Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PEDAHULUAN

HIPERTENSI

Oleh :

YULITA ANITA MANAHA

NS0619054

CI INSTITUSI

( )

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin
tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (NANDA,2015).
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu :genetik,
lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin dan
peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan
resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
chusing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Menurut NANDA 2015, Hipertensi pada usia lanjut dibedakan menjadi :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari
140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebi besar dari
90 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar
dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90
mmHg
Penyebab hipertensi ada pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Tanda dan gejala di atas dipengaruhi oleh perkalian antara Cardiac
Output (CO) dengan tahanan perifer yang menyebabkan tekanan
darah meningkat.

Klasifikasi Hipertensi menurut WHO

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi 140-159 90-99
ringan)
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi 160-179 100-109
sedang)
Tingkat 3 (hipertensi ≥ 180 ≥ 110
berat)
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)


Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi


Indonesia

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)


Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
Hipertensi sistol ≥ 140 Dan < 90
terisolasi

B. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan
arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun

C. POHON MASALAH
Korteks adrenal

Kortisol

Vasokontriksi vassa

Aliran darah ke
Renin keluar
ginjal menurun

Angiotensin

Retensi Na dan H2O Aldosterone keluar

pada tubulus ginjal dari korteks adrenal

Volume intravassa
meningkat

Tahanan perifer
meningkat

Tekanan darah

Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah


terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional
pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner & Suddarth, 2002).
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagulabilitas dan anemia
b. BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang
perfusi/fungsi ginjal
c. Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
d. Uranalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan
disfungsi ginjal dan ada DM
2. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal
5. Photo dada : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung

E. PENATALAKSANAAN MEDIS

Obat – obatan untuk


Modifikasi Gaya Hidup indikasi khusus

Obat anti hipertensi


lainnya (diuretic,
TakOptimalkan dosis atau
mencapai sasaran TD (<140/90 mmHg)
penghambat EKA,
penambahan
atau <130/80 mmHgjenis obat
padasampai
penderita DM atau
ARB), penyekat β,
target tekanan
penyakit darah tercapai.
ginjal kronik
antagonis Ca) sesuai
Pertimbangkan konsultasi dengan
Hipertensi tanpa Indikasi Khusus yang diperlukan
Hipertensi
Pilihan
spesialis
Sasaran obat untukTak
hipertensi
Tekanan Darah terapi permulaanIndikasi Khusus
Tercapai
Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2
F.
(TD sistolik 140 – 159 mmHg (TD sistolik ≥160 mmHg)
G.
atau TD diastolik 90 – 99 atau TD diastolik >100
mmHg) mmHg)
H.
Umumnya diberikan diuretic Umumnya diberikan
I.
gol Thiazide. Bisa kombinasi 2 macam obat,
dipertimbangkan
J. pemberian biasanya diuretic gol.
penghambat EKA, ARB, Thiazide dan penghambat
penyekatK.β, antagonis Ca atau EKA, atau ARB atau
kombinasiL. penyekat β, atau antagonis Ca

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Menggunakan pengkajian bio-psiko-sosial-spiritual :
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur(kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor CM (Catatan Medis) dan diagnosis
medis
2. Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah sakit kepala disertai rasa berat di tengkuk, sakit kepala
berdenyut.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
gejala. Gejala yang dimaksud adalah sakit di kepala, pendarahan di
hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa saja
terjadi pada penderita hipertensi. Jika hipertensinya berat atau
menahun dan tidak di obati, bisa timbul gejala sakit kepala,
kelelahan, muntah, sesak napas, pandangan menjadi kabur, yang
terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan
ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes militus,
penyakit ginjal, obesitas, hiperkolesterol, adanya riwayat merokok,
penggunaan alcohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral, dan
lain-lain.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
6. Data dasar pengkajian pasien
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, letih, sesak napas, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda :kenaikan tekanan darah meningkat,denyutan nadi jelas dan
karotis.
c. Integritas ego
Gejala : perubahan kepribadian, ansietas, euphoria, marah
kronik(dapat mengindikasikan kerusakan serebral).
Tanda :gelisah, otot muka tegang, gerakan fisik cepat, peningkatan
pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : gangguan saat ini atau yang lalu/obstruksi riwayat penyaki
ginjal.
e. Makanan dan cairan
Gejala : makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol,
gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori, mual, muntah,
perubahan berat badan.
Tanda :berat badan obesitas, adanya edema, kongesti vena,
glikosuria.
f. Neorosensori
Gejala : keluhan Pening/pusing, berdenyut, sakit kepala
subosipital, gangguan penglihatan(diplopia, penglihatan kabur)
Tanda : status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola
bicara, proses pikiir, respon motorik: penurunan kekuatan
ganggaman tangan/reflex tendon dalam.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : anginan, nyeri tulang timbulpada tungkai, sakit kepala
oksipital berat, nyeri abdomen.

h. Pernapasan
Gejala : dipsnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea,
ortopnea, noktural, paroksimal,batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok.
Tanda :Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan,
bunyi napas tambahan, sianosis.
i. Keamanan
Gejala :gangguan koordinasi/ cara berjalan
Tanda :episode Parestesia unilateral transient, hipotensi postural.
j. Pembelajaran/ penyuluhan
Gejala : hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM, penyakit
serebrovaskular.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi,
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2. Nyeri akut b.d peningktan tekanan vaskuler serebral dan iskemia

3. Kelebihan volume cairan

4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen

5. Ketidakefektifan koping

6. Resiko ketidakefketifan perfusi jaringan otak

7. Resiko cedera

8. Defisiensi pengetahuan

9. Ansietas

H. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1 Penurunan Curah NOC: NIC :
Jantung b/d peningkatan - Cardiac Pump Cardiac Care
afterload, vasokontriksi, effectiveness - Evaluasi adanya nyeri
hipertrofi/rigiditas - Circulation status dada (intensitas,
ventrikuler, iskemia - Vital sign status lokasi, durasi)
miokard. Kriteria hasil : - Catat adanya
- Tanda vital dalam distrimia jantung
rentan normal - Catat adanya tanda
(tekanan darah, nadi, dan gejala penurunan
respirasi) cardiac output
- Dapat mentoleransi - Monitor status
aktivitas, tidak ada kardiovaskuler
kelelahan - Monitor status
- Tidak ada edema pernafasan yang
paru, perifer, dan menandakan gagal
tidak ada ascites jantung
- Tidak ada penurunan - Monitor abdomen
kesadaran sebagai indikator
penurunan fungsi
- Monitor balance
cairan
- Monitor adanya
perubahan tekanan
darah
- Monitor respon
pasien terhadap efek
pengobatan anti
aritmia
- Atur periode latihan
dan istirahat untuk
menghindari
kelelahan
- Monitor toleransi
aktivitas pasien
- Monitor adanya
dypsneu, fatigue,
takipneu, dan
ortopneu
- Anjurkan untuk
menurunkan stres
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T Heatrher, PhD, RN, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC

Herdman, T Heatrher, PhD, RN, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC
NANDA Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta: EGC

NANDA NIC-NOC.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA.Yogyakarta:Mediaction

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses Penyakit.


Jakarta: EGC

RESUME KEPERAWATAN PADA Ny, S DENGAN DIAGNOSA


HIPERTENSI DI RUANGAN HEMODIALISA RS BHAYANGKARA
MAKASSAR
Oleh :

INRI WAHYUNI

NS0619020

CI INSTITUSI

( )

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2020

PENGKAJIAN HARIAN HEMODIALISA

Tanggal/ Jam : 25/03/2020 No. Mesin : 04


Nama pasien : Ny “S” Hemodialisis ke : 11
Tanggal lahihr : 05/12/1962 Tipe Dialiser : elisio 13 - H
No, RM : 228165 Riwayat alergi obat : tidak ada
Diagnosa Medis : Hipertensi

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Keluhan Utama : bengkak pada perut dan kedua kaki


2. Penilaian nyeri
Nyeri : : tidak ada nyeri
Onset :-
Pencetus :- Gambaran nyeri : - Lokasi nyeri : -
Durasi :- Frekuensi :- Skala nyeri : -
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 18 x/ menit
Suhu : 36,3oC
Konjungtiva : tidak anemis
Ekstremitas : bengkak pada kedua kaki (ada edema), tidak
ada nyeri tekan, tidak pucat dan tidak dingin

BB Pre HD : 67 kg
BB Post HD yang lalu: 64 kg
BB Kering : 64 kg
BB Post HD sekarang : 66 kg
Akses Vaskular : AV - fistula, Subclavia, lokasi : kiri
Resiko jatuh
RESIKO JATUH SKOR
Riwayat jatuh yang baru / Tidak 0
Ya -
dalam 3 bulan terakhir
Diagnosis medis sekunder > 1 Tidak -
Ya 15
Alat bantu jalan Bed rest 0
Penopang tongkat -
Furnitur -
Obat Tidak -
Ya 20
Cara berjalan / Normal/ Bedrest/ 0
berpindah Imobilisasi
Lemah -
Terganggu -
Status mental Orientasi sesuai 0
kemampuan
Lupa keterbatasan -
Kesimpulan : 0-24 (tdk beresiko), >24-45(resiko 35

sedang), >45 (resiko tinggi)

4. Pemeriksaan penunjang
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. RM : 228165

Nama pasien : Ny “S”

JK/ Umur : P / 57 tahun

Alamat :Jln mappaodang

No. Periksa : 2020/03/23/000350

Tgl. Pemeriksaan : 23/03/2020

Jam pemeriksaan : 14:22:29


Poli : UNIT HEMODIALISA

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Ket

KIMIA

DARAH 10-50

Ureum 50 mg/dl L 0,6-2,0

Creatinin 4,2 mg/dl P 0,5-1,2

No. RM : 228165

Nama pasien : Ny“S”

No. Periksa : 2020/03/19/000381

Jam pemeriksaan : 15:18:0

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Ket


Gula Darah

GULA DARAH 161 mg/dl 100 -140

SEWAKTU

No. RM : 228165
Nama pasien : Ny “S”

No. Periksa : 2020/03/11/000381

Jam pemeriksaan : 15:18:25

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Ket


I MUNOSEROLOGI

HbsAg NON REAKTIF NON REAKTIF

Anti HCV NON REAKTIF NON REAKTIF

Anti HIV NON REAKTIF NON REAKTIF

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan


WBC 6.80 10^3/uL 4.00-10.00

Neu# 4.36 10^3/uL 2.00-7.00

Lym# 1.70 10^3/uL 0.80-4.00

Mon# 0.50 10^3/Ul 0.12-0.80

RBC 3.35 10^6/uL 4.00-5.50

HGB 10.1 g/Dl 11.0-16.0

HT 30.9 % 37.0-54.0

MCV 92.1 fL 80.0-100.0

MCH 30.2 pg 27.0-34.0

PLT 198 10^3/uL 150-400


5. GIZI
BB : 67 kg

TB : 165 cm

BMI : 24,8

BMI 24,8 termasuk berat badan normal (ideal) dengan tinggi 165 cm

Klien makan 2x / hari

Pagi : 1 piring nasi putih, ayam, ikan, tempe, tahu

Siang : 1 piring nasi putih, sayur, ikan, ayam, tempe, tahu, daging

Malam : 1 piring nasi putih, sayur, ikan

Klien mengatakan tetap makan seperti biasa sama seperti sebelum


maupun saat sakit, hanya sedikit mengurangi makan bergaram dan
daging- dagingan
6. Riwayat Psikososial
- Adakah keyakinan / tradisi/ budaya/ yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan yang akan diberikan : tidak
- Kendala komunikasi : tidak
- Yang merawat dirumah : ada, keluarga (istri dan anak-anak)
- Kondisi saat ini : tenang

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kelebihan volume cairan


2. Resiko infeksi

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Monitor berat, intake output


2. Observasi pasien (monitor vital sign) dan mesin 1
3. Bila pasien mulai hipotensi (mual, muntah, keringat dingin, pusing) kram,
hipoglikemi berikan cairan sesuai SPO
4. Hentikan HD sesuai indikasi
5. Kaji kemampuan pasien mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
6. Posisikan supinasi dengan elevasi kepala 30o dan elevasi kaki
7. Monitor tanda – tanda dengan gejala infeksi (lokal dan sistemik)
8. Ganti balutan luka dengan prosedur
9. Monitor tanda dan gejala hipoglikemia
10. Lakukan tekhnik distraksi, relaksasi
11. Beri PENKES manajemen cairan
Instruksi Medik

Resep HD
TD : 4 jam UF Goal : 3000
ml
QB : 180 ml/mnt QD : 500
ml/mnt

Heparinisasi
Dosis sirkulasi: 5000 iu

Catatan lain : jadwal HD selanjutnya pada hari Rabu, 18/03/202


IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

OBSE JAM QB UF TD Nadi PERNA SUHU INTAKE OU


RVASI RATE (mmHg) (x/m FASAN (O C) PUT
(ml/ (ml) nt) (x/mnt)
mnt)

NaCl De mak Minu U


xtr an m terc
ose

Pre HD 13.10 - - 150/100 82 18 36 30 - - -

Intra 13.15 150 750 150/90 82 18 36 30 - - -


HD

14.15 150 750 140/90 86 20 36,2 - - - 7

15.15 150 750 140/90 84 20 36,4 - - - 15


16.15 150 750 150/90 82 18 36 - - - 22

17.15 150 - 140/90 80 18 35,8 60 - - - 30

Post 17.30 - - 84 20 36 - - - -
HD

Penyulit selama HD : tidak ada

EVALUASI KEPERAWATAN

S = - Klien mengatakan tidak ada keluhan

O = - Intrafiltrasi tercapai 3000 ml, QB : 180 ml/mnt, Qd : 500 ml/mnt

A = Masalah teratasi

P = Lanjutkan intervensi

-HD 3x seminggu

DISCHARGE PLANNING

 Batasan intake cairan


 Diet rendah garam, gula, karbohidrat.

Anda mungkin juga menyukai