Anda di halaman 1dari 36

STATUS HARIAN GERIATRI

Panti Wredha Salam Sejahtera Bogor

IDENTITAS PASIEN
Nama : Sudiman Mat Ali
Tempat / Tanggal Lahir : Belitung, 27 Juli 1949
Umur : 69 tahun
Status Perkawinan : Duda (Cerai)
Anak : 2 orang
Pendidikan Terakhir : SD kelas V (tidak lulus)
Pekerjaan Terakhir : Pedagang kelontong
Alamat : Jl. Sasagantung no.132, Bandung
Jenis Kelamin : Laki - laki
Suku Bangsa : Tionghoa
Agama : Kristen
Tanggal Masuk : 16 Juli 2008
Alasan Masuk : Diminta oleh kakak kandung
Biaya : Ditanggung keponakan

ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis kepada pasien dan alloanamnesis kepada perawat panti.
Tanggal Pemeriksaan : 28 Juli 2018 pukul 08.00 WIB
Keluhan Utama : Kelemahan sisi kiri tubuh
Keluhan Tambahan : Berat badan naik

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien mengeluh mengalami kelemahan anggota gerak sebelah kiri sejak didiagnosis
stroke sekitar 12 tahun yang lalu. Kelemahan dirasakan terutama pada lengan dan
tungkai sebelah kiri. Kelemahan dirasakan semakin membaik seiring waktu sehingga
pasien memutuskan untuk tidak melanjutkan obat yang diberikan oleh dokter saat

1 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri


Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
pasien didiagnosis stroke. Kelemahan saat ini hanya dirasakan saat pasien melakukan
aktivitas seperti berjalan sehingga pasien lebih menggunakan kaki kanan. Selain itu
pasien juga merasakan kaku dan nyeri apabila tangan kirinya terlalu banyak digerakkan.
Nyeri yang dirasakan seperti tertarik dan tidak menjalar dan hilang dengan istirahat.
Pasien juga mengeluh berbicara menjadi pelan dan lebih susah setelah terkena stroke.
Awal mula muncul stroke saat pasien selesai mengkonsumsi pempek di restoran.
Pasien berjalan keluar restoran dan mengendarai motor, mendadak pasien merasa
kepalanya nyeri dan kehilangan keseimbangan pada tubuh sebelah kiri seperti mau
pingsan dan hampir terjatuh. Lalu pasien segera menepi dan meminta pertolongan
satpam untuk ditelponkan anaknya dan dipanggilkan becak untuk segera dibawa ke
rumah sakit. Mual dan muntah disangkal, didapatkan sulit berbicara, tidak terjadi kejang
dan gangguan penglihatan. Sesampainya di rumah sakit pasien kemudian diperiksa oleh
dokter spesialis saraf dan mendapat pengobatan dari dokter saraf. Pasien tidak ingat
obat apa saja yang diberikan di rumah sakit. Lalu pasien dirawat inap selama 10 hari
setelah itu pasien merasa membaik dan diperbolehkan untuk pulang. Riwayat merokok,
penyakit jantung, dan kolesterol disangkal. Beberapa saat setelah terkena stroke, pasien
mengaku susah menggerakkan tangan dan kakinya. Pasien juga mengaku hampir tidak
bisa berbicara. Tapi sekarang pasien merasa lengan dan kakinya lebih mudah untuk
digerakkan karena pasien rutin menjalani terapi dan aktif berolah raga. Pasien mengaku
pernah pergi ke sinshe untuk dilakukan akupuntur dan ditusuk jarum sebanyak 32 buah
di kepalanya. Riwayat trauma kepala disangkal.
Selain kelemahan pada tubuh sebelah kiri pasien mengeluhkan bahwa beberapa
bulan ini berat badannya terus naik saat ditimbang di pagi hari. Pasien merasa khawatir
dengan peningkatan berat badan tersebut. Pola makan dikatakan tidak berubah, makan
3x sehari dengan porsi yang sudah disediakan oleh panti. Makanan tambahan snack sore
dari panti dan terkadang biskuit yang diberikan oleh keponakannya. Tidak ada suplemen
penambah nafsu makan yang dikonsumsi. Keluhan sesak, sulit berjalan, sulit bergerak
akibat peningkatan berat badan disangkal.
Pasien menderita hipertensi sejak 12 tahun lalu dengan tekanan darah 150/90
mmHg bersamaan dengan stroke. Sejak saat itu pasien rutin mengonsumsi obat darah
tinggi yang diberikan oleh rumah sakit tempat pasien periksa stroke, yaitu amlodipine
10 mg sekali sehari saat malam hari. Saat ini pasien rutin mendapatkan pengobatan

2 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri


Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
darah tinggi dari panti dengan obat yang sama. Tekanan darah setelah mendapat obat,
yaitu 120/80 mmHg yang rutin diukur saat pagi hari. Tidak terdapat keluhan lain seperti
nyeri kepala.
Pasien mengaku 2 tahun belakangan ini penglihatannya semakin buram seperti
berkabut dan sulit melihat jauh dengan jelas meskipun sudah menggunakan kaca mata.
Pasien mengatakan lebih nyaman melihat saat di dalam ruangan daripada di luar
ruangan. Keluhan lain seperti mata merah, belekan, mata gatal, nyeri, berair, dan
berpasir disangkal pasien. Pasien mengatakan dia sudah menggunakan kacamata sejak
usia 16 tahun karena sulit untuk melihat jauh. Sekarang pasien menggunakan kaca mata
dengan koreksi sp-2.00, add+2.00 untuk mata kanan dan kiri pasien. Pasien tidak
mengeluh pusing saat melihat menggunakan kacamatanya.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Riwayat hernia inguinalis sinistra dan sudah dioperasi tahun 2017.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus tipe 2 pada kakak kandung.

Riwayat pengobatan :
Amlodipine tablet 10 mg 0-0-1 p.c.

Riwayat Makanan:
Pasien makan 3x sehari dengan porsi cukup (1 porsi dewasa yang disediakan oleh panti)
dan 2x selingan pagi & sore sesuai dengan menu yang diberikan dari panti. Menu
makan biasanya terdiri dari nasi atau mie, sayur, daging (ikan, ayam, atau babi), dan
buah (jeruk, pisang, semangka, jambu, melon). Pasien selalu menghabiskan makanan
utama dan buah yang diberikan. Pasien juga mengatakan sering mendapatkan camilan
seperti biskuit atau kerupuk dari acara-acara sosial di Panti dan terkadang
mengonsumsinya di sela-sela jam makan meskipun tidak rutin dilakukan. Nafsu makan
pasien baik, tidak ada penurunan nafsu makan dalam tiga bulan terakhir. Pasien makan
semua makanan yang disediakan panti dan tidak memilih-milih makanan. Pasien minum

3 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri


Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
air putih 3-4 gelas bervolume ± 400 cc per hari. Saat pagi hari pasien selalu menyeduh
kopi bubuk dengan gula. Pasien jarang minum minuman lain selain air putih dan kopi.

Riwayat Kebiasaan:
Pasien biasa bangun pada pukul 04.00 WIB pagi hari untuk mandi dan menyeduh kopi,
lalu nonton tv atau jalan pagi di sekitar panti. Pasien sarapan pukul 07.00 bersama
dengan penghuni panti lain di ruang makan, dilanjutkan dengan berjemur, dan mulai
bermain kartu di halaman belakang panti pukul 09.00. Pukul 11.00 pasien akan kembali
ke kamar untuk beristirahat. Pukul 11.45 pasien mulai berjalan perlahan dari kamar ke
ruang makan untuk makan siang bersama pukul 12.00. Siang hingga sore hari
dihabiskan pasien untuk berbincang dengan teman, jalan sore, karaoke, atau ke kamar
untuk nonton tv. Pukul 18.00 pasien akan berkumpul ke ruang makan untuk makan
malam. Pasien tidur malam pukul 21.00. Pasien merasa waktu tidur malam cukup
namun setiap 3 jam pasien bangun untuk BAK dan langsung bisa tidur lagi. Pasien
merasakan tidurnya sudah cukup dan tidak mengantuk atau lemas pada pagi/siang hari.
Pasien mandi 2x sehari dengan air hangat.
Setiap hari Senin, Rabu, Jumat, dan Sabtu pasien mengikuti senam bersama
dengan posisi duduk. Selain senam pasien juga mengikuti kegiatan panti yang lain
seperti menggambar dan mewarnai setiap selasa, namun kegiatan ini sudah tidak
dlakukan lagi karena peminatnya hanya sedikit.

Riwayat BAK:
Pasien mengatakan BAK ± 8 – 10 kali sehari dengan BAK pada malam sekitar 2-3 kali.
BAK kuning jernih dan tidak terdapat darah. Keluhan seperti nyeri saat berkemih,
pancaran lemah, dan rasa tidak tuntas saat berkemih disangkal pasien. Pasien dapat
menahan BAK dengan baik.

Riwayat BAB:
BAB pasien lancar dan teratur ± 1-2 hari sekali pada pukul 6 atau 8 pagi dengan
konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, tidak ada darah ataupun lendir, dan tidak
nyeri.

4 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri


Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
Riwayat Imunisasi:
Pasien hanya mengingat pernah disuntik di lengan saat SD dan menimbulkan bengkak
dan rasa nyeri pada tempat suntikan.

Riwayat Kehidupan Pribadi:


1. Riwayat masa anak-anak:
Pasien tinggal di Belitung sejak bayi hingga usia 32 tahun. Pasien memiliki
hubungan yang baik dengan ketiga saudaranya. Bersama kakak dan adiknya, pasien
sering membantu orang tua bekerja dan bermain bersama. Pasien bersekolah di
sekolah mandarin di Belitung hingga kelas 5 SD dan tidak melanjutkan pendidikan
karena pasien merasa tidak bisa mengikuti pelajaran dan nilainya selalu jelek.
Selama di Belitung pasien memiliki banyak teman.
2. Riwayat masa remaja:
Pasien menghabiskan masa remajanya di Belitung dengan bermain bersama teman-
temannya. kemudian pasien pindah ke Jakarta selama 1 -2 tahun. Lalu pasien
pindah di Bandung dan menetap cukup lama. Pasien suka bermain judi dengan
teman-temannya dan beberapa kali pernah dikejar-kejar polisi karena ketahuan tapi
tidak pernah tertangkap.
3. Riwayat masa dewasa:
a. Riwayat pendidikan:
Pasien menjalani pendidikan formal sekolah dasar di sekolah mandarin di
Belitung hingga kelas 5 SD, kemudian tidak melanjutkan pendidikan karena
pasien merasa tidak bisa mengikuti pelajaran dan nilainya selalu jelek. Dengan
keputusan ini pasien menyesal karena sekarang pasien menjadi tidak lancar
membaca.
b. Riwayat pekerjaan:
Pasien mulai bekerja saat usia kurang lebih 20 tahun di Belitung. Pasien
bekerja sebagai buruh pabrik tenun bagian packing. Pasien bekerja selama
kurang lebih 12 tahun. Kemudian pasien keluar dari pabrik tenun karena
merasa gajinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Setelah
keluar dari pabrik tenun, pasien bekerja di konveksi selama 5 tahun untuk

5 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri


Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
mengumpulkan modal berjualan. Setelah punya cukup modal pasien berdagang
kelontong di Bandung dengan istrinya.
c. Riwayat perkawinan:
Pasien menikah dengan wanita pilihannya yang dikenalkan oleh kakaknya.
Istrinya berprofesi sebagai tukang jahit. Pasien menikah pada usia 33 tahun dan
dikaruniai 2 orang anak laki – laki. Setelah menjalani pernikahan selama 30
tahun, istri pasien meninggalkan pasien saat pasien mengalami stroke. Menurut
kakaknya, istri pasien berselingkuh sehingga pasien memutuskan untuk
berpisah. Saat itu pasien merasa sedih ditinggalkan oleh istri dan anaknya
sehingga saudara pasien menyarankan pasien untuk tinggal di panti.
d. Riwayat keluarga:
Pasien merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara. Pasien memiliki seorang
kakak laki – laki yang sudah meninggal, seorang kakak perempuan, dan
seorang adik perempuan. Hubungan pasien dengan kakak perempuannya saat
ini kurang baik. Pasien merasa kakak perempuannya tidak pernah memberikan
uang jajan yang seharusnya dikirimkan untuk pasien oleh keponakannya.
Hubungan dengan adik perempuannya cukup baik hanya saja adik
perempuannya jarang datang berkunjung. Biasanya adik perempuan pasien
mengirimkan supirnya tiap dua bulan sekali untuk memberikan makanan dan
membayar uang kamar di panti. Pasien memiliki 2 orang anak laki-laki, anak
pertama usia 35 tahun dan anak kedua usia 25 tahun. Anak pertamanya
sekarang sudah menikah dan memiliki seorang anak perempuan sedangkan
anak kedua tidak tahu apakah sudah menikah atau belun. Pasien mengatakan
bahwa dulu hubungan dengan anaknya baik, tiap hari diantar jemput sekolah.
Kedua anak pasien hanya pernah datang mengunjungi 2 kali. Sekarang anak
pasien tidak pernah berkunjung ke panti, dan tidak pernah menghubungi
pasien. Hanya keponakannya. saja yang kadang menjenguk setiap 6 bulan
sekali. Saat ini keponakannya sangat sibuk sehingga keponakan pasien hanya
menitipkan makanan melalui supirnya untuk diantar ke panti.

6 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri


Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
e. Riwayat kehidupan sosial-ekonomi:
Pasien pernah bekerja di pabrik tenun dengan penghasilan yang cukup untuk
kehidupan sehari – hari selama masih sendiri, namun setelah memiliki keluarga
pasien merasa penghasilan di pabrik tenun tidak bias memenuhi kebutuhan
keluarga. Setelah itu pasien bekerja di konveksi untuk mengumpulkan modal.
Kemudian pasien berjualan kelontong bersama istrinya selama kurang lebih 20
tahun dan penghasilannya dirasakan cukup untuk biaya anak-anak sekolah
tetapi akhirnya bangkrut setelah 15 tahun karena tidak laku. Setelah itu pasien
membantu istrinya membuka usaha konveksi baju olah raga sebagai tukang
potong kain. Pasien tidak pernah memeriksakan kesehatannya ke fasilitas
kesehatan lain selain klinik di Panti karena keterbatasan dana.
f. Riwayat agama:
Pasien beragama katolik dan pada masa remaja hingga dewasa pasien jarang ke
Gereja. Pasien juga merasa kesulitan untuk membaca kitab. Saat ini pasien
rutin beribadah. Setiap hari minggu, selasa, atau rabu pasien selalu mengikuti
misa di kapel panti. Pasien berlatih untuk membaca kitab pelan-pelan.
Menurutnya, pergi ke Gereja mendengar Firman Tuhan merupakan suatu
berkah dan menimbulkan rasa girang. Sebelum tidur pasien selalu berdoa

7 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri


Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
meminta kesehatan dan kebahagiaan dan mendoakan anak-anaknya supaya
berhasil dan datang mengunjunginya
g. Situasi kehidupan sekarang:
Pasien tinggal di panti dan jarang dikunjungi keluarganya. Kadang setiap 6
bulan, keponakan pasien datang menjenguk pasien. Semenjak awal tahun
hingga sekarang pasien belum dikunjungi keluarganya. Sesekali pada malam
hari pasien teringat dengan keluarganya, namun pasien tidak pernah menyesal
dan merasa bahagia ada di panti karena dengan berada di panti pasien memiliki
banyak teman dan kehidupannya lebih diperhatikan dan selalu tersedia
makanan.
h. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya:
Pasien cukup puas dan senang menjalani kehidupan sehari – hari di panti

.
STATUS PEMERIKSAAN FISIK
TANDA VITAL
Kesadaran : Compos mentis1
 Compos mentis: sadar sepenuhnya terhadap diri ataupun lingkungan, dapat menjawab
pertanyaan dengan baik
 Apatis: tampak segan acuh tak acuh terhadap lingkungan
 Delirium: kekacauan gerakan, siklus tidur terganggu, gaduh gelisah, kacau, disorientasi, serta
meronta-ronta
 Somnolen: mengantuk, masih dapat sadar dengan rangsangan, bila rangsangan berhenti akan
tertidur kembali
 Sopor: mengantuk dalam, dapat bangun tetapi tidak sempurna dengan rangsang kuat (nyeri), tidak
dapat menjawab pertanyaan dengan baik
 Semi-coma: penurunan kesadaran, tidak respon pertayaan, tidak dapat dibangunkan, respon
rangsang nyeri sedikit, tetapi refleks kornea dan pupil masih baik
 Coma: penurunan kesadaran, tidak ada respon pertanyaan, tidak bergerak, tidak respon terhadap
nyeri

1
Ropper AH, Samuels MA, Klein JP. Adams and victor’s principles of neurology, 10th edition. United
States: McGraw-Hill Education; 2014.
8 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri
Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
GCS : 15 (E4 V5 M6)2
Eye Movement Verbal
4 : Mata membuka 6 : Dapat melakukan gerakan 5 : Mampu menjawab dengan
spontan sesuai instruksi benar, orientasi sempurna
3 : Membuka mata dengan 5 : Mampu melokalisir nyeri 4 : Mengalami disorientasi,
rangsang suara 4 : Mampu menghindar sumber bingung
2 : Membuka mata dengan nyeri 3 : Kata-kata tidak dapat
rangsang nyeri 3 : Dekortikasi (fleksi dimengerti/ tidak bermakna
1 : Tidak berespon abnormal) 2 : Suara tidak jelas/ mengerang
2 : Deserebrasi (ekstensi 1 : Tidak berespon
abnormal)
1 : Tidak berespon

Keadaan umum : Baik


Tinggi badan : Rumus Chumlea:
Tinggi lutut: 51 cm
64,19 - (0,04 x usia dalam tahun)+ (2,02 x tinggi lutut dalam
cm)3
TB = 64,19 - (0,04 x 69 ) + ( 2,02 x 51 cm )
= 64,19 - 2,76 + 103,02
= 164,45 cm
Berat badan : 80 kg
Lingkar perut : 103 cm (normal ♂ < 90 Cm ♀ <80 Cm)
Lingkar lengan : 30 cm
IMT : 29,8 kg/m2 (obesitas grade I)
IMT berdasarkan kriteria WHO Asia Pasifik:4
Underweight : < 18,5
Normoweight : 18,5 – 22,9
Overweight : > 23
Dengan resiko : 23,00 - 24,9
Obesitas grade I : 25 – 29,9
Obesitas grade II : > 30

2
Ropper AH, Samuels MA, Klein JP. Adams and victor’s principles of neurology, 10th edition. United
States: McGraw-Hill Education; 2014. P. 893.
3
Mitchell CO, Lipschitz DA. Arm length measurement as an alternative to height in nutritional
assessment of the elderly. J Parenter Enteral Nutr 1982; 6(3):226-9
4
World Health Organization. BMI classification. 2004. Available from:
http://apps.who.int/bmi/index.jcp?introPage=intro_3.html [2018 Jan 13].
9 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri
Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Tekanan darah berdasarkan JNC VII5
Normal : sistolik  120 mmHg, diastolik 80 mmHg
Prehipertensi : sistolik 120 -139 mmHg, diastolik 80-89 mmHg
Grade I : sistolik 140 - 159 mmHg, diastolik 90 - 99 mmHg
Grade II : sistolik 160 mmHg dan diastolik 100 mmHg

Nadi : 74 x / menit, reguler, kuat angkat, isi cukup (normal : 60 – 100x/menit)6


Pernafasan : 16 x / menit, abdominothorakal (normal : 12-20x/menit)7
Suhu : 36,3°C7
Nyeri : VAS = 0

STATUS INTERNUS
Kulit : Kulit keriput, warna kuning langsat, kering (-), ikterik (-), sianosis (-),
tampak multipel hiperpigmentasi (melasma) tersebar di wajah dan seluruh
tubuh, diameter ± 0,5 cm.
Kepala : Bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, rambut warna putih
keabuan, terdistribusi tidak merata (botak), tidak mudah dicabut, tidak
tampak kelainan kulit kepala, tidak terdapat sikatriks dan bekas jahitan
5
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al. Seventh report of the
joint national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure.
JAMA. 2003;289:2560-71.
6
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking, 11th edition. United States:
Lippincott Williams & Wilkins; 2013.
7
Dinarello CA, Porat r. Fever. In: Kasper DL, Fauci AS, Hausi SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J.
Harrison’s principles of internal medicine, 19th edition. United States: McGraw-Hill Education; 2015. P.
123.
10 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri
Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
Mata :
OD OS
Palpebra Tidak edema Tidak edema
Tidak ada xanthelasma Tidak ada xanthelasma
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis
Tidak hiperemis Tidak hiperemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik
Kornea Jernih Jernih
Terdapat arcus senilis Terdapat arcus senilis
Reflek kornea positif Reflek kornea positif
Pupil Bulat, isokor, Ø 3 mm, Bulat, isokor, Ø 3 mm,
Reflek cahaya langsung & tidak Reflek cahaya langsung & tidak
langsung positif langsung positif
Lensa keruh , shadow test positif keruh, shadow test positif
Retina Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
Pem. Lain Lapang pandang sama dengan Lapang pandang sama dengan
pemeriksa pemeriksa

Telinga :
AD AS
Bentuk Normotia Normotia
Daun telinga Tidak ada fistel pre/retroaurikuler Tidak ada fistel pre/retroaurikuler
Tidak ada mastoiditis Tidak ada mastoiditis
Tidak nyeri tekan tragus Tidak nyeri tekan tragus
Tidak nyeri tarik aurikuler Tidak nyeri tarik aurikuler
Liang telinga Lapang Lapang
Tidak ada serumen Tidak ada serumen
Tidak hiperemis Tidak hiperemis
Tidak ada sekret Tidak ada sekret
Tidak ada corpus alienum Tidak ada corpus alienum
M.Timpani Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
Rinne Positif Positif
Weber Tidak terdapat lateralisasi
Schwabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa
Hidung : ala nasi dextra-sinistra simetris, tidak ada deviasi septum nasi, mukosa
tidak hiperemis, tidak ada sekret
Mulut : bibir dextra-sinistra simetris, tidak ada perioral sianosis, lidah tidak
kotor, letak uvula di tengah, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1, tidak
hiperemis, tidak ada detritus
11 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri
Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
Leher : trakhea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Kel. Limfe : Preaurikular, retroaurikular, submental, submandibula, servical,
supraklavikula, inguinal tidak teraba membesar

Thorax :
Pulmo
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi
Palpasi : stem fremitus kanan kiri sama kuat
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikular pada kedua lapang paru, tidak terdengar ronchi atau
wheezing pada kedua lapang paru
Cor
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : pulsasi ictus cordis tidak teraba
Perkusi : redup, batas jantung normal
Auskultasi : BJ I & II normal, reguler, tidak terdengar murmur atau gallop

Abdomen
Inspeksi : buncit, tidak ada sikatriks, tidak tampak striae, tidak tampak gerakan usus.
Palpasi : supel, tidak ada nyeri tekan di 4 kuadran, tidak ada nyeri tekan di supra
symphisis pubis, hepar dan lien tidak teraba membesar.
Perkusi : timpani di 4 kuadran abdomen, tidak ada nyeri ketok CVA kanan kiri
Auskultasi : Bising usus positif 8x/menit

Punggung
Inspeksi : tampak sedikit bungkuk , tidak ada sikatrik, tidak ada benjolan
Palpasi : tidak nyeri tekan, tidak teraba benjolan
Perkusi : tidak nyeri ketok

12 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri


Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
Ekstremitas
Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Edema Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Clubbing finger Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Akral dingin Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Akral sianosis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik < 2 detik < 2 detik
Kuku Tidak Tidak Tidak Tidak
tampak tampak tampak tampak
spoon nails spoon nails spoon nails spoon nails

Range of motion:
Vertebra
(°) Normal
Leher Ekstensi 60 60
Fleksi 50 50
Rotasi kanan 80 80
Rotasi kiri 80 80
Right Lateral bending 45 45
Left lateral bending 45 45
Punggung Ekstensi 25 25
Fleksi 90 90
Right lateral fleksi 25 25
Left lateral fleksi 25 25

Ekstremitas atas
Kanan ( ° ) Kiri ( ° ) Normal
Shoulder Fleksi 150 150 150
Ekstensi 50 50 50
Abduksi 150 150 150
Adduksi 30 30 30
Rotasi interna 90 90 90
Rotasi eksterna 90 90 90
Elbow Fleksi 150 150 150
Ekstensi 0 0 0
Pronasi 90 90 90
Supinasi 90 90 90

Wrist Palmarfleksi 90 90 90
Dorsofleksi 80 80 80
Radial 20 20 20
Ulnar 30 30 30
MCP Fleksi 90 90 90
Ekstensi 0 0 0
IP digiti I Fleksi 90 90 90
Ekstensi 0 0 0
PIP digiti II, III, Fleksi 90, 90, 90, 90 90, 90, 90, 90 90

13 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri


Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
IV, V Ekstensi 0, 0, 0, 0 0, 0, 0, 0 0
DIP digiti II, III, Fleksi 90, 90, 90, 90, 90 90, 90, 90, 90, 90 90
IV, V Ekstensi 0, 0, 0, 0 0, 0, 0, 0 0

Ekstremitas bawah
Kanan ( ° ) Kiri ( ° ) Normal
Hip Fleksi 100 100 100
Ekstensi 30 30 30
Abduksi 40 40 40
Adduksi 20 20 20
Rotasi interna 30 30 30
Rotasi eksterna 90 90 90
Knee Fleksi 150 150 150
Ekstensi 0 0 0
Ankle Plantarfleksi 40 40 40
Dorsofleksi 20 20 20
Inversi 30 30 30
Eversi 20 20 20
MTP Fleksi 90 90 90
Ekstensi 0 0 0
IP digiti I Fleksi 90 90 90
Ekstensi 0 0 0
PIP digiti II, III, Fleksi 90, 90, 90, 90 90, 90, 90, 90 90
IV, V Ekstensi 0, 0, 0, 0 0, 0, 0, 0 0
DIP digiti II, III, Fleksi 90, 90, 90, 90, 90 90, 90, 90, 90, 90 90
IV, V Ekstensi 0, 0, 0, 0 0, 0, 0, 0 0

Kesimpulan :
 Pada pemeriksaan mata ditemukan: arcus senilis (+/+), lensa keruh dan shadow
test positif (+/+)

STATUS NEUROLOGIS
 Fungsi Luhur
o Orientasi : normal
o Gangguan bicara dan bahasa : normal,tidak ada afasia motorik atau sensorik
o Daya ingat : normal
 Rangsang Meningeal
14 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri
Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
Kaku kuduk : negatif Kernig : negatif
Brudzinsky I : negatif Laseque : negative
Brudzinsky II : negatif
Brudzinsky III : negatif
Brudzinsky IV : : negatif

Saraf Kranialis
Nervus Olfactorius (N.I) Kanan Kiri
Daya Penghidu Normosmia Normosmia
Nervus Opticus (N.II) Kanan Kiri
Lapang pandang normal normal
Visus 6/30 6/60
Nervus Occulomotor (N.III) Kanan Kiri
Ptosis negatif negatif
Gerak mata ke superior positif positif
Gerak mata ke inferior positif positif
Gerak mata ke medial positif positif
Pupil (bentuk & ukuran) bulat, 3 mm bulat, 3 mm
Refleks cahaya langsung positif positif
Refleks cahaya tak langsung positif positif
Strabismus divergen negatif negatif
Nervus Trochlearis (N.IV) Kanan Kiri
Gerak mata ke lateroinferior positif positif
Strabismus konvergen negatif negatif

Nervus Abducens (N.VI) Kanan Kiri


Gerak mata ke lateral normal normal
Strabismus konvergen normal normal
Nervus Trigeminus (N.V) Kanan Kiri
Sensorik (cabang oftalmikus,
maxillaris, mandibularis) positif positif
Motorik (membuka mulut,
menggerakkan rahang, menggigit) negatif negatif
Nervus Facialis (N.VII) Kanan Kiri
Lagophtalmus negatif negatif
Kerutan kulit dahi normal normal
Mengangkat alis normal normal
Sulcus nasolabialis normal normal
Menggembungkan pipi normal normal
Menyeringai sudut mulut normal sudut mulut normal
Nervus Vestibulocochlearis
Kanan Kiri
(N.VIII)
15 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri
Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
Tes pendengaran (penala) tidak dilakukan tidak dilakukan
Tes Romberg positif
Nistagmus negatif negatif
Nervus Glossopharyngeus (N.IX)
Pallatum molle simetris
Arcus faring simetris
Uvula di tengah
Disfagia negatif

Disfonia negatif
Nervus Vagus (N.X)
Arcus faring simetris
Bersuara positif
Menelan Positif

Nervus Accessorius (N.XI) Kanan Kiri


Menoleh kanan-kiri Normal normal
Mengangkat bahu Normal normal
Nervus Hypoglossus (N.XII)
Sikap lidah normal, tidak ada fasikulasi / tremor
Menjulurkan lidah normal
Disartria negatif

 Pemeriksaan Motorik
Trofi otot : Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi
Tonus otot : Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus
Kekuatan : 5555 4444
5555 4444
Pemeriksaan Sensorik : baik baik
baik baik
 Refleks Fisiologis
Biceps : ++/+++ Patella : ++/+++
Triceps : ++/+++ Achilles : ++/+++
Refleks Patologis
Hoffman-Tromner : negatif
Babinski : negatif
Chaddock : negatif
16 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri
Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
Oppenheim : negatif
Gordon : negatif
Schaefer : negatif
Klonus patella : negatif
Klonus achilles : negatif
 Pemeriksaan tambahan
Telunjuk-hidung : baik
Tumit-lutut : baik
Kesimpulan :
Tes Romberg positif
Pada pemeriksaan neurologis kekuatan motorik ekstremitas sinistra menurun
4444
4444

Terdapat hiperreflex pada reflex fisiologis biceps, triceps, patella dan achiles
ekstremitas sinistra

17 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri


Panti Wredha Salan Sejahtera Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode Kepaniteraan 9 Juli 2018 – 11 Agustus 2018
STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien adalah seorang pria berusia 69 tahun, tampak sesuai dengan usia.
berperawakan agak gemuk, kulit kuning langsat, dan rambut putih botak. Kebersihan
diri baik dan cara berpakaian rapi.
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan suara yang jelas. Kata-kata serta kalimat dilontarkan
dengan jelas dan lantang. Bahasa yang digunakan untuk percakapan sehari-hari
adalah bahasa Indonesia. Tata bahasa dan pilihan kata-kata pasien baik. Pasien dapat
menjawab pertanyaan dengan asosiasi baik dan tidak membingungkan.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif selama diperiksa, ramah, kata-kata yang diucapkan dapat
dipercaya, tidak ragu-ragu, ekspresif, dan bersahabat.
4. Perilaku dan Aktifitas Psikomotor
Pasien duduk tenang selama diperiksa, tidak gelisah, tidak menunjukkan gerakan
yang tidak biasa dan berusaha melakukan gerakan sesuai instruksi.
b. Keadaan Mood, Afektif dan Keserasian
Mood : eutimik
Afek : luas
Keserasian : serasi
c. Gangguan Persepsi dan Kognitif
Halusinasi auditorik : tidak ada
Halusinasi visual : tidak ada
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
Apraksia : tidak ada
Agnosia : tidak ada
d. Pikiran
 Arus Pikir
Produktivitas : baik
Kontinuitas pikiran : baik
Hendaya bahasa : tidak ada
o Bentuk Pikir
Asosiasi longgar : tidak ada
Ambivalensi : tidak ada
Flight of ideas : tidak ada
Inkoherensi : tidak ada
Verbigrasi : tidak ada
Persevarasi : tidak ada
o Isi Pikir
Fobia : tidak ada
Obsesi : tidak ada
Kompulsi : tidak ada
Ideas of reference : tidak ada
Waham : tidak ada
e. Fungsi Intelektual
Taraf Pendidikan : Sesuai dengan latar belakang pendidikan
Orientasi
o Waktu : baik, pasien dapat menyebutkan hari, tanggal, dan tahun saat
pemeriksaan dilakukan
o Tempat : baik, pasien mengetahui tempat dirinya berada sekarang
o Orang : baik, pasien mengetahui dan mengenal pemeriksa, perawat dan
nama penghuni panti yang lain
Atensi
Pengalihan, pemusatan dan mempertahankan perhatian baik
Memori
o Jangka panjang : baik, pasien ingat masa kecilnya
o Jangka sedang : baik, pasien ingat riwayat operasi tahun lalu
o Jangka pendek : baik, pasien ingat sudah makan dan jenis
makanan saat pagi hari
o Jangka segera : baik, pasien dapat mengulang dengan benar 3
macam benda yang disebutkan oleh pemeriksa
(apel, meja, koin)
o Daya Konsentrasi dan Kalkulasi
Baik, pasien dapat menghitung angka 100 – 7 sebanyak 4 kali
o Kemampuan Baca dan Tulis
Baik, pasien dapat menuliskan sebuah kalimat spontan dan membaca tulisan tersebut
o Kemampuan Visuospasial
Pasien dapat menggambarkan jam bulat, lengkap dengan semua angka
berurutan, menempatkan jarumnya sesuai, namun penempatan angka-angka
tidak sesuai dan posisi panah pada ujung jarum terbalik
o Pikiran Abstrak
Baik, pasien mampu mengartikan peribahasa air susu dibalas dengan air tuba.
o Intelegensi & Kemampuan Informasi
Baik, pasien dapat menyebutkan nama presiden Indonesia saat ini
o Bahasa
Komunikasi menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Tilikan : derajat 6
Daya Nilai Sosial : baik
Discriminative Judgement : baik
Realibilitas : secara umum dapat dipercaya

Kesimpulan :
Status Mental dalam keadaan baik.
Kemampuan visuospasial berkurang.

SINDROM GERIATRI
a. Immobility : tidak ada
b. Instability : ada
c. Incontinence (urinary & alvi) : tidak ada
d. Intellectual impairment : tidak ada
e. Infection (Pneumonia, etc) : tidak ada
f. Impairment of hearing & vision : ada
g. Impaction (constipation) : tidak ada
h. Isolation (depression) : tidak ada
i. Inanition (malnutrition) : tidak ada
j. Impecunity (poverty) : tidak ada
k. Iatrogenic : tidak ada
l. Insomnia : tidak ada
m. Immune deficiency : tidak ada

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)8


Item Test Nilai Nilai
Max
1 ORIENTASI 5 5
Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa?
2 Kita berada di mana? (Negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), 5 5
(lantai/ kamar) ?

8
Folstein MF, Folstein SE, McHugh PR: “Mini-mental state: A practical method for grading the cognitive state
of patients for the clinician.” J Psychiatr Res 1975;12:189-198
3 REGISTRASI 3 3
Sebutkan 3 buah nama benda (apel, baju, mobil) tiap benda 1 detik,
klien disuruh mengulangi ketiga nama benda tersebut dengan benar
dan catat jumlah pengulangan
4 ATENSI DAN KALKULASI 5 4
Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar.
Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja kata “ WAHYU “
(Nilai diberikan pada huruf yang benar sebelum kesalahan misalnya =
2)
5 MENGINGAT KEMBALI (RECALL) 3 3
Klien disuruh mengingat kembali 3 nama benda di atas
6 BAHASA 2 2
Klien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukan (pensil,
arloji)
7 Klien disuruh mengulang kata-kata: “tanpa kalau dan atau tetapi.” 1 1
8 Klien disuruh melakukan perintah: “Ambil kertas ini dengan tangan 3 3
kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”
9 Klien diminta membaca dan melakukan perintah “Pejamkanlah mata 1 0
anda”
10 Klien disuruh menulis sebuah kalimat dengan spontan 1 1

11 Klien disuruh menggambarkan bentuk di bawah ini 1 1

JUMLAH 30 28
Kesimpulan : skor = 28 (tidak ada gangguan kognitif)

Nilai MMSE:
25-30 : Tidak ada gangguan kognitif
20-24 : dicurigai ada gangguan kognitif
<20 : ada gangguan kognitif

Clock Drawing Test

Instruksi : Pasien diminta membuat jam dinding bulat lengkap dengan angka-angkanya, lalu
menggambarkan jarum jam yang menunjukkan pukul sembilan.
Komponen yang dinilai Nilai
Menggambar lingkaran yang tertutup 1
Meletakan angka – angka dalam posisi yang benar 0
Ke – 12 angka komplit 1
Meletakan jarum-jarum jam dalam posisi yang tepat 0
Total nilai 2
Kesimpulan : fungsi visuospasial terganggu
GERIATRIC DEPRESSION SCALE

No. PERTANYAAN YA TIDAK Score


1 Apakah anda puas dengan kehidupan anda? ✔ 0
2 Apakah anda meninggalkan banyak kegiatan ✔ 1
/ minat kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda kosong? ✔ 0
4 Apakah anda sering merasa bosan? ✔ 0
5 Apakah anda mempunyai semangat yang ✔ 0
baik setiap hari?
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan ✔ 0
terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk ✔ 0
sebagian besar hidup anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? ✔ 0
9 Apakah anda lebih sering tinggal di dalam ✔ 0
rumah daripada keluar dan mengerjakan
sesuatu yang baru?
10 Apakah anda mempunyai banyak masalah ✔ 0
dengan daya ingat anda dibandingkan
sengan kebanyakan orang?
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda ✔ 0
sekarang ini menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti ✔ 0
perasaan anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? ✔ 0
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda ✔ 0
tidak ada harapan?
15 Apakah anda berpikir orang lain lebih baik ✔ 0
keadaannya daripada anda?
Skor total : 1 (tidak depresi)
Penilaian GDS versi Indonesia
Jawaban TIDAK untuk butir 1, 5, 7, 11, 13 mendapat skor 1
Jawaban YA untuk butir 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14,15 mendapat skor 1
Jawaban lainnya mendapat skor 0
Total skor :
1.) Skor <5 : tidak depresi
2.) Skor 5-9 : kemungkinan besar depresi
3.) Skor >10 : depresi
STATUS FUNGSIONAL
ACTIVITIES OF DAILY LIVING (INDEKS ADL BARTHEL) RSCM
Fungsi Nilai Keterangan
1. Mengontrol BAB 0 Inkontinensia
1 Kadang2 inkontinensia
2 Kontinen teratur
2. Mengontrol BAK 0 Inkontinensia
1 Kadang2 inkontinensia
2 Kontinen teratur
3. Membersihkan diri (lap 0 Butuh pertolongan orang lain
muka, sisir rambut, sikat 1 Mandiri
gigi)
4. Toileting 0 Tergantung pertolongan orang lain
1 Perlu pertolongan pada beberapa aktivitas tetapi
dapat mengerjakan sendiri beberapa aktivitas
2 Mandiri
5. Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu seseorang menolong memotong makanan
2 Mandiri
6. Berpindah tempat dari tidur 0 Tidak mampu
ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
7. Mobilisasi atau berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa berjalan dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan orang lain atau walker

3 Mandiri
8. Berpakaian 0 Tergantung orang lain
1 Sebagian dibantu
2 Mandiri
9. Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri (naik turun)
10. Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri
Total nilai 20
Activities of Daily Living (Indeks ADL Barthel) RSCM
 Catatan : jawaban pasien adalah yang tercetak tebal
 Interpretasi
o 20 : mandiri
o 12 – 19 : ketergantungan ringan
o 9 – 11 : ketergantungan sedang
o 5–8 : ketergantungan berat
o 0–4 : ketergantungan total
 Kesimpulan : 20 (mandiri)
Insomnia Severity Index9
Insomnia Severity Index memiliki tujuh pertanyaan. Tujuh jawaban yang dijumlahkan untuk
mendapatkan skor total. Intepretasi hasil berdasarkan 'Pedoman Scoring / Interpretasi'. Untuk
setiap pertanyaan, silahkan LINGKARI angka yang paling menggambarkan jawaban Anda.
Silakan menilai saat ini (yaitu 2 minggu terakhir) tingkat keparahan gangguan tidur Anda

No. MasalahTidur Tidak Ada Sedikit Sedang Parah Sangat Parah


1. Kesulitan untuk
memulai tidur 0 1 2 3 4
2. Sulit untuk
mempertahankan
tidur
0 1 2 3 4
3. Terbangun lebih
cepat dari biasanya 0 1 2 3 4

4. Seberapa PUAS/TIDAK PUASkah Bapak/Ibu dengan kebiasaan tidur SAAT INI ?


Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas
0 1 2 3 4

5. Menurut Bapak/Ibu seberapa terlihatkah oleh orang lain masalah tidur yang mempengaruhi
kualitas hidup Bapak/Ibu ?
Sama sekali tidak terlihat Sedikit Cukup Sangat Luar biasa terlihat
0 1 2 3 4

6. Seberapa KHAWATIR/KESAL Bapak/Ibu dengan masalah tidur saat ini?


Sama sekali tidak Sedikit Cukup Sangat Luar biasa khawatir
khawatir
0 1 2 3 4

7. Menurut Bapak/Ibu, seberapa BERPENGARUHKAH masalah tidur Bapak/Ibu SAAT INI


pada kegiatan hidup sehari-hari (seperti: lelah di siang hari, perasaan, kemampuan untuk
mengerjakan pekerjaan atau pekerjaan rumah harian, konsentrasi, ingatan, dan lainnya)?
Sama sekali tidak Sedikit Cukup Sangat Luar biasa berpengaruh
berpengaruh
0 1 2 3 4
Pedoman Skoring / Interpretasi:
Tambahkan skor untuk semua tujuh item (pertanyaan 1+2+3+4+5+6+7)
Skor: 4 (Tidak ada gejala klinis insomnia)
0-7 = Tidak ada gejala klinis insomnia
8-14 = insomnia ringan
15-21 = insomnia sedang
22-28 = insomnia berat

9
Telah dilakukan validasi oleh dr. N. Saelan Tadjudin, Sp.KJ dan Citra Dewi dari Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara 2016. Used via courtesy of www.myhealth.va.gov with permission from Charles M.
Morin, Ph.D., Université Laval
Mini Nutritional Assessment I. Skrining10
Jenis kelamin: Laki - Laki Usia: 69 tahun
Berat (kg): 80 kg Tinggi (cm): 164,45 cm Tanggal: 28 Juli 2018
Lengkapi skrining berikut dengan mengisi kotak yang tersedia dengan angka yang sesuai. Jumlahkan
seluruh angka untuk memperoleh skor akhir skrining
Skrining
A Apakah asupan makanan berkurang selama 3 bulan terakhir karena kehilangan
nafsu makan, gangguan pencernaan, kesulitan mengunyah atau menelan?
0 = asupan makanan sangat berkurang
1 = asupan makanan agak berkurang
2 = asupan makanan tidak berkurang 1
B Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
0 = Penurunan berat badan lebih dari 3 Kg
1 = tidak tahu
2 = penurunan berat badan antara 1 hingga 3 Kg
3 = tidak ada penurunan berat badan 3
C Mobilitas
0 = terbatas di tempat tidur atau kursi
1 = mampu bangun dari tempat tidur/kursi tetapi tidak bepergian ke luar rumah
2 = dapat bepergian ke luar rumah 1
D Menderita tekanan psikologis atau penyakit yang berat dalam 3 bulan terakhir
0 = ya 2 = tidak 2
E Gangguan neuropsikologis
0 = depresi berat atau kepikunan berat
1 = kepikunan ringan
2 = tidak ada gangguan psikologis 2
F BILA DATA IMT TIDAK ADA, GANTI PERTANYAAN F1 DENGAN PERTANYAAN F2.
1 ABAIKAN PERTANYAAN F2 BILA PERTANYAAN F1 SUDAH DAPAT DIISI
Indeks Massa Tubuh (IMT) (berat dalam kg)/(tinggi dalam m)2
0 = IMT kurang dari 19 (IMT < 19)
1 = IMT 19 hingga kurang dari 21(IMT : 19 hingga <21)
2 = IMT 21 hingga kurang dari 23 (IMT : 21 hingga <23)
3 = IMT 23 atau lebih (IMT ≥ 23) 3
F Lingkar betis (cm)
2 0 = lingkar betis kurang dari 31 (lingkar betis < 31)
3 = lingkar betis sama dengan atau lebih besar daripada 31 (lingkar betis ≥ 31)

Skor skrining (skor maksimal 14) 12


skor 12-14: Status gizi normal
skor 8-11: Berisiko malnutrisi
skor 0-7: Malnutrisi 14

10
References
1. Vellas B, Villars H, Abellan G, et al. Overview of the MNA® - Its History and Challenges. J Nutr Health
Aging. 2006;10:456-465.
2. Rubenstein LZ, Harker JO, Salva A, Guigoz Y, Vellas B. Screening for Undernutrition in Geriatric Practice:
Developing the Short-Form Mini Nutritional Assessment (MNA-SF). J. Geront. 2001; 56A: M366-377
3. Guigoz Y. The Mini-Nutritional Assessment (MNA®) Review of the Literature - What does it tell us? J Nutr
Health Aging. 2006; 10:466-487.
4. Kaiser MJ, Bauer JM, Ramsch C, et al. Validation of the Mini Nutritional Assessment Short-Form (MNA®-
SF): A practical tool for identification of nutritional status. J Nutr Health Aging. 2009; 13:782-788. ® Société
des Produits Nestlé, S.A., Vevey, Switzerland, Trademark Owners
© Nestlé, 1994, Revision 2009. N67200 12/99 10M
ANALISIS GIZI
Dietary Recall 28 Juli 2018:

Makan pagi: Bubur nasi + Daging sapi


URT Berat Energi Protein Lemak (g) Karbohidrat (g)
(g) (kkal) (g)
Beras ½ centong 50 174.5 3.4 0.35 39.45

Daging sapi 1 potong 100 268 0.5 17 0.5


berlemak besar
Subtotal 442.5 3.9 17.35 40.95

Snack pagi opa: Tempe goreng tepung + combro


Bahan URT Berat Energi Protein Lemak (g) Karbohidrat (g)
Makanan (g) (kkal) (g)
Tempe goreng 1 potong 50 gr 177 8.6 13.9 7.7
tepung
Combro 2 potong 100 gr 204 8.52 8.72 25

Kopi kapal api 1 cangkir 250 ml 100 1 1 23


special mix kecil
Subtotal 481 18.12 23.62 55.7

Selingan 1: Lapis legit


Bahan URT Berat Energi Protein Lemak (g) Karbohidrat (g)
Makanan (g) (kkal) (g)
Lapis legit 1 potong 50 207.5 2.55 16.825 12.63

Subtotal 207.5 2.55 16.825 12.63

Makan siang: Nasi putih + Babi kecap + Brokoli + Pisang Mas


Bahan Energi Karbohidrat
URT Berat (g) Protein (g) Lemak (g)
Makanan (kkal) (g)
Nasi Putih 1 centong 50 174.5 3.4 0.35 39.45
Minyak 2 sdt 10 88.6 0.1 9.8 0
Brokoli 1 mangkok 100 32 2.4 9.8 5.1
Babi kecap 1 ptg sdg 50 185.5 7.05 17.5 0
Kecap bango 1 sdm 60 0 0 15
Pisang mas 1 potong 100 51.5 0.7 0.1 11.9
Subtotal 592.1 13.65 37.55 71.45

Selingan: Lapis legit


Bahan URT Berat Energi Protein Lemak (g) Karbohidrat (g)
Makanan (g) (kkal) (g)
Bakwan 2 potong 80 274 3.98 23.9 13.48
Subtotal 274 3.98 23.9 13.48

Makan malam: Nasi + Telur dadar + Kangkung


URT Berat Energi Protein Lemak (g) Karbohidrat (g)
(g) (kkal) (g)
Nasi putih 1 centong 50 174.5 3.4 0.35 39.45
Telur dadar 1 potong 50 158 12.8 11.5 0.7
Kangkung 1 mangkok 100 18 1.5 0.15 2.7
Minyak 2 sdt 10 88.6 0.1 9.8 0
Pepaya 1 potong 100 39 0.61 0.14 9.81
Subtotal 478.1 18.41 21.94 52.66

Snack malam: Biskuit marie regal


Bahan URT Berat Energi Protein Lemak (g) Karbohidrat (g)
Makanan (g) (kkal) (g)
Biskuit 5 keping 25 110 2 3 19
Subtotal 110 2 3 19

Perhitungan
Asupan
Energi (kkal) 2585.2
Protein (g) 62.61
Lemak (g) 144.185
Karbohidrat (g) 265.87

Status Gizi:
BMR – Harris Benedict
Harris Benedict = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)

= 66 + (13,7 x 80) + (5 x 164,45) – (6,8 x 69)

= 66 + (1096) + (822,25) – (469,2)

= 1515,05 kkal / 24 jam

= 63,127 kkal/jam

IMT = BB(kg) /TB2 (m) = 80 / 1,642 = 29,8 kg/m2 (obese grade I)

BB Ideal = BB Normal – (10% x BB normal) = 70,98 - (10% x 70,98) = 63,88 kg

BB normal = TB Aktual -100 = 170,98 -100 = 70,98

Energy Expenditure:
Jenis Aktivitas Lama (jam) Perhitungan Total (kkal)
Tidur 11 11 × 1 × 63,127 kkal 694,397 kkal
Kegiatan dasar 3 3 × 1,4 × 63,127 kkal 265,133 kkal
Duduk 7 7 × 1,4 × 63,127 kkal 618,644 kkal
Jalan 2 2 x 3,2 x 63,127 kkal 404,01 kkal
Olahraga ringan 1 1 x 2,2 x 63,127 kkal 138,87 kkal
2121, 054 kkal/ 24 jam
Total
91,53 kkal / jam

Aktifitas = 2196,81 : 1515,05 = 1,4  aktivitas ringan (pria)


Kebutuhan Nutrien:
 Energi: 2196,81 kkal
 Protein: 0,8 x 80 = 64 gram
 P/E ratio: (64 x 4) : 2196,81 x 100 = 11,6 %
 Lemak: ( 25% x 2196,81 kkal ) = 549,202 kkal  549,202 : 9 = 61,02 gram lemak
 Karbohidrat: 100 % - (11,6 + 25 ) = 63,4 %  1392,777 kkal  348,194 gram

Evaluasi:
Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Asupan 2585,2 62,61 144,85 265,87
Kebutuhan 2196,81 64 61,02 348,194
Selisih + 388,39 - 1,39 +83,83 -82,324

RESUME
Telah diperiksa pasien laki – laki usia 69 tahun dengan keluhan kelemahan anggota gerak
sebelah kiri sejak didiagnosis stroke sekitar kurang lebih 12 tahun yang lalu. Kelemahan
dirasakan terutama pada lengan dan tungkai sebelah kiri. Pasien juga mengeluh berbicara
menjadi pelan dan lebih susah setelah terkena stroke. Pasien sudah tidak mengkonsumsi obat
stroke karena pasien merasa kondisinya sudah membaik. Pasien memiliki riwayat operasi
hernia inguinalis sinistra 1 tahun yang lalu. Pasien mengaku menderita penyakit darah tinggi
dan minum obat secara rutin sejak 12 tahun yang lalu. Saat ini tekanan darah pasien
terkontrol. Pasien mengaku 2 tahun belakangan ini penglihatannya semakin buram seperti
berkabut dan sulit melihat jauh dengan jelas. Saat melihat sinar matahari terasa sangat silau
sehingga tidak bisa membuka mata. Pasien memakai kaca mata sejak usia 16 tahun karena
buram saat liat jauh. Sekarang pasien menggunakan kaca mata dengan koreksi VODS -2.00
dan +2.00. Beberapa bulan ini berat badannya terus naik saat ditimbang di pagi hari. Pasien
merasa khawatir dengan peningkatan berat badan tersebut. Pola makan dikatakan tidak
berubah.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan IMT 29.8 kg/m2 dan tekanan darah 120/80 mmHg.
Pemeriksaan status internus dalam batas normal, tidak ada keterbatasan range of motion.
Pada pemeriksaan neurologis, kualitas suara baik tetapi volume suara agak pelan. Kekuatan
motorik lengan dan tungkai kiri 4444/4444. Terdapat hiperreflex pada reflex fisiologis
biceps, triceps, patella dan achiles ekstremitas sinistra. Tes Romberg positif. Status Mental
dalam keadaan baik. Kemampuan visuospasial berkurang.

PERMASALAHAN
 Biologi:
Kelemahan pada sisi kiri tubuh
Riwayat darah tinggi terkontrol obat
Berat badan terus menerus bertambah dengan IMT sebesar 29.8kg/m2
Penglihatan mata kanan dan kirinya semakin buram
 Psikososial:
Pasien ditinggal oleh istrinya sejak didiagnosis stroke
Anak pasien jarang berkunjung ke panti
 Lingkungan:
-
DIAGNOSA KERJA
Diagnosa utama : Hemiparase sinistra e.c suspek stroke hemoragik

Diagnosa Banding :
 Stroke non Hemoragik

Diagnosis tambahan :
 Hipertensi terkontrol obat
 Status gizi obesitas grade I
 Katarak Senillis Imatur ODS
PEMERIKSAAN YANG DIANJURKAN

 EKG
 Foto rontgen Thorax PA/AP
 Pemeriksaan laboratorium
– Hematologi rutin : Hemoglobin, Eritrosit, Hematokrit, Trombosit,
Leukosit, LED, Hitung Jenis
– Kimia darah : Asam Urat, SGOT, SGPT, GD2PP, GDP, Ureum,
Kreatinin, hbA1c
– Profil lipid : Kolestrol total, LDL, HDL, Trigliserida
 Konsul ke dokter spesialis gizi dan spesialis saraf

RENCANA PENGELOLAAN
1. Hemiparese sinistra ec suspek stroke hemoragik
Terapi rutin :
 Non Farmakologis : -
 Farmakologis :-
Usul :
 Non Farmakologis : fisioterapi, konsumsi makanan yang rendah garam
dan rendah kolestrol.
 Farmakologis : Aspilet tab 80 mg 1-0-0 p.c

2. Status gizi obesitas grade I


Terapi rutin :
 Non Farmakologis : -
 Farmakologis :-
Usul :
 Farmakologis :-
 Non Farmakologis :
o Pemeriksaan antropometri berkala
o Motivasi olahraga ringan jenis aerobik 3-4 kali seminggu
o Mengurangi porsi makanan dan selingan, atau mengganti selingan
dengan buah-buahan maupun sayuran rebus
o Kurangi makan-makanan berlemak seperti gorengan
o Perbanyak serat agar BAB lancar sehingga mencegah penyerapan
kolesterol & menghindari penumpukan kolesterol
o Daging diganti menjadi daging tanpa lemak, begitu pula dengan
sumber daging-dagingan lain

3. Hipertensi terkontrol obat


Terapi rutin :
 Non Farmakologis : -
 Farmakologis : Amlodipine 1x10 mg p.c malam
Usul :
 Non Farmakologis : melakukan diet DASH
 Farmakologis : terapi sebelumnya tetap dilanjutkan

4. Katarak senilis imatur OD dd katarak matur dan Pseudoafakia OS


Terapi rutin :
 Farmakologis : Tidak ada
 Non Farmakologis : Tidak ada
Usul :
 Farmakologis : Cendo Catarlent eye drops 3 dd gtt 1 ODS
 Non farmakologis : Konsultasi ke dokter spesialis mata untuk dilakukan
funduskopi (karena ada komorbid hipertensi) dan pertimbangan melakukan
operasi katarak

EVALUASI
o Evaluasi tekanan darah
o Evaluasi aktivitas
o Evaluasi penurunan penglihatan
o Evaluasi risiko jatuh
o Evaluasi menu dan pola makan
o Evaluasi berat badan

KIE
o Minum obat teratur
o Diet rendah garam
o Rutin berolahraga
o Minum air cukup 8-10 gelas
o Istirahat yang cukup
o Kurangi minum kopi
o Edukasi mengenai indikasi, prosedur, hasil dan komplikasi dari operasi katarak

PROGNOSIS
o Ad vitam : Bonam
 Saat ini, tidak ada penyakit yang diderita pasien yang dapat mengancam nyawa
pasien.
 Kelemahan lengan dan tungkai kiri yang diderita pasien merupakan komplikasi dari
serangan stroke yang diderita pasien. Tetapi untuk sekarang, stroke dan komplikasi
yang ada pada pasien memiliki kemungkinan kecil untuk membahayakan nyawa
pasien.
 Hipertensi yang diderita oleh pasien untuk sekarang masih terkontrol obat dan
memiliki kemungkinan kecil untuk memperberat gejala pada organ target atau
menyebabkan serangan stroke berulang.

o Ad functionam : Dubia ad bonam


 Pasien masih bisa melakukan aktifitas sehari – hari walaupun perlahan – lahan.
Tingkat kemandirian dan status fungsionalnya pasien baik, pasien sehari-hari bisa
melakukan aktivitasnya dengan baik. Namun pasien tidak diperbolehkan keluar dari
panti karena takut jatuh.
 Penurunan penglihatan pada pasien sedikit mengganggu kegiatan sehari-hari, namun
bisa diterapi dengan operasi yang tingkat keberhasilannya tinggi.

o Ad sanationam : Malam
 Gangguan neurologis yang terjadi pada pasien akibat serangan stroke yang
dialaminya tidak dapat sembuh sepenuhnya meskipun sudah dibantu dengan
berbagai jenis medikasi ataupun fisioterapi.
 Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat sembuh dan hanya dapat dikontrol
dengan obat disertai perubahan pola hidup. Untuk sekarang, hipertensi pada pasien
masih terkontrol karena pasien masih mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin
setiap harinya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kartika RP3 URO
    Kartika RP3 URO
    Dokumen80 halaman
    Kartika RP3 URO
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Urin Pekat
    Urin Pekat
    Dokumen28 halaman
    Urin Pekat
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • 475-Article Text-790-1-10-20190504
    475-Article Text-790-1-10-20190504
    Dokumen6 halaman
    475-Article Text-790-1-10-20190504
    Erlina Putry Sr.
    Belum ada peringkat
  • Intoksikasi
    Intoksikasi
    Dokumen5 halaman
    Intoksikasi
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Physiology of Nose
    Physiology of Nose
    Dokumen9 halaman
    Physiology of Nose
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen68 halaman
    PPT
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Tumor Immunology - Untar.4Des13
    Tumor Immunology - Untar.4Des13
    Dokumen37 halaman
    Tumor Immunology - Untar.4Des13
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Kartika RP2 Uro
    Kartika RP2 Uro
    Dokumen94 halaman
    Kartika RP2 Uro
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Pemicu 2
    Pemicu 2
    Dokumen81 halaman
    Pemicu 2
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Faal
    Faal
    Dokumen53 halaman
    Faal
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • ANATOM
    ANATOM
    Dokumen59 halaman
    ANATOM
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Anatomi 2
    Anatomi 2
    Dokumen51 halaman
    Anatomi 2
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Kulit KR
    Jurnal Kulit KR
    Dokumen16 halaman
    Jurnal Kulit KR
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Pemicu
    Pemicu
    Dokumen68 halaman
    Pemicu
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Case
    Case
    Dokumen7 halaman
    Case
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Antiaritmia
    Antiaritmia
    Dokumen38 halaman
    Antiaritmia
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Uro
    Uro
    Dokumen28 halaman
    Uro
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Radiologi
    Radiologi
    Dokumen109 halaman
    Radiologi
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Kenapa Kencingku Tidak Lampias?: Kartika Rahmawati 405120099 Blok Urologi 2016
    Kenapa Kencingku Tidak Lampias?: Kartika Rahmawati 405120099 Blok Urologi 2016
    Dokumen127 halaman
    Kenapa Kencingku Tidak Lampias?: Kartika Rahmawati 405120099 Blok Urologi 2016
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Infertility Dan Kontrasepsi: Kelompok 12
    Infertility Dan Kontrasepsi: Kelompok 12
    Dokumen12 halaman
    Infertility Dan Kontrasepsi: Kelompok 12
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Physiology of Nose
    Physiology of Nose
    Dokumen9 halaman
    Physiology of Nose
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Physiology of Nose
    Physiology of Nose
    Dokumen9 halaman
    Physiology of Nose
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen26 halaman
    Referat
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen68 halaman
    PPT
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • PSORIASIS
    PSORIASIS
    Dokumen13 halaman
    PSORIASIS
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Kurva Pertumbuhan CDC 2000 Lengkap
    Kurva Pertumbuhan CDC 2000 Lengkap
    Dokumen20 halaman
    Kurva Pertumbuhan CDC 2000 Lengkap
    Ika Elyana
    Belum ada peringkat
  • PEMICU
    PEMICU
    Dokumen37 halaman
    PEMICU
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Skabies
    Skabies
    Dokumen5 halaman
    Skabies
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Reproduksi
    Reproduksi
    Dokumen73 halaman
    Reproduksi
    Kartika Rahmawati
    Belum ada peringkat