Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan makalah
Merger, konsolidasi, akuisisi, dan pemisahan perusahaan.

    Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki makalah ini.
   
    Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Merger, konsolidasi, akuisisi,
dan pemisahan perusahaan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

   
                                                                      Pekanbaru, 7 November 2015

Oki Aulia Marisa Putri

i
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar..............................................................i
Daftar Pustaka..............................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................2
BAB II
ISI
A. Merger.........................................................................3
1. Tujuan Merger.....................................................................3
2. Syarat Merger......................................................................4
3. Kelebihan dan Kekurangan Merger....................................4
4. Alasan Perusahaan Melakukan Merger...............................5
B. Konsolidasi .................................................................6
1. Tujuan Melakukan Konsolidasi..........................................7
2. Alasan Perusahaan Melakukan Konsolidasi.......................9
3. Tata Cara Melakukan Konsolidasi......................................9
4. Kelebihan dan Kekurangan Konsolidasi...........................10
C. Akuisisi......................................................................11
1. Motif Perusahaan Melakukan Akuisisi.............................12
2. Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi.................................13
D. Pemisahan Perusahaan...............................................14
1. Pemisahan Perusahaan......................................................14

ii
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan ......................................................15
1.2 Saran ................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................17

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merger-Konsolidasi-Akuisisi-Pemisahan Perusahaan (MKAPP), khususnya pada
Perseroan Terbatas (PT), sudah biasa diterapkan di dunia bisnis. Melalui MKAPP,
para pelaku bisnis dapat melakukan restrukturisasi perusahaan terutama terhadap
perusahaan yang sedang bermasalah. MKAPP juga dapat digunakan untuk
melakukan ekspansi usaha, memperbesar aset dan skala usaha, menguasai pasar,
menguasai bahan baku,  atau  memenuhi perintah undang-undang dan peraturan.

MKAPP secara lengkap hingga saat ini lebih banyak diterapkan pada PT.
Namun demikian, hal ini bukan berarti MKAPP hanya bisa diterapkan pada PT. 
Perusahaan selain  PT juga bisa  menerapkan  MKAPP meskipun  tidak  secara
lengkap.  Merger-Konsolidasi-Pemisahan dapat diterapkan pada badan hukum
Koperasi, sedangkan badan hukum Yayasan dapat menerapkan Merger. 
Perusahaan bukan badan hukum (UD, CV, Firma) dapat pula melakukan MKAPP
sesuai asas kebebasan berkontrak sebagaimana  diatur  dalam  KUH Perdata,  Buku
Ketiga  tentang  Perikatan. 
MKAPP pada PT diatur secara umum dalam UU PT beserta peraturan
pelaksananya antara lain PP 27/ 1998 dan Permunkumham yang terkait. PT yang
memiliki bidang usaha tertentu seperti Perbankan atau Pasar Modal juga diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khusus di bidang Perbankan
dan Pasar Modal. Pelaksaan MKAPP  pada PT  juga harus  memperhatikan
peraturan  perizinan usaha serta  aspek  perpajakan (Pajak Pengahasilan, Pajak
Pertambahan Nilai  dan BPHTB).
MKAPP, khususnya Merger/ Konsolidasi, hanya dapat diterapkan pada
perusahaan yang memiliki bentuk usaha dan jenis usaha yang  sama.  Sebagai
contoh, PT hanya bisa merger/ konsolidasi dengan PT yang lain. PT tidak boleh
merger/ konsolidasi dengan badan usaha selain PT.  Selain itu, PT yang bergerak di
bidang Perbankan (PT Perbankan)  hanya  boleh  merger/ konsolidasi  dengan  PT
Perbankan yang lain.  
1
MKAPP dapat diterapkan pada berbagai macam perusahaan seperti : Perusahaan
Terbuka (Emiten/ Perusahaan Publik),  Perbankan Konvensional, Perbankan
Syariah, Perusahaan Efek/ Perusahaan Sekuritas,  Perusahaan Pembiayaan,
Perusahaan Penjaminan,  Perusahaan Patungan, Perusahaan Asuransi,  Perusahaan
BUMN (Persero/ Perum), Perusahaan Daerah / BUMD,  Perusahaan Waralaba
(Franchisor dan  Franchisee),  Perusahaan  Pemilik HAKI,  Koperasi,  Yayasan, 
dan  lain-lain.
Pelaksanaan MKAPP dapat berdampak pada perubahan tingkat kompetisi di
dalam pasar sehingga perlu diawasi oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU) agar tidak menimbulkan praktik monopoli dan persaingan usaha yang
tidak sehat. Perusahaan yang akan melakukan Merger-Konsolidasi-Akuisisi dan
telah memenuhi syarat tertentu berdasarkan PP 57/ 2010 wajib melaporkan hal
tersebut kepada KPPU.
MKAPP, khususnya Merger dan Konsolidasi, secara tidak langsung dapat terkait
dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).  Dalam peristiwa Merger dan
Konsolidasi, terjadi pengalihan aset (termasuk aset berupa HAKI dan Lisensi
HAKI) kepada Perusahaan hasil Merger/ Konsolidasi.  Pengalihan HAKI dan
Lisensi HAKI tersebut  selanjutnya  harus  didaftarkan  kepada  Ditjen HKI  atau
Kantor PVT.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu merger, konsolidasi, akuisisi, dan pemisahan perusahaan?
2. Kenapa perusahaan melakukan merger, konsolidasi, dan akuisisi?
3. Apa yang harus dilakukan perusahaan untuk melakukan merger,
konsolidasi, akuisisi?

2
BAB II
ISI

A. MERGER

Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu di
antaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan
segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.

Merger terbagi menjadi tiga, yaitu:

 Merger horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya
sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan sepatu.

1) Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang


saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya:
perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban
merger dengan perusahaan mobil.

 Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan


berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya
perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan mobil
merger dengan perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk
mencapai pertumbuhan badan usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang
lebih baik. Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan
yang disatukan.

1. Tujuan Merger
Tujuan merger antara lain adalah sebagai berikut :
a. Diversifikasi untuk pertumbuhan.
b. Diversifikasi menurut pasar atau pelanggan untuk mengimbangi
faktor-faktor musiman, untuk menetralisir pasar produk yang menurun

3
c. Perluasan,penyempurnaan,atau komplementasi lini produk.
d. Mendapatkan kemampuan riset dan pengembangan yang diperlukan.
e. Penciptaan atau perolehan lini produk baru.
f. Integrasi, sehingga mendapatkan penawaran yang cukup dari bahan-
baku atau suku cadang yang kritis.
g. Perluasan pasar, termasuk pasar di luar negeri yang belum dijamah.
h. Memperbaiki manajemen.
i. Memperoleh fasilitas-fasilitas pengolahan atau riset yang baru.

2. Syarat Merger
Peraturan IX.G1 menentukan bahwa perusahaan terbuka yang akan
melakukan merger wajib terlebih dahulu memenuhi beberapa persyaratan.
Sebelum terpenuhinya persyaratan yang ditetapkan dalama peraturan
tersebut maka merger tidak dapat dilakukan.
Berikut ini adalah persyaratan merger perusahaan terbuka dalam
peraturan IX.G1:
a) Direksi dan Komisaris Wajib Membuat Surat Pernyataan Kepada OJK dan
RUPS.
b) Surat Pernyataan Harus Didukung Pendapat Pihak Independen.
c) Memperoleh Persetujuan RUPS.
d) Perusahaan Wajib Menyampaikan Pernyataan Merger kepada OJK Yang Berisi
Rancangan Penggabungan Usaha.

3. Kelebihan Dan Kekurangan Merger


Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah
dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001,
p.641)
Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu
harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing
perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut
diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)

4
4. Alasan Perusahaan Melakukan Merger
a. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik


ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger
maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru.
Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka
perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi
persaingan.

b. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala


ekonomi (economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena
perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar
daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak
jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang
sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.

c. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan


ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang
memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam
perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan
meningkatnya dana dengan biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena


tidak adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi.
Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak
dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau
teknologi yang ahli.
5
e. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke


depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki
kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang
menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini
perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan
setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari
perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan
keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi
kesejahteraan pemilik.

e. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki


likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham
akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

f. Melindungi diri dari pengambilalihan

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran


pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi
perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena
beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk
ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-716).

B. KONSOLIDASI
Konsolidasi adalah situasi di mana perusahaan yang terpisah menjadi
satu. Kadang-kadang digambarkan sebagai merger, meskipun secara teknis ini
adalah dua situasi yang berbeda. Dalam merger, baru bisnis terbentuk ketika
satu perusahaan menyerap yang lain, dalam konsolidasi, perusahaan bergabung
pada istilah yang relatif sama untuk membentuk satu perusahaan baru. Namun,
kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian.

6
Konsolidasi dapat juga dikatakan menyatukan seluruh sumber daya,
peluang dan kekuatan untuk memenangkan persaingan jangka panjang,
Memenangkan persaingan berarti menjadi yang terbaik dalam melayani
kebutuhan konsumen/klien saat ini dan dimasa datang. Konsolidasi dilakukan
dengan mengevaluasi kondisi usaha saat ini, diteruskan dengan pengembangan
strategi usaha jangka panjang, strategi tersebut dibuat lebih terperinci dalam
bentuk perencanaan dengan sasaran bergerak ke jangka menengah dan panjang
yang meliputi pengembangan sistem manajemen agar perencanaan dan
implementasi bisa sejalan, memberikan perioritas pada pengembangan yang
dilakukan secara terus menerus, pengembangan pasar dilakukan sistimatis dan
efisiensi menjadi acuan prestasi.
Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan
(konsolidasi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan
terbatas atau lebih, untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu
perseroan tebatas yang  baru yang karena hukum memperoleh akitva dan pasiva
dari perseroan terbatas yang meleburkan diri dan status badan hukum perseroan
tebatas yang meleburkan diri  berakhir karena hukum. Sementara Pasal 1 angka
PP Nomor 27 Tahun 1998,  peleburan (konsolidasi), adalah perbuatan hukum
yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau lebih untuk meleburkan diri
dengan cara membentuk satu perseroan terbatas baru dan masing-masing
perseroan terbatas yang meleburkan diri menjadi  bubar.

1. Tujuan Melakukan Konsolidasi


Secara alamiah usaha yang dimulai dengan skala kecil perorangan
mengalami fase-fase perkembangan mulai dari start up, bertahan hidup dan
tumbuh. Pada saat  perusahaan mencapai periode tumbuh maka perlu dilakukan
konsolidasi dengan serius, jika konsolidasi dilakukan setengah hati maka
perusahaan akan mengalami stagnasi atau malah mundur.
Fase perkembangan usaha ditandai mulai tahap perusahaan yang baru
mulai usaha dimana perusahaan masih rugi, selanjutnya akan beranjak
memasuki periode  bertahap hidup. Periode ini adalah lanjutan masa belajar bagi
perusahaan, kekurangan  pengalaman dan jaringan bisnis yang belum tumbuh
membuat manajemen sering membuat kesalahan, Periode ini ditandai oleh

7
penjualan belum stabil, naik turun dengan cepat, pasar belum kuat, sales kecil,
belum terarah jelas, motivasi mulai labil, sering kali kurang kreatif dan inovatif
(produk/pasar), biasanya pengusaha cenderung tertutup, strategi pemasaran
lemah atau bahkan tidak ada dan belum ada manajemen usaha (tidak merasa
perlu) serta sumber modal yang terbatas mulai menipis. Setelah  perusahaan
cukup mengenal lingkungan bisnisnya, jaringan mulai terbentuk, kesalahan
operasional mulai berkurang maka perusahaan akan memasuki periode
pertumbuhan, dengan ciri-ciri penjualan meningkat tajam dengan cepat, sering
menolak permintaan, pasar tidak mampu dipenuhi seluruhnya, kapasitas tidak
memadai, umumnya “over confidence” (investasi tidak tepat), hanya sedikit
yang  peningkatan penjualannya disebabkan strategi pemasaran yang baik,
manajemen  produksi tidak mendukung (produk gagal/reject meningkat),
manajemen usaha belum teratur, modal kerja tidak pernah cukup, muncul
pesaing baru (biasanya harga lebih rendah).
Sampai pada satu titik tertentu perusahaan harus melakukan konsolidasi
karena kondisi usahanya mulai mengalami kesulitan mempertahankan
pertumbuhan  penjualan, tingkat pertumbuhan pasar mulai lambat, persaingan
yang makin ketat harga, kualitas, pesaing terus bertambah, marjin laba statis.
Kondisi ini akan dialami  jika strategi pengembangan usaha tidak ada, sasaran
masih jangka pendek, umumnya hanya administrasi keuangan yang baik,
pengembangan pasar dan produk dilakukan sporadis tidak sistimatis, penjualan
tidak naik cenderung statis, produksi dibawah kapasitas bahkan akan cenderung
surut jika konsolidasi tidak dilakukan sama sekali,  penjualan menurun drastis,
tidak mampu lagi bersaing dipasar, likuiditas makin sulit, kapasitas produksi
akan terus menurun. Kondisi ini sering terjadi pada usaha kecil yang beranjak
menjadi perusahaan menengah.
Permasalahan yang harus dipecahkan pada tahap awal konsolidasi
adalah tujuan dan sasaran bisnis yang ingin anda capai dimasa datang atau posisi
seperti apa  bisnis anda lima atau sepuluh tahun mendatang. Permasalahan dalam
menetapkan sasaran bisnis adalah :
1. Menarik garis antara sasaran yang ingin dicapai dimasa
datang dengan kondisi usaha dan lingkungan usaha saat ini,

8
garis tersebut adalah sasaran antara atau tahap-tahap
pengerjaannya.
2. Memperkirakan kondisi lingkungan atau peluang dan
tantangan dimasa datang sehingga sasaran yang ingin anda
capai lebih realistis.

2. Alasan Perusahaan Melakukan Konsolidasi

Untuk memutuskan bergabung dengan perusahaan lain bukanlah perkara


yang mudah. Keputusan bergabung diambil karena suatu alasan yang sangat
kuat. Jadi sebelum melakukan penggabungan badan usahanya, setiap perusahaan
tentu mempunyai maksud ter¬tentu yang ingin dicapainva. Demikian pula jenis
penggabungan yang akan dipilih juga dilakukan dengan berbagai macam
pertimbangan. Terdapat beberapa alasan suatu bank atau suatu perusahaan untuk
melakukan penggabungan secara Konsolidasi
Antara lain sebagai berikut :
a. Masalah kesehatan perusahaan
b. Masalah permodalan
c. Masalah manajemen
d. Teknologi dan administrasi
e. Ingin menguasai pasar.

3. Tata Cara Melakukan Konsolidasi


a. Direksi PT yang akan meleburkan diri menyusun usulan
rencana Konsolidasi. Usulan rencana konsolidasi wajib
disetujui komisaris masing-masing PT.
b. Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun
rancangan konsolidasi yang disusun bersama oleh direksi
PT yang akan melakukan peleburan.
c. Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan
direksi dalam dua surat kabar harian dan diumumkan
secara tertulis kepada karyawan PT yang akan melakukan

9
peleburan paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan
RUPS.
d. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi
wajib disetujui RUPS masing-masing. Konsep akta
konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam
akta konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam
bahasa Indonesia. Akta konsolidasi yang sudah disahkan
notaris selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar
pembuatan akta pendirian PT hasil peleburan.
e. Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan
permohonan pengesahan akta pendirian PT hasil
peleburan kepada Menkumham paling lambat 14 hari
sejak tanggal keputusan RUPS.
f. Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60
hari setelah permohonan diterima. PT yang meleburkan
diri dianggap bubar terhitung sejak tanggal akta pendirian
PT hasil peleburan disahkan oleh Menkumham.
g. Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta
pendirian PT hasil peleburan wajib dimasukkan dalam
daftar perusahaan serta diumumkan dalam tambahan
berita Negara RI.

4. Kelemahan dan Keunggulan Konsolidasi


Kelebihan Konsolidasi
a)      Perusahaan-perusahaan yang melakukan konsolidasi akan
memiliki kekuatan yang lebih besar untuk bersaing dengan perusahaan
yang lain karena biasanya proses konsolidasi dilakukan oleh lebih dari
dua perusahaan yang melebur menjadi satu.
b)      Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang mengalami
kesulitan modal tidak harus dilikuidasi, akan tetapi masih tetap bisa
bertahan meski dengan perusahaan yang baru.

10
Kekurangan Konsolidasi
a)      Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang lama akan
hilang karena melebur menjadi satu.
b)      Dan untuk mengenalkan perusahaan yang baru (hasil konsolidasi)
kepada masyarakat butuh waktu yang relatif lama.

C. AKUISISI
Akuisisi perusahaan secara sederhana dapat diartikan sebagai
pengambilalihan perusahaan dengan cara  membeli saham mayoritas perusahaan
sehingga menjadi pemegang saham pengendali. Dalam peristiwa akuisisi, baik
perusahaan yang mengambil alih (pengakuisisi) maupun perusahaan yang
diambil alih (diakuisisi) tetap hidup sebagai badan hukum yang terpisah.
Pengambilalihan perusahaan (akuisisi), sesuai Pasal 1 angka 11 UURI
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Persoroan Terbatas, adalah perbuatan hukum
yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil
alih saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas
perseroan tersebut. Sementara itu, pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1
angka 3 PP Nomor 27 Tahun 1998, adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambilalih perusahaan
baik seluruh ataupun sebagian besar saham perseroan yang dapat
mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.
Pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP Nomor 57 Tahun
2010, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk
mengambilalih saham badan usaha yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian atas badan usaha tersebut. Pelaku usaha, sesuai dengan pasal 1
angka 8 PP Nomor 57 Tahun 2010, adalah setiap orang perorangan atau badan
usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui
perjanjian menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.

11
Contoh : pengambilalihan saham mayoritas pabrik rokok asal Indonesia
(PT HM Sampoerna) oleh perusahaan rokok asal Amerika (Philip Morris Ltd).
Akibat akuisisi tersebut, kendali perusahaan PT HM Sampoerna tidak lagi
berada di tangan keluarga besar Sampoerna tetapi sudah beralih tangan Philip
Morris Ltd.

1. Motif Perusahaan Melakukan Akuisisi

Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan


melakukan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi. Motif ekonomi
berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan
atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain, motif non
ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan
tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik
atau manajemen perusahaan. Motif ekonomi Esensi tujuan perusahaan dalam
perspektif manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan mampu
menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham.
Akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk
mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan
pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini.

Motif strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi


dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan
keunggulan kompetitif dalam industri. Motif Sinergi Salah satu motivasi atau
alasan utama perusahaan melakukan akuisisi adalah menciptakan sinergi.
Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah akuisisi yang lebih
besar dari pada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi.

12
2. Keunggulan dan Kelemahan Akuisisi

Keunggulan akuisisi di antara lain:

1. Akusisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara


pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran
Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak
Bidding firm.

2. Perusahaan yang mengakuisisi dapat berurusan langsung dengan


pemegang saham perusahaan yang diakuisisi dengan melakukan tender offer,
sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan. 3.

3. Akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambil alihan perusahaan yang


tidak bersahabat.

4. Akuisisi aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan


mayoritas suara pemegang saham. Seperti pada akuisisi saham sehingga tidak
ada halangan bagi pemegang saham minoritas, jika mereka tidak menyetujui
akuisisi

Kelemahan akuisisi

1. Jika para pemegang saham minoritas yang tidak setuju terhadap


pengambil alihan cukup banyak, maka akuisisi akan batal. Pada
umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua
pertiga (67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.

2. Bila perusahaan pengakuisisi mengambil alih seluruh saham yang di beli


maka terjadi merger.

3. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi asset harus secara
hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.

13
D. PEMISAHAN PERUSAHAAN

Pemisahaan perusahaan sesuai pasal 1 angka 12 UU 40/2007 tentang


perseroan terbatas diartikan sebagai pembuat hukum yang dilakukan oleh
perseroan untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan
pasiva perseoan terbatas  beralih karena hukum karena dua perseroan atau lebih,
atau sebagian aktiva dan  pasiva perseroan beralih karena hukum kepada satu
perseroan atau lebih.
Pemisahaan perusahaan dapat dibedakan menjadi 2 bagian yakni

1. Pemisahan murni (Split Off)


Pemisahan murni adalah pemisahaan perusahaan yang mengaibatkan
seluruh aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada dua
perseroan atau lebih dan perseroan yang melakukan pemisahaan usaha
tersebut selanjutnya  berakhir karena hukum.
2. Pemisahaan tidak Murni (Spin off)
Pemisahan tidak murni adalah pemisahan perusahaan yang
mengakibatkan sebagian kativa dan pasiva pereroan beralih karena hukum
kepada satu perseroan lain atau lebih yang menerima peralihan dan
perseroan yang melakukan  pemisahan tersebut tetap ada.

14
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
a. Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai
berikut:
Terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan
merger dan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non ekonomi. Motif
ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu untuk
meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham. Termasuk motif ekonomi adalah motif untuk
mencapai sinergi dan motif untuk mencapai posisi strategi. Motif strategi
dimaksudkan untuk membangun keunggulan kompetitif jangka panjang
perusahaan yang pada akhirnya bermuara kepada peningkatan nilai
perusahaan atau peningkatan kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain
motif non ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi
tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan subjektif
atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan. Hanya alasan
yang bersifat ekonomis dan rasional yang bisa diterima sehingga
aktivitas merger dan akuisisi bisa dipertanggungjawabkan.
b. Dalam melakukan merger, konsolidasi dan akuisisi banyak kendala yang
harus diatas oleh perusahaan, yaitu modal, tenaga kerja, maupun budaya
perusahaan. Untuk menyatukan kedua perusahaan dengan budaya yang
berbeda, tentunya sangat sulit dan ini harus dipilih salah satu budaya
mana yang sekiranya cocok untuk tetap dipergunakan dalam
melaksanakan merger dan akuisisi. Sebelum melakukan merger dan
15
akuisisi kedua perusahaan ini, harus berkoordinasi dengan perwakilan
karyawan dari masing-masing perusahaan tentang langkah atau
kebijakan yang akan diambil perusahaan nantinya setelah merger dan
akuisisi.

2. SARAN

1 . Sebelum melakukan merger, konsolidasi, dan akuisisi, kedua


perusahaan harus memperhatikan budaya yang ada di perusahaan masing-
masing. Karena dengan budaya yang berbeda akan menimbulkan permasalahan
baru bagi perusahaan.

2. Selain itu merger, konsolidasi, dan akuisisi hendaknya dilakukan pada


perusahaan yang memiliki bidang yang sama, karena dengan bidang usaha yang
sama tersebut kegiatan merger dan akuisisi kemungkinan dapat berjalan seperti
yang diharapkan kedua perusahaan.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. http://ayahbundacita.blogspot.co.id/2013/08/ringkasan-buku-mkapp.html (Rabu,
4 November 2015. 16:20)
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Merger (Rabu, 4 November 2015. 16:40)
3. http://marragam-ragam.blogspot.co.id/2010/12/merger-konsolidasi-dan-
akuisisi.html ( Kamis, 5 November 2015. 16:30)
4. http://asevysobari.blogspot.co.id/2014/12/syarat-merger-perusahaan-
terbuka.html (Kamis, 5 November 2015. 16: 48)
5. http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/07/merger-dan-akuisisi-pengertian-
jenis.html (Kamis, 5 November 2015. 16:51)
6. http://mahfudh-sh.blogspot.co.id/2013/06/merger-konsolidasi-akuisisi-dan.html
(Kamis, 5 November 2015. 17:10)
7. https://muhamadsamsudin.wordpress.com/2014/04/25/merger-konsolidasi-dan-
akuisisi/ (Kamis, 5 November 2015. 17:20)
8. https://www.scribd.com/doc/287278520/Merger-Akuisisi-Konsolidasi-Dan-
Pemisahan-Perusahaan (Kamis, 5 November 2015. 17.30)
9. http://hisyamjayuz.blogspot.co.id/2013/12/bentuk-penggabungan-badan-
usaha.html (Kamis, 5 November 2015. 17:45)

17

Anda mungkin juga menyukai