BAB 2. DATA TOPOGRAFI, PLAN PROFIL DAN PENYELIDIKAN TANAH ............................. 2-1
Data Topografi dan Plan Profile Ramp 2 ............................................................ 2-1
Stratigrafi Tanah ................................................................................................. 2-1
2.2.1. Kondisi Geologi....................................................................................... 2-1
2.2.2. Stratigrafi ................................................................................................ 2-2
i
Beban Rem (TB) ...................................................................... 3-14
Beban Angin (EW) ................................................................... 3-15
Beban Temperatur .................................................................. 3-17
Beban Gempa ......................................................................... 3-18
Tekanan Tanah Dinamis Gempa ............................................. 3-20
3.6.2. Analisa Beban Kombinasi ..................................................................... 3-20
Kombinasi Pembebanan ......................................................... 3-20
Load Combination Pilecap ...................................................... 3-23
Load Combination Breast Wall ............................................... 3-30
3.6.3. Analisa Penulangan Abutment ............................................................. 3-34
Analisa Penulangan Backwall.................................................. 3-35
Analisa Penulangan Plat Injak ................................................. 3-36
Analisa Penulangan Plat Injak ................................................. 3-39
Momen Pada Slab Jembatan .................................................. 3-39
3.6.4. Penulangan Slab ................................................................................... 3-45
ii
KATA PENGANTAR
Laporan Perhitungan Struktur Kegiatan Penyusunan DED Jembatan di Ruas Jalan Tol Serang -
Panimbang ini disusun oleh Penyedia Jasa (Konsultan) berdasarkan lingkup kerja sebagai berikut:
1. Review Desain dari jembatan yang sudah dilakukan DED terlebih dahulu dengan output
berupa laporan desain dan perhitungan, gambar DED dan spesifikasi desain (STA 0 – 10 km ).
2. Pembuatan Detail Engineering Design Jembatan pada Ruas Jalan Tol Serang – Panimbang yang
belum dilakukan DED dengan output berupa laporan desain dan perhitungan, gambar DED
dan spesifikasi desain ( STA 10 – 50 KM )
3. Hasil diskusi dengan dengan IPC serta hasil asitensi dengan BPJT.
4. Hal – hal yang masuk pada diskusi awal antara Tim Pelaksana dari Penyedia Jasa dengan Tim
Teknis dari Pengguna Jasa, serta beberapa data dan informasi awal yang telah diinventarisasi
oleh Konsultan.
Adapun dalam melakukan Review Design dan Detail Engineering Design, data-data berupa data
topografi, data penyelidikan tanah, Highway Design (termasuk plan profil, alinyemen horisontal dan
vertikal, data hidrologi) telah dilakukan oleh dan disediakan dari PT Buana Archicon – PT Mega Trust
Link.
Melalui Laporan Perhitungan Struktur ini, diharapkan Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa dapat
melakukan diskusi dan memperoleh kesepakatan bersama perkembangan pelaksanaan pekerjaan
pada tahap akhir ini, termasuk pemahaman terhadap substansi pekerjaan, analisa perhitungan dan
software yang digunakan, serta kesiapan teknis lainnya. Dari diskusi dan kesepakatan yang diperoleh,
selanjutnya diharapkan proses kajian substansial dapat dilaksanakan secara lebih terarah sesuai
dengan sasaran yang diharapkan.
Akhirnya konsultan mengucapkan terima kasih atas segala saran, komentar dan masukan yang
diberikan untuk penyempurnaan laporan ini. Besar harapan konsultan untuk dapat menghasilkan
perencanaan yang komprehensif dan memenuhi persyaratan.
Jakarta, Oktober 2018
PT. Cipta Disain Indonesia
Penyusun
iii
BAB 1 KRITERIA DESAIN
BAB 1. KRITERIA DESAIN
Umum
Untuk kriteria desain jembatan juga mengacu kepada Surat Edaran Direktur Jenderal
Bina Marga No 05/SE/Db/2017 tentang perubahan Surat Edaran Direktur Jenderal
Bina Marga No Um.01.03-Db/242 th 2008 tentang Penyampaian Ketentuan Desain dan
Revisi Desain Jalan Dan Jembatan.
1-1
Perencanaan Bangunan Atas Jembatan
1. Acuan perencanaan bangunan atas,
a. menggunakan Limit States/LRFD atau rencana Keadaan Batas berupa
Ultimate Limit States (ULS) dan Serviceability Limit States (SLS).
b. Lendutan maksimum akibat beban lalu lintas dengan faktor beban dinamis
tidak boleh melebihi L/800 untuk struktursederhana diatas dua tumpuan
atau L/400 untuk struktur kantilever. Lawan lendut harus didesain
1-2
7. Kalendering terakhir,
a. Tiang pancang beton adalah 3 – 5 cm /10 pukulan untuk end point bearing
dengan jenis hammer yang sesuai sehingga dapat memenuhi daya dukung
tiang rencana
b. Apabila pondasi direncanakan tidak sampai pada kedalaman tanah keras,
maka diwajibkan untuk melakukan test pile.
1-3
BAB 2 DATA TOPOGRAFI,
PLAN PROFIL DAN
PENYELIDIKAN
TANAH
BAB 2. DATA TOPOGRAFI, PLAN PROFIL DAN PENYELIDIKAN
TANAH
2-1
Stratigrafi Tanah
2-1
2.2.2. Stratigrafi
Dari hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan pada Ruas Jalan Tol Serang-Panimbang,
maka didapat stratigrafi pada lokasi Lapangan.
2-2
2-3
BAB 3 DESIGN STRUKTUR
BANGUNAN ATAS
BAB 3. DESIGN STRUKTUR BANGUNAN ATAS
Umum
Draft perhitungan ini merupakan perhitungan dalam rangka perencanaan Ramp 2.
Bentuk Struktur
Bentang Ramp 2 pada perlintasan jalan tol adalah dengan PCI Girder dan abutment
Dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini mengacu pada beberapa Standard dan
Code yang sudah biasa digunakan pada perencanaan-perencanaan Jembatan di
Indonesia. Standar dan Code tersebut adalah sebagai berikut:
3.5.1. Umum
Setelah melalui pembahasan pada presentasi awal, telah disepakati bahwa struktur
Overpass yang dipilih adalah PCI girder dengan bentang 20 m. Metodologi
perencanaan PCI girder beton erat kaitannya dengan metoda konstruksi yang akan
dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena analisis yang dilakukan pada perencanaan PCI
girder beton harus memperhitungkan efek selama konstruksi (during construction
analysis). Dengan demikian akan dibahas terlebih dahulu mengenai metoda
konstruksi yang bisa diterapkan pada pelaksanaan konstruksi dari jembatan tersebut.
Dilihat dari cara pengecorannya dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu pengecoran
di tempat (cast insitu) dan precast atau prefabrication di work shop. Metoda
pengecoran dengan cara precast akan efektif jika volume pekerjaannya cukup besar.
Hal ini disebabkan karena untuk melaksanakan pekerjaan precast diperlukan alat-alat
bantu moulding, gantry crane, casting yard, stock yard dll. Dilihat dari cara erection
nya, metoda konstruksi jembatan PCI girder beton dapat dibedakan menjadi dua
metoda seperti tampak berikut ini.
Gambar 3-1 Pemasangan girder dengan gantry Launcher
Sehubungan dengan lokasi over pass terletak di darat, dan melintas jalur jalan maka
metoda erection yang dipakai adalah dengan mobile crane.
Analisis ini dilakukan dengan cara mengaktifkan elemen-elemen PCI girder, prestress,
berat sendiri dan lamanya waktu pelaksanaan untuk masing-masing tahapan
konstruksi. Lamanya konstruksi untuk masing tahapan perlu diperhitungkan untuk
mensimulasikan perilaku creep dan shrinkage yang mana masing-masing tahapan
mempunyai umur yang berbeda.
Analisis selama konstruksi ini berguna untuk mensimulasikan kondisi non linear
geometry. Hal ini terjadi karena struktur tidak dibangun secara serempak, ada
perbedaan waktu antara tahap konstruksi yang satu dengan yang berikutnya. Elemen-
elemen yang sudah dicor terlebih dahulu sudah mengalami tegangan dan deformasi
karena beban prestress dan berat sendiri sudah bekerja. Sehingga pada saat
konstruksi dilanjutkan pada tahapan berikutnya, struktur PCI yang baru disambungkan
pada node dan elemen yang sudah menerima tegangan dan deformasi. Hal inilah yang
mengakibatkan kondisi non linear geometry.
Pada saat pengecoran sudah selesai dilakukan dan kondisi beton sudah mengeras,
maka tahap pekerjaan berikutnya adalah stressing tendon pada web dan bottom slab.
Dengan demikian pada analisis ini dilakukan pengecekan tegangan pada serat atas dan
bawah (top & bottom fiber) penampang PCI girder pada setiap tahapan konstruksi.
Pengecekan tegangan pada penampang PCI girder pada saat konstruksi adalah sebagai
berikut :
dimana :
t : tegangan pada serat atas (top fiber)
b : tegangan pada serat bawah (bottom fiber)
PT : gaya prestress pada saat transfer (jacking force, 75% UTS)
Ag : luas penampang girder
Ig : momen inersia penampang girder (non composite)
yt : jarak titik berat penampang PCI girder ke serat atas
yb : jarak titik berat penampang PCI girder ke serat bawah
Msw : momen akibat berat sendiri PCI girder
MPT : momen akibat beban prestress (primary & secondary)
MCR : momen akibat creep (primary & secondary)
MSH : momen akibat shrinkage (primary & secondary)
Semua tegangan yang terjadi selama konstruksi baik tegangan tarik maupun tekan
harus lebih dari tegangan ijin pada kondisi transfer.
Berdasarkan ACI 318 Code Ref. 3.3, tegangan ijin beton untuk struktur beton
prategang pada saat transfer, sebelum gaya prategang mengalami kehilangan
tegangan (jacking force) :
Tegangan-tegangan ini akan dijadikan sebagai tegangan awal (initial stage) pada
analisis kondisi service.
Analisis Struktur Pada Kondisi Service
Pada saat jembatan selesai dikonstruksi, pada elemen PCI girder sudah bekerja gaya-
gaya dalam atau tegangan akibat beban-beban yang bekerja selama konstruksi yaitu
akibat berat sendiri PCI girder, beban prestress, beban creep dan shrinkage.
Gaya-gaya dalam yang sudah bekerja ini dikonversi sebagai gaya-gaya dalam awal
(initial stage) yang akan digunakan untuk tahapan analisis berikutnya.
Analisis pada kondisi service (beban layan) adalah pengecekan tegangan yang terjadi
pada penampang PCI girder (top & bottom fiber) setelah beban-beban rencana
bekerja. Beban-beban yang dimaksud adalah beban lalu lintas (UDL & KEL), beban
suhu (suhu negatif & suhu positif) dan pier atau abutment settlement. Sedangkan
gaya-gaya dalam akibat berat sendiri, efek dari beban prestress (primary &
secondary), creep dan shrinkage (primary & secondary) sudah terakomodasikan pada
initial stage.
Pengecekan tegangan pada penampang PCI girder pada kondisi service adalah sebagai berikut
:
σ t =Initial Stage
MSDL +M UDL +M KEL +MSETT M TEMP .y t Persamaan 3
Ig
σ b =Initial Stage+
M SDL +M UDL +M KEL +M SETT M TEMP .y b Persamaan 4
Ig
dimana :
t : tegangan pada serat atas (top fiber)
b : tegangan pada serat bawah (bottom fiber)
Analisis Struktur Pada Kondisi ekstream
Struktur atas
Untuk penulangan joint kolom dengan pile cap serta kolom dengan pierhead , factor reduksi
gempa diambil 1.
Untuk penulangan kolom dan pierhead, factor reduksi gempa tergantung dari bentuk
struktur . Dalam hal ini untuk ,
Struktur Bawah
Dalam hal perhitungan pondasi , factor reduksi gempa adalah sebagai berikut :
1. Untuk pilar arah memanjang jembatan R =1, sedangkan arah memanjang jembatan R
= 1
2. Abutment arah memanjang jembatan R = 1 Sedangkan arah melintang jembatan R =
1
Perencanaan Abutment
h5
h2
h4
h7
h1
b4
b1 b2 b3
PARAMETER KETERANGAN
Panjang Bentang Jembatan L= 20.00 m 20000 mm
Tebal Pelat Lantai Jembatan ts = 0.25 m 250 mm
Lebar Jalur Lalu-Lintas b1 = 7.00 m 7000 mm
Lebar Median m= 0.00 m 0 mm
Total Lebar Jembatan b= 9.00 m 9000 mm
Tebal Lapisan Aspal ta = 0.10 m 100 mm
Overlay ta1 = 0.05 m 50 mm
Tebal Genangan Air th = 0.05 m 50 mm
Jarak Antar Girder s= 1.85 m 1850 mm
Jarak Antar Diafragma sd = 5.00 m 5000 mm
Jumlah Diafragma nd = 4 bh
Tinggi Bidang Samping ha = 2.75 m 2750 mm
BAJA TULANGAN
Untuk Baja Tulangan dengan D < 12mm : U - 24
Tegangan Leleh Baja, fy = 240 Mpa
Untuk Baja Tulangan dengan D > 12mm : U - 39
Tegangan Leleh Baja, fy = 390 Mpa
SPESIFIC GRAFITY
3
Berat Beton Bertulang Wc = 25 kN/m
3
Berat Lapisan Aspal WA = 22 kN/m
3
Berat Air Hujan WH = 10 kN/m
3
Berat Tanah WS = 17.80 kN/m
I. ANALISIS BEBAN KERJA
1. Berat Sendiri (Ms)
Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural,
ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap.
Berat sendiri dibedakan menjadi 2 macam, yaitu berat sendiri struktur atas, dan berat sendiri struktur bawah.
1.1. Berat Sendiri Struktur Atas P
b1 b2 b3
bx/2 e bx/2
8 4
10
2
6
5
9
3
Berat Beton Wc = 25 kN/m Lebar By = 9.00 m
3
Berat Tanah Ws = 17.8 kN/m 2X Tebal Wing Wall = 0.60 m
G= 2.914 Ka = 0.297
TTA Lengan Terhadap y MTA
No Gaya akibat tekanan tanah
(kN) O (m) (kNm)
1 TTA = (0,70 * WS)* H * Ka * By 235.072 y=H/2 3.650 858.013
2 TTA = 1/2 * H2 * Ws * Ka * By 1225.73 y=H/3 2.433 2982.617
TTA = 1460.81 MTA = 3840.631
b1 b2 b3
bx/2 e bx/2
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
EWs3
Struktur Bawah
5.65 Luas pada bidang A3 = 12.500 m 2
1.00
Beban Temperatur
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh temperatur,
diambil perbedaan temperatur yang besarnya setengah dari selisih antara temperatur maksimum dan
temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
Temperatur maksimum rata-rata T max = 40 ˚C
Temperatur minimum rata-rata T min = 20 ˚C
Perbedaan temperatur, ∆T = ( T max - T min ) / 2 = 10 ˚C
Koefisien muai panjang untuk beton, a= 1.00E-05 /˚C
Kekakuan geser tumpuan berupa mechanical bearing , k= 1500 kN/m
Panjang bentang box girder, L= 20.00 m
Jumlah tumpuan, n= 5 buah
Gaya pada abutment akibat pengaruh temperatur,
T ET = a * ∆T * k * L/2 * n = 7.50 kN
Lengan terhadap Fondasi,
YET = 6.65 m
Momen pd Fondasi akibat temperatur,
M ET = T ET * YET = 49.88 kNm
Lengan terhadap Breast wall,
Y'ET = 5.65 m
Momen pd Breast wall akibat temperatur,
M'ET = T ET * Y'ET = 42.375 kNm
Gaya pada abutment akibat pengaruh temperatur,
T ET = a * ∆T * k * L/2 * n = 7.50 kN
Lengan terhadap Fondasi,
YET = 6.65 m
Momen pd Fondasi akibat temperatur,
M ET = T ET * YET = 49.88 kNm
Lengan terhadap Breast wall,
Y'ET = 5.65 m
Momen pd Breast wall akibat temperatur,
M'ET = T ET * Y'ET = 42.375 kNm
Beban Gempa
Koefisien respons seismik Csm
1. Untuk periode lebih kecil dari T0, koefisien respons gempa elastik (Csm) didapatkan
dari persamaan berikut :
2. Untuk periode lebih besar atau sama dengan T0, dan lebih kecil atau sama
dengan TS, respons spektra percepatan, Csm adalah sama dengan SDS.
3. Untuk periode lebih besar dari TS, koefisien respons gempa elastik (Csm)
didapatkan dari persamaan berikut :
dimana :
SDS adalah nilai spektra permukaan tanah pada periode pendek (T=0.2 detik).
SD1 adalah nilai spektra permukaan tanah pada periode 1.0 detik
T0 adalah 0.2 * TS
R= ATAS 2 BAWAH 1
Koefisien Respons seismik elastik C SM
As SDS SD1 TS T0 Rd arah x 3
0.353 0.742 0.529 0.713 0.143 Rd arah y 2
T arah x T arah y Rd pondasi 1
1. CSM = (SDS - As) * T/T 0 + As 0.412 Arah y 0.206 * Wt
2. CSM = SDS = CSM 0.742 Arah x 0.247 * Wt
3. CSM = SD1 / T
8 4
Distribusi Beban Gempa Pada Abutment
3
Berat EQX Eqy Besar M EQX M EQy
No Uraian lengan terhadap titik O
Wt (kN) (kN) y (m) (kNm) (kNm)
STRUKTUR ATAS 7
PMS 1757.500 434.688 361.712 10 h 5.65 2455.989 2043.670
2
PMA 276.000 68.264 56.804 h 5.65 385.692 320.941
0.5 * STRUKTUR BAWAH
2 508.500 6 125.769
5 104.655 y2 9 2.825 355.297 295.649
3 50.625 12.521 10.419 y3 6.475 81.075 67.464
4 30.375 7.513 1 6.251 y4 7.950 59.726 49.699
WING WALL e e
bx/2 bx/2 bx/2 bx/2
5 14.625 3.617 3.010 y5 0.500 1.809 1.505
6 12.750 3.154 2.624 y6 0.500 1.577 1.312
7 243.750 60.288 50.166 y7 4.250 256.222 213.207
8 35.775 8.848 7.363 y8 7.950 70.344 58.535
S 724.662 603.003 3667.731 3051.981
Tekanan Tanah Dinamis Gempa
Kombinasi Pembebanan
Komponen dan sambungan pada over passs harus memenuhi kombinasi dari beban-
beban seperti yang ditentukan pada setiap keadaan sebagai berikut;
Layan III : Kombinasi pembebanan untuk menghitung tegangan tarik pada arah
memanjang jembatan beton pratekan dengan tujuan untuk mengontrol
besarnya retak dan tegangan utama tarik pada bagian badan dari jembatan
beton segmental.
Fatik : Kombinasi beban fatik dan fraktur sehubungan dengan umur fatik akibat
induksi beban yang waktunya tak terbatas.
Load Combination Pilecap
REKAP BEBAN KERJA Arah Vertikal Horisontal Momen
P Tx Ty Mx My
No Aksi / Beban Kode
(kN) (kN) (kN) (kNm) (kNm)
A Aksi Tetap
1 Berat sendiri MS 7231.876 -3657.643
2 Beb. mati tambahan MA 276.000 0.000
3 Tekanan tanah TA
aktif 1460.805 3840.63
pasif -72.090 -21.63
B Beban Lalu-lintas
4 Beban lajur "D" TD 870.100 0.000
5 Beban pedestrian TP 100.000 0.000
6 Gaya rem TB 50.177 333.678
C Aksi Lingkungan
7 Beban angin EW
pada struktur 67.700 425.535
pada kendaraan 65.751 0.000
8 Temperatur ET 7.500 49.875
9 Beban gempa EQ 724.662 603.003 3667.731 3051.981
10 Tek. Tanah dinamis EQ
aktif 1695.445 8251.167
pasif 30.419 18.252
D Aksi Lainnya
11 Gesekan FB 20.335 135.228
T TA Lengan y M TA
No Gaya akibat tekanan tanah
(kN) thd. O (m) (kNm)
1 T TA = (0,70 * ws) * H' * Ka * By 243.272304 y = H' / 2 3.65 887.944
2
2 T TA = 1/2 * H' * ws * Ka * By 1268.4913 y = H' / 3 2.43 3086.662
T TA = 1511.7636 M TA = 3974.606
BEBAN GEMPA
Berat EQX Besar M EQX
No Uraian lengan terhadap titik O
Wt (kN) (kN) y (m) (kNm)
STRUKTUR ATAS
PMS 1757.500 434.688 h2+(h3/2) 6.475 2814.607
PMA 276.000 68.264 h2+(h3/2) 6.475 442.009
BREAST WALL
2 1017.000 251.538 y2 = h2/2 2.825 710.595
3 101.250 25.043 y3 = h2 + ((h3-h6)/2) 6.025 150.881
4 60.750 15.026 y4 = h4 + h5 + h6/2 7.950 119.453
T EQ 794.558 M EQ 4237.545
T EQ Lengan y M EQ
No Tekanan Tanah Dinamis
(kN) (m) (kNm)
1 1/2 * H'2 * ws * Kae * By = 1695.445 2/3 * H' = 4.867 8251.167
2 h1 * ws * Kae * By = 63.63 H'/2 = 3.650 232.253
T EQ = 1759.076 M EQ = 8483.419
ANALISIS BEBAN ULTIMIT BREAST WALL
Ultimate Load
KOMBINASI - KUAT BATAS 1 Arah Vertikal Horisontal Momen
No Faktor P Tx Ty Mx My
Aksi / Beban Kode
Beban (kN) (kN) (kN) (kNm) (kNm)
A Aksi Tetap
1 Berat sendiri MS 1.30 3817.450
2 Beb. mati tambahan MA 2.00 552.000
3 Tekanan tanah TA
aktif 1.25 1889.705 4968.258
pasif 1.40
B Beban Lalu-lintas
4 Beban lajur "D" TD 1.80 1566.180
5 Beban pedestrian TP 1.80 180.000
6 Gaya rem TB 1.80 90.319 510.301
C Aksi Lingkungan
7 Beban angin EW
pada struktur
pada kendaraan
8 Temperatur ET 1.00 7.500 42.375
9 Beban gempa EQ
10 Tek. Tanah dinamis EQ
aktif
pasif
D Aksi Lainnya
11 Gesekan FB 1.00 20.335 114.893
6115.630 2007.858 5635.826
Nilai a = f.Pn / (fc'.Ag) dan b = f.Mn / ( fc'.Ag.h ) diplot ke dalam diagram interaksi diperoleh,
Rasio tulangan yang diperlukan, ρ= 0.45%
Luas tulangan yang diperlukan : As = ρ * b * h = 3600 mm 2
Diameter tulangan tarik yang digunakan, D= 25 mm
Diameter tulangan tekan yang digunakan, D= 19 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, S = p / 4 * D2 * b / (1/2 * As) = 160.42 mm
TULANGAN LENTUR
Momen rencana ultimit, Mu = 172.276 kNm
Mutu beton K - 350 Kuat tekan beton, fc' = 29.05 Mpa
Mutu baja U - 39 Tegangan leleh baja, fy = 390 Mpa
Tebal beton, h= 600 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50 mm
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 Mpa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
ρb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.032616
Rmax = 0.75 * ρb * fy * [1 – ½*0,75* ρb * fy / ( 0,85 * fc’ ) ] = 7.697274664
Faktor reduksi kekuatan lentur, f= 0.80
Faktor reduksi kekuatan geser, f= 0.75
Tebal efektif d = h - d' = 550 mm
Lebar yang ditinjau, b= 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu /f = 215.34 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = M n * 10-6 / ( b * d2 ) = 0.711883385
Rn < Rmax (OK)
Momen max. pada plat injak akibat beban roda dihitung dengan rumus :
dengan, l = [ Ec* h3 / { 12 * ( 1 - u2 ) * ks } ]0,25
u = angka Poisson, u= 0,15
3
ks = standard modulus of soil reaction ks = 30000 kN/m
2
Ec = modulus elastik beton = 25332,08 MPa Ec = 25332084 kN/m
r = Lebar penyebaran beban terpusat r = b' / 2 = 0,175 m
Kombinasi Pembebanan
Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
(kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS 2,296 1,149
2 Beb. mati tambahan MA 0,988 0,495
4 Beban Truk "T" TT 51,663 46,537
7 Temperatur ET 0,000 0,00
8 Beban angin EW 0,723 0,652
Daya Layan 1
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 1,000 2,296 1,149
2 Beb. mati tambahan MA gMA 1,000 0,988 0,495
4 Beban Truk "T" TT gTT 1,000 51,663 46,537
7 Temperatur ET gET 1,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 1,000 0,723 0,652
55,671 48,832
Daya Layan 2
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 1,000 2,296 1,149
2 Beb. mati tambahan MA gMA 1,000 0,988 0,495
4 Beban Truk "T" TT gTT 1,300 67,162 60,497
7 Temperatur ET gET 1,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 0,000 0,000 0,000
70,446 62,142
Daya Layan 3
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 1,000 2,296 1,149
2 Beb. mati tambahan MA gMA 1,000 0,988 0,495
4 Beban Truk "T" TT gTT 0,800 41,331 37,229
7 Temperatur ET gET 1,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 0,000 0,000 0,000
44,615 38,873
Daya Layan 4
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 1,000 2,296 1,149
2 Beb. mati tambahan MA gMA 1,000 0,988 0,495
4 Beban Truk "T" TT gTT 0,000 0,000 0,000
7 Temperatur ET gET 1,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 0,700 0,506 0,456
3,790 2,100
Daya Layan Fatik
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 0,000 0,000 0,000
2 Beb. mati tambahan MA gMA 0,000 0,000 0,000
4 Beban Truk "T" TT gTT 0,750 38,747 34,902
7 Temperatur ET gET 0,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 0,000 0,000 0,000
38,747 34,902
Kuat 1
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 1,300 2,985 1,494
2 Beb. mati tambahan MA gMA 1,300 1,285 0,643
4 Beban Truk "T" TT gTT 1,800 92,994 83,766
7 Temperatur ET gET 1,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 0,000 0,000 0,000
97,263 85,903
Kuat 2
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 1,300 2,985 1,494
2 Beb. mati tambahan MA gMA 1,300 1,285 0,643
4 Beban Truk "T" TT gTT 1,400 72,328 65,151
7 Temperatur ET gET 1,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 0,000 0,000 0,000
76,598 67,288
Kuat 3
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 1,300 2,985 1,494
2 Beb. mati tambahan MA gMA 1,300 1,285 0,643
4 Beban Truk "T" TT gTT 0,000 0,000 0,000
7 Temperatur ET gET 1,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 1,400 1,013 0,912
5,282 3,049
Kuat 4
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 1,300 2,985 1,494
2 Beb. mati tambahan MA gMA 1,300 1,285 0,643
4 Beban Truk "T" TT gTT 0,000 0,000 0,000
7 Temperatur ET gET 1,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 0,000 0,000 0,000
4,269 2,137
Kuat 5
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 1,300 2,985 1,494
2 Beb. mati tambahan MA gMA 1,300 1,285 0,643
4 Beban Truk "T" TT gTT 0,000 0,000 0,000
7 Temperatur ET gET 1,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 4,000 2,893 2,606
7,163 4,743
Ekstrem 1
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 1,300 2,985 1,494
2 Beb. mati tambahan MA gMA 1,300 1,285 0,643
4 Beban Truk "T" TT gTT 0,000 0,000 0,000
7 Temperatur ET gET 1,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 0,000 0,000 0,000
4,269 2,137
Ekstrem 2
Faktor Daya Mtumpuan Mlapangan
No Aksi / Beban
Beban Layan (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri MS gMS 1,300 2,985 1,494
2 Beb. mati tambahan MA gMA 1,300 1,285 0,643
4 Beban Truk "T" TT gTT 0,500 25,832 23,268
7 Temperatur ET gET 1,000 0,000 0,00
8 Beban angin EW gEW 0,000 0,000 0,000
30,101 25,406
3.6.4. Penulangan Slab
M Tumpuan max 84.929 kNm
M Lapangan max 75.298 kNm
Pu < f * Pn (OK)
BAB 4 DESIGN
STRUKTUR BAWAH
BAB 4. DESIGN STRUKTUR BAWAH
Hal- hal yang perlu dihindari dalam perencanaan fondasi adalah keruntuhan geser dan
deformasi yang berlebihan. Pada perencanaan fondasi juga harus memperhatikan hal-
hal berikut ini :
a. Daya dukung fondasi harus lebih besar daripada beban yang bekerja pada
fondasi baik beban statik maupun beban dinamiknya.
b. Penurunan yang terjadi akibat pembebanan tidak melebihi dari penurunan yang
diijinkan.
4-1
BEARING CAPACITY CALCULATION SHEET
Metoda Schertmand (1967).
4-2
DAYA DUKUNG LATERAL TIANG PANCANG
BERDASARKAN DEFLEKSI TIANG MAKSIMUM (BROMS)
Tahanan lateral tiang (H) kategori tiang panjang, dapat dihitung dengan persamaan :
H = yo * kh * D / [ 2 * b * ( e * b + 1 ) ]
dengan, b = [ kh * D / ( 4 * Ec * Ic ) ]0.25
D = Diameter tiang pancang (m), D= 0.50 m
L = panjang tiang pancang (m), L= 27.00 m
3
kh = modulus subgrade horisontal (kN/m ), kh = 19697.19 kN/m 3
2 2
Ec = modulus elastis tiang (kN/m ), Ec = 4700 * fc' * 103 = 30094684 kN/m
4
Ic = momen inersia penampang (m ), Ic = p / 64 * D4 = 0.003068 m4
e = Jarak beban lateral terhadap muka tanah (m), e= 0.20 m
yo = defleksi tiang maksimum (m). yo = 0.006 m
0.25
b = koefisien defleksi tiang, b = [ kh * D / ( 4 * Ec * Ic ) ] = 0.40410444 m
b*L= 10.91 > 2.5 maka termasuk tiang panjang (OK)
Tahanan lateral nominal tiang pancang,
H = yo * kh * D / [ 2 * b * ( e * b + 1 ) ] = 67.65 kN
Faktor reduksi kekuatan, f= 0.7
Tahanan lateral tiang pancang, → f * Hn = 46.00 kN
Grup Pile
Analisa Kelompok Tiang/Pile Yang Dilakukan Menggunakan Software FBPier Yang
Dikeluarkan Oleh Bridge Software Institute, University of Florida, USA Pemodelan
Dengan Fb Pier .
4-3
Hasil Group Pile Kondisi layan
4-4
Hasil Group Pile Kondisi Ultimate
4-5
Resume Pondasi Pada Abutmen
Dari analisa yang telah dilakukan maka konfigurasi Pondasi pada pilar adalah sebagai
berikut,
Kombinasi Layan
No Item Gaya yang bekerja Izin
1 GAYA VERTIKAL PILE (Max) 70 ton (TEKAN) 125 TON (TEKAN)
2 MOMEN 2,7 tm M crack =10,5tm
3 GAYA GESER 3,2 t 4.5 ton
4 DEFLEKSI 1 mm 6 mm
Kombinasi Ekstrim 1
No Item Gaya yang bekerja Izin
1 GAYA VERTIKAL PILE (Max) 120 ton (TEKAN) 180 TON (TEKAN)
GAYA VERTIKAL PILE (Min) 55 ton (TARIK ) 160 TON ( TARIK )
Maka pembebanan dapat dilihat sebagai berikut,Tulangan aksial tekan dan lentur pile
cap.
4-6
KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK PENULANGAN PILE CAP
P Tx Ty Mx My
NO Kombinasi Beban
(kN) (kN) (kN) (kNm) (kNm)
1 DAYA LAYAN 1 0% 8,543.73 1,466.73 20.31 680.14 127.66
2 DAYA LAYAN 2 25% 8,769.01 1,481.78 - 780.24 -
3 DAYA LAYAN 3 40% 8,283.96 1,456.69 - 613.41 -
4 DAYA LAYAN 4 40% 7,507.88 1,416.55 47.39 346.46 297.87
5 KUAT 1 11,699.62 1,843.23 - 801.30 -
6 KUAT 2 11,311.58 1,823.16 - 667.83 -
7 KUAT 3 9,953.44 1,752.92 94.78 200.68 595.75
8 KUAT 4 9,953.44 1,752.92 - 200.68 -
9 KUAT 5 10,019.19 1,752.92 27.08 200.68 170.21
10 EKSTREM 1 10,438.49 1,771.29 - 3,816.55 -
11 EKSTREM 2 10,438.49 1,770.50 - 317.64 -
4-7
Kombinasi Pembebanan Ultimate
HASIL ANALISIS BEBAN UNTUK LEBAR 1M
Kombinasi Pu Mu Pu Mu
No a b
BEBAN ULTIMIT (Kn) (Kn-m) (Kn) (Kn-m)
1 KUAT 1 11699.6 801.30 1169.96 80.13 0.04 0.0030
2 KUAT 2 11311.6 667.83 1131.16 66.78 0.039 0.0020
3 KUAT 3 9953.4 200.68 995.34 20.07 0.034 0.0010
4 KUAT 4 9953.4 200.68 995.34 20.07 0.034 0.0010
5 KUAT 5 10019.2 200.68 1001.92 20.07 0.034 0.0010
6 EKSTREM 1 10438.5 3816.55 1043.85 381.65 0.036 0.0130
7 EKSTREM 2 10438.5 317.64 1043.85 31.76 0.036 0.0010
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d'= 90 mm
h' = h - 2*d' = 820 mm
h' / h = 0.820
Nilai a = f.Pn / (fc '.Ag) dan b = f.Mn / ( fc'.Ag.h ) diplot ke dalam diagram interaksi diperoleh,
Rasio tulangan yang diperlukan, ρ= 0.45%
2
Luas tulangan yang diperlukan : As = ρ * b * h = 4500 mm
Diameter tulangan yang digunakan, D= 25 mm
D= 19 mm
Tulangan tekan dibuat sama dengan tulangan tarik :
2
4500 mm
2
Jarak tulangan yang diperlukan, S = p / 4 * D * b / (1/2 * A s ) = 155.83 mm
4-8