Anda di halaman 1dari 5

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

Oleh : Ns. Etlidawati , S.Kep, M.Kep.

Pengawasan dan Pengendalian merupakan proses akhir dari proses manajemen,


dimana dalam pelaksanaannya proses pengawasan dan pengendalian saling keterkaitan
dengan proses-proses yang lain terutama dalam perencanaan. Dalam proses manajemen
ditetapkan suatu standar yang menjadi acuan, diantaranya yaitu : visi-misi, standar
asuhan, penampilan kinerja, keuangan, dan lain sebagainya. Dengan demikian dalam
pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan apakah setiap tahapan proses manajemen
telah sesuai dengan standar atau tidak dan jika ditemukan adanya penyimpangan maka
perlu dilakukan pengendalian sehingga kembali sesuai standar yang berlaku.
Komponen Pengawasan dan Pengendalian adalah : 1) Setting standar, 2)
Measuring Perform, 3) Reporting Result, 4) Corrective Action, 5) Redirection

A. Evaluasi Personil ; Penilaian Kinerja


Tenaga Keperawatan merupakan salah satu sumber daya manusia dalam suatu
unit pelayanan keperawatan. Dimana kualitas pelayanan keperawatan sangat berkaitan
erat dengan kualitas sumber daya manusianya, sehingga perlu dilakukan upaya yang terus
menerus untuk meningkatkan kualitas kerja perawat yaitu dengan melakukan “Penilaian
Kinerja”.

Penilaian Kinerja (Performance Appraisal)


1. Definisi
Douglass (1992) mengatakan bahwa Penilaian Kinerja adalah metode untuk mendapatkan
dan memproses informasi yang dibutuhkan. Sedangkan Marquis dan Houston (2000)
menjelaskan pengertian penilaian kinerja adalah salah satu bagian dari proses pengawasan
dan pengendalian, dimana kinerja staf keperawatan dinilai dan dibandingkan dengan
standar yang ada pada organisasi. Dengan demikian penilaian kinerja juga dapat
dikatakan sebagai suatu proses ketika suatu unit keperawatan
mengevaluasi hasil kerja atau prestasi para pemegang jabatan, baik sebagai kepala
bidang keperawatan, kepala ruangan maupun sebagai perawat pelaksana.

2. Manfaat Penilaian Kinerja


Hasil penilaian kinerja dari masing-masing staf keperawatan memiliki nilai manfaat
dan kegunaan, diantaranya yaitu :
a) Setiap staf keperawatan akan mengetahui dimana letak kekurangan dirinya,
sehingga catatan kekurangan dirinya akan menjadi dasar untuk perbaikan
kinerjanya dikemudian hari.
b) Sebagai dasar dalam penyesuaian kompensasi, dimana kompensasi dimaksudkan
sebagai reward atas kinerja yang ditampilkan.
c) Kinerja yang ditampilkan dapat menjadi pertimbangan bagi staf untuk
dipromosikan atau adanya penurunan jabatan.
d) Untuk menentukan pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan oleh staf
keperawatan
e) Untuk menentukan perencanaan dan pengembangan karir dari masing-masing staf
keperawatan
f) Defisiensi penempatan staf
g) Ketidakakuratan informasi dapat diklarifikasi dengan hasil dari penilaian kinerja
h) Dapat mendiagnosis kesalahan dari rancangan pekerjaan
i) Memberikan kesempatan kerja yang adil bagi seluruh staf keperawatan
j) Tantangan eksternal
k) Sebagai umpan balik pada staf keperawatan

3. Metode Evaluasi
a) Anecdotal records
Penilaian yang didasarkan pada catatan kinerja dari staf keperawatan pada periode
tertentu
b) Check list
Penilaian yang menggunakan instrument khusus dapat melalui observasi maupun
kuesioner, dimana dalam instrument tersebut sudah terdapat pernyataan-
pernyataan yang tinggal di check list sesuai kinerja yang ditampilkan staf perawat
c) Rating scales
Penilaian yang menggunakan skala yang member gambaran mulai dari kinerja
tinggi sampai rendah
d) Metode manajemen berdasarkan sasaran (Management By Objective-MBO)
merupakan suatu program penilaian dan penetapan tujuan diseluruh organisasi
yang komfrehensif dengan menetapkan tujuan organisasi, menetapkan tujuan
departemental, membahas tujuan departemen, menetapkan sasaran yang
diharapkan, mengukur hasilnya dengan tolok ukur yang telah disepakati, sehingga
dapat digunakan sebagai umpan balik secara berkala.
e) Peer review
Penilaian dilakukan oleh kelompok khusus yang memiliki profesi dan keilmuan
yang sama.
f) Critical incident
Penilai membuat buku harian yang berisi contoh-contoh yang diinginkan atau
tidak diinginkan atau insiden dari perilaku staf perawat yang berhubungan dengan
kerja masing-masing jawaban.

B. Supervisi
1. Definisi
Supervisi adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan bawahannya sesuai dgn rencana, perintah, tujuan/kebijakan
yang telah ditentukan (Mc Farland, 1988 dalam Harahap, 2004). Selain itu Swansburg
(1999) juga mendefinisikan supervisi sebagai segala usaha untuk mengetahui dan
menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas, dimana dalam
pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu menghargai potensi
tiap individu, mengembangkan potensi tiap individu, dan menerima tiap perbedaan.

Dalam supervisi keperawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam berbagai
level seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang perawatan
atau pun wakil direktur keperawatan. Namun pada dasarnya seorang supervisor harus
memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) membuat perencanaan kerja, 2) Kontrol
terhadap pekerjaan, 3) Memecahkan masalah, 4) Memberikan umpan balik terhadap
kinerja, 5) Melatih (coaching) bawahan, 6) Membuat dan memelihara
atmosfir kerja yang motivatif, 7) Mengelola waktu, 8) Berkomunikasi secara informal,
9) Mengelola diri sendiri, 10) Mengetahui sistem manajemen perusahaan, 11)
Konseling karir, 12) Komunikasi dalam pertemuan resmi.

2. Prinsip supervisi
a) Sesuai dengan struktur organisasi
b) Dilandasi pengetahuan manajemen, HAM, klinis/keperawatan, dan
kepemimpinan c) Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas dan terorganisir
d) Merupakan suatu kerjasama yang demokratis
e) Menggunakan proses manajemen menerapkan visi, misi, tujuan yang
harus direncanakan dengan baik
f) Harus mendukung/menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi efektif
g) Yang menjadi fokus dalam supervise adalah kepuasan klien, perawat dan manajer

3. Teknik supervisi
a) Langsung
Teknik supervisi dimana supervisor berpartisipasi langsung dalam melakukan
supervisi. Kelebihan dari teknik ini pengarahan dan petunjuk dari supervisor tidak
dirasakan sebagai suatu perintah, selain itu umpan balik dan perbaikan dapat
dilakukan langsung saat ditemukan adanya penyimpangan.
b) Tidak langsung
Teknik supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan
sehingga supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan.

4. Elemen Proses Supervisi :


a) Standar praktek keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menilai dan
mengarahkan penyimpangan yang terjadi.
b) Fakta empirik di lapangan, sebagai pembanding untuk pencapaian tujuan dan
menetapkan kesenjangan
c) Adanya tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun upaya
memperbaiki
Azwar, A. (1996). Menuju pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Jakarta : Yayasan
Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia.
Colton. (2000). Quality improvement in healthcare, hlm.20, http//www.ehp.sagepub.com,
diperoleh tanggal 30 September 2006
DepKesRI (2003), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I
Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition.
Philadelphia : WB Saunders.
Harris, M. (1989). Quality assurance : administrative support. Maryland : Aspen
Publication.
Kottler, P. (1997). Marketing management analysis, planning, implementation and control
& edition. New Jersey: Prentice Hall Inc
Kozier, Erb & Blais. (1997). Profesional nursing practice : concept & perspectives. Third
Edition. California : Addison Wesley Publishing.Inc
Meisenheimer, C.G. (1989). Quality Assurance for Home Health Care. Maryland : Aspen
Publication.
Oki. (2000). Dimensi mutu pada organisasi jasa. Jakarta : Manajemen Manusia Press.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (1994). Fundamental of nursing, concepts, proccess and
practise. St.Louis : Mosby Year Book Inc.
Shortell, S.M. & Kaluzny, A.D. (1994). Health care management. organization design
and behavior. Third Edition. Canada : Delmar Publishers.
Shortell, S.M., Bennett, C.L. & Byck, G.R. (1998). Assessing the impact of continuous
quality improvement on clinical practice : what it will take to accelerate
progress. http//www.shortell_SM.QI, diperoleh tanggal 30 September 2006.
Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory management and leadership
for nurses. Canada : Jones and Barlett Publishers.
Tappen (1995). Nursing leadership and management : Concepts & Practice. Philadelphia :
F.A. Davis Company.
Tjiptono, F. (2004). Prinsip-prinsip total quality service (TQS). Yogyakarta : Andi Press.
Tjong, A.E.S. (2004). Perubahan paradigma ke arah budaya melayani dalam pelayanan
prima di RS. Jurnal Manajemen & Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 5 (1), 7-
14.
Wijono, D. (2000). Manajemen mutu pelayanan kesehatan. Teori, Strategi dan Aplikasi.
Volume.1. Cetakan Kedua. Surabaya : Airlangga Unniversity Press.
Yaslis, I. (2004). Perencanaan SDM rumah sakit. teori, metoda dan formula. Depok :
FKM-UI.

Disampaikan dalam Pelatihan Manajemen Keperawatan


RSUD ’45 Kuningan, 11-16 Mei 2009 22

Anda mungkin juga menyukai