Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KESEHATAN DAN GIZI

GANGGUAN MEDIS MEMPENGARUHI PENGASUHAN

(ASMA,DIABETES,TIFUS,DAN HIV)

DOSEN PENGAMPU :

Defni Satria,SKM.M,Pd.

Oleh :

1.Rahmatul Ummah

2.Wan Juwita Lestari

3.Nadilla Feby

PROGRAM STUDI PG PAUD

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alhamdulillah,puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
karunian-NYA penulis dapat penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
gangguan medis mempengaruhi pengasuhan.

Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan alam yakni nabi besar Muhammad
SAW yang senantiasa setia hingga akhir zaman.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pendukung nilai mata kuliah kesehatan
dan gizi di program studi Pendidikan Guru PAUD Universitas Riau tahun 2019/2020.

Pada kesempatan ini enulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada ibu Defni Satria,M.Pd.selaku dosen dari mata kuliah kesehatan dan gizi
dan semua pihak yang sudah berusaha keras memberikan bimbingan dan bantuab baik moril
maupun materil serta doa dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun bentuk
penulisannya,karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki.oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kkesempurnaan makalahini.semoga dengan adanya
makalah ini dapat membantu serta bermanfaat bagi teman-teman dan yang memerlukannya.

Pekanbaru,13 oktober 2019

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
3.1 Tujuan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Pengertian pola asuh..........................................................................3
2.2 Faktor-faktor yang mempengaaruhi pola asuh...................................4
2.3 Asma.................................................................................................4
2.4 Diabetes.............................................................................................5
2.5 Tanda-tanda gejala tifus.....................................................................7
2.6 HIV di dalam lingkungan pengasuhan................................................8

BAB III PENUTUP........................................................................................9


3.1 Simpulan............................................................................................9
3.2 Saran..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................10

 
1.2   RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengasuhan orang tua?
2. Siapakah yang melakukan pengasuhan?
3. Penyakit apa saja yang dapat mempengaruhi pola asuh ?
4. Apakah penyakit asma dapat menghambat pengasuhan?
5. Apakah penyakit diabetes dapat menghambat pengasuhan?
6. apakah penyakit tifus dapat mempengaruhi pengasuhan?
7.Apakah HIV dapat mempengaruhi pengasuhan?

1.3  TUJUAN
1.Mengetahui pengertian pola asuh
2.Mengetahui gangguan medis yang dapat mempengaruhi pengasuhan 
4.Mengetahui berbagai penyakit yang dapat menyerang anak
5.Mengetahui pengaruh dari gangguan medis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pola asuh
Orang tua mempunyai peran dan fungsi yang bermacam-macam, salah satunya adalah
mendidik anak. Menurut (Edwards, 2006), menyatakan bahwa “Pola asuh merupakan
interaksi anak dan orang tua mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta melindungi
anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat”. 
Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan orang tua yang diterapkan
pada anak. Banyak ahli mengatakan pengasuhan anak adalah bagian penting dan mendasar,
menyiapkan anak untuk menjadi masyarakat yang baik. Terlihat bahwa pengasuhan anak
menunjuk kepada pendidikan umum yang diterapkan. Pengasuhan terhadap anak berupa
suatu proses interaksi antara orang tua dengan anak. Interaksi tersebut mencakup perawatan
seperti dari mencukupi kebutuhan maka mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun
mensosialisasi yaitu mengajarkan tingkah laku umum yang diterima oleh masyarakat.
Pendampingan orang tua diwujudkan melalui pendidikan cara-cara orang tua dalam mendidik
anaknya. Cara orang tua mendidik anak nya disebut sebagai pola pengasuhan. Interaksi anak
dengan orang tua, anak cenderung menggunakan cara-cara tertentu yang dianggap paling baik
bagi anak. Disinilah letaknya terjadi beberapa perbedaan dalam pola asuh. Disatu sisi orang
tua harus bisa menetukan pola asuh yang tepat dalam mempertimbangkan kebutuhan dan
situasi anak, disisi lain sebagai orang tua juga mempunyai keinginan dan harapan untuk
membentuk anak menjadi seseorang yang dicita-citakan yang tentunya lebih baik dari orang
tuanya (Jas dan Rachmadiana,2004).
Setiap upaya yang dilakuakan dalam mendidik anak, mutlak didahului oleh tampilnya sikap
orang tua dalam mengasuh anak meliputi:
1.      Perilaku yang patut dicontoh
Artinya setiap perilaku tidak sekedar perilaku yang bersifat mekanik, tetapi harus didasarkan
pada kesadaran bahwa perilakunya akan dijadikan lahan peniru dan identifikasi bagi anak-
anaknya.
2.      Kesadaran diri
Ini juga harus ditularkan pada anak-anak dengan mendororng mereka agar perilaku
kesehariannya taat kepada nilai-nilai moral. Oleh sebab itu orang tua senantiasa membantu
mereka agar mampu melakukan observasi diri melalui komunikasi dialogis, baik secara
verbal maupun non verbal tentang perilaku
3.      Komunikasi
Komunikasi dialogis yang terjadi antara orang tua dan anak-anaknya, terutama yang
berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk memecahkan permasalahanya.

2.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi pola asuh


Adapun faktor yang mempengaruhi pola asuh anak adalah: (Edwards, 2006),
1.      Pendidikan orang tua
Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi persiapan
mereka menjalankan pengasuhan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjadi
lebih siap dalam menjalankan peran pengasuhan antara lain: terlibat aktif dalam setiap
pendidikan anak, mengamati segala sesuatu dengan berorientasi pada masalah anak, selalu
berupaya menyediakan waktu untuk anak-anak dan menilai perkembangan fungsi keluarga
dan kepercayaan anak. Hasil riset dari Sir Godfrey Thomson menunjukkan bahwa pendidikan
diartikan sebagai pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-
perubahan yang tetap atau permanen di dalam kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap.
Orang tua yang sudah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak akan lebih
siap menjalankan peran asuh, selain itu orang tua akan lebih mampu mengamati tanda-tanda
pertumbuhan dan perkembangan yang normal (Supartini, 2004).
2.      Lingkungan
Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak mustahil jika lingkungan
juga ikut serta mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya.
3.      Budaya
Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh
anak, kebiasaan-kebiasaan masyarakat disekitarnya dalam mengasuh anak. Karena pola-pola
tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. Orang tua
mengharapkan kelak anaknya dapat diterima dimasyarakat dengan baik, oleh karena itu
kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak juga mempengaruhi setiap
orang tua dalam memberikan pola asuh terhadap anaknya (Anwar,2000).
Dan apabila anak menderita gangguan medis juga dapat mempengaruhi
pengasuhan,seperti:asma,diabetes,tifus,dan HIV.

2.3 ASMA

Penyakit pernapasan ini dapat mempengaruhi semua orang dari segala usia. Namun menurut
WHO, asma adalah penyakit pernapasan kronis yang paling umum menyerang anak-anak.

Penyakit ini paling sering dimulai pada masa kanak-kanak karena:


 Anak lahir prematur.
 Anak lahir dengan berat badan rendah.
 Mengalami alergi tertentu, misalnya alergi makanan atau eksim.
 Mengalami infeksi pernapasan atas, seperti pneumonia, bronkitis, dan lain
sebagainya.
 Genetik. Risiko anak akan lebih tinggi jika orangtuanya memiliki riwayat penyakit
asma.

Anak laki-laki dan wanita dewasa adalah dua kelompok usia yang paling berisiko mengalami
penyakit pernapasan ini. Sayangnya, sampai saat ini tidak diketahui pasti bagaimana jenis
kelamin dan hormon seks memainkan peran sebagai faktor risiko penyakit asma.

DIAGNOSOIS

Penyakit pernapasan ini hanya bisa didiagnosis oleh dokter. Dokter akan menanyakan riwayat
kesehatan Anda (termasuk jenis dan frekuensi gejala), riwayat medis keluarga, serta
menjalani pemeriksaan fisik dan tes fungsi paru-paru.

Beri tahu dokter bila keluarga terdekat Anda, seperti orangtua, saudara kandung, serta kakek
dan nenek ada yang mengalami kondisi ini. Beri tahu dokter juga soal gejala yang Anda
keluhkan selama ini. Mulai dari kapan dan seberapa sering Anda mengalaminya.

Selama pemeriksaan fisik, dokter akan mendengarkan pernapasan Anda dan mencari tanda-
tanda penyakit pernapasan atau alergi. 

Dokter kemudian akan menggunakan tes yang disebut spirometri untuk memeriksa cara kerja
paru-paru Anda. Tes ini mengukur seberapa cepat dan banyak udara yang dapat Anda hirup
serta embuskan. 

Bila diperlukan, dokter juga dapat melakukan sejumlah tes lain, seperti:

 Tes alergi untuk mengetahui alergen yang mempengaruhi Anda, jika ada.
 Tes bronkus untuk mengukur sensitivitas saluran pernapasan Anda. 
 Tes untuk menunjukkan apakah Anda memiliki kondisi lain dengan gejala yang sama
seperti asma (misalnya refluks asam lambung, kelainan pita suara, atau sleep apnea)
 Rontgen dada atau EKG (electrocardiogram). Tes ini akan membantu mengetahui
apakah benda asing atau penyakit lainnya menyebabkan gejala Anda.

Pengobatan

Asma adalah penyakit yang tak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol.


Pengobatan dapat membantu meringankan gejala dan mencegah kekambuhan serangan asma
di kemudian hari.

Pengobatan penyakit ini ada dua jenis, yaitu obat kontrol jangka panjang dan jangka pendek.

2.4 DIABETES.
Diabetes atau sakit gula adalah penyakit kronis yang mengenai orang dewasa dan anak-anak
serta mengganggu kemampuan penderitanya dalam memproduksi insulin dan mengatur kadar
gula darah.diabetes yang tidak terkendali bisa menghasilkan dua jenis krisis:

Hipoglikemia dan hiperglikemia

Hipoglikemia adalah kadar glokosa atau gula yang rendah apnormal di dalam
darah,pada anak yang diabetes,hipoglikemia berarti terlalu banyak insulin dan tidak cukup
glukosa yang beredar didalam darah.ini menyebabkan reaksi insulin, atau syok insulin yang
terjadi dengan cepat dan harus segera dirawat.kondisi ini merupakan kondisi darurat yang
paling sering terjadi pada anak diabetes dan jika didiamkan,bisa membahayakan hidup.

Bagi anak diabetes bagian terpenting dari peengendalian penyakitnya adalah mengenali
sensasi awal yang menandakan bahwa reaksi insulin akan segera terjadi.seorang anak yang
terlatih akan tahu kapan reaksi akan terjadi,tahu cara mengenali awal serangan,dan apa yang
harus dilakukannya.segera mengonsumsi sebuah permen ,segalas air jeruk,atau sumber cepat
dari gula lainnya,akan segera mengembalikan kadar gula yang benar didalam darah dan
menghindari reaksi insulin.namun anak yang masih sangat kecil atau baru mengalami
diabetes,bisa tidak cukup dini mengenali tanda-tanda ini.

Yang harus diperhatikan

Tanda-tanda awal (yang muncul tiba-tiba)

 Lapar
 Marah,mudah tersinggung
 Lemah
 Gemetar
 Berkeringat
 Pening
Tanda-tanda lanjut :
 Mengantuk
 Pemikiran dan koordinasi gerak terganggu
 Bingung
 Hilangnya kesadaran
Yang harus dilakukan
1. Berikan gula yang berfungsi dengan cepat,missallnya gula pasir,gula
kubus,madu,lapisan gula pada keik,permen,sirup,atau air jeruk,jika anak
cukup sadar untuk menelan.seharusnya anak merasa lebih baik dalam waktu
10-15 menit,periksa apakah anak lupa makan.
2. Jika tidak ada perbaikan dalam 15 menit, erikan kembali gula dalam jumlah
yang sama dan hubungi orang tua anak atau pemberi layanan kesehatan.

HIPERGLIKEMIA

Hiperglikemia terjadi ketika terlalu banyak gula dan kurang insulin didalam aliran
darah.kadar gula darah yang terus tinggi akan mengganggu peredaran darah,merusak
pembuluh darah dan alat alat tubuh dan membuat anak peka terhadap infeksi.

Hiperglikemia terjadi pada anak yang diabetesnyatidak terdiiagnosis.ia juga bisa terjadi pada
anak yang telah diagnosis diabetes,jika terjadi,ini menunjukkan adanya penyakit diabetes itu
sendiri atau perlunya penyesuaian kembali dosis insulin atau pasokan makanan.ditinjau dari
sudut pertolongan pertama,hiperglikemia bukanlah keadaaan media darurat.diperlukan waktu
berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk mengenali tanda dan gejalanya.

Yang harus diperhatikan


 Sangat haus
 Sangat lapar
 Turunnya berat tubuh yang tiba-tiba tanpa alasan yang jelas
 Bau napas se[erti nau nuah-buahan
 Sering buang air kecil
 Lemah
Kadang-kadang,anak yang tidak diabetes bisa menunjukkan satu atau
dua gejala ini.namun,anak yang sedang terkena diabetes atau sudah
siagnosis diabetes,tetapi kurang baik pengendaliannya,akan terus-
menerus menunjukkan gejala ini.

Yang harus dilakukan


Jika anak terus-menerus mengalami tanda dan gejala di atas,ia harus
diperiksa oleh pemberi layanan kesehatan,Hipergliemia yang ridak
terawat bisa lebih merusak kesehatan anak.

2.5 Apa itu tipes (demam tifoid)?

Tipes alias demam tifoid adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
thyphi atau Salmonella paratyphi. Bakteri ini biasanya ditemukan di air atau makanan yang
terkontaminasi. Selain itu, bakteri ini juga bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi.

Demam tifoid termasuk infeksi bakteri yang bisa menyebar ke seluruh tubuh dan
memengaruhi banyak organ. Tanpa perawatan yang cepat dan tepat, penyakit ini bisa
menyebabkan komplikasi serius yang berakibat fatal.

Orang yang terinfeksi penyakit ini dapat menularkan bakteri melalui feses atau urinenya. Jika
orang lain makan makanan atau minum air yang terkontaminasi  dengan urine atau feses yang
sudah terinfeksi, penyakit ini bisa menular.

Demam tifoid sangat umum terjadi di negara-negara berkembang, terutama pada anak-anak.
Meski lebih sering terjadi pada anak-anak, kondisi ini juga bisa menyerang orang di usia
berapa pun.

Tanda-tanda dan gejala tipes (demam tifoid)

Begitu Anda terinfeksi, tubuh biasanya akan mengalami berbagai tanda dan gejala awal
seperti:

 Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 40,5 derajat celcius
 Sakit kepala
 Lemah dan lelah
 Nyeri otot
 Berkeringat
 Batuk kering
 Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan
 Sakit perut
 Diare atau sembelit
 Ruam
 Perut yang membengkak

Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, Anda akan mengalami kondisi seperti:

 Mengigau
 Berbaring lemah dengan mata setengah tertutup

Selain itu, di masa kritis ini Anda bisa mengalami berbagai komplikasi yang mengancam
jiwa. Pada sebagian orang, tanda dan gejala bisa muncul kembali dua minggu setelah demam
mereda.
Kemungkinan juga ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.

2.6 HIV DILINGKUNGAN PENGASUHAN ANAK

HIV (humman immunodeficienency virus) adalah masalah kesehatan terbesar yang


dihadapi dunia sekarang ini.pusat pengendalian penyalit memperkirakan bahwa di amerika
serikat saja,lebih sari satu juta orang terinfeksi HIV yang menyebabkan AIDS (acquired
immune deficiency syndrome). Pada awalnya,HIV hidup didalam tubuh selama berbulan-
bulan atau bertahun-tahun sebelum tanda dan gejala AIDS muncul.pada waktunya,virus
mulai menghancurkan sistem imunitas tubuh,membuat tubuh peka terhadap infeksi kronis
yang menjadi semakin sulit untuk diobati.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari pembahasan yang telah terurai diatas dapat kami tarik kesimpulan, bahwa pola
asuh orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan bagaimana bentuk
pribadi anak dimasa depan, dan terkadang gangguan medis yang terjadi pada anak bisa
penyebab dari gangguan yang mempengaruhi pengasuhan.
Penyebab umum terjadinya gannuan medis biasanya karena kurang perhatiannya
orang tua dalam mengasuh,atau terjadi karena kekebakan tubuh yang tidak stabil sehingga
membuat anak mudah terkena penyakit.
Penyakit asma tidak menular,diabetes biasnya disebabkan karena faktor gen atau
keturunan,tifus bisa saja terjadi akipat pola makan yang tidak teratur an tidak sehat,sedangkan
HIV bisa terjadi karena fakto lingkungan disekitar anak.
      Masalah medis pun sangat mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap pembentukan
kepribadian anak. Pembentukan kepribadian anak akan tertanggu apabila anaknya mengalami
masalah medis yang cukup berat dan disini diperlukan pola asuh orang tua yang benar supaya
anak bisa tumbuh kembang membentuk kepribadiannya dengan baik.

3.2 Saran
1.sebaiknya anak yang memiliki gangguan medis hendaklah memiliki pengasuhan
yang khusus,agar bisa menstabilkan keadaan imun dalam tubuh anak.
2.penyakit yang biasanya mudah masuk kedalam tubuh akibat hidunp tidak sehat dan
teratur.
3.sebaiknya bisa menjaga kebersihan rumah agar terhindar dari berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Purwoko,Susi.2007.pertolongan pertama dan rjp pada anak.Jakarta: pediatric first AID and
CPR.

Santoso,M.Pd,Dr.Soegeng dan Dra.Anne Lies Ranti.Kesehatan dan Gizi.Penrbit Renika


Cipta.

https://hellosehat.com/penyakit/tipes-demam-tifoid/ https://kurniawan-
ramsen.blogspot.com/2015/02/pola-asuh-orang-tua.html

Anda mungkin juga menyukai