ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Quick Ratio, Debt To
Equity Ratio, Inventory Turnover, Net Profit Margin dan Total Asset Turnover secara
simultan dan parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2018. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang terdapat dalam
penelitian ini adalah berjumlah 166 perusahaan dengan periode 2016 - 2018. Sampel yang
terdapat dalam penelitian ini adalah berjumlah 81 perusahaan dengan periode 2016 - 2018.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dan studi dokumentasi dari
buku, karya tulis dan dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Secara simultan, Quick Ratio, Debt To
Equity Ratio, Inventory Turnover, Net Profit Margin dan Total Asset Turnover berpengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Secara parsial, Quick Ratio, Inventory Turnover, dan
Total Asset Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba, sedangkan
Debt To Equity Ratio dan Net Profit Margin berpengaruh signifikan negatif terhadap
Pertumbuhan Laba.
Kata kunci : Debt To Equity Ratio, Iventory Turnover, Net Profit Margin, Total Asset
Turnover, Pertumbuhan Laba.
1. Pendahuluan
Kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan pada umumnya bertujuan untuk
menghasilkan laba yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan seperti
kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan perusahaan, serta meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Pertumbuhan laba merupakan presentase kenaikkan laba yang diperoleh
perusahaan. Perubahan pertumbuhan laba perusahaan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor
seperti, modal, hutang, dan persediaan. Beberapa perusahaan diantaranya yaitu PT Wismilak
Intimakmur Tbk (WIIM) dimana laba bersihnya menurun 61,8% pada tahun 2017 yang
diakibatkan dari penjualan perusahaan yang menurun karena penyesuaian harga rokok terkait
cukai rokok. Laba bersih PT Garuda metalindo Tbk (BOLT) turun 14,44% tahun 2016 yang
diiringi dengan kenaikan pada total hutang dikarenakan perusahaan melakukan pinjaman guna
mengakuisisi PT Mega Pratama Ferindo (MPF). PT Champion Pacific Indonesia (IGAR)
mengalami penurunan laba bersih 38% pada tahun 2018, karena naiknya biaya beban
produksi dari pembelian bahan baku. PT Nippon Indosari Corpindo TBK (ROTI) yang total
asetnya meningkat, namun laba bersih perusahaan tetap menurun 47,85% pada tahun 2017.
PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) yang mengalami penurunan laba bersih 50,81% tahun 2017
dikarenakan adanya kenaikan jumlah hutang jangka pendek perusahaan yang terdiri dari
1
hutang retensi dan hutang sewa pembiayaan perusahan.
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa perusahaan manufaktur
yang laba bersihnya menurun dikarenakan penurunan penjualan, naiknya hutang jangka
pendek, maupun total hutang perusahaan, naiknya beban pokok produksi, serta total aset yang
meningkat namun tidak dapat meningkatkan penjualan. Penurunan kinerja perusahaan
tersebut perlu diperhatikan, sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor
tersebut dalam menetapkan langkah-langkah kebijakan perusahaan dalam kegiatan bisnisnya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh quick ratio, debt
to equity ratio, inventory turnover, net profit margin, dan total asset turnover secara parsial
dan simultan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2016 - 2018. Bagi manajemen perusahaan diharapkan hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan bagi
peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan referensi dalam penelitian selanjutnya.
3
profit margin berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. [9]. Berdasarkan pada
penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H4 : Net Profit Margin berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2016 – 2018.
3. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi
menggunakan laporan keuangan tahunan 2015-2018 yang diperoleh dari situs www.idx.co.id.
dan studi pustaka menggunakan kutipan dari buku atau karya ilmiah.
4
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa
efek Indonesia (BEI) periode 2016 – 2018. Populasi dalam penelitian ini yaitu sejumlah 166
perusahaan dan diperoleh sebanyak 81 perusahaan manufaktur menggunakan metode
purposive sampling berdasarkan kriteria berikut:
Nilai rata-rata quick ratio dalam penelitian adalah sebesar 1,580825, artinya setiap 1
rupiah hutang lancar rata-rata perusahaan manufaktur dalam penelitian ini dijamin oleh 1,5
rupiah aktiva lancarnya yang lebih likuid. Nilai quick ratio dalam penelitian ini berada diatas
5
rata-rata industri yaitu sebesar 1:1 atau 100% [7], menunjukkan rata-rata perusahaan
manufaktur dalam penelitian memiliki kemampuan memenuhi hutang jangka pendeknya.
Nilai rata-rata debt to equity ratio yaitu sebesar 0,973329, sehingga dapat dikatakan
sebanyak Rp 0,97 dari setiap rupiah modal usaha dari perusahaan manufaktur dalam
penelitian ini berasal dari kreditor atau pinjaman pihak luar. Nilai debt to equity ratio dalam
penelitian ini diatas rata-rata industri debt to equity ratio yaitu sebesar 90% [10]. Oleh karena
itu, rata-rata perusahaan manufaktur dalam penelitian memiliki resiko yang tinggi apabila
hutang yang melibihi aktiva perusahaan tersebut dialokasikan secara efektif dalam
menghasilkan laba.
Rata-rata industri untuk inventory turnover adalah sebanyak 9 kali [4], sedangkan
nilai rata-rata inventory turnover dalam penelitian ini sebesar 5,166297, sehingga dapat
dikatakan persediaan barang dagangan perusahaan menumpuk di gudang karena hanya
berputar atau diganti sebanyak 5 kali dalam setahun.
Rata-rata net profit margin perusahaan yaitu sebesar 20% [10], sedangkan rata-rata
net profit margin dalam penelitian ini adalah 0,077510 yang menunjukkan bahwa laba bersih
setelah pajak yang dihasilkan oleh rata-rata perusahaan manufaktur dalam penelitian ini hanya
sebesar 7,7% dari total penjualan perusahaan, berada di bawah rata-rata perusahaan pada
umumnya.
Rata-rata total asset turnover perusahaan yaitu sebesar 2 kali [11], sedangkan nilai
rata-rata total asset turnover dalam penelitian ini adalah 1,054012 yang berarti rata-rata
perusahaan manufaktur dalam penelitian ini hanya menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,05
dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam total aset perusahaan, lebih rendah dari rata-rata
perusahaan yang ada.
Nilai rata-rata pertumbuhan laba perusahan yaitu sebesar -0,337523, yang berarti
rata-rata perusahaan manufaktur dalam penelitian mengalami penurunan perolehan laba bersih
sebesar 33,75% selama periode penelitian.
6
4.1.3. Uji Parsial (Uji t)
Berikut hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan oleh Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 menunjukkan nilai t hitung untuk masing-masing variabel independen. Nilai
thitung tersebut akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan n = 213 dan k = 6 sehingga df =
207. Hasilnya diketahui bahwa nilai ttabel adalah 1,971490. Dari hasil uji t pada tabel 4.3
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pengaruh Quick Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Quick Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2018.
b. Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Debt To Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2018.
a. Pengaruh Inventory Turnover terhadap Pertumbuhan Laba
Inventory Turnover secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pertumbuhan Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2016 – 2018.
b. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba
Net Profit Margin secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2018.
e. Total Asset Turnover Perusahaan terhadap Pertumbuhan Laba
Total Asset Turnover secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pertumbuhan Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia tahun
2016 – 2018.
Persamaan regresi yang terbentuk adalah:
LG10_PERTUMBUHANLABA = 0,342 + 0,021 LG10_QR - 0,072 LG10_ DER - 0,018
LG10_ITO - 0,430 NPM - 0,030 TATO (4.1)
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian dengan data periode tahun 2015 – 2018, hasil uji
hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen quick
ratio, debt to equity ratio, inventory turnover, net profit margin dan total asset turnover
berpengaruh terhadap variabel dependen pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis quick ratio, debt to equity ratio, inventory turnover, net profit margin dan total asset
turnover terhadap pertumbuhan laba maka pengaruh secara parsial dapat dijelaskan berikut ini
yaitu:
1. Pengaruh Quick Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Hasil pengujian menunjukkan bahwa quick ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang
menyatakan quick ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba [12], dan bertolak
belakang terhadap hasil penelitan lain yang menyatakan quick ratio berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba [3]. Sehingga semakin tinggi maupun rendah quick ratio tidak
mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan laba perusahaan. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
tidak mempengaruhi besar kecilnya pertumbuhan laba perusahaan, dikarenakan pada
umumnya perusahaan memerlukan modal dalam aktivitas bisnisnya sehingga pinjaman dari
pihak luar dilakukan. Namun besarnya hutang tersebut tidak akan mempengaruhi laba bersih
perusahaan apabila hutang tersebut dapat dialokasikan oleh perusahaan secara efektif
sehingga menghasilkan laba yang dapat menutupi beban dan bunga dari hutang tersebut.
2. Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap pertumbuhan laba
Hasil pengujian menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian bertolak belakang terhadap hasil penelitan lain
yang menyatakan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba [9] dan
sejalan dengan hasil penelitian lain yang menyimpulkan bahwa debt to equity ratio
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba [8]. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Debt To
Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, menandakkan rata-rata
perusahaan manufaktur dalam penelitian ini memiliki jumlah pinjaman modal atau hutang
melebihi dari modalnya dan belum dimanfaatkan secara efektif, sehingga berpotensi
mengakibatkan kerugian karena tidak dapat menutupi bunga pinjaman tersebut.
3. Pengaruh Inventory Turnover terhadap Pertumbuhan Laba
Hasil pengujian menunjukkan bahwa inventory turnover tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
terdahulu yang menyatakan inventory turnover tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
[9]. Sebaliknya hasil penelitan lain yang menyatakan inventory turnover berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba [3]. Semakin rendahnya inventory turnover menandakan
persediaan menumpuk dalam jumlah banyak atau tidak berputar. Tetapi semakin rendahnya
inventory turnover tidak semata-mata menandakan persediaan berlebih dan penjualan yang
rendah. Karena besarnya persediaan perusahaan dapat disebabkan oleh langkah perusahaan
untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan baku.
4. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba
Hasil pengujian menunjukkan bahwa net profit margin berpengaruh signifikan
negatif terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian bertolak belakang terhadap hasil
penelitan lain yang menyatakan net profit margin tidak berpengaruh signifkan terhadap
pertumbuhan laba [13]. dan sejalan dengan hasil penelitian lain yang menyimpulkan bahwa
8
net profit margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba [9]. Semakin tinggi angka net profit
margin perusahaan manufaktur dalam penelitian, berarti laba bersih yang dihasilkan dari
tingkat penjualan semakin tinggi. Namun pertumbuhan laba perusahaan dalam penelitian ini
menurun, karena peningkatan laba bersih yang diperoleh dari periode sebelumnya lebih tinggi
dari periode sekarang.
5. Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap Pertumbuhan Laba
Hasil pengujian menunjukkan bahwa total asset turnover tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
terdahulu yang menyatakan inventory turnover tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
[14], namun berbanding terbalik dengan hasil penelitan lain yang menyatakan total asset
turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba [12]. Semakin tinggi maupun rendah total
asset turnover perusahaan tidak mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan laba
perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena semakin tinggi total asset turnover menandakan
semakin tingginya penjualan yang dapat dihasilkan dari investasi dalam total aset yang ada.
Sebaliknya semakin rendah total asset turnover menunjukkan semakin rendah penjualan yang
dihasilkan dari total asset yang ada. Namun besar kecilnya penjualan yang dihasilkan dari
total aset tidak semata-mata menentukan jumlah laba bersih yang diperoleh perusahan, karena
terdapat pajak dan beban yang perlu ditanggung oleh perusahan.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1.Bagi manajemen perusahaan, diharapkan perusahaan mampu memanfaatkan pinjaman
modal yang ada secara efektif serta menurunkan harga jual produk, agar debt to equity ratio
dan net profit margin semakin menurun sehingga meningkatkan pertumbuhan laba
perusahaan, karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio dan net
profit margin berpengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan laba.
2.Penelitian selanjutnya diharapakan mempertimbangkan variabel independen selain yan
telah digunakan dalam penelitian ini, karena masih terdapat variabel lainnya yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, seperti mengganti variabel yang tidak berpengaruh
dalam penelitian ini yaitu Inventory Turnover dengan Account Receivable Turnover dan
Variabel Total Asset Turnover dengan Fixed Asset Turnover.
9
Referensi
[1] S. S. Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo, 2011.
[2] Hery, Kajian Riset Akuntansi, Mengulas Berbagai Hasil Penelitian Terkini dalam Bidang
Akuntansi dan Keuangan, Jakarta: PT Grasindo, 2017.
[3] S. Esli, "Pengaruh Informasi Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan laba ( Sudi Empiris :
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia )," Jurnal Riset dan Akuntansi, vol. 4, no. ISSN:
2443-1079, pp. 195-212, 2018.
[4] V. W. Sujarweni, "Manajemen Keuangan Teori, Aplikasi Dan Hasil Penelitian," Yogyakarta,
Pustaka Baru Press, 2018.
[5] Hamidah, Manajemen Keuangan, Bogor: Mitra Wacana Media, 2019.
[6] I. Fahmi, Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal, Jakarta: Mitra Wacana Media,
2014.
[7] Hery, Teori Akuntansi, Pendekatan Konsep dan Analisis, Jakarta: PT Grasindo, 2017.
[8] M. A. Rinzany, "Determinan Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia," Jurnal Riset Akuntansi Dan Perpajakan JRAP, Vols. 5, No.2, pp. 166-174, 2018.
[9] T. Wayhyuni, S. Ayem and Suyanto, "Pengaruh Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory
Turnover Dan Net Profit Margin Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2011 - 2015," Akuntansi Dewantara, vol. 1, no. P-ISSN: 2550-
0376, E-ISSN: 2549-9637, 2017.
[10] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012.
[11] Hery, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT Grasindo, 2016.
[12] B. Ramadhan, D. Handayani and T. Purbandari, "Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan
Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009 -
2013," Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi, no. E-ISSN: 2338-6576, pp. 46-55, 2018.
[13] F. A. K. Wardhani, "Pengaruh Rasio - Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Dan Cash Flow
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2014-2016,"
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi, vol. IV, no. P-ISSN: 2502-3764, E-ISSN: 2621-3168,
pp. 953-962, 2019.
[14] T. Erawati and I. J. Widayanto, "Pengaruh Working Capital To Total Asset, Operating Income To
Total Liabilities, Total Asset Turnover, Return On Asset, dan Return On Equity Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,"
Jurnal Akuntansi, vol. 4, no. P-ISSN: 2088-768X, E-ISSN: 2540-9646, 2016.
[15] S. D, Metode dan Instrumen Penelitian (Untuk Ekonomi dan Bisnis), Yogyakarta: CPAS, 2013.
10