Anda di halaman 1dari 78

1

JUDUL YANG RELEVAN DENGAN TEMA PTK ADALAH :

PERAN KERJA NYATA PENGAWAS SEKOLAH


TERHADAP KINERJA GURU DALAM KBM DI SDN
______
KECAMATAN ++++++ KABUPATEN ++++++++

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah PTS

Pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam UU RI No. 20

tahun 2003 adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang

-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berakar pada nilai-

nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan

perubahan zaman. Berdasarkan ketentuan itulah maka pemerintah

menyelenggarakan jenis jenis dan jenjang jenjang pendidikan kepada

seluruh masyarakat dari berbagai kalangan tanpa adanya pengecualian.

Untuk mewujudkan suatu pendidikan nasional yang sesuai dengan

fungsi dan tujuannya maka pemerintah menyelenggarakan Wajib Belajar

Pendidikan Dasar. Wajib Belajar Pendidikan Dasar mengandung arti

bahwa pemerintah membuka peluang seluas-luasnya bagi semua peserta

didik yang telah memenuhi persyaratan untuk memasuki jenjang

pendidikan dasar, yaitu 6 tahun untuk tingkat SD dan 3 tahun tingkat

SLTP. Salah satu konsekuensinya adalah pemerintah dituntut untuk

menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh peserta didik. Salah

satunya adalah tenaga kependidikan.

Unsur manusia khususnya tenaga kependidikan dalam organisasi

pendidikan nasional atau dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan

nasional, merupakan unsui yang sangat penting dan potensial.

2
3

Kepentingan unsur manusia bukanlah sekedar mengungguli unsur-unsur

lainnya. Produktivitas pendidikan nasional, khususnya peningkatan mutu

pendidikan pada akhirnya banyak tergantung pada seberapa jauh

kontribusi yang diberikan sumber daya ini melalui pelaksanaan tugas

mereka sehari-hari.

Menurut perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,

khususnya pada UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab I Pasal I

menyebutkan bahwa: "Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat

yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan

pendidikan.

Sedangkan dalam Bab XI Pasal 39 ayat 1 selanjutnya menjelaskan

bahwa :

Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,

pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk

menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Dari isi pasal di atas bila dihubungkan dengan penelitian yang

penulis lakukan dapat dipahami bahwa tenaga kependidikan yang

dimaksud adalah guru dan pengawas. Dimana status ketenagaan keduanya

sama-sama merupakan tenaga fungsional Tenaga fungsional merupakan

tenaga-tenaga kependidikan yang menempati jabatan jabatan fungsional

yakni jabatan-jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya

mengandalkan keahlian akademis kependidikan.

Pengawas merupakan salah satu jabatan fungsional yang ada dalam

sistem kependidikan, seperti yang dinyatakan dalam pasal 1 ayat I

3
4

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

91/2001 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka

Kreditnya, bahwa:

Pengawas Sekolah, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi

tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang

berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan pada satuan

pendidikan pra sekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah.

Pengawas ini memiliki tugas memberikan binaan kepada sekolah

terutama pada guru dan kepala sekoiah. Hal tersebut senada dengan yang

dinyatakan dalam pasal 3 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 118/1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas

Sekolah dan Angka Kredit, bahwa:

Pengawas sekolah mempunyai tugas pokok menilai dan

pembinaan penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu

baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya.

Dari jabaran tadi maka dapat diketahui bahwa pengawas khususnya

pengawas TK/SD dituntut untuk melaksanakan penilaian dan pembinaan

atas penyelenggaraan sekolah yang ada dalam wilayah pembinaannya. Dan

dalam penerapan dan pelaksanaan tugas dan fungsi pengawas sekolah

salah satunya tertuang dalam Rincian Kegiatan Pengawas Sekolah dan

Angka Kreditnya yang masing-masing tugas dan fungsinya memerlukan

kompetensi-kompetensi yang khusus pula untuk dilaksanakan pada semua

jenjang pendidikan.

4
5

Dan apa yang telah dijelaskan di atas kita dapat mengetahui tingkat

kinerja seorang pengzwas, yaitu pelaksanaan tugas-tugas kepengawasan

yang sesuai dengan apa yang tertuang dalam Rincian Kegiatan Pengawas

Sekolah dan Angka Kreditnya disertai dengan ketepatan waktu dan

kesesualan hasil dengan apa yang diharapkan mencerminkan tingkat

kinerja seorang pengawas yang memuaskan.

Salah satu objek pengawasan dan pembinaan seorang pengawas

adalah guru. Guru merupakan ujung tombak dari proses penyelenggaraan

pendidikan, hal ini dilatarbelakangi oleh adanya satu alasan bahwa gurulah

yang merupakan pemeran langsung atau pelaksana langsung terjadinya

suatu upaya/aktivitas pendidikan. Maka secara mutlak bahwa kinerja

seorang guru akan sangat menentukan terhadap hasil pendidikan. Sehingga

jelas bahwa perubahan yang terjadi pada peserta didik merupakan ukuran

pula terhadap nilai/kualitas dari kinerja guru tersebut.

Kinerja mengajar guru merupakan faktor yang penting sekali untuk

diperhatikan guna menjamin kualitas pendidikan yang akan dihasilkan.

Keadaan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa kinerja seorang guru

khususnya kinerja mengajar masih memerlukan pembinaan dan

pengawasan yang lebih intensif Hal ini terlihat dari masih adanya guru

yang belum menyadari bahwa setiap program pembelajaran adalah suatu

tahap penting dalam upaya untuk mencapal tujuan pembelajaran dan

akhirnya mencapai tujuan pendidikan. Guru harus mampu terampil

mengelaborasi kurikulum menjadi bahan ajar dengan menempatkannya

pada alokasi waktu yang tersedia memacu pada pokok bahasan dan sub

5
6

pokok bahasan dalam mendesain perer.canaan pengajaran. Untuk itu guru

harus mempunyai kemampuan menggunakan berbagai pendekatan dan

metode mengajar serta teknik evaluasi untuk mengukur kemajuan belajar

siswa.

B. Rumusan Masalah PTS

Dalam penelitian ini masalah pokok yang dibahas adalah:

Pengaruh kinerja pengawas terhadap kinerja mengajar guru di SDN

__________ Kecamatan __________ Kabupaten __________ .

Dari masalah pokok yang dibahas di atas, selanjutnya diuraikan

lebih rinci ke dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah kinerja pengawas TK/SD di Kecamatan _____

Kabupaten ____ ?

b. Bagaimana kinerja mengajar guru SDN __________ Kecamatan

__________ Kabupaten __________ ?

c. Berapa besar pengaruh kinerja pengawas terhadap kinerja mengajar

guru SDN __________ Kecamatan __________ Kabupaten

__________ ?

C. Pentingnya Masalah PTS

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

pengembangan disiplin Ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya

mengenai kinerja pengawas dan kinerja mengajar guru. Sehingga diketahui

pengaruh yang ditimbulkan terhadap peningkatan kinerja mengajar guru

6
7

SDN __________ Kecamatan __________ Kabupaten

__________

D. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

yang jelas mengenai kinerja pengawas terhadap kinerja mengajar guru

SDN __________ Kecamatan __________ Kabupaten

__________ Untuk mengetahui kinerja pengawas TK/SD dalam

pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di SDN __________ Kecamatan

__________ Kabupaten __________ .

E. Manfaat Penelitian Tindakan Sekolah

Dalam pelaksanaan kinerja pengawas diharapkan melancarkan upaya

peningkatan kinerja pengawas dan kinerja mengajar guru. Dalam praktik di

lapangan temuan dapat digunakan sebagai umpan balik dalam upaya

perbaikan pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban atau pernyataaa sementara terhadap

rumusan masalah penelitian yang perlu diuji kebenarannya. Latunussa

(1983: 42) mengemukakan bahwa: "Hipotesis merupakan suatu bentuk

pernyataan yang sederhana mengenai harapan peneliti akan hubungan

antara variabelvariabel di dalam suatu masalah untuk diuji dalam

penelitian yakni :

7
8

“Terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja pengawas

terhadap kinerja mengajar guru SDN __________ Kecamatan

__________ Kabupaten __________

G. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para

guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan __________

Kabupaten __________ .

2. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang dianggap

bisa mewakili data yang akan diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1998: 104) bahwa: "Sampel

ialah populasi sebagian atau wakil populasi yang diteliti".

Sampel sebanyak 10 responden yang merupakan di SDN

__________ Kecamatan __________ Kabupaten __________ .

8
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kinerja

Menurut The Scribner - Bantam English Dictionary, yang terbit di

Amerika Serikat dan Canada tahun 1979 (Sedarmayanti, 2004: 175), kinerja

(performance) berasal dari akar kata "to form", yang setelah disimpulkan

inenjadi sebagai berikut: "performance" adalah hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika.

Di samping itu, kinerja (performance) diartikan sehagai hasil kerja

seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara

keseluruhan, di mana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya

secara konkret dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah

ditentukan).

Selain itu dinyatakan oleh Bernardian, John H&Joyje E.A. Russel

(Sedarmayanti, 2004: '176) bahwa: performance is defined as the record of

outcomes produced or a spesific job function or activity during, a spesific time

period. Kinerja diartikan sebagai catatan mengenai outcome yang dihasilkan

dari suatu aktivitas tertentu, selama kurun waktu tertentu pula.

9
10

Pendapat lain mengemukakan bahwa kinerja adalah terjemahan dari

"performance", berarti: perbuatan, pelaksanaan pekerjaan prestasi kerja,

pelaksanaan pekerjaan yang berdaya guna.

B. Kinerja Pengawas

Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang

khusus berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai

sebagaimana mestinya. Pengawasan sering diartikan sebagaimana

beberapa definisi berikut ini.

Menurut Henri Fayol (Harahap, 2001: 10) salah seorang perintis

ilmu manajemen mengartikan:

Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai

dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip

yang dianut. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan

kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya di kemudian hari.

Duncan (Harahap, 2001: 10) mendefinisikan pengawasan sebagai

berikut: "Tindakan yang menentukan apakah rencana tercapai atau tidak".

Secara sederhana pengawasan adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan

mulus tanpa penyimpangan, agar tujuan organisasi tercapai dengan mulus

tanpa penyimpangan-penyimpangan yang berarti. Dalam pengertian ini

pengawasan adalah tujuan setiap orang. Dalam setiap pencapaian tujuan

tercakup fungsi pengawasan (controlling). Biasanya dalam suatu lembaga

dibentuk lembaga atau unit pengawasan tersendiri, ada yang :nenyebut

controller, internal auditor, inspektur, pengawasan dan lain-lain.

10
11

Oteng Sutisna mengemukakan mengawasi adalah proses dengan

manrr administrasi melihat apakah apa yang terjadi itu sesuai dengan apa

yang seharusnya terjadi. Jika tidak maka ada penyesuaian yang perlu

dibuatnya. Jadi, pengawasan adalah fungsi administratif dalam mana

setiap administrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan

yang dikehendaki. la meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai

dengan rencana yang dibuat, instruksi-intruksi yang dikeluarkan, dan

prinsip-prinsip yang ditetapkan. la dimaksudkan untuk menunjukkan

kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan, kemudian

membetulkannya.

11
12

Fungsi pengawasan ini dilukiskan pada Gambar 2.1

Pelaksanaan yang sebenarnyaPenyimpangan yang diukur dan diperbaiki oleh pengawasan

Pelaksanaan yang dikehendaki

C. Konsep Pengawasan Pendidikan

Pengawasan dalam pendidikan berarti mengukur tingkat

efektivitas kerja personil pendidikan dan tingkat efsiensi penggunaan

sumber-sumber daya pendidikan dalam upaya mencapai tujuan

pendidikan. Berdasarkan pengertian ini sasaran pengawasan pendidikan

tidak hanya dalam substansi manajemen. Akan tetapi juga menyangkut

kegiatan profesional yang harus diselenggarakan sebagai beban kerja

setiap personil pendidikan/unit kerja yang ada.

Setelah mengkaji pengertian pengawasan dalam konteks umum

dan juga dalam konteks pendidikan, pada dasarnya pengawasan

mempunyai dua unsur pokok, yaitu: 1) pengawasan menekankan kepada

proses dan 2) pengawasan di arahkan kepada koreksi dan membandingkan

dengan tujuan . Juga adanya hubungan yang erat antara supervisi dengan

pengawasan. Dimana para pengawas pendidikan dalam melaksanakan

tugas pengawasannya menggunakan teknik-teknik supervisi mengingat

12
13

proses pendidikan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan proses

lain di luar dunia pendidikan.

D. Karakteristik Pengawasan yang Efektif

Beberapa karakteristik dari proses pengawasan yang efektif (Oteng

Sutisna, 1986) adalah:

a. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan

organisasi.

b. Pengawasan hendaknya di arahkan pada penemuan fakta-fakta tentang

bagaimana tugas-tugas dijalankan.

c. Pengawasan mengacu pada tindakan perbaikan.

d. Pengawasan yang dilakukan bersifat fleksibel dan preventif

e. Sistem pengawasan dapat dipakai oleh orang-orang yang terlibat dalam

pengawasan.

f. Pelaksanaan pengawasan harus mempermudah tercapainya tujuan-

tujuan. Oleh karena itu pengawasan harus bersifat membimbing

supaya para pelaksana meningkatkan kemampuan mereka dalam

melaksanakan pekerjaannya.

Pengawasan Pendidikan di sekolah harus memberikan dampak

yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan

organisasi sekolah. Dalam pendidikan di sekolah pengawasan dipakai

dalam dua arti. Pertama, pengawasan meliputi kegiatan meliputi kegiatan

mengarahkan dan membimbing maupun menilik, mempertimbangkan, dan

13
14

menilai. Perhatiannya berpusat kepada pelaksanaan-pelaksanaan dan hasil-

hasilnya. Kegiatan pengawasan semacam ini dipikirkan terutama sebagai

proses penerapan kekuasaan melalui alat dan teknik pengawasan untuk

menetapkan apakah rencana-rencana, kebijaksanaan-kebijaksanaan,

instruksi-instruksi, dan prosedur-prosedur yang ditetapkan diikuti (Oteng

Sutisna, 2001). Kedua, pengawasan yang menyediakan kondisi yang perlu

untuk menyelesaikan tugas kewajiban dengan efektif dan efisien.

Pengawasan dalam pengertian ini hendak menjamin keselarasan,

kecerdasan, dan ekonomi pada semua upaya pendidikan. Pengawasan bisa

digunakan tidak hanya untuk mencegah pemborosan atau untuk

menghilangkan kebiasaan atau perbuatan yang salah, melainkan juga

mengarahkan tindakan-tindakan pada tujuan organisasi sekolah.

E. Kinerja Mengajar Guru

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian

khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak

memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.

Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru

profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan

pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan

dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung

jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat

bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.

14
15

Mengajar merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik, tetapi

sederhana. Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang

belajar, yaitu siswa, dan yang mengajar, yaitu guru, dan berkaitan erat dengan

manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan.

Dikatakan sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis

dalam kehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja.

Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan

belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan

suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungan dengan anak

didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar (Usman,

1996:6). Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat

berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan hendaknya juga

mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada

di luar kelas, yang menunjang kegiatan belajar-mengajar.

Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar

meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey

dalam Basic Principles of Student Teaching (Moh. Uzer Usman, 1996: 9),

antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing pengatur

lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan

konselor. Yang akan dikemukakan di sini adalah peranan yang dianggap paling

dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut :

Sebagaimana yang telah dikemukakan di alas, perkembangan baru

terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada guru

untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar-

15
16

mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan

kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya

sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Berikut akan

dijelaskan mengenai peran seorang guru dalam proses belajar-mengajar.

Melalui peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru

hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan

kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat

menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.

Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah

pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus menerus. Dengan cara

demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan

sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan

demonstrator sehingga mampu memperankan apa yang diajarkannya secara

didaktis. Maksudnya agar apa yang disampaikannya itu betul-betul dimiliki

oleh anak didik.

Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu

mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari

lingkungan sekolah yang perlu di organisasi. Lingkungan ini diatur dan

diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan pendidikan.

Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan

menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan

mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah

mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar,

16
17

menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar,

serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan

merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-

mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat

diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi

berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber

belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses

belajar-mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun

surat kabar.

C. Pengaruh Kinerja Pengawas Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta dalam mencapai

tujuan yang ditetapkan harus melalui saran dalam bentuk organisasi yang

digerakkan oleh sekelompok orang (group of human being) yang berperan

aktif sebagai pelaku (actors) dalam upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena

upaya para pelaku yang terdapat pada organisasi tersebut. Dalam hal ini

terdapat hubungan yang erat antara kinerja perorangan dengan kinerja

kelompok dan kinerja organisasi. Dengan kata lain bila kinerja sumber daya

aparatur pemerintah baik, maka kemungkinan besar kinerja instansi

pemerintah juga menjadi baik. Bila sekelompok sumber daya aparatur

17
18

pemerintah dan segenap pimpinannya mempunyai kinerja yang baik, maka hal

tersebut akan berdampak pada kinerja pemerintah (Sedarmayanti, 2004: 177).

Dari uraian dl atas, kita dapat menggambarkan situasi yang sama

pada kinerja seorang pengawas dan seorang guru. Seorang pengawas yang

menggambarkan aparat dan seorang guru yang menggambarkan instansi. Hal

ini dapat terjadi karena apabila seorang pengawas dalam menjalankan

tugasnya mengerahkan segala kemampuan profesinya maka akan memberikan

bentuk pembinaan dan pengawasan yang optimal keqada seorang guru. Dan

apabila seorang guru telah mendapatkan pembinaan dan pengawasan yang

optimal dari seorang pengawas maka hal itu akan meningkatkan kinerjanya

khususnya kinerja mengnjarnya.

Pendapat yang dikemukakan oleh Alfonso dikutip oleh Ametembun

(1981: 14) menyatakan bahwa:

Suatu pengajaran sangat tergantung pada kemampuan mengajar guru,

maka kegiatan supervisi (pengawasan) menaruh perhatian utama pada

peningkatan kemampuan profesional guru, yang pada gilirannya akan

meningkatkan mutu proses belajar mengajar.

Maka didapatkan kesimpulan bahwa apabila seorang pengawas

mempunyai kinerja yang baik maka guru yang dibina oleh pengawas tersebut

akan mempunyai kinerja yang baik pula. Jadi kinerja pengawas yang baik akan

memberikan pengaruh terhadap kinerja seorang guru.

18
19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN

Dalam melakukan suatu penelitian seseorang peneliti harus menemukan

metode yang akan digunakan sehingga akan mempennudah peneliti dalam

memperoleh data untuk diolah guna memecahkan masalah yang menjadi tujuan

akhir suatu penelitian. Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa hal yang

menyangkut metodologi penelitian yang dilakukan sehingga dapat diperoleh suatu

kesimpulan.

A. Populasi Dan Sampel Penelitian Tindakan

1. Populasi Penelitian

Setiap penelitian selalu dihadapkan pada sumber data tertentu yang

diharapkan dapat memberikan informasi dan keterangan yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Dalam memperoleh sumber data dan

informasi yang diperlukan untuk menganalisis masalah penelitian maka

dibutuhkan sumber data yang tepat sehingga data yang diperoleh dari

sumber data akurat adalah masukan dalam usaha peneliti menjawab

pertanyaan penelitian. Data dan informasi dari sumber data yang

kebenarannya dapat dipercaya sangat diperlukan dalam suatu penelitian

dengan cara memperolehnya dari sumber data atau informasi yaitu objek

penelitian yang disebut populasi. Sebagaimana diungkapkan Sugiono

(2000: 57), bahwa :

19
20

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas;

objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Selanjutnya dikemukakan oleh Izaak Latunussa (1988: 88) bahwa:

"Populasi ialah sekelompok objek atau individu atau peristiwa yang

menjadi perhatian peneliti, yang akan dikenai generalisasi penelitian".

Sernentara itu Sudjana (1992: 5) mengemukakan bahwa populasi adalah:

"Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pun

pengukuran kuantitaif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu

mengenai sekumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari".

Berdasarkan pengertian di atas, untuk mendapatkan populasi yang

relevan, seorang peneliti harus terlebih dahulu mengidentifikasi jenis jenis

data yang diperlukan dalam penelitian tersebut, yaitu mengacu pada

permasalahan penelitian. Hal ini mengandung arti bahwa data yang

diperoleh harus disesualkan dengan permasalahannya dan jenis instrumen

pengumpulan data yang dipergunakan. Adapun yang menjadi

permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh

kinerja pengawas terhadap kinerja mengajar guru di SDN __________

Kecamatan __________ Kabupaten __________ . Atas dasar

permasalahan tersebut dan jenis instrumen pengumpulan data yang

dipergunakan, maka yang menjadi pupulasi dalam penelilian ini yaitu

20
21

seluruh guru SDN yang berada di wilayah Kecamatan __________

Kabupaten __________ .

2. Penentuan Sampel Penelitian

Dalam penelitian keseluruhan objek penelitian yang ada dalam

populasi dapat diteliti keseluruhan maupun mengambil beberapa objek yang

dianggap representatif untuk diteliti. Objek penelitian yang dianggap

representatif disebut juga sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1996: 109) bahwa "Sampel adalah

sebagian atau wakil dad populasi yang diteliti".

Besarnya suatu sampel dapat dilakukan dengan menarik sebagian

atau seluruhnya disesuaikan dengan besar kecilnya populasi yang diteliti.

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian

diberlakukan bermacam-macam teknik pengambilan sampel (teknik

sampling). Sampling adalah pemilihan sejumlah subjek penelitian seLagai

wakil dari populasi sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi

yang dimaksudkan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

Simple Random Sampling. DI lain sisi, penentuan besarnya sampel, dalam

penelitian ini didasarkan pula pada keterbatasan dana, tenaga, dan waktu

yang dimiliki oleh peneliti sehingga tidak mungkin untuk meneliti dalam

jumlah yang besar.

Untuk menentukan ukuran sampel digunakan rumus dad Harun

21
22

2
Z(1−α /2 )
A1 Rasyid (1993: 80), yaitu : n1 =
[ 2 BE ]
n1
n1 −1
1+
n = N

Keterangan :

n1 : Ukuran sampel secara keseluruhan

N : Ukuran populasi secara keseluruhan

α : Resiko kekeliruan yang mungkin terjadi

BE : Bound of Error

Z : Harga pada taraf kepercayaan

Peneliti mengambil rumus ini dengan tujuan untuk memperoleh

sampel yang representatif dan proporsional serta melalui proses yang

sederhana, tidak melibatkan parameter populasi yang tidak diketahui.

maka sampel yang diperoleh sebanyak 10 orang. Sampling ini guru yang

mengajar di SDN __________ Kecamatan __________ Kabupaten

__________ .

B. Metode Penelitian Tindakan

Metode penelitian adalah suatu cara yang merupakan rangkaian proses

yang harus sebagai upaya mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisis

data, serta menginterpretasikan data. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat

Winarno Surakhmad (1989: 131), yaitu:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk

22
23

mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa,

dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara itu

dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau

dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan.

Dengan memperhitungkan pendapat di atas jelaslah bah%va setiap

penelitian memerlukan metode yang sesuai dengan tujuan penelitian dan

sesuai pula dengan karakteristik permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian

ini, sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan, maka peneliti menggunakan

metode deskriptif dan juga dibantu dengan studi kepustakaan (bibliografis).

1. Metode Deskriptif

Metode ini dipandang sesuai dengan permasalahan penelitian ang

sedang diteliti, karena berhubungan dengan hal-hal yang terjadi pada masa

sekarang. Sebagaimana dikemukakan oleh Mohamad Ali (1985: 120)

bahwa: "Metode deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau

menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang."

Sejalan dengan pendapat di atas, Winarno Surakhmad (1989: 140)

mengemukakan ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisa (karena itu metode itu sering pula disebut metode anaiitik).

Dalam pelaksanaannya, metode deskriptif dilakukan dengan cara

23
24

mengumpulkan, menyusun, menganalisa, dan menginterpretasi, sehingga

didapat suatu kesimpulan yang berdasarkan pada data yang tersedia.

Adapun yang menjadi dasar digunakannya metode deskriptif dalam

penelitian ini yaitu:

a. Penelitian ini mengungkapkan masalah-masalah aktual yang terjadi

pada masa sekarang.

b. Diharapkan dengan metode ini dapat memberikan gambaran secara

nyata tentang: Pengaruh Kinerja Pengawas terhadap Kinerja Mengajar

Guru di SDN __________ Kecamatan __________ Kabupaten

__________ .

2. Studi Kepustakaan (Bibliografis)

Metode lain yang digunakan untuk memperoleh ketajaman dan

gambaran yang lebih akurat dalam menjawab permasalahan penelitian

yaitu studi kepustakaan. Studi kepustakaan digunakan pula untuk mencari

keterangan-keterangan atau informasi mengenal segala sesuatu yang

relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Cara yang dapat

dilakukan dalam studi ini adalah melalui penelaahan terhadap berbagai

sumber bacaan yang memenuhi syarat keilmuan, seperti buku-buku,

laporan penelitian, majalah ilmiah surat kabar. karya tulis ilmiah, dan

sebagainya.

Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti mencoba menggali

teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, mencari metode-

24
25

metode serta teknik penelitian yang sesuai, baik dalam mengumpulkan

data atau dalam menganalisa data. Selain dapat memberikan landasan

teoritis yang kokoh dalam penelitian, studi kepustakaan juga dapat

menghindarkan peneliti dari duplikasi-duplikasi sumber data yang tidak

diinginkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yang ditunjang oleh

studi kepustakaan, sehingga hasilnya akan lebih sesuai dengan pokok

permasalahan dan tujuan penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Sebab dalam penelitian, disamping perlu

menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat

pengumpul data yang relevan untuk menjawab pokok permasalahan penelitian

dan mencapai tujuan penelitian. Adapun data yang dikumpulkan mencakup

data mengenai variabel X (kinerja pengawas) dan variabel Y (kinerja mengajar

guru).

1. Menentukan Alat Pengumpul Data

Penggunaan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan

diperolehnya data yang objektif. Oleh karena itu, dalam menentukan alat

pengumpul data harus dipertimbangkan segi kepraktisan, efisiensi, dan

kehandalan alat tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

25
26

angket sebagai alat pengumpul data yang relevan.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu angket

berstruktur atau angket tertutup yang berisikan kemungkinan-

kemungkinan atau jawaban yang tersedia. Faisal (1982: 178)

mengemukakan bahwa:

Angket yang menghendaki jawaban pendek atau

jawabannya diberikan dengan memberi tanda tertentu, disebut

angket tertutup. Angket yang demikian biasanya meminta jawaban

yang membutuhkan tanda "Checklist" ( ¿ ) pada item yang

termuat dalam alternatif jawaban.

Adapun keuntungan dalam penggunaan angket tertutup ini menurut

Arikunto (1996: 125) adalah sebagai berikut:

Keuntungan kuesioner:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing

dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonim sehingga'responden bebas, jujur dan tidak malu-

malu menjawab.

e. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benar-benar sama.

26
27

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan digunakan angket dalam

penelitian ini adalah:

a. Sesuai dengan masalah yang diteliti bersifat kuantitatif.

b. Memberi kemudahan kepada responden untuk menganalisa jawaban

yang ada.

c. Lebih memungkinkan dijangkaunya jumlah sampel yang cukup besar.

d. Pengumpul data lebih etisien ditinjau dari segi waktu dan biaya.

2. Penyusunan Alat Pengumpul Data

Berdasarkan alat pengumpul data berupa angket tersebut, maka

disusun pembuatan angket yang terdiri dari dua bagian, yaitu angket

Kinerja Pengawas dan angket Kinerja Mengajar Guru.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket ini meliputi:

a. Menetapkan indikatir-indikator dari setiap variabel penelitian yang

dianggap penting untuk ditanyakan kepada responden, berdasarkan

pada teori-teori yang telah diuraikan.

b. Membuat kisi-kisi butir item berdasarkan variabei butir penelitian

(terlampir).

c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban

yang akan dipilih oleh responden berdasarkan indikator variabel yang

telah ditentukan dalam kisi-kisi item.

d. Menetapkan kriteria penskoran utuk setiap alternatif jawaban setiap

item 5 sampai dengan I dengan perincian pada tabel berikut ini:

27
28

28
29

TABEL 3.3

Kriteria penskoran alternatif jawaban untuk

Setiap item dengan menggunakan skala likert

Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan


Selalu (SL) 5
Sering (SR) 4
Kadang-Kadang (KD) 3
Hampir Tidak Pernah 2
Tidak Pernah (TP) 1

D. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dapat ditempuh melalui:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penetiti rne!r_persiapkan syarat-syarat

administrasi tentang surat penzinan, antara lain:

a. Mengajukan surat pengantar ke Kepala Sekolah SDN __________

Kecamatan __________ Kabupaten __________ .

b. Surat yang sudah mendapat persetujuan tersebut, kemudian

disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Malang .

Kemudian diteruskan ke SDN __________ Kecamatan

__________ Kabupaten __________ dan pihak-pihak lain

yang terkait.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah diketahui validitas dan reliabilitas instrumen pengumpul

29
30

data dari saiapel uji coba, langkah selanjutnya ialah penyebaran instrumen

kepada sampel penelitian yang dijadikan subjek penelitian sebenarnya.

Penyebaran instrumen ini dimaksudkan untuk data sebenarnya yang dapat

digunakan dalam penelitian, kemudian dianalisis dan diolah sesuai dengan

prosedur dan teknik pengolahan data yang berlaku sehingga diperoleh

hasil untuk ditarik kesimpulan. Penyebaran dan pengumpulan angket ini

dilaksanakan pada tanggai ______________, ditujukan kepada para guru

SDN __________ Kecamatan __________ Kabupaten

__________ .

E. Analisa Data

Mengolah data adalah suatu langkah yang sangat penting dalam

kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul

mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan sebagai suatti jawaban dari

permasalahan yang diteliti. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Winarno

Surakhmad (1989: 109) sebagai berikut:

Mengolah data adalah usaha yang konkrit yang membuai ;:ata

itu "berbicara", sebab betapapun besarnya jumlah dan tingginya nilai data

yang terkumpul (sebagai fase pelaksanaan pengumpulan data), apabila

tidak disusun dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematik yang

baik, niscaya data itu tetap mempunyai bahan-bahan yang membisu seribu

bahasa".

Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam

30
31

penelitian ini adalah sebagai herikut:

1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa

jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap

item variabel penelitian dengan menggunakan skala penelitian yang telah

ditentukan, kemudian menentukan skornya.

3. Mengubah skor mentah menjadi skor baku

Ti = 50+10
( X − X)
i
S

Keterangan :

Ti = Skor Baku

Xi = Data skor dad masing-masing responden



X = Rata-rata

S = Simpangan Baku

Untuk niengubah skor mentah menjadi skor baku, terlebih dahulu perlu

diketahui hal-hal sebagai berikut :

31
32

a) Rentang (R), yakni skor tertinggi dikurangi skor terendah

b) Banyak kelas interval (BK) dengan menggunakan rumus :

BK = 1+ 3,3 log n (Sudjana, 1992:47)

c) Panjang kelas interval (P), yakni rentang dibagi banyak kelas

d) Rata-rata (Y), dengan menggunakan formula :


X=
∑ fx
∑f (Sudjana, 1992:67)

e) Simpangan Baku (S) dengan menggunakan rumus :

2
∑ n ∑ fiXi 2−(∑ fiX )
S2 = n ( n−1 ) (Sudjana, 1992:95)

4. Menghitung kecenderungan rata-rata dari variabel X

dan variabel Y untuk menentukan gambaran umum atau kecenderungan

umum responden pada variabel penelitian. Untuk mengetahui

kecenderungan rata-rata tersebut, dilakukan dengan menggunakan teknik

Weighted Means Scored (WMS).

5. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribasi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan

32
33

apakah pengolahan data menggunakan analisis parametrik atau non

parametrik. Penulis menggunakan bantuan komputer melalui program

SPSS for window 11.0 akan disajikan hasil pengolahan datanya.

Sedangkan apabila menggunakan cara perhitungan manual, maka uji

normalitas distribusi data akan menggunakan rumus Chi Kuadrat (X2)

sebagai berikut:

( fo − fh)2
∑ fh
X2 =

Keterangan:

X2 = Chi Kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi/hasil pengamatan

fh = Frekuensi jawaban yang diharapkan

F. Menguji Hipotesis Penelitian

Setelah selesai pengolahan data kemkdian dilanjutkan dengan

menguji hipotesis guna menganalisis data yang sesuai dengan

permasalahan penelitian. Dalam menguji hipotesis penelitian ini penulis

akan meggunakan bantuan program SPSS for window-s. Adapun hal-hal

yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel tersebut yaitu:

33
34

a. Menghitung koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Perhitungan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui arah

dari koefisien korelasi dan kekuatan pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat. Di sini penulis menggunakan rumus

N ∑ XY − ( ∑ X )( ∑ Y )
2 2 2 2
rxy = √{ N ∑ X −( ∑ X ) } { N ∑ Y −( ∑ Y ) }

(Sudjana, 2001:163)

Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa rxy merupakan koefsien

korelasi dari variabel X dan Y yang dikorelasikan. Yakni dengan

membandingkan harga r hitung dengan r tabel pada tingkat derajat

kesalahan 5% atau 1%. Bila r hitung > dari r tabel kemudian bernilai

positif maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka tersebut.

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi,

maka di bawah ini disajikan tabel menurut Sugiyono (2001:150):

34
35

Tabel 3.5

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI

KOEFISIEN KORELASI

Harga r TINGKAT HUBUNGAN


0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat tinggi

Untuk menguji signifikansi korelasi antara variabel dengan maksud

untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau berlaku bagi

seluruh populasi yaitu seluruh guru SDN __________ Kecamatan

__________ Kabupaten __________ , maka digunakan rumus:

√n−2
t= 1−r 2 (Sudjana, 1992:380)

Keterangan

r = Koefisien korefasi

n = Banyaknya populasi

Analisis hipotesis dari uji t pada taraf signifikansi 95% diperoleh

kriteria sebagai berikut:

1) Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2) Jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

35
36

b. Mencari besarnya derajat determinasi

Derajat determinasi digunakan dengan maksud untuk

mengetehui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel

terikat. Untuk mengujinya digunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi yang dicari

r2 = Koefisien korelasi

c. Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi digunakan untuk mencari hubungan

fungsional antara variabel X dengan variabel Y. dengan kata lain

analisis regresi ini digunakan untuk memprediksikan nilai variabel

terikat apabila nilai variabel bebas diubah. Uji ini dilaksanakan

dengarp menggunakan rnanus sederhana yaitu:


Y = a + bX (Sugiyono, 2001:169)

Keterangan:

Y = Harga-harga variabel Y yang diramalkan

a = Harga garis regresi, yaitu apabila X = 0

36
37

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y

jika satu unit perubahan terjadi pada X.

Perhitungan analisis model regresi dilakukan melalui aplikasi SPSS for

windows 10,0. Untuk mencari harga a dan b maka digunakan rumus

turunannya yaitu:

( ∑ Y 1 ) ( ∑ X 12 )−(∑ X 1)(∑ X 1 Y 1 )
2
a= n ∑ X 21 −(∑ X 1 ) (Sugiyono,2001:171)

n ∑ X 1 Y 1 −( ∑ X 1 )( ∑ Y 1 )

b = n ∑ X 21 −( ∑ X 1 )2

(Sugiyono,2001:171)

d. Analisis Varians

Untuk menguji linieritas sederhana Y atas X tersebut

digunakan analisis varians (ANAVA) dengan rumus-rumus sebagai

berikut :

1) Menghitung jumlah kuadrat total

JK (T) = ∑Y2

2) Menghitung jumlah kwadrat-kwadrat karena regresi

37
38

(∑ Y )2
JK (a) = n

3) Menghitung jumlah kuadrat karena regresi

‖∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )‖
JK (b/a) = b n

4) Menghitung jumlah kuadrat karena residu

JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)

5) Menghitung jumlah kuadrat karena kekeliruan

∑ Y2
JK (E) =
∑Y−[ 2
n ]
6) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok

JK (TC) = JK (S) -JK (E)

Rumus-rumus tersebut dimasukkan kedalam tabel ANAVA

seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

38
39

Tabel 3.7

ANALISIS VARIANS

Sumber
DK JK RJK F
Varians
Total N  Y12  Y12 -
Regresi (a) 1  Y  1
2
 Y 1
2 -
n n
Regresi (a/b) 1 JKreg = JK (b/a) 2
S reg  JK  b / a 

2
S reg
2
S res
Residu (S) n-2 Y1  Y  2
JK(S) = 2
S res 

 Y1  Y  2

n2
Tuna Cocok K-2 JK (TC) JK (TC )
S tc2 
K  2)

S 2TC
JK ( E ) S 2G
Kekeliruan n-K JK (G) S e2 
nK

Langkah-langkah dalam teknik pengolahan dan analisis data di

atas diharapkan dapat membantu penulis dalam menghasilkan

penelitian yang berkualitas yang ditandai dengan pemecahan masalah

dan pencapaian tujuan penelitian yang telah ditentukan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

39
40

Dalam bab IV ini, peneliti akan menguraikan hasil perhitungan yang

melalui pengumpulan data (angket) terhadap indikator-indikator yang sesuai

dengan rumus dan prosedur yang telah ditetapkan. Peneliti mengunakan bantuan

program Ms. Excel 2000 dan program SPSS for Window 1.0 dalam pengolahan

data. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menguraikan hasil penelitian dalam Bab

ini, sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan

pada Bab sebelumnya.

A. Persiapan Tindakan

Analisis data merupakan suatu proses untuk memeriksa dan

menyeleksi data setelah dilakukan penvebaran dan pengumpulan angket.

Kemudian selanjutnya dilakukan pengklasifikasian data yang didasarkan pada

variabel melitian.

1. Pemeriksaan dan Penyeleksian Data

Kegiatan dalam analisis data salah satunya adalah melakukan

pemeriksaan dan penyeleksian data (angket) yang tersebar di SDN

__________ Kecamatan __________ Kabupaten __________ .

Sebelumnya angket tersebut telah melalui proses uji coba untuk

mengetahui kevalidan dan tingkat reliabilitasnya.

Hasil pemeriksaan dan penyeleksian terhadap angket yang telah

terkumpul dari sampel guru SDN __________ Kecamatan

__________ Kabupaten __________ menunjukkan rekapitulasi

jumlah angket yang tersebar, terkumpul dapat diolah dan tidak dapat

40
41

diolah dinyatakan dalam tabel berikut:

TABEL

Rekapitulasi Jumlah Angket Yang Tersebar,

Terkumpul, Dapat Diolah Dan Tidak Dapat Diolah

Jumlah Angket
Tersebar Terkumpul Dapat diolah Tidak dapat dilah
10 10 10 0

Dari tabel di atas, diketahui bahwa jumlah angket yang tersebar

adalah 10 angket.

2. Pengklasifikasian Data

Setelah data diseleksi, langkah selanjutnya ialah mengklasifikasikan data

tersebut berdasarkan variabel penelitian, yaitu untuk variabel X dan variabel

Y sesuai dengan sampel penelitian. Selanjutnya dilakukan pembenian skor

pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan-

Dalam pengklasifikasian data, disajikan skor mentah dari variabel X

(Kinerja Pengawas) dan variabel Y(Kinerja Mengajar Guru). Setelah

diperoleh skor mentah dari masing-masing variabel, data/skor

mentahtersebut diolah menjadi data baku. Adapun keperluan mengubah data

mentah menjadi data baku adalah untuk mengetahui penyebaran data apakah

berdistribusi normal atau tidak. Dalam perhitungan pengolahan data mentah

menjadi data baku ini, peneliti menggunakan bantuan program Microsof

Excel 2000 dan SPSS Window Versi 11.0.

41
42

B. Hasil Tindakan

Pada penyajian hasil pengolahan data dalam penelitian ini peneliti

sajikan hasil pengolahan data di mana perhitungannya dibantu dengan

menggunakan program Ms. Excel 2000. Adapun pokok bahasan dalam

penyajian hasil pengolahan data ini meliputi: gambaran umum dari setiap

variabel penelitian, gambaran umum dari setiap aspek (sub indikator) variabel

penelitian serta uji nonnalitas distribusi.

1. Gambaran Urium Masing-Masing Variabel X dan Y

Untuk mengetahul gambaran umum masing-masing variabel,

dilakukan uji rata-rata responden dengan menggunakan teknik perhitungan

Weighted Means Scored (WMS). DI bawah mi disajikan hasil perhitungan

uji kecenderungan umum responden variabe! X (Kinerja Pengawas) dan

uji kecenderungan umum variabei Y(Kinerja Mengajar Guru).

Setelah diketahui skor rata-rata setiap item angket variabel X,

selanjutnya skor tersebut ditafsirkan sehingga bisa menggambarkan

pelaksanaan Kinerja Pengawas di Kecamatan ________ Kabupaten

________

Penafsiran skor tersebut dilakukan dengan mengkonsultasikan pada

tolak ukur atau kriteria yang telah ditentukan. Adapun kriterianya sebagai

42
43

berikut:

TABEL 4.5

KRITERIA PENAFSIRAN SKOR RESPONDEN

Rata-rata Kriteria
4,01-5,00 Selalu
3,01-4,00 Sering
2,01 - 3,00 Kadang-kadang
1,01-2,00 Hampir Tidak Pemah
0,01-1,00 Tidak Pernah

Selanjutnya, hasil perhitungan rata-rata setiap indikator dan setiap

aspek dikonsultasikan pada tolak ukur berikut:

43
44

TABEL 4.6

TABEL KONSULTASI HASIL PERHITUNGAN WMS

Penafsiran
Rentang Nilai Kriteria
Variabel X Variabel Y
4,01 - 5,00 Selalu Sangat Baik Sangat Baik
3,01- 4,00 Sering Baik Baik
2,01 -3,00 Kadang-kadang Cukup Cukup
1,01- 2,00 Jarang Rendah Rendah
0,01-1,00 Tidak Pernah Sangat Rendah Sangat Rendah

Sangat Rendah Berdasarkan perhitungan skor di atas yang telah

dikonsultasikan dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam tolak ukur

untuk kesimpulan, hasil perhitungan menunjukkan rata-rata keseluruhan

item pada variabel X adalah sebesar 4,61. Dalam hal ini rata-rata tersebut

termasuk pada kategori Sangat Baik, yang dapat diartikan bahwa

pelaksanaan Kinerja Pengawas di __________ Kecamatan

__________ Kabupaten __________ sangat efektif.

Untuk memperjelas mengenai pelaksanaan Kinerja Pengawas di

Kecamatan ________ Kabupaten __________ , dapat diketahui dari

rata-rata setiap indikator dan sub indikator (aspek) item angket variabel X.

Adapun perinciannya diuraikan sebagai berikut:

1) Indikator Penyusunan Program Tahunan Pengawasan Sekolah

Pelaksanaan penyusunan program tahunan pengawasan

sekolah oleh pengawas termasuk dalam kategori sangat baik dengan

nilai rata-rata sebesar 4,66. Hal ini berarti bahwa para pengawas

44
45

TK/SD Kecamatan ___________Kabupaten ___________ telah

melaksanakan penyusunan program tahunan pengawasan dengan baik.

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa aspek perumusan

rancangan program pengawasan menduduki/peringkat/nilai tertinggi.

Hal ini berarti perumusan rancangan program pengawasan merupakan

proses penting dalam penyusunan program tahunan sekolah. Untuk

lebih jelasnya, bisa dilihat dari nilai rata-rata item setiap sub indikator

(aspek) berikut:

a) Aspek identifikasi hasil pengawasan sebelumnya dan

kebiJaksanaan di bidang pendidikan

Nilai rata-rata identifikasi hasil pengawasannya

sebelumnya adalah 4,69 dengan kategori sangat baik. Hal ini

berarti bahwa para pengawas selalu mengidentifikasi hasil

pengawasannya sebelumnya sesual dengan kebijaksanaan di

bidang pendidikan sebagai dasar dalam penyusunan program

pengawasan selanjutnya. Hal ini bertujuan agar program

pengawasan selanjutnya lebih baik dan program pengawasan

sebelumnya.

b) Aspek pengolahan dan analisa hasil

pengawasan

45
46

Nilai rata-rata pengolahan dan analisa hasil pengawasan

adalah 4,5 dengan kategori sangat baik. Hal ini berarti bahwa

pengolahan dan analisa hasil pengawasan selalu dilakukan oleh

para pengawas sebagai tindak lanjut dari proses identifikasi yang

telah dilaksanakan sebelumnya.

c) Aspek perumusan rancangan program

pengawasan

Nilai rata-rata perumusan rancangan program pengawasan

adalah 4,74 dengan kategori sangat baik. Hal ini berarti bahwa

perumusan rancangan program pengawasan selalu dilaksanakan

oleh para pengawasan sebagai tidak lanjut dari pengolahan dan

analisa hasil pengawasan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Diharapkan dari perumusan rancangan program pengawasan ini

akan menghasilkan program pengawasan yang efektif dan efisien.

d) Aspek pemantapan dan penyempurnaan

rancangan program pengawasan

Nilai rata-rata pemantapan dan penyempurnaan rancangan

program pengawasan adalah 4,7 dengan kategori sangat baik. Hat

ini menunjukkan bahwa pemantapan dan penyempurnaan

rancangan program pengawasan selalu dilaksanakan oleh para

pengawas sebagai langkah terakhir dari proses penyusunan

program tahunan pengawasan sekolah. Diharapkan setelah

melewati beberapa langkah tersebut akan menghasilkan program

46
47

pengawasan yang benar-benar dapat dilaksanakan dan

menghasilkan proses pengawasan yang efektif

2) Indiktor Penilaian pada PBM

Nilai rata-rata yang diperoleh oleh para pengawas pada indikator

ini adalah 4,69 dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan

bahwa proses penilaian pada PBM telah dilaksanakan dengan baik.

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa aspek penyusunan laporan

hasil pengawasan sekolah menduduki peringkat/nilai tertinggi. Hal ini

berarti bahwa aspek penyusunan laporan hasil pengawasan sekolah

sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat kinerja guru yang menjadi

objek pengawasan. untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari uraian aspek

berikut:

a) Aspek menyusun program semester pengawasan

Nilai rata-rata aspek menyusun program catur wulan

pengawasan adalah 4,78 dengan kategori sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pengawasan, para

pengawas selalu menyusun program semester pengawasan sebagai

panduan dalam melaksanakan tugasnya. Program semester

merupakan penjabaran dari program tahunan pengawasan.

47
48

b) Aspek melaksanakan penilaian, pengolahan

dan analisis data hasil belajar siswa

Nilai rata-rata aspek melaksanakan penilaian, pengolahan

dan analisis data hasil belajar siswa adaiah 4,78 dengan kategori

sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa para pengawas selalu

melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil belajar

siswa dalam upaya melakukan penilaian pada PBM. Dengan

melaksanakan kegiatan ini maka pengawas akan mengetahui

tingkat keberhasilan guru dalam mengajar. Sampai sejauh mana

kemampuan guru dalam menyampaikan materi sehingga dapat

diterima dan diserap oleh siswa sehingga menghasilkan hasil

belajar yang memuaskan.

c) Aspek mengumpulkan dan mengolah data

sumber daya pendidikan, PBM dan lingkungan

Nilai rata-rata aspek mengumpulkan dan mengolah data

sumber daya pendidikan, PBM dan lingkungan adalah 4.61 dengan

kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam

melaksanakan pengawasannya para pengawas melakukan

pengumpulan dan mengolah data sumber daya pendidikan, PBM

dan lingkungan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar para

pengawas dapat lebih memaksimalkan upayanya dalam

melaksanakan penilaian pada PBM. Dari sini akan diketahui

kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh sekolah yang

48
49

mempengaruhi PBM.

d) Aspek melaksanakan analisis sederhana

hasil belajar siswa

Nilai rata-rata aspek melaksanakan analisis sederhana hasil

belajar siswa 4adalah 4,39 dengan kategori sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa setelah pengawas melaksanakan kegiatan

penilaian, pengolahan dan analisis data hasil belajar siswa maka

dilanjutkan dengan melakukan kegiatan analisis sederhana hasil

belajar siswa sebagai tindak lanjut. Hasil yang diperoleh nantinya

akan ikut mempengaruhi penilaian pengawas terhadap kinerja

mengajar guru.

e) Aspek menyusun laporan hasil pengawasut

sekolah

Nilai rata-rata aspek menyusun laporan nasil pengawasan

sekolah adalah 4,88 dengan kategori sangat baik. Aspek ini selalu

dilakukan oleh pengawas sebagai hasil kegiatan pengawasan yang

telah dilakukannya yang dituangkan ke dalam bentuk laporan yang

selanjutnya diserahkan ke Kadin. Kemampuan membuat laporan

pengawasan harus dimiliki seorang pengawasan untuk dapat

menuangkan dan menggambarkan aspek-aspek yang berhubungan

dengan kinerja mengajar guru serta keadaan sekolah, yang nantinya

diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bersifat

49
50

membangun.

f) Aspek melaksanakan evaluasi hasil

pengawasan sekolah binaannya

Nilai rata-rata aspek melaksanakan evaluasi hasil

pengawasan sekolah binaan adalah 4,79 dengan kategori sangat

baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengawas setelah menyusun

laporan pengawasan selalu dilanjutkan dengan melaksanakan

evaluasi hasil pengawasan sekolah. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui sampai sejauh mana kelebihan dan kekurangan yang

ditemukan untuk selanjutnya menjadi bahan pertimbangan dalam

menentukan langkah yang akan ditempuh untuk menimalisir

kekurangan yang ditemukan dan memaksimalkan kelebihan yang

ada.

g) Aspek melaksanakan tindak lanjut dari hasil

evaluasi

Nilai rata-rata aspek melaksanakan tindak lanjut dari hasil evaluasi

adalah 4,59 dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan

bahwa pengawas melakukan tindak lanjut dari hasil evaluasi

pengawasan yang telah dilakukannya. Dari sini akan ditentukan

langkah apa yang dapat diambil untuk dapat mcnyelesaikan

permasalahan yang ada.

50
51

3) Indikator Perbaikan dan Pengembangan Pengajaran yang Dilakukan

kepada Guru

Nilai rata-rata yang diperoleh indikator ini adalah 4,49

dengan kategon sangat baik. Hat ini menunjukkan bahwa salah satu

kinerja pengawas adalah melaksanakan perbaikan dun pengembangan

pengajaran yang dilakukan kepada guru dan hal ini telah dilaksanakan

dengan sangat baik. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa aspek

identifikasi kelebihan dan kekurangan guru mempunyai nilai rata-rata

yang paling tinggi dari aspek lainnya. Hal ini terjadi dikarenakan

hahwa dimulai dari aspek inilah maka pengawas dapat menentukan

langkah apa yang kemudian dapat ditempuh meningkatkan perbaikan

dan ditempuh untuk menimalisir kekurangan yang ditemukan dan

memaksimalkan kelebihan yang ada.

g) Aspek melaksanakan tindak lanjut dari hasil evaluasi

Nilai rata-rata aspek rnelaksanakan tindak lanjut dari hasil

evaluasi adalah 4.59 dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan

bahwa pengawas melakukan tindak lanjut dari hasil evaluasi

pengawasan yang telah dilakukannya. Dari sini akan ditentukan

langkah apa yang dapat diambil untuk dapat menvelesaikan

permasalahan yang ada.

3) Indikator Perbaikan dan Pengembangan Pengajaran yang Dilakukan

kepada Guru

51
52

Nilai rata-rata yang diperoleh indikator ini adalah 4,49 dengan

kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu kinerja

pengawas adalah melaksanakan perbaikan dan pengembangan

pengajaran yang dilakukan kepada guru dan hal ini telah dilaksanakan

dengan sangat baik. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa aspek

identifikasi kelebihan dan kekurangati guru mempunyai nilai rata-rata

yang paling tinggi dari aspek lainnya.

c) Aspek membantu guru dalam menerapkan metode-metode mengajar

yang lebih baik

Nilai rata-rata aspek membatu guru dalam menerapkan

metode-metode rr.engajar yang lebih baik adalah 4,32 dengan kateori

sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengawas selalu membantu

guru dalam upaya memperbaiki PBM pada aspek penggunaan metode

yang digunakan.

d) Aspek melibatkan guru dan peserta didik dalam upaya perbaikan PBM

Nilai rata-rata aspek melibatkan guru dan peserta didik dalam

upaya perbaikan PBM adalah 4,54 dengan kategori sangat baik Hal in]

menunjukkan bahwa pengawas dalam upaya perbaikan selalu

menggunakan cara-cara yang melibatkan guru dan peserta didik. Dengan

melihatkan guru dan peserta didik maka diperoleh upaya perbaikan yang

lebih maksimal karena masing-masing pihak yang berkepentingan dalam

PBM dapat memberikan aspirasinya sehingga tidak akan merugikan

salah satu pihak.

52
53

e) Aspek memberikan kese:npatan untuk meningkatkan kemampuan

profesional

Nilai rata-rata aspek memberikan kesempatan untuk

meningkatkan kemampuan profesional adalah 4,53 dengan kategori

sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengawas selalu memberikan

kesempatan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan

profesionalnya agar PBM dapat berjalan dengan maksimal. Kemampuan

profesional yang ditingkatkan dapat ditempuh dengan jalan mengikuti

pertemuan-pertemuan ilmiah atau mengikuti jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya persetujuan dan

penyesuaian waktu dengan pihak sekolah sepengetahuan.pengawasan

f) Aspek mernotivasi guru untuk menganalisis masalah PBM yang dihadapi

Nilai rata-rata aspek memotivasi guru untuk menganalisis

masalah PBM yang dihadapi adalah 4,54 dengan kategori sangat baik.

Hal ini menunjukkan bahwa pengawas selalu meniotivasi guru dalam

menganalisis permasalahan yang ditemui dalam PBM. Ada kalanya guru

tidak menyadari adanya masalah dalam PBM, kalaupun disadari hanya

sebatas mengetahui tanpa ada upaya perbaikan. Disinilah peran

pengawas untuk memotivasi guru menemukan permasalahan kemudian

53
54

dia,nalisis bersama. Hal ini penting mengingat gurulah yang paling

memahami karakteristik kondisi peserta didik dan kelas.

g) Aspek membantu guru dalam mencari alternatif pemecahan masalah

Nilai rata-rata aspek membantu guru dalam mencar alternatif

pemecahan masalah adalah 4,43 dengan kategori sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa pengawas setelah melewati tahapan analisis dengan

guru selalu dilanjutkan dengan membantu guru mencari alternatif

pemecahan masalah yang dihadapi. Diharapkan akan meningkatkan

mengajar guru dalam menjalankan PBM karena akan menghasilkan

penyelesaian masalah yang sesuai dengan kemampuan guru yang

bersangkutan.

h) Aspek memperbaiki kekurangan/kelemahan yang ditemukan bersama

Nilai rata-rata aspek memperbaiki kekurangan/kelemahan

yang ditemukan bersama adalah 4,56 dengan kategori sangat baik. Hal

ini menunjukkan bahwa pengawas setelah mengetahui

kelebihan/kekurangan yang ditemukan, akan mendiskusikan dengan

pihak sekolah dan guru yang bersangkutan untuk kemudian mencari

pemecahan . masalah bersama. Sehingga masing-masing pihak tidak

akan ada yang merasa dirugikan.

i) Aspek membantu guru dalam mengenal peserta didik

54
55

Nilai rata-rata aspek membantu guru dakam mengenal peserta

didik adalah 4,4 dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan

bahwa pengawas menyadari bahwa dalam PBM tidak terlepas dan peran

serta siswa oleh karena itu diperlukan kemampuan guru untuk mampu

mengenal peserta didiknya. Mengingat karakteristik peserta didik yang

berbeda sehingga memerlukan perhatian yang khusus dalam upaya guru

mengenal peserta didik untuk lebih mengoptimalkan PBM.

C. Pengujian Hipotisis

Pengujian hipotesis ditujukan untuk menjawab besar kecilnya

pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y atau dengan kata lain apakah

hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak.

Hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah "Terdapat Pengaruh

yang Signifikan antara Kinerja Pengawas terhadap Kinerja Mengajar Guru di

SDN __________ Kecamatan __________ Kabupaten __________

".

Dalam pengujian hipotesis, dilakukan perhitungan statistik mulai dari

analisis korelasi dan koefisien korelasi, analisis regresi dan analisis varians

(ANOVA). Berikut ini disajikan hasil perhitungan yang dibantu dengan

program SPSS for Window Versi 11. 0.

55
56

1. Analisis Korelasi dan Koefisien Korelasi

TABEL 4.9

KORELASI PEARSON UNTUK PENGUJIAN HIPOTESIS

Analisis:

a. Perumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan (korelasi) antara Kinerja Pengawas

dengan Kinerja Mengajar Guru.

Ha : Ada hubungan (korelasi) antara Kinerja Pengawas dengan

Kinerja Mengajar Guru.

b. Dasar Pengambilan Keputusan

Jika probabilitas (Asymp. Sig. 2-tiled) > 0,05 maka HO , ditolak

Jika probabilitas (Asymp. Sig. 2-tiled) < 0,05 maka K, diterima

c. Pengambilan Keputusan

Pada tabel korelasi di atas menunjukkan bahwa besarnya korelasi

antara X terhadap Y(Pearson Correlation) adalah sebesar 0,774 dengan

56
57

signifikansi sebesar 0,000. Karena 0,774 > 0,05 maka Ho ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

(korelasi) yang positif dan signifikan antara Kinerja Pengawas

terhadap Kinerja Mengajar Guru di SDN __________ Kecamatan

__________ Kabupaten __________ .

Untuk membuktikan bahwa antara variabel X dan variabel Y

memilki korelasi yang kuat, maka harga koefisien korelasi (r hitung)

dapat dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 95% atau

pada kesalahan 5% dengan N=80. Karena r hitung (0,774) > r tabel

(0,220) maka Ho ditolak. Sugiyono (2001: 150) menetapkan pedoman

untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi:

TABEL

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Rata-rata Kriteria
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel tersebut , r hitung sebesar 0,774 berada

pada rentang 0,60-0,799 yang berkategori kuat. Dengan demikian

dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

Kinerja Pengawas (variabel X) terhadap Kinerja Mengajar Guru

(variabel Y), sehingga data yang diperoleh dari sampel dapat mewakili

populasi.

57
58

D. Pembahasan Atas Hasil Tindakan

Pembahasan hasil penelitian merupakan suatu kajian terhadap hasil

temuan yang ada hubungannya dengan jawaban terhadap permasalahannya

penelitian yang dinyatakan dalam bab sebelumnya. Permasalahan dalam

penelitian ini adalah: Bagaimanakah kinerja pengawas TK/SD di Kecamatan

__________ Kabupaten _______ ; Bagaimana kinerja mengajar guru SDN

__________ Kecamatan __________ Kabupaten __________ ; dan

Berapa besar pengaruh kinerja pengawas terhadap kinerja mengajar guru

SDN __________ Kecamatan __________ Kabupaten __________ .

Berdasarkan hasil perhitungan WMS mengenai kecenderungan

umum jawaban responden un.tuk variabel X (Kinerja Pengawas)

menunjukkan bahwa kinerja pengawas di Kecamatan ______ Kabupaten

_______ termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar

4,61.

Perbaikan dan Pengembangan Pengajaran yang Dilakukan kepada

Guru : Berdasarkan hasil penelitian, indikator perbaikan dan pengembangan

pengajaran yang dilakukan kepada guru berada dalam kategori sangat baik

dengan nilai rata-rata 4,49. Artinya para pengawas di Kecamatan ______

Kabupaten _______ selalu melakukan perbaikan dan pengembangan

pengajaran yang dilakukan kepada guru dengan meliputi aspek-aspek:

identifikasi kelebihan dan kekurangan guru; membantu guru menciptakan alat

peraga dan penggunaannya; membantu guru menerapkan metode mengajar

yang lebih baik; melibatkan guru dan peserta didik dalam upaya perbaikan

58
59

PBM; memberikan kesempatan meningkatkan kemampuan profesional;

memotivasi guru menganalisis masalah PBM yang dihadapi; membantu guru

dengan mencari alternatif pemecahan masalah; memperbaiki

kekurangan/kelemahan yang ditemukan bersama; dan membantu guru dalam

mengenal peserta didik.

59
60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah diperoleh temuan-temuan penelitian yang berjudul

"Pengaruhi Kinerja Pengawas terhadap Kinerja Mengajar Guru di SDN

_________ Kecamatan ______ Kabupaten _______ " dapat disimpulkan

bahwa:

1. Kecenderungan umum jawaban responden untuk variabel X (Kinerja

Pengawas) menunjukkan bahwa kinerja pengawas TK/SD di Kecamatan

______ Kabupaten _______ termasuk dalam kategori sangat baik

dengan nilai rata-rata sebesar 4,61. Deskripsi di atas mengandung arti

bahwa di Kecamatan ______ Kabupaten _______ mempunyai kinerja

pengawas TK/SD dengan kategori sangat baik. Baiknya kinerja pengawas

TK/SD tersebut didukung oleh kecenderungan umurn dari beberapa

indikator yang yang telah dinyatakan dalam penelitian, yaitu: (a)

Penyusunan program tahunan pengawasan sekolah termasuk dalam

kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 4,66; (b) Penilaian pada PBM

termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 4,69; (c)

Perbaikan dan pengembangan pengajaran yang dilakukan kepada guru

termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 4,49.

2. Kecenderungan umum jawaban responden untuk variabel Y (Kinerja

60
61

Mengajar Guru) menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru SDN _____

Kecamatan ______ Kabupaten _______ termasuk dalam kategori sangat

baik dengan nilai rata-rata sebesar 4,41. Deskripsi di atas mengandung arti

bahwa di SDN _____ Kecamatan ______ Kabupaten

_______mempunyai kinerja mengajar guru SDN dengan kategori sangat

baik. Baiknya kinerja mengajar guru SDN tersebut didukung oleh

kecenderungan umum dari beberapa indikator yang telah dinyatakan

dalam penelitian, yaitu : (a) Perencanaan program pengajaran termasuk

dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 4,65; (b) Melaksanakan

program pengajaran termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai

rata-rata 4,51; (c) Menilai hasil dan PBM yang telah dilaksanakan

termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 4,49; (d)

Tindak lanjut termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata

4,42.

3. Berdasarkan kajian teoritis dan berdasarkan temuan nenelitian

menunjukkan bahwa variabel X (kinerja pengawas) secara signifikan

berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja mengajar guru). Pada tingkat

kepercayaan 95% atau kesalahan 5% dan diperkuat oleh indeks koefisien

korelasi sebesar 0,672, hal ini mengandung arti bahwa kinerja pengawas

dengan kinerja mengajar guru memiliki korelasi atau hubungan yang

signifikan. Kemudian didukung oleh persamaan regresi Y = 22,239 +

0,672 X; mengandung arti bahwa jika tidak ada pengaruh dan kinerja

pengawas, maka kinerja mengajar guru sebesar 22,239 satuan regresi, dan

61
62

setiap peningkatan kinerja pengawas, maka kinerja mengajar guru akan

meningkat sebesar 0,672 satuan koefisien regresi. Kemudian didukung

pula oleh hasil analisis koefisien determinasi yang menggambarkan

besarnya pengaruh kinerja pengawas terhadap kinerja mengajar guru

adalah 0,599 atau sebesar 59,9%, sedangkan sisanya 40,1% dipengaruh

oleh faktor lain di luar kinerja pengawas.

B. Saran

Pada kesempatan ini peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi

sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Adapun rekomendasi

tersebut diantaranya:

1. Rekomendasi bagi Instisusi dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten

Malang .

Pengawas TK/SD yang dalam hal ini merupakan jabatan

fungsional yang tertera dalam SOTK Dinas Pendidikan dibagi berdasarkan

wilayah kecamatan tetapi tetap berada pada kantor Dinas Pendidikan

Kabupaten atau Kota, sehingga berada dalam lingkup institusi Dinas

Pendidikan Kabupaten ______ . Perintah kerja bagi para pengawas

selama ini dan menurut aturan oleh Kepala Dinas (Kadis) yang

didelegasikan kepada Korwas. Sehingga pengawas sekolah melaksanakan

tugasnya atas koordinasi Korwas dan melaporkan hasilnya kepada Kepala

Dinas. Analisis hasil kepengawasan dilakukan masingmasing masing

pengawas, sedangkan aparat Dinas Pendidikan mengadministrasikan dan

mendokumentasikan.

62
63

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja pengawas

T-K/SB tidak diketahui oleh banyak pihak selain kepala dinas dan lingkup

sekolah yang dibinanya. Tetapi itu justru harus menjadikan seorang

pengawas mampu melaksanakan tugasnya dengan seluruh kemampuan

yang dimilikinya untuk dapat menjalankan tugasnya dengan penuh

dedikasi. Sebab pengawas berperan penting dalam membantu guru dalam

menghadapi permasalahan-permasalahan yang ditemui dalam PBM. Selain

itu juga dalam menghadapi permasalahan yang ditemui di sekitas sekolah

yang juga merupakan bagian dan tugas seorang pengawas.

Oleh sebab itu untuk dapat menjalankan tugasnya dengan lebih

baik lagi senrang pengawas harus mampu untuk terus lebih meningkatkan

kemampuan profesionalnya agar menunjang pelaksanaan pengawasan

yang dilakukannya. Diharapkan dengan kemampuan profesional yang

meningkat dan disertai dengan motivasi tinggi untuk berdedikasi pada

dunia pendidikan akan menciptakan kinerja pengawasan yang marripu

menjawab tantangan-tantangan yang ada dalam dunia pendidikan.

2. Rekomendasi bagi SDN _____ Kecamatan ______ Kabupaten

_______ . Guru yang dalam hal ini berada dalam lingkup SDN ______

berada di bawah koordinasi kepala sekolah telah

menunjukkan kinerja yang sangat baik. Tetapi itu bukan menjadi alasan

untuk berhenti melakukan upaya perbaikan dan peningkatan kinerja

mengajar. Tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam keseharian

PBM sangat beragam dan bervariasi sehingga memerlukan peningkatan

63
64

kemampuan profesional guru untuk menghadapinya. Dengan kemauan

serta bantuan dari pengawas dan kepala sekolah hal tersebut dapat

dilaksanakan dengan optimal. Sehingga akan tercapai prestasi siswa yang

memuaskan setelah melalui PBM yang optimal.

3. Rekomendasi bagi masyarakat sekitar

Masyarakat sekitar dalam hal ini meliputi orang tua siswa dan

pihak lain yang berkepentingan dengan pihak sekolah. Masyarakat selama

ini baru berpartisipasi dalam hal keuangan. Dalam menghadapi tantangan

dan permasalahan yang dihadapi saat ini sudah sepantasnya apabila pihak

masyarakat ikut serta dalam mengawasi jalannya pendidikan. Sehingga

akan timbul rasa saling membutuhkan mengingat sekolah dasar merupakan

bentuk lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang

saling berkaitan dan bekerja sama.

64
65

DAFTAR PUSTAKA

Al, Rasyid. ( 2001). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung:

Modal Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran.

Ali, M. ( 2000). Penelitian Kependidikun Prosedur dan Strategi. Bandung:

Angkasa.

Ametembun, N. A. ( 2003). Superivisi pendidikan : Penuntun bagi para penilik,

pengawas, kepala sekolah dan guru-guru. Bandung: Suri.

Aqib, Zainal. (2002). Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan

Cendikia

Arikunto, Suharsimi ( 2001). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek (Edisi

Revisi IV). Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Pedoman Penulisan Karya Ilmiuh.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Faisal, S. (1982). Dasur dan Teknik Penyusunan Angket. Jakarta: Usaha Nasional.

Harahap, S. Syarif. (2001). Sistem Pengawasan Manajemen (Management Control

65
66

System). Jakarta: Quantum.

KEPMEN Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 118/KEP/M. PAN// 1996

tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

KEPMEN Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 91/KEP/M. PAN/10/2001

tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

Komaruddin. (1988). Metode Penelitian Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.

Latunussa, L(1988). Penelitian Pendidikan Suutu Pengantar. Jakarta: Depdikbud.

Dirjen Dik-ti, Proyek Pengembangan Lembaga Penelitan Tenaga

Kependidikan.

Nawawi, Hadari. (1998). Administrasi Pendidikan. Jakarta: H Masagung. Nazir,

M: (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rifai, M. Moh. (1987). Admirtistrasi dan Supervisi Perrdidikan 2. Bandung:

Jemmars.

Suaala, Syaiful. (2.000). Aministrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung:

Alfabeta.

Santoso, S. (200 1). Buku Lutihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex

66
67

Media Komputindo.

Sedarmayanti. (2004). Pengembangan Kepribadian Pegawai. Bandung: Mandar

Maju.

Sudjana, N. (1992). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2002). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. (1989). Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah Dasar Metode Dan

Teknik. Bandung: Tarsito.

Sutisna, Oteng. (1986). Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek

Profesional. Bandung: Angkasa.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2001). Pengantar Pengelolaan

Pendidikan. Bandung: FIP-UPI.

UUSPN No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Moh. Uzer (1989). Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Mitratama.

(1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya.

Lampiran

67
68

A.

B. FORMAT PENILAIAN KEGIATAN SUPERVISI

Ketrampilan Melaksanakan

Kriteria Nilai Komentar


No Kegiatan
4 3 2 1
1 Membuka kegiatan dengan tepat Ö
2 Membantu siswa dalam mengenal

KD/PB/SPB Ö
3 Menjelaskan isi kegiatan kepada

siswa Ö
4 Menggunakan ekspresi dalam

berkomunikasi dengan anak Ö


(menyenangkan)
5 Merespon siswa dalam

pembelajaran Ö
6 Menggunakan media dan alat

pembelajaran sesuai dengan tujuan Ö


7 Pembelajaran dilaksanakan dengan

urutan yang logis Ö


8 Menggunakan berbagai cara dalam

menjelaskan isi kegiatan kepada Ö


siswa
9 Membimbing anak dalam

pembelajaran secara individual Ö


maupun kelompok
10 Memberi kesempatan kepada siswa

untuk berpartisipasi dalam belajar Ö


11 Memberi penguatan kepada siswa

Ö
12 Menunjukkan penguasaan kawasan

perkembangan anak Ö

68
69

13 Melaksanakan penilaian selama

KBM Ö
14 Menutup kegiatan dengan tepat Ö
Jumlah 16 30
Jumlah semua 46
Nilai Rata-rata 82,1

Keterangan :

Jumlah nilai teramati (nilai riil)

Nilai Rata-rata = x 100

Jumlah nilai yang diamati (nilai ideal)

_______ , _________

Supervisor,

FORMAT PENILAIAN KEGIATAN

Hubungan antar pribadi Guru dan Siswa

Kriteria Nilai
No Kegiatan Komentar
4 3 2 1
1 Membantu anak menyadari

kelebihan dan kelemahan yang ada Ö


pada dirinya
2 Membantu anak menumbuhkan

kepercayaan diri Ö
3 Membantu anak mengutarakan

69
70

perasaan dan pendapat Ö


4 Menunjukkan terbuka dan luwes Ö
5 Menerima anak sebagaimana

mestinya Ö
6 Menunjukkan sikap simpati dan

sensitif terhadap anak Ö


7 Menunjukkan sikap ramah dan

penuh pengertian Ö
8 Menunjukkan sikap antusias dalam

melaksanakan kegiatan Ö
9 Memotivasi anak untuk aktif dalam

mengikuti kegiatan Ö
Jumlah 31
Jumlah semua 37
Nilai Rata-rata 83,7

Keterangan :

Jumlah nilai teramati (nilai riil)

Nilai Rata-rata = x 100

Jumlah nilai yang diamati (nilai ideal)

_______ , ______________

Supervisor,

70
71

H.

C.

71
72

D. FORMAT PENILAIAN KEGIATAN SUPERVISI

Pelaksanaan Supervisi : 1–3

Tanggal :

Ketrampilan Merencanakan

Kriteria Nilai
No Kegiatan Komentar
4 3 2 1
1 Merumuskan Indikator Ö
2 Menggunakan Topik /Tema Ö
3 Menentukan strategi yang tepat

untuk mencapai tujuan Ö


4 Menentukan langkah-langkah yang

mengarah pada CTL Ö


5 Penentuan alokasi waktu sesuai

dengan kesulitan materi Ö


6 Menentukan pengelompokan anak

berdasarkan kriteria tertentu Ö


7 Menyiapkan media pembelajaran

untuk mencapai tujuan kegiatan Ö


8 Menentukan alat/bahan

permainan/praktik untuk mencapai Ö


tujuan
9 Menentukan alat penilaian sesuai Ö
dengan tujuan
Jumlah 16 12 2
Jumlah semua 30
Nilai Rata-rata 83,3

Keterangan :

Jumlah nilai teramati (nilai riil)

72
73

Nilai Rata-rata = x 100

Jumlah nilai yang diamati (nilai ideal)

___________,_________

Supervisor

73
74

74
75

75
76

76
77

77
78

78

Anda mungkin juga menyukai