Anda di halaman 1dari 22

sejarah penemuan mikroba

Februari 26, 2011Uncategorized


 
 
 
 
 
 
5 Votes

BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Mikroba didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis.
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan logos=ilmu.
Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisma muncul kurang lebih 4 juta tahun yang
lalu dari senyawa organik kompleks di lautan, atau mungkin dari gumpalan awan yang
sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi,
mikroorganisma diduga merupakan nenk moyang dari semua makhluk hidup. Awal mula
munculnya ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 pada waktu ilmuwan telah
membuktikan bahwa mikroorganisma berasal dari mikroorganisma sebelumnya bukan
dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan menunjukkan
bahwa mikroorganisma bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan
penyebab proses fermentasi buah anggur menjadi anggur dapat berubah. Ilmuwan juga
menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini
merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisma bagi
kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Selama awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganima mampu
menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun
sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan ‘biochemical
diversity’ atau keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisma.
Disamping itu, yang penting lainnya adalah bahwa mekanisma perubahan kimia oleh
mikroorganisma sangat mirip dengan yang terjadi pada organisma tingkat tinggi. Konsep
ini dikenal dengan ‘unity in biochemistry’ yang artinya bahwa proses biokimia pada
mikroorganisma adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup
termasuk manusia. Bukti yang lebih baru menunjukan bahwa informasi genetik pada
semua organisma dari mikroba hingga manusia adalah DNA.
Karena sifatnya yang sederhana dan perkembangbiakan yang sangat cepat serta
adanya berbagai variasi metabilma, maka mikroba digunakan sebagai model penelitian
di bidang genetika. Saat ini mikroorganisma diteliti secara intensif untuk mengetahui
dasar fenomena biologi. Mikroorganisma juga muncul sebagai sumber produk dan
proses yang menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui
proses fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi (gasohol). Strain-strain baru
dari mikroorganima yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika dapat
menghasilkan bahan yang penting bagi kesehatan manusia seperti insulin. Dan Jika kita
membaca tentang mikroorganisma anda akan menghargai, mengagum mikroorganisma
anda akan menghargai, mengagumi mikroorganisma seperti bakteri, algae, protozoa
dan virus yang merupakan organisma yang sering tidak terlihat.
Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun tumbuhan.
Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak diantaranya
berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya
digunakan dalam menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang
kesehatan maupun industri makanan. Hal ini yang kemudian mendorong kita untuk lebih
mendalami mengenai sejarah penemuan, taksonomi, dan karakteristik dari
mikrorganisme.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan penjelasan diatas maka kami dapat merumuskan masalah sebagi berikut :
1) Bagaimana sejarah penemuan dari masing-masing mikrororganisme yang disebutkan
diatas?
2) Bagaimana taksonomi dari masing-masing mikrorganisme yang disebutkan diatas?
3) Bagaimana karakteristik dari masing-masing mikroorganisme yang disebutkan
diatas?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan Mikroorganisme virus, bakteri, actinomyces dan jamur

Sejarah Penemuan virus

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman,
menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti
menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak
berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa
penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat
dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun
tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan
penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri
penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati
saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.
Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah. Martinus Willem Beijerinck,
ilmuwan Belanda melakukan percobaan berdasarkan penemuan Ivanovsky. ia
mengoleskan getah daun tembakau hasil saringan dari satu tembakau ke tembakau lain
secara berjenjang. Mula-mula dia menyaring getah daun tembakau yang terkena
penyakit dengan saringan keramik, kemudian getah hasil saringan itu dioleskan ke daun
tembakau yang sehat. tembakau yang sehat itu menjadi sakit. Selanjutnya getah daun
yang sakit ini pun di saring lagi, dan hasilnya dioleskan ke daun tembakau yang sehat.
Tembakau yang sehat ini juga terkena penyakit. Demikian seterusnya. Ini berarti bawa
“bakteri” patogen itu mampu berkembang biak, ukurannya sangat kecil karena lolos dari
saringan keramik. Saat itu orang hanya mengenal bakteri sehingga penyebab mosaik
pada daun tembakau itu diduga diakibatkan oleh bakteri yang berukuran sangat kecil.
Ternyata dugaan tentang bakteri yang berukuran sangat kecil itu keliru. Pada Tahun
1995 Wendell Meredith Stanley, dari Rockefeller Institute ( Amerika Serikat ), berhasil
mengisolasi dan mengkristalkan virus mosaik tembakau, dan ia menyimpulkan bahwa
virus berbeda alias tidak sama dengan bakteri. Jika kristal virus diinjeksikan ke tanaman
tembakau yang sehat, virus akan aktif, mengganda, dan menyebabkan penyakit. Karena
virus dapat dikristalkan berarti ia bukan sel. Virus dianggap sebagai peralikah antara
benda abiotik dan biotik. Virus yang menyerang tembakau diberi nama virus mosaik
tembakau ( Tobacco Mosaik Virus, disingkat TMV ).
( http://blog.vienka.com/sejarah-penemuan-virus.php)
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab
penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri.
Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat
kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley
dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang
kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang
pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan
Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
(http://educorolla2.blogspot.com/2009/03/sejarah-penemuan-virus.html)
Taksonomi Dan Karakteristik
Struktur Taksonomi secara umum adalah sebagai berikut:
Order : virales
Family : viridae
Subfamily : virinae
Genus : virus
Species :virus
Di dalam setiap famili, subdivisi disebut genera yang biasanya berdasarkan pada
perbedaan serologi dan fisikokimia. Kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan
genera bervariasi dari famili ke famili. Nama genus mempunyai akhiran –virus. Pada 4
famili (Poxviridae, Herpesviridae, Parvoviridae, Paramyxoviridae), kelompok besar yang
disebut sub famili didefinisikan dengan mempertimbangkan kompleksitas hubungan di
antara anggota virus. Jenis – jenis virus digunakan untuk mengelompokkan famili virus
yang memiliki karakter yang umum. Hanya 1 jenis saat ini yang telah didefinisikan, yaitu
Famili Mononegavirales, meliputi famili Filoviridae, Paramyxoviridae, dan
Rhabdoviridae,. Sejak tahun 1995, The International Committee on Taxonomy of
Viruses telah mengumpulkan lebih dari 4000 virus binatang dan tumbuhan menjadi 71
famili, 11 subfamili, dan 164 genera, tetapi masih ada ratusan virus yang masih belum
ditemukan, 24 famili virus diantaranya dapat menginfeksi manusia dan binatang.
(http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/klasifikasi-virus/).
Dasar Klasifikasi
1. Morfologi virion, meliputi ukuran, struktur, dan anatomi,
2. Bagian – bagian fisikokimia virion, meliputi banyaknya molekul, berat jenis, stabilitas
pH,stabilisasi suhu dan tingkat pengaruhnya terhadap agen fisik dan kimiawi, khusunya
eter dan detergen.
3. Bagian – bagian gen virus
4. Bagian – bagian protein virus
5. Replikasi virus
6. Bagian – bagian antigen
7. Bagian – bagian biologi
Virus terutama diklasifikasikan oleh fenotipik karakteristik, seperti morfologi , asam
nukleat jenis, cara replikasi, organisme inang , dan jenis penyakit yang menyebabkan..
Saat ini ada dua skema utama yang digunakan untuk klasifikasi virus: yang ICTV sistem
dan klasifikasi Baltimore sistem, yang menempatkan virus ke dalam salah satu dari tujuh
kelompok.. Mendampingi metode yang luas dari klasifikasi adalah konvensi penamaan
khusus dan pedoman klasifikasi lebih lanjut diatur oleh Komite Internasional Taksonomi
Virus .
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar
inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam
nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam
bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik
maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada
bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil
berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar
sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.[4]
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri
dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.
Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.
Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa
ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa
DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi
lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa
berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri
atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit
protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)
terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein
nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar
1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid.
Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari
sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid
tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel
inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu
berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari
ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun
dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk
kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai
contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk
kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi
lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam
penginfeksian sel.
Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur
tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung
virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan
protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari
virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa
molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki
ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut
digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut
virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung
dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Virus)

Sejarah Penemuan Bakteri


Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok besar Prokariota,
selain Archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular
(bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel,
kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel
mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri
merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel
lebih kompleks, yang disebut eukariota. Istilah “bakteri” telah diterapkan untuk semua
prokariota atau untuk sebagian besarnya, tergantung pada gagasan mengenai
hubungan mereka.
Bakteri dianggap sebagai organisme paling melimpah di bumi. Mereka tersebar dan
menghuni hampir semua tempat: di tanah, air, udara, atau dalam simbiosis dengan
organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil,
biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam
diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan
dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak
bakteri yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari
flagela kelompok lain
Keberadaan bakteri pertama kali ditemukan oleh Antony van Leeuwenhoek pada 1674
dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di
kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον
(bakterion) yang memiliki arti “batang-batang kecil”. Perkembangan pengetahuan
tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan oleh Louis Pasteur, yang
melahirkan cabang ilmu mikrobiologi. Bakteriologi adalah cabang mikrobiologi yang
mempelajari biologi bakteri. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri)

Taksonomi Dan Karakteristik


Dasar klasifikasi sebagian besar didasarkan pada morfologi dan bentuk metabolisme
komposisi asam nukleat seperti perbandingan dari guanin dan citosin dari DNA baru-
baru ini juga ditentukan dalam taksonomi bakteri. Bargeys Manual dalam bukunya
“Determinative Bacteriology” mengklasifikasikan bakteri ke dalam 35 kelompok bakteri.
Kelompok-kelompok tersebut digambarkan berdasarkan bentuk, struktur sel,
kemampuan bergerak dan kemampuan metabolisme. Bakteri mempunyai beberapa
bentuk yaitu batang, bulat, spiral. Ukuran panjang bakteri dari 0,1 mm sampai dengan >
500 mm.
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan
jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur,
kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.
Ciri-Ciri Bakteri :
– Umumnya tidak berklorofil
– Hidupnya bebas atau sebagai parasit / patogen
– Bentuknya beraneka ragam
– Memiliki ukuran yang kecil rata-rata 1 s/d 5 mikron
– Tidak mempunyai membran inti sel / prokariot
– Kebanyakan Uniseluler (memiliki satu sel)
– Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, sedangkan
yang kosmopolit mengandung peptidoglikan

Sejarah Penemuan, taksonomi dan karakteristik Actinomyces


Actinomyces dari Yunani “actino” yang berarti mukas dan jamur, adalah genus dari
Actinobacteria kelas bakteri .. Mereka semua Gram-positif dan ditandai dengan
menyebar berdekatan, dan granulomatous peradangan supuratif, dan pembentukan
abses multiple dan saluran sinus yang mungkin belerang butiran debit Mereka. “dapat
berupa anaerob atau anaerob fakultatif . Actinomyces spesies tidak membentuk
endospora , dan , sedangkan individu bakteri berbentuk batang, morfologi Actinomyces
membentuk koloni jamur -seperti jaringan bercabang dari hyphae . Aktinomikosis pada
manusia pertama kali dilaporkan oleh Lebert tahun 1857 dan pada tahun 1891 Wolf dan
Israel berhasil membiakkan penyakit ini secara anaerob yaitu Actinomyces israelii.
Aktinomikosis adalah suatu penyakit jamur sistemik yang disebabkan oleh jamur yang
temasuk actinomyces anaerob yaitu suatu parasit obligat (sejati) bagi manusia yaitu
Actinomices bovis = Actinomyces israelii.
Sejarah Penemuan Jamur
Jamur dalam bahasa Indonesia sehari-hari mencakup beberapa hal yang agak
berkaitan. Arti pertama adalah semua anggota kerajaan Fungi dan beberapa organisme
yang pernah dianggap berkaitan, seperti jamur lendir dan “jamur belah” (Bacteria). Arti
kedua berkaitan dengan sanitasi dan menjadi sinonim bagi kapang. Arti terakhir, yang
akan dibahas dalam artikel ini, adalah tubuh buah yang lunak atau tebal dari
sekelompok anggota Fungi (terutama Basidiomycetes) yang biasanya muncul dari
permukaan tanah atau substrat tumbuhnya.
Penemuan jamur dimulai Setelah perang, Flemming secara aktif mencari agen anti-
bakteri setelah menyaksikan banyak kematian pada prajurit saat perang, akibat luka
yang terinfeksi.Sementara,penggunaan antiseptik malah membunuh sistem pertahanan
tubuh pasien, lebih efektif dibanding membunuh bakteri.Dalam sebuah artikel yang
dipublikasikan di The Lancet selama perang Dunia I, Fleming
menceritakan penelitiannya.Dia menjelaskan,mengapa antiseptik lebih berbahaya bagi
tentara di banding infeksi.
Tahun 1928,Fleming menyelidiki sifat sifat stahylococci.Dia memiliki laboratorium yang
sering kali berantakan, tidak terawat. Pada 3 September 1928,setelah berlibur, Fleming
kembali ke laboratorium.Sebelum meninggalkan laboratorium dia melakukan kultur
staphylococci di sebuah bangku di sudut laboratorium.Saat kembali, Fleming melihat
satu kultur bakteri telah terkontaminasi dengan jamur.Koloni staphylococci yang
mengelilinginya, sudah dihancurkan,sementara koloni yang jauh dari jamur tetap normal.
Fleming menunjukkan kultur yang terkontaminasi itu pada bekas asistennya,Merlin
Price, yang mengatakan ” itulah cara Anda menemukan lisozim”. Fleming
mengidentifikasi jamur yang telah mencemari kulturnya berasal dari genus Penicillium,
dan setelah beberapa bulan menyebutnya sebagai “jus jamur”. Nama penisilin dirilis
pada 7 Maret 1929.
Ia menyelidiki efek anti bakteri penisilin pada banyak organisme.Ia menemukan,
antibiotik ini efektif untuk staphylococci, dan patogen gram positif lain yang
menyebabkan demam berdarah, radang paru paru, meningitis dan difteri,tetapi tidak
tipus demam atau demam paratipus,yang disebabkan oleh bakteri gram negatif.Penisilin
juga efektif untuk neisseria gonorrhoea, yang menyebabkan gonore walau bakteri ini
adalah gram negatif.
Fleming mempublikasikan temuannya pada tahun 1929 di Britishjournal of Experimental
Pathology.Tetapi, hanya segelintir orang yang memberi perhatian.Fleming meneruskan
penyelidikan,tapi budidaya penicillium cukup sulit.Dan setelah tumbuh, sulit untuk
mengisolasi agen antibiotik.Awalnya, Fleming beranggapan bahwa penisilin bukan hal
penting dalam mengobati infeksi.Dia menjadi yakin bahwa penisilin tidak akan bertahan
cukup lama di dalam tubuh manusia ( in vivo), untuk membunuh bakteri secara
efektif.Banyaknya penelitian yang tidak bisa di simpulkan, mungkin karena penisilin lebih
banyak di gunakan sebagai antiseptik.Tetapi pada tahun 1930 an, pemelitian Fleming
menunjukkan hasil yang lebih menjanjikan.Ia terus melanjutkan penelitiannya samapi
1940.Namun apabila ada yang bertanya, “Sejak kapan dunia ini ada jamur?”
Jawabannya sangat sederhana yaitu, “Sejak Tuhan Yang Maha Esa ini menciptakan
dunia (bumi) sudah ada jamur. (http://tokoh-ilmuwan-
penemu.blogspot.com/2009/08/penemu-penicillin-fleming.html)
Taksonomi Dan Karakteristik
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof,
tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari
benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang
yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula
dengan cara generatif. Dalam klasifikasi lima kingdom, jamur dapat dibedakan menjadi
divisi Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Myxomycota
danOomycota termasuk dalam kingdom Protista.
Nama Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri seksual, terutama pada
pembentukan zigospora. Zigospora terjadi karena peleburan dua gametangium yang
menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan penghubung. Ciri-ciri jamur yang
termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:
a. biasa hidup sebagai saprofit;
b. miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa atau
buluh;
c. dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga sporanya merupakan
sel-sel yang berdinding. Spora inilah yang tersebar ke mana-mana;
d. perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari
sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan ujungnya membentuk
sporangium. Sporangium berisi spora. Spora yang terhambur inilah yang akan tumbuh
menjadi miselium baru;
e. perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, yaitu hifa
betina dan hifa jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa betina
adalah hifa yang menerima isi selnya. Perkembangbiakan ini dilakukan dengan
gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan dan hifa betina) yang mengandung
banyak inti. Selanjutnya, gametangium mengadakan kopulasi.
Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah sebagai berikut.
a. Murcor mucedo, hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan hewan, misalnya,
kotoran hewan dan roti busuk. Dari miselium pada subtratnya muncul benang-benang
tegak dengan sporangium pada ujungnya. Sporangium ini berisi spora. Jika sporangium
sudah matang, akan pecah sehingga spora akan tersebar keluar. Spora akan tumbuh
menjadi miselium baru. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan
gametangium.
b. Murcor javanicus, berperan dalam pembuatan tapai karena jamur ini terdapat dalam
ragi tapai. Jamur ini termasuk makhluk hidup yang mempunyai daya untuk mengubah
tepung menjadi gula.
c. Rhizopus sp., yang terdapat pada ragi tempe ini mempunyai daya untuk memecah
putih telur dan lemak. Oleh karena itu, ia berperan dalam pembuatan tempe dan oncom
putih. Jamur tempe mempunyai hifa yang berguna untuk menyerap makanan dari
kacang kedelai. Dalam waktu dua sampai tiga hari, kumpulan hifa tersebut akan
membungkus kedelai yang kemudian disebut tempe. Selain pada tempe, jamur ini juga
dapat tumbuh di tempat-tempat yang lembap.
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu,
pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh,
jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun
tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu
membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram,
dan jamur kuping.
CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau
regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda
dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan
reproduksinya.
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo
khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya
mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen
dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Gbr. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah


Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau
septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria,
dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang
tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti
sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang
bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan
organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya,
jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan,
jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka
jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar
inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-
paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat
saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah
jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat
makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana
sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap
bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air
dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit
atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
3. Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara
aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya
dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai,
jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora
aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka
spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi.
Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua
individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami
(peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah
plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan
membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah
dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur
membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
( http://karakteristikfungi.blogspot.com/)

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasn diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:


• Mikroba adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis.
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu.
Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4 juta tahun
yang lalu dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut, atau mungkin dari
gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup
pertama di bumi, mikroorganisme diduga merupakan nenek moyang dari semua
makhluk hidup.
• Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh beberapa
ilmuwan dan telah membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari mikroorganisme
sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan
membuktikan bahwa mikroorganisme bukan berasal dari proses fermentasi tetapi
merupakan penyebab proses fermentasi, misalnya buah anggur menjadi minuman yang
mengandung alkohol. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan
penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan
pentingnya mikroorganisme bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20
ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai
macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik
yang baru.
• Karakteristik dan taksonomi masing-masing mikroorganisme memilki perbedaan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri. Diakses Tanggal 25 Februari.
Anonim. 2011.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/821/1/biologi-nunuk.pdf.
Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://educorolla2.blogspot.com/2009/03/sejarah-penemuan-virus.html.
Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://blog.vienka.com/sejarah-penemuan-virus.php. Diakses Tanggal 25
Februari
Anonim. 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Actinomyces. Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/klasifikasi-virus/. Diakses
Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Virus_classification. Diakses Tanggal 25
Februari
Anonim. 2011. http://usupress.usu.ac.id/files/Mikrobiologi%20Umum_Final_Minasari
%20&%20Lista%20Unita%20Rasyid_bab%201.pdf. Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://karakteristikfungi.blogspot.com/.

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen).


Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi
yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan
dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan
dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor
elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat
sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan
rasa kelelahan pada otot.

Daftar isi
  [sembunyikan] 

 1Sejarah
o 1.11. Fermentasi alkohol
o 1.22. Fermentasi asam laktat
o 1.33 Fermentasi asam cuka
 2Reaksi
 3Sumber energi dalam kondisi anaerobik
 4Fermentasi makanan

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Ahli Kimia Perancis, Louis Pasteur adalah seorang zymologist pertama ketika pada tahun 1857
mengkaitkan ragi dengan fermentasi. Ia mendefinisikan fermentasi sebagai "respirasi (pernapasan)
tanpa udara".
Pasteur melakukan penelitian secara hati-hati dan menyimpulkan, "Saya berpendapat bahwa
fermentasi alkohol tidak terjadi tanpa adanya organisasi, pertumbuhan dan multiplikasi sel-sel secara
simultan..... Jika ditanya, bagaimana proses kimia hingga mengakibatkan dekomposisi dari gula
tersebut... Saya benar-benar tidak tahu".
Ahli kimia Jerman, Eduard Buchner, pemenang Nobel Kimia tahun 1907, berhasil menjelaskan bahwa
fermentasi sebenarnya diakibatkan oleh sekeresi dari ragi yang ia sebut sebagai zymase.
Penelitian yang dilakukan ilmuan Carlsberg (sebuah perusahaan bir) di Denmark semakin
meningkatkan pengetahuan tentang ragi dan brewing (cara pembuatan bir). Ilmuan Carlsberg
tersebut dianggap sebagai pendorong dari berkembangnya biologi molekular.
Fermentasi ada tiga, yaitu :

1. Fermentasi alkohol[sunting | sunting sumber]


Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan
karbon dioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan
tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

2. Fermentasi asam laktat[sunting | sunting sumber]


Fermentasi asam laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan atau manusia, ketika kebutuhan
oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat
Di dalam sel otot asam laktat dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan. Laktat yang
terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri, namun secara perlahan
diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat. Glukosa dipecah manjadi 2 molekul
asam piruvat melalui glikolisis , membentuk 2 ATP dan 2 NADH.
3 Fermentasi asam cuka[sunting | sunting sumber]
Merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. fermentasi ini dilakukan
oleh bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih
besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.

Reaksi[sunting | sunting sumber]
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang
dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui
fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan
digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi
aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk
akhir yang dihasilkan.

Sumber energi dalam kondisi anaerobik[sunting | sunting sumber]


Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme purba
sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat ini, sehingga
fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi energi sel.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat
mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang
lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan).
Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien
dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon
dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan
dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi energi
intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah
oksigen, makhluk bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang
lebih cepat tetapi kurang effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-
nya 100 kali lebih cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat
membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan
dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada
manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga
2 menit.
Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini
tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini
meregenerasi nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia
diperlukan untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP
dalam kondisi anaerobik.

Fermentasi makanan[sunting | sunting sumber]


Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah
proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan
senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Proses
fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses pembuatan tape,
tempe, yoghurt, dan tahu.
Nectura Juice
Jual Nectura Anti Oksidan Yang Tertinggi | Indonesia

Main menu
Skip to content

 Home
 Nectura Juice
 Order
 Video
 FAQ
o FAQ Mengenai Zenza
o FAQ Products
o FAQ Peluang Bisnis
 Kisah Sembuh
 Pengobatan
o Sertifikat dan Daftar Penyakit
o Pengobatan Diabetes
o Pengobatan Kanker Payudara
o Pengobatan Jantung
o Pengobatan Kanker
o Pengobatan Kanker Endometrium
o Pengobatan Kanker Serviks
o Pengobatan Kanker Tulang
o Pengobatan Kanker Liver
o Pengobatan Kanker Tiroid
o Pengobatan Kanker Uterus
o Pengobatan Kanker Colon
o Pengobatan Kanker Jaringan Lunak
o Pengobatan Hipertensi
o Pengobatan Asma
o Pengobatan Sirosis Hati
o Pengobatan Stroke
o Pengobatan Kanker Otak
o Pengobatan Jerawat
 Mengenai Kami
 Toga Capital
o Toga Capital – About Company Profile
o Toga Capital – Top Management
o Toga Chat Academy
 Marketing Plan
 TogaChat Academy BEST Team Indonesia
 Table Talk
 Video Perusahaan
 Testimonial

INFORMASI, JENIS PENYAKIT

Berbagai Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri


by Jeffry Laseduw • January 24, 2015 • 0 Comments

gambaran bakteri

Bakteri, berasal dari bahasa latin, yaitu kata Bacterium dan bacteria dalam bentuk jamak. Bakteri
merupakan kelompok organisme mikroskopik atau disebut juga mikroorganisme yang tidak memiliki
membrane inti sel.

Struktur sel bakteri cukup sederhana karena tanpa inti sel serta kerangka sel yang biasa ditemukan
pada mikroorganisme lainnya. Bakteri umumnya memiliki dinding sel seperti sel tumbuhan maupun
jamur, dengan bentuk yang sangat berbeda.

Bakteri memiliki peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Ada beberapa jenis bakteri
yang menguntungkan yang banyak ditemukan dalam tubuh kita, ada bakteri yang digunakan
dalam bidang pangan, maupun bakteri baik yang dapat digunakan dalam bidang pengobatan.
Namun ada juga bakteri-bakteri yang merugikan yang dapat menyebabkan penyakit.

Bakteri bisa hidup dimana saja dan disemua tempat, baik itu di air, udara, tanah bahkan dalam tubuh
organisme lain, seperti hewan, tanaman maupun tubuh manusia.

Ada bakteri yang baik dan ada juga bakteri yang jahat yang bisa menyebabkan penyakit pada
organisme lain. Kali ini kita bicara tentang bakteri yang dapat menyebabkan penyakit
khususnya pada manusia. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri, meliputi:

 TBC

TBC atau tuberculosis merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, lebih tepatnya
disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis serta Mycrobacterium bovis.
Penyakit TBC ditularkan melalui droplet atau percikan air liur ketika seorang pengidap TBC
sedang batuk maupun meludah. Percikan air liur tersebut mengandung bakteri penyebab TBC yang
nantinya terbang di udara dan terhirup oleh ornag lain disekitarnya.

 Difteri

bakteri penyebab difteri

Penyakit difteri jarang sekali terjadi saat ini, dan umumnya penyerang remaja serta orang dewasa.
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheria. Ada dua bentuk dari penyakit
difteri. Difteri bentuk pertama tipe respirasi yang disebabkan karena bakteri memproduksi toksin
dalam jumlah berlebihan  yang dapat menyebabkan gejala berat bahkan dapat menyebabkan
kematian. Sedangkan bentuk yang kedua adalah tipe kutan dimana  bakteri memproduksi toksin
dalam jumlah kecil yang menyebabkan gejala difteri ringan.

Orang-orang yang bisa selamat dari penyakit ini akan mengalami kelumpuhan pada otot-otot
tertentu serta adanya kerusakan permanen pada organ penting seperti jantung maupun ginjal.
Anak-anak yang berumur kurang dari 10 tahun sangat peka terhadap penyakit difteri, karena
daya tahan tubuhnya masih rentan.

Penularan difteri terjadi ketika seorang pengidap difteri sedang batuk, bersin maupun meludah,
kontak langsung pada kulit khususnya bagian jari, handuk maupun pakaian yang telah terkontaminasi
maupun dari minuman yang telah terkontaminasi.

 Pertusis

Pertussis atau lebih dikenal dengan nama batuk rejan, merupakan infeksi saluran pernapasan akut
yang lebih sering terjadi pada anak-anak. Penyakit pertussis disebabkan oleh bakteri Bordetella
pertussis atau Haemophilus pertussis.

Penyakit pertussis ditularkan melalui percikan air liur, seperti ketika bersin, batuk maupun meludah.
Bakteri yang terkandung dalam air liur akan terbang keudara dan terhirup oleh orang lain.

 Tetanus neonatorum

Tetanus merupakan penyakit kekakuan otot atau spasme yang disebabkan oleh eksotoksin dari
organisme penyebab penyakit tetanus dan bukan dari organisme itu sendiri. Penyakit tetanus
sebenarnya disebabkan oleh adanya bakteri Clostridium tatani.

Penularan penyakit tetanus umumnya melalui luka yang dalam dengan kondisi tanpa oksigen, seperti
luka karena kecelakaan, luka operasi, pemotongan tali pusat, luka tusuk, maupun karies gigi. Ketika
bakteri Clostridium tatani bertemu dengan bakteri lain, maka akan ada kerja sama sehingga
membentuk gejala yang berat seperti kekakuan otot bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan
permanen.

 Demam tifoid

Demam tifoid atau tifus merupakan infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella thypi.

Penularan penyakit demam tifoid ini biasanya melalui air maupun makanan yang sudah
terkontaminasi oleh bakteri Salmonella thypi. Bakteri salmonella thypi mampu bertahan dalam waktu
yang lama di dalam makanan maupun minuman. Serangga, khususnya lalat juga ikut berperan dalam
penularan penyakit demam tifoid.

 Kusta

Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang sangat kompleks dan sangat
membingungkan. Masalahnya bukan hanya dari segi kesehatan dna medis saja, namun dapat
menyangkut ke masalah social, ekonomi, budaya bahkan sampai menjadi masalah keamanan dan
ketahanan nasional.

Bila tidak ditangani dengan baik, penyakit kusta dapat menyebabkan cacat permanen.
Penyebab dari penyakit kusta adalah adanya bakteri Mycrobacterium leprae yang hidup secara
berkelompok, dapat menyebar kemana-mana, mampu hidup dalam sel serta memiliki sifat
yang tahan asam, sehingga sulit sekali untuk ditanggulangi.

Bakteri kusta banyak terdapat pada kulit tangan, daun telinga serta mukosa hidung. Maka dari itu,
sebaiknya jagalah kebersihan diri dengan cara mandi serta mencuci tangan setelah maupun sebelum
melakukan kegiatan atau aktivitas apapun.

 Pes

Ada begitu banyak nama lain untuk penyakit pes, seperti sampar, plague serta La peste. Penyebab
dari penyakit pes adalah adalah bakteri Yersinia pestis atau Pasteurella pestis. Bakteri penyebab
penyakit pes banyak ditemukan pada hewan kelas rodensia atau hewan pengerat, seperti tikus dan
kelinci. Sedangkan penyebab pastinya adalah pinjal atau kutu maupun mikroorganisme yang
menempel dalam tubuh hewan pengerat.

Penyakit pes ditularkan melalui gigitan maupun bersentuhan dengan tikus liar. Sedangkan penularan
dari manusia ke manusia umumnya melalui percikan air liur pengidap penyakit pes.

 Antraks

Antraks juga memiliki banyak nama, seperti malignant pustule, Charbon, malignant edema, Woolsoter
disease atau Regpicker disease. Penyakit antraks disebabkan oleh adanya bakteri bacillus anthracis
pada binatang ternak maupun binatang buas yang dapat meluar ke manusia.

Bakteri bacillus anthracis sebenarnya tidak bergerak namun mampu membuat spora dalam jumlah
banyak. Pembentukan spora banyak terjadi di alam bebas seperti dalam tanah maupun di udara.
Penularan penyakit antraks umumnya disebabkan oleh adanya kontak secara langsung maupun
ketika seseorang mengkonsumsi hewan ternak yang sudah terkontaminasi oleh bakteri penyebab
antraks.

 Leptospirosis

Leptospirosis merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh adanya bakteri leptospirosis. Penyakit
ini disebut juga dengan nama Canicola fever, Weil disease, hemorrhagic jaundice, Swineherd
disease, atau Mud fever.
Bakteri leprospirosis berbentuk seperti benang dan mampu menginfeksi hewan maupun
manusia. Infeksi pada manusia terjadi karena adanya kontak dengan tanah, air, maupun
lumpur yang sudah tercemar bakteri leptospirosis. Kontak langsung dengan kulit, darah maupun
urin dari hewan yang sudah terinfeksi juga dapat menyebabkan penularan leptospirosis.

 Disentri

Disentri diambil dari bahasa Yunani yaitu dys yang artinya gangguan dan enteron yang artinya usus.
Jadi, disentri adalah penyakit radang atau gangguan pada usus. Disentri menimbulkan gejala yang
meluas serta dapat menyebabkan tinja bercampur dengan darah, tinja bercampur lendir serta
nyeri yang hebat saat buang air besar.

Disentri merupakan penyakit pada saluran pencernaan, khususnya pada bagian ileum atau usus
penyerapan dan pada usus besar. Disentri disebabkan oleh adanya bakteri Shygella disentri serta
Shygella ciyake.

 Gonorhea

bakteri penyebab gonorrhea

Gonorrhea atau gonorrhea atau disebut juga kencing nanah, merupakan penyakit menular seksual
yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini menginfeksi lapisan dalam uretra,
leher rahim, rectum, tenggorokan, serta konjungtiva atau bagian putih pada mata.

Gonorrhea dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, khususnya bagian kulit
serta persendian. Pada wanita, gonorrhea menjalar ke saluran kelamin serta menginfeksi selaput
dalam pinggul sehingga menimbulkan nyeri pinggul serta gangguan pada system reproduksi.

Bila tidak segera diobati, bakteri penyebab gonorrhea akan menyebar ke jaringan yang lebih dalam
dan akan membentuk koloni di bagian mukosa, orofaring serta arogenital.

 Kolera

Kolera merupakan penyakit menular pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh adanya bakteri
Vibrio cholerae. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui air minum yang sudah terkontaminasi
karena system sanitasi yang tidak benar maupun setelah mengkonsumsi ikan maupun kerang yang
tidak dimasak dengan benar.

Ciri utama dari penyakit kolera adalah dengan adanya buang air besar yang encer berwarna putih
seperti air cucian beras dengan bau yang amis.

 Sifilis

Sifilis merupakan penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset treponema
pallidum. Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak secara seksual serta ditularkan dari ibu
ke janin selama kehamilan maupun saat melahirkan.
Sifilis ditandai dengan adanya ruam yang menyebar pada telapak tangan dan tumit serta
ulserasi keras atau luka yang tidak terasa sakit maupun gatal di kulit. Penyakit sifilis juga
sering dikatakan sebagai peniru ulung karena gejala yang muncul sering kali berbeda-beda
dan menyamai gejala penyakit lainnya.

Diagnosis baru bisa ditetapkan setelah dilakukan tes darah. sifilis dapat diobati dengan antibiotic,
khususnya dengan suntikan penisilin G maupun ceftriakson.

 Meningitis

Meningitis merupakan peradangan pada membrane pelindung yang menyelubungi otak serta


sumsum tulang belakang yang secara kesatuan disebut meningen. Peradangan pada meningen bisa
disebabkan oleh virus, bakteri maupun organisme lain.

Gejala umum dari meningitis adalah sakit kepala dan kekakuan pada leher yang disertai
dengan demam, kebingungan atau perubahan kesadaran, muntah, serta kepekaan terhadap
cahaya maupun suara yang keras.

Meningitis dapat menyebabkan konsekuensi jangka panjang, seperti epilepsy, ketulian, hidrosefalus
serta deficit kognitif, khususnya bila tidak dirawat dengan segera.

Tags:  bahaya bakteri bagi kesehatan   bakteri yang berbahaya bagi kesehatan   berbagai bakteri penyebab
penyakit   pengertian dari bakteri   penyakit yang disebabkan oleh bakteri   penyakit yang terjadi karena infeksi
bakteri

Post navigation
← Berbagai Penyakit Yang Disebabkan Oleh Virus

Berbagai Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur Pada Manusia →

Search for:

Diberdayakan oleh  Terjemahan

RECENT POSTS

 Jenis Makanan Untuk Meninggikan Badan


 Bahaya Kesehatan Akibat Sering Tidur Di Lantai
 Sumber Makanan Untuk Meningkatkan ASI
 Sumber Makanan Tinggi Mineral
 Sumber Makanan Tinggi Protein
 Tips Alami Melebatkan Rambut
 7 Menu Sarapan Sehat Untuk Diet
 Resiko Penyakit Dari Wajah Mati Rasa
 Tips Jika Anda Kehujanan
 Jenis Dan Fungsi Pasta Gigi
 Tips Mengatasi Gigi Ngilu
 Penyebab Gigi Copot Dan Cara Mengatasinya
 Penyebab Bayi Menangis Di Malam Hari
 Tips Aman Menggunting Kuku Bayi
 Kuku Bisa Jadi Indikator Gejala Penyakit
CATEGORIES

 Bahan Ramuan nectura (45)


 Diabetes (6)
 Informasi (673)
 Jantung (3)
 Jenis Makanan Sehat(197)
 Jenis penyakit (180)
 Kanker (13)
 Kanker Colon (1)
 Kanker Endometrium(1)
 Kanker Jaringan Lunak (1)
 Kanker Liver (2)
 Kanker Payudara (6)
 Kanker Serviks (2)
 Kanker Tiroid (1)
 Kanker Tulang (1)
 Kanker Uterus (1)
 Menu makanan sehat(6)
 Minuman Untuk Pengobatan Dan Kesehatan (4)
 Nectura (129)
 Pengobatan (12)
 Pengobatan Dengan Nectura (133)
 Terapi jus (102)
 Testimoni / Kisah Sembuh (136)
FACEBOOK PAGE
LIKE THIS SITE

Jeffry Laseduw

Create your badge

Copyright © 2017 Nectura Juice. All Rights Reserved.The Magazine Basic Theme


by bavotasan.com.

Anda mungkin juga menyukai