Anda di halaman 1dari 13

SKENARIO BEDSIDE TEACHING

A. PRE CONFERENCE
1. Mahasiswa sudah siap di Ruang Diskusi
2. Preceptor memasuki ruangan :
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Membaca teori dengan cara review capaian target terkait pemeriksaan TTV
mahasiswa dan cara melakukan pemeriksaan TTV secara teoritis pada
mahasiswa
c. Mengingatkan mahasiswa :
 Demonstrasi pemeriksaan klinik
 Komunikasi
 Tingkah laku profesi
 Aturan-aturan pemberian kode/tanda ketika ada hal yang kurang tepat
dilakukan oleh mahaisswa.
 Pembelajaran tugas. Pembagian tugas mahasiswa, siapa yg melakukan
dan siapa yg observasi
d. Persiapan pasien :
Preseceptor yang melakukan untuk memastikan pasien dan lingkungan siap
meliputi :
 Keadaan Umum Baik
 Tujuan pembelajaran
 Lingkungan : Nyaman, privacy

B. PELAKSANAAN (Berada di Ruangan Pasien)


a. Batasi masalah medis
b. Preceptor memperkenalkan mahasiswa
c. Jelaskan waktu kunjungan dan tujuan kegiatan pada pasien
d. Berikan informed consent , undang partisipasi mahasiswa melakukan informed
consent untuk pemeriksaan TTV
e. Mahasiswa mengatur posisi pasien dan mempersiapkan alat
f. Anamnesa pasien dilakukan oleh mahasiswa
g. Pemeriksaan fisik (tindakan) oleh mahasiswa
h. Diskusi dengan pasien sebelum meninggalkan ruangan mempersilahkan pasien
untuk bertanya jika ada hal-hal yang ingin diketahui (Pendkes)
i. Pamitan oleh Preceptor

C. POST CONFERENCE
a. Refleksi diri
b. Feed Forward
c. Kesimpulan Bedside Teaching
d. Penutup
NASKAH DIALOG BEDSIDE TEACHING
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

A. PRE CONFERENCE
Mahasiswa sudah siap di Ruang Diskusi dengan memegang buku catatan
masing-masing . Preceptor memasuki ruangan.
Bu Meti : “ Selamat pagi saudara-saudara”!
Mahasiswa : “Pagi buu……………….”
Bu Meti : “ Bagaimana kabarnya hari ini?
Mahasiswa : “Baik buuu…..:
Bu Meti : Kalian sudah sarapan pagi belum?
Mahasiwa : Sudah buu..
Bu Meti : Apakah kalian sudah siap mengikuti pembelajaran praktik hari
ini?
Mahasiswa : “InsyaAllah siap buu…”
Bu Meti : “Baiklah pada praktik kali ini kompetensi apa saja yang menjadi
target kalian?
Rika : “Sesuai dengan target pada semester 2 maka target saya pada
praktik kali adalah pemeriksaan tanda – tanda vital bu!
Fitri : “ kalau saya pemeriksaan fisik bu…
Irma : “saya tentang pemasangan infuse”
Bu Meti : “Kalau Dewi dan Yulia ?”
Dewi : “Target saya tentang Cara menyuntik bu”
Yulia : “Saya sama dengan Irma bu, tentang pemasangan infuse
Bu Meti : “Baiklah,.Tadi ibu sudah berdiskusi dengan CI terkait rencana
pembelajaran kita hari ini dan ibu mendapatkan informasi
bahwa di Ruang Nifas sudah ada Ny. Rina yang 2 jam lalu
baru saja melahirkan anak keduanya secara normal. Kalian
akan melakukan observasi tanda-tanda vital kepada pasien.
Pada hari ini kita akan melakukan praktek pemeriksaan tanda-
tanda vital meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi
dan suhu tubuh kepada pasien secara langsung. Selain itu juga
kalian dapat berkomunikasi dengan pasien secara langsung dan
bersikap professional sebagai calon Bidan”
“ Ibu harapkan setelah melakukan pembelajaran ini, kalian dapat
mencapai salah satu kompetensi dari mata kuliah Keterampilan
Dasar Kebidanan (KDK) dengan mandiri. Dimana
pemeriksaan TTV ini sangat penting karena sebagai dasar
pengkajian data objektif untuk menilai fungsi fisiologis organ
vital tubuh.”
“Baiklah kalau begitu, ibu ingin mereview materi
pembelajaran yang sudah kalian dapatkan. Faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi tekanan darah?
Irma : (mengangkat tangan)
Bu Meti : Ya,Irma!
Irma : “Curah jantung, tahanan pembuluh darah tepi, volume darah
total, viskositas darah, dan kelenturan dinding arteri.
Bu Meti : “Iya betul, itu adalah faktor yang dapat mempengaruhi
tekanan darah. Kalau Faktor-faktor yang berpengaruh pada
interpretasi hasil apa saja?
Dewi : (mengangkat tangan)
Bu Meti : “Ya,Dewi!”
Dewi : “Faktor Lingkungan seperti suasana bising, kurangnya privasi.
Faktor Peralatan seperti tipe manometer dan stetoskop, ukuran
cuff (manset). Faktor Pasien : penggunaan obat, status
emosional, irama jantung, kebiasaan pola hidup seperti
merokok, peminum kopi, frekuensi olahraga dan obesitas.”
Bu Meti : “Ya, bagus jawaban Dewi. Ada lagi pendapat lain?”
Fitri : (mengangkat tangan)
Bu Meti : “Ya.. Fitri!”
Fitri : “Menurut saya, Tehnik pemeriksaan juga berpengaruh pada
interpretasi hasil bu diantaranya: penempatan cuff/manset,
posisi lengan, kecepatan pengembangan dan pengempisan
manset, pakaian terlalu tebal, kesalahan membaca
sfigmomanometer. “
Bu Meti : “Ok bagus jawabannya, sekarang Bagaimana cara teknik
memeriksa tekanan darah yang benar, ada yang tahu?”
Yulia : (mengangkat tangan)
Bu Meti : “Ya, Yulia…!”
Yulia : Tensimeter diletakkan sejajar dengan jantung baik dalam
posisi tidur maupun duduk, kemudian singsingkan lengan baju
pasien. Pastikan manset tidak ada sisa udara didalamnya.
Pasang manset di lengan atas kemudian pastikan angka
tensimeter berada di angka 0. Lalu pompakan sampai batas
maksimum pompa kemudian dengarkan detak jantung
pertama untuk Sistolik dan detak jantung kedua untuk
Diastolik.
Bu Meti : Ya betul. Sekarang ibu mau Tanya berapa batasan Normal
untuk pemeriksaan Nadi, Respirasi dan Suhu Tubuh?
Rika : (mengangkat tangan)
Bu Meti : Ya… Rika!
Rika : “Untuk batas normal pada orang dewasa : Denyut Nadi 60-
100x/menit, Respirasi 14-20x/menit, Suhu Tubuh 36,5°C-
37,5°C.
Bu Meti : “Baik, ibu rasa kalian sudah paham tentang cara melakukan
pemeriksaan TTV. Sebelum kita ke pasien, apakah ada yang
ingin ditanyakan?”
Mahasiswa : “Tidak bu…”
Bu Meti : “Jika tidak ada yang ditanyakan, sekarang ibu ingin jelaskan
Aturan apa saja selama pelaksanaan praktikum.”
“Dalam pelaksanaan praktik berlangsung, jika terdapat
kesalahan teknik pemeriksaan yang menyimpang maka ibu
akan memberikan tanda “seperti mencolek tangan”, itu artinya
kalian harus segera memperbaiki teknik yang lebih benar”.
Ketika berbicara dengan pasien hindari bahasa medis,
gunakan bahasa yang dimengerti pasien. Bagaimana sudah
paham sampai disini?”
Mahasiswa : “Sudah buu…”
Bu Meti : “ Untuk melakukan pemeriksaan TTV hari ini, mungkin salah 1
dari kalian yang akan mewakili terlebih dahulu untuk
mempraktekkannya dan yang lainnya mengamati proses
pembelajaran praktikum ini hingga selesai. Karena pada hari
ini target Rika tentang pemeriksaan TTV jadi Ibu minta Rika
terlebih dahulu untuk mencoba. Teman-teman yang lain dapat
mengamati dan menilai tindakan-tindakan apa yang kurang
tepat yang sedang Rika lakukan. Bagaimana Rika siap?”
Rika : “Siap bu…..”
Bu Meti : “Baik, jika Rika sudah siap, langsung saja persiapkan alat-alat
pemeriksaan, sambil menunggu Rika untuk persiapan alat ibu
akan bertemu dulu dengan pasien Ny.Rina”.
Rika : “Baik Bu….”
Bu Meti : “Yang lainnya menunggu di luar Ruangan kamar Ny. Rina.
Ibu akan beri instruksi setelah ibu selesai berkomunikasi
dengan Ny.Rina”.
Mahasiswa : “Baik Bu…”

PRECEPTOR MENEMUI NY. RINA UNTUK PERSIAPAN PASIEN

Bu Meti : “Selamat pagi bu Rina!”


Ny.Rina : “Pagi bu….
Bu Meti : “Perkenalkan bu, saya Bidan Meti dan juga sebagai dosen
Kebidanan. (Sambil berjabat tangan)
Ny.Rina : “Iya bu… saya Rina”
Bu Meti : “Bagaimana bu keadaannya? Ada keluhan?”
Ny.Rina : Sejauh ini baik-baik saja bu.
Bu Meti : “Selamat ya bu atas kelahiran bayinya” bayinya perempuan
atau laki-laki?
Ny Rina : “Perempuan bu… sudah dapat sepasang…”
Bu Meti : “Oh.. Alhamdulillah ya bu! “
“Begini Bu Rina, maaf mengganggu, pada hari ini ada
beberapa Bidan Muda yang akan datang kesini dan salah 1
Bidan Muda akan melakukan pemeriksaan tekanan darah
nadi, pernafasan dan suhu tubuh sedangkan beberapa bidan
muda lainnya hanya ikut memperhatikan saja, tidak ikut
melakukan pemeriksaan, Saya sebagai pembimbing
mengawasi proses pelaksanaannya jadi ibu tidak perlu
khawatir. Bagaimana bu Rina apakah ibu bersedia? “
Ny.Rina : “Iya bu, saya bersedia. “
Bu Meti : “Jika ibu bersedia, nanti salah satu bidan muda akan
memberikan lembar pernyataan persetujuan tertulis untuk ibu
Rina untuk tanda tangani.”
Ny.Rina : “Baik Bu“
Bu Meti : “Baiklah bu, saya permisi keluar sebentar ya untuk memanggil
calon bidannya. Terimakasih“
Ny.Rina : “Iya bu... sama-sama. “

PRECEPTOR MEMASTIKAN KEADAAN RUANGAN NYAMAN UNTUK


PEMBELAJARAN
Bu Meti : (Menarik Gordyn/Sampiran dan Menutup Pintu)

B. PELAKSANAAN
Dosen dan ke 5 mahasiswa memasuki Ruangan Ny. Rina
TOK…… TOK…… TOK…………….. ! ( Mengetuk Pintu)

Bu Meti : “ Permisi Bu Rina, saya perkenalkan mereka semua ini adalah


bidan muda bimbingan saya”

Kelima mahasiswa berjabat tangan dengan Ny. Rina sambil menyebutkan


nama masing-masing.
Bu Meti : “Nah… ini adalah Ibu Rika yang akan melakukan
pemeriksaan pada Ibu Rina. Ya… Silahkan Bu Rika! “
(Mempersilahkan Rika untuk melakukan anamnesa dan
pemeriksaan TTV)
Rika : “Ibu Rina, bagaimana keadaannya bu?. saya Rika akan
melakukan pemeriksaan meliputi pemeriksaan tekanan
darah dengan cara memasang alat pompa tekanan darah di
lengan atas ibu, pemeriksaan nadi dengan cara memegang
pergelangan tangan ibu dan menghitung denyut nadi ibu,
pemeriksaan pernapasan dengan menghitung selama 1
menit dan pemeriksaan suhu tubuh dengan memasang
thermometer di bawah ketiak ibu. Bagaimana bu apakah
ibu bersedia?
Ny. Rina : “Ya, saya bersedia”
Rika : “Baik bu, jika ibu bersedia,ini ada lembar persetujuan
tindakan yang ibu tanda tangani. Silahkan boleh ibu baca
dulu.”

NY. RINA BERSEDIA DAN MENYETUJUI TINDAKAN PEMERIKSAAN


DAN MENANDATANGANI LEMBAR INFORMED CONSENT

Rika : (Mengatur posisi tidur).Maaf ya bu sebelum saya melakukan


pemeriksaan bolehkah saya mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan kesehatan Ibu?
Ny. Rina : “Ya bu boleh… “
Rika : (Menganamnesa pasien : Nama Lengkap, Usia, Riwayat
penyakit, Riwayat kehamilan/persalinan yang lalu dan
sekarang, Keluhan yang dialami)
Baik, terimakasih bu atas informasinya. Sekarang saya
mulai melakukan pemeriksaan ya Bu..
MAHASISWA MENCUCI TANGAN TERLEBIH DAHULU KEMUDIAN
MAHASISWA MELAKUKAN PEMERIKSAAN TTV (TEKANAN DARAH,
NADI, PERNAPASAN DAN SUHU TUBUH)

DALAM PELAKSANAAN TERDAPAT KESALAHAN/KEKURANGAN :


1. PEMASANGAN MANSET TERLALU KETAT
Pada saat kesalahan terjadi sikap preceptor mencolek tangan mahasiswa
2. PEMERIKSAAN SUHU TUBUH : TERMOMETER TIDAK DIBERSIHKAN
DAHULU DENGAN KERTAS / TISSUE DAN SESUDAH PEMERIKSAAN
SUHU TUBUH TERMOMETER TIDAK MENCUCI TERMOMETER
DENGAN AIR SABUN, DESINFEKTAN, TIDAK MEMBILAS DENGAN AIR
BERSIH DAN TIDAK DI KERINGKAN.
Pada Saat kesalahan terjadi, sikap preceptor mencolek tangan mahasiswa

Rika : Bu Rina, setelah saya melakukan pemeriksaan pada ibu ,


hasil pemeriksaan tekanan darah ibu 100/60 agak sedikit
rendah ya bu… mungkin ibu terlalu lelah dalam proses
persalinan tadi, tetapi hal ini masih dalam batas normal.
Hasil Pemeriksaan nadi ibu 80x/menit dan Suhu tubuh 37°C.
Semua pemeriksaan yang saya lakukan juga menunjukkan
hasil dalam batas normal ya bu…
Bu Rina : “Iya bu,, memang saya agak lelah pada waktu proses
persalinan tadi”
Rika : Apakah ibu sudah makan atau minum setelah melahirkan?
Bu Rina : Belum bu.
Rika : “Rasa lelah pada proses persalinan bisa terjadi karena tenaga
yang dikeluarkan pada saat mengejan. Namun saat ini ibu
bisa memperbaiki kondisi ibu dengan meningkatkan asupan
nutrisi seperti memakan makanan yang mengandung
karbohidrat seperti nasi, roti, kentang/cemilan crackers yang
mengandung gandum dan minum minuman seperti teh manis
untuk menambah stamina. Mengkonsumsi sayuran dan susu
serta zat gizi seimbang lainnya untuk menyusui.
Mengkonsumsi tinggi protein seperti ikan dan telur juga
mempercepat penyembuhan luka jahitan ibu. “
Bu Rina : “ iya bu nanti akan saya coba lakukan”
Rika : “Baik bu, ada lagi yang mau ibu tanyakan bu?
Bu Rina : Tidak bu, sudah jelas. Terimakasih atas penjelasannya.

PRECEPTOR DENGAN PASIEN SEBELUM MENINGGALKAN RUANGAN

Bu Meti : “Bagaimana bu Rina perasaannya di periksa oleh Bu Rika?


Ny.Rina : Senang bu jadi saya bisa tahu kondisi saya
Bu Meti : “Alhamdulillah, kalau begitu kami pamit dulu. Terimakasih
bu Rina atas partisipasi dan kerjasamanya! Semoga ibu lekas
pulih dan bayi ibu sehat selalu..
Ny.Rina : “Ya sama2 bu Bidan….”

SETELAH MELAKUKAN PEMERIKSAAN TTV, MAHASISWA DAN DOSEN


KELUAR SETELAH BERPAMITAN KEPADA PASIEN.

POST CONFERENCE
DI RUANG DISKUSI
5 Mahasiswa dan Preceptor sudah berkumpul di Ruang Diskusi untuk
mendiskusikan pencapaian tujuan belajar. Mahasiswa  mendapatkan umpan
balik, mendiskusikan hal-hal yang belum dipahami, memperkuat pengetahuan
klinis dan clinical reasoning, serta merumuskan tujuan belajar untuk bed side
teaching atau aktivitas pembelajaran lain selanjutnya. Dalam menjaga
kenyamanan pasien pada tahap ini dilakukan di tempat lain tanpa keberadaan
pasien (Ruang Diskusi).

Bu Meti : Tadi kita sudah melakukan praktikum pemeriksaan TTV kepada


pasien, sekarang kita merefleksikan diri dulu ya…..” ,
Bagaimana Rika ada kendala/tindakan yang kurang dalam
melakukan pemeriksaan TTV barusan?”
Rika : Ya, ada bu, tadi kurang tepat memasang manset dan lupa
membersihkan thermometer sebelum dan sesudah pemeriksaan
Bu Meti : “Baiklah tadi selama Rika melakukan pemeriksaan TTV, apakah
ada yang ingin menanggapi ?
Fitri : (mengangkat tangan)
Bu Meti : “Ya… Fitri! “
Fitri : “ Pada saat melakukan pemeriksaan tekanan darah, pemasangan
manset tensimeter terlalu ketat bu. Hal ini dapat
mempengaruhi hasil interpretasi pemeriksaan karena pada
saat pemompaan tensimeter tidak bisa mencapai batas
tekanan manset yang seharusnya mencapai 30 mmHg setelah
pulsasi arteri radialis menghilang. “
Bu Meti : “Lalu bagaimana cara pemasangan yang tepat? “
Irma : (mengangkat tangan)
Bu Meti : “ Ya, Irma! “
Irma : “Manset dipasang pada lengan atas , dengan batas bawah  manset
2 - 3 cm dari lipat siku dan perhatikan posisi pipa manset yang
akan menekan tepat di atas denyutan arteri di lipat siku ( arteri
brakialis) sehingga letak stetoskop tepat di atas arteri
brakialis dan dapat teraba pulsasi arteri pada pergelangan
tangan (arteri radialis). “
Bu Meti : “ OK, betul ya apa yang dikatakan Fitri dan Irma, jadi pemasangan
manset tensimeter tidak boleh terlalu ketat karena akan
mempengaruhi hasil interpretasi pemeriksaan. Dan
pemasangannya 2-3 cm dari lipat siku sehingga ada ruang
untuk stetoskop untuk ditempatkan di atas arteri brakialis. “
Bagaimana sudah paham semuanya? “
Mahasiswa : “Sudah buuu…”
Bu Meti : “Ada lagi yang ingin menambahkan? “
Dewi : “Saya Bu!”
Bu Meti : “ Ya Dewi silahkan! “
Dewi : “ Dari hasil pengamatan saya, pemeriksaan suhu tubuh yang
dilakukan sudah tepat namun masih ada yang kurang dalam
tindakan pasca pemeriksaan suhu tubuh seperti sebelum
pemeriksaan termometer tidak dibersihkan dahulu dengan
kertas / tissue dan sesudah pemeriksaan tidak mencuci
termometer dengan air sabun, desinfektan, tidak membilas
dengan air bersih dan tidak di keringkan.“
Bu Meti : “ Ya benar ya apa yang dikatakan dewi bahwa sebaiknya sebelum
dan sesudah pemeriksaan suhu tubuh baik itu diaksila, oral,
rectal thermometer harus terlebih dahulu dibersihkan dengan
tissue lalu cuci dengan air sabun – desinfektan- bilas dengan
air bersih – kemudian keringkan kembali. Bagaimana sudah
paham semuanya? Apakah ada pertanyaan ? “
Yulia : “ Saya Bu ! “ (mengangkat tangan)
Bu Meti : “Ya, yulia! “
Yulia : “Untuk pemeriksaan suhu tubuh apakah kita harus
menggunakan thermometer yang sama / berbeda bu? Pada
aksila, oral dan rectal? “
Bu Meti : “Ada yang bisa jawab pertanyaan Yulia?”
Rika : “Penggunaan thermometer pada aksila, oral dan rectal
berbeda. Tidak boleh dicampur dengan pemeriksaan suhu
tubuh pada bagian tubuh lainnya misalnya tidak boleh
mengukur suhu tubuh pada aksila/oral dengan thermometer
yang sama pada pengukuran suhu tubuh pada rectal. Jadi
ketiga thermometer tersebut harus disediakan secara
terpisah. “
Yulia “ Lalu situasi kapankah kita dapat menentukan pemeriksaan
suhu pada aksila, oral dan rektal? “
Bu Meti : “Ada yang mau jawab pertanyaan Yulia?”
Fitri : (mengangkat tangan) .
Bu Meti : Ya, Fitri!
Fitri : “Penggunaannya dalam pemeriksaannya harus disesuaikan
dengan kondisi pasien bu, misalnya pada pasien dengan
bedah oral, nyeri pada mulut tidak bisa kita memasang
thermometer pada mulut. Lalu pada kasus ibu pasca
melahirkan tidak bisa kita memasang thermometer pada
rectal karena ibu postpartum terdapat luka jahitan perineum.

Bu Meti : “Ya benar sekali. Baiklah ada lagi pertanyaan/ hal-hal yang
kurang jelas pada pemeriksaan TTV??? “
Mahasiswa : “tidak ada bu….”
Bu Meti : “Baiklah jika tidak ada yang bertanya lagi, kita simpulkan
bahwa pemeriksaan TTV pada pasien sangat penting karena
sebagai dasar pengkajian data objektif untuk menilai fungsi
fisiologis organ vital tubuh dan mengobservasi pemantauan
pemeriksaan kesehatan pasien untuk tindakan lebih lanjut.
Teknik Pemeriksaan TTV yang benar dan tepat pada pasien
juga mempengaruhi hasil interpretasi pemeriksaan. Baik itu
cara pemasangannya, tempat/bagian tubuh yang akan
dilakukan pemeriksaan, serta ketelitian dalam membaca
hasil pengukuran/pemeriksaan. Tak lupa juga,,,, Etika,
komuniksi dan Sikap Profesional kita terhadap pasien juga
sangat penting dalam memberikan asuhan pelayanan
kebidanan. Ibu cukup puas dengan pembelajaran hari ini,
kalian sudah memahami lebih dalam mengenai pemeriksaan
TTV. Pesan ibu terus membaca teori yang sudah didapat
terkait pemeriksaan apapun yang akan dilakukan dan terus
berlatih, Untuk selanjutnya Kalian bisa berlatih melakukan
pemeriksaan TTV antar teman dan saling menilai, dan
memberi masukan seperti yang kita lakukan pada hari ini.
Mungkin cukup sekian pembelajaran praktikum hari ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb“
Mahasiswa : “Terimakasih bu…… Wa’alaikumusalam Wr.Wb.”

Anda mungkin juga menyukai