Makalah Kimia Pangan Tentang Perisa Maka
Makalah Kimia Pangan Tentang Perisa Maka
PENDAHULUAN
Flavor dapat ditambahkan dalam bentuk padat (spray dried flavor) atau
dalam bentuk minyak atau larutan (water soluble flavor). Dalam bentuk padat
lebih mudah penangannya dan secara umum lebih stabil daripada bentuk minyak.
Minyak biasanya ditambahkan pada tahap lubrikasi sebab minyak sensitif
terhadap permukaan dan bertenensi menguap ketika dipanaskan pada
pengeringan.
Senyawa flavor indigenus berasal dari bahan baku makanan itu sendiri
atau terbentuk di dalam makanan selama proses pengolahan. Kelompok senyawa
flavor yang kedua adalah senyawa flavor yang sengaja ditambahkan untuk
memperbaiki mutu sensoris (flavor) makanan atau minuman tersebut. Senyawa
flavor ini termasuk ke dalam bahan tambahan makanan. Kelompok senyawa ini
ada yang alami dan sintetis. Senyawa flavor alami, sering juga disebut dengan
bio-flavor, merupakan senyawa yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman/hewan
atau diproduksi secara mikrobiologis. Jenis flavor ini sering diperdagangkan
dalam bentuk crude flavor maupun pure flavor.
Flavor sintetis merupakan senyawa yang dibentuk secara kimia. Senyawa
flavor ini mempunyai sifat sensoris yang sama dengan senyawa flavor alami.
Perasa buatan dihasilkan dari bahan-bahan sintetis. Misalnya, dari sintesis bahan-
bahan kimia yang berasal dari turunan minyak bumi. Bahan-bahan ini memiliki
karakter seperti penyusun rasa tertentu. Misalnya butil cinamaldehid yang
memiliki rasa mirip dengan bunga (melati dan lili), butil butirat yang memiliki
rasa mirip buah-buahan pir dan nanas, dan seterusnya. Atau berbagai asam amino
yang bisa menyerupai rasa daging atau ayam. Asam amino ini bisa disintesa dari
bahan-bahan kimia. Bahan-bahan kimia tersebut merupakan bahan-bahan yang
menyusun komponen flavor.
Untuk penggunaan zat-zat aditif alami, umumnya tidak terdapat batasan
mengenai jumlah yang boleh dikonsumsi perharinya. Untuk zat-zat aditif sintetik,
terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai Acceptable Daily
Intake (ADI) atau jumlah konsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan
dan aman bagi kesehatan. Jika kita mengonsumsinya melebihi ambang batas maka
dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Bahan aditif (perisa makanan) juga bisa
membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai takaran, apalagi bahan aditif buatan
atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah
menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain.
Maka dari itu pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif makanan scara ketat
dan juga melarang pengguanaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya. Pemerintah juga melakukan
berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan
murah.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Perisa makanan (flavors) merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang
sering digunakan untuk menguatkan rasa makanan.
2. Penggunaan flavor terdiri dalam bentuk padatan (spray dried flavor) dan
dalam bentuk minyak atau larutan (water soluble flavor). Namun dalam
bentuk padat lebih mudah penangannya dan secara umum lebih stabil dari
pada flavor dalam bentuk minyak.
3. Flavor terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok pertama adalah senyawa
indigenus (indigenous flavor) yang berasal dari bahan baku makanan itu
sendiri atau terbentuk di dalam makanan selama proses pengolahan.
Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok senyawa yang sengaja
ditambahkan ke dalam produk makanan/minuman.
4. Senyawa flavor alami, sering juga disebut dengan bio-flavor, merupakan
senyawa yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman/hewan atau diproduksi
secara mikrobiologis. Sedangkan flavor sintetis merupakan senyawa yang
dibentuk secara kimia.
5. Dampak negatif bahan aditif (perisa makanan) sintetik dapat menimbulkan
risiko bagi kesehatan. Diantaranya adalah kanker dan kerusakan ginjal.