Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PEMBERIAN ARANG SEKAM PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

HASIL TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens)

(Dewi septiani, seminar program stadi hortikultura semester V, politeknik negeri lampung ,2012)

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah

Cabai rawit merupakan salah satu komoditas yang dibutuhkan masyarakat sehari –
hari. Umumnya masyarakat menyukai rasa pedas dari cabai ini. Bahkan banyak pula yang
menjadikan cabai rawit sebagai salah satu pembangkit selera makan. Dengan pertimbangan
tersebut, menanam cabai ini tidak ada ruginya bahkan keuntungan yang menggiurkan dapat
diraih. ( Setiadi, 2002 ) .
Seperti pada daerah bengkulu yang pada saat ini permintaan cabai rawit sangat tinggi
dan harganya sangat melambung. ( http://beritadaerah.com/news/getContent/76735, 2012 )
Bahkan di daerah pontianak permintaan dan harga cabai rawit sangat melambung tinggi
hampir dijual sekitar Rp28.000 per kilogram dari sebelumnya bertahan Rp26.000 setelah naik
dari sebelumnya Rp18.000 per kilogram. ( http://sigapbencana-bansos.info/profil/8004-harga-
cabai-rawit-di-pontianak-melambung-tinggi-.html ) bukan hanya didaerah bengkulu dan
pontianak, tetapi permintaan cabai rawit di pulau jawa juga meningkat.
Dari permintaan pasar yang meningkat maka banyak para petani yang menanam cabai
rawit, karena tanaman ini dapat tumbuh didataran tinggi dan dataran rendah. ( Setiadi, 2002 )
Cabai rawit tergolong masih tahan terhadap layu bakteri ,busuk buah, dan bercak daun. Cabai
rawit merupakan tanaman yang rentan terhadap aphid dan trrip, untuk mencegah atau
mengingat akan permintaan dan kebutuhan cabai rawit di kalangan masyarakat perlu
dicarikan solusi dari sistem budidaya yang evektif, salah satunya penambahan arang sekam
terhadap media tanam.
Arang sekam sendiri memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah.
Arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air. Penggunaan
arang sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias maupun sayuran (terutama
budidaya secara hidroponik). Arang sekam dapat dengan mudah diperoleh di toko-toko
pertanian. Namun tidak ada salahnya memproduksi sendiri arang sekam untuk keperluan
sendiri dan bahkan mungkin dapat menjualnya nanti (Maspary, 2011).
Arang sekam mengandung SiO2 (52%), C (31%), K (0.3%), N (0,18%), F (0,08%),
dan kalsium (0,14%). Selain itu juga mengandung unsur lain seperti Fe2O3, K2O, MgO,
CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang kecil serta beberapa jenis bahan organik. Kandungan
silikat yang tinggi dapat menguntungkan bagi tanaman karena menjadi lebih tahan terhadap
hama dan penyakit akibat adanya pengerasan jaringan. Sekam bakar juga digunakan untuk
menambah kadar Kalium dalam tanah. (Anonim, 2011)mmmmmmmmmmmmmmmmmm
pH arang sekam antara 8.5 - 9. pH yang tinggi ini dapat digunakan untuk
meningkatkan pH tanah asam. PH tersebut memiliki keuntungan karena dibenci gulma dan
bakteri. Peletakan sekam bakar pada bagian bawah dan atas media tanam dapat mencegah
populasi bakteri dan gulma yang merugikan. Jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
Arang sekam memiliki kemampuan menyerap air yang rendah dan porositas yang
baik. Sifat ini menguntungkan jika digunakan sebagai media tanam karena mendukung
perbaikan struktur tanah karena aerasi dan drainase menjadi lebih baik.
Karena kandungan dan sifat ini, sekam bakar sering digunakan sebagai media tanam untuk
tanaman hias maupun campuran pembuatan kompos. Dan menarik untuk di teliti berpengaruh
atau tidak terhadap tanaman cabai rawit.

I.2 Tujuan

Adapun tujuannya yaitu agar mengetahui pengaruh pemberian arang sekam terhadap
tanaman cabai rawit.

PEMBAHASAN

Menurut dari hasil penelitian (Syahriani Nor, 1995) menunjukkan bahwa arang sekam
mampu menurunkan kadar warna limbah cair, penyamakan kulit. Arang sekam juga dapat
menurunan kadar warna bervariasi setalah melalui kontrol dan ketebalan arang sekam sekitar
70 cm, 90 cm, 110 cm. Rata-rata penurunan kadar warna pada kontrol yaitu 8,09%, ketebalan
arang sekam 70cm, 46,38%, ketebalan arang sekam 90cm 56,35%, ketebalan arang sekam
110 cm 65,05%. Hasil tersebut menunjukkan, bahwa semaki tebal saringan arang sekam akan
memberikan hasil yang lebih baik. Sedangkan ketebalan arang sekam pada 110 cm
menurunkan kadar warna dari 189 TCU menjadi 65,7 TCU, jika dibandingkan dengan baku
mutu air limbah industri DKI Jakarta, kep Gubernur kepala DKI jakarta No. 1608, th 1988
adalah scala Pt-Co, sudah mendekati standar yang diperbolehkan.
Menurut (frita yulianti dan herri susanto, 2009). Arang sekam padi aktif merupakan
adsorben yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah yang mengandung fenol dan
senyawa turunannya. Aktivitas arang sekam menggunakan larutan NaOH 0,5 M pada 90oC,
meningkatkan luas permukaan dan kapasitas adsorpsi fenol lebih besar, jika dibandingkan
dengan larutan NaOH 0,5 M dan 1 M pada temperatur ruang. Produksi arang sekam padi
aktif dengan sekala 478,6 kg arang sekam aktif/hari cukup ekonomis.

Adapun penelitian lainnya tentang pengaruh berbagai komposisi arang sekam dan
zeolit (1:3, 1:1, 3:1) sebagai media inokulan FMA terhadap pertumbuhan sorgum
menunjukkan bahwa kombinasi arang sekam:zeolit (1:3) adalah yang terbaik (Prafithriasari &
Nurbaity, 2010). Hal ini sejalan dengan Simanungkalit (2003) yang telah mencoba medium
campuran berupa arang sekam steril dan pasir kuarsa (dengan perbandingan 1:3) untuk
memperbanyak FMA Glomus fasiculatum pada tanaman inang jagung yang diberi larutan
hara.

PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa arang sekam padi dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit. Karena arang sekam padi berifat
pourus, sehingga drainase dan aerasi tanah menjadi baik. Arang sekam juga mengandung
oksigen, serta aktivitas arang sekam menggunakan larutan NaOH 0,5 M pada 90oC,
meningkatkan luas permukaan dan kapasitas adsorpsi fenol lebih besar, jika dibandingkan
dengan larutan NaOH 0,5 M dan 1 M pada temperatur ruang. Sehingga sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Budidaya Cabai Rawit. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
(Diakses 18 Agustus 2012)

Maspary. 2011. Fungsi dan Kandungan Arang Sekam/Sekam Bakar.


http://www.sehatcommunity.com/2011/11/fungsi-dan-kandungan-arang sekamsekam
2106.html#ixzz24emhR0li. (Diakses 18 Agustus 2012)

Setiadi. 2000. Jenis dan Budidaya Cabai Rawit. Jakarta. Swadaya.

Wiryanta 2002. dalam Tinjau Pustaka Institut Agrikultur Bogor. (Diakses 25 September
2012)

Wiryanta et al. 2010. dalam Tinjau Pustaka Institut Agrikultur Bogor. ( Diakses 25
September 2012)

Airinda Masayu Adiastika dkk. 2010. Penelitian Pengaruh Penggunaan Arang Sekam Padi
Sebagai Absorben dan Jenis Bahan Makanan yang Digoreng Terhadap Kualitas
Minyak Goreng Bekas Selama Masa Simpan. Semaarang.
httpeprints.undip.ac.id249321324_Airinda_Masayu_Adiastika_G2C003224_A.pdf

Frita Yulianti dan Herri Susanto. 2009. Penelitian Tentang Kajian Arang Aktif Dari Sekam
Padi Untuk Pengolahan Air Limbah Industri. Bandung.
httpesptk.fti.itb.ac.idherriwpimagesNIA-163%20Presentasi%20Frita.pdf

Syahriani Nor. 1995. Pengaruh Ketebalan Saringan Arang Sekam Terhadap Penurunan Kadar
Warna Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit Pt.Budi Makmur Jaya Murni di
Yogyakarta. Yogyakarta. httpeprints.undip.ac.id891610362.pdf

Anda mungkin juga menyukai