Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI SEHAT

KONSEP BAYI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

STASE BAYI

Disusun oleh :

AMALIA SYAFRINAWATI P.F (P2.06.20.2.18.044)


2B KEPERAWATAN
DOSEN PEMBIMBING : ZAITUN ,APH.MPH.

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
WILAYAH CIREBON
2020
PENDAHULUAN

Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan
pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan,
perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi, dan pada usia 29 hari
sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Potter & Perry,
2005).
Bayi usia 0-6 bulan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal hanya dengan
mengandalkan asupan gizi dari Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi
bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal, sebab ASI
mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, yang
meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan, dan antioksidan (Prasetyono, 2009). Keunggulan
kandungan ASI yang berperan dalam pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak, elektrolit, enzim
dan hormon (Evawany, 2005).
Setelah usia 6 bulan, disamping ASI dapat pula diberikan makanan tambahan (MP-
ASI, Makanan Pendamping ASI), namun pemberiannya harus diberikan secara tepat meliputi
kapan memulai pemberian, apa yang harus diberikan, berapa jumlah yang diberikan dan
frekuensi pemberian untuk menjaga kesehatan bayi (Rosidah, 2008). Pemberian makanan
tambahan harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan kebutuhannya
(Narendra dkk, 2008).
A. PENGERTIAN BAYI
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500 gram sampai 4000 gram, cukup bulan, langsung
menangis dan tidak ada cacat bawaan, serta ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan
yang cepat. Bayi merupakan makhluk yang sangat peka dan halus, apakah bayi itu akan terus
tumbuh dan berkembang dengan sehat, sangat bergantung pada proses kelahiran dan
perawatannya. Tidak saja cara perawatannya, namun pola pemberian makan juga sangat
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi (Depkes RI, 2009).
Bayi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bayi cukup bulan, bayi premature, dan
bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) (Hayati, 2009).
Bayi (Usia 0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat
yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode
emas sekaligus periode kritis (Goi, 2010).

B. KLASIFIKASI BAYI
1. Klasifikasi bayi berdasarkan berat badan lahir
a. Berat badan lahir amat sangat rendah < 1000 gram
b. Berat badan lahir sangat rendah < 1500 gram
c. Berat badan lahir rendah < 2500 gram
d. Berat badan normal ≥ 2500 gram
2. Klasifikasi bayi berdasarkan usia gestasi
a. Prematur < 37 minggu ( < hari ke – 259)
b. Cukup bulan 37 – 42 minggu ( > hari ke – 294)
c. Post matur > 42 minggu ( > hari ke – 294)

C. TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI


Pertumbuhan (growth) merupakan perubahan dalam besar, jumlah ukuran / dimensi
tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur, tulang, dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium, dan nitrogen tubuh) (Suaningsih, 2002). Pertumbuhan adalah perubahan
yang bersifat kuantitatif, dapat diukur, dan terjadi secara fisik. Pertumbuhan dapat
dipantau melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan ukuran
lainnya sesuai usia dengan standarisasi alat ukur tertentu.
Perkembangan (development) merupakan berkembangnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil pematangan (Suaningsih, 2002). Perkembangan adalah pertambahan
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, misalnya dapat berjalan atau
berbicara. Perkembangan dapat diamati dari cara ia bermain, belajar, berbicara, dan
bersikap.
Ada perbedaan antara konsep pertumbuhan dan perkembangan pada bayi, konsep
pertumbuhan lebih kearah fisik, yaitu pertambahan berat tubuh bayi. Dalam hal ini terjadi
pertumbuhan organ-organ bayi seperti tulang, gigi, organ-organ dalam, dan sebagainya.
Sementara itu, konsep perkembangan lebih mengarah pada segi psikologis, yaitu
menyangkut perkembangan sosial, emosional, dan kecerdasan.
Perkembangan pada bayi terdiri dari beberapa tahap antara lain sebagai berikut
(Chamidah, 2009):
1) Periode usia 0-1 bulan (periode neonatus/bayi awal): terjadi penyesuaian sirkulasi
darah dan insiasi pernapasan serta fungsi lain.
2) Periode usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun (periode bayi tengah): terjadi
pertumbuhan yang cepat dan maturasi fungsi terutama pada saraf. Maturasi fungsi
adalah pemataangan fungsi-fungsi organ tubuh, misalnya pada organ pencernaan dari
hanya bias mencerna susu hingga dapat mencerna makanan padat.
3) Periode usia 1-2 tahun (periode bayi akhir): terjadi perkembangan motoric besar dan
halus, control fungsi ekskresi (buang air besar) dan pertumbuhan lambat.

Ciri-ciri pertumbuhan

Hidayat (2009), menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami pertumbuhan bila


terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi
badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, perubahan proporsi
yang terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa
konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan seperti adanya rambut pada daerah aksial, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri
lama yang ada selama masa pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi
sus, atau hilangnya refleks tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah (Chamidah, 2009):

1) Gizi pada bayi


2) Penyakit kronis atau kelainan konginetal seperti tuberkolosis, anemia, kelainan
jantung bawaan mengakibatkan setardasi pertumbuhan jasmani.
3) Lingkungan fisis dan kimia meliputi sanitasi lingkungan yang kurang bagi bayi,
kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat kimia dan rokok mempunyai
dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
4) Hubungan psikologis, yaitu hubungan anak dengan orang sekitarnya, seorang anak
yang tidak dikehendaki orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan
mengalami hambatan didalam perkembangan maupun pertumbuhan.
5) Faktor endokrin seperti gangguna hormone. Salah satu contohnya pada penyakit
hipoteroid yang akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuha.
Defisiensi hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak menjadi kerdil.
6) Sosial ekomoni, seperti kemiskinan yang selalu berkaitan dengan kekurangan
makanan kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat
pertumbuhan anak.
7) Pemberian ASI ekslusif pada usia 0-6 bulan dapat membantu pertambahan berat
badan bayi karena komponen ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
8) Pemakaian obat-obatan, seperti pemakaian kortikosteroid dalam jangka lama akan
menghambat pertumbuhan. Demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap rangsangan susunan saraf pusat yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon perkembangan dan pertumbuhan.
9) Genetik atau Hereditas
10) Status Kesehatan Anak dalam Keluarga

Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang

Kebutuhan dasar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

a. Asuh ( Kebutuhan Fisik – Biomedis)


Kebutuhan asuh meliputi sebagai berikut :
1) Nutrisi yang adekuat dan seimbang
2) Perawatan kesehatan dasar
Untuk mencapai kesehatan dasar yang optimal, perlu beberapa upaya misalnya
imunisasi, kontrol ke Puskesmas atau Posyandu secara berkala, perawatan bila
sakit.
3) Pakaian
4) Perumahan
5) Higiene diri dan lingkungan
6) Kesegaran jasmani
b. Asih (Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang)
Kebutuhan asih meliputi :
1) Kasih sayang orang tua
2) Rasa aman
3) Harga diri
4) Dukungan/dorongan
5) Mandiri
6) Rasa memiliki
c. Asah (Kebutuhan Stimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari dunia luar berupa latihan atau bermain.
Pemberian stimulus sudah dapat dilakukan sejak masa prenatal, kemudian lahir
dengan cara menyusui bayi pada ibunya sedini mungkin. Asah merupakan
kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan
dengan pendidikan dan pelatihan (Nursalam, 2013).

D. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas bayi : meliputi nama, anak yang ke berapa, tanggal lahir dan jenis kelamin.
Identitas orang tua : meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, dan alamat.
2. Riwayat Bayi
Menanyakan nilai apgar, berat badan lahir, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada,
dan komplikasi kelahiran.
3. Riwayat Ibu
Mencangkup usia kehamilan (GPA), kelahiran, dan komplikasi kehamilan.
4. Pengkajian Fisik
Mengkaji refleks, kekuatan aktivitas, kepala/leher, mata, telinga/hidung/tenggorokan,
abdomen, umbilikal, thoraks, ekstremitas, genetalia, kulit, dan temperatur.
5. Kebutuhan Fisik dan Psikologi
Mengkaji nutrisi, eliminasi, istirahat tidur, personal hygiene, dan psikososial.
6. Terapi Saat Ini
Menanyakan terapi yang sedang dilakukan saat ini.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang
pentingnya menyusui
2. Risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan
nutrisi
3. Resiko jatuh berhubungan dengan usia < 2tahun

F. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi rasional


Keperawat Hasil
an
1. Menyusui Setelah dilakukan 1) Mengkaji 1) Untuk
tidak asuhan keperawatan kemampuan mengetahui
efektif b.d. diharapkan status menyusui cara
kurang menyusui meningkat, 2) Edukasi menyusui ibu
terpapar dengan kriteria menyusui 2) Untuk
informasi hasil : 3) Konseling menambah
tentang 1. Tetesan/pancar nutrisi wawasan ibu
pentingnya an ASI tentang
menyusui meningkat menyusui
2. Suplai ASI
adekuat
3. Bayi tidak
rewel

2. Risiko Setelah dilakukan 1) Mengkaji 1) Untuk


gangguan asuhan keperawatan asupan mengkaji
pertumbuh diharapkan status nutrisi kebutuhan nutrisi
an dan pertumbuhan dan 2) Edukasi anak
perkemban perkembangan nutrisi bayi 2) Untuk
gan b.d. meningkat, dengan 3) Promosi menambah
ketidakade kriteria hasil : perkembang wawasan ibu
kuatan 1. Ibu memahami an anak tentang nutrisi
nutrisi pentingnya 4) Skrining bayi
nutrisi pada kesehatan
bayi
2. Asupan nutrisi
yang adekuat

3. Re setelah dilakukan 1) Beri 1. Ibu akan


sik tindakan informasi lebih
o keperawatan terhadap ibu memperhatik
jat diharapkan resiko tentang an aktivitas
uh jatuh menurun keamanan anaknya
ber dengan kriteria bayi 2. Mencegah
hu hasil : 2) Identifikasi yang menjadi
bu 1. Bayi menjadi resiko jatuh resiko
ng lebih aman 3) Manajemen terjadinya
an 2. Resiko jatuh lingkungan jatuh
de menurun bermain 3. Mengurangi
ng atau
an meminimalisi
usi r tanda
a< bahaya pada
2ta saat bayi
hu bermain
n

DAFTAR PUSTAKA

Potter PA & Perry AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik
Edisi 4. Jakarta: EGC.
Depkes RI. 2009. Materi Advokasi Bayi Baru Lahir. Jakarta: Depkes RI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Bickley, LS. 2012. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta: EGC.
https://eprints.umm.ac.id. Diakses pada tanggal 21 Juni 2020.

Anda mungkin juga menyukai