Anda di halaman 1dari 7

PENANGANAN SAMPAH DI BANDAR..

(NUGROHO UTOMO)

PENANGANAN SAMPAH DI BANDAR UDARA MENURUT


STANDAR FAA (FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION)
Nugroho Utomo
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
E-mail: nugroho,ts@upnjatim.ac.id

ABSTRAK

Pengelolaan sampah di bandar udara sekarang ini dipandang sebagai suatu


permasalahan lingkungan yang kritis dan menjadi hal yang sangat istimewa
berkenaan dengan kenaikan jumlah penumpang secara signifikan berpengaruh
terhadap volume sampah yang dihasilkan. FAA (Federal Aviation Administration)
bersama EPA (Environmental Protection Agency) telah memberikan prosedur
standar dalam menangani permasalahan sampah di fasilitas bandar udara. Pada
prosedur ini dijelaskan secara spesifik tentang hal yang harus dipersiapkan dalam
menangani sampah yang dihasilkan dari bandar udara baik pada sisi darat
(landside) dan sisi udara (airside), yakni: i).Identifikasi terhadap sampah yang
dapat dan tidak dapat ditangani secara langsung, ii). Lokasi-lokasi di area bandar
udara yang berpotensi menghasilkan sampah terbesar, iii). Jenis sampah yang
dihasilkan dari lokasi dalam bandar udara termasuk sampah kertas, plastik dan
sebagainya, iv). Kuantitas atau jumlah sampah yang dihasilkan dari area kegiatan
di dalam bandar udara, v). Identifikasi terhadap jenis sampah mana yang dapat
dilakukan proses daur ulang (recycle), penggunaan kembali (reuse) dan
pengurangan jenis sampah (reduce).

Kata kunci: bandar udara, penanganan sampah, recycle, reuse, reduce

ABSTRACT

The management of waste is now viewed as one of the critical environmental issues
confronting airports and becoming especially important due to the significant
increases in passenger numbers and the consequent volumes of waste that is
generated. FAA (Federal Aviation Administration) together with EPA
(Environmental Protection Agency) FAA has assembled a standard procedures of
waste problems handling in airport facility. On this procedures specifically
explained about important things that must be prepared to handling a waste which
generated from airports by landside or airside sections as shown next: i).
Identification of waste what can and cannot handle directly, ii). Locations of airport
section which are potentially generating the large amounts of waste, iii). Type of
waste that generated from locations of airport sections including plastic and paper
waste, etc., iv). Quantity or amount of waste which as generated from activities
area on airports, v). Identification to which type of waste that recycle, reuse and
reduce treatment can be proceeds.

Keywords: airport, waste management, recycle, reuse, reduce

38
PENANGANAN SAMPAH DI BANDAR..(NUGROHO UTOMO)

lingkungan yang diakibatkan dari kegiatan


PENDAHULUAN
angkutan udara dan kebandarudaraan (Rizki,
Bandar udara sebagai fasilitas prasarana 2014). FAA (Federal Aviation Administration)
transportasi udara melayani alur pergerakan merupakan biro federal Amerika Serikat yang
orang dan barang melalui bentuk jasa berwenang dalam mengatur regulasi perihal
penerbangan baik di dalam satu wilayah negara penerbangan. FAA bersama EPA
atau antar negara. (Environmental Protection Agency) telah
Dalam proses operasionalnya fasilitas prasarana memberikan prosedur standar dalam menangani
transportasi udara ini pasti akan menghasilkan permasalahan sampah di fasilitas bandar udara
suatu bentuk disposal atau sesuatu yang harus yakni terdapat pada dokumen: “Recycling,
dibuang baik dari bagian landside maupun dari Reuse and Waste Reduction at Airports”. Pada
bagian airside. Gedung terminal adalah pusat dokumen ini dijelaskan secara spesifik tentang
dari pergerakan penumpang pada kompleks hal-hal yang harus dipersiapkan dalam
bandar udara. Secara normal area ini menangani sampah yang dihasilkan dari bandar
mempunyai konsentrasi terbesar dari udara baik pada sisi darat (landside) maupun
penumpang yang menghasilkan sampah. pada sisi udara atau airside (FAA, 2013).
Sampah ini dihasilkan oleh penumpang pesawat DASAR PEMIKIRAN
terbang pada area check-in counter, dan ruang
Pengelolaan sampah di bandar udara merupakan
tunggu penumpang (gate). Umumnya jenis
cara yang dilakukan untuk mengatasi
sampah tersebut berupa kemasan bekas tempat
permasalahan dampak yang ditimbulkan dari
makanan dan minuman, makanan yang dibuang,
fasilitas transportasi udara terhadap lingkungan
koran, majalah, dan lain sebagainya (Mehta,
dan mempunyai peranan penting dalam menjaga
2015). Selain itu juga ada sampah yang
keseimbangan antara manusia dan lingkungan
dihasilkan penumpang pada saat perjalanan
hidup. Untuk mengimplementasikan hal ini
penerbangan di dalam pesawat terbang. Jenis
diperlukan sebuah instrumen atau perangkat
sampah inilah yang termasuk dalam aviation
pedoman yang dapat digunakan dalam
waste atau “sampah penerbangan”. Selanjutnya
menangani sampah di bandar udara. Perangkat
“sampah penerbangan” ini setelah pesawat
pedoman yang digunakan adalah dokumen dari
terbang tiba di bandar udara tujuan harus segera
FAA yang mengatur prosedur penanganan
dikumpulkan untuk dibuang (Li, 2018).
sampah yang dihasilkan oleh bandar udara.
Pengelolaan sampah di bandar udara sekarang
HASIL DAN PEMBAHASAN
ini dipandang sebagai suatu permasalahan
lingkungan yang kritis. Hal ini disebabkan A. Tipe dari sampah yang terdapat di bandar
karena bermacam-macam kegiatan yang udara
dilakukan di bandar udara menghasilkan volume
Sebelum dilakukan prosedur penanganan
sampah yang cukup besar. Ditambah lagi
terhadap sampah yang dihasilkan dari bandar
permasalahan dalam pengelolaan sampah di
udara, FAA (2013) memberikan penjelasan
bandar udara menjadi hal yang sangat istimewa
tentang 8 tipe dari sampah dari bandar udara
berkenaan dengan kenaikan jumlah penumpang
yang harus diketahui, yakni:
secara signifikan berpengaruh terhadap volume
sampah yang dihasilkan (Baxter, 2018). 1. Sampah padat dari penumpang (municipal
Kegiatan operasional, jumlah pengunjung dan solid waste)
pengguna transportasi udara yang terjadi di Merupakan sampah padat yang dihasilkan
bandar udara merupakan salah satu faktor oleh penumpang di area terminal pada bandar
penyebab peningkatan jumlah sampah yang udara berupa barang yang telah dikonsumsi
dihasilkan setiap harinya. Oleh karena itu bandar dan dibuang, seperti: kemasan makanan dan
udara memerlukan suatu sistem penanganan dan minuman, sisa makanan dan lain sebagainya.
pengelolaan sampah (Leoni, 2013). Dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang 2. Sampah konstruksi (construction and
penerbangan, pada pasal 10 ayat 69 dijelaskan demolition waste).
bahwa bandar udara sebagai bangunan dengan Merupakan sampah padat yang dihasilkan
fungsi khusus harus memenuhi perlindungan oleh kegiatan konstruksi dan perbaikan
lingkungan dengan upaya pencegahan dan fasilitas pada bandar udara, seperti: sisa-sisa
penanggulangan pencemaran terhadap

39
PENANGANAN SAMPAH DI BANDAR..(NUGROHO UTOMO)

pembersihan tanah, ekskavasi tanah, dan 7. Sampah dari pembersihan dan penanganan
renovasi atau perbaikan konstruksi serta tumpahan cairan yang tidak terpakai (spill
utilitas yang lain. cleanup and remediation waste)
3. Sampah hijau (green waste). Merupakan sampah cair yang dihasilkan oleh
proses pembersihan dan penanganan cairan
Merupakan sampah yang dihasilkan dari
tumpahan dari tangki penyimpanan minyak,
tanaman yang terdapat di bandar udara
kebocoran atau tumpahan dari kegiatan
berupa guguran daun, dan cabang pohon.
pemeliharaan pada fasilitas di bandar udara.
Sampah jenis ini dapat ditangani dengan
Perhatian dan tindakan khusus harus
proses dekomposisi (decomposting)
dilakukan terhadap sampah jenis ini agar
4. Sampah makanan (food waste) tidak bercampur dan tidak terjadi reaksi
Merupakan sampah yang dihasilkan oleh dengan aliran sampah cair lain.
penyedia makanan (catering) di penerbangan 8. Sampah berbahaya (hazardous waste)
berupa sisa dari makanan yang disajikan.
Merupakan sampah yang harus ditangani
5. Sampah penerbangan (deplaned waste / dengan peraturan dan persyaratan tertentu
aviation waste) yang ketat dari pemerintah atau instansi
Merupakan sampah padat khusus yang berwenang karena tidak bisa dilakukan
dihasilkan oleh penumpang pada saat tindakan melalui cara biasa. Sampah
perjalanan penerbangan berupa kemasan berbahaya ini termasuk pada kategori mudah
tempat makanan dan minuman dari plastik, menyala (terbakar), menimbulkan dampak
tisu bekas pakai, peralatan makan disposal, korosif, beracun dan reaktif terhadap zat-zat
sisa makanan, koran atau majalah. Sampah lain. Sampah berbahaya yang dihasilkan dari
padat ini dikumpulkan jadi satu dan dibuang area bandar udara (hangar) adalah sebagai
setelah pesawat terbang sampai di bandar berikut:
udara tujuan. Sampah yang berasal dari a. Cairan pelarut (solvents)
pesawat terbang ini (international waste)
b. Bilasan zat cair yang dapat membakar
dapat mewakili 20% dari total jumlah
kulit (caustic parts washes) atau larutan
sampah padat dari bandar udara dengan
asam (HCl atau H2SO4)
komposisi kasar 30% berupa sampah kertas,
sisa makanan yang dapat diuraikan dan c. Sampah cat yang mengandung logam
material yang tidak dapat didaur ulang. berat
6. Sampah padat dari toilet pesawat terbang d. Endapan air limbah bekas proses etsa
(lavatory waste) pada logam dan pelapisan logam dengan
metoda electroplating
Merupakan sampah yang dihasilkan dari
proses biologis penumpang. Setelah pesawat e. Bekas zat polimer (epoxy) dan monomer
terbang mendarat di bandar udara tujuan, yang tidak terpakai
sampah jenis ini dipindahkan dari tangki
f. Limbah bahan bakar (sisa endapan bahan
lavatory toilet pesawat terbang ke tangki
bakar dari tangki penyimpan bahan
khusus. Selanjutnya tangki lavatory pesawat
bakar)
terbang yang kosong diisi dengan campuran
air dan cairan disinfektan. Sampah lavatory g. Cairan kimia yang tidak terpakai
yang telah dipindahkan dari toilet pesawat h. Timbunan ilegal kontainer berisi bahan
terbang kemudian diangkut menuju fasilitas kimia
triturator. Sampah lavatory ini harus
mendapat perlakuan khusus karena i. Sisa endapan hasil pembersihan fasilitas
mempunyai kandungan potensi kuman yang perbaikan pesawat terbang yang telah
pathogen (menimbulkan penyakit) sehingga terkontaminasi
apabila tidak ditangani dengan baik dapat j. Bekas baterai yang mengandung nikel-
menyebabkan resiko pencemaran pada kadmium (Ni-Cd)
lingkungan dan gangguan kesehatan pada
manusia. EPA (Environmental Protection Agency)
mendefinisikan jenis sampah berbahaya ini

40
JURNAL ENVIROTEK VOL 1 NO 2 (2019)

sebagai sampah universal (universal waste). terbang yang rentan terhadap gangguan
Sampah universal yang termasuk dihasilkan dari sampah, karena apabila sampah ini terhisap
kegiatan bandar udara ini adalah: baterai, limbah masuk ke dalam mesin jet akan dapat
cair kimia berbahaya, limbah elektronik (sisa mengakibatkan kerusakan pada mesin
perangkat elektronik instrumen pesawat terbang pesawat terbang.
yang sudah rusak).
c. Hanggar perawatan dan perbaikan pesawat
terbang
B. Sumber dan jalur dari sampah bandar Hanggar merupakan tempat perawatan dan
udara perbaikan pesawat terbang. Proses perawatan
dan perbaikan pesawat terbang yang
Menurut FAA (2013), setiap kegiatan pada
dilakukan baik pada fasilitas hanggar
bandar udara mempunyai masing-masing orang
maupun pada GSE (Ground Service
yang bertanggung jawab, sumber daya yang
Equipment) yang dimiliki oleh maskapai
memenuhi syarat dan menghasilkan aliran
penerbangan akan menghasilkan sampah.
sampah. Setiap rencana yang dilakukan untuk
Sampah tersebut berupa oli bekas, minyak
mengimplementasikan program penanganan
pelumas, limbah cair kimia berbahaya,
sampah di bandar udara harus
sampah universal (baterai, limbah merkuri,
mempertimbangkan terhadap semua kegiatan
dan limbah elektronik), serta sampah plastik
dan aliran sampah pada fasilitas tersebut.
dan karet (bekas komponen pesawat terbang
Kegiatan utama harus dapat dianalisis sesuai
dan bekas ban roda pesawat terbang).
dengan konteksnya. Konteks dari tugas yang
dikerjakan dan jenis sampah apa yang d. Hanggar kargo
dihasilkan.
Hanggar kargo merupakan tempat bongkar
Kegiatan utama yang dilakukan pada bandar muat barang yang menggunakan transportasi
udara dan jenis sampah yang dihasilkan udara. Proses bongkar muat yang dilakukan
dijelaskan sebagai berikut: pada hanggar kargo ini menghasilkan
sampah berupa kayu pallet atau papan kayu
a. Kegiatan pada terminal penumpang (sisi
yang dipakai untuk mengemas barang, sisa
darat / landside)
plastik pembungkus barang dan sisa cairan
Terminal penumpang merupakan pusat dari (minyak pelumas atau oli) dari peralatan
kompleks bandar udara dan secara normal pengangkut barang.
mempunyai konsentrasi jumlah penumpang
e. Dapur pesawat terbang
terbesar dan pasti akan menghasilkan
konsentrasi sampah yang terbesar juga. Pada Dapur pesawat terbang merupakan tempat
terminal penumpang terdapat beberapa untuk menyajikan makanan bagi
fasilitas seperti konter pelayanan penumpang. Proses penyajian ini biasanya
penumpang, ruang tunggu penumpang, menghasilkan sampah berupa sisa makanan,
restoran, toko dan toilet yang sering air limbah, dan sisa kemasan pembungkus
dikunjungi tidak hanya oleh penumpang makanan (plastik atau kertas).
tetapi juga karyawan dari maskapai
f. Kantor di bandar udara
penerbangan.
Setiap bandar udara mempunyai ruang
Sampah yang dihasilkan berupa sisa
kantor yang digunakan oleh karyawan dari
makanan, kertas dan plastik kemasan
maskapai penerbangan atau pegawai
pembungkus, kemasan makanan dari
pengelola bandar udara. Sampah yang
aluminium, sampah universal dan sampah
dihasilkan dari kegiatan operasional kantor
penerbangan.
seperti: kertas bekas, sisa cartridge tinta
b. Kegiatan pada area apron, taxiway dan printer, sampah universal (baterai, dan sisa
runway (sisi udara / airside) lampu), sisa makanan dan bekas kemasan
makanan atau minuman.
Pada area ini jumlah sampah yang dihasilkan
adalah hampir tidak ada (zero quantity). g. Proyek konstruksi bandar udara
Daerah apron, taxiway dan runway
Dalam perkembangannya baik bandar udara
merupakan zona pergerakan dari pesawat
besar maupun kecil selalu mengalami

41
PENANGANAN SAMPAH DI BANDAR..(NUGROHO UTOMO)

aktivitas pekerjaan konstruksi berupa membantu dalam proses pengawasan dan


renovasi atau pembangunan fasilitas baru di penilaian dalam penanganan sampah di
bandar udara untuk meningkatkan performa bandar udara. Penanganan dan penilaian
pelayanannya. Umumnya pekerjaan yang layak terhadap sampah yang dihasilkan
konstruksi ini menghasilkan sampah berupa: di bandar udara adalah didasarkan pada
sisa material konstruksi seperti beton, kayu, ukuran bandar udara, pengetahuan spesifik
potongan profil baja, dan sisa perlengkapan tentang operasional di bandar udara (bandar
konstruksi. udara umum atau militer), analisis secara
detail mengenai aliran sampah yang
dihasilkan, serta sumber daya dan
C. Membentuk program penanganan mekanisme penanganan sampah yang
sampah di bandar udara tersedia.
Hingga sekarang ini, sebagian besar dari Penanganan dan penilaian terhadap sampah
program penanganan sampah di bandar udara yang dihasilkan di bandar udara terdapat
difokuskan pada memaksimalkan jumlah aspek yang perlu untuk diperhatikan sebagai
sampah yang dapat didaur ulang dari aliran berikut:
sampah yang terjadi. Alih-alih memfokuskan
a. Identifikasi terhadap sampah yang dapat
secara eksklusif dalam mengekstraksi sampah
dan tidak dapat ditangani secara
yang dapat didaur ulang, dibutuhkan tindakan
langsung. Artinya terdapat sampah yang
yang terorganisir untuk mencari jalan
memerlukan penanganan secara khusus
mengurangi atau meminimalisasi arus sampah
seperti sampah yang masuk kategori
di bandar udara. Secara bersamaan, apabila
berbahaya (hazardous waste)
program penanganan sampah di bandar udara ini
berjalan dengan sukses maka akan dapat b. Lokasi-lokasi di area bandar udara yang
berpotensi memberikan pengaruh secara positif berpotensi menghasilkan sampah
terhadap bidang usaha dan masyarakat sebagai terbesar. Memetakan lokasi (location
konsumen pengguna layanan jasa bandar udara. mapping) di area bandar udara yang
menghasilkan sampah paling banyak dan
EPA (Environmental Protection Agency)
sampah berbahaya
melalui Airport Recycling Guide (EPA, 2009)
dalam “Recycling, Reuse and Waste Reduction c. Jenis sampah yang dihasilkan di lokasi
at Airports” (FAA, 2013) menjelaskan tentang dalam bandar udara termasuk sampah
ikhtisar program penanganan dan kertas, plastik dan sebagainya
meminimalisasi sampah di bandar udara antara
d. Kuantitas atau jumlah sampah yang
lain:
dihasilkan dari area kegiatan di dalam
1. Komitmen dari pengelola bandar udara bandar udara
Agar program penanganan dan minimalisasi e. Identifikasi terhadap jenis sampah mana
sampah di bandar udara dapat terlaksana yang dapat dilakukan proses daur ulang
dengan sukses maka dibutuhkan komitmen (recycle), penggunaan kembali (reuse)
yang kuat dari pengelola bandar udara untuk dan pengurangan jenis sampah (reduce)
mendukung program tersebut. Komitmen
3. Proses pengumpulan sampah (waste
yang kuat menunjukkan keseriusan dalam
collection)
menanggulangi permasalahan sampah di
bandar udara. Proses ini merupakan bentuk tindakan dari
penanganan sampah yang dihasilkan dari
2. Identifikasi jenis sampah
area terminal, kantor bandar udara, pesawat
Sebelum melaksanakan program penanganan terbang, hanggar pemeliharaan dan
dan meminimalisasi sampah di bandar udara perbaikan pesawat terbang, hanggar kargo
adalah sangat penting untuk mengetahui serta area konstruksi dan renovasi bandar
jenis sampah apa yang dihasilkan dari tiap- udara. Seluruh sampah yang dihasilkan dari
tiap fasilitas pada bandar udara, berapa area tersebut dikumpulkan dan diseleksi
jumlah atau kuantitas sampah yang menurut jenis sampah untuk selanjutnya
dihasilkan, dan dimana lokasi pengumpulan diberi perlakuan (treatment) sesuai prosedur
sampah di bandar udara. Hal ini sangat penanganan.

42
JURNAL ENVIROTEK VOL 1 NO 2 (2019)

4. Proses penanganan sampah Seperti diketahui bahwa rata-rata 20%


dari jumlah sampah yang dihasilkan di
Seluruh sampah yang telah dikumpulkan dari
bandar udara adalah berasal dari pesawat
area kegiatan di bandar udara selanjutnya
terbang, dan sebagian sampah dari
dipilah-pilah menurut jenis sampah. Untuk
pesawat terbang tersebut adalah sampah
jenis sampah kertas, plastik dan yang
internasional yang harus diproses secara
termasuk jenis non-degradable dilakukan
terpisah. Maka maskapai penerbangan
recycle (proses daur ulang) menjadi bahan
yang berperan menyumbang sampah
baku baru, untuk jenis sampah sisa makanan
seperti sisa kemasan makanan dan
dilakukan proses composting, dan untuk jenis
minuman, sisa makanan dan lain
sampah berbahaya (hazardous waste)
sebagainya di dalam pesawat terbang
dilakukan pemisahan (separation) pada
harus terlibat secara terpadu dalam
tempat khusus agar tidak bercampur
menyediakan bahan-bahan pengganti
(commingled) dengan jenis sampah lain serta
kemasan yang ramah lingkungan atau
diberikan perlakuan kimiawi (chemical
biodegradable.
treatment).
5. Strategi pengurangan sampah
KESIMPULAN
Pengurangan sampah memperkecil jumlah
sampah yang dihasilkan, jika tidak hal ini Program penanganan sampah secara terpadu di
akan menyebabkan penumpukan sampah di bandar udara mempunyai status urgent terhadap
tempat penimbunan akhir sampah (sanitary perkembangan kebutuhan jasa transportasi
landfill). Pengurangan sampah atau aliran udara saat ini, disebabkan bahwa pertumbuhan
sampah dapat dilakukan dalam bentuk yang jumlah penumpang secara signifikan
berbeda yakni termasuk pengalihan sampah berpengaruh terhadap volume sampah yang
(redirecting), mencari fungsi yang baru dari dihasilkan. FAA bersama EPA telah
sampah (repurposing), menggunakan memberikan kontribusi penting dalam
kembali (reuse), pemisahan atau cara lain merancang prosedur penanganan sampah di
yang dapat digunakan untuk memperkecil bandar udara dengan pendekatan kepada sistem
volume sampah. Metode untuk mengurangi yang mengelola bandar udara dan implementasi
sampah yang dihasilkan dari bandar udara berupa tindakan yang terukur dan jelas terhadap
dapat diterapkan sebagai berikut: sampah yang dihasilkan di area bandar udara.
Tindakan ini berupa strategi penanganan dan
a. Untuk menanggulangi sampah yang
pengendalian sampah di bandar udara. Untuk
dihasilkan oleh penumpang di bandar
strategi penanganan diarahkan pada identifikasi
udara (municipal solid waste/MSW):
jenis sampah, dan pola perlakuan sampah (waste
i) Meminta vendor untuk mulai treatment). Sedangkan untuk strategi
menggunakan kemasan makanan dan pengendalian sampah diarahkan pada penerapan
minuman dari bahan biodegradable redirecting, repurposing, dan reuse serta
ii).Membuat persyaratan tentang penggunaan bahan-bahan yang biodegradable.
pemakaian material konstruksi yang
ramah lingkungan (eco-friendly) pada DAFTAR PUSTAKA
aktivitas perbaikan fasilitas bandar Environmental Protection Agency, (2009).
udara. Developing and Implementing an Airport
Recycling Program
iii). Membuat kesepakatan dengan pihak https://archive.epa.gov/wastes/conserve/tools/r
penyedia material pemeliharaan ogo/web/pdf/airport-recycling-guide.pdf
fasilitas di bandar udara untuk Baxter, G., Srisaeng, P., & Wild, G (2018).
menggunakan kemasan pengepakan Sustainable Airport Waste Management:
yang dapat digunakan kembali The Case of Kansai International Airport.
b. Untuk menanggulangi sampah yang Journal Recycling 3(6) 1-22.
dihasilkan dari pesawat terbang https://www.mdpi.com/2313-4321/3/1/6
(deplaned waste): Federal Aviation Administration, (2013).
Recycling, Reuse and Waste Reduction at
Airports: A Synthesis Document

43
PENANGANAN SAMPAH DI BANDAR..(NUGROHO UTOMO)

Office of Airports Federal Aviation


Administration April 24, 2013
https://www.faa.gov/airports/environment
al/airport_recycling/
Leoni, Y.A., Selintung, M., & Rahim, I.R
(2013). Studi Pengelolaan Sampah Bandara
Hasanuddin. Repository Unhas.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/han
dle/123456789/8555/jurnalyemimaagnesle
oni.pdf
Li, B., Zhang, W., Wang, J., & Yi, W.(2018).
Research on Recycling and Utilization of
Solid Waste in Civil Airport. IOP
Conference Series: Earth and
Environmental Science
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1
755-1315/153/6/062039/pdf
Mehta, P. (2015). Aviation Waste Management
– An Insight. International Journal of
Environmental Science, 5(6), 179-186.
https://www.researchgate.net/profile/Prash
ant_Mehta6/publication/292970731_Aviat
ion_waste_management_An_Insight/links/
56b2c6ae08ae795dd5c7d594.pdf
Rizki, Y.S, & Samsudin, R. (2014). Pengkajian
Pelaksanaan dan Pengembangan Kapasitas
Pengolahan Limbah Padat Dan Limbah
Cair Di Bandara Sultan Thaha-Jambi.
Jurnal Perhubungan Udara Warta Ardhia,
40 (3) 189-202.
http://wartaardhia.com/index.php/wartaard
hia/article/view/131

44

Anda mungkin juga menyukai