OLEH:
KELOMPOK : XVII
(STIKES) BALI
TAHUN 2015
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DIABETES MELITUS
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Dasar Diabetes Mellitus
a. Pengertian
2. Patofisiologis
Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia yang
bersifat kronik yang dapat mempengaruhi metabolismekarbohidrat,
protein dan lemak. Diabetes mellitus disebabkan oleh sebuah
ketidakseimbangan atauketidak adanya persediaan insulinatau tak
sempurnanya respon seluler terhadap insulin ditandai dengan
tidakteraturnya metabolisme.
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan
kadar glukosa darah antara 80-140 mg/dl ( euglikemia) dalam kondisi
asupan makanan yang berbeda – beda pada orang non diabetik kadar
glukosa darah dapat meningkat antara 120-140 mg/dl setelah makan
(post prandial) namun keadaan ini akan kembali menjadi normal
dengan cepat. Sedangkan kelebihan glukosa darah diambil dari darah
dan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan sel – sel otot (
glikogenesis). Kadar glukosa darah normal dipertahankan selama
keadaan puasa, karena glukosa dilepaskan dari cadangan – cadangan
tubuh ( glikogenolisis) dan glukosa yang baru dibentuk dari trigliserida
( glukoneogenesis). Glukoneogenesis menyebabkan metabolisme
meningkat kemudian terjadi proses pembentukan keton (ketogenesis)
terjadi peningkatan keton didalam plasma akan menyebabkan
ketonuria (keton didalam urine) dan kadar natrium serta PH serum
menurun yang menyebabkan asidosis (Price, 2000)
Resistensi sel terhadap insulin menyebabkan penggunaan glukosa
oleh sel menjadi menurun sehingga kadar glukosa darah dalam plasma
tinggi (hiperglikemia). Jika hiperglikeminya parah dan melebihi
ambang ginjal maka timbul glikosuria. Glukosuria ini akan
menyebabkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran
kemih ( poliuri) dan timbul rasa haus ( polidipsi) sehingga terjadi
dehidrasi. Glukosuria menyebabkan keseimbangan kalori negatif
sehingga menimbulkan rasa lapar ( polifagi) Selain itu juga polifagi
juga disebabkan oleh starvasi (kelaparan sel). Pada pasien DM
penggunaan glukosa oleh sel juga menurun mengakibatkan produksi
metabolisme energi menjadi menurun sehingga tubuh menjadi lemah.
Hiperglikemia juga dapat mempengaruhi pembuluh darah kecil (
arteri kecil) sehingga suplai makanan dan oksigen ke perifer menjadi
berkurang yang akan menyebabkan luka tidak sembuh-sembuh .
Karena suplai makanan dan oksigen tidak adekuat mengakibatkan
terjadinya infeksi dan terjadi ganggren atau ulkus. Gangguan
pembuluh darah juga menyebabkan aliran ke retina menurun sehingga
suplai makanan dan oksigen berkurang, akibatnya pandangan menjadi
kabur.
Akibat perubahan mikrovaskuler adalah perubahan pada struktur
dan fungsi ginjal sehingga terjadi nefropati. Diabetes juga
mempengaruhi saraf – saraf perifer, sistem saraf otonom dan sistem
saraf pusat sehingga mengakibatkan neuropati (Price, 2000)
3. Tanda dan Gejala
Menurut Mansjoer (2001) menifestasi Diabetes Mellitus adanya
gejala yaitu:
a. Poliuri (sering kencing dalam jumlah banyak)
b. Polidipsi (banyak minum)
c. Polifagi (rasa lapar yang semakin besar)
d. Lemas
e. Berat Badan Menurun
f. Kesemutan
g. Mata kabur
h. Impotensi pada pria
i. Gatal ( Pruritus) pada vulva
j. Mengantuk ( somnolen) yang terjadi beberapa hari atau
beberapa minggu.
4. Komplikasi
Komplikasi DM terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik menurut Smeltzer (2002) yaitu :
a. Komplikasi akut, adalah komplikasi pada DM yang penting dan
berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah dalam
jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah:
1) Diabetik Ketoasedosis (DKA)
Ketoasidosis diabetik merupakan defesiensi insulin berat dan
akut dari suatu perjalanan penyakit DM. Diabetik ketoasidosis
disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cikupnya
jumlah insulin yang nyata.
2) Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hipermosolar Nonketonik merupakan keadaan yang
didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan
disertai perubahan tingkat kesadaran. Salah satu perubahan
utamanya dengan DKA adalah tidak tepatnya ketosis dan
asidosis pada KHHN
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi kalau kadar gula dalam darah turun
dibawah 50-60 mg/dl keadaan ini dapat terjadi akibat
pemberian preparat insulin atau preparat oral berlebihan,
konsumsi makanan yang terlalu sedikit
b. Komplikasi Kronik
Efek samping Diabetes Mellitus pada dasarnya terjadi pada semua
pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik)
dibagi menjadi 2 : a) Komplikasi Mikrovaskuler
1) Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan–perubahan
mikrovaskuler adalah perubahan pada struktural dan fungsi
ginjal. Bila kadar glukosa dalam darah meningkat, maka
sirkulasi darah keginjal menjadi menurun sehingga pada
akhirnya bisa terjadi nefropati.
2) Penyakit Mata
Penderita DM akan mengalami gejala penglihatan sampai
kebutaan keluhan penglihatan kabur tidak selalu disebabkan
retinopati. Katarak juga dapat disebabkan karena hiperglikemia
yang berkepanjangan menyebabkan pembengkakan lensa dan
kerusakan lensa.
3) Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf- saraf perifer , sistem saraf
otonom medulla spinalis atau sistem saraf pusat. Akumulasi
sorbitol dan perubahan-perubahan metabolik lain dalam sintesa
fungsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat
menimbulkan perubahan kondisi saraf.
c. Komplikasi Makrovaskuler
1) Penyakit Jantung Koroner
Akibat diabetes maka aliran darah akan melambat sehingga
terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya
ke seluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik. Lemak
yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan
mengerasnya arteri ( arteriosclerosis) dengan resiko penderita
penyakit jantung koroner atau stroke.
2) Pembuluh Darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf- saraf sensorik
keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak
terdeteksinya infeksi yang menyebabkan ganggren. Infeksi di
mulai dari celah-celah kulit yang mengalami hipertropi, pada
sel-sel kuku kaki yang menebal dan kalus demikian juga pada
daerah –daerah yang terkena trauma
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Glukosa darah sewaktu
b. Kadar glukosa darah puasa
c. Tes toleransi glukosa
6. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Diabetes mellitus secara teori adalah :
1) Pengobatan
1) Obat Hipoglikemik Oral
(a) Golongaan Sulfonilurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat
dikombinasikan denagan obat golongan lain, yaitu
biguanid inhibitor alfa glukosidase atau insulin. Obat
golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan
produksi insulin oleh sel- sel beta pankreas ,karena itu
menjadi pilihan utama para penderita DM tipe 2 dengan
berat badan berlebihan
(b) Golongan Binguanad /metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati,
memperbaiki pengambilan glukosa dari jaringan (glukosa
perifer) dianjurkan sebagai obat tinggal pada pasien
kelebihan berat badan.
(c) Golongan Inhibitor Alfa Glikosidase
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di
saluran pencernaan sehingga dapat menurunkan kadar gula
sesudah makan. Bermanfaat untuk pasien dengan kadar
gula puasa yang masih normal.
2) Pemberian Insulin
Jenis insulin
(a) insulin kerja cepat : jenisnya adalah reguler insulin
cristalin zink, dan semilente
(b) Insulin kerja sedang : Jenisnya adalah NPH ( Netral
Protamine Hagerdon)
(c) Insulin kerja lambat : Jenisnya adalah PZI (
Protamine Zinc Insulin)
b. Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan
makanan walaupun telah mendapat penyuluhan perencanaan
makanan , lebih dari 50% pasien tidak melaksanakannya. Penderita
DM sebaiknya mempertahankan menu yang seimbang dengan
komposisi Idealnya sekigtar 68% karbohidrat, 20% lemak dan 12%
protein. Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan dan
mencegah agar berat badan ideal dengan cara : kurangi kalori,
kurangi lemak, kurangi karbohidrat komplek, hindari makanan
manis, perbanyak konsumsi serat
c. Olahraga.
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena
membuat insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu
menurunkan berat badan, memperkuat jantung dan mengurangi
stress .Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan
lebih baik tetapi jangan melakukan olah raga terlalu berat.
d. Kontrol gula darah secara rutin
e. Pemberian penyuluhan kesehatan DM diantarnya adalah tentang
perawatan kaki dan luka.
a) Perubahan nutrisi kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan masukan oral, ketidakcukupan insulin.
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan meningkatnya kebutuhan
metabolisme.
c) Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah
ke perifer.
d) Peribahan sensori – perseptual ( visual ) berhubungan dengan
ketidakseimbangan glukosa / insulin.
e) Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan penurunan sensasi raba,
hipoglikemia, penurunan tajam penglihatan.
f) Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan tingginya kadar glukosa dalam
darah.
g) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan destruksi jaringan kulit,
penurunan suplai darah sekunder terhadap DM, peningkatan kadar glukosa
dalam darah.
h) Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder
terhadap amputasi.
i) Penatalaksanaan aturan terapeutik tak efektif berhubungan dengan kurang
pengetahuan.
j) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik sekunder
terhadap hiperglikemia.
k) Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan ketidaksadaran.
l) Problem kolaboratif hiperglikemia atau hipoglikemia
m) Kerusakan Pertukaran Gas berhubungan dengan peningkatan produksi keton
dalam darah
b.Perencanaan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu pasien dalam
mencapai kriteria hasil. Rencana mendefinisikan suatu aktivitas yang diperlukan
untuk membatasi faktor-faktor pendukung terhadap suatu permasalahan ( Nursalam )
Intervensi :
Intervensi :
3) Perubahan nutrisi kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan masukan oral, ketidakcukupan insulin
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi :
4) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tingginya kadar glukosa dalam
darah
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
a) Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas, catat perubahan dan laporkan bila
terjadi perubahan tanda – tanda vital, kelelahan
Rasional : Menentukanrespon pasien terhadap aktivitas dan dapat
mengindikasikan penurunan oksigen
10) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan destruksi jaringan kulit , penurunan
suplai darah
Tujuan : Kerusakan integritas kulit tidak terjadi
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
4. Implementasi
Sesuaikan dengan intervensi
5. Evaluasi
Carpenito, L.J., 2012, Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
10, Penerbit EGC, Jakarta.
Mansjoer, arief, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid Pertama.
Jakarta. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.