Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 3

Nurul Khaeriah 1711041001


Nur Amaliah 1711042001
Rismayanti 1711042003
Fitriadi Ramadan 1711042011

PROFESI KEGURUAN 5
1. Pada uraian materi telah dijelaskan bahwa Untuk melaksanakan pembelajaran yang
mendidik, bukanlah suatu hal yang mudah. Hal tersebut terlihat bahwa peran guru
sangatlah luas, bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi guru memiliki
multiperan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi
antara guru, peserta didik, dan lingkungan untuk mencapai tujuan belajar, yaitu
adanya perubahan perilaku dalam wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO, ada empat pilar hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu learning to know, learning to be,
learning to life together, dan learning to do. Sementara itu, Bloom (1956)
menyatakan, perubahan perilaku sebagai hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga
ranah hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Diskusikan dengan teman
Anda, peran guru gar tiga perubaan tingkah laku oleh Bloom dapat diwujudkan secara
berimbang!

“Bloom (1956) menyatakan, perubahan perilaku sebagai hasil belajar


diklasifikasikan menjadi tiga ranah hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Domain kognitif meliputi perilaku daya cipta, yaitu yang berkaitan
dengan kemampuan intelektual manusia. Pada umumnya, untuk mengukur hasil
belajar peserta didik, guru merancang butir-butir soal mengacu pada taksonomi
Bloom dalam domain kognitif ini. Bloom menyebutkan enam tingkatan. Adapun
indikatornya adalah

1) mengingat, 2) memahami, 3) menerapkan, 4) menganalisis, 5) menyintesis, dan 6)


mengevaluasi. Domain kognitif dengan indikator yang telah ditetapkan inilah yang
dijadikan dimensi dalam menentukan skor hasil belajar peserta didik yang
mempunyai enam tingkatan. Tingkatan mengingat dan tingkatan memahami adalah
tingkatan yang paling rendah karena menunjukkan kapabilitas yang paling
sederhana. Sementara itu, tingkat penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi adalah
tingkatan yang lebih kompleks serta menunjukkan proses berpikir yang lebih tinggi
dan mengandung unsur pemecahan masalah. Domain afektif berkaitan dengan sikap,
apresiasi, dan nilai-nilai. Domain psikomotor berkaitandengan tujuan yang
berhubungan keterampilan atau skill peserta didik.”

2. Diharapkan, Anda sebagai guru yang profesional dapat mengembangkan metode


pembelajaran yang kreatif, efektif, menyenangkan, dan yang membuat peserta didik
menjadi aktif belajar. Guru yang cerdas dan kreatif selalu membuat metode
pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan sesuai dengan kondisi nyata dan
kebutuhan peserta didik, diskusi dengan Anda metode apa saja yang bisa digunakan
oleh seorang guru sehingga pembelajarannya lebih menarik dan tidak membosankan!

“Menurut kami, metode pembelajaran yang dapat membuat peserta didik menjadi
aktif belajar ada berbagai macam dan bervariasi, beberapa diantaranya ialah :

 Role Playing, menurut Jill Hadfield (Basri Syamsu, 2000) model


pembelajaran role playing merupakan salah satu permainan gerak yang
didalamnya terdapat aturan, tujuan dan sekaligus melibatkan unsur bahagia.
Dalam bermain peran siswa mesti diarahkan pada situasi tertentu seakan-
akan berada di luar kelas, meskipun kenyataannya pada saat pembelajaran
berlangsung terjadi di dalam kelas. Selain itu, model pembelajaran role
playing tak jarang dimaksudkan sebagai salah satu bentuk bentuk aktifitas
dimana peserta didik membayangkan dirinya seakan-akan berada di luar
kelas dan berperan sebagai orang lain. Berdasarkan definisi diatas, sudah
jelas dapat kita lihat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran yang
didasari oleh permainan lebih efektif dan membuat peserta didik aktif dalam
proses pembelajaran.

 Realistic Mathematic Education (RME), Pendidikan matematika realistis


atau Realistic Mathematics Education (RME) adalah sebuah pendekatan
belajar matematika yang menempatkan permasalahan matematika dalam
kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah siswa menerima materi dan
memberikan pengalaman langsung dengan pengalaman mereka sendiri.
Berdasarkan definisi diatas, sudah jelas dapat kita lihat bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran yang didasari oleh permainan lebih efektif dan membuat peserta
didik aktif dalam proses pembelajaran.”

3. Seperti Anda ketahui, metode latihan dan praktik biasanya dilakukan melalui
serangkaian pengalaman praktik yang dirancang untuk meningkatkan ketepatan
tindakan atau perilaku dalam suatu keterampilan baru. Tentu saja, metode ini akan
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Yang menjadi pertanyaan,
adakah perbedaan penerapan metode latihan dan praktik untuk peserta didik SD
dengan peserta didik yang telah dewasa (SMP, SMA dan Mahasiswa)?

“Pada umumnya, metode latihan dan praktik yang efektif dilengkapi dengan umpan
balik dan feedback untuk memperbaiki kesalahan yang ditemukan oleh peserta didik.
Di samping itu, pemakaian metode ini mengasumsikan bahwa peserta didik telah
memperoleh pelajaran tentang konsep, prinsip, dan prosedur yang akan dipraktikkan
oleh karena itu pelaksanaan metode latihan dan praktik di sesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik dan tentu untuk siswa di tingkat sekolah dasar dengan
tingkat sekolah atas (SMP,SMA,Mahasiswa)akan berbeda perlakuan nya pula sebab
metode latihan praktik Mempermudah dan memperdalam pemahaman tentang
berbagai teori yang terkait dengan pembelajaran serta praktek yang sedang
dikerjakannya .”

Anda mungkin juga menyukai