Anda di halaman 1dari 3

LITERATUR PEMERIKSAAN ABDOMEN

Tugas : Keperawatan Dasar


Kelompok 9 : 1. Alda Sumiati
2. Khuswatun
3. Nikollina Ayu Kiku Larasati
4. Musa Melkianus Berelaku
5. Rizki Jatiningsih

A. Abdomen
Pemeriksaan abdomen dilakukan dengan cara Inspeksi, Auskultasi,
Perkusi dan Palpasi untuk mengetahui berbagai kelainan dan penyakit
abdomen. Pemeriksaan ini dilakukan petugas kesehatan dengan seksama
sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang abdomen. Pemeriksaan fisik ini
sebagai dasar pemeriksaan penunjang.
Selain inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi, juga didapat dilakukan
tes lain seperti memeriksa tanda asites, dan pemeriksaan spesifik seperti
pemeriksaan tanda khusus apendisitis. Pemeriksaan abdomen berbeda dengan
pemeriksaan thorax. Pemeriksaan thorax urutannya Inspeksi, Palpasi, Perkusi
dan Auskultasi. Sedangkan Pemeriksaan Abdomen dilakukan Inspeksi,
Auskultasi, Perkusi baru palpasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ulasan
berikut ini:
Persiapan Alat dan Bahan Pemeriksaan Abomen
1. Stetoscope
2. Alkohol 70%
3. Medical Record
B. Catatan Pemeriksaan Abdomen
Sebelum melakukan pemeriksaan, lakukan Anamnesis, inform consent dan
cuci tangan dengan 6 langkah cuci tangan.
Selama melakukan pemeriksaan harap dengan hati-hati, legeartis dan
senyaman mungkin
Pada saat melakukan pemeriksaan, kaki ditekuk, dan baju pasien di buka
secukupnya, dan bagian bawah tubuh diselimuti untuk meminimalkan risiko
kedinginan.
Setelah melakukan pemeriksaan cuci tangan dengan alcohol 70% teknik 6
langkah cuci tangan dan menulis hasil di medical record serta menyampaikan
hasil pemeriksaan.
Prosedur Pemeriksaan Abdomen
1. Inspeksi 
Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi,
penonjolan, adanya ketidak simetrisan, adanya asites.
2. Auskultasi
Auskultasi dilakukan pada keempat kuadran abdomen. Dengarkan
peristaltik ususnya selama satu menit penuh. Bising usus normalnya 5-30
kali/menit. Jika kurang dari itu atau tidak ada sama sekali kemungkinan
ada peristaltik ileus, konstipasi, peritonitis, atau obstruksi. Jika peristaltik
usus terdengar lebih dari normal kemungkinan klien sedang mengalami
diare.
3. Perkusi
Lakukan perkusi pada kesembilan regio abdomen. Jika perkusi terdengar
timpani berarti perkusi dilakukan di atas organ yang berisi udara. Jika
terdengar pekak, berarti perkusi mengenai organ padat.
4. Palpasi
Palpasi ringan: Untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri tekan
letakkan telapak tangan pada abdomen secara berhimpitan dan tekan
secara merata sesuai kuadran. Palpasi dalam: Untuk mengetahui posisi
organ dalam seperi hepar, ginjal, limpa dengan metode bimanual/2 tangan.
- Cara kerja palpasi pada HEPAR :
Letakkan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas pada bagian
hipokondria kanan, kira;kira pada interkosta ke 11-12. Tekan saat pasien
inhalasi kira-kira sedalam 4-5 cm, rasakan adanya organ hepar. Kaji
hepatomegali.
- Cara kerja palpasi pada LIMPA:
Metode yang digunakkan seperti pada pemeriksaan hapar. Anjurkan pasien
miring kanan dan letakkan tangan pada bawah interkosta kiri dan minta
pasien mengambil nafas dalam kemudian tekan saat inhalasi tenntukkan
adanya limpa. Pada orang dewasa normal tidak teraba
- Cara kerja palpasi pada RENALIS:
Untuk palpasi ginjal kanan letakkan tangan pada atas dan bawah perut
setinggi Lumbal 3-4 dibawah kosta kanan. Untuk palpasi ginjal kiri letakkan
tangan setinggi Lumbal 1-2 di bawah kosta kiri. Tekan sedalam 4-5 cm
setelah pasien inhalasi jika teraba adanya ginjal rasakan bentuk, kontur,
ukuran, dan respon nyeri.

Anda mungkin juga menyukai