BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Mikroba didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis.
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan logos=ilmu.
Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisma muncul kurang lebih 4 juta tahun yang
lalu dari senyawa organik kompleks di lautan, atau mungkin dari gumpalan awan yang
sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi,
mikroorganisma diduga merupakan nenk moyang dari semua makhluk hidup. Awal mula
munculnya ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 pada waktu ilmuwan telah
membuktikan bahwa mikroorganisma berasal dari mikroorganisma sebelumnya bukan
dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan menunjukkan
bahwa mikroorganisma bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan
penyebab proses fermentasi buah anggur menjadi anggur dapat berubah. Ilmuwan juga
menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini
merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisma bagi
kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Selama awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganima mampu
menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun
sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan ‘biochemical
diversity’ atau keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisma.
Disamping itu, yang penting lainnya adalah bahwa mekanisma perubahan kimia oleh
mikroorganisma sangat mirip dengan yang terjadi pada organisma tingkat tinggi. Konsep
ini dikenal dengan ‘unity in biochemistry’ yang artinya bahwa proses biokimia pada
mikroorganisma adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup
termasuk manusia. Bukti yang lebih baru menunjukan bahwa informasi genetik pada
semua organisma dari mikroba hingga manusia adalah DNA.
Karena sifatnya yang sederhana dan perkembangbiakan yang sangat cepat serta
adanya berbagai variasi metabilma, maka mikroba digunakan sebagai model penelitian
di bidang genetika. Saat ini mikroorganisma diteliti secara intensif untuk mengetahui
dasar fenomena biologi. Mikroorganisma juga muncul sebagai sumber produk dan
proses yang menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui
proses fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi (gasohol). Strain-strain baru
dari mikroorganima yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika dapat
menghasilkan bahan yang penting bagi kesehatan manusia seperti insulin. Dan Jika kita
membaca tentang mikroorganisma anda akan menghargai, mengagum mikroorganisma
anda akan menghargai, mengagumi mikroorganisma seperti bakteri, algae, protozoa
dan virus yang merupakan organisma yang sering tidak terlihat.
Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun tumbuhan.
Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak diantaranya
berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya
digunakan dalam menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang
kesehatan maupun industri makanan. Hal ini yang kemudian mendorong kita untuk lebih
mendalami mengenai sejarah penemuan, taksonomi, dan karakteristik dari
mikrorganisme.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan penjelasan diatas maka kami dapat merumuskan masalah sebagi berikut :
1) Bagaimana sejarah penemuan dari masing-masing mikrororganisme yang disebutkan
diatas?
2) Bagaimana taksonomi dari masing-masing mikrorganisme yang disebutkan diatas?
3) Bagaimana karakteristik dari masing-masing mikroorganisme yang disebutkan
diatas?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan Mikroorganisme virus, bakteri, actinomyces dan jamur
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman,
menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti
menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak
berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa
penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat
dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun
tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan
penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri
penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati
saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.
Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah. Martinus Willem Beijerinck,
ilmuwan Belanda melakukan percobaan berdasarkan penemuan Ivanovsky. ia
mengoleskan getah daun tembakau hasil saringan dari satu tembakau ke tembakau lain
secara berjenjang. Mula-mula dia menyaring getah daun tembakau yang terkena
penyakit dengan saringan keramik, kemudian getah hasil saringan itu dioleskan ke daun
tembakau yang sehat. tembakau yang sehat itu menjadi sakit. Selanjutnya getah daun
yang sakit ini pun di saring lagi, dan hasilnya dioleskan ke daun tembakau yang sehat.
Tembakau yang sehat ini juga terkena penyakit. Demikian seterusnya. Ini berarti bawa
“bakteri” patogen itu mampu berkembang biak, ukurannya sangat kecil karena lolos dari
saringan keramik. Saat itu orang hanya mengenal bakteri sehingga penyebab mosaik
pada daun tembakau itu diduga diakibatkan oleh bakteri yang berukuran sangat kecil.
Ternyata dugaan tentang bakteri yang berukuran sangat kecil itu keliru. Pada Tahun
1995 Wendell Meredith Stanley, dari Rockefeller Institute ( Amerika Serikat ), berhasil
mengisolasi dan mengkristalkan virus mosaik tembakau, dan ia menyimpulkan bahwa
virus berbeda alias tidak sama dengan bakteri. Jika kristal virus diinjeksikan ke tanaman
tembakau yang sehat, virus akan aktif, mengganda, dan menyebabkan penyakit. Karena
virus dapat dikristalkan berarti ia bukan sel. Virus dianggap sebagai peralikah antara
benda abiotik dan biotik. Virus yang menyerang tembakau diberi nama virus mosaik
tembakau ( Tobacco Mosaik Virus, disingkat TMV ).
( http://blog.vienka.com/sejarah-penemuan-virus.php)
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab
penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri.
Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat
kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley
dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang
kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang
pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan
Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
(http://educorolla2.blogspot.com/2009/03/sejarah-penemuan-virus.html)
Taksonomi Dan Karakteristik
Struktur Taksonomi secara umum adalah sebagai berikut:
Order : virales
Family : viridae
Subfamily : virinae
Genus : virus
Species :virus
Di dalam setiap famili, subdivisi disebut genera yang biasanya berdasarkan pada
perbedaan serologi dan fisikokimia. Kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan
genera bervariasi dari famili ke famili. Nama genus mempunyai akhiran –virus. Pada 4
famili (Poxviridae, Herpesviridae, Parvoviridae, Paramyxoviridae), kelompok besar yang
disebut sub famili didefinisikan dengan mempertimbangkan kompleksitas hubungan di
antara anggota virus. Jenis – jenis virus digunakan untuk mengelompokkan famili virus
yang memiliki karakter yang umum. Hanya 1 jenis saat ini yang telah didefinisikan, yaitu
Famili Mononegavirales, meliputi famili Filoviridae, Paramyxoviridae, dan
Rhabdoviridae,. Sejak tahun 1995, The International Committee on Taxonomy of
Viruses telah mengumpulkan lebih dari 4000 virus binatang dan tumbuhan menjadi 71
famili, 11 subfamili, dan 164 genera, tetapi masih ada ratusan virus yang masih belum
ditemukan, 24 famili virus diantaranya dapat menginfeksi manusia dan binatang.
(http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/klasifikasi-virus/).
Dasar Klasifikasi
1. Morfologi virion, meliputi ukuran, struktur, dan anatomi,
2. Bagian – bagian fisikokimia virion, meliputi banyaknya molekul, berat jenis, stabilitas
pH,stabilisasi suhu dan tingkat pengaruhnya terhadap agen fisik dan kimiawi, khusunya
eter dan detergen.
3. Bagian – bagian gen virus
4. Bagian – bagian protein virus
5. Replikasi virus
6. Bagian – bagian antigen
7. Bagian – bagian biologi
Virus terutama diklasifikasikan oleh fenotipik karakteristik, seperti morfologi , asam
nukleat jenis, cara replikasi, organisme inang , dan jenis penyakit yang menyebabkan..
Saat ini ada dua skema utama yang digunakan untuk klasifikasi virus: yang ICTV sistem
dan klasifikasi Baltimore sistem, yang menempatkan virus ke dalam salah satu dari tujuh
kelompok.. Mendampingi metode yang luas dari klasifikasi adalah konvensi penamaan
khusus dan pedoman klasifikasi lebih lanjut diatur oleh Komite Internasional Taksonomi
Virus .
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar
inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam
nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam
bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik
maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada
bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil
berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar
sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.[4]
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri
dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.
Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.
Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa
ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa
DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi
lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa
berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri
atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit
protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)
terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein
nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar
1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid.
Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari
sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid
tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel
inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu
berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari
ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun
dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk
kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai
contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk
kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi
lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam
penginfeksian sel.
Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur
tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung
virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan
protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari
virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa
molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki
ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut
digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut
virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung
dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Virus)
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri. Diakses Tanggal 25 Februari.
Anonim. 2011.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/821/1/biologi-nunuk.pdf.
Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://educorolla2.blogspot.com/2009/03/sejarah-penemuan-virus.html.
Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://blog.vienka.com/sejarah-penemuan-virus.php. Diakses Tanggal 25
Februari
Anonim. 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Actinomyces. Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/klasifikasi-virus/. Diakses
Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Virus_classification. Diakses Tanggal 25
Februari
Anonim. 2011. http://usupress.usu.ac.id/files/Mikrobiologi%20Umum_Final_Minasari
%20&%20Lista%20Unita%20Rasyid_bab%201.pdf. Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://karakteristikfungi.blogspot.com/.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Sejarah
o 1.11. Fermentasi alkohol
o 1.22. Fermentasi asam laktat
o 1.33 Fermentasi asam cuka
2Reaksi
3Sumber energi dalam kondisi anaerobik
4Fermentasi makanan
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Ahli Kimia Perancis, Louis Pasteur adalah seorang zymologist pertama ketika pada tahun 1857
mengkaitkan ragi dengan fermentasi. Ia mendefinisikan fermentasi sebagai "respirasi (pernapasan)
tanpa udara".
Pasteur melakukan penelitian secara hati-hati dan menyimpulkan, "Saya berpendapat bahwa
fermentasi alkohol tidak terjadi tanpa adanya organisasi, pertumbuhan dan multiplikasi sel-sel secara
simultan..... Jika ditanya, bagaimana proses kimia hingga mengakibatkan dekomposisi dari gula
tersebut... Saya benar-benar tidak tahu".
Ahli kimia Jerman, Eduard Buchner, pemenang Nobel Kimia tahun 1907, berhasil menjelaskan bahwa
fermentasi sebenarnya diakibatkan oleh sekeresi dari ragi yang ia sebut sebagai zymase.
Penelitian yang dilakukan ilmuan Carlsberg (sebuah perusahaan bir) di Denmark semakin
meningkatkan pengetahuan tentang ragi dan brewing (cara pembuatan bir). Ilmuan Carlsberg
tersebut dianggap sebagai pendorong dari berkembangnya biologi molekular.
Fermentasi ada tiga, yaitu :
Reaksi[sunting | sunting sumber]
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang
dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui
fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan
digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi
aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk
akhir yang dihasilkan.
Main menu
Skip to content
Home
Nectura Juice
Order
Video
FAQ
o FAQ Mengenai Zenza
o FAQ Products
o FAQ Peluang Bisnis
Kisah Sembuh
Pengobatan
o Sertifikat dan Daftar Penyakit
o Pengobatan Diabetes
o Pengobatan Kanker Payudara
o Pengobatan Jantung
o Pengobatan Kanker
o Pengobatan Kanker Endometrium
o Pengobatan Kanker Serviks
o Pengobatan Kanker Tulang
o Pengobatan Kanker Liver
o Pengobatan Kanker Tiroid
o Pengobatan Kanker Uterus
o Pengobatan Kanker Colon
o Pengobatan Kanker Jaringan Lunak
o Pengobatan Hipertensi
o Pengobatan Asma
o Pengobatan Sirosis Hati
o Pengobatan Stroke
o Pengobatan Kanker Otak
o Pengobatan Jerawat
Mengenai Kami
Toga Capital
o Toga Capital – About Company Profile
o Toga Capital – Top Management
o Toga Chat Academy
Marketing Plan
TogaChat Academy BEST Team Indonesia
Table Talk
Video Perusahaan
Testimonial
INFORMASI, JENIS PENYAKIT
gambaran bakteri
Bakteri, berasal dari bahasa latin, yaitu kata Bacterium dan bacteria dalam bentuk jamak. Bakteri
merupakan kelompok organisme mikroskopik atau disebut juga mikroorganisme yang tidak memiliki
membrane inti sel.
Struktur sel bakteri cukup sederhana karena tanpa inti sel serta kerangka sel yang biasa ditemukan
pada mikroorganisme lainnya. Bakteri umumnya memiliki dinding sel seperti sel tumbuhan maupun
jamur, dengan bentuk yang sangat berbeda.
Bakteri memiliki peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Ada beberapa jenis bakteri
yang menguntungkan yang banyak ditemukan dalam tubuh kita, ada bakteri yang digunakan
dalam bidang pangan, maupun bakteri baik yang dapat digunakan dalam bidang pengobatan.
Namun ada juga bakteri-bakteri yang merugikan yang dapat menyebabkan penyakit.
Bakteri bisa hidup dimana saja dan disemua tempat, baik itu di air, udara, tanah bahkan dalam tubuh
organisme lain, seperti hewan, tanaman maupun tubuh manusia.
Ada bakteri yang baik dan ada juga bakteri yang jahat yang bisa menyebabkan penyakit pada
organisme lain. Kali ini kita bicara tentang bakteri yang dapat menyebabkan penyakit
khususnya pada manusia. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri, meliputi:
TBC
TBC atau tuberculosis merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, lebih tepatnya
disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis serta Mycrobacterium bovis.
Penyakit TBC ditularkan melalui droplet atau percikan air liur ketika seorang pengidap TBC
sedang batuk maupun meludah. Percikan air liur tersebut mengandung bakteri penyebab TBC yang
nantinya terbang di udara dan terhirup oleh ornag lain disekitarnya.
Difteri
Penyakit difteri jarang sekali terjadi saat ini, dan umumnya penyerang remaja serta orang dewasa.
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheria. Ada dua bentuk dari penyakit
difteri. Difteri bentuk pertama tipe respirasi yang disebabkan karena bakteri memproduksi toksin
dalam jumlah berlebihan yang dapat menyebabkan gejala berat bahkan dapat menyebabkan
kematian. Sedangkan bentuk yang kedua adalah tipe kutan dimana bakteri memproduksi toksin
dalam jumlah kecil yang menyebabkan gejala difteri ringan.
Orang-orang yang bisa selamat dari penyakit ini akan mengalami kelumpuhan pada otot-otot
tertentu serta adanya kerusakan permanen pada organ penting seperti jantung maupun ginjal.
Anak-anak yang berumur kurang dari 10 tahun sangat peka terhadap penyakit difteri, karena
daya tahan tubuhnya masih rentan.
Penularan difteri terjadi ketika seorang pengidap difteri sedang batuk, bersin maupun meludah,
kontak langsung pada kulit khususnya bagian jari, handuk maupun pakaian yang telah terkontaminasi
maupun dari minuman yang telah terkontaminasi.
Pertusis
Pertussis atau lebih dikenal dengan nama batuk rejan, merupakan infeksi saluran pernapasan akut
yang lebih sering terjadi pada anak-anak. Penyakit pertussis disebabkan oleh bakteri Bordetella
pertussis atau Haemophilus pertussis.
Penyakit pertussis ditularkan melalui percikan air liur, seperti ketika bersin, batuk maupun meludah.
Bakteri yang terkandung dalam air liur akan terbang keudara dan terhirup oleh orang lain.
Tetanus neonatorum
Tetanus merupakan penyakit kekakuan otot atau spasme yang disebabkan oleh eksotoksin dari
organisme penyebab penyakit tetanus dan bukan dari organisme itu sendiri. Penyakit tetanus
sebenarnya disebabkan oleh adanya bakteri Clostridium tatani.
Penularan penyakit tetanus umumnya melalui luka yang dalam dengan kondisi tanpa oksigen, seperti
luka karena kecelakaan, luka operasi, pemotongan tali pusat, luka tusuk, maupun karies gigi. Ketika
bakteri Clostridium tatani bertemu dengan bakteri lain, maka akan ada kerja sama sehingga
membentuk gejala yang berat seperti kekakuan otot bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan
permanen.
Demam tifoid
Demam tifoid atau tifus merupakan infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella thypi.
Penularan penyakit demam tifoid ini biasanya melalui air maupun makanan yang sudah
terkontaminasi oleh bakteri Salmonella thypi. Bakteri salmonella thypi mampu bertahan dalam waktu
yang lama di dalam makanan maupun minuman. Serangga, khususnya lalat juga ikut berperan dalam
penularan penyakit demam tifoid.
Kusta
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang sangat kompleks dan sangat
membingungkan. Masalahnya bukan hanya dari segi kesehatan dna medis saja, namun dapat
menyangkut ke masalah social, ekonomi, budaya bahkan sampai menjadi masalah keamanan dan
ketahanan nasional.
Bila tidak ditangani dengan baik, penyakit kusta dapat menyebabkan cacat permanen.
Penyebab dari penyakit kusta adalah adanya bakteri Mycrobacterium leprae yang hidup secara
berkelompok, dapat menyebar kemana-mana, mampu hidup dalam sel serta memiliki sifat
yang tahan asam, sehingga sulit sekali untuk ditanggulangi.
Bakteri kusta banyak terdapat pada kulit tangan, daun telinga serta mukosa hidung. Maka dari itu,
sebaiknya jagalah kebersihan diri dengan cara mandi serta mencuci tangan setelah maupun sebelum
melakukan kegiatan atau aktivitas apapun.
Pes
Ada begitu banyak nama lain untuk penyakit pes, seperti sampar, plague serta La peste. Penyebab
dari penyakit pes adalah adalah bakteri Yersinia pestis atau Pasteurella pestis. Bakteri penyebab
penyakit pes banyak ditemukan pada hewan kelas rodensia atau hewan pengerat, seperti tikus dan
kelinci. Sedangkan penyebab pastinya adalah pinjal atau kutu maupun mikroorganisme yang
menempel dalam tubuh hewan pengerat.
Penyakit pes ditularkan melalui gigitan maupun bersentuhan dengan tikus liar. Sedangkan penularan
dari manusia ke manusia umumnya melalui percikan air liur pengidap penyakit pes.
Antraks
Antraks juga memiliki banyak nama, seperti malignant pustule, Charbon, malignant edema, Woolsoter
disease atau Regpicker disease. Penyakit antraks disebabkan oleh adanya bakteri bacillus anthracis
pada binatang ternak maupun binatang buas yang dapat meluar ke manusia.
Bakteri bacillus anthracis sebenarnya tidak bergerak namun mampu membuat spora dalam jumlah
banyak. Pembentukan spora banyak terjadi di alam bebas seperti dalam tanah maupun di udara.
Penularan penyakit antraks umumnya disebabkan oleh adanya kontak secara langsung maupun
ketika seseorang mengkonsumsi hewan ternak yang sudah terkontaminasi oleh bakteri penyebab
antraks.
Leptospirosis
Leptospirosis merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh adanya bakteri leptospirosis. Penyakit
ini disebut juga dengan nama Canicola fever, Weil disease, hemorrhagic jaundice, Swineherd
disease, atau Mud fever.
Bakteri leprospirosis berbentuk seperti benang dan mampu menginfeksi hewan maupun
manusia. Infeksi pada manusia terjadi karena adanya kontak dengan tanah, air, maupun
lumpur yang sudah tercemar bakteri leptospirosis. Kontak langsung dengan kulit, darah maupun
urin dari hewan yang sudah terinfeksi juga dapat menyebabkan penularan leptospirosis.
Disentri
Disentri diambil dari bahasa Yunani yaitu dys yang artinya gangguan dan enteron yang artinya usus.
Jadi, disentri adalah penyakit radang atau gangguan pada usus. Disentri menimbulkan gejala yang
meluas serta dapat menyebabkan tinja bercampur dengan darah, tinja bercampur lendir serta
nyeri yang hebat saat buang air besar.
Disentri merupakan penyakit pada saluran pencernaan, khususnya pada bagian ileum atau usus
penyerapan dan pada usus besar. Disentri disebabkan oleh adanya bakteri Shygella disentri serta
Shygella ciyake.
Gonorhea
Gonorrhea atau gonorrhea atau disebut juga kencing nanah, merupakan penyakit menular seksual
yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini menginfeksi lapisan dalam uretra,
leher rahim, rectum, tenggorokan, serta konjungtiva atau bagian putih pada mata.
Gonorrhea dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, khususnya bagian kulit
serta persendian. Pada wanita, gonorrhea menjalar ke saluran kelamin serta menginfeksi selaput
dalam pinggul sehingga menimbulkan nyeri pinggul serta gangguan pada system reproduksi.
Bila tidak segera diobati, bakteri penyebab gonorrhea akan menyebar ke jaringan yang lebih dalam
dan akan membentuk koloni di bagian mukosa, orofaring serta arogenital.
Kolera
Kolera merupakan penyakit menular pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh adanya bakteri
Vibrio cholerae. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui air minum yang sudah terkontaminasi
karena system sanitasi yang tidak benar maupun setelah mengkonsumsi ikan maupun kerang yang
tidak dimasak dengan benar.
Ciri utama dari penyakit kolera adalah dengan adanya buang air besar yang encer berwarna putih
seperti air cucian beras dengan bau yang amis.
Sifilis
Sifilis merupakan penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset treponema
pallidum. Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak secara seksual serta ditularkan dari ibu
ke janin selama kehamilan maupun saat melahirkan.
Sifilis ditandai dengan adanya ruam yang menyebar pada telapak tangan dan tumit serta
ulserasi keras atau luka yang tidak terasa sakit maupun gatal di kulit. Penyakit sifilis juga
sering dikatakan sebagai peniru ulung karena gejala yang muncul sering kali berbeda-beda
dan menyamai gejala penyakit lainnya.
Diagnosis baru bisa ditetapkan setelah dilakukan tes darah. sifilis dapat diobati dengan antibiotic,
khususnya dengan suntikan penisilin G maupun ceftriakson.
Meningitis
Gejala umum dari meningitis adalah sakit kepala dan kekakuan pada leher yang disertai
dengan demam, kebingungan atau perubahan kesadaran, muntah, serta kepekaan terhadap
cahaya maupun suara yang keras.
Meningitis dapat menyebabkan konsekuensi jangka panjang, seperti epilepsy, ketulian, hidrosefalus
serta deficit kognitif, khususnya bila tidak dirawat dengan segera.
Tags: bahaya bakteri bagi kesehatan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan berbagai bakteri penyebab
penyakit pengertian dari bakteri penyakit yang disebabkan oleh bakteri penyakit yang terjadi karena infeksi
bakteri
Post navigation
← Berbagai Penyakit Yang Disebabkan Oleh Virus
Search for:
RECENT POSTS
Jeffry Laseduw