Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir (PPKMP) dimaksudkan agar


para taruna tingkat I (remaja) Sekolah Tinggi Perikanan (STP) yang berasal dari berbagai
latar belakang yang berbeda, baik latar belakang pendidikan (sekolah menengah umum
atau kejuruan), tingkat sosial budaya, asal daerah yang berbeda, dan sebagainya dapat
mengetahui dan memahami, serta memiliki kesamaan cara pandang terhadap kehidupan
masyarakat pesisir (nelayan, pengolah dan petani tambak). Proses transformasi nilai
dalam waktu yang begitu singkat tersebut memerlukan wahana dan pengelolaan yang
seksama agar dapat mencapai hasil yang optimal.

Hal ini sejalan dengan Pembangunan Perikanan Nasional yang mengamanatkan


bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan kunci pokok dalam menentukan
keberhasilan program pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan sumber
daya manusia menjadi salah satu upaya pokok yang harus diwujudkan. Dengan demikian
upaya peningkatan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia mutlak diperlukan
guna mendukung keberhasilan pembangunan.

Salah satu bentuk kegiatan pengenalan kehidupan masyarakat pesisir pada prodi
Teknologi Akuakultur berupa pengamatan kegiatan budidaya perikanan , serta terjun
langsung dan berinteraksi dengan para pembudidaya ikan di Desa Pulogading. Taruna
taruni khususnya program studi teknologi akuakultur ikut serta mengamati sistem
pembudidayaan, serta melakukan wawancara dengan pemilik tambak terkait proses
persiapan lahan sampai kepada tahap pemasaran. Kegiatan praktek lapang ini berupaya
memberikan gambaran kegiatan budidaya perikanan di Desa Pulogading, Kecamatan
Bulakamba, Kabupaten Brebes, dalam rangka meningkatkan pengetahuan taruna dan
taruni.

[1]
1.2 Tujuan

1. Mengetahui kegiatan budidaya perikanan yang dilakukan masyarakat di desa


Pulogading

2. Mengetahui teknik budidaya ikan yang diterapkan di desa Pulogading

1.3 Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan PPKMP ini yaitu diharapkan taruna dapat meningkatkan
wawasan, keterampilan serta mendapatkan pengalaman baru dalam mempraktikkan kegiatan
budidaya di Desa Pulogading-Brebes. Selain itu taruna-taruni mendapat gambaran secara
langsung tentang lingkungan kerja yang sebenarnya, sehingga dapat memahami dan
memecahkan masalah dengan cara membandingkan teori yang diterima dengan fakta yang di
lapangan. Membentuk pola pikir taruna-taruni agar terkonstruktif baik serta memberikan
pengalaman dalam dunia industri maupun kerja. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan
bahwa pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
BAB 2

KEADAAN UMUM LOKASI

2.1 Sejarah Desa Pulogading

Sejarah desa ini disusun berdasarkan cerita rakyat yang berkembang secara turun
temurun dan dihubungkan dengan bukti-bukti sejarah yang ada sebagai pendukung. Sejarah
desa Pulogading itu sendiri terdapat dua versi dalam masyarakat, namun bukan untuk
dijadikan pertentangan melainkan hal yang biasa sebagai kekayaan budaya.

Desa Pulogading adalah desa yang terletak di Kecamatan Bulakamba, Kabupaten


Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Desa Pulogading memiliki sejarah yang sangat panjang
sampai bisa menjadi desa yang seperti sekarang ini. Sejarah desa Pulogading masih berkaitan
erat dengan salah satu kerajaan yang ada di Indonesia yaitu tepatnya kerajaan Gowa di
Sulawesi Selatan. Kerajaan Gowa pada masa itu tengah mengalami perang saudara karena
adanya perebutan tahta keluarga kerajaan. Akibat perang saudara itulah sebagian dari
keluarga kerajaan memilih untuk mengalah dan menghindari perang itu, karena jika
dilanjutkan akan lebih banyak memakan korban dan kemungkinan menimbulkan dampak
yang lebih besar lagi.

Keluarga kerajaan Gowa tersebut akhirnya melakukan suatu perjalan menggunakan


kapal-kapal mereka yang canggih pada masanya untuk mengarungi lautan yang luas di
kepulauan Nusantara (Indonesia), pada akhirnya sebagian anggota keluarga kerajaan tersebut
terdampar di suatu pulau yang hanya nampak permukannya saja. Ketika mereka bersandar di
pulau tersebut mereka melihat ada suatu pulau yang tidak jauh dari tempat mereka bersandar ,
sehingga mereka merasa penasaran akan pulau tersebut karena pulau itu nampak lebih besar
dan rimbun oleh tanaman yang berwarna kuning. Warna kuning yang dilihat dari pulau
tersebut berasal dari tanaman bambu yang berwarna kuning yang tumbuh subur di pulau
tersebut. Bambu berwarna kuning dalam bahasa Jawa atau masyarakat jawa menyebutnya
yaitu “Pring Gading”. Kedua pulau tersebut sekarang terkenal dengan sebutan Pulogading
karena warna kuning (gading) dari bambu yang tumbuh sumbur di pulau tersebut.

Kerajaan Gowa pada masa itu sudah memeluk agama Islam, sehingga mayoritas
masyarakat Pulogading memeluk agama Islam. Selain dari itu desa Pulogading tidak terlepas
atau masih merupakan turunan dari kerajaan Islam mulai dari Makasar, dan masih memilliki
sangkut paut juga dengan Kerajaan Pajang, Sultan Benowo, dan Demak Bintoro.

Hal tersebut diperkuat dengan adanya bukti dari sebuah artepak yang ditemukan, yaitu
sekitar akhir tahun 70-an. Artepak tersebut merupakan artepak dari sebuah kapal pinisi, dan
ditemukan di sekitar area pesawahan desa Pulogading secara tidak sengaja di area pesawahan
saat warga bekerja bakti untuk melakukan galian untuk tujuan pengairan sawah-sawah
mereka, namun atas kesepakatan beberapa pihak artepak tersebut di pendam kembali, fakta
inilah yang memperkuat sejarah terbentuknya desa Pulogading dan asal-asal nenek moyang
desa Pulogading.

Namun masyarakat setempat memiliki dua keyakinan perihal pemberian nama pulau
lampes, yaitu kata lampes diambil dari nama sebuah pohon yang tumbuh subur di pulau
tersebut yaitu pohon lampes, sehingga pulau tersebut diberi nama pulau lampes alasannya
hampir mirip dengan penamaan pulogading. Sedangkan versi lainnya juga menyebutkan
bahwa karena keunikan pulau tersebut yakni pulau ini hanya akan terlihat saat air laut surut
dan seolah menghilang saat air laut kembali pasang. Hal tersebutlah yang menjadikan pulau
tersebut memiliki nama yaitu lampes, lampes itu sendiri memiliki makna merembes atau
meresap. Namun hal tersebut bukanlah untuk diperdebatkan melainkan sebagai keunikan dan
keragaman dari suatu sejarah.

Gejala alam mempengaruhi kedua pulau tesebut, pulau yang dulunya terpisah namun
karena kejadian alam lambat laun pulau tersebut semakin mendekat dan lama kelamaan tidak
nampak lagi seperti dua pulau melainkan hanya satu pulau, kejadian dahsyat tersebut salah
satunya diakibatkan oleh letusan gunung Krakatau dan kejadian alam lainnya.

Sekarang kedua pulau tersebut memiliki nama “Desa Pulogading”. Kenapa kata
“Pulau” berubah menjadi “Pulo” hal tersebut tidak lain dan tidak bukan dipengaruhi oleh
lidah masyarakat setempat. Sehingga yang kita kenal sekarang kedua pulau tersebut adalah
“Desa Pulogading” namun terdiri dari dua pedukuhan yaitu “Pulolampes” dan “Pulogading”
itu sendiri.

Untuk keadaan penduduk disana, masyarakat Pulolampes kebanyakan bermata


pencaharian sebagai nelayan dan mereka merantau keluar negeri bekerja sebagai ABK
(kebanyakan pemuda laki-laki) sedangkan untuk pedukuhan Pulogading mereka
bermatapencaharian sebagai pedagang, petani dan merantau ke kota membuka usaha warteg.
Masyarakat Desa Pulogading bermayoritas memeluk agama Islam, corak kebudayaan Islam
sangat kental di sana, terbukti dengan adanya dua masjid di pedukahan pulolampes dan
pulogading dan tak ketinggalan juga mushola-mushola berdiri kokoh di sana. Lembaga
pendidikan Islam yang ada di desa tersebut mulai dari PAUD, TPQ, MD dan SD/MI.

Tentulah perubahan-perubahan yang terjadi di Desa Pulogading menjadi desa seperti


sekarang ini berkat perjuangan pemimpin desa dan masyarakat. Adapun mantan-mantan
Kepala Desa Pulogading yang berperan penting bagi desa Pulogading itu sendiri yaitu Sonya
Bin Adam, Mertadiwirya Bin Adam, Angga Bin Adam, Dul Manaf Bin Adam, Sri
Mertadimulya Bin Adam, Wakyan Bin Adam, H. Khudori Bin Adam, H. Jenal Abidin Bin
Adam, H. Makful Bin Adam, H. Abdul Basir Bin Sangiyan, dan Muslim Bin H. Sobari itulah
nama-nama pemimpin desa Pulogading. Desa Pulogading pada saat ini tengah di pimpin oleh
Bapak Heri Subekti, A.Md. yang sudah menjabat dari tahun 2014. Itulah sejarah singkat dari
Desa Pulogading dan para pemimpinnya.

Gambar 1. Peta Lokasi Desa Pulogading


2.2 Keadaan Geografis

Bulakamba adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia.


Kecamatan ini berada di pesisir utara, Kabupaten Brebes, dan dilalui jalur Pantura. Di bagian
utara desa pulogading berbatasan dengan laut jawa, bagian selatan berbatasan dengan desa
bulakamba, sebelah timur berbatas dengan desa pakijangan, dan bagian barat berbatasan
dengan desa grinting.

Gambar 2. Keadaan Geografis Desa Pulogading

2.3 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir (PPKMP)


dilaksanakan di Desa Pulogading Brebes, Jawa Tengah. Waktu pelaksanaan dimulai tanggal
2 Maret 2020 sampai 16 Maret 2020.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Budidaya Perikanan di Desa Pulogading

Budidaya perikanan adalah kegiatan pemeliharaan dan pengembangbiakan ikan


dalam situasi yang terkontrol guna mendapatkan keuntungan. Kegiatan budidaya
perikanan meliputi budidaya air laut, budidaya air tawar dan budidaya air payau.
Seiring berjalannya waktu, usaha budidaya ikan air payau ini semakin berkembang
dan diminati di kalangan masyarakat pulo gading. Di Desa Pulogading kegiatan
budidaya yang dilakukan umumnya budidaya air payau secara tradisional, tradisional
plus dan semi intensif dengan biota budidaya berupa ikan Bandeng dan udang
Vaname. Budidaya ikan bandeng secara tradisional dan semi intensif di Desa
Pulogading pada saat persiapan wadah budidaya pada dasarnya sama hanya saja
sedikit perbedaan pada bagian pengelolaan pakan. Pada sistem budidaya secara semi
intensif ikan bandeng diberikan pakan buatan berupa pelet beda halnya dengan sistem
tradisional yang hanya mengandalkan pakan alami yang ada di tambak saja.
Sedangkan pada budidaya udang vanname sistem tradisional yang dimaksudkan
adalah sistem yang masih mengandalkan pakan alami dan juga menggunakan pakan
buatan. Namun belum menggunakan aerasi berupa kincir.

3.1.1 Persiapan Wadah dan Media Budidaya Ikan Bandeng

Kegiatan persiapan wadah dan media budidaya yang dilakukan sesuai tahapan
budidaya secara umum. Adapun persiapan wadah dan media yang dilakukan pada
kegiatan budidaya air payau yang dilakukan di pertambakan Desa Pulogading yaitu :

PENGERINGAN

PEMBALIKAN MASSA TANAH


PEMUPUKAN
PENGISIAN AIR
PENEBARAN NENER
BANDENG
Gambar 3. Urutan persiapan wadah dan media budidaya ikan bandeng
1. Pengeringan

Proses pengeringan bertujuan untuk menghambat bahkan memutus siklus hidup


hama dan penyakit (patogen) yang ada pada wadah budidaya agar pada saat
pemeliharaan nantinya biota yg dibudidayakan tidak terserang hama dan penyakit.
Pengeringan dapat berlangsung 2- 3 hari tergantung cuaca. Jika cuaca tidak
mendukung bisa memakan waktu lebih dari itu.

2. Pembalikan massa tanah

Pembalikan masa tanah bertujuan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit
yang mungkin masih tersisa pada wadah budidaya. Pembalikan masa tanah dilakukan
dengan cara tanah pada bagian dasar tambak digali dan dipindahkan ketepi supaya
tanah dapat kering dengan merata. Selanjutnya juga dilakukan kegiatan kedok teplok
yaitu tanah atau lumpur dasar tambak dipindahkan ke bagian pematang tambak guna
memperbaiki pematang tambak yang rusak akibat ulah manusia dan hama seperti
kepiting yang dapat melubangi pematang tambak.

3. Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menumbuhkan mikroorganisme berupa fitoplankton,


lumut dan kelekap yang menjadi sumber makanan bagi nener bandeng yang akan
dibesarkan di tambak. Jenis pupuk yang digunakan yaitu Urea dan Ursal. Pemupukan
dengan Urea dilakukan pada awal saat tambak diisi air sekitar 10-15 cm dari dasar
tambak hingga tumbuh lumut dan kelekap tujuannya untuk menumbuhkan pakan
alami dan menjaga kualitas air. Dosis penggunaan Urea yaitu sebanyak 100 kg/Ha.
Setelah pemberian urea, tambak diisi air hingga 10-20 cm supaya kelekap bisa
berfotosintesis dengan bantuan cahaya matahari. Sedangkan pemberian Urshal
diberikan pada saat pertengahan budidaya, untuk memacu nafsu makan dan
pertumbuhan ikan. Dosis pemberian Urshal yaitu sebanyak 5 liter/Ha.

4. Pengisian Air

Air diisi dengan ketinggian sekitar 60-70 cm dari dasar tambak. Air dimasukkan
melalui pintu masuknya air yang telah diberikan saringan agar hama dan penyakit
tidak masuk kedalam wadah budidaya. Pada saat pengisian air juga menggunakan
bantuan dari mesin diesel (Merk : Dongfeng). Untuk daya mesin pada umumnya
digunakan sebesar 8 pk dan bisa memompa air dengan debit 200 L/jam.

5. Penebaran Nener Bandeng

Nener bandeng yang ditebar berasal dari Jawa Timur dan Bali. Sebelum ditebar
nener bandeng terlebih dahulu dilakukan proses penyesuaian lingkungan dalam
kantong plastik dengan lingkungan luar atau lebih dikenal dengan proses aklimatisasi.
Aklimatisasi dilakukan selama ± 15 menit yang ditandai dengan adanya uap pada
kantong plastik.

6. Penebaran Benur Vanname

Benur vanname yang ditebar di tambak pulogading berasal dari kab. Jepara Jawa
Tengah. Untuk benur vanname yang akan ditebar di tambak adalah benur yang
berukuran PL (post larvae) 20 - 27 atau biasa di sebut gelondongan, setelah dilakukan
pendederan selama kurang lebih 1 – 2 minggu. Penebaran hampir sama dengan pada
umumnya dilakukan proses aklimatisasi pada wadah yang akan di tebar dengan cara
mengapungkan plastik / kantong benur di permukaan air dan ikatan dibuka dan
membiarkan air masuk demi sedikit dan udang mulai keluar dari kantong sedikit demi
sedikit ke tambak.

3.2 Sistem Budidaya


Kegiatan budidaya ikan di Desa Pulogading umumnya menerapkan sistem
budidaya secara tradisional karena keterbatasan modal, bantuan dana, sumber daya
manusia, teknologi, serta kegiatan budidaya yang masih bergantung dengan pasang
surut air laut.

3.3 Keadaan Usaha


Usaha budidaya di desa pulogading umumnya berstatus kepemilikan sendiri dan
dalam bentuk kelompok, namun tidak sedikit yang berstatus sewa lahan. Namun hanya
sekitar 32,87% dari total tambak yang ada di Desa Pulogading berstatus milik sendiri
penduduk Desa Pulogading.
Nama POKDAKAN yang ada di pulogading seperti TAMBAK SARI dan BALONG
JAYA telah berdiri dan melakukan kegiatan budidaya cukup lama. Luas lahan tambak
budidaya di desa pulogading yaitu 5.520.590/M² Atau 552,059/Ha. Usia tambak tersebut ±20
Tahun mulai dari berdiri hingga aktivitas budidayanya. Jarak kawasan tambak berbatas
langsung dengan sungai, sedangkan jarak daerah pantai sekitar ±1kilometer.

Ket : Dengan total luas lahan keseluruhan 5.520.590/M²

Gambar 4. Data Kepemilikan Lahan Tambak di Desa Pulogading

3.3.1 Keadaan Fisik Wadah Budidaya

Jenis wadah budidaya yang digunakan yaitu tambak dengan dasar dan pematang tanah
dengan 2 pintu saluran air (outlet dan inlet) yang terbuat dari bambu dan pipa paralon.
Tekstur tanah pada tambak yaitu liat/lempung dengan pH air 7-8 dan salinitas 15-25 ppt.
Sumber air yang digunakan pada tambak yaitu air tawar yang berasal dari saluran sungai
dan pasang surut air laut. Di daerah pulogading tidak ditemukan adanya pengukuran
kualitas air seperti suhu, salinitas dan pH yng dikarenakan tidak adanya alat untuk
mengukur kualitas air.
3.4. Teknis Budidaya

Setelah melakukan persiapan lahan dan penebaran benih, dilanjutkan dengan


pembesaran biota sampai siap panen. Meliputi proses-proses sebagai berikut:

PEMBERIAN PAKAN

PENGATURAN AIR

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

PEMANENAN

PEMASARAN HASIL PANEN

Gambar 5. Urutan kegiatan pembesaran biota hingga panen.

3.4.1 Pemberian pakan

Jenis pakan yang diberikan yaitu pakan apung dengan kadar protein 12-14% (Merk :
Cargill). Pemberian pakan dilakukan supaya pertumbuhan ikan dapat berlangsung
dengan baik. Dosis pemberian pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan ikan.
Apabila kelebihan, maka akan menyebabkan penumpukan bahan organik dan
menurunkan kualitas air. Sebaliknya jika terdapat kekurangan pakan, maka akan
menyebabkan pertumbuhan ikan tidak optimal dan rentan terserang penyakit. Untuk ikan
bandeng umumnya pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari dengan rentang
waktu antara pukul 14.00-17.00 WIB. Pakan diberikan secara adlibitum yaitu pemberian
pakan hingga ikan tidak respon lagi terhadap pakan yang diberikan dan frekuensi
pemberian sebanyak 1 kali per hari. Frekuensi pemberian pakan sebaiknya 3 kali dalam
sehari karena pakan alami yang tersedia ditambak belum tentu mencukupi kebutuhan
ikan. Pakan buatan diberikan pada saat ikan berusia 1-2 bulan setelah ikan dipelihara di
petakan kecil selama 1 bulan. Kandungan protein pakan yang sesuai untuk budidaya
bandeng yaitu 25-28%. Penyebab kandungan protein pakan yang diberikan cukup rendah
antara lain yaitu, keterbatasan modal untuk membeli pakan buatan yang harganya cukup
mahal, masih tergantung kepada pakan alami yang tersedia dialam.
3.4.2 Pengaturan air

Selama pemeliharaan, harus memperhatikan kondisi air yang meliputi kedalaman air
dan kualitas air supaya ikan dapat tumbuh secara optimal. Kedalaman air dikontrol
dalam jangka waktu sekitar 1kali per minggu. Apabila terjadi pendangkalan yang cukup
dalam, maka harus dilakukan pengerukan supaya kuantitas air pada wadah budidaya
tetap optimal dan tidak berpengaruh terhadap biota yang dibudidayakan.

3.4.3 Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan

Hama dan Penyakit merupakan organisme (mikro dan makro) yang dapat
mengganggu ikan secara lansung dan tidak lansung. Hama terbagi 3 jenis yaitu, penyaing
(kompetitor), pemangsa (predator) dan perusak wadah budidaya. Sedangkan penyakit
terbagi atas 4 jenis yaitu, jamur, bakteri, virus dan parasit. Adapun hama dan penyakit
yang menyerang ikan bandeng yaitu:

a. Hama dan Penyakit yang menyerang Ikan Bandeng

Hama dan penyakit yang sering menyerang ikan bandeng di daerah pertambakan
pulogading yaitu hama berupa burung, kepiting, ikan kakap putih, ikan mujair, sidat dan
ular. Sedangkan penyakit yang sering menyerang bandeng yaitu bintik putih (Trichodina
sp.) yang ada pada bagian kepala dan punggung, dan cacing jangkar (Lernea sp.) yang
ditandai dengan menempelnya cacing jangkar pada bagian badan,sirip, insang dan mata.
Ikan yang terkena penyakit tersebut ditandai dengan kurangnya nafsu makan, bobot
tubuh berkurang, stress, gerakan kurang atraktif. Ada 2 cara pengatasan penyakit ini
yaitu, pencegahan dan penanggulangan. Pencegahan merupakan tindakan yang paling
efektif sebab hama dan penyakit belum menyerang biota yang dibidayakan. Pencegahan
biasanya dilakukan pada awal kegiatan yaitu persiapan lahan secara optimal. Dan yang
kedua yaitu dengan cara menanggulangi .Cara menanggulangi hama dan penyakit yang
menyerang ikan bandeng yaitu dengan cara memutus siklus hidup hama (dibunuh), dan
pemanenan ikan secara total. Pemanenan dilakukan dikarenakan tidak adanya
pengetahuan mengenai penggunaan obat untuk mengatasi penyakit yang menyerang ikan
bandeng yang dibudidayakan. Walaupun seharusnya pada standar SNI telah ditetapkan -
untuk penggunaan obat alami maupun kimia.
b. Hama dan Penyakit yang menyerang Udang Vanname

Hama dan penyakit yang menyerang udang vanname yaitu hama seperti kepiting, ikan
mujair dan ular. Sedangkan jenis penyakit yang umunya menyerang udang yaitu WSSV
(White Spot Syndrome Virus) yang ditandai dengan munculya bintik putih pada lapisan
kulit udang, udang berwarna kemerahan, berenang kepermukaan, lemah dan tidak nafsu
makan . Akan tetapi adanya virus WSSV tersebut untuk saat ini belum ditemukan obat
untuk menanggulangi nya. Untuk itu hanya dapat dicegah dengan cara persiapan lahan
yang optimal, pemberian pakan dan probiotik.

3.4.4 Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah ukuran ikan/udang mencapai ukuran konsumsi. Panen


adalah kegiatan mengumpulkan hasil produksi dari kegiatan budidaya ikan. Panen
terbagi kedalam 2 jenis yaitu, panen parsial dan panen total. Panen parsial adalah
pemanenan dengan cara mengurangi sebagian jumlah ikan agar kepadatan ikan
berkurang sehingga pertumbuhan ikan tidak terhambat. Panen parsial biasanya dilakukan
karena adanya permintaan dari konsumen juga. Sedangkan panen total adalah panen
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh ikan yang ukurannya sudah
mencapai konsumsi. Panen total bukan hanya dilakukan karena ukuran ikan telah
mencapai ukuran konsumsi namun juga sering dilakukan pada saat ikan/udang terkena
wabah penyakit yang sifatnya merugikan.

A. Pemanenan Ikan bandeng

Ikan bandeng dipanen sebanyak 2 kali siklus dalam 1 tahun. Panen siklus pertama
yang dilakukan yaitu panen parsial dengan cara volume air pada tambak dikurangi
sebagian lalu ikan dipanen dengan menggunakan jaring. Pada saat pemanenan pertama
ikan bandeng berukuran 6-7 ekor/kg nya. Sedangkan pada siklus kedua metode panen
yang dilakukan yaitu panen total. Panen total bertujuan untuk mengumpulkan ikan sisa
panen parsial pertama.

B. Pemanenan Udang Vanname

Udang vanname dipanen sebanyak 1 kali dalam 1 siklusnya. 1 siklus produksi udang
vanname yaitu, sekitar 6 bulan. Didesa pulo gading pemanenan udang dilakukan
sebanyak satu kali yaitu panen total karena jumlah padat tebar pada awal pemeliharaan
tidak terlalu padat. Pemanenan udang dilakukan dengan cara menjala udang dan
mengurangi volume air pada tambak. Setelah itu, sisa udang yang ada ditambak dipanen
dengan menggunakan jaring. Size udang pada saat panen yaitu 100 ekor/kg. Panen pada
size ini dilakukan karena pada dasarnya udang vanname didesa pulo gading sering terjadi
kematian yang disebabkan oleh virus.

3.4.5 Pemasaran Hasil Panen

Ikan bandeng dan udang vanname dipasarkan melalui pedagang pengepul yang akan
membeli hasil panen tersebut. Harga jual ikan bandeng dengan size 6-7 ekor/kg yaitu
berkisar antara Rp.15.000,00 dan Udang Vanname berkisar Rp.60.000,00 dengan size
100 ekor/kg. Hasil panen tersebut biasanya dijual kedaerah Tegal, Brebes, Cirebon dan
daerah Jawa lainnya.
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Selama melakukan praktik pengenalan kehidupan masyarakat pesisir di desa


pulogading kecamatan Brebes khususnya pada saat kegiatan lintas prodi dan prodi.
Kami menarik beberapa kesimpulan tentang kegiatan budidaya yang kami dapatkan,
antara lain :

1. Kegiatan budidaya yang dilakukan masyarakat di desa pulogading tersebut


yaitu budidaya air payau dengan komoditi seperti ikan bandeng dan udang
vanname. Di desa pulo gading pada umumnya masyarakat melakukan kegiatan
budidaya hanya sebagai profesi sampingan dengan status lahan kepemilikan
sendiri dan sewa lahan oleh beberapa orang. Di desa pulogading terdapat 2
POKDAKAN yang menggeluti aktivitas pertambakan yang di dominasi oleh
ikan bandeng. Kegiatan budidaya yang dilakukan yaitu meliputi persiapan
wadah budidaya seperti : pengeringan, pembalikan masa tanah, pemupukan,
pengisian air, penebaran nener/benur ,pemberian pakan, kontrol kualitas dan
kuantitas air, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan dan pemasaran
hasil panen.

2. Teknik atau sistem budidaya yang diterapkan oleh masyarakat desa


pulogading ini ialah sistem budidaya secara tradisional dan semi intensif untuk
ikan bandeng, sedangkan pada udang vanname yaitu secara tradisional plus.
Tradisional plus maksudnya yaitu sistem budidaya yang diterapkan hanya
menambahkan pakan buatan berupa pelet saja namun tidak menggunakan
kincir.

3. Kegiatan Tambak itu hanya sebagai pekerjaan sampingan, karena pendapatan


pokoknya mengandalkan dari profesi utama yaitu nelayan, pedagang ikan dan
pengolah ikan.
4.2 Saran

1. Untuk mendapatkan output dalam kegiatan budidaya di Desa Pulogading


seharusnya diperlukan pengalaman dan pengetahuan mengenai teknis
budidaya ikan bandeng dan udang vanname. Karena pada saat sekarang ini
sistem budidaya yang diterapkan pada umumnya secara semi intensif bahkan
intensif dengan menggunakan aerasi berupa kincir dan pakan buatan
berprotein tinggi. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dalam
pembudidaya ikan di Desa Pulogading tidak dapat lagi bergantung kepada
keadaan alam.

2. Diharapkan kepada Dinas Perikanan dan Instansi terkait dapat


mensosialisasikan mengenai teknis budidaya ikan/udang dan sistem budidaya
yang seharusnya diterapkan sesuai dengan perkembangan para pembudidaya
saat sekarang ini.

3. Diharapkan kepada para pembudiya ikan/udang di Desa Pulogading baik yang


menerapkan sistem secara tradisional, tradisional plus dan semi intensif harus
selalu mengikuti pelatihan, penyuluhan dan pencerahan dari dinas perikanan
setempat agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan tambak
sehingga hasil produksi tambak yang didapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Data dari KAUR ( Kepala Urusan) Balai Desa Pulogading,Brebes-Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai