Anda di halaman 1dari 6

Nama : Devi Permatasari

NPM : 0117101153
Kelas : D
UAS INTERNAL AUDIT
1. Pengendalian teknik IT memiliki 3 (tiga) pengendalian khusus yaitu pengendalian
sistem software, pengendalian sistem development, dan pengendalian berbasis aplikasi.
Jelaskan dari masing-masing pengendalian tersebut?
-Pengendalian sistem software adalah aufitor internal enetapkan dan mengendalikan hak
akses system sesuai dengan kebijakan organisasi,auditor juga menerapkan pengendalian
konfigurasi online yang memberlakukan pemisahan tugas yang sesuai,menilai dan menguji
kerentanan intrusi,mencegah dan mendekteksi intrusi yang tidak ssh dan auditor juga mampu
untuk menggunakan prosedur manjemen perubahan yang ketat dan sistematis.
-Pengendalian system depelopment adalah auditor internal mendokumentasikan kebutuhan
pengguna dan mengukur pencapaian persyaratan yang telah dikumpulkan,mengikuti proses
desain system formal untuk memastikan persyaratan penggunaan terpenuhi dan control
tertanam sebagaiman mestinya dalam software dan juga harus menguji system dan
melibatkan penggunaan dalam proses pengujian untuk memastiakn bahwa elemen dan
antarmuka spesifik system bekerja dengan baik dan menyediakan fungsionalitas yang dituju
serta melakukan validitas perubahan terhadap aplikasi dan menguji perubahan sebelum
diimplementasikan.
-Pengendalian berbasis aplikasi adalah pengendalian terkait dengan aplikasi/perangkat
lunak/software tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang dilakukan
dalam pengolahan data. Pada pengendalian berbasis aplikasi auditor harus memperhatikan
control input dirancang untuk memeiksa integritas data yang dimasukkan ke dalam
aplikasi,control pemmrosesan yang dirancang untuk memastikan bahwa proses itu
valid,lengkap dan akurat,control output dirancang menguji valid,lengkap dan keakuratan
hasil aplikasi dan untuk memastikan bahwa output pergi ke penerima yang dituju dan hanya
untuk penerima yang dituju dan juga jejak audit yang memungkinkan manajemen untuk
melacak transaksi dari awal proses ke akhir dan mundur dari akhir proses ke awal

2. Apa yang dimaksud dengan Cressey’s fraud triangels? jelaskan dan berikan
contohnya!
Cressey’s fraud triangels adalah sebuah teori mengenai fraud triangle untuk menjelaskan
alasan mengapa orang melakukan fraud yang dikemukakan oleh Donald R. Cressey setelah
melakukan penelitian untuk tesis doktor-nya pada tahun 1950. Cressey menekankan bahwa
terdapat 3 faktor yang membuat seseorang melakukan fraud, yaitu pressure (tekanan),
opportunity (peluang), dan rationalization (rasionalisasi).
- Pressure (tekanan) adalah keadaan di mana kita merasa ditekan, kondisi yang berat
saat kita menghadapi kesulitan. Akan tetapi, dapat menjadi salah satu sumber dari
munculnya fraud dan akhirnya menjadi salah satu elemen dari fraudtriangle. Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan pressure adalah sebuah dorongan yang menyebabkan
seseorang melakukan tindakan fraud. contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk
akibat gaya hidup yang mewah yang membuat seseorang menjadi konsumtif,
ketergantungan narkoba, dll. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah
kebutuhan atau masalah finansial dan juga keserakahan.
- Opportunity (peluang) adalah kesempatan yang dapat kita pahami sebagai situasi dan
kondisi yang ada pada setiap orang atau individu yang dimana situasi dan kondisi
tersebut memungkinkan seseorang bisa berbuat atau melakukan kegiatan yang
memungkinkan fraud terjadi. Peluang ini dapat muncul kapan saja, sehingga pengawasan
dan kontrol internal perusahaan sangat diperlukan untuk mengantasipasi kemungkinan
adanya peluang seseorang melakukan kecurangan. Seseorang yang tanpa tekanan
sekalipun dapat melakukan kecurangan dengan adanya peluang ini, meskipun pada
awalnya tidak ada peluang untuk melakukan ini. Contohnya penyalahgunaan wewenang.
Ketika sesorang memiliki jabatan seperti dikrektor atau bagian keuangan maka dia
memiliki kewenangan untuk mengubah pencatatan dari laporan keuangan tersebut dan
mnegambil uang yang dia ambil tersebut. Dan juga akibat dari pengawasan dan
pengendalian yang rendah.
- Rationalization (rasionalisasi) adalah Secara garis besar rasionalisasi dapat diartikan
sebagai tindakan yang mencari alasan pembenaran oleh orang-orangyang merasa dirinya
terjebak dalam suatu keadaan yang buruk. Dalam hal ini ini adalah tindakan fraud yang
merupakan senjata yang digunakan para pelaku dalam menyangkal seluruh kesalahan
atau kecurangan yang mereka buat dengan tujuan mempertahankan citra diri. Contohnya
seorang director yang memiliki alasan ingin membahagiakan kelaurganya dan dia
beranggapan meminjam aset yang dicuri dan dia menganggap itu tidak illegal padahal itu
adlah perbuatan illegal.

3. Jelaskan dan beri contoh, apa yang dimaksud dengan proficiency dan due professional
care.
-keahlian (proficiency) adalah Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang
dibutuhkan oleh auditor dalam melakukan tanggung jawab individualnya secara tepat.
Contohnya Auditor harus memiliki keterampilan seperti bisa membuat dan menganalisis
laporan keuangan yang akan diauditnya.
-kecermatan profesional (due professional care) adalah kecermatan dan kompetensi yang
sewajarnya, tidak berarti  kesempurnaan atau kinerja yang luar biasa. Dengan demikian,
kecermatan profesional hanya menuntut auditor internal untuk melakukan pemeriksaan
dan verifikasi sampai batas-batas yang wajar. Sekaligus, auditor internal tidak dapat
memberikan jaminan mutlak bahwa ketidakpatuhan atau penyimpangan tidak ada.
Namun demikian, kemungkinan penyimpangan material atau ketidakpatuhan perlu selalu
diperhatikan oleh auditor internal setiap kali melakukan penugasan audit internal.
Contohnya Auditor melakukan pemeriksaan dalam mengaudit supaya tidak terjadi
kesalah dalam mengaudit dan tidak terdapat kesalahan yang material pada saat auditor
eksternal mengauditnya dan dinyatakan laporan keuangan tersubut dinyatakan wajar.

4. Prosedur audit adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh auditor internal untuk
mengumpulkan bukti dalam rangka memberikan rekomendasi atas temuannya.
Uraikan dan jelaskan apa yang dimaksud di bawah ini:
a) Vouching
Pemeriksaan bukti (vouching) pendukung meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan
akuntansi, dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat
jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam
melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam tracing.
Prosedur vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi adanya salah saji berupa penyajian
yang lebih tinggi dari yang seharusnya (overstatement) dalam catatan akuntansi.Contoh :
Menjamin sampel persediaan dari catatan akuntansi dengan gudang untuk melihat bahwa
persediaan memang ada

b) Tracing
Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai penelusuran ulang, auditor
memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan menentukan bahwa
informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan
akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke
catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi.
Karena proesdur ini memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari dokumen sumber pada
akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data ini sangat berguna untuk
mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih rendah dari yang seharusnya
(understatement) dalam catatan akuntansi.Contoh : Menelusuri perhitungan pengujian auditor
internal persediaan dengan catatan kompilasi persediaan yang diaudit untuk memverifikasi
bahwa jumlah yang benar termasuk dalam kompilasi

c) Inspections
Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta pemeriksaan sumber
daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi seringkali digunakan
dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti bootom-up maupun top-down. Dengan
melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur
atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom-up atas akuntansi transaksi tersebut.
Menginspeksi dokumen dapat membuka jalan untuk mengevaluasi bukti documenter. Dengan
demikian melalui inspeksi, auditor dapat menilai keaslian dokumen, atau mungkin dapat
mendeteksi keberadaan perubahaan atau item-item yang dipertanyakan.Contoh : Meninjau rapat
dewan direksi untuk mencari otorisasi peristiwa penting, contohnya akuisisi perusahaan lain
d) Confirmation
Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor
memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen di luar organisasi klien.
Permintaan tersebut juga harus meliputi instruksi berupa permintaan kepada penerima untuk
mengirimkan tanggapannya secara langsung kepada auditor. Konfirmasi menyediakan
bukti bottom-up  penting dan digunakan dalam auditing karena bukti tersebut biasanya objektif
dan berasal dari sumber yang independen.Contoh : Mengkonfirmasi sampel saldo buku besar
pembantu piutang dagang kepada pelanggan
e) Reperformance
Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang (reperforming) perhitungan dan
rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan,
bunga akrual dan diskon atau premi obligasi, perhitungan kuantitas dikalikan harga per unit pada
lembar ikhtisar persediaan, serta total pada skedul pendukung dan rekonsiliasi. Auditor juga
dapat melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan transaksi tertentu untuk menentukan
bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan pengandalian intern yang telah dirumuskan.Contoh :
Menjalankan kembali rekonsiliasi bank untuk menguji apakah mereka telah diselesaikan dengan
benar.
5. Ada 4 (empat) macam alasan auditor internal melaksanakan penugasan/perikatan
jaminan keyakinan (assurance engagement), jelaskan dan uraikan pendapat Saudara!
6. - Bagian dari Rencana Tahunan, karena risiko inheren yang diidentifikasi selama proses
penilaian risiko bisnis, risiko terdeteksi pada saat terakhir area tersebut diaudit, dan faktor
relevansi lainnya.
7. - Persyaratan Kepatuhan, penugasan tersebut merupakan bagian dari persyaratan tahunan
untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal organisasi untuk tujuan eksternal.
8. - Postmortem, Bencana alam, kecurangan, kebangkrutan pelanggan, atas penugasan ini
auditor internal harus menyesuaikan pengujian dan evaluasi seputar kejadian spesifik yang
terjadi.
9. - Perubahan yang signifikan, membutuhkan modifikasi pada proses dan manajemen
menginginkan validasi cepat dirancang dengan tepat untuk mengatasi perubahan.

10. Jelaskan yang dimaksud Penugasan penjaminan (Assurance Engagement) dan


penugasan konsultasi (consulting services) maupun perbedaan diantara keduanya!
Assurance engagement adalah engagement yang dilakukan oleh praktisi untuk memberikan
opini mengenai pengukuran atas suatu objek dibandingkan dengan kriterianya. Opini praktisi
ini dapat meningkatkan keyakinan pengguna atas pengukuran yang dinilai berdasar kriteria
tersebut. Atau Penilaian objektif dari bukti bukti yang ada dengan tujuan menyediakan
penilaian independen atas tata kelola, manajemen risiko, dan proses pengendalian.contoh
Finansial,Kinerja, kepatuhan atau Sistem keamanan.
Consulting service adalah jasa yang memberikan nasihat ,yang umumnya diselenggarakan
berdasarkan  permintaan spesifik klien.Sifat dan luang lingkup jasa konsultan didasarkan atas
kesepakatan dengan klien yang disediakan untuk membantu manajemen mencapai tujuannya.
Penugasan Konsultasi dilakukan dengan tujuan memberikan layanan konsultasi, pelatihan,
atau fasilitasi. Contohnya Konseling,Advice,Facilitation,Training kepada klien. Perbedaan
Assurance dan Consulting Engagement yaitu sifat dan ruang lingkup assurance engagement
ditentukan oleh fungsi audit internal, sedangkan consulting engagment ditentukan berdasar
persetujuan dengan engagement customer.Consulting engagements lebih bersifat opsional
daripada assurance engagement, consulting services include "counsel, advice, facilitation,
and training".

SOAL KASUS
Condition,
- Penyaluran beasiswa dianggap tidak sesuai sehingga dilakukan pemotongan besaran
beasiswa guna memenuhi jumlah siswa yang berhak menerima beasiswa sesuai
dengan kebijakan kepala sekolah
Criteria
- Kebijakan penyaluran beasiswa oleh kepala sekolah yang sesuai dengan aturan yang
berlaku
- Tepatya sasaran dalam pemberian beasiswa
Cause
- Perbedaan kondisi dilapangan dengan aturan yang ada
- Penilaian yang berbeda antara kebijakan sekolah dengan aturan yang ada atas siswa
yang berhak menerima beasiswa
Conclusion
- Pengkajian ulang kebijakan yang diterapkan oleh kepala sekolah
- Penilaian ulang atas penerima beasiswa
- Pengajuan penerimaan beasiswa terhadap siswa yang belum terdaftar

Anda mungkin juga menyukai