Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DISMENOREA

DENGAN PERILAKU PENANGANAN DISMENOREA PADA MAHASISWI FK


UMI MAKASSAR ANGKATAN 2013

Rasfayanah
*Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Abstrak: Dismenorea merupakan nyeri perut bagian bawah yang terkadang rasa nyeri
tersebut meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha. Angka kejadian
dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap dunia
mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Amerika persentase kejadian dismenorea sekitar
60%, Swedia 72% dan di Indonesia 55%. Wanita di Indonesia yang mengalami dismenorea
lebih banyak mengatasinya dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri yang beredar
di pasaran. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa nyeri ini akan hilang setelah wanita
menikah, sehingga mereka membiarkan gangguan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran UMI Makassar angkatan
2013 tentang dismenorea dengan perilaku penanganan disemenorea. Penelitian ini merupakan
penelitian yang menggunakan desain penelitian analitik dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel sebanyak 96 orang. Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 18.0. Data yang
diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dijelaskan dalam bentuk narasi (uraian)
untuk memperjelas hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Hasil
penelitian tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai dismenorea sebanyak 33 responden
(34,4%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik, sebanyak 31 responden (32,3%) yang
memiliki kategori cukup, dan sebanyak 32 responden (33,3%) memiliki kategori kurang.
Perilaku penanganan dismenorea sebanyak 75 responden (21,246%) melakukan pemijatan
untuk menangani dismenorea yang dirasakan secara mandiri dan sebanyak 63 responden (65,6
%) telah melakukan perilaku yang sesuai untuk menangani dismenorea. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan tentang dismenorea dengan perilaku
penanganan dismenorea pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2013.
Kata Kunci: dismenorea, tingkat pengetahuan, perilaku penanganan, Mahasiswi Fk Umi
Makassar Angkatan 2013
PENDAHULUAN dengan penyebab fisik yang nyata. Sedangkan
Dismenorea merupakan nyeri perut dismenorea sekunder adalah sensasi nyeri
bagian bawah yang terkadang rasa nyeri selama menstruasi dan mempunyai patologi
tersebut meluas hingga ke pinggang, panggul yang nyata.6
punggung bagian bawah dan paha.1 Angka Dismenorea dibagi menjadi tiga tingkat
kejadian dismenorea di dunia sangat besar. keparahan, yaitu:
Rata-rata lebih dari 50% perempuan di a. Dismenorea ringan
setiap dunia mengalaminya. Dari hasil Seseorang akan mengalami nyeri atau
penelitian, di Amerika persentase kejadian nyeri masih dapat ditolerir karena
dismenorea sekitar 60%, Swedia 72% dan di masih berada pada ambang rangsang,
Indonesia 55%. Penelitian di Amerika Serikat berlangsung beberapa saat dan dapat
menyebutkan bahwa dismenorea dialami oleh melanjutkan pekerjaan sehari-hari.
30%-50% wanita usia reproduksi dan 10%- Dismenorea ringan terdapat dalam
15% diantaranya kehilangan kesempatan skala nyeri dengan tingkatan 1-4.7
kerja, mengganggu kegiatan belajar di sekolah b. Dismenorea sedang
dan kehidupan keluarga. Begitu pula angka Seseorang mulai merespon nyerinya
kejadian dismenorea di Indonesia cukup dengan merintih dan menekan-
tinggi, namun yang berobat ke pelayanan nekan bagian yang nyeri, diperlukan
kesehatan sangatlah sedikit, yaitu hanya 1% obat penghilang rasa sakit tanpa
- 2%.2 perlu meninggalkan pekerjaannya.
Wanita di Indonesia yang mengalami Dismenorea sedang terdapat pada skala
dismenorea lebih banyak mengatasinya nyeri dengan tingkatan 5-6. 7
dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa c. Dismenorea berat
nyeri yang beredar di pasaran. Sebagian Seseorang mengeluh karena adanya
masyarakat juga beranggapan bahwa nyeri ini rasa terbakar dan ada kemungkinan
akan hilang setelah wanita menikah, sehingga seseorang tidak mampu lagi melakukan
mereka membiarkan gangguan tersebut.3 pekerjaan biasa dan perlu istirahat
Dismenorea adalah nyeri saat haid yang beberapa hari dapat disertai sakit
terasa di perut bagian bawah dan muncul kepala, migraine, pingsan, diare,
sebelum, selama atau setelah menstruasi. rasa tertekan, mual dan sakit perut.
Dismenorea timbul akibat kontraksi disritmik Dismenorea berat terdapat pada skala
lapisan miometrium yang menampilkan satu nyeri dengan tingkatan 7-10. 7
atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan Terdapat beberapa cara dalam
hingga berat pada perut bagian bawah, daerah menangani dismenorea, untuk membantu
pantat dan sisi medial paha.1 Dismenorea mengurangi rasa nyeri menstruasi dapat
dibagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya dilakukan dengan cara non farmakologi dan
yaitu dismenorea primer dan sekunder. farmakologi, yaitu:
Dismenorea primer adalah sensasi nyeri
selama menstruasi, tetapi tidak berkaitan
a. Non farmakologi dialami.14
Pengompresan dengan air hangat, Teknik imagery guided merupakan
ketika nyeri menstruasi datang, lakukan pengalaman sensori buatan yang dapat
pengompresan menggunakan air hangat menurunkan persepsi nyeri secara
di perut bagian bawah karena dapat efektif dan menurunkan reaksi terhadap
membantu merilekskan otot-otot dan nyeri. Teknik ini dapat dilakukan
sistem saraf. Selain itu mandi air hangat dengan membayangkan pengalaman
dan mengolesi bagian yang nyeri dengan yang menyenangkan dari memori,
balsem atau lotion penghangat dapat mimpi, fantasi dan penglihatan, dengan
juga dilakukan untuk menurunkan berfokus kepada pengalaman yang
nyeri.12 dibayangkan, klien dapat mengubah
Melakukan posisi knee chest, yaitu persepsinya terhadap nyeri yang
menelungkupkan badan di tempat dialami. 13
yang datar, lutut ditekuk dan di Pemijatan dapat meminimalkan reaksi
dekatkan ke dada. Posisi knee chest terhadap nyeri. Pemijatan merupakan
dapat menggerakan otot, maka otot bentukaplikasisentuhandanpergerakan
menjadi lebih kuat dan elastic secara terhadap otot, tendon, dan ligamen
alami sehingga melenturkan otot-otot tanpa memanipulasi sendi. Tidak
pada pelvis dan membantu kelancaran hanya menghalangi persepsi rangsang
peredaran darah maka meningkatkan nyeri tetapi juga merelaksasikan
relaksasi otot dan menurunkan nyeri13 kontraksi dan spasme otot karenadapat
Melakukan olah raga cukup dan teratur memperlancar sirkulasi darah. 14
seperti joging, lari dan senam serta Teknik relaksasi napas dalam
menyediakan waktu yang cukup untuk yaitu menarik nafas dalam dari
beristirahat atau tidur. Olah raga yang hidungdan perlahan-lahan udara
cukup dan teratur dapat meningkatkan dihembuskan melalui mulut. Hal ini
kadar hormon endorfin yang berperan dapatmeningkatkan oksigenasi darah,
sebagai natural pain killer.12 menurunkan intensitas nyeri dan
Distraksi merupakan metode yang menurunkan kecemasan. 14
digunakan untuk mengalihkan b. Farmakologi
perhatian seseorang terhadap sensasi Untuk mengatasi dismenorea
nyeri. Metode distraksi digunakan biasanya menggunakan obat-obat
untuk nyeri ringan sampai sedang. Akan sejenis prostaglandin inhibitor yaitu
tetapi, dengan konsentrasi penuh dapat dengan NSAID (Non Steroidal Anti-
juga digunakan untuk nyeri akut. Pada inflammatory Drugs) yang menghambat
sebagian kasus, nyeri hanya berkurang produksi dan kerja prostaglandin. Untuk
pada saat distraksi dilakukan. Jika kram yang berat, pemberian NSAID
distraksi telah selesai, klien akan seperti naproksen atau piroksikan dapat
sadar kembaliterhadap rasa nyeri yang membantu (Wikjosastro, 1999). Contoh
obat dari golongan NSAID antara lain terdaftar pada saat penelitian dilaksanakan.
aspirin, ibuprofen, naproxen sodium, Penelitian ini menggunakan teknik simple
dan ketoprofen.15 random sampling atau semua populasi yang
memenuhi kriteria inklusi yang berjumlah 96
orang. Metode pengumpulan data dilakukan
BAHAN DAN METODE
dengan dua cara, yakni menggunakan data
Penelitian ini merupakan penelitian
primer dan data sekunder. Data primer adalah
yang menggunakan desain penelitian
data yang diperoleh langsung dari responden
analitik. Penelitian ini dilakukan dengan
dimana pengumpulan data dilakukan dengan
melihat hasil kuisioner yang deberikan pada
metode angket yang dibagikan kepada
Mahasiswi FK-UMI Makassar Angkatan
responden untuk mendapatkan jawaban
2013 yang merupakan objek utama dalam
pertanyaan. Sedangkan data sekunder adalah
penelitian ini. Adapun data yang diperoleh
data yang didapatkan dari pihak fakultas yang
dari hasil kuisioner kemudian kami gunakan
berhubungan dengan jumlah mahasiswi di
sebagai bahan utama dalam melihat tingkat
fakultas kedokteran UMI Makassar angkatan
pengetahuan Mahasiswi FK-UMI Makassar
2013.
Angkatan 2013 tentang dismenorea dengan
perilaku penanganan dismenorea.
Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas HASIL PENELITIAN
Kedokteran UMI Makassar. Waktu penelitian Berdasarkan penelitian yang telah
adalah bulan Maret sampai Oktober dilakukan pada seluruh responden yang
2015. Populasi pada penelitian ini adalah berjumlah 96 orang, semua pernah mengalami
semua mahasiswi angkatan 2013 Fakultas dismenore baik sebelum, selama ataupun
Kedokteran UMI Makasssar yang masih setelah menstruasi.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Derajat Dismenorea


Derajat dismenorea Frekuensi Persentase (%)
Ringan 64 66,67
Sedang 27 28,12
Berat 5 5,21
Jumlah 96 100
Sumber: Data primer 2015
Pada tabel 1. dapat dilihat bahwa dismenorea sedang sebanyak 27 responden
sebagian besar responden mengalami (28,12%), dan hanya terdapat 5 responden
dismenorea ringan, yaitu 64 responden (5,21%) yang mengalami dismenorea ringan.
(66,67%). Mahasiswi yang mengalami
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Usia Responden
Usia Responden (tahun) Frekuensi Persentase (%)
17 2 2,083
18 1 1,042
19 33 34,375
20 54 56,25
21 5 5,208
22 1 1,042
Jumlah 96 100
Sumber: Data primer 2015

Pada tabel 2. dapat dilihat bahwa jumlah adalah responden yang berusia 18 tahun dan
responden penelitian yang paling banyak 22 tahun, yaitu masing-masing sebanyak 1
adalah responden yang berusia 20 tahun, mahasiswi (1,042%) dari 96 orang jumlah
yaitu sebanyak 54 mahasiswi (56,25%) total responden.
dan jumlah responden yang paling sedikit

Tabel 3. Tingkat Pengetahuan tentang Dismenorea


Kategori Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 33 34,4
Cukup 31 32,3
Kurang 32 33,3
Jumlah 96 100
Sumber: Data primer 2015
Pada tabel 3. dapat dilihat bahwa dengan kategori cukup 31 responden (32,3%)
sebagian besar responden memiliki dan terdapat 32 responden (33,3%) dengan
pengetahuan tentang dismenorea dengan kategori tingkat pengetahuan kurang dari
kategori baik, yaitu 33 responden (34,4%) total responden 96 mahasiswi.
Tabel 4. Kategori Perilaku Penanganan Dismenorea
Bentuk Perilaku Frekuensi Persentase (%)
Melakukan teknik distraksi, relaksasi, atau guilded imaginary 65 18,414
Kompres air hangat 39 11,048
Mengoleskan balsam/ lotion penghangat 48 13,6
Pemijatan 75 21,246
Posisi knee-chest 49 13,881
Olahraga 37 10,48
Mengonsumsi obat anlgetik atau ramuan herbal 40 11,331
Jumlah 353 100
Sumber: Data primer 2015
Pada tabel 4. diketahui bahwa sebagian (21,246%), dan paling sedikit menangani
besar mahasiswi menangani dismenorea dismenorea dengan melakukan olahraga
dengan melakukan pemijatan pada daerah yaitu sebanyak 37 responden (10,48%).
yang nyeri, yaitu sebanyak 75 responden
Tabel 5 Kategori Perilaku Penanganan Dismenorea
Kategori Perilaku Frekuensi Persentase (%)
Sesuai 63 65,6
Tidak Sesuai 33 34,4
Jumlah 96 100
Sumber: Data primer 2015
Pada tabel 5. dapat dilihat bahwa kategori sesuai, sedangkan 33 responden
sebanyak 63 responden (65,6 %) memiliki (34,4 %) memiliki perilaku penanganan
perilaku penanganan dismenorea dengan dismenorea dengan kategori tidak sesuai.
Tabel 6. Hubungan tingkat pengetahuan dismenorea dengan perilaku penanganan dismenorea
Perilaku Penanganan Dismenorea
Tingkat Pengetahuan Total
Sesuai Tidak Sesuai
Dismenorea
F % F % F %
Baik 32 33,3 1 1 33 34,3
Cukup 13 13,5 18 18,8 31 32.3
Kurang 18 18,8 14 14,6 32 33,4
Total 63 65,6 33 34,4 96 100
Sumber: Data primer 2015, chi-square, p=0,000 (P<0,05)
Tabel 6. Menunjukkan bahwa dismenorea yang kurang dengan perilaku
sebagian besar responden memiliki tingkat penanganan dismenorea yang tidak sesuai,
pengetahuan tentang dismenorea dalam yaitu 14 responden (14,6%).
kategori baik dengan perilaku penanganan
dismenorea yang sesuai, yaitu 32 responden PEMBAHASAN
(33,3%), sedangkan responden yang memiliki
Tingkat Pengetahuan tentang Dismenorea
tingkat pengetahuan cukup dengan perilaku
penanganan yang sesuai yaitu 13 responden Berdasarkan penelitian yang telah
(13,5%). Pada responden yang memiliki dilakukan pada mahasiswi Fakultas
tingkat pengetahuan tentang dismenorea Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
dalam kategori cukup dengan perilaku angkatan 2013, didapatkan hasil bahwa
penanganan dismenorea yang tidak sesuai, tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai
yaitu 18 responden(18,8%). Serta kategori dismenorea berada pada kategori baik.
tingkat pengetahuan tentang dismenorea Kondisi tersebut terlihat pada tabel 5.3
yang kurang dengan perilaku penanganan sebanyak 33 responden (34,4%) memiliki
disemnorea yang sesuai, yaitu 18 responden tingkat pengetahuan yang baik mengenai
(18,8%) dan tingkat pengetahuan tentang dismenorea dan sebanyak 31 responden
(32,3%) yang memiliki kategori cukup
sedangkan sebanyak 32 responden (33,3%) mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
memiliki kategori kurang. Muslim Indonesia Angkatan 2013 dapat
Pada mahasiswi dengan kategori baik mengembangkan kemampuan mengambil
padatingkatpengetahuantentangdismenorea, keputusan untuk menangani dismenorea yang
mahasiswi mampu mengetahui, memahami, merupakan manifestasi dari keterpaduan
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak
dan mengevaluasi mengenai pengertian, dari dismenorea sebagai masalah nyata yang
klasifikasi, penyebab dan penanganan dialami oleh para mahasiswi.
dismenorea. Hal itu sesuai dengan teori yang Hal tersebut sesuai dengan teori Meliono
dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007), Irmayanti (2007) yang menyatakan bahwa
bahwa pengetahuan merupakan hasil dari usia mempengaruhi tingkat pengetahuan
tahu untuk terbentuknya tindakan seseorang seseorang. Dengan usia yang lebih banyak,
yang mencakup kemampuan kognitif, afektif maka pengalaman yang dimiliki juga akan
dan psikomotorik. Pengetahuan yang dilihat semakin banyak dan beragam. Pengalaman
dari kemampuan kognitif sesorang mencakup dapat dijadikan cara untuk menambah
kemampuan untuk mengetahui, memahami, pengetahuan seseorang tentang suatu hal.
mengaplikasi, menganalisis, mensisntesis dan Selain itu usia juga akan mempengaruhi daya
mengevaluasi suatu hal. tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
Adabeberapafaktoryangmempengaruhi bertambah usia akan semakin berkembang
tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia pengetahuan yang diperolehnya semakin
Angkatan 2013 mengenai dismenorea, baik.
yaitu usia, tingkat pendidikan dan sumber Responden yang digunakan dalam
informasi. penelitian ini berasal dari latar belakang
Berikut ini adalah faktor yang tingkat pendidikan yang sama, yaitu
mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang mahasiswi S1 Semester 4 Fakultas Kedokteran
dismenorea pada mahasiswi Fakultas Universitas Muslim Indonesia.
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Tingkat pendidikan mahasiswi ini
Angkatan 2013: mempengaruhi tingkat pengetahuannya
Sebagian besar responden pada tentang dismenorea, sebab seperti yang
penelitian ini berusia 20 tahun, yaitu disampaikan oleh Meliono Irmayanti (2007),
sebanyak 54 responden (56,25%) dan usia makin tinggi tingkat pendidikan maka,
19 tahun sebanyak 33 responden (34,375%) makin mudah seseorang mendapatkan
dengan ketegori tingkat pengetahuan pengetahuan karena tingkat pendidikan akan
tentang dismenorea yang baik. Pada keadaan mempengaruhi seseorang untuk menerima
tersebut terlihat bahwa, semakin bertambah ide dan teknologi atau informasi baru.
usia mahasiswi, maka tingkat pengetahuan Perilaku Penanganan Dismenorea
yang dimilikinya akan semakin baik. Perilaku kesehatan menurut
Dengan pengetahuan tentang dismenorea, Notoatmodjo (2007) adalah bentuk respon
seseorang terhadap stimulus yang berkaitan Pada tabel 5.4, diperlihatkan bahwa
dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan sebagian besar mahasiswi, yaitu sebanyak 75
kesehatan, makanan serta lingkungan. responden (21,246%) melakukan pemijatan
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh untuk menangani dismenorea yang dirasakan
Notoatmodjo tersebut, yang dimaksud secara mandiri. Pemijatan tersebut dilakukan
dengan perilaku penanganan dismenorea di daerah yang dirasakan nyeri, yaitu daerah
adalah bentuk respon seseorang terhadap perut bagian bawah. Hal ini sesuai dengan
keluhan dismenorea yang dirasakannya untuk pendapat Suzanne S. (2002) bahwa pemijatan
menangani keluhan tersebut. dapat meminimalkan reaksi terhadap nyeri,
Beragam cara penanganan dismenorea sebab selain menghalangi persepsi rangsang
telah dilakukan oleh sebagian besar nyeri, pemijatan juga merelaksasikan
mahasiswi. Dari hasil wawancara dengan kontraksi dan spasme otot karena dapat
responden, penanganan dismenorea memperlancar sirkulasi darah.
dilakukan untuk mengurangi rasanya nyeri Pada tabel 5.5, diketahui bahwa
agar tidak semakin parah sehingga tidak sebanyak 63 responden (65,6 %) telah
mengganggu aktifitas keseharian mereka. Hal melakukan perilaku yang sesuai untuk
tersebut sesuai dengan pendapat Kartono menangani dismenorea. Perilaku yang
(2006), bahwa penanganan yang kurang tepat sesuai tersebut ditunjukkan dari kesadaran
membuat dewasa muda selalu mengalaminya mahasiswi untuk selalu memperhatikan rasa
setiap siklus menstruasinya. nyeri yang dirasakannya ketika menstruasi.
Berdasarkan hasil penelitian, seluruh Dari kesadaran mahasiswi, muncullah rasa
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas ketertarikan untuk mengetahui penyebab
Muslim Indonesia Angkatan 2013 telah dan tindakan yang dapat dilakukan untuk
melakukan perilaku penanganan dismenorea. menangani keluhan dismenorea yang mereka
Perilaku penanganan dismenorea didasarkan rasakan sehingga pada akhirnya mereka
oleh cara berfikir dan bersikap positif tentang dapat menerima kondisi tersebut. Seperti
keluhan dismenorea yang dialaminya, yang diungkapkan Notoatmodjo (2007)
sehingga terbentuk perilaku berupa bahwa perilaku penanganan dismenorea
pemberian kompres hangat, olah raga teratur yang dilakukan terbentuk karena adanya
dan istirahat, pengkonsumsian makanan suatu proses tahapan awareness (kesadaran),
bergizi, pengkonsumsian obat analgetik. interest (merasa senang), evaluation
Hal itu sesuai pendapat Wiknjosastro (menimbang-nimbang), trial (mencoba),
(2007) bahwa, untuk menurunkan angka adaptation (menerima) pada diri seseorang.
kejadian dismenorea dan mencegah keadaan Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang
dismenorea tidak bertambah berat, beberapa Dismenorea dengan Perilaku Penanganan
usaha dapat dilakukan seperti penerangan Dismenorea
dan nasihat, pemberian obat analgesik, pola Hasil penelitian menunjukkan
hidup sehat, terapi hormonal dan terapi obat bahwa terdapat hubungan antara tingkat
nonsteroid antiprostaglandin sesuai dengan pengetahuan tentang dismenorea dengan
petunjuk dokter.
perilaku penanganan dismenorea pada DAFTAR PUSTAKA
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas 1. Badziad, A. 2003. Endokrinologi dan
Muslim Indonesia Angkatan 2013. Sebanyak Ginekologi. Edisi ke-2. Jakarta: Media
32 responden (33,3%) memiliki tingkat Aesculapius Fakultas Kedokteran
pengetahuan baik dan berperilaku baik dalam Universitas.
menangani dismenorea. Sehingga dapat 2. Proverawati, A., Misaroh, S. 2009.
disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat Menarche; Pertama Penuh Makna.
pengetahuan tentang dismenorea dengan Bandung: Nuha Medika
perilaku penanganan dismenorea pada 3. Admin. 2005. Menstruasi dan
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Penanganan Dismenorea. Cermin Dunia
Muslim Indonesia Angkatan 2013. Kedokteran. No 133/ 2005.
Apabila melihat adanya hubungan 4. Warner,P., Gritchley, H.O,dkk. 2001.
tingkat pengetahuan tentang dismenorea Referral for Menstrual Problems: Cross
dengan perilaku penanganan dismenorea Sectional Survey of Symptoms, Reason for
pada mahasiwi Fakultas Kedokteran Referral, and Management; Vol 323. UK.
Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2013, British Medical Journal.
maka dapat disimpulkan bahwa semakin 5. Fritz, M.A., Speroff, L., 2011. Chapter
baik tingkat pengetahuan yang dimiliki 14 Menstrual Disorder; Dymenorrhea.
maka semakin baik perilaku yang dilakukan Clinical Gynecologic Endocrinology and
untuk menanganinya. Hal ini sesuai dengan Infertility. USA
hasil penelitian Rani (2013) yang berjudul 6. Morgan, G., Hamilton, C., 2009. Obstetri
Pengaruh Pengetahuan dengan penanganan & Ginekologi Panduan Praktik Edisi 2.
Sindroma Pra Haid pada Remaja Putri Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kelurahan Notoprajan Yogyakarta. 7. Manuaba, I.G.B. 2001. Kapita Selekta
Semakin baik pengetahuan tentang Pelaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi
dismenorea yang dimiliki mahasiswi, maka dan KB. Jakarta: Penerbit Buku
perilaku yang ditunjukkan untuk menangani Kedokteran EGC
dismenorea juga semakin baik. Dengan 8. Dang, D.K., dkk. 2010. Women’s
pengetahuan yang baik akan mempengaruhi Health Across the Lifespan: A
sikapmahasiswiuntukmenanganidismenorea Pharmacotherapeutic Approach. USA
yangtepat.MenurutAzwar(2003),haltersebut 9. Vuong. L,K. 2006. Textbook of
karena pengetahuan seseorang tentang Therapeutics: Drug and Disease
sesuatu hal akan mempengaruhi sikapnya. Management 8th Edition. USA. Lippincott
Sikap positif maupun negative tergantung Williams & Wilkins
dari pemahaman individu tentang suatu hal 10. Ostrzenski, A. 2002. Gynecology;
tersebut, sehingga sikap ini selanjutnya akan Integrating Coventional, Complementary
mendorong individu melakukan perilaku and Natural Alternative Therapy. USA.
tertentu pada saat dibutuhkan, tetapi kalau Lippincott Williams & Wilkins
sikapnya negative, justru akan menghindari
untuk melakukan perilaku tersebut.
11. Rothblatt, A.B. 2004. Current Care of 18. Gregory Garra DO, Adam J. Singer MD,
Women Diagnosis & Treatment. USA. The dkk. 2009. Validitionof Wong-Baker Faces
McGraw Hill Lange. Pain Ratig Scale. Diperolehdari: http://
12. Taruna. 2003. Hipoterapi.Diperoleh onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/
dari: http://www.medikaholistik.com/ j.1553-2712.2009.00620.x/full.
[Diakses pada 4 Juni 2014] [Diaksespada 4 Juni 2014]
13. Akatri, S. 1996. Penuntun Hidup Sehat 19. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan
Menurut Ilmu Kesehatan Modern. dan Ilmu Prelaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Surabaya: Airlangga University Press. 20. Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian.
14. Smeltzer, Suzanne. 2002. Buku Ajar Jakarta: Rineka Cipta
Medikal Bedah Edisi Kedelapan. Jakarta: 21. Arif. 2011. Alur Penelitian. Diperoleh
EGC. dari: http://www.scribd.com.
15. Tamsuri, A. 2007. Konsep dan doc196293699 secondary-survey-
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC. pemeriksaan-penunjang-dan-evaluasi.
16. Wikinjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu html. [Diakses pada 4 Juni 2014]
Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kandungan.
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: Pustaka Sarwon Prwirohardjo.
17. Sulastri. 2006. Tesis: Perilaku Pencarian
Pengobatan Keluhan Dysmenorherrea
pada Remaja di Kabupaten Purworejo
Prinsi Jawa Tengah. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada. Diperoleh dari:
http://digilib.ugm.ac.id. [Diakses pada 4
Juni 2014]

Anda mungkin juga menyukai