Anda di halaman 1dari 16

JUDUL SPO

PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

RUMAH SAKIT UMUM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
HARAPAN BERSAMA
No.Urut/SPO/POKJA/ 00 1/….
SINGKAWANG
RSUHB/Bln/Tahun

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL …………………….

dr. Veridiana, SpOG

Suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan


penanganan keperawatan pada anak melalui proses berkelanjutan yang
dimulai selama wawancara, terutama dengan menggunakan inspeksi atau
PENGERTIAN observasi. Selama pemeriksaan alat-alat untuk perkusi, palpasi, dan
auskultasi juga ditambahkan untuk memantapkan pengkajian sistem
tubuh.

Untuk merumuskan diagnosa keperawatan dan mengevaluasikan


TUJUAN keefektifan intervensi keperawatan.

KEBIJAKAN

PROSEDUR Persiapan Alat :


1. Meteran
2. Termometer
3. Spygmomanometer
4. Stetoskop
5. Otoscope
6. Reflex Hammer
7. Snellen/allen visual acuity chart
8. Near vision chart
9. Tongue blade
10. Sarung Tangan
11. Peniti/Jarum pentul

Persiapan klien :
1. Lakukan pemeriksaan dalam ruangan yang menyenangkan dan
tidak mengancam.
2. Berikan waktu untuk bermain dan saling mengenal
3. Gunakan teknik-teknik bila anak menolak untuk kerjasama
4. Mulailah pemeriksaan dengan cara yang tidak mengancam
5. Bila ada beberapa anak yang akan diperiksa mulailah dengan
anak yang kooperatif
6. Libatkan anak dalam proses pemeriksaan
7. Periksa anak dalam posisi yang aman dan nyaman
8. Lakukan pemeriksaan dengan urutan yang teratur (dari kepala-
kaki), dengan pengecualian sbb :
- Ubah urutan untuk memenuhi kebutuhan anak dengan usia
yang berbeda
- Periksa area nyeri di bagian akhir
- Pada situasi darurat periksa dulu vital sign dan area yang
cedera.
9. Tenangkan anak selama pemeriksaan
10. Diskusikan hasil temuan dengan keluarga pada akhir
pemeriksaan
11. Puji anak untuk kerjasamanya selama pemeriksaan
12. Perawat cuci tangan (lihat SOP cuci tangan)

Garis besar pengkajian fisik :

1. Pengukuran pertumbuhan
 Tinggi/Panjang badan
 Panjang dari dahi ke bokong atau tinggi duduk
 Berat badan
 Lingkar Kepala
 Lingkar dada
 Ketebalan lipat kulit dan lingkar lengan
2. Pengukuran fisiologis
- Suhu
- Nadi
- Pernafasan
- Tekanan darah
3. Penampilan umum
4. Kulit
5. Struktur aksesori
6. Nodus Limfe
7. Kepala
8. Leher
9. Mata
10. Telinga
11. Hidung
12. Mulut dan Tenggorokan
13. Dada
14. Paru
15. Jantung
16. Abdomen
17. Genitalia : Pria dan Wanita
18. Anus
19. Punggung dan ekstremitas
20. Pengkajian neurologis
 Status mental
 Fungsi motorik
 Fungsi sensorik
 Refleks
 Saraf kranial
21. Dokumentasikan

UNIT TERKAIT
JUDUL SPO
PEMBERIAN OKSIGENASI PADA ANAK

RUMAH SAKIT UMUM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
HARAPAN BERSAMA
No.Urut/SPO/POKJA/ 00 1/….
SINGKAWANG
RSUHB/Bln/Tahun

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL …………………….

dr. Veridiana, SpOG

Terapi oksigen memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui


PENGERTIAN saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan

Memenuhi kebutuhan fisiologi pasien oksigen dan mencegah terjadinya


TUJUAN hipoksia

1. Pasien hipoksia
2. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal
3. Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan paru tidak normal
4. Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak normal
KEBIJAKAN 5. Pasien yang membutuhkan oksigen dengan konsentrasi tinggi
6. Pasien dengan tekanan partial karbondioksida (PCO2) rendah
7. Yang melakukan perawat dan bidan

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Outlet oksigen sentral/dinding/tabung
2. Flowmeter oksigen dan humidifier
3. Cateter nasal
4. Canule binasal
5. Sungkup muka sederhana
6. Sungkup muka dengan kantong Non Rebreathing/NRMg)
7. Sungkup muka dengan kantong Rebreathing
8. Jelly KY untuk pelicin

Tahap Interaksi :
1. Verifikasi order
2. Cek program pemberian oksigen
3. Persiapan diri perawat
4. Cuci tangan

Tahap Orientasi :
1. Berikan salam, memanggil nama pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan prosdur dan lamanya tindakan pada keluarga
3. Beri kesempatan pada psien untuk bertanya
4. Melakukan kontrak tindakan dengan penderita

Tahap kerja :
1. Jaga privasi pasien
2. Hubungkan humidifier dengan flowmeter oksigen
3. Hubungkan flowmeter dengan outlet oksigen sentral/tabung
4. Pilih kataeter nasal/canule nasal/sungkup muka
sederhana/sungkup muka rebreathing/non rebreathing
5. Hubungkan dengan flowmeter oksigen
6. Alirkan oksigen dengan memutar selektor sesuai kebutuhan
7. Pasang ke pasien dengan cara seperti di bawah ini : (1) canul
nasal 1-6 ltr/menit konsentrasi 24% - 44%, (2) kateter nasal 1-6
ltr/mnt konsentrasi 24 – 44%, (3) sungkup muka sederhana 5-8
ltr/mnt konsentasi 40- 60%, (4) sungkup RM 5-13% ltr/mnt
konsentrasi 30-55%, (5) sungkup NRM 8-12 ltr/mnt konsentrasi
60-100%.
8. Beri pelicin pada ujung kanul masukkan kedua ujung kedalam
lubang hidung pasien.
9. Ukur jarak antara lubang hidung sampai ujung daun telinga
10. Beri jelli pelicin pada ujung kateter masukkan melalui lubang
hidung dan fiksasi.
11. Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup rapat dan
nyaman, jika perlu memakai kain kasa pada daerah tertekan.
Muka pasien dibersihkan tiap 2 jam. Sungkup muka diganti
setiap 8 jam, isi oksigen ke dalam kantong dengan cara menutup
lubang antara kantong dengan sungkup sehingga menutup rapat
dan nyaman

Tahap Terminasi :

1. Evakuasi hasil kegiatan


2. Pantau respon pasien
3. Simpulkan hasil kegiatan, kontrak waktu, kegatan selanjutnya

Dokumentasi :
1. Tanggal pemberian, jenis alat yang digunakan, aliran oksigen
yang diberikan
2. Tanda tanda vital
3. Data laboratorium yang berhubungan

1. Ruang Rawat Inap

UNIT TERKAIT 2. IGD


3. Ruang Rawat Jalan
JUDUL SPO
PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA

RUMAH SAKIT UMUM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
HARAPAN BERSAMA
No.Urut/SPO/POKJA/ 00 1/….
SINGKAWANG
RSUHB/Bln/Tahun

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL …………………….

dr. Veridiana, SpOG

Memberikan obat-obatan tertentu melalui anus atau rektum.


PENGERTIAN

Pengobatan, mengurangi rasa sakit, otot pernapasan menjadi kendor feses


TUJUAN menjadi lunak dan buang air besar menjadi terangsang.

KEBIJAKAN

PROSEDUR Peralatan:
1. Supositoria rektal. (Suppositoria harus disimpan dalam lemari es
agar tidak meleleh)
2. Jeli pelumas (larut air)
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Tisu
5. Duk
6. Catatan pemberian obat

Langkah:
1. Tinjau ulang nama obat, dosis, dan rute pemberian. Meyakinkan
bahwa obat akan diberikan secara aman dan akurat.
2. Minta klien untuk melakukan posisi sim (sims)dengan kaki atas
fleksi ke depan. Memajankan anus dan membantu klien
merilekskan spinter anal eksternal.
3. Pertahankan klien tertutup duk dengan hanya area anal yang
terpajan. Penutupan klien mempertahankan privasi dan
memudahkan relaksasi.
4. Periksa kondisi anus eksternal dan palpasi dinding rektal.
Lepaskan sarung tangan dengan menariknya ke dalam dan
menempatkannya dalam wadah yang tepat. Menetapkan adanya
perdarahan rektal aktif.
5. Kenakan sepasang sarung tangan baru. Mengurangi penularan
infeksi.
6. Lepaskan supositoria dari wadahnya dan beri pelumas pada
sekitar ujung dengan jeli. Beri pelumas sarung tangan pada jari
telunjuk tangan dominan. Pelumasan mengurangi friksi saat
supositoria masuk ke rektum.
7. Minta klien untuk merilekskan spinter anal. Mendorong
supositoria melalui spingter yang kontriksi menyebabkan nyeri.
8. Regangkan bokong klien dengan tangan nondominan. Dengan
jari telunjuk yang tersarungi, masukkan supositoria dengan
perlahan melalui anus melalui spinter anal internal dan mengenai
dinding rektal : masukkan seluruh jari pada orang dewasa, sekitar
5 cm pada anak-anak dan bayi. Supositoria harus ditempatkan
mengenai mukosa rektal untuk absorpsi dan kerja terapeutik.
9. Tarik jari dan bersihkan area anal kien. Memberikan klien rasa
nyaman.
10. Instruksikan klien untuk tetap berbaring telentang atau miring
selama 5 menit. Mencegah keluarnya supositoria.
11. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses,
tempatkan lampu pemanggil dalam jangkauan klien sehingga ia
dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau kamar
mandi. Mampu untuk memanggil bantuan memberikan klien rasa
kontrol terhadap eliminasi.
12. Buang sarung tangan membalik bagian dalam keluar dan buang
dalam wadah yang tepat. Membuang sarung tangan dengan cara
ini mengurangi pemindahan mikroorganisme.

UNIT TERKAIT
JUDUL SPO
PPD / MANTOUX TES

RUMAH SAKIT UMUM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
HARAPAN BERSAMA
No.Urut/SPO/POKJA/ 00 1/….
SINGKAWANG
RSUHB/Bln/Tahun

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL …………………….

dr. Veridiana, SpOG

Tes tuberculin (Mantoux Test) merupakan salah satu tes diagnostic TB


PENGERTIAN dengan menyuntikkan Purified Protein Derivative (PPD) secara intra
dermal/intra cutan

TUJUAN Mendeteksi adanya infeksi M. tuberculosis

KEBIJAKAN

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Sarung tangan steril
2. Spoit 1 cc, dan 3 cc
3. PPD RT-23 2TU atau PPD S 5TU
4. Kapas Alkohol
5. Adrenalin Ampul
6. Penggaris/mistar

Persiapan pasien :
1. Perkenalkan diri pada pasien/orang tua/pengantar pasien
2. Jelaskan pada orang tua/pengantar pasien mengenai
tujuan/indikasi pelaksanaan tes Tuberkulin
3. Jelaskan prosedur pelaksanaan tes tuberculin
4. Jelaskan bahwa interpretasi akan dilakukan setelah dua hari (48-
72 Jam).
5. Minta persetujuan pasien/orang tua.

Prosedur tindakan :
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Pasien dibaringkan terlentang, posisikan lengan bawah kiri/kanan
pasien dalam posisi volar.
3. Lakukan cuci tangan rutin dan gunakan handscoen steril
4. Ambil 0,1 ml (5 Tuberculin Unit) antigen PPD dengan
menggunakan spoit 1 cc.
5. Tentukan daerah injeksi, yaitu daerah yang bebas lesi dan jauh
dari vena, kemudian sucihamakan dengan menggunakan kapas
alcohol. Jika lengan kiri tidak memenuhi syarat, dapat diganti
dengan lengan kanan.
6. Injeksikan antigen PPD secara intrakutan, degan bevel
menghadap ke atas, injeksikan hingga terbentuk gelembung.
7. Cabut jarum perlahan, buang ke tempat sampah tajam.

Prosedur interpretasi :
1. Lakukan interpretasi setelah 48-72 jam
2. Lakukan pengukuran diameter indurasi yang terbentuk/timbul
3. Hasil interpretasi:

0 – 4 mm : negatif
5 – 9 mm : ragu-ragu
≥ 10 mm : positif
UNIT TERKAIT
JUDUL SPO
PEMBERIAN INSULIN PEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT UMUM
No.Urut/SPO/POKJA/ 00 1/….
HARAPAN BERSAMA
RSUHB/Bln/Tahun
SINGKAWANG

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL …………………….

dr. Veridiana, SpOG

Insulin adalah hormon yang digunakan untuk mengobati diabetes


mellitus.
PENGERTIAN Actrapid Novolet : adalah insulin short acting yang dikemas dalam
bentuk pulpen insulin khusus yang berisi 3 cc insulin.

TUJUAN Mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan diabetes mellitus.

KEBIJAKAN
PROSEDUR Peralatan :
1. Spuit insulin / insulin pen (Actrapid Novolet).
2. Vial insulin.
3. Kapas + alkohol / alcohol swab.
4. Handscoen bersih.
5. Daftar / formulir obat klien.

Persiapan pasien :
1. Menjelaskan kepada klien sehari sebelumnya (± pukul 20.00)
akan dilakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah dan urine
untuk memastikan apakah klien menderita diabetes mellitus.
2. Menganjurkan klien untuk puasa 6 – 7 jam (mulai ± pukul 24.00)
sampai dengan pengambilan sampekl urine dan darah di pagi
hari. Klien diperbolehkan hanya minum air putih saja (air yang
tidak mengandung glukosa).

Persiapan perawat :
1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan
2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.

Prosedur :
1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Mengambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang
diperlukan untuk klien (berdasarkan daftar obat klien/instruksi
medik).
4. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya
terdapat kebiruan, inflamasi, atau edema.
5. Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat
catatan perawat sebelumnya.
6. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol
swab, dimulai dari bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
7. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus
dan regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang
tidak dominan.
8. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang
domin secara lembut dan perlahan.
9. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya
dilalukan penekanan pada area penyuntikan dengan
menggunakan kapas alkohol.
10. Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan dalam keadaan
jarum yang sudah tertutup dengan tutupnya.
11. Dokumentasi

UNIT TERKAIT Unit Stroke dan Ruang Rawat Inap

Lynn, P. B.. 2011. Taylor’s Clinical Nursing Skill; A Nursing Process Approach. Third
Edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

Mansjoer, A. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4. Jakarta : Media Aesculapius. FKUI.

Meeker, B. & Rhoads, J. 2011. Davis Guide To Clinical Nursing Skills. Philadelphia : F A
Davis Co.

Prasetyo, Sigit Nian. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha
Ilmu.

Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Binarupa Aksara
Publisher.

Tim Penyusun Pusdiklatnakes. 2013. Pedoman Praktik Laboratorium Kebutuhan Dasar


Manusia II. Jakarta : Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., Murr, A. C. 2013. Nursing Diagnosis Manual: Planning,
Individualizing, and Documenting Client Care, 4th Edition. Philadelphia:
Elizabeth Hart.

Anda mungkin juga menyukai