190610094
MODUL 1
EMBRIOGENESIS SISTEM URINARIUS
SKENARIO 1 :
Keponakan Baru
Rina mahasiswa kedokteran semester satu, sangat bahagia ketika pulang dari
kampus ia mendapati kakaknya yang baru saja melahirkan anak pertamanya. Rina
sangat bahagia mendapat keponakan baru, namun betapa kagetnya dia saat akan
mengganti popok bayi tersebut Rina melihat pada skrotum bayi itu terdapat
hidrokel. Rina mencoba meraba bagian skrotum namun dia hanya menemukan
testis bagian sinistra saja. Secara tiba-tiba bayi itu kemudian buang air kecil,
tampak oleh Rina muara uretra eksterna ada pada bagian ventral penis. Seketika
Rina teringat pelajaran yang sedang dipelajarinya di kampus, Rina curiga
kemungkinan keponakannya mengalami kelainan ini pada masa embriogenesis,
sehingga setelah lahir tampak adanya kelainan anatomi pada kelamin bayi ini dan
mungkin disertai dengan gambaran histologi yang tidak normal. Rina kemudian
teringat kuliah dosennya yang mengatakan apabila bayi mengalami kelainan pada
sistem urinariusnya bila tidak di koreksi maka organ urinariusnya tidak akan
berfungsi secara normal. Bagaimana Anda menjelaskan mengenai permasalahan
diatas?
JUMP 1
TERMINOLOGI
1. Sistem urinarius:
Sistem organ yang berfungsi menyaring dan membuang zat limbah serta cairan
berlebih dalam urin.
2. Skrotum
Kantong Yang terdiridari testis darikulit dan otot yang membungkus testis.
3. Hidrokel
Penumpukan cairan yang berlebihan dirongga yang terletak di antara lapisan
parietal dan visceral tunika vaginalis dan skrotum.
4. Uretra
Saluran akhir reproduksi yang terdapat dalam penis yang menghubungkan urine
dengan dunia luar
JUMP 2 & 3 RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESA
5. ApasajapembagianHidrokel?
a. Hidrokel Komunikans
Terjadikarenaskrotum/kanal inguinal tidak tertutup secara sempurna,
sehingga cairan dari rongga perut mengalir ke dalam skrotum dan tidak
dapat kembali ke perut.
b. Hidrokel non komunikans
Terjadi ketikacelahantararonggaperut di skrotummenutup,tetapicairan yang
ada di skrotum tidak dapatdipompa oleh tubuh
c. HidrokelTunikulus
Jarangditemukan,disebabkan oleh penumpukan cairan pada processus
vaginalis tidakmengalami obliterasi,tanpa ada hubungannyadengan abdomen
dan tunika vaginalis.
9. ApasajakelainanKongenital?
Kelainan pada ginjal
a. Agenesis ginjal :Tidakterbentuknya salah satuataukeduaginjal
b. Hipospladia ginjal :Yaitu ukuran ginjal lebihkecil dari pada ukuran
normal
c. Gangguan vascular ginjal, arteri renalis, vena renalis tunggal dan vasa
ateran
Kelainan pada ureter->
a. Atresia ureter : Ureter buntu.
b. Uketocele : Sakulasi/dilatasilasyik terminal ureter
c. Ureter ektopik : ureter tidakbermuaratidak pada tempatnya
JUMP 4
JUMP 5
1. Embriologi sistem urinarius
2. Anatomi sistem urinarius dan Vaskularisasi dan innervasi sistem urinarius
3. Histologi sistem urinarius
4. Pengantar kelainan sistem urinarius
JUMP 7
1. Embriologi Sistem Urinarius
A.Pembentukan unit-unit sekresi
B. Sistem ginjal
Tiga proses pembentukan ginjal
1. Pronefros
2. Mesonefros
Mesonefros dan salurannya berasal dari mesoderm intermedia. Pada minggu ke-4,
sistem mesonefros mulai tampak. Saluran ini memanjang dengan cepat,
membentuk sebuah gelung yang terbentuk huruf S dan terdapat glomerulus diujung
medialnya.
3. Metanefros
Proses ini tampak pada minggu ke-5. Satuan-satuan ekskresi berkembang dari
meaonefros metanefrosdan akan berfungsi pada trimester pertama.
Fungsi Ginjal
Ginjal definitifyang terbentuk dari metanefros mulai berfungsi menjelang minggu
ke-12. Urin masuk kedalam rongga amnion dan bercampur dengan cairan amnion.
Cairan ini ditelan oleh janin dan didaur ulang melalui ginjal. Selama kehidupan
dalam kandungan, ginjal tidak bertanggung jawab untuk ekskresi zat sisa, karena
yang melaksanakan fungsi ini adalah plasenta.
C. Sistem Pengumpul
Berkembang dari tunas ureter (tonjolan saluran mesonefros yang di dekat muara
kloaka). Tunas ureter menembus jaringan metanefros yang menutup ujung
distalnya sebagai topi. Tunas melebar membentuk piala ginjal(pelvis renalis)
primitif dan terbagi menjadi kranial dan kaudal membentuk kalises
mayores.Sambil terus menembus lebih jauh ke dalam jaringan metanefros, tiap-tiap
kaliks akan membentuk 2 tunas baru, dan akan terus membelah hingga terbentuk
12 generasi saluran atau lebih. Sementara itu, di bagian tepi, terbentuk lebih
banyak saluran hingga akhir bulan ke 5. Saluran generasi ke 2 membesar dan
menyerap masuk saluran generasi ke 3 dan ke 4, sehingga terbentuklah kalises
minor piala ginjal. Pada perkembangan selanjutnya, saluran generasi ke 5 dan
seterusnya sangat memanjang dan menyebar dari kaliks minor dan membentuk
piramida ginjal. Dengan demikian, tunas ureter membentuk ureter, piala ginjal,
kalises mayor dan minor, dan kurang lebih 1-3 juta saluran pengumpul.
D. Sistem Eksresi
Tiap-tiap saluran yang baru terbentuk akan ditutupi topi jaringan metanefrik
diujungnya. Sel-sel topi jaringan ini membentuk gelembung-gelembung kecil
vesikel renalis, yang akan menjadi saluran-saluran kecil, yang bersama-sama
berkas kapiler dikenal sebagai glomeruli, membentuk nefron/ satuan eksresi. ujung
proksimal masing-masing nefron membentuk simpai bowman, yang didalamnya
berisi glomerulus. sedangkan ujung distalnya membentuk hubungan terbuka
dengan salah satu saluran pengumpul, sehingga terbentuk jalan penghubung dari
glomerulus ke salah satu saluran pengumpul. pemanjangan saluran ekskresi terus
menerus mengakibatkan pembentukan tubulus kontortus proksimal, ansa henle,
dan tubulus kontortus distal. Ginjal berkembang dari 2 sumber yang berbeda :
Pada saat lahir, ginjal berlobulasi. Selama masa anak-anak, gambaran lobulasi
menghilang karena pertumbuhan nefron lebih lanjut. Akan tetapi, jumlahnya tidak
bertambah.
2. Sinus urogenitalis bagian panggul : Berupa saluran yang agak sempit yang pada
pria membentuk uretra pars prostatika dan pars membranosa.
3. Sinus Urogenitalis Tetap (sinus urogenitalis bagian penis) : merupakan bagian
yang sangat memipih ke samping dan terpisah dari dunia luar oleh membrana
urogenitalis (perkembangan urogenitalis berbeda pada kedua jenis kelamin).
Sumber: Langman, T.W. Sadler., 2010. Embriologi Kedokteran. Jakarta: EGC (hal 269-280)
id.scribd.com
Struktur Ginjal
Ginjal terbungkus oleh kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrous
berwarna ungu tua, lapisan luar disebut korteks, dan lapisan dalam disebut
medula.
1. Fungsi Ekskresi Ginjal akan mengeluarkan urin sekitar 1,5 liter/24 jam (1
ml/menit), yang mengandung banyak sekali zat-zat sisa/limbah metabolisme
(proses pembangunan energi, bahan dasar jaringan tubuh dan lain-lain dari
bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh, dari berbagai jalur). Zat-zat ini
banyak sekali yang sifatnya toksik (racun) yang berbahaya bila terlalu
banyak tertumpuk di dalam tubuh.
Vaskularis
Inervasi
Untuk persarafan simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui
N. Splanchnicus major, N Splanchnicus Imus dan N Lumbalis. Saraf ini
berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral.
Sedangkan persarafan parasimpatis melalui N Vagus. Ginjal mendapatkan
persarafan dari fleksus renalis (Vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
B. URETER
Ureter terdiri dari dua saluran pipa masing-masing bersambung dari
ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ±25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada
rongga pelvis.
Panjang ureter sekitar 25 cm yang mengantar kemih dan turun ke bawah
pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum.Di pelvis menurun
ke arah luar dan dalam dan menembus dinding posterior kandung kemih
secara serong (oblik). Cara masuk ke dalam kandung ini penting karena bila
kandung kemih sedang terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal
ureter itu dan mencegah kembalinya kemih ke dalam ureter. Lapisan dinding
ureter terdiri dari:
1. Dinding luar: jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah: lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam: lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltikyang
mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
FUNGSI
Fungsi ureter adalah mengalirkan urine dari pelvis ginjal menuju kandung
kencing dengan cara kontraksi peristaltik ritmik. Pada laki-laki terjadi 1-5 kali
tiap menit. Pergerakan peristaltik dikendalikan oleh dua lapisan otot ureter,
longitudinal dan sirkuler. Susunan pertemuan ureterovesical sedemikian rupa
sehingga kenaikan tekanan intravesika akan menutup orifisium ureter dan
akhirnya dapat mencegah refluks. Urine masuk ke dalam kandung kencing
dengan cara menyemprot. Secara berkala, kontraksi otot longitudinal ureter
akan membuka orifisium untuk mengalirkan urine masuk ke dalam kandung
kencing.
b. Aorta abdominalis
c. A Iliaca communis
d. A Testicularis/Ovarica
e. A Vesicalis inferior
Inervasi
Dinding ureter terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh saraf simpatis
dan parasimpatis serta pleksus neuron dan serat saraf intramural sepanjang
ureter. Seperti otot polos viseral lainnya, kontraksi peristaltik pada ureter
diperkuat oleh rangsang parasimpatis dan dihambat oleh rangsang simpatis
Vaskularisasi
Inervasi
- N Splanchnicus minor
- N Splanchnicus imus
1. Uretra Prostatia
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam),
dan lapisan submukosa.Uretra pria mulai dari orifisium uretra interna didalam
vesika urinaria sampai orifisium uretra eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-
20 cm.Dinding uretra terdiri dari 3 lapisan:
1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria
mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar
urethra tetap tertutup.
2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan
saraf.
3. Lapisan mukosa
- A. bulbi penis
- A. uretralis
INERVASI
(Sumber id.scribd.com)
GAGAL GINJAL
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali
dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan
dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit
serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri.
Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih
pada kaum lanjut usia.
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang menurun dengan
cepat dalam beberapa hari atau minggu sehingga ginjal tidak lagi mengekskresikan
produk limbah metabolisme, biasanya karena hipoperfusi ginjal. Laju filtrasi
glomerulus yang menurun dengan cepat menyebabkan azotemia (uremia) yaitu:
• Peningkatan produk limbah nitrogen dalam darah (kreatinin serum dan nitrogen
urea darah/BUN (Blood Urea Nitrogen)
• Oliguria
Penyebab Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan nefrotoksin. Iskemia
selama 25 menit atau kurang berakibat kerusakan berat yang irreversibel.
Nefrotoksik berupa antibiotik (aminoglikosida, penisilin, sefalosporin, tetrasiklin,
dan kerusakan ringan dan masih reversibel. Iskemia 2 jam menimbulkan
sulfonamida), logam berat (sisplatin), agen radiokontras, toksin endogen
(mioglobin, hemoglobin).
Perjalanan gagal ginjal kronik atau menahun meliputi tahap yang dimulai dengan
penurunan cadangan ginjal, selanjutnya terjadi insufisiensi ginjal, gagal ginjal, dan
terakhir uremia (tahap terakhir gagal ginjal). Keadaan irreversibel ditandai dengan
fungsi nefron yang berkurang. Kerusakan ginjal berlangsung progresif. Perjalanan
menuju uremia berlangsung berangsur untuk waktu yang cukup lama (beberapa
tahun). Jika ginjal tak dapat lagi mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit maka diperlukan dialisis (hemodialisis atau dialisis peritoneal).
Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita
daripada pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah
anal. Faktor resiko sistitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih
neurogenis, pemasangan kateter, keadaan- keadan obstruktif dan diabetes mellitus.
Apabila berlanjut, akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung kemih ke
pelvis ginjal, yang disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan merasakan
keluhan seperti disuria (nyeri saat miksi), sering berkemih, merasa ingin berkemih
terus, dan sakit di atas daerah suprapubis.
Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini
adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis
ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun. Pielonefritis menahun
ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh Refluks vesikouretral yang
dapat menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan jaringan parut di kutub
ginjal. Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang
menimbulkan tekanan tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua
papila, jaringan parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.
(Sumber:id.scribd.com)