Nama:
NIM:
TelahDisyahkan
Pada tanggal:
Mengetahui :
(………………………..) (………………………………)
Anatomi dan fisiologi
Usus halus membentang dari pylorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus sekitar
12 kaki atau 3,6 meter . usus ini mengisi bagian tengah dan rongga abdomen. Ujung
proksimalnya berdiameter sekitar 3,8 cm tetapi makin kebawah garis tengahnya semakin
berkurang sampai menjadi sekitar dua cm. usus halus dibagi menjadi duodenum, jejunum
dan ileum.
duodenum dan jejunum ditandai oleh adanya ligamentum treitz yaitu suatu pita muskulo
fibrosa yang berperan sebagai Ligamentum Suspensorium (penggantung). Sekitar 2/5 dari
usus halus adalah jejunum, Jejunum terletak diregio mid abdominalis sinistra dan ileum
terletak di regio mid abdominalis dextra sebelah bawah. Tiga perlima bagian akhir adalah
ileum. Masuknya kimus kedalam usus halus diatur oleh spingther pylorus, sedangkan
pengeluaran zat yang telah tercerna kedalam usus besar yang diatur oleh katup ileus
sekal. Katup illeus sekal juga mencegah terjadinya refluk dari usus besar ke dalam usus
halus. Apendik fermivormis yang berbentuk tabung buntu berukuran sebesar jari
kelingking terletak pada daerah illeus sekal yaitu pada apeks sekum.
Dinding usus halus terdiri dari empat lapisan dasar yang paling luar dibentuk oleh
peritoneum. Peritoneum mempunyai lapisan visceral dan parietal. Ruang yang terletak
lipatan-lipatan yang diberi nama yaitu mesenterium yang merupakan lipatan peritoneum
lebar menyerupai kipas yang menggantung jejenum dan ileum dari dinding posterior
abdomen, dan memungkinkan usus bergerak dengan leluasa. Omentum majus merupakan
lapisan ganda peritoneum yang menggantung dari kurva tura mayor lambung dan
berjalan turun kedepan visera abdomen. Omentum biasanya mengandung banyak lemak
dan kelenjar limfe yang membantu melindungi peritoneum terhadap infeksi. Omentum
minus merupakan lipatan peritoneum yang terbentuk dari kurvatura lambung dan bagian
ligamentum hepatoduodenale .
Usus halus mempunyai dua lapisan lapisan luar terdiri dari serabut serabut longitudinal
yang lebih tipis dan lapisan dalam terdiri atas serabut serabut sirkuler. Penataan yang
demikian membantu gerakan peristaltic usus halus. Lapisan submukosa terdiri atas
jaringan ikat sedangkan lapisan mukosa bagian dalam tebal serta banyak mengandung
pembuluh darah dan kelenjar yang berfungsi sebagai absorbsi. Lapisan mukosa dan sub
mukosa membentuk lipatan-lipatn sirkuler yang disebut sebgai valvula coniventes atau
lipatan kercking yang menonjol kedalam lumen sekitar tiga sampai sepuluh millimeter.
Villi merupakan tonjolan-tonjolan mukosa seperti jari-jari yang jumlahnya sekitar 4 atau
5 juta yang terdapat di sepanjang usus halus, dengan panjang 0,5 sampai 1,5 mm.
pada permukaan luar setiap villus. Valvula coni ventes vili dan mikrovilli sama sama-
Usus halus memepunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan-bahan nutrisi dan air.
Proses pencernaan yaitu proses pemecahan makanan menjadi bentuk yang dapat tercerna melalui kerja
berbagai enzim dalam saluran gastrointestinal. Proses pencernaan dimulai dari mulut dan lambung
oleh kerja ptyalin, HCL, Pepsin, mucus dan lipase lambung terhadap makanan yang masuk. Proses ini
berlanjut dalam duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pancreas yang menghindrolisis
karbohidrat, lemak dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Mucus memberikan
perlindungan terhadap asam sekeresi empedu dari hati membantu proses pemecahan dengan
mengemulsikan lemak. Sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase pancreas.
Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaaan karbohidrat, lemak dan protein melalui dinding
usus kedalam sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu juga diabsorbsi
air, elektrolit dan vitamin. Walaupun banyak zat yang diabsorbsi disepanjang usus halus namun
terdapat tempat tempat absorbsi khusus bagi zat-zat gizi tertentu. Absorbsi gula, asam amino dan
lemak hampir selesai pada saat kimus mencapai pertengahan jejunum. Besi dan kalsium sebagian
besar diabsorbsi dalam duodenum dan jejunum. Dan absorbsi kalium memerlukan vitamin D, larut
dalam lemak (A,D,E,K) diabsorsi dalam duodenum dengan bantuan garan-garam empedu. Sebagian
besar vitamin yang larut dalam air diabsorbsi dalam usus halus bagian atas. Absorbsi vitamin B12
berlangsung dalam ileum terminalis melalui mekanisme transport usus yang membutuhkan factor
intrinsic lambung. Sebagian asam empedu yang dikeluarkan kantung empedu kedalam duodenum
untuk membantu pencernaan lemak akan di reabsorbsi dalam ileum terminalis dan masuk kembali ke
hati. Siklus ini disebut sebagai sirkulasi entero hepatic garam empedu, dan sangat penting untuk
Usus halus membentang dari pylorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus
sekitar 12 kaki atau 3,6 meter . usus ini mengisi bagian tengah dan rongga abdomen.
tengahnya semakin berkurang sampai menjadi sekitar dua cm. usus halus dibagi
duodenum dan jejunum ditandai oleh adanya ligamentum treitz yaitu suatu pita
Sekitar 2/5 dari usus halus adalah jejunum, Jejunum terletak diregio mid abdominalis
sinistra dan ileum terletak di regio mid abdominalis dextra sebelah bawah. Tiga
perlima bagian akhir adalah ileum. Masuknya kimus kedalam usus halus diatur oleh
spingther pylorus, sedangkan pengeluaran zat yang telah tercerna kedalam usus besar
yang diatur oleh katup ileus sekal. Katup illeus sekal juga mencegah terjadinya refluk
dari usus besar ke dalam usus halus. Apendik fermivormis yang berbentuk tabung
buntu berukuran sebesar jari kelingking terletak pada daerah illeus sekal yaitu pada
apeks sekum.
Dinding usus halus terdiri dari empat lapisan dasar yang paling luar dibentuk oleh
memilik lipatan-lipatan yang diberi nama yaitu mesenterium yang merupakan lipatan
peritoneum lebar menyerupai kipas yang menggantung jejenum dan ileum dari
Omentum majus merupakan lapisan ganda peritoneum yang menggantung dari kurva
tura mayor lambung dan berjalan turun kedepan visera abdomen. Omentum biasanya
terbentuk dari kurvatura lambung dan bagian atas duodenum menuju ke hati,
hepatoduodenale .
Usus halus mempunyai dua lapisan lapisan luar terdiri dari serabut serabut
longitudinal yang lebih tipis dan lapisan dalam terdiri atas serabut serabut sirkuler.
submukosa terdiri atas jaringan ikat sedangkan lapisan mukosa bagian dalam tebal
serta banyak mengandung pembuluh darah dan kelenjar yang berfungsi sebagai
absorbsi. Lapisan mukosa dan sub mukosa membentuk lipatan-lipatn sirkuler yang
disebut sebgai valvula coniventes atau lipatan kercking yang menonjol kedalam
mukosa seperti jari-jari yang jumlahnya sekitar 4 atau 5 juta yang terdapat di
sepanjang usus halus, dengan panjang 0,5 sampai 1,5 mm. Mikrovilli merupakan
tonjolan yang menyerupai jari-jari dengan panjang sekitar 1 mm pada permukaan luar
setiap villus. Valvula coni ventes vili dan mikrovilli sama sama-menambah luas
Fisiologi
Usus halus memepunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan-bahan nutrisi dan air.
Proses pencernaan yaitu proses pemecahan makanan menjadi bentuk yang dapat tercerna melalui kerja
berbagai enzim dalam saluran gastrointestinal. Proses pencernaan dimulai dari mulut dan lambung
oleh kerja ptyalin, HCL, Pepsin, mucus dan lipase lambung terhadap makanan yang masuk. Proses ini
berlanjut dalam duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pancreas yang menghindrolisis
karbohidrat, lemak dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Mucus memberikan
perlindungan terhadap asam sekeresi empedu dari hati membantu proses pemecahan dengan
mengemulsikan lemak. Sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase pancreas.
Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaaan karbohidrat, lemak dan protein melalui dinding
usus kedalam sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu juga diabsorbsi
air, elektrolit dan vitamin. Walaupun banyak zat yang diabsorbsi disepanjang usus halus namun
terdapat tempat tempat absorbsi khusus bagi zat-zat gizi tertentu. Absorbsi gula, asam amino dan
lemak hampir selesai pada saat kimus mencapai pertengahan jejunum. Besi dan kalsium sebagian
besar diabsorbsi dalam duodenum dan jejunum. Dan absorbsi kalium memerlukan vitamin D, larut
dalam lemak (A,D,E,K) diabsorsi dalam duodenum dengan bantuan garan-garam empedu. Sebagian
besar vitamin yang larut dalam air diabsorbsi dalam usus halus bagian atas. Absorbsi vitamin B12
berlangsung dalam ileum terminalis melalui mekanisme transport usus yang membutuhkan factor
intrinsic lambung. Sebagian asam empedu yang dikeluarkan kantung empedu kedalam duodenum
untuk membantu pencernaan lemak akan di reabsorbsi dalam ileum terminalis dan masuk kembali ke
hati. Siklus ini disebut sebagai sirkulasi entero hepatic garam empedu, dan sangat penting untuk
C. Etiologi
Menurut (Smeltzer dan Suzzane, 2001 : 1121) etiologi dari obstruksi usus atau
illeus yaitu:
1. Perlengketan
2. Intususepsi yaitu salah satu bagian usus menyusup kedalam bagian lain yang adA
dibawahnya.
3. Volvulus yaitu usus memutar akibatnya lumen usus tersumbat.
4. Hernia yaitu protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus.
5. Tumor
D. Manifestasi Klinik
Menurut Smeltzer dan Suzzane (2001 : 1121) manifestasi klinik obstruksi usus
atau illeus adalah
1. Gejala awal biasanya berupa nyeri kram yang terasa seperti gelombang dan
bersifat kolik.
2. Terjadi muntah fekal apabila ada obtruksi di Illeum.
3. Konstipasi absolute.
E. Patofisiologi
Menurut Ester (2001 : 49) pathofisiologi dari obstruksi usus atau illeus adalah:
Secara normal 7-8 cairan kaya elektrolit disekresi oleh usus dan kebanyakan
direabsorbsi, bila usus tersumbat, cairan ini sebagian tertahan dalam usus dan
sebagian dieliminasi melalui muntah, yang menyebabkan pengurangan besar
volume darah sirkulasi. Mengakibatkan hipotensi, syok hipovolemik dan
penurunan aliran darah ginjal dan serebral.
Pada awitan obstruksi, cairan dan udara terkumpul pada bagian proksimal sisi
yang bermasalah, menyebabkan distensi. Manifestasi terjadinya lebih cepat dan
lebih tegas pada blok usus halus karena usus halus lebih sempit dan secara normal
lebih aktif, volume besar sekresi dari usus halus menambah distensi, sekresi satu-
satunya yang yang bermakna dari usus besar adalah mukus.
Distensi menyebabkan peningkatan sementara pada peristaltik saat usus berusaha
untuk mendorong material melalui area yang tersumbat. Dalam beberapa jam
peningkatan peristaltik dan usus memperlambat proses yang disebabkan oleh
obstruksi. Peningkatan tekanan dalam usus mengurangi absorbsinya, peningkatan
retensi cairan masih tetap berlanjut segera, tekanan intralumen aliran balik vena,
yang meninkatkan permeabilitas kapiler dan memungkinkan plasma ekstra arteri
yang menyebabkan nekrosis dan peritonitis.
F. Pathway
Terlampir
G. Penatalaksanaan
Tirah baring.
4. Analgetik.
Menurut Doenges (1999 : 471) focus pengkajian dari obstruksi usus adalah:
Sirkulasi.
J.Daftar Pustaka
file:///C:/Users/Pandji%20Laksono/Downloads/lp%20yasminn%20222.pdf
https://pathwaypatofisiologi.blogspot.com/2015/01/anatomi-dan-fisiologi-ileus-obstruksi.html
https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-umum/ileus-obstruktif
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise.
Sirkulasi.
Kriteria hasil :