Anda di halaman 1dari 11

JSIP 2 (2) (2013)

Journal of Social and Industrial Psychology


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip

MOTIVASI KERJA: STUDI INDIGENOUS PADA GURU BERSUKU JAWA DI


JAWA TENGAH

Algon Ariyiliyanto 

Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena konsep motivasi kerja yang ada didasarkan dari hasil-hasil
Diterima Agustus 2013 penelitian yang dilakukan di dunia barat (culture barat). Sementara terdapat perbedaan mendasar antara budaya
Disetujui September 2013 barat dengan budaya lain, khususnya budaya suku Jawa. Beberapa peneliti mengatakan budaya (culture)
mempengaruhi pemahaman dan pola perilaku individu didalamnya. Penelitian ini menggunakan studi
Dipublikasikan Oktober
indegenous, alat pengumpul data yang dipakai adalah open-ended questionnaire, dan metode analisis data yang
2013 digunakan adalah mix-methode (kualitatif-kuantitatif). Responden penelitian ini berasal dari provinsi Jawa
________________ Tengah berjumlah 487 dengan karakteristik guru bersuku Jawa. Temuan lapangan didapat 76,69% responden
Keywords: mendefinisikan motivasi kerja sebagai dorongan untuk bekerja. Faktor-faktor yang meningkatkan motivasi kerja
antara lain : 1) kesejahteraan keluarga; 2) tugas kelembagaan; 3) peluang pengembangan diri; 4) religiusitas; 5)
Indigenous; Java Tribes
status sosial; 6) kesempatan yang tersedia; 7) keinginan dari diri sendiri; 8) dukungan sosial dan lingkungan.
Teacher; Work Motivation Faktor-faktor yang menurunkan motivasi kerja antara lain 1) kesehatan menurun; 2) faktor pekerjaan; 3) fakor
____________________ penghasilan; 4) managemen sekolah dan hubungan dengan rekan kerja; 5) permasalahan dan kemampuan
pribadi. Dan 79,37% responden menganggap bahwa motivasi kerja yang tinggi akan meningkatkan kinerja,
sementara 75,74% responden menganggap bahwa motivasi kerja yang rendah akan membuat kinerja menurun.

Abstract
___________________________________________________________________
The research was based on the phenomenon of work motivation concepts are based on the results of research conducted in the
western world (western culture). While there are fundamental differences between western culture with another culture,
especially Javanese culture. Some researchers said that the culture influence the understanding and behavior patterns of
individuals in it. The research was use indegenous study, the data collection tool that is used is open-ended questionnaire, and
the data analysis methods used are mixed-method (qualitative-quantitative). The survey respondents came from Central Java
province totaled 487 with Java tribes teacher characteristics. Field findings obtained 76.69% of the respondents defines work
motivation as the drive to work. Factors that increase the motivation are: 1) the welfare of the family, 2) institutional duties; 3)
opportunities for development; 4) religiosity; 5) social status; 6) the availability of opportunities; 7) desires from self; 8) social
and environmental support. Factors that decrease employee motivation i.e: 1) declining health; 2) occupational factors; 3)
income factor; 4) school management and relationships with co-workers; 5) problems and personal abilities. And 79.37% of the
respondents considered that high employee work motivation will increase performance, while 75.74% of respondents considered
that the low work motivation will make decrease performance.
© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6838
Gedung A1 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: algonariyuliyanto@gmail.com

1
Argon Ariyiliyanto / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (2) (2013)

PENDAHULUAN kerja, dan penghargaan atas tugas yang


terselesaikan. Adams (2007) dalam desertasi
Keberhasilan proses pendidikan tidak bisa mengenai motivasi kerja karyawan di instansi
lepas dari efektivitas sumber daya manusia, pemerintahan di provinsi Western Cape,
dalam hal ini guru sebagai tenaga pengajar. menyimpulkan bahwa motivasi dipengaruhi
Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan oleh lima faktor, yaitu faktor pribadi,
sumber daya manusia melalui sektor penghasilan, promosi, pengakuan dan manfaat
pendidikan. Undang-undang No. 14 Tahun yang didapat. Dieleman, dkk (2003) dalam
2005 Tentang Guru dan Dosen, memberikan penelitiannya terhadap pekerja medis pedesaan
pengertian bahwa Guru adalah sebagai pendidik di Viet Nam Utara menemukan bahwa
profesional dengan tugas utama mendidik, pengawasan yang adil, penilaian kerja yang
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, baik, dan ketersediaan kesempatan untuk
menilai dan mengevaluasi, peserta didik pada mengembangkan diri berpengaruh positif
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan terhadap motivasi kerja. Sementara faktor
formal, pendidikan dasar dan pendidikan insentif (gaji dan tunjangan-tunjangan) tidak
menengah berpengaruh terhadap peningkatan motivasi
(http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/guru kerja, namun ketiadaan faktor ini dapat
. diunduh 27 Januari 2013). Upaya-upaya menyebabkan turunnya motivasi kerja.
peningkatan mutu dan profesionalisme guru Temuan-temuan penelitian tentang
perlu dilakukan agar peningkatan mutu motivasi kerja tersebut tentu tidak bisa serta
pendidikan dapat berhasil. Seorang guru merta diterapkan di Indonesia, khususnya di
profesional dituntut memiliki motivasi yang kuat masyarakat Jawa yang memiliki karakteristik
dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai dan nilai-nilai budaya yang khas, yang juga akan
seorang pengajar. Karena motivasi yang kuat memberikan ke-khasan dalam bagaimana cara
akan mendorong guru tersebut meningkatkan mereka berperilaku. Markus dan Kitayama
kinerjanya. (dalam Woo, 2009) menemukan bahwa nilai-
Terkait dengan motivasi kerja, nilai dari budaya yang berbeda mempunyai
sebelumnya telah banyak peneliti melakukan pengaruh terhadap kognitif, emosi, motivasi dan
penelitian dengan menggunakan variabel sistem perilaku individu. Hofstede (Dalam Woo,
motivasi kerja sebagai objek penelitian. Wanda 2009) mengatakan bahwa budaya membentuk
Roos, (2005) dalam tesisnya tentang hubungan bagaimana masyarakat berfikir dan berperilaku
antara motivasi pekerja, kepuasan kerja dan dalam berbagai situasi tertentu. Dalam situasi
budaya organisasi di Afrika Utara menyebutkan yang sama masyarakat bisa memunculkan
bahwa motivasi berhubungan langsung dengan perilaku yang berbeda bergantung pada nilai
kepuasan kerja, dan persepsi karyawan terhadap budaya yang dianut. Kemudian Kluckhohn
budaya organisasi. Sementara Adeyinka Tella (dalam Poerwanto 2006:52-53) mengutarakan
(2007), dari penelitiannya yang berjudul “Work bahwa yang dimaksud dengan kebudayaan
Motivation, Job Satisfaction, and Organisational adalah keseluruhan pola-pola tingkah laku dan
Commitment of Library Personnel in Academic and pola-pola bertingkah laku, baik eksplisit maupun
Research Libraries in Oyo State, Nigeria” implisit, yang diperoleh dan diturunkan melalui
menemukan bahwa terdapat korelasi antara simbol, yang akhirnya mampu membentuk
motivasi, kepuasan kerja dan komitmen sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok
organisasi, namun motivasi kerja berkorelasi manusia, termasuk perwujudannya dalam
negatif dengan komitmen organisasi. Dalam benda-benda materi.
penelitiannya, Hackman (dalam Viljoen,2003) Ke-khasan budaya masyarakat Jawa
mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi tercermin melalui stereotipe serta nilai-nilai yang
motivasi kerja diantaranya adalah sistem dianut. Masyarakat Jawa memiliki stereotipe
penggajian, pengawasan, hubungan antar rekan sebagai masyarakat yang sopan, halus, dan
2
Argon Ariyiliyanto / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (2) (2013)

menjunjung tata krama. Masyarakat Jawa juga dalam studinya mengenai analisis pengaruh
dikenal sebagai masyarakat yang tertutup dan motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja
tidak mau berterus terang, ini karena karyawan dengan lama kerja sebagai variabel
masyarakat Jawa lebih cenderung menghindari moderating Pada PT. Coca Cola Amatil
konflik, lebih memilih mengatakan “iya” Indonesia (Central Java) menyebutkan bahwa
walaupun hatinya menentang untuk motivasi kerja yang dialami oleh karyawan
menghindari konflik dengan orang lain, berpengaruh terhadap kinerja. Semakin tinggi
sebagaimana pepatah Jawa yang menyebutkan kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan,
”wani nglah dhuwur wekasane”. Dalam maka kinerja karyawan akan meningkat.
masyarakat Jawa, dikenal konsep hidup “nerimo Rahardja (2002) dalam penelitannya tentang
ing pandum”, konsep ini menggambarkan sikap hubungan antara komunikasi antar pribadi guru
hidup yang serba pasrah dengan segala dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru
keputusan yang ditentukan oleh Tuhan. SMUK BPK Penabur Jakarta menyimpulkan
Orang Jawa memang meyakini bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi kerja
kehidupan ini ada yang mengatur dan tidak dengan kinerja guru. Dalam penelitian tentang
dapat ditentang begitu saja. pengaruh kompensasi terhadap Kinerja
Konsep hidup nerimo ing pandum (ora Karyawan PT. Slamet Langgeng Purbalingga
ngoyo) selanjutnya mengisyaratkan bahwa orang dengan motivasi kerja sebagai variabel
Jawa dalam hidup tidak terlalu berambisi. Jalani intervening, Dito (2010) menjelaskan bahwa
saja segala yang harus di jalani. Tidak perlu Kompensasi berpengaruh tidak langsung
terlalu ambisi untuk melakukan sesuatu yang terhadap kinerja melalui motivasi kerja,
nyata-nyata tidak dapat di lakukan. Masyarakat sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi
Jawa juga mengenal falsafah alon-alon waton kerja menjadi variabel yang memediasi antara
kelakon. Falsafah alon-alon waton kelakon kompensasi terhadap kinerja karyawan.
mengajarkan untuk melakukan sesuatu dengan Kemudian Tanjung (2007) juga
hati-hati (alon-alon), cermat, penuh perhitungan, mengkorelasikan motivasi kepala sekolah
dengan dasar (waton) atau tujuan yang jelas dengan kepuasan kerja guru SMA
sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal. Muhammadiyah Kota Medan. Dari hasil
Konsep hidup serta falsafah-falsafah yang dianut analisisnya dia menyimpulkan bahwa faktor
masyarakat Jawa tentu akan memberikan motivasi kepala sekolah berpengaruh positif
pengaruh terhadap bagaimana cara mereka dengan kerja guru. Meskipun banyak penelitian
dalam berperilaku, baik dalam kehidupan sehari- tantang motivasi kerja telah dilakukan, namun
hari maupun dalam lingkungan pekerjaan. kebanyakan berupa penelitian-penelitian terapan
Konsep-konsep hidup, falsafah-falsafah, dan yang umumnya bersifat komparatif korelasional.
nilai-nilai yang dianut dalam budaya Disamping itu, penelitian-penelitian yang
masyarakat tertentu akan memengaruhi bentuk dilakukan sebelumnya selalu menggunakan
motivasi, yang merupakan dasar terbentuknya konstruk dan teori motivasi yang disusun oleh
perilaku, yang dimiliki oleh setiap individu yang ahli-ahli ilmu perilaku dari barat yang tentunya
ada dalam masyarakat tersebut. tidak lepas dari pengaruh budaya dan pola hidup
Penelitian tentang motivasi di Indonesia masyarakat setempat. Sementara faktor budaya
juga telah banyak dilakukan. Santoso (2012) menjadi perlu untuk diperhatikan karena budaya
dalam penelitiannya tentang pengaruh masyarakat setempat mempengaruhi pola
kompensasi dan motivasi terhadap produktivitas perilaku individu dalam suatu masyarakat.
kerja karyawan PDAM Tirta Moedal Semarang,
menjelaskan variabel kompensasi dan variabel
motivasi secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang bersifat positif terhadap
produktivitas kerja karyawan. Mahesa (2010)
3
Argon Ariyiliyanto / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (2) (2013)

METODE PENELITIAN yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai


partisipan penelitian (Morissan 2012:120).
Metode penelitian yang digunakan Penelitian ini menggunakan alat
merupakan gabungan antara kualititf dan pengumpul data berupa open-ended questionnaire.
kuantitatif metode ini disebut metode mixed Open-ended questionnaire dipilih sebagai alat
methode (Kualitatif-kuantitatif). Mixed-method pengumpul data karena mempunyai banyak
atau seringkali disebut dengan multi methodology keuntungan, antara lain (a) Partisipan
merupakan penggabungan dua atau lebih mempunyai kebebasan dalam memberikan
metode inti di dalam menjalankan penelitian jawaban pada setiap item yang ditanyakan
(Nurdini dkk, 2010). Pendekatan penelitian yang berdasarkan nilai-nilai personal dan pengalaman
digunakan adalah studi indigenous. Indigenous partisipan, (b) respon-respon terhadap item
psychology merupakan salah satu disiplin ilmu mencerminkan ekspresi dan opini dari partisipan
yang berusaha untuk memahami fenomena penelitian, (c) peneliti dapat mengidentifikasi
psikologis dalam konteks budaya. Dua pendapat dan mengeksplorasi aspek-aspek yang
tersebut pada dasarnya menyebut indigenous ditemukan dalam topik penelitian ini secara
psychology adalah suatu bentuk pendekatan lebih luas dan mendalam (Hayes dalam
untuk memahami fenomena psikologi dalam Primasari dan Yuniarti, 2012).
konteks budaya tertentu (Yang dan Lu 2007:4).
Data dalam penelitian ini diambil dari HASIL DAN PEMBAHASAN
partisipan yang berjumlah 487 orang, yang
berasal dari guru suku Jawa di Jawa Tengah. Hasil
Kriteria guru yang di jadikan partisipan adalah
guru yang mengajar di sekolah swasta ataupun Temuan definisi motivasi kerja menurut suku
negeri, bersuku jawa. Model sampling dalam Jawa.
penelitian ini menggunakan teknik snow ball
sampling. Snow ball sampling adalah teknik
pengambilan sampel penelitian dimana peneliti Berdasarkan hasil koding yang dilakukan
secara acak menghubungi beberapa partisipan terhadap 487 jawaban subjek yang telah
yang memenuhi kriteria (qualified volunteer ditabulasi diperoleh 4 kategori jawaban dari
sample) dan kemudian meminta partisipan pertanyaan “menurut anda, apakah motivasi
bersangkutan untuk merekomendasikan teman, kerja itu?”. Keempat kategori tersebut dapat
keluarga, atau kenalan yang mereka ketahui dilihat dalam tabel berikut.

Tabel Hasil Definisi Motivasi Kerja.


No. Kategori Jumlah %

1 Dorongan untuk bekerja 352 76,69%

2 Meningkatkan kesejahteraan 54 11,76%

3 Ibadah 26 5,66%

4 Mengembangan ilmu dan pengabdian masyarakat 27 5,88%

Total 459 100,00%

4
Argon Ariyiliyanto / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (2) (2013)

Temuan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja

Berdasarkan hasil koding yang dilakukan terhadap 487 jawaban subjek yang telah ditabulasi
diperoleh 8 kategori jawaban dari pertanyaan “Sebutkan 3 faktor yang memotivasi anda dalam
bekerja!”. Kedelapan kategori tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut

Tabel 4.30 Hasil Faktor-faktor yang Meningkatkan Motivasi Kerja.


No. Kategori Jumlah %

1 Kesejahteraan keluarga 532 37,28%

2 Tugas kelembagaan 189 13,24%

3 Mengembangkan ilmu 167 11,70%

4 Religiusitas 159 11,14%

5 Status sosial 127 8,90%

6 Adanya kesempatan 45 3,15%

7 Keinginan dari diri sendiri 77 5,40%

8 Dukungan sosial dan lingkungan kerja 131 9,18%

Jumlah 1427 100,00%

Sementara hasil koding yang dilakukan terhadap 487 jawaban subjek yang telah ditabulasi
diperoleh 5 kategori jawaban dari pertanyaan “Sebutkan 3 faktor utama yang menyebabkan
motivasi kerja anda menurun!”. Kelima kategori tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut

Tabel 4.38 Hasil Faktor-faktor yang Menurunkan Motivasi Kerja.


No. Kategori Jumlah %

1 Kesehatan menurun 262 19,01%

2 Faktor pekerjaan 477 34,62%

3 Faktor penghasilan 114 8,27%


Managemen sekolah dan hubungan dengan rekan
4 305 22,13%
kerja
5 Kemampuan dan permasalahan pribadi 220 15,97%

Total 1378 100,00%

Temuan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru bersuku Jawa

Berdasarkan hasil koding yang dilakukan terhadap 487 jawaban subjek yang telah ditabulasi
diperoleh 2 kategori jawaban dari item pertanyaan “Ketika anda memiliki motivasi kerja yang tinggi
bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja anda?”. Dua kategori tersebut dapat dilihat secara rinci
dalam tabel

5
Argon Ariyiliyanto / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (2) (2013)

Tabel 4.43 Hasil Pengaruh Motivasi Kerja Yang Tinggi Terhadap Kinerja.
No. Kategori Jumah %

1 Meningkatkan kinerja 377 79,37%

2 Hasil memuaskan 98 20,63%

Jumlah 475 100,00%

Sementara hasil koding yang dilakukan terhadap 487 jawaban subjek yang telah ditabulasi
diperoleh 3 kategori jawaban dari pertanyaan “ketika motivasi kerja anda menurun, bagaimana
pengaruhnya terhadap kinerja anda?”. Ketiga kategori tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut

Tabel 4.49 Hasil Pengaruh Motivasi Kerja Yang Rendah Terhadap Kinerja.
No. Kategori Jumlah %

1 Hasil tidak memuaskan 89 18,78%


2 Kinerja menurun 359 75,74%
3 Tidak berpengaruh terhadap pekerjaan 26 5,49%

Total 474 100,00%

Pembahasan mencapai suatu tujuan. Higgins, (dalam Pie Yu


Lin, 2007) mendefinisikan moivasi kerja sebagai
Pembahasan penelitian dilakukan dengan dorongan untuk memuaskan kebutuhan.
cara membandingkan temuan penelitian dengan Menurut Buford, Bedeian, & Lindner, (dalam
hasil penelitian-penelitian lain dengan variabel Pie Yu Lin, 2007) motivasi kerja adalah
yang serupa yang telah dilakukan di tempat- kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan.
tempat lain diluar masyarakat suku Jawa. Kemudian Menurut Jones & George, (dalam Pie
Perbandingan hasil temuan penelitian dilakukan Yu Lin, 2007) motivasi kerja adalah dorongan
dengan tujuan untuk mencari ada tidaknya psikologis yang menentukan tujuan perilaku
perbedaan hasil penelitian. Perbedaan yang seseorang dalam organisasi, intensitas usaha
muncul menunjukkan prinsip indigenous dalam seseorang, dan ketahanan seseorang dalam
penelitian, bahwa perbedaan karakteristik menghadapi suatu masalah.
budaya memunculkan perbedaan pola pikir dan Motivasi kerja juga diartikan sebagai
perilaku. kekuatan dalam diri individu yang
mempengaruhi arah, intensitas, dan ketekunan
Mengenai definisi motivasi kerja menurut suku pada usaha yang dilakukan di saat bekerja
Jawa. (Schernerhorn et al, dalam Pie Yu Lin, 2007).
Selanjutnya Wexley dan Yulk menyebutkan
Definisi motivasi kerja yang telah motivasi adalah pemberian atau penimbulan
dirumuskan oleh banyak ahli, diantaranya motif. Jadi, motivasi kerja adalah sesuatu yang
Motivasi kerja menurut Reksohadiprojo dan menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Handoko (dalam Parmadi, 2009) adalah Anwar (dalam Parmadi, 2009) berpendapat
keadaan dalam pribadi seseorang yang bahwa motivasi kerja adalah kondisi yang
mendorong keinginan individu untuk berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan,
melakukan kegiatan - kegiatan tertentu guna dan memelihara perilaku yang berhubungan

6
Argon Ariyiliyanto / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (2) (2013)

dengan lingkungan kerja. Armstrong (dalam penelitian lebih lanjut untuk memperkuat hasil
Reza, 2010) menerangkan motivasi merupakan temuan penelitian.
sesuatu yang membuat bertindak atau
berperilaku dalam cara-cara tertentu. Wayne F. Mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
Casio (dalam Ayudhia, 2008) mengungkapkan terhadap motivasi kerja
motivasi sebagai suatu kekuatan untuk
melakukan sesuatu yang dihasilkan dari Berbagai penelitian telah dilakukan untuk
keinginan seseorang untuk memuaskan menyimpulkan faktor-faktor yang berpengaruh
kebutuhan hidupnya, misalnya rasa lapar, haus, terhadap motivasi kerja. Herzberg (dalam Syam,
dan pergaulan sosial. Seng et al (dalam Syam, 2008) mengemukakan bahwa menurutnya
2003) mengemukakan bahwa motivasi sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
suatu kekuatan dalam diri yang mengarahkan dalam bekerja dapat diklasifikasikan ke dalam
seseorang dari tidak bersemangat atau keadaan dua kategori, yaitu faktor motivasi dan faktor
lesu kearah perilaku yang dinamis. pemeliharaan (hygiene factor). Faktor motivasi
Sementara dari hasil temuan penelitian lebih berorientasi pada kandungan pekerjaan itu
diketahui bahwa guru bersuku Jawa sendiri dan berhubungan dengan kepuasan
mendefinisikan motivasi kerja dalam 4 kategori, kerja. Faktor pemeliharaan umumnya
yaitu: 1) motivasi kerja adalah dorongan untuk berhubungan dengan lingkungan eksternal dari
bekerja; 2) motivasi kerja adalah usaha untuk pekerjaan itu sendiri. Munandar (2001:331)
meningkatkan kesejahteraan; 3) motivasi kerja menerangkan yang termasuk dalam faktor
adalah ibadah; 4) motivasi kerja adalah usaha motivasi adalah tanggung jawab, peluang
untuk mengembangkan ilmu dan pengabdian pengembangan diri, tantangan dalam pekerjaan,
masyarakat. hasil dan prestasi kreja, dan penghargaan.
Dari hasil penelitian, kategori ibadah Sedangkan yang termasuk dalam faktor hygiene
menunjukkan bahwa masyarakat jawa yaitu, kebijakan perusahaan, gaji, tunjangan,
mendefinisikan motivasi kerja sebagai suatu hubungan antar rekan kerja, dan kondisi
ibadah, definisi motivasi tersebut hanya lingkungan kerja. Dieleman, dkk (2003) dalam
ditemukan dalam masyarakat Jawa. Hal ini penelitiannya terhadap pekerja medis pedesaan
dikarenakan masyarakat Jawa dikenal sebagai di Viet Nam Utara menemukan bahwa
masyarakat yang religius. Salah satu ciri khas pengawasan yang adil, penilaian kerja yang
masyarakat Jawa adalah percaya pada Tuhan baik, dan ketersediaan kesempatan untuk
Yang Maha Esa sebagai sangkan paraning mengembangkan diri berpengaruh positif
dumadi, dengan segala sifat dan kebesarannya terhadap motivasi kerja. Sementara faktor
(Sujamto, 1992:98). Masyarakat jawa percaya insentif (gaji dan tunjangan-tunjangan) tidak
bahwa tugas utama seorang manusia adalah berpengaruh terhadap peningkatan motivasi
untuk beribadah kepada Tuhan, dan segala kerja, namun ketiadaan faktor ini dapat
sesuatu yang dikerjakan selama didunia adalah menyebabkan turunnya motivasi kerja.
ibadah. Nilai kepercayaan ini yang membentuk Dalam desertasi mngenai motivasi kerja
pemahaman bahwa bekerja merupakan sebuah karyawan di instansi pemerintahan di provinsi
ibadah, dan bekerja dengan motivasi yang tinggi Western Cape, Adams (2007) menyimpulkan
adalah cerminan ketaatan dalam beribadah. bahwa motivasi dipengaruhi oleh lima faktor,
Namun secara teoritis, jawaban ini tidak dapat yaitu faktor pribadi, penghasilan, promosi,
digunakan untuk mendefinisikan motivasi kerja pengakuan dan manfaat yang didapat. Drafke
karena jawaban subjek hanya terdiri dari satu dan Kossen (dalam Adams, 2007) mengakatan
kata “ibadah” saja. Terlebih lagi ada karyawan yang memperoleh kesempatan untuk
kemungkinan bahwa jawaban ini muncul karena mengembangkan kemampuan dan
kesalahan subjek dalam memahami pertanyaan profesionalitas, akan memiliki moivasi kerja dan
angket. Oleh karena itu perlu dilakukan kepuasn kerja yang tinggi. Dalam penelitiannya,
7
Argon Ariyiliyanto / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (2) (2013)

Hackman (dalam Viljoen,2003), mengatakan Ibadah sebagai faktor yang berpengaruh


faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja terhadap motivasi kerja hanya ditemukan dalam
diantaranya adalah sistem penggajian, penelitian yang dilakukan pada masyarakat suku
pengawasan, hubungan antar rekan kerja, dan Jawa. Hal ini disebabkan karena pengaruh nilai
penghargaan atas tugas yang terselesaikan. dan budaya yang dianut masyarakat suku Jawa.
Anderson & Iwanicki dalam penelitiannya Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
tentang motivasi kerja dan hubungannya dengan masyarakat Jawa adalah masyarakat yang
burn out, menyatakan bahwa motivasi kerja religius dan percaya bahwa semua tindakan
dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan. yang dilakukan ditujukan sebagai bentuk
Kebutuhan-kebutuhan tersebut yaitu: kebutuhan ibadah.
akan rasa aman, kebutuhan bersosial, kebutuhan
akan pengghargaan, kebutuhan otonomi Mengenai pengaruh motivasi kerja terhadap
(kebebasan), dan kebutuhan aktualisasi diri. kinerja guru bersuku Jawa
Ketidakpuasan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan tersebut akan mempengaruhi Dari hasil penelitian, motivasi kerja yang
kepuasan guru dan mengarahkan kepada burn- tinggi pada guru bersuku Jawa akan
out tendensy berpengaruh terhadap meningkatnya kinerja dan
Dari hasil penelitian ditemukan faktor- mendapakan hasil yang memuaskan. Sementara
faktor yang meningkatkan motivasi kerja motivasi kerja yang rendah akan menyebabkan
menurut guru bersuku Jawa antara lain adalah: hasil tidak memuaskan, kinerja menurun, dan
1) kesejahteraan keluarga; 2) tugas kelembagaan; tidak berpengaruh terhadap kinerja. Hasil
3) mengembangkan ilmu; 4) religiusitas; 5) tersebut menunjukkan bahwa secara umum,
status sosial; 6) ketersediaan kesempatan; 7) bagi guru bersuku Jawa, motivasi kerja akan
keinginan dari diri sendiri; 8) dukungan sosial berpengaruh positif terhadap kinerja. Senada
dan lingkungan kerja. Sementara faktor-fakor dengan hasil penelitian tersebut Wanda Roos,
yang menurunkan motivasi kerja menurut guru (2005) dalam tesisnya tentang hubungan antara
bersuku Jawa antara lain: 1) kesehatan motivasi pekerja, kepuasan kerja dan budaya
menurun; 2) faktor pekerjaan; 3) faktor organisasi di Afrika Utara menyebutkan bahwa
penghasilan; 4) managemen sekolah dan motivasi berhubungan langsung dengan
hubungan dengan rekan kerja; 5) permasalahan kepuasan kerja, dan persepsi karyawan terhadap
dan kemampuan pribadi. budaya organisasi. Sementara Adeyinka Tella
Persamaan hasil temuan penelitian (2007), dari penelitiannya yang berjudul “Work
terdapat pada faktor kesejahteraan keluarga, Motivation, Job Satisfaction, and Organisational
faktor tugas kelembagaan, faktor Commitment of Library Personnel in Academic and
mengembangkan ilmu, faktor status sosial, Research Libraries in Oyo State, Nigeria”
faktor ketersediaan kesempatan, faktor menemukan bahwa terdapat korelasi antara
keinginan dari diri sendiri, faktor dukungan motivasi, kepuasan kerja dan komitmen
sosial dan lingkungan kerja, faktor kesehatan, organisasi, namun motivasi kerja berkorelasi
faktor pekerjaan, faktor penghasilan, faktor negatif dengan komitmen organisasi. Ketut
managemen sekolah dan hubungan dengan Gunawan (2009) dari hasil studi yang dilakukan
rekan kerja, faktor permasalahan dan pada lembaga perkrediatan desa di Bali
kemampuan pribadi. Sementara perbedaan hasil menemukan bahwa Motivasi kerja berpengaruh
temuan penelitian terdapat pada fakotr ibadah. posiif dan signifikan terhadap gaya kemimpinan
Faktor ibadah kembali membedakan antara dan kinerja organisasi. Motivasi yang tinggi
hasil temuan penelitan motivasi kerja pada guru akan mendorong kearah perilaku seorang
bersuku Jawa dengan penelitian lain yang juga pemimpin yang baik dan pada gilirannya akan
mengungkap tentang motivasi kerja. dapat meningkatkan kinerja organisasi. Indra
Jaya (2010), berdasarkan penelitiannya tentang
8
Argon Ariyiliyanto / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (2) (2013)

pengaruh kemampuan dan motivasi kerja peluang pengembangan diri; 4) ibadah; 5) status
terhadap kinerja pegawai dinas pendidikan sosial; 6) kesempatan yang tersedia; 7) keinginan
kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, dari diri sendiri; 8) dukungan sosial dan
menemukan bahwa motivasi kerja pegawai lingkungan kerja. Faktor-faktor yang
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai menurunkan motivasi kerja menurut guru
Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung bersuku Jawa antara lain: 1) kesehatan
Barat. menurun; 2) faktor pekerjaan; 3) fakor
Perbedaan yang muncul adalah dalam penghasilan; 4) managemen sekolah dan
penelitian-penelitian lain yang juga membahas hubungan dengan rekan kerja; 5) permasalahan
mengenai hubungan dan pengaruh motivasi dan kemampuan pribadi. Menurut guru bersuku
kerja dengan kinerja, tidak menyebutkan bahwa jawa motivasi kerja akan berpengaruh terhadap
motivasi kerja yang rendah tidak berpengaruh kinerja dan kepuasan kerja, disamping itu,
terhadap kinerja. sementara dari hasil penelitian namun ada kalanya motivasi kerja yang rendah
pada masyarakat Jawa, ada sebagian subjek tidak berpengaruh terhadap kinerja.
yang memberikan respon bahwa motivasi kerja
yang rendah tidak berpengaruh terhadap kinerja. Saran
Kinerja akan berjalan seperti biasa meskipun
motivasi untuk bekerja rendah. Selain itu dari Berdasarkan penelitian yang sudah
hasil penelitian pada masyarakat Jawa tidak dilakukan maka beberapa saran yang
ditemukan hasil bahwa motivasi kerja dikemukakan peneliti sebagai berikut: bagi
mempengaruhi persepsi terhadap budaya peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih
organisasi dan motivasi kerja mempengaruhi mendalami metode penelitian indigenous agar
komitmen seperti yang ditemukan dalam sebelum melakukan penelitian peneliti memiliki
penelitian-peneliian lain. gambaran pelaksanaannya. Karena yang
Perbedaan-perbedaan hasil penelitian menjadi kajian dalam penelitaian adalah
yang muncul mengungkapkan bahwa prinsip konteks budaya, sebaiknya peneliti
indigenous berlaku terhadap konstruk motivasi memperbanyak subjek penelitian, agar konsep
kerja. Budaya (culture) mempengaruhi budaya yang didapat bisa lebih utuh. Agar
pemahaman dan pola perilaku individu penelitian lebih efektif dan efisien, sebaiknya
didalamnya. Perbedaan budaya dan nilai yang penelitian dilakukan secara berkelompok, hal ini
dianut oleh sekelompok masyarakat akan dimaksudkan untuk mengatasi kendala
berpengaruh terhadap pemahaman dan penelitian yang dihadapi seperi cakupan wilayah
dinamika tentang motivasi kerja individu dalam penelitian yang luas, subjek penelitian yang
masyarakat tersebut. banyak, dan waktu penelitian yang lama.
Disarankan untuk memperbanyak melakukan
SIMPULAN DAN SARAN penelitian indegenous dengan tema-tema lain
khususnya psikologi industri dan organisasi
Simpulan untuk memperkaya gambaran suatu konsep teori
budaya setempat.
Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat Saran Bagi Instansi Terkait, hasil dari
ditarik kesimpulan sebagai berikut: definisi penelitian ini memberi informasi bagi kepala
motivasi kerja menurut guru bersuku jawa sekolah atau instansi pendidikan khususnya di
adalah suatu dorongan untuk bekerja dengan Jawa Tengah mengenai gambaran motivasi
tujuan untuk mensejahterakan keluarga dan kerja sesuai pemahaman guru bersuku Jawa
sebagai suatu wujud ibadah kepada Tuhan. agar penerapan managemen dan kebijakan-
Faktor-faktor yang meningkatkan motivasi kerja kebijakan yang dihasilkan bisa berfungsi lebih
menurut guru bersuku jawa adalah: 1) efektif.
kesejahteraan keluarga; 2) tugas kelembagaan; 3)
9
Argon Ariyiliyanto / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (2) (2013)

DAFTAR PUSTAKA Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi


Industri dan Organisasi. Jakarta:
Adams, Romeo. 2007. Work Motivation Amongst Universitas Indonesia (UI-Press).
Employees In A Government Departmentin Nurdini, Allis et al. Pembelajaran Tentang Mixed-
The Provincial Government Western Cape. Methode Pada Penelitian Perumahan Pasca
Desertasi diunduh melalui Bencana Studi Kasus: Penelitian di Aceh dan
http://etd.uwc.ac.za. Department of Pangandaran. Online. Diunduh melalui
industrial psychology At the University of http://ar.itb.ac.id/pp. Institut Teknologi
the Western Cape, Western Cape-South Bandung.
Africa. Parmadi, Aloysius Dimas. 2009. Organizational
Dieleman, Marjolein, dkk. 2003. Identifying Citizenship Behavior Ditinjau Dari Motivasi
factors for job motivation of rural health Kerja Pada Karyawan PT Pasar Raya Sri
workers in North Viet Nam. Jurnal. Human Ratu Group. Skripsi tidak diterbitkan.
Resources for Health2003, 1:10. Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Dito, Anoki Herdian. 2010. Pengaruh Kompensasi Soegijapranata Semarang.
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Slamet Pei Yu Lin. 2007. The Correlation Between
Langgeng Purbalingga Dengan Motivasi Management And Employee Motivation In
Sebagai Variabel Intervening. Skripsi tidak Sasol Polypropylene Business, South Africa.
diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Thesis diunduh melalui
Diponegoro Semarang. http://upetd.up.ac.za. Faculty of
Guru. Economics And Management Sciences
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbu At The University Of Pretoria, Pretoria-
d/guru. (diunduh pada 27 Januari 2013). South Africa.
Gunawan, Ketut. 2009. Pengaruh Budaya Poerwanto, Hari. 2006. Kebudayaan dan
Organisasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Lingkungan Dalam Perspekif Anropologi.
Kerja Terhadap Gaya Kepemimpinan dan Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kinerja Organisasi (Studi Pada Lembaga Primasari, Ardi et al. 2012. What make teenagers
Perkreditan Desa (LPD) di Bali). Jurnal happy? An exploratory study using indigenous
Aplikasi Manajemen volume 7 nomer 2 psychology approach. International Journal
Mei 2009 hal. 441-449. of Research Studies in Psychology.
Jaya, Indra . 2012. Pengaruh Kemampuan Dan Volume 1 Number 2, 53-61.
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Rahardja, Alice Tjandralila. 2002. Hubungan
Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Antara Komunikasi antar Pribadi Guru dan
Jabung Barat. Jurnal Penelitian Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru
Universitas Jambi Seri SMUK BPK Penabur Jakarta. Jurnal
HumanioraVolume 14, Nomor 1, Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III /
Januari–Juni 2012 Hal. 37-46. Desember 2004:1-21.
Mahesa, Deewar. 2010. Analisis Pengaruh Reza, Regina Aditya. 2010. Pengaruh Gaya
Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja
Kinerja Karyawan Dengan Lama Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar
Sebagai Variabel Moderating (Studi pada PT. Santosa Perkasa Banjarnegara. Skripsi tidak
Coca Cola Amatil Indonesia (Central Java)). diterbitkan. Fakultas Ekonomi
Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Universitas Diponegoro Semarang. Santoso, Anityo Angga. 2012. Pengaruh
Morissan, M.A. 2012. Metode Penelitian Survei. Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap
Jakarta: Kencana. Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan Pada
PDAM Tirta Moedal Kota Semarang. Skripsi
tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu Sosial dan
10
Argon Ariyiliyanto / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (2) (2013)

Ilmu Politik (FISIP) Universitas


Diponegoro Semarang.
Sujamto. 1992. Refkeksi Budaya Jawa Dalam
Pemerintahan dan Pembangunan.
Semarang: Dahara Prize.
Syam, Ikhsan Saudy. 2008. Analisis Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Motivasi Kerja
Karyawan Pabrik Karet Crumb Rubber (Cr)
Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan
Nusantara VIII, Sukabumi. Skripsi diunduh
melalui http://repository.ipb.ac.id.
Program Ekstensi Manajemen Agribisnis
Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor.
Tanjung, Sri Wahyuni Sumantri. 2007.
Hubungan Motivasi Kerja dan Kemampuan
Manajerial kepala sekolah dengan kepuasan
kerja guru SMA Muhammadiyah Kota
Medan. Jurnal TABULARASA PPS
Unimed vol. 4 no. 1 Juni 2007:41-58.
Tella, Adeyinka. 2007. Work Motivation, Job
Satisfaction, and Organisational Commitment
of Library Personnel in Academic and
Research Libraries in Oyo State, Nigeria.
Jurnal. Library Philosophyand Practice
2007.
Viljoen, Brigitte Maria Catherine. 2003. The
Influence of source Feedback Perceptions.
Jurnal. University of Pretoria etd.
Wanda Roos. 2005. The Relationship
Betweenemployee Motivation, Job Satisfaction
And Corporate Culture. Thesis diunduh
melalui http://uir.unisa.ac.za. University
of South Africa.
Woo, Boyun.2009. Culture effects on work attitude
& behavior the case of american and korean
fitness employees. Desertation The Ohio
State University
Yang, C. P dan Lu, F.G.2007. Indigenous and
Cultural Psychology: Understanding People in
Context, Journal Pastoral Psychology, CA
94110, USA.

11

Anda mungkin juga menyukai