Anda di halaman 1dari 10

Tatanan Normal Baru Penyelenggaran UKM Puskesmas

Isnainy Mayasari – BMPK DIY

Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada


pertengahan bulan mei 2020 telah mensosialisasikan adaptasi tatanan normal baru atau
yang biasa disebut New Normal. Hal ini dilatar belakangi karena pandemi covid-19
menimbulkan dampak berat baik di sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan maupun sektor
lainnya yang menyebabkan efek negatif seperti bertambahnya pengangguran maupun
terhentinya beberapa layanan kesehatan. Sementara pandemi covid-19 ini tidak akan
selesai dengan cepat oleh karenanya diperlukan adaptasi menuju tatanan normal baru.
Gugus Tugas telah menerbitkan Panduan Lintas Sektor Tanggap Covid-19 yang digunakan
sebagai acuan beradaptasi menuju tatanan normal baru atau New Normal.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional telah memetakan potensi


risiko Covid-19 di 514 Kabupaten/Kota di Indonesia yang di update di setiap minggu nya.
Kategori zona risiko Covid-19 terbagi menjadi 4 yaitu : zona risiko tinggi (warna merah), zona
risiko sedang (warna orange), zona risiko rendah (warna kuning) dan zona tidak terdampak
(warna hijau). Penentuan kategorisasi 4 zona risiko tersebut berdasar 15 indikator yaitu 10
indikator epidemiologi, 2 indikator surveilans kesehatan masyarakat, 2 indikator pelayanan
kesehatan dan 1 indikator pendukung. Kategori zona risiko di masing-masing
kabupaten/Kota ini yang akan menentukan apakah layanan luar gedung (UKM) Puskesmas
ditunda pelaksanaannya, dilaksanakan dengan menggunakan metode atau teknik yang
berbeda atau tetap dilaksanakan dengan memperhatikan kaidah Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) dan physical distancing.

Program esensial UKM seperti pemberantasan penyakit menular, kesehatan ibu dan
anak, kesehatan lingkungan, gizi, promosi kesehatan maupun program pengembangan ukm
adalah hal yang perlu diperhatikan juga di masa pandemi Covid-19 ini. Saat ini memang
fokus utama kepada pencegahan dan penanganan penyakit Covid-19 namun diharapkan
tidak juga abai terhadap pelayanan puskesmas lainnya.

Tatanan normal baru yang perlu diperhatikan pada saat penyelenggaraan kegiatan
UKM di luar gedung diantaranya adalah :

1. Pembaharuan prosedur kerja (SOP)


Karena penyelenggaraan layanan UKM tidak seperti biasanya maka pelaksana UKM di
Puskesmas perlu penyesuaian prosedur sesuai bentuk kegiatan di masing-masing
Kabupaten/kota. Terkait perubahan beberapa mekanisme kegiatan UKM, kementerian
kesehatan telah mengeluarkan regulasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
pembuatan SOP diantaranya yaitu :
a) Juknis Pelayanan Puskesmas pada masa pandemi covid-19.
b) Juknis Pelayanan Imunisasi pada masa pandemi covid-19.
c) Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru lahir selama social distancing.
d) Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa tanggap darurat covid-19.

1
e) Surat Edaran Dirjen P2P No. 1332 Tahun 2020 tentang Pelayanan Imunisasi pada
Anak selama masa Pandemi COVID – 19.
f) Surat Edaran Dirjen P2P No. 3402 tahun 2020 tentang Penanganan Orang Dengan
Faktor Risiko dan Penyandang Penyakit Tidak Menular (PTM) selama masa Pandemi
COVID19.
g) Surat Edaran Dirjen P2P No. 3834 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Kusta dan Frambusia dalam situasi Pandemi COVID – 19.
h) Surat Edaran Dirjen P2P No. 2360 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian DBD dalam situasi Pandemi COVID – 19.
i) Surat Edaran Dirjen P2P No. 3402 tahun 2020 tentang Penanganan Orang Dengan
Faktor Risiko dan Penyandang Penyakit Tidak Menular (PTM) selama masa Pandemi
COVID - 19
j) Protokol pelayanan TBC selama pandemi covid – 19.
k) Protokol Layanan HIV/AIDS selama pandemi covid – 19.
l) Protokol layanan malaria selama pandemi covid – 19.

2. Bukti Telusur atau Rekaman


Pemanfaatan teknologi informasi seperti telemedicine yang menjadi salah satu
alternatif di pelayanan kesehatan perorangan (UKP), maka dalam kegiatan UKM pun
dapat juga dengan memanfaatkan teknologi informasi. Jika bukti telusur atau rekaman
pertemuan kegiatan ukm biasanya dengan hardcopy undangan, presensi, notulensi dan
dokumentasi maka kita perlu memperhatikan juga pemanfaatan teknologi informasi
yang kita gunakan pada saat kegiatan ukm di tatanan normal baru ini. Pemanfaatan
teknologi informasi dengan menggunakan teleconference/ videoconference misalnya,
pelaksana UKM harus memperhatikan rekaman atau bukti telusur kegiatan melalui
teleconference/videoconference. Jika daftar hadir melalui link presensi maka pelaksana
UKM harus menyimpan rekaman file link presensi tersbut. Tidak hanya itu pelaksana
UKM juga perlu memperhatikan dokumentasi pada saat kegiatan berlangsung. Jika
kegiatan UKM menggunakan media WAG (whatsapp group) maka kita perlu
menmenyimpan bukti berupa screen shoot peserta dan pembahasan yang ada di group
tersebut.
Pemberdayaan masyarakat melalui keaktifan kader kesehatan dengan menggunakan
teknologi informasi juga bisa menjadi pilihan untuk merekam bukti kegiatan UKM, misal
dengan memanfaatkan google form untuk merekap laporan rutin dari hasil kegiatan di
masyarakat. Kader hanya mengisi link yang telah disusun oleh pengelola program UKM
di Puskesmas. Apapun teknologi informasi yang dimanfaatkan dalam kegiatan UKM
harus diperhatikan rekaman atau bukti telusurnya.

2
Gambar 1. Mini lokakarya lintas sektor

Sumber : Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur

3
Gambar 2. Pertemuan online program kesjaor yang dihadiri oleh perusahaan di wilayah
kerja puskesmas

Sumber : Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur

4
Gambar 3. Koordinasi pengelola program KIA dengan sasaran ibu hamil melalui WAG MAMI
CANTIK (manfaatkan media chating untuk informasi kehamilan dan kelahiran)

Sumber : Puskesmas Mlati II, Sleman

Gambar 4. Koordinasi pengelola program gizi dengan sasaran ibu balita melalui WAG 1000
chatting (baca : seribu ceting = sebarkan informasi kepada ibu utk cegah stunting)

Sumber : Puskesmas Mlati II, Sleman


5
Gambar 5. Koordinasi PJ UKM dengan kader melalui WAG

Sumber : Puskesmas Mlati II, Sleman

3. Monitoring dan Evaluasi

Setelah pelaksanaan kegiatan tentunya tidak lupa monitoring dan evaluasi sesuai prinsip
PDCA. Evaluasi kegiatan oleh pelaksana UKM yaitu evaluasi kinerja maupun evaluasi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Evaluasi pelaksanaan kegiatan diantaranya
mengevaluasi ketepatan waktu, tempat, sasaran, metode, teknologi dan kejelasan
informasi. Seandainya kegiatan UKM berbeda dari biasanya yaitu dengan memanfaatkan
teknologi informasi maka penggunaan teknologi ini pun perlu di evaluasi. Tidak menutup
kemungkinan dengan menggunakan metode dan teknologi baru akan membuka peluang
inovasi.

6
Gambar 6. Monev UKM Puskesmas

Sumber : Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur

4. Sarana Prasarana
Dengan beradaptasi dalam tatanan normal baru maka penerapan protokol kesehatan
seperti memakai masker, cuci tangan, jaga jarak adalah suatu keharusan. Oleh
karenanya puskesmas harus menyediakan sarana prasarananya seperti air, sabun
maupun hand sanitizer. Untuk kegiatan luar gedung UKM hal ini juga harus diperhatikan,
pengelola UKM dan sasaran UKM harus memastikan prasarana tersebut tersedia di
tempat kegiatan. Contoh nyata untuk memastikan bahwa protokol kesehatan
dilaksanakan saat berkegiatan di luar gedung bisa dengan mencantumkan di undangan
bahwa suatu kegiatan yang akan diselenggarakan mewajibkan peserta untuk
mengenakan masker.

5. Physical Distancing
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan pada saat kegiatan di luar gedung adalah
jaga jarak atau physical distancing. Sehingga pada saat kegiatan perlu adanya strategi
agar tetap menjaga jarak, bisa dengan kegiatan di lokasi yang luasnya memungkinkan
untuk jaga jarak ataupun jadwal diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi pengumpulan
massa. Kegiatan yang mengharuskan adanya pengumpulan massa harus didiskusikan
terlebih dahulu dengan tokoh masyarakat sebelum dilaksanakan.

6. APD
Di masa pandemi ini APD tentu saja menjadi hal yang wajib bagi petugas kesehatan di
dalam gedung maupun kegiatan luar gedung puskesmas. Gugus Tugas telah
menerbitkan standar APD untuk penanganan covid-19 di Indonesia revisi 2 dan
kementerian kesehatan juga telah menerbitkan Juknis APD selama wabah covid-19
(dapat didonwload di badanmutu.or.id/pustaka/) yang dapat dijadikan acuan dalam
penggunaan APD yang efektif dan efisien sesua pelayanan yang diberikan.

7
Gambar 7. Kegiatan gerebek jentik pengelola program promkes dan kader jumantik

Sumber : Puskesmas Kecamatan Matraman , Jakarta Timur

Gambar 8. Screening PTM terintrgrasi dengan rapid test

Sumber : Puskesmas Kecamatan Matraman , Jakarta Timur

8
Gambar 9. Rapid test pada bumil

Sumber : Puskesmas Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur

Gambar 10. Screening PTM terpadu

Sumber :Puskesmas Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur

9
Referensi :

1. Juknis pelayanan puskesmas pada masa pandemi covid-19,Kemenkes RI,2020.


2. Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa gawat darurat covid-19, Kemenkes
RI,2020.
3. Memasuki tatanan normal baru, Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-
19.
4. Dokumentasi kegiatan ukm puskesmas kecamatan ciracas, jakarta timur.
5. Dokumentasi kegiatan ukm puskesmas kecamatan matraman, jakarta timur.
6. Dokumentasi kegaiatan ukm puskesmas kecamatan cipayung, jakarta timur.
7. Dokumentasi kegiatan ukm puskesmas mlati II, sleman.

10

Anda mungkin juga menyukai