjabat tangan)
c. Melalui drolet (batuk dan bersin)
d. Semua benar
10) Apa yang anda ketahui tanda dan gejalaumum COVID-19
a. Demam, batuk, pilek, gangguan pernafasan, sakit tenggorokan, letih dan lesu
b. Demam, batuk, nafsu makan menurun, dan mual muntah
c. Demam, batuk, diare dan nyeri persendian
d. Demam, batuk, diare dan mual muntah
Sikap
No Pernyataan SS S TS STS
1 Pemerintah daerah tidak perlu meberlakukan karantina wilayah
karena itu tidak efektif
2 Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk membatasi
interaksi dan bepergian ke tempat umum/keramaian orang
terlebih dahulu untuk mengurangi penyebaran/penularan
COVID-19
3 Meskipun pemerintah menghimbau warganya untuk tidak mudik
guna mencegah penyebaran COVID-19, namun masih banyak
warga yang memaksakan diri mudik ke kampung halaman
4 Seseorang yang pernah berkunjung ke wilayah dimana COVID-
19 menyebar baik yang merasa sakit ataupun sehat diharuskan
memeriksakan diri terlebih dahulu ke pelayanan
kesehatan/puskesmas dan isolasi mandiri selama 14 hari
5 Pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengunakan
masker kain ketika bepergian ke luar rumah dan hanya orang
yang sakit dan tenaga medis yang mengguanakn masker satu
kali pakai/masker medis
6 Pemerintah mengimbau warga Indonesia untuk tidak membeli
peralatan medis (APD) dan vitamin yang berlebihan agar stok
stabil
7 Dalam kondisi seperti ini penting sekali masyarakat untuk dapat
memilih berita dan meninjau sumber dari berita tersebut supaya
tidak menyebarkan berita hoax/palsu
8 Salah satu upaya pemerintah untuk memerangi COVID-19 yaitu
dengan diberlakukannya system daring (pembelajaran jarak
27

jauh) untuk kegiatan belajar mengajar maupun pekerjaan.


Adapun kegiatan keaagamaan dilakukan dengan cara
beribadah dirumah
9 Masyarakat dianjurkan untuk menyemprotkan desinfektan
secara berkala pada benda-benda yang sering disentuh
ditempat umum, disekitar rumah, dan perabot didalam rumha
(meja, kursi, gagang pintu dan lain-lain)
10 Jenazah yang meninggal karena COVID-19 dan sudah
dilakukan protokol kesehatan COVID-19 untuk jenazah dapat
mencemari lingkungan
Prilaku
No Pernyataan SL S K TP
1 Saya mencuci tangan dengan sabun/handsanitizer untuk
mencegah penyebaran COVID-19
2 Jika batuk/bersin saya menutup menggunakan telapak tangan
3 Saya tetap bekerja diluar walaupun pemerintah sudah
menganjurkan untuk tetap tinggal di rumah
4 Saya memakai masker dan membawa handsanitizer apabila
terpaksa harus keluar rumah
5 Saya tetap berkumpul dengan keluarga/tetangga karena tidak
ada kasus positif COVID-19 didaerah saya
6 Walaupun saya lebih banyak beraktifitas didalam rumah saya
tidak lupa berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh
agar badan tetap sehat
7 Saya menegkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan
kaya vitamin c cuntuk menjaga daya tahan tubuh
8 Saya melakukan penyemprotan desinfektan secara berkala di
aderah sejitar rumah, pada benda yang sering disentuh dan
pada permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, gagang pintu
dan lain-lain)
9 Saya segera mengganti baju dan mandi sesampainya dirumah
setelah bepergian
10 Saya berjemur dibawah sinar matahari antara pukul 10.00-
15.00 selama sekitar 10-15 menit untuk meningkatkan imunitas
tubuh

Psikologis
No Pernyataan SL S K TP
1 Saya takut tertular COVID-19 ketika berinteraksi dengan orang
lain apalagi orang itu sedang mengakami batuk/bersin
28

2 Saya resah akan orang yang nekat pulang dari zona merah
karena takut membawa virus dan menularkan ke semua
masyarakat termasuk saya
3 Karena adanya wabah COVID-19 dan pembatasan aktifitas
bekerja saya khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan
perekonomian keluarga
4 Saya merasa cemas dengan berita-berita yang beredar
dimedsos dan televisi mengenai COVID-19
5 Saya mulai merasa bosan dengan anjuran pemerintah untuk
tetap diam dirumah karena tidak bisa beraktifitas seperti biasa
6 Saya cemas apabila ada anggota keluarga/tetangga yang
bekerja sebagai petugas kesehatan dapat tertular COVID-19
7 Saya/anggota keluaraga saya merasa jenuh dengan kegiatan
belajar secara online karena belajar menjadi kurang efektif
8 Saya khawatir bila wabah ini belum berakhir bulan ramadhan
tahun ini tidak bisa melaksanakan shalat tarawih berjamaah di
masjid
9 Saya merasa sedih karena idul fitri tahun ini tidak dapat
berkumpul dengan keluarga besar seperti tahun-tahun
sebelumnya
10 Saya takut terinfeksi COVID-19 ketika ada jenazah positif
COVID-19 akan dimakamkan di wilayah saya

Gambar 3. 1 Pembuatan kuesioner di Google doc


29

Gambar 3.2 Pembuatan link di Bit.ly

2. Penyebaran kuesioner

Setelah kuesioner siap, kuesiener tersebut disebarkan oleh

mahasiswa untuk diisi oleh masyarakat. Mahasiswa dapat menyebar

kuesiner dengan secara langsung/face to face dan via link. Kuesiner dapat

diakses di https://bit.ly/CHD_COVID19_ProfesiNersMucis
30

Gambar 3.3 Proses penyebaran kuesioner

3. Hasil
a. Data Umum
Semua responden berjumlah 1.173 responden
1) Jenis Kelamin

41%

Perempuan
Laki-laki
59%

Jenis kelamin responden berjumlah laki-laki 481 orang dan


perempuan 692 orang.

2) Usia Penduduk
31

7% 1%
10% 3% 4%

Remaja awal

Remaja akhir

Dewasa awal

Dewasa akhir
16%
Lansia awal

Lansia akhir

60% Manula

Jenis usia responden ada 7 jenis diantaranya usia remaja awal


44 orang, remaja akhir 684 orang, dewasa awal 182 orang, dewasa
akhir 108 orang, lansia awal 76 orang, lansia akhir 34 orang dan
manula 6 orang.

3) Status pernikahan

2%

41%

Belum menikah
Menikah
57% Janda/duda

Statuus pernikahan responden kebanyakan belum menikah yaitu


692 orang, menikah 470 orang dan janda/duda 24 orang.
4) Pekerjaan

4%
5% 9% 6%
Buruh

Wiraswasta
1%
Petani35%

Pelajar
15% IRT

POLRI/TNI

Pedagang

PNS
23% Guru/dosen

2%

Kebanyakan responden bekerja sebagai wiraswasta 411


orang, pelajar 269 orang, IRT 178 orang, guru/dosen 105 orang,
32

buruh 68 orang, pedagang 61 orang, PNS 49 orang, petani 9


orang dan POLRI/TNI 9 orang.
5) Penghasilan

15% 25%

23% < 1 jt 1 - 2 jt 3-4 jt >4 jt

37%

Penghasilan rata-rata perbulan responden yang lebih dari


4.000.000 berjumlah 174 orang, yang berpenghasilan 3.000.000-
4.000.000 berjumlah 265 orang, yang berpenghasilan 1.000.000-
2.000.000 berjumlah 438 orang dan yang berpenghasilan
<1.000.000 berjumlah 296 orang.

6) Pendidikan
Belum sekolah SD SLTP SLTA D3/S1

0%8% 12%
40%

40%

Pendidikan terakhir responden yaitu lulusan SD ada 89 orang,


SLTP ada 141 orang, SLTA 475 orang dan lulusan D3/S1
sebanyak 466 orang.
7) Kebersamaan tinggal di rumah
33

10%

Keluarga Sendiri

90%

Kebanyakan responden tinggal dengan keluarganya (dengan


orang tua, anak, pasangan) yaitu sebanyak 1054 orang, dan yang
tinggal sendirian sebanyak 119 orang.
8) Masalah kesehatan selama 14 hari
14%

Tidak ada Ada

86%

Masalah kesehatan selama 14 hari yang dialami responden


yaitu sebanyak 1005 tidak mengalami masalah kesehatan dan 168
orang mengalami masalah kesehatan seperti flu, batuk, sakit kepala
dan demam.

9) Riwayat bepergian

17%

Tidak
Ya

83%

Sebanyak 195 orang memiliki riwayat bepergian ke luar kota


dan 978 tidak memiliki riwayat bepergian ke luar kota. Adapun
kota yang responden kunjungi diantaranya kota Jakarta, Bandung,
Bekasi, Yogyakarta, Depok, Cianjur, Cirebon, Sumedang,
Tanggerang, Purwokwerto dan Pangandaran.
34

10) Keluarga yang merantau

1%

Ya Tidak

99%

Keluarga responden yang merantau sebanyak 293 orang, dan


yang tidak merantau sebanyak 880 orang.

11) Kota perantauan

5% 2% 2% 0%

48% Jabodetabek
Jawabarat
Jawatengah
Kalimantan
Sumatera
43% Malaysia

Kota perantauan yang paling banyak yaitu Jabodetabek 123


orang, Jawabarat 109 orang, Jawatengah 13 orang, Kalimantan 6
orang, Sumatera 4 orang dan Malaysia 1 orang.

b. Kuesiner Pengetahuan
1) Apa yang dimaksud dengan corona virus desease (covid-19)

0% 1%
5%

Virus yang menyebabkan


gangguan pencernaan
Virus yang menyerang sistem
pernafasan
Virus yang menyebabkan gatal-
gatal
Virus yang menyebabkan demam
93%

Apa yang dimaksud dengan corona virus Jumlah


35

desease
Virus yang menyebabkan gangguan pencernaan 16
Virus yang menyerang sistem pernafasan 1096
Virus yang menyebabkan gatal-gatal 2
Virus yang menyebabkan demam 59

2) Berikut adalah upaya pencegahan supaya kita tidak tertular oleh


COVID-19, kecuali?
12% 6%

4%
Menjaga jarak lebih dari 1 meter dan memakai
masker

Cuci tangan menggunakan sabun dan air


mengalir

Menerapkan etika batuk yang benar

Bepergian ke luar kota


78%

Berikut adalah upaya pencegahan supaya kita


Jumlah
tidak tertular oleh COVID-19, kecuali?
Menjaga jarak lebih dari 1 meter dan memakai masker 149
Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir 68
Menerapkan etika batuk yang benar 48
Bepergian ke luar kota 908

3) Yang bukan merupakan pencegahan penyebaran COVID-19 sat


seseorang sampai ke rumah setelah bepergian dari tempat ramai
adalah?
5% 8%
4%

Langsung mandi dan keramas pakai


sabun dan sampo

Langsung masuk dan berkumpul


dengan keluarga

Lepas pakaian dan rendam dengan air


deterjen

Jangan sentuh apapun dan jangan


bersandar
83%

Yang bukan merupakan pencegahan penyebaran


COVID-19 sat seseorang sampai ke rumah setelah Jumlah
bepergian dari tempat ramai adalah?
36

Langsung mandi dan keramas pakai sabun dan sampo 98


Langsung masuk dan berkumpul dengan keluarga 977
Lepas pakaian dan rendam dengan air deterjen 53
Jangan sentuh apapun dan jangan bersandar 45

4) Salah satu cara untuk meningkatkan imunitas, kecuali?

4% Mengkonsumsi makanan yang bergizi


3% 2% dan vitamin c

Olahraga teratur dan istirahat yang


cukup

90% Berjemur 10-15 menit dipagi hari

Tidur sepanjang hari

Salah satu cara untuk meningkatkan imunitas, Jumlah


kecuali?
Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan vitamin c 51
Olahraga teratur dan istirahat yang cukup 38
Berjemur 10-15 menit dipagi hari 26
Tidur sepanjang hari 1058

5) Apa pengertian social distancing?

Menjaga jarak dengan orang lain


3% 2% 2% minimal 1 meter

Melakukan aktivitas dengan banyak


orang

92% Mengurung diri di kamar

Menghindari orang sakit

Apa pengertian social distancing? Jumlah


Menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter 1082
Melakukan aktivitas dengan banyak orang 38
Mengurung diri di kamar 29
Menghindari orang sakit 24
37

6) Apa kegiatan umum yang dapat dilakukan selama penerapan


social distancing?

1% 0% 1% Bekerja, belajar , beribadah dan


melakukan aktivitas lain di rumah

Melakukan pertemuan dengan banyak


orang

98% Mengunjungi orang yang sakit

Menghindari rapat dan seminar

Apa kegiatan umum yang dapat dilakukan selama Jumlah


penerapan social distancing?
Bekerja, belajar , beribadah dan melakukan aktivitas 1147
lain di rumah
Melakukan pertemuan dengan banyak orang 10
Mengunjungi orang yang sakit 2
Menghindari rapat dan seminar 14

7) Berikut adalah hal yang harus dilakukan seseprang yang memiliki


riwayat bepergian ke zona merah, kecuali?

Memeriksakan diri ke pelayanan


8% 8% 1% kesehatan

Meningkatkan daya tahan tubuh

Berkumpul dengan orang lain


83%

Melakukan isolasi mandiri

Berikut adalah hal yang harus dilakukan Jumlah


seseprang yang memiliki riwayat bepergian ke
zona merah, kecuali?
Memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan 91
Meningkatkan daya tahan tubuh 15
Berkumpul dengan orang lain 975
38

Melakukan isolasi mandiri 92

8) Siapa saja yang beresiko tinggi terinfeksi COVID-19?

32%

Orang yang memiliki riwayat


penyakit sebelumnya (seperti
hipertensi, jantung, paru-paru,
kanker dan diabetes)
Ibu hamil dan bayi
Remaja
1% 66% Lansia
1%

Siapa saja yang beresiko tinggi terinfeksi COVID- Jumlah


19?
Orang yang memiliki riwayat penyakit sebelumnya 770
(seperti hipertensi, jantung, paru-paru, kanker dan
diabetes)
Ibu hamil dan bayi 13
Remaja 17
Lansia 373
9) Bagaimana cara penularan COVID-19?

Menyentuh benda atau permukaan


4% yang sudah terpapar virus diatasnya
5% 5%

Kontak pribadi (menyentuh dan


berjabat tangan)

86% Melalui droplet (batuk dan bersin)

Semua benar

Bagaimana cara penularan COVID-19? Jumlah


Menyentuh benda atau permukaan yang sudah 61
terpapar virus diatasnya
Kontak pribadi (menyentuh dan berjabat tangan) 44
39

Melalui droplet (batuk dan bersin) 55


Semua benar 1013

10) Apa yang anda ketahui tentang tanda dan gejala umum infeksi
COVID-19?

Demam, batuk, pilek, gangguan


pernafasan, sakit tenggorokan, letih
1% 1% 1% dan lesu

Demam, batuk, nafsu makan menurun,


dan mual muntah

97% Demam, batuk, diare, dan nyeri


persendian

Demam, batuk, diare dan mual muntah

Apa yang anda ketahui tentang tanda dan gejala


Jumlah
umum infeksi COVID-19?
Demam, batuk, pilek, gangguan pernafasan, sakit 1132
tenggorokan, letih dan lesu
Demam, batuk, nafsu makan menurun, dan mual 13
muntah
Demam, batuk, diare, dan nyeri persendian 13
Demam, batuk, diare dan mual muntah 15

c. Kuesioner Sikap
1) Pemerintah daerah tidak perlu memberlakukan karantina wilayah
karena itu tidak efektif
19%
6% 18%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

57%

Pemerintah daerah tidak perlu memberlakukan


Jumlah
karantina wilayah karena itu tidak efektif
Sangat setuju 72
40

Setuju 210
Tidak setuju 664
Sangat tidak setuju 227

2) Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk membatasi interaksi


dan aktivitas ke tempat umum/keramaian orang terlebih dahulu
untuk mengurangi penyebaran/ penularan COVID-19
16%

1%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju


51%

Sangat tidak setuju

32%

Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk


membatasi interaksi dan aktivitas ke tempat
Jumlah
umum/keramaian orang terlebih dahulu untuk
mengurangi penyebaran/ penularan COVID-19
Sangat setuju 709
Setuju 445
Tidak setuju 12
Sangat tidak setuju 7

3) Meskipun pemerintah menghimbau warganya untuk tidak mudik


guna untuk mencegah penyebaran COVID-19, namun masih
banyak warga yang memaksakan diri mudik ke kampung halaman
19%
9%

28%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

44%

Meskipun pemerintah menghimbau warganya


untuk tidak mudik guna untuk mencegah
Jumlah
penyebaran COVID-19, namun masih banyak warga
yang memaksakan diri mudik ke kampung halaman
41

Sangat setuju 109


Setuju 342
Tidak setuju 525
Sangat tidak setuju 197

4) Seseorang yang pernah berkunjung ke wilayah dimana COVID-19


menyebar, baik yang merasa sakit atupun sehat diharuskan
memeriksakan diri terlebih dahulu ke pelayanan kesehatan/
Puskesmas dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari
1% 0%
33%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

66%

Seseorang yang pernah berkunjung ke wilayah


dimana COVID-19 menyebar, baik yang merasa
sakit atupun sehat diharuskan memeriksakan diri Jumlah
terlebih dahulu ke pelayanan kesehatan/Puskesmas
dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari
Sangat setuju 771
Setuju 382
Tidak setuju 15
Sangat tidak setuju 5

5) Pemerintah menghimbau masyarakat untuk mengguanakan


masker kain ketika bepergian keluar rumah dan hanya orang sakit
dan tenaga medis yang mengguankan masker satu kali
pakai/masker medis
42

0%
4%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju


42%
54%

Sangat tidak setuju

Pemerintah menghimbau masyarakat untuk


mengguanakan masker kain ketika bepergian
keluar rumah dan hanya orang sakit dan tenaga Jumlah
medis yang mengguankan masker satu kali
pakai/masker medis
Sangat setuju 628
Setuju 494
Tidak setuju 44
Sangat tidak setuju 7

6) Pemerintah menghimbau warga Indonesia untuk tidak membeli


peralatan medis (APD) dan vitamin berlebihan agar stok stabil
7% 0%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju


49%

44%
Sangat tidak setuju

Pemerintah menghimbau warga Indonesia untuk


tidak membeli peralatan medis (APD) dan vitamin Jumlah
berlebihan agar stok stabil
43

Sangat setuju 562


Setuju 503
Tidak setuju 85
Sangat tidak setuju 23

7) Dalam kondisi seperti ini penting sekali masyarakat untuk dapat


memilih berita dan meninjau kembali sumber berita tersebut
supaya tidak menyebarkan berita hoax/palsu
1% 0%

37%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju


62%

Dalam kondisi seperti ini penting sekali masyarakat


untuk dapat memilih berita dan meninjau kembali
Jumlah
sumber berita tersebut supaya tidak menyebarkan
berita hoax/palsu
Sangat setuju 733
Setuju 431
Tidak setuju 6
Sangat tidak setuju 3

8) Salah satu upaya pemerintah untuk memerangi COVID-19 yaitu


dengan diberlakukannya system daring (pembelajaran jarak jauh)
untuk kegiatan belajar mengajar maupun pekerjaan. Adapun
kegiatan keaagamaan dilakukan dengan cara beribadah dirumah
8% 0%

29%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju


63%

Salah satu upaya pemerintah untuk memerangi Jumlah


44

COVID-19 yaitu dengan diberlakukannya system


daring (pembelajaran jarak jauh) untuk kegiatan
belajar mengajar maupun pekerjaan. Adapun
kegiatan keaagamaan dilakukan dengan cara
beribadah dirumah
Sangat setuju 732
Setuju 333
Tidak setuju 98
Sangat tidak setuju 10

9) Masyarakat dianjurkan untuka menyemprotkan desinfektan secara


berkala pada benda-benda yang sering disentuh di tempat umum,
disekitar rumah dan perabot didalam rumah (meja, kursi, gagang
pintu, dan lain-lain)
2% 0%

41%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

57%
Sangat tidak setuju

Masyarakat dianjurkan untuka menyemprotkan


desinfektan secara berkala pada benda-benda yang
sering disentuh di tempat umum, disekitar rumah Jumlah
dan perabot didalam rumah (meja, kursi, gagang
pintu, dan lain-lain)
Sangat setuju 672
Setuju 477
Tidak setuju 19
Sangat tidak setuju 5

10) Jenazah yang meninggal karena COVID-19 dan sudah dilakukan


protokol kesehatan COVID-19 untuk jenazah dapat mencemari
lingkungan
45

16%
10%

25%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

49%

Masnyarakat dianjurkan untuka menyemprotkan


desinfektan secara berkala pada benda-benda yang
sering disentuh di tempat umum, disekitar rumah Jumlah
dan perabot didalam rumah (meja, kursi, gagang
pintu, dan lain-lain)
Sangat setuju 118
Setuju 295
Tidak setuju 575
Sangat tidak setuju 185

d. Kuesioner Perilaku
1) Saya mencuci tangan dengan sabun dan handsanitizer untuk
mencegah penyebaran virus COVID-19

11% 1%

Selalu Sering Kadang-kadang

29%

60%
Tidak pernah
46

Saya mencuci tangan dengan sabun dan


handsanitizer untuk mencegah penyebaran virus Jumlah
COVID-19
Selalu 703
Sering 335
Kadang-kadang 125
Tidak pernah 10

2) Jika batuk atau bersin saya menutup menggunakan telapak


tangan

11%

Selalu Sering Kadang-kadang


24%
49%

Tidak pernah

16%

Jika batuk atau bersin saya menutup menggunakan


Jumlah
telapak tangan
Selalu 575
Sering 183
Kadang-kadang 283
Tidak pernah 132

3) Saya tetap bekerja diluar walaupun pemerintah sudah


menganjurkan untuk tetap tinggal dirumah

19%
37%

Selalu Sering Kadang-kadang

12%

Tidak pernah

32%

Saya tetap bekerja diluar walaupun pemerintah Jumlah


47

sudah menganjurkan untuk tetap tinggal dirumah


Selalu 228
Sering 141
Kadang-kadang 372
Tidak pernah 432

4) Saya memakai masker dan membawa handsanitizer apabila


terpaksa harus keluar rumah

20% 6%

Selalu Sering Kadang-kadang

59%
Tidak pernah
16%

Saya memakai masker dan membawa handsanitizer


Jumlah
apabila terpaksa harus keluar rumah
Selalu 691
Sering 186
Kadang-kadang 231
Tidak pernah 65

5) Saya tetap berkumpul dengan keluarga atau tetangga karena


tidak ada kasus positif COVID-19 didaerah saya

23% 12%
14%

Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

52%

Saya tetap berkumpul dengan keluarga atau Jumlah


48

tetangga karena tidak ada kasus positif COVID-19


didaerah saya
Selalu 135
Sering 161
Kadang-kadang 611
Tidak pernah 266

6) Walaupun saya lebih banyak beraktivitas didalam rumah, saya


tidak lupa berolahraga utuk meningkatkan daya tahan tubuh agar
badan tetap sehat

4% 32%

Selalu Sering Kadang-kadang

40%

Tidak pernah

23%

Walaupun saya lebih banyak beraktivitas didalam


rumah, saya tidak lupa berolahraga utuk
Jumlah
meningkatkan daya tahan tubuh agar badan tetap
sehat
Selalu 380
Sering 271
Kadang-kadang 471
Tidak pernah 51

7) Saya mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan kaya


vitamin c untuk menjaga daya tahan tubuh

26% 1%

42%
Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

30%

Saya mengkonsumsi makanan dengan gizi Jumlah


49

seimbang dan kaya vitamin c untuk menjaga daya


tahan tubuh
Selalu 497
Sering 357
Kadang-kadang 306
Tidak pernah 13

8) Saya melakukan penyemprotan desinfektan secara berkala


disekitar rumah, dan pada benda yang sering disentuh dan pada
permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, gagang pintu dan
lain-lain)

11% 22%

Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak pernah
43%
24%

Saya melakukan penyemprotan desinfektan secara


berkala disekitar rumah, dan pada benda yang
Jumlah
sering disentuh dan pada permukaan rumah dan
perabot (meja, kursi, gagang pintu dan lain-lain)
Selalu 260
Sering 282
Kadang-kadang 504
Tidak pernah 127

9) Saya segera mengganti baju dan mandi sesampainya dirumah


setelah bepergian

19% 2%

Selalu Sering Kadang-kadang

56%
Tidak pernah
23%

Saya segera mengganti baju dan mandi


Jumlah
sesampainya dirumah setelah bepergian
50

Selalu 659
Sering 269
Kadang-kadang 225
Tidak pernah 20

10) Saya berjemur dibawah sinar matahari antara pukul 10.00-15.00


selama sekitar 10-15 menit untuk meningkatkan imunitas tubuh

25% 4%
36%

Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

35%

Saya berjemur dibawah sinar matahari antara pukul


10.00-15.00 selama sekitar 10-15 menit untuk Jumlah
meningkatkan imunitas tubuh
Selalu 417
Sering 410
Kadang-kadang 297
Tidak pernah 49

e. Kuesioner Psikologis
1) Saya takut tertular COVID-19 ketika beriteraksi dengan orang lain
apalagi orang itu sedang mengalami batuk/bersin

5%
28% 38%
Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

29%
51

Saya takut tertular COVID-19 ketika beriteraksi


dengan orang lain apalagi orang itu sedang Jumlah
mengalami batuk/bersin
Selalu 442
Sering 341
Kadang-kadang 326
Tidak pernah 64

2) Saya resah akan orang-orang yang nekat pulang dari zona merah,
karena takut membawa virus dan menularkan ke semua
masyarakat termasuk saya

21% 6%

Selalu
45% Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

29%

Saya resah akan orang-orang yang nekat pulang


dari zona merah, karena takut membawa virus dan Jumlah
menularkan ke semua masyarakat termasuk saya
Selalu 522
Sering 339
Kadang-kadang 246
Tidak pernah 66

3) Karena adanya wabah COVID-19 dan pembatasan aktivitas


bekerja, saya khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan
perekonomian keluarga

12%

39%
Selalu Sering Kadang-kadang
25%

Tidak pernah

25%

Karena adanya wabah COVID-19 dan pembatasan Jumlah


aktivitas bekerja, saya khawatir tidak bisa
52

mencukupi kebutuhan perekonomian keluarga


Selalu 456
Sering 292
Kadang-kadang 289
Tidak pernah 136

4) Saya merasa cemas dengan berita-berita yang beredar di medsos


dan televisi mengenai COVID-19

6%
34%
29%
Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

31%

Saya merasa cemas dengan berita-berita yang


Jumlah
beredar di medsos dan televisi mengenai COVID-19
Selalu 401
Sering 358
Kadang-kadang 345
Tidak pernah 69

5) Saya mulai merasa bosan dengan anjuran pemerintah untuk tetap


diam di rumah karena tidak bisa beraktifitas seperti biasa

19% 21%

Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak pernah
21%

39%

Saya mulai merasa bosan dengan anjuran


pemerintah untuk tetap diam di rumah karena tidak Jumlah
bisa beraktifitas seperti biasa
53

Selalu 250
Sering 242
Kadang-kadang 462
Tidak pernah 219

6) Saya cemas apabila ada anggota keluarga atau tetangga yang


bekerja sebagai petugas kesehatan dapat tertular COVID-19

17%
32%

Selalu Sering Kadang-kadang

27% Tidak pernah

24%

Saya cemas apabila ada anggota keluarga atau


tetangga yang bekerja sebagai petugas kesehatan Jumlah
dapat tertular COVID-19
Selalu 377
Sering 283
Kadang-kadang 317
Tidak pernah 196

7) Saya/anggota keluarga saya merasa jenuh dengan kegiatan


belajar secara online, karena belajar menjadi kurang efektif

16% 25%

Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak pernah
36%
23%

Saya/anggota keluarga saya merasa jenuh dengan


kegiatan belajar secara online, karena belajar Jumlah
menjadi kurang efektif
Selalu 299
54

Sering 269
Kadang-kadang 423
Tidak pernah 182

8) Saya khawatir bila wabah ini belum berakhir, bulan ramadhan ini
tidak bisa melakukan sholat tarawih berjamaah di masjid

11% 4%

Selalu Sering Kadang-kadang

21%

Tidak pernah
65%

Saya khawatir bila wabah ini belum berakhir, bulan


ramadhan ini tidak bisa melakukan sholat tarawih Jumlah
berjamaah di masjid
Selalu 759
Sering 243
Kadang-kadang 125
Tidak pernah 46

9) Saya merasa sedih karena idul fitri tahun ini tidak bisa berkumpul
dengan keluarga beser seperti tahun-tahun sebelumnya

12%
4%

Selalu Sering Kadang-kadang

21%

Tidak pernah
63%

Saya merasa sedih karena idul fitri tahun ini tidak


bisa berkumpul dengan keluarga beser seperti Jumlah
tahun-tahun sebelumnya
Selalu 753
Sering 249
55

Kadang-kadang 137
Tidak pernah 52

10) Saya takut terinfeksi COVID-19 ketika ada jenazah positif COVID-
19 akan dimakamkan di daerah saya

17%

Selalu Sering Kadang-kadang


46% 12%

Tidak pernah

25%

Saya takut terinfeksi COVID-19 ketika ada jenazah


Jumlah
positif COVID-19 akan dimakamkan di daerah saya
Selalu 202
Sering 142
Kadang-kadang 290
Tidak pernah 539

B. Diagnosa
1. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 - 49% masyarakat Kurangnya Prilaku
ketika batuk/bersin kesadaran Kesehatan
masih menggunakan masyarakat cenderung
telapak tangan tentang hidup beresiko
- 52% masyarakat sehat
kadang kadang
masih berkumpul
dengan
keluarga/tetangga
- 40% masyarakat
kadang-kadang
56

dalam melakukan
olahraga untuk
meningkatkan
imunitas tubuh
- 43% masyarakat
kadang-kadang
dalam melakukan
penyemprotan
desinfektan dirumah
2 - 38% masyarakat Ancaman Kecemasan
selalu takut saat kesehatan
berinteraksi dengan
orang yang
mengalami
batuk/bersin
- 44% masyarakat
resah dengan
banyaknya orang
pulang kampung
karena takut tertular
3 - 78% masyarakat Kurangnya Ketidakefektifan
mengetahui upaya pengetahuan managemen
pencegahan supaya tentang kesehatan
tidak tertular covid 19 program
- 49% masyarakat terapeutik
ketika batuk/bersin
masih menggunakan
telapak tangan
- 90% masyarakat
mengetahui cara
untuk meningkatkan
imunitas tubuh
- 40% masyarakat
kadang-kadang
dalam melakukan
olahraga untuk
meningkatkan
imunitas tubuh
4 - 63% merasa sedih Hambatan Distress spiritual
karena idul fitri tahun dalam
ini tidak bisa melakukan
berkumpul dengan aktifitas
krluarga besar seperti keagamaan
tahun sebelumnya
- 65% khawatir bila
wabah ini belum
berakhir, bulan
ramadhan tahun ini
tidak bisa
melaksanakan shalat
57

tarawih berjamaah di
masjid
5 - 77% mengetahui Kesiapan
pencegahan supaya masyarakat
tidak tertular COVID- dalam
19 meningkatkan
- 60% masyarakat managemen
selalu mencuci kesehatan
tangan dengan sabun
/handsanitizer untuk
mencegah COVID-19
- 61% masyarakat
memakai masker dan
handsanitizer apabila
terpaksa harus keluar
rumah
- 49% masyarakat
selalu melakukan
etika batuk dengan
menutup mulutnya
dengan
menggunakan
telapak tangan

2. Skoring Prioritas Masalah

Kemamp
uan Percep
Motivasi Konsek
Kesadar perawat atan
masyara Keterse uensi
an untuk penyele
Masalah kat diaan jika Jum PRIO
masyara mempen saian
Kesehata dalam keahlian masala lah RITA
kat akan garuhi masala
n menyele yang h tidak Nilai S
adanya dalam h yang
saikan relevan terseles
masalah penyeles dapat
masalah aikan
aian dicapai
masalah
58

Kriteria: Kriteria: Kriteria: Kriteria: Kriteria: Kriteria:


Tinggi Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi Tinggi Tinggi
(3) Sedang Sedang (3) (3) (3)
Sedang (2) (2) Sedang Sedang Sedang
(2) Rendah Rendah (2) (2) (2)
Rendah (1) (1) Rendah Rendah Rendah
(1) (1) (1) (1)
Bobot 5 Bobot 10 Bobot 5 Bobot 7 Bobot 8 Bobot 8
1. Prilaku
kesehat 2x7= 14
3x5= 15 2x10= 20 3x5= 15 3x8= 24 3x8= 24
an
112 1
cenderu (Sedang
(Tinggi) (Sedang) (Tinggi) (Tinggi) (Tinggi)
ng )
beresiko
2. Kecema 2x7=14 2x8= 16
3x5= 15 2x10=20 2x5= 10 3x8= 24
san (Sedang (Sedang 99 4
(Tinggi) (Sedang) (Sedang) (Tinggi)
) )
3. Ketidak
efektifan
manage
men
kesehat
an b.d 2x7= 14
3x5= 15 2x10= 20 2x5= 10 3x8= 24 3x8= 24
kurangn
107 2
ya (Sedang
(Tinggi) (Sedang) (Sedang) (Tinggi) (Tinggi)
pengeta )
huan
tentang
program
terapeut
ik
4. Distress 1x7=7 1x8=8
3x5=15 2x10=20 1x5=5 3x8=24
spiritual (Rendah (Rendah 79 5
(Tinggi) (Sedang) (Rendah) (Tinggi)
) )
5. Kesiapa
n
masyara
kat
dalam 1x7=7 2x8=16
3x5=15 3x10=30 2x5=10 3x8=24
meningk (Rendah (Sedang 102 3
(Tinggi) (Tinggi( (Sedang) (Tinggi)
atkan ) )
manaje
men
kesehat
an

3. Diagnosa Keperawatan
59

a. Prilaku Kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurangnya

kesadaran masyarakat tentang hidup sehat yang ditandai:

- 49% masyarakat ketika batuk/bersin masih menggunakan telapak

tangan

- 52% masyarakat kadang kadang masih berkumpul dengan

keluarga/tetangga

- 40% masyarakat kadang-kadang dalam melakukan olahraga untuk

meningkatkan imunitas tubuh

- 43% masyarakat kadang-kadang dalam melakukan penyemprotan

desinfektan dirumah

b. Ketidakefektifan managemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang program terapeutik yang ditandai:

- 78% masyarakat mengetahui upaya pencegahan supaya tidak

tertular covid 19

- 49% masyarakat ketika batuk/bersin masih menggunakan telapak

tangan

- 90% masyarakat mengetahui cara untuk meningkatkan imunitas

tubuh

- 40% masyarakat kadang-kadang dalam melakukan olahraga untuk

meningkatkan imunitas tubuh

c. Kesiapan masyarakat dalam meningkatkan manajemen kesehatan

ditandai dengan:

- 77% mengetahui pencegahan supaya tidak tertular COVID-19

- 60% masyarakat selalu mencuci tangan dengan sabun

/handsanitizer untuk mencegah COVID-19

- 61% masyarakat memakai masker dan handsanitizer apabila

terpaksa harus keluar rumah


60

- 49% masyarakat selalu melakukan etika batuk dengan menutup

mulutnya dengan menggunakan telapak tangan

d. Kecemasan berhubungan dengan ancaman kesehatan yang ditandai:

- 38% masyarakat selalu takut saat berinteraksi dengan orang yang

mengalami batuk/bersin

- 44% masyarakat resah dengan banyaknya orang pulang kampung

karena takut tertular

e. Distress spiritual berhubungan dengan hambatan dalam melakukan

aktifitas keagamaan yang ditandai:

- 63% merasa sedih karena idul fitri tahun ini tidak bisa berkumpul

dengan krluarga besar seperti tahun sebelumnya

- 65% khawatir bila wabah ini belum berakhir, bulan ramadhan tahun

ini tidak bisa melaksanakan shalat tarawih berjamaah di mesjid


61

Gambar 3.4 Diskusi diagnosa

C. Intervensi Keperawatan
62

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Prilaku Setelah dilakukan Spanduk tentang
Kesehatan tindakan keperawatan perilaku dalam
cenderung maka prilaku kesehatan mencegah penularan
beresiko masyarakat meningkat COVID-19
berhubungan dengan kriteria hasil :
dengan - pengetahuan
kurangnya masyarakat meningkat
pengetahuan - masyarakat mampu
masyarakat menerapkanprilaku
tentang hidup pencegahan penularan
sehat
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Video edukasi tentang
managemen tindakan keperawatan etika batuk, cara cuci
kesehatan maka manajemen tangan dan
berhubungan masyarakat menjadi meningkatkan imunitas
dengan efektif dengan kriteria
kurangnya hasil :
pengetahuan
tentang program Masyarakat mampu
terapeutik
3 Kesiapan Setelah dilakukan Video edukasi tentang
masyarakat tindakan keperawatan pengetahuan COVID-
dalam kesiapan masyarakat 19, tanda gejala,
meningkatkan penyebaran COVID-
manajemen 19, tips dan trik selama
kesehatan dirumahaja
4 Kecemasan Setelah dilakukan Video edukasi tentang
berhubungan tindakan kepearawatan bagaimana cara
dengan cemas teratasi dengan mengatasi cemas
ancaman kriteria hasil: dimasa pandemi
kesehatan COVID-19
5 Distress spiritual Setelah dilakukan Video edukasi tentang
berhubungan tindakan keperawatan memaksimalkan
dengan distress spiritual beribadah di masa
hambatan teratasi dengan kriteria pandemi COVID-19
dalam hasil:
melakukan
aktifitas
keaagamaan
63

Gambar 3.5 Diskusi intervensi dan media


64

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan secara online yaitu mengupload video

edukasi ke situs youtube pada tanggal 24 April 2020 dan memasang

spanduk di Rancawiru Desa Petir Hilir Kecamatan Baregbeg Kabupaten

Ciamis

Gambar 3.6 Publikasi video edukasi di situs youtube


65

Gambar 3.7 Publikasi spanduk


66

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilihat dari jumalh kunjungan video edukasi di situs

youtube. Per tanggal 29 april 2020, video telah ditonton sebanyak 1.584

kali dan disukai oleh 385 penonton. Video edukasi juga mendapat

tanggapan positif dari masyarakat. Terdapat 87 komentar.

Gambar 3.8 Tanggapan video edukasi di situs youtube


67

Gambar 3.8 Tanggapan video edukasi di situs youtube


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Covid-19

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan

sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan

indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2014).

Berdasarkan hasil survey yang diperoleh dari 10 kuesioner tentang

pengetahuan terkait Covid-19 didapatkan bahwa banyak masyarakat yang

sudah paham dengan Covid-19. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan dan

pekerjaan masyarakat dimana pendidikan yang paling tinggi lulusan SLTA

sebanyak 475 orang (40,5%) dan pekerjaan yang paling banyak wiraswasta

sebanyak 411 orang (35%). Hal ini sesuai dengan teori (Pitra, 2017) yang

menyebutkan bahwa yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor

internal (pendidikan, pekerjaan, usia) dan faktor eksternal (lingkungan sosial

budaya).

Tingkat pendidikan dan pekerjaan seseorang akan berpengaruh

dalam memeberikan respon terhadap sesuatu yang akan datang dari luar.

Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula mereka

mendapatkan informasi dan pada akhirnya makin banyak pengetahuan yang

diperoleh. Orang yang berpendidikan tinggi dan pekerjaan yang bagus akan

memberikan respon yang rasional terhadapa informasi yang didapat, serta

68
69

dapat berpikir lebih jauh apa saja yang akan diperoleh dari gagasan

tersebut.

Selain itu juga pekerjaan berhubungan erat dengan interaksi sosial,

dimana untuk memperoleh wawasan pengetahuan yang baik dibutuhkan

interaksi sosial yang baik pula. Tetapi karena sekarang tidak boleh

berinteraksi secara langsung. Interaksi sosialnya dapat dilakukan secara

online untuk bisa memperoleh informasi yang lebih akurat.

B. Gambaran Sikap Masyarakat tentang Covid-19

Survey ini dilakukan dengan menjawab kuesioner yang terdiri dari 10

soal diamana jawabannya menggunakan skal likert. Berdasarkan hasil

survey yang didapatkan mengenai sikap masyarakat terhadap pandemi

Covid-19 dibilang cukup baik sikapnya. Karena dilihat dari jawaban

kuesioner yang diberikan masih banyak masyarakat yang memahami

tentang pandemi Covid 19, karena dalam menjawab pertanyaan banyak

masyarakat yang menjawab “sangat setuju”.

Sikap merupakan bentuk respon dari suatu stimulus, dimana sikap

manusia akan menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam suatu

kegiatan dimana diperlukan adanya niat yang dapat membentuk perilaku

seseorang dalam situasi atau kondisi dilingkungan sekitarnya (Utami, 2014).

Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

pembentukan sikap diantara meliputi pengalama pribadi, kebudayaan, orang

yang dianggap penting, dan media masa, yang dapat mengakibatkan respon

yang tidak sama pada setiap,orang. Faktor tersebut dapat memeberikan

stimulus yang sama akan tetapi belum tentu memunculkan sikap yang sama

sehingga perilaku yang ditampilakn juga bisa tidak sama, sehingga sikap

tidak selalu berpengaruh terhadap perilaku yang ditampilkan, karena sikap

memiliki komponen yang kompleks menyangkut kepribadian personal,


70

lingkungan, sosial ekonomi, ras, jenis kelamin, pendidikan dan keturunan

(Azwar, 2011).

Untuk media masa sendiri ada salah satu pertanyaan yaitu “dalam

kondisi seperti ini penting sekali masyarakat untuk dapat memilih berita dan

meninjau kembali sumber berita tersebut supaya tidak menyebarkan berita

hoax/palsu”, banyak masyarakat yang sangat setuju sebanyak 733 orang

(62%) dengan pernyatan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat

dapat besikap dengan baik meskipun ada hal-hal yang negatif berdatangan.

C. Gambaran Prilaku Masyarakat tentang Covid-19

Berdasarkan hasil survey yang didapatkan bahwa masih banyak

perilaku masyarakat yang belum sesuai dengan pedoman pencegahan

Covid-19. Pada survey perilaku terdapat 10 penyataan dimana jawabannya

menggunakan skala likert.

Salah satu pernyataan yaitu “jika batuk atau bersin saya menutup

menggunakan telapak tangan” banyak sekali masyarakat yang menjawab

“selalu” sebanyak 575 orang (49%), seharusnya perilaku tersebut tidak boleh

dilakukan karena ketika batuk mengeluarkan droplet apabila menggunakan

telapak tangan maka akan menempel pada tangan, dan dapat meyebabkan

penularan.

Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme (orang) namun dalam memberikan respon

sangat tergantung pada karakteristik ataupun faktor-faktor lain dari orang

yang bersangkutan (Azwar, 2016).

Masih banyak juga masyarakat yang belum sadar untuk menjaga

kesehatannya dengan berolahraga, sebagian masyarakat masih kadang-

kadang dalam melakukan olahraga sebanyak 471 orang (40%). Hal ini

membuktikan bahwa masyarakat masih belum bisa untuk menjaga


71

kesehatannya dengan baik. Salahsatu upaya dalam berprilaku sehat

masyarakat harus berolahraga dengan teratur, dimana dengan berolahraga

dapat meningkatkan imunitas tubuh dan mencegah terjangkitnya Covid-19.

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor (Notoatmodjo,

2014), diantaranya: faktor predisposisi yaitu faktor yang mempermudah

terjadinya perilaku seseorang, faktor pemungkin yaitu faktor yang

memungkinkan atau memfasilitasi individu untuk berperilaku, dan faktor

penguat yaitu faktor yang mendorong atau mendukung terjadinya perilaku

terwujud dalam adanya dukungan sosial, sikap, dan perilaku dari orang lain

yang dapat memotivasi masyarakat.

Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang berprilaku dengan baik

dan mengikuti aturan yang diberlakukan oleh pemerintah dimana pada saat

kita akan keluar rumah harus menggunakan masker dan masyarakat sudah

paham dengan hal itu meskipun masih ada masyarakat yang belum taat

dengan peraturan yaitu dengan pulang kampung padahal mereka berasal

dari zona merah yang beresiko menularkan Covid-19. Diharapkan

masyarakat dapat sadar akan halnya menjaga kesehatan dengan baik, yaitu

dengan olahraga yang teratur, menjaga pola makan, berjemur dibawah sinar

matahari, dan selalu melakukan penyemprotan disinfektan pada area-area

yang selalu dipegang oleh orang lain.

D. Gambaran Psikososial Masyarakat tentang Covid-19

Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang

mencakup aspek psikis dan sosial. Psikososial menunjukan hubungan yang

dinamis antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan

mempengaruhi satu sama lainnya. Kata psiko sendiri mengacu pada aspek

psikologis dari individu (pikiran, perasaan, dan perilaku) sedangkan sosial


72

mengacu pada hubungan eksternal individu dengan orang-orang

disekitarnya (Chaplin,2011).

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dengan menggunakan 10

kuesioner terkait psikososial tentang covid-19 didapatkan bahwa masyarakat

cemas dan khawatir dengan adanya virus Covid-19 ini. Adanya kecemasan

tersebut menimbulkan beberapa masalah yang terjadi di masyarakat.

Banyak masyarakat yang berlomba-lomba untuk membeli masker dan obat-

obatan yang menimbulkan pasokannya menjadi sedikit dan harganya

menjadi mahal.

Banyak masyarakat yang takut akan tertular karena banyak sekali

masyarakat yang dari zona merah berdatangan pulang kampung. Adanya

wabah ini juga menimbulkan berbagai masalah dari berbagai bidang

diantaranya ekonomi, dimana banyak masyarakat yang kehilangan

pekerjaannya karena harus melakukan physical dictancing. Serta tidak dapat

beraktivitas diluar rumah seperti biasanya.

Kecemasan masyarakat juga disebabkan oleh banyaknya berita

hoax/ tidak benar yang terdapat pada media sosial yang menambah

kecemasan masyarakat. Sehingga hal tersebut dapat memungkinkan

terganggunya psikis masyarakat, yang dapat menimbulkan terjadinya stress.

Salah satu cara yang dapat mengurangi kecemasan yaitu dengan

spiritual yang dapat meningkatkan perasaan rileks dan mengalihkan dari

rasa takut dan cemas. Untuk sekarang masyarakat dianjurkan oleh

pemerintah untuk beribadah dirumah selain dapat mengurangi penularan

Covid-19 beribadah dirumah juga menjadi lebih khusyuk.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 berada pada kategori baik.

2. Sikap masyarakat dalam menanggapi kebijakan-kebijakan yang berlaku

dalam memerangi virus COVID-19 berada pada kategori baik.

3. Perilaku masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19 berada

pada kategori cukup.

4. Psikososial masyarakat ditengah pandemi COVID-19 berada pada

kategori cukup.

B. Saran

1. Bagi masyarakat 

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tatalaksana pencegahan

covid-19. Tentunya kita sebagai masyarakat diharapkan memiliki

kesadaran untuk mengikuti dan mendukung kebijakan pemerintah

sehingga program tersebut dapat mencapai keberhasilan.

2. Bagi institusi

Metode daring yang dilakukan pihak kampus khususnya Prodi S1

Keperawatan dan Ners demi melanjutkan kegiatan belajar mengajar

tetap berjalan ditengah pandemi Covid-19 sesuai arahan dari

kementrian Pendidikan RI. Pihak kampus telah memfasilitasi

mahasiswanya dengan semaksimal mungkin proses belajar mengajar

dengan metode baru ini (daring). Namun, dalam pelaksanaannya

metode daring setase Komunitas ini dirasa masih belum begitu efektif

73
74

dan konsep daring yang belum terkonsep secara matang. Alangkah

baiknya konsep daring ini di siapkan sematang mungkin dengan

mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat terjadi dalam

metode daring ini. Namun hal tersebut dapat dimaklumi, berhubung

dengan pertama kalinya diberlakukan metode daring diberlakukakn di

kampus STIKes Muhammdiyah Ciamis secara menyeluruh. 

3. Bagi pemerintah

Pemerintah diharapkan dapat menemukan solusi kebijakan terbaik

dalam pencegahan penularan Covid-19 yang sesuai dengan kultur

masyarakat Indonesia dan diharapkan pemerintah dapat

mensosialisasikan kebijakan dan informasi dengan detail kepada

masyarakat agar semua kalangan masyarakat dapat mengetahui

kebijakan-kebijakan yang diberlakukan serta melakukan kontrol dalam

melaksanakan kebijakan tersebut


DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya
(Edisi 2). Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologis. Diterjemahkan: Kartini Kartono.


Jakarta: PT RadjaGrafindo Persada.

Imam, Erta. (2018). Peningkatan Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas


Di Rumah Sakit.

Kemenkes RI, 2020, Pedoman Pencegahan Pengendalian Coronavirus Disease


(Covid-19), Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
(P2P), Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Pitra, I. A. (2017). Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Lansia


Terhadap Kesehatan Di Desa Bonto Bangun Kecamatan Rilau Ale
Kabupaten Bulukumba Skripsi. Universitas Hasanudin.

Utami, Hana D.N. 2014. Mempengaruhi Sikap Dan Perilaku.


Vina Fadhrotul Mukaromah, 2020, WHO Gunakan Istilaah Phsycal Distancing, Ini
Bedanya Dengan Social Distancing,
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/01/061500965/who-gunakan-
istilah-physical-distancing-ini-bedanya-dengan-social. [diakses pada 19
April 2020].
Widagdo, Wahyu. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan

World health organization, 2020, Pertanyaan dan jawaban terkait coronavirus.


https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public.
[diakses pada 19 April 2020].
Lampiran

(SAP)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“DENGAN REBAHAN, MAHASISWA PROFESI NERS STIKES MUCIS


DAPAT MELAWAN COVID-19, KOK BISA?”

DISUSUN OLEH:

Annisa Kurnia Nurcholiza Muhammad Tegar Adi G


Cucu Rokayah Ningrum Septiani
Elis Shopatilah Nita Hayati
Esti Saraswati Nuryani
Hari Ahmad Hermawan Tata Kuswaya
Muhammad Ade Aria

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
TAHUN AJARAN 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : COVID-19
2. Sub topik
a) Pengertian
b) Tanda gejala
c) Penyebaran COVID-19
d) Cara meningkatkan imunitas
e) Desinfeksi lingkungan dan diri
3. Sasaran : Masyarakat Indonesia
4. Hari/ Tanggal : Jumat, 24 April 2020
5. Durasi video : 04.22 menit
6. Waktu : 24 – 29 April 2020
7. Tempat : Situs Youtube
8. Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners Kelompok 1
9. Tujuan :
a) Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 04.22 menit, masyarakat mampu
mengetahui tentang COVID-19 dan cara meningkatkan imunitas tubuh
b) Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat mampu menjelaskan :
1) Pengertian
2) Tanda gejala
3) Penyebaran COVID-19
4) Cara meningkatkan imunitas
5) Desinfeksi lingkungan dan diri

10. Materi
(Terlampir)
11. Metode : Video animasi
12. Media : Video
13. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan
Penyuluhan Sasaran
Kegiatan Waktu
1. Kegiatan 04.22 a. Mengkaji ulang a. Menonton video
Inti menit pengetahuan sasaran animasi yang telah
tentang materi di publikasikan
penyuluhan b. Menyukai video
b. Menjelaskan materi yang telah ditonton
penyuluhan kepada c. Menyampaikan
sasaran dengan komentar di kolom
menggunakan video komentar youtube
animasi
c. Memberikan
kesempatan kepada
sasaran untuk
menanyakan hal-hal
yang belum
dimengerti dari
materi yang telah
disampaikan melalui
komentar

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN


“COVID-19”
1. PENGERTIAN
Corona Virus (COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus corona (SARS CoV-2) yang menyerang system kekebalan tubuh
sehingga masuk ke dalam sisstem pernafasan yang dapat menyebabkan
radang di paru-paru
2. TANDA GEJALA
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus
COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian

3. PENYEBARAN COVID-19
COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan
dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit COVID-19
batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini kemudian jatuh ke
benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang
menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung
atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19
4. PENCEGAHAN COVID-19
a. Pencegahan untuk semua orang

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke

manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang

yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak

erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-

19. Tindakan Menurut Kemenkes RI, 2020 pencegahan dan mitigasi

merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarakat.

Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat

meliputi:
1) Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika

tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika

tangan terlihat kotor

2) Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;

3) Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan

mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah

tisu ke tempat sampah;

4) Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan

melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker;

5) Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami

gejala gangguan pernapasan.

6) Perlindungan jika sedang berada di atau pernah berkunjung ke

(dalam waktu 14 hari terakhir) wilayah di mana COVID-19

menyebar

7) Ikuti panduan di atas (Perlindungan untuk semua orang)

b. Lakukan isolasi diri dengan cara tetap tinggal di rumah jika Anda

mulai merasa kurang sehat, bahkan jika gejalanya ringan seperti

sakit kepala, demam berskala rendah (37.3 C atau lebih) dan pilek

ringan, sampai Ana sembuh. Jika orang lain harus membawakan

Anda persediaan atau jika Anda harus keluar, misal untuk membeli

makanan, kenakanlah masker agar tidak menginfeksi oranglain.

Mengapa? Jika Anda tidak melakukan kontak fisik dengan orang

lain dan tidak mengunjungi fasilitas medis, diri Anda dan orang lain
akanterlindung dari virus COVID-19 dan lainnya dan fasilitas

kesehatan akan dapat beroperasi lebih efektif.

c. Jika Anda demam, batuk dan kesulitan bernapas, segera minta

nasihat dokter karena kondisi ini bisa jadi dikarenakan infeksi

saluran pernapasan atau kondisi serius lainnya. Jika Anda sudah

memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan

dapat lebih cepat mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang

tepat. Hal ini juga membantu mencegah kemungkinan penyebaran

COVID-19 dan virus-virus lainnya.

Lampiran
DAFTAR HADIR

Anda mungkin juga menyukai