Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN OPRASI TONSILITIS PADA TN.A DENGAN GANGUAN


SISTEM PERNAFASAN DI RUANG DAHLIA DI RS.PMI BOGOR

Nama:
NIM:

PROGAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN OPRASI TONSILITIS PADA TN.A DENGAN GANGUAN
SISTEM PERNAFASAN DI RUANG DAHLIA DI RS.PMI BOGOR

TelahDisyahkan
Pada tanggal:

Mengetahui :

PembimbingAkademik Pembimbing Klinik

(………………………..) (………………………………)
Laporan Pendahuluan
1. Anatomi fisiologi

Anatomi fisiologi tonsil terdiri dari beberapa bagian. Tonsil terbentuk oval dengan panjang 2-5
cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam yang meluas ke jaringan
tonsil. Tonsil tidak mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah kosong di atasnya dikenal sebagai fosa
supratonsilaris. Bagian luar tonsil terikat longgar pada muskulus konstriktor faring superior, sehingga
tertekan setiap kali makan.
Walaupun tonsil terletak di orofaring karena perkembangan yang berlebih tonsil dapat meluas ke
arah nasofaring sehingga dapat menimbulkan insufisiensi velofaring atau obstruksi hidung walau jarang
ditemukan. Arah perkembangan tonsil tersering adalah ke arah hipofaring, sehingga sering menyebabkan
terjaganya anak saat tidur karena gangguan pada jalan nafas.
Secara mikroskopik, tonsil mengandung 3 unsur utama:

1. Jaringan ikat/trabekula sebagai rangka penunjang pembuluh darah saraf. 


2. Folikel germinativum dan sebagai pusat pembentukan sel limfoid muda. 
3. Jaringan interfolikuler yang terdiri dari jaringan limfoid dalam berbagai stadium

Secara struktur anatomi, Tonsil terdiri atas:

1. Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan terletak di belakang koana 
2. Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.  
3. Tonsil linguais, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan
kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil
mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah
satu gangguan Telinga Hidung & Tenggorokan (THT).
Kuman yang dimakan oleh imunitas seluler tonsil dan adenoid terkadang tidak mati dan tetap
bersarang disana serta menyebabkan infeksi amandel yang kronis dan berulang (Tonsilitisbkronis).
Infeksi yang berulang ini akan menyebabkan tonsil dan adenoid bekerja terus dengan memproduksi sel-
sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan membesar dengan cepat melebihi
ukuran yang normal.
Tonsil (amandel) dan adenoid merupakan jaringan limfoid yang terdapat pada daerah faring atau
tenggorokan. Keduanya sudah ada sejak anak dilahirkan dan mulai berfungsi sebagai bagian dari sistem
imunitas tubuh setelah imunitas “warisan” dari ibu mulai menghilang dari tubuh anak. Pada saat itu (usia
lebih kurang 1 tahun) tonsil dan adenoid merupakan organ imunitas utama pada anak, karena jaringan
limfoid lain yang ada di seluruh tubuh belum bekerja secara optimal.
Sistem imunitas ada 2 macam yaitu imunitas seluler dan humoral. Imunitas seluler bekerja
dengan membuat sel (limfoid T) yang dapat “memakan“ kuman dan virus serta membunuhnya.
Sedangakan imunitas humoral bekerja karena adanya sel (limfoid B) yang dapat menghasilkan zat
immunoglobulin yang dapat membunuh kuman dan virus.
Kuman yang “dimakan” oleh imunitas seluler tonsil dan adenoid terkadang tidak mati dan tetap
bersarang disana serta menyebabklan infeksi amandel yang kronis dan berulang (Tonsilitis kronis).
Infeksi yang berulang ini akan menyebabkan tonsil dan adenoid “bekerja terus“ dengan memproduksi sel-
sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan membesar dengan cepat melebihi
ukuran yang normal. Tonsil dan adenoid yang demikian sering dikenal sebagai amandel yang dapat
menjadi sumber infeksi (fokal infeksi) sehingga anak menjadi sering sakit demam dan batuk pilek.Selain
itu folikel infeksi pada amandel dapat menyebabkan penyakit pada ginjal (Glomerulonefritis), katup
jantung (Endokarditis), sendi (Rhematoid Artritis) dan kulit (Dermatitis). Penyakit sinusitis dan otitis media
pada anak seringkali juga disebabkan adanya infeksi kronis pada amandel dan adenoid.

2.      Pengertian
Tonsilitis Kronik adalah tonsilitis akibat dari peradangan, faktor predisposisi ; rangsangan
kronik (rokok dan makanan), pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan
hygien mulut yang tidak baik/buruk. 
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A Streptococcus
beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus.
(Hembing, 2004).
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering
ditemukan, terutama pada anak-anak. (Sriyono, 2006). Tonsilitis adalah inflamasi dari tonsil
yang disebabkan oleh infeksi. (Harnawatiaj, 2006)
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Tonsilitis adalah suatu peradangan
pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok Streptococcus beta hemolitik,
Streptococcus viridons dan Streptococcus pyrogenes namun disebabkan juga oleh bakteri jenis
lain atau oleh infeksi virus.
Fungsi Tonsil :
a.  Membentuk zan-zat anti yang terbentuk di dalam sel plasma pada waktu terjadi reaksi seluler.
b. Mengadakan limfositosis dan limfositolisis.
c. Menangkap dan menghancurkan benda-benda asing maupun mikro organisme yang masuk ke
dalam tubuh melalui hidung dan mulut. 
d. Memproduksi hormon, khususnya hormon pertumbuhan.

Klasifikasi tonsillitis menurut Imam Megantara (2006)


1.  Tonsillitis Akut
Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan streptococcus
piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.

3. Etiologi
Etiologi menurut Mansjoer (2001) etiologi tonslitis adalah sebagai berikut :
a. Streptokokus Beta Hemolitikus
Streptokokus beta hemolitikus adalah bakteri gram positif yang dapat berkembang biak
ditenggorokan yang sehat dan bisa menyebabkan infeksi saluran nafas akut.
b.  Streptokokus Pyogenesis
Streptokokus pyogenesis adalah bakteri gram positif bentuk bundar yang tumbuh dalam rantai
panjang dan menyebabkan infeksi streptokokus group A. Streptokokus Pyogenesis adalah
penyebab banyak penyakit penting pada manusia berkisar dari infeksi khasnya bermula
ditenggorakan dan kulit.
c.   Streptokokus Viridans
Streptokokus viridans adalah kelompok besar bakteri streptokokus komensal yang baik a-
hemolitik, menghasilkan warna hijau pekat agar darah. Viridans memiliki kemampuan yang
unik sintesis dekstran dari glukosa yang memungkinkan mereka mematuhi agregat fibrin-
platelet dikatup jantung yang rusak.
d.   Virus Influenza
Virus influenza adalah virus RNA dari famili Orthomyxo viridae (virus influenza). Virus ini
ditularkan dengan medium udara melalui bersin pada manusia gejala umum yang terjadi yaitu
demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat. Dalam kasus yang buruk influenza
juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia.

4.   Manifestasi Klinik
Menurut Megantara, Imam (2006) gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang semakin
parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena tenggorokan dan
telinga memiliki persyarafan yang sama). Adapun gejala lainnya :
a. Demam
b. Sakit kepala
c. Muntah
Adapun menurut Hembing, (2004) adalah sebagai berikut :
a. Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit saat menelan,
kadang-kadang muntah.
b. Tonsil bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan, kedinginan,
sakit kepala dan sakit pada telinga.
c. Pada tonsilitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar nanah pada
lekukan tonsil.

5.   Patofisiologi
Tonsilitis menurut Nurbaiti (2001) terjadi karena bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh
melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian
menyebar melalui sistem limpa ke tonsil. Adanya bakteri virus patogen pada tonsil menyebabkan
terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar
masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta
ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya
sakit tenggorokan, nyeri menelan, demam tinggi, bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang
menjalar ke telinga.

6.Pathway

7. Penatalaksanaan Medis
            Penatalaksanaan menurut Brunnes dan Suddart (2001), tujuan dari penatalaksanaan
tonsilitis adalah untuk membunuh kuman atau bakteri yang menyerang tonsil dengan obat
antibiotik diantaranya yaitu :
a. Antibiotik baik injeksi maupun otot seperti cefotaxim, penisilin, amoksilin, eritromisin dan
lain-lain.
b. Antiperetik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
c. Apabila penyakit tonsil sudah kronis harus dilakukan tindakan operatif (tonsilektomi) karena
penyakit tonsilitis yang sudah kronis akan terjadinya pembesaran pada tonsil sehingga dapat
mengakibatkan sesak nafas karena jalan nafas yang tidak efektif sehingga harus dilakukan
tindakan tonsilektomi.
8. Fokus pengkajian keperawatan
1. keluhan utama
sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll
2. riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden, perkembangan, efek terapi dll
3. riwayat kesehatan lalu
·          riwayat kelahiran
·          riwayat imunisasi
·          penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA, otitis media )
·          riwayat hospitalisasi
4. pengkajian umum
usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda – tanda vital dll
5. pernafasan
kesulitan bernafas, batuk ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
·          T0 : bila sudah dioperasi
·          T1 : ukuran yang normal ada
·          T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
·          T3 : pembesaran mencapai garis tengah
·          T4 : pembesaran melewati garis tengah

6. nutrisi
sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan dan minum, turgor
kurang
7. aktifitas / istirahat
anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise
8. keamanan / kenyamanan
kecemasan anak terhadap hospitalisasi

9.Fokus intervensi keperawatan


1.       DP : hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada tonsil
Intervensi :
·          Pantau suhu tubuh anak ( derajat dan pola ), perhatikan menggigil atau tidak
·          Pantau suhu lingkungan
·          Batasi penggunaan linen, pakaian yang dikenakan klien
·          Berikan kompres hangat
·          Berikan cairan yang banyak ( 1500 – 2000 cc/hari )
·          Kolaborasi pemberian antipiretik
2.       DP : nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
Intervensi :
·          Pantau nyeri klien(skala, intensitas, kedalaman, frekuensi )
·          Kaji TTV
·          Berikan posisi yang nyaman
·          Berikan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang melalui hidung dan
mengeluarkannya pelan – pelan melalui mulut
·          Berikan tehnik distraksi untuk mengalihkan perhatian anak
·          Kolaborasi pemberian analgetik
3.       DP : resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
adanya anoreksia
      Intervensi :
·          Kaji conjungtiva, sclera, turgor kulit
·          Timbang BB tiap hari
·          Berikan makanan dalam keadaan hangat
·          Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi seringsajikan makanan dalam bentuk yang
menarik
·          Tingkatkan kenyamanan lingkungan saat makan
·          Kolaborasi pemberian vitamin penambah nafsu makan
4.       DP : intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi :
·          Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas
·          Observasi adanya kelelahan dalam melakukan aktifitas
·          Monitor TTV sebelum, selama dan sesudah melakukan aktifitas
·          Berikan lingkungan yang tenang
·          Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi klien
5.       DP : gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi
pada tuba eustakii
Intervensi :
·          Kaji ulang gangguan pendengaran yang dialami klien
·          Lakukan irigasi telinga
·          Berbicaralah dengan jelas dan pelan
·          Gunakan papan tulis / kertas untuk berkomunikasi jika terdapat kesulitan dalam
berkomunikasi
·          Kolaborasi pemeriksaan audiometri
·          Kolaborasi pemberian tetes telinga

10.Daftar pustaka
https://tntangkeperawatan.blogspot.com/2013/05/laporan-pendahuluan-tonsilitis-kronik.html
https://askephipertensii.blogspot.com/2015/04/laporan-pendahuluan-dan-askep-tonsilitis.html
https://www.psychologymania.com/2013/07/anatomi-fisiologi-tonsil.html

Anda mungkin juga menyukai