Anda di halaman 1dari 15

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang muncul secara berlebihan selama

hamil. Mual dan muntah (morning sickness) pada kehamilan trimester awal sebenarnya
normal. Namun pada hiperemesis gravidarum, mual dan muntah dapat terjadi sepanjang
hari dan berisiko menimbulkan dehidrasi.

Tidak hanya dehidrasi, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan ibu hamil mengalami
gangguan elektrolit dan berat badan turun. Hiperemesis gravidarum perlu segera ditangani untuk
mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini sering kali
dikaitkan dengan tingginya kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) dalam darah.
Hormon ini dihasilkan oleh ari-ari (plasenta) sejak trimester pertama kehamilan dan kadarnya
terus meningkat sepanjang masa kehamilan.

Ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami hiperemesis
gravidarum, yaitu:

 Baru pertama kali mengandung


 Mengandung anak kembar
 Memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami hiperemesis gravidarum
 Mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya
 Mengalami obesitas
 Mengalami hamil anggur
Gejala Hiperemesis Gravidarum

Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi
hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan
dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa
pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi.

Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat
mengalami gejala tambahan berupa:

 Sakit kepala
 Konstipasi
 Sangat sensitif terhadap bau
 Produksi air liur berlebihan
 Inkontinensia urine
 Jantung berdebar

Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan mulai
mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu.

Kapan harus ke dokter

Ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan, sejak awal
kehamilan. Tindakan ini dilakukan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Jadwal pemeriksaan kehamilan yang dianjurkan adalah:

 Usia kehamilan 4-28 minggu: 1 kali tiap 1 bulan.


 Usia kehamilan 28-36 minggu: 1 kali tiap 2 minggu.
 Usia kehamilan 36-40 minggu: 1 kali tiap 1 minggu.

Di samping melakukan pemeriksaan rutin, ibu hamil perlu segera memeriksakan diri ke dokter
jika mual dan muntah bertambah parah atau disertai dengan:

 Pusing.
 Tidak mau makan atau minum selama 12 jam.
 Sakit perut.
 Timbul gejala dehidrasi, seperti lemas, jarang buang air kecil, kulit kering, dan jantung
berdebar.
 Muntah darah.
 Berat badan turun drastis.

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Dalam mendiagnosis hiperemesis gravidarum, dokter akan menanyakan gejala dan memeriksa
riwayat kesehatan ibu hamil dan keluarga. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk melihat
dampak dari hiperemesis gravidarum, seperti tekanan darah rendah dan denyut jantung cepat.
Dari pemeriksaan fisik tersebut, dokter dapat menentukan apakah muntah yang dialami ibu hamil
masih normal atau sudah berlebihan (hiperemesis gravidarum). Untuk melihat lebih detail akibat
dari hiperemesis gravidarum, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan.

Pemeriksaan lanjutan tersebut dapat dilakukan dengan tes darah dan urine. Tes ini dilakukan
untuk memeriksa tanda-tanda dehidrasi dan gangguan elektrolit yang dapat muncul akibat terjadi
hiperemesis gravidarum. USG kehamilan juga dilakukan untuk memantau kondisi janin dan
mendeteksi kelainan dalam kandungan.

Selain itu, untuk memastikan gejala mual dan muntah yang dialami ibu hamil bukan disebabkan
oleh suatu penyakit, misalnya penyakit liver, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan,
misalnya uji fungsi hati.

Pengobatan Hiperemesis Gravidarum

Berbeda dengan morning sickness yang penanganannya dapat dilakukan di rumah, penderita
hiperemesis gravidarum perlu menjalani perawatan di rumah sakit. Pengobatan yang diberikan
ditentukan berdasarkan tingkat keparahan gejala dan kondisi kesehatan ibu hamil secara
keseluruhan.

Pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan mual dan muntah, mengganti cairan
dan elektrolit yang hilang akibat muntah berlebihan, menambah asupan nutrisi dalam tubuh, serta
mengembalikan nafsu makan.

Beberapa obat yang dapat dokter diberikan adalah:

 Obat antimual, seperti promethazine.


 Vitamin B1 atau tiamin.
 Pyridoxine atau vitamin B6.
 Suplemen vitamin dan nutrisi.

Jika hiperemesis gravidarum menyebabkan ibu hamil tidak mampu menelan cairan atau makanan
sama sekali, obat dan nutrisi akan diberikan melalui infus. Selain melalui infus, ibu hamil juga
dapat menerima asupan makanan melalui selang makan.

Komplikasi Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum dapat membahayakan kondisi ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Mual dan muntah yang berlebihan akan menyebabkan ibu hamil kehilangan banyak cairan,
sehingga berisiko mengalami dehidrasi dan gangguan elektrolit.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, kedua kondisi ini dapat menimbulkan deep vein thrombosis
(trombosis vena dalam) pada ibu hamil. Beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi adalah:

 Malnutrisi.
 Gangguan fungsi hati dan ginjal.
 Perdarahan di kerongkongan (esofagus), akibat muntah yang terjadi terus-menerus.
 Cemas dan depresi.
Jika penanganan tidak segera dilakukan, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan organ-
organ tubuh ibu hamil gagal berfungsi dan bayi terlahir prematur.

Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

Langkah pencegahan hiperemesis gravidarum belum diketahui. Meski begitu, ada beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk meredakan morning sickness sehingga tidak berkembang menjadi
hiperemesis gravidarum, yaitu:

 Memperbanyak istirahat untuk meredakan stres dan menghilangkan rasa lelah.


 Mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, dan bertekstur halus agar mudah
ditelan dan dicerna.
 Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering. Hindari makanan berminyak,
pedas, atau berbau tajam yang dapat memicu rasa mual.
 Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, dan mengonsumsi minuman
yang mengandung jahe untuk meredakan mual dan menghangatkan tubuh.
 Mengonsumsi suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan zat besi
selama hamil.
 Menggunakan aromaterapi untuk mengurangi mual di pagi hari.

Menjaga kesehatan kehamilan selama trimester pertama juga penting dilakukan untuk mencegah
hiperemesis gravidarum. Salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin.

Pemeriksaan kehamilan umumnya dilakukan sejak usia kehamilan 4 minggu, untuk memantau
perkembangan janin dan mendeteksi secara dini kelainan yang mungkin dialami oleh janin.

Referensi

McCarthy, F.P., Lutomski, J.E., & Greene, R.A. (2014). Hyperemesis Gravidarum: Current
Perspectives. International Journal of Women’s Health, 6, pp. 719-725.
Wegrzyniak, L.J., Repke, J.T., & Ural, S.H. (2012). Treatment of Hyperemesis Gravidarum.
Obstetrics & Gynecology, 5(2), pp. 78-84.
American Pregnancy Association (2019). Hyperemesis Gravidarum.
National Health Service UK (2016). Health A-Z. Severe Vomiting in Pregnancy.
National Institute of Health (2018). MedlinePlus. Hyperemesis Gravidarum.
Stanford University (2019). Standford Children’s Health. Hyperemesis Gravidarum.
Cleveland Clinic (2016). Health. Hyperemesis Gravidarum (Severe Nausea & Vomiting During
Pregnancy).
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Morning Sickness.
Baby Center (2018). The Ultimate Pregnancy To-Do List: First Trimester.
Wint, C. Healthline (2018). Hyperemesis Gravidarum.
KidsHealth (2014). Severe Morning Sickness (Hyperemesis Gravidarum).
WebMD (2018). How Often Do I Need Prenatal Visits?
WebMD (2018). What Is Hyperemesis Gravidarum?
Hiperemesis Gravidarum
Ditinjau oleh: Redaksi Halodoc

22 Oktober 2019

Pengertian Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi morning sickness yang ekstrem pada masa kehamilan
dan ditandai dengan mual dan muntah yang parah. Kondisi ini menyebabkan dehidrasi, gangguan
elektrolit dan keton dalam darah, serta penurunan berat badan yang signifikan.  Kondisi ini harus
segera mendapatkan penanganan untuk menghindari dampak buruk yang dapat menimpa ibu
hamil dan janin. Pengidap hiperemesis gravidarum dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit,
karena komplikasinya yang berakibat pada ginjal, sistem saraf, dan hati.

Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum


Beberapa faktor risiko hiperemesis gravidarum, antara lain:
Hamil pada usia yang sangat muda.
Kehamilan pertama.
Kelebihan berat badan (obesitas).
Memiliki keluarga dekat (misalnya ibu, kakak, atau adik) yang pernah mengidap hiperemesis
gravidarum.
Mengidap mola hidatidosa (hamil anggur).
Mengandung anak perempuan atau anak kembar.
Pernah mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum


Penyebab pasti dari hiperemesis gravidarum belum diketahui hingga saat ini. Dugaan utama
adalah akibat perubahan hormon, seperti hormon glikoprotein atau Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) dalam darah.

Gejala Hiperemesis Gravidarum

Berikut adalah beberapa gejala ketika seseorang mengidap hiperemesis gravidarum:

 Mual dan muntah, yang parah dan berkepanjangan.

 Berat badan menurun.

 Dehidrasi.

 Jantung berdebar.
 Konstipasi.

 Mengeluarkan air liur secara berlebihan.

 Pusing dan nyeri kepala.

 Sangat sensitif terhadap aroma.

 Sulit menelan makanan atau minuman.

 Hipotensi atau tekanan darah rendah.

 Berat badan bayi rendah.

 Masalah psikologis, seperti stres, bingung, cemas, bahkan putus asa.

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Dokter akan melakukan beberapa langkah diagnosis hiperemesis gravidarum dengan melalui
wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

 Pemeriksaan laboratorium darah, urine, dan elektrolit untuk memastikan pengidap benar-
benar mengalami hiperemesis gravidarum dan bukan kondisi lainnya.

 Pencitraan dengan USG, untuk melihat kondisi janin dalam kandungan.

Komplikasi Hiperemesis Gravidarum


Beberapa komplikasi hiperemesis gravidarum, antara lain:
Dehidrasi akibat kekurangan asupan cairan.
Perdarahan pada kerongkongan akibat muntah berkepanjangan.
Bayi lahir dengan berat badan rendah.

Pengobatan Hiperemesis Gravidarum

Beberapa pengobatan yang umum diberikan dokter pada pengidap hiperemesis gravidarum,
antara lain:

 Pemberian obat-obatan lewat suntikan, seperti vitamin B6, vitamin B12, serta antiemetik
atau antimual, untuk meringankan gejala hiperemesis gravidarum.

 Pemasangan cairan infus, untuk menjaga asupan cairan yang dibutuhkan oleh pengidap
agar terhindar dari dehidrasi.

 Perubahan kebiasaan dan lingkungan, seperti banyak istirahat dan kurangi gerak,
menggunakan pakaian longgar, menghindari aroma-aroma, suara bising, dan kedipan
cahaya berlebih yang dapat memicu mual. Selain itu, konsumsi kudapan kering (misalnya
biskuit) secara berkala, konsumsi makanan tinggi karbohidrat tapi rendah lemak, serta
minum air jahe ketika merasa mual.
Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hiperemesis gravidarum adalah dengan
berkonsultasi dengan dokter saat merencanakan kehamilan dan menghindari faktor-faktor yang
dapat menjadi pemicunya.

Pengertian Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi morning sickness yang ekstrem pada masa kehamilan
dan ditandai dengan mual dan muntah yang parah. Kondisi ini menyebabkan dehidrasi, gangguan
elektrolit dan keton dalam darah, serta penurunan berat badan yang signifikan.  Kondisi ini harus
segera mendapatkan penanganan untuk menghindari dampak buruk yang dapat menimpa ibu
hamil dan janin. Pengidap hiperemesis gravidarum dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit,
karena komplikasinya yang berakibat pada ginjal, sistem saraf, dan hati.

Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum


Beberapa faktor risiko hiperemesis gravidarum, antara lain:
 Hamil pada usia yang sangat muda.
 Kehamilan pertama.
 Kelebihan berat badan (obesitas).
 Memiliki keluarga dekat (misalnya ibu, kakak, atau adik) yang pernah mengidap
hiperemesis gravidarum.
 Mengidap mola hidatidosa (hamil anggur).
 Mengandung anak perempuan atau anak kembar.
 Pernah mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Penyebab pasti dari hiperemesis gravidarum belum diketahui hingga saat ini. Dugaan utama
adalah akibat perubahan hormon, seperti hormon glikoprotein atau Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) dalam darah.

Gejala Hiperemesis Gravidarum

Berikut adalah beberapa gejala ketika seseorang mengidap hiperemesis gravidarum:

 Mual dan muntah, yang parah dan berkepanjangan.

 Berat badan menurun.

 Dehidrasi.

 Jantung berdebar.
 Konstipasi.

 Mengeluarkan air liur secara berlebihan.

 Pusing dan nyeri kepala.

 Sangat sensitif terhadap aroma.

 Sulit menelan makanan atau minuman.

 Hipotensi atau tekanan darah rendah.

 Berat badan bayi rendah.

 Masalah psikologis, seperti stres, bingung, cemas, bahkan putus asa.

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Dokter akan melakukan beberapa langkah diagnosis hiperemesis gravidarum dengan melalui
wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

 Pemeriksaan laboratorium darah, urine, dan elektrolit untuk memastikan pengidap benar-
benar mengalami hiperemesis gravidarum dan bukan kondisi lainnya.

 Pencitraan dengan USG, untuk melihat kondisi janin dalam kandungan.

Komplikasi Hiperemesis Gravidarum


Beberapa komplikasi hiperemesis gravidarum, antara lain:
Dehidrasi akibat kekurangan asupan cairan.
Perdarahan pada kerongkongan akibat muntah berkepanjangan.
Bayi lahir dengan berat badan rendah.

Pengobatan Hiperemesis Gravidarum

Beberapa pengobatan yang umum diberikan dokter pada pengidap hiperemesis gravidarum,
antara lain:

 Pemberian obat-obatan lewat suntikan, seperti vitamin B6, vitamin B12, serta antiemetik
atau antimual, untuk meringankan gejala hiperemesis gravidarum.

 Pemasangan cairan infus, untuk menjaga asupan cairan yang dibutuhkan oleh pengidap
agar terhindar dari dehidrasi.

 Perubahan kebiasaan dan lingkungan, seperti banyak istirahat dan kurangi gerak,
menggunakan pakaian longgar, menghindari aroma-aroma, suara bising, dan kedipan
cahaya berlebih yang dapat memicu mual. Selain itu, konsumsi kudapan kering (misalnya
biskuit) secara berkala, konsumsi makanan tinggi karbohidrat tapi rendah lemak, serta
minum air jahe ketika merasa mual.

Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hiperemesis gravidarum adalah dengan
berkonsultasi dengan dokter saat merencanakan kehamilan dan menghindari faktor-faktor yang
dapat menjadi pemicunya.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter apabila merasakan gejala-gejala di atas. Penanganan yang tepat dapat
meminimalkan dampak, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.

Referensi:
Web MD. Diakses pada 2019. What Is Hyperemesis Gravidarum?
Healthline. Diakses pada 2019. Hyperemesis Gravidarum.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2019. Hyperemesis Gravidarum (Severe Nausea & Vomiting During Pregnancy).

Membedakan Mual Biasa Dengan Hiperemesis Gravidarum Saat Hamil


Oleh Aprinda Puji Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri - Dokter
Umum
Mual dan muntah merupakan hal wajar yang sering terjadi pada wanita hamil. Namun, perlu
Anda ketahui ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu morning sickness atau hiperemesis
gravidarum. Keduanya sekilas memiliki gejala yang sama, namun pada kenyataannya berbeda.
Apakah perbedaannya? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

Sekilas mengenai morning sickness dan hiperemesis gravidarum

Menurut Healthline, pada masa awal kehamilan, 85 persen wanita mengalami gejala mual
bahkan disertai muntah. Gejala ini sering disebut dengan morning sickness (EG). Hal ini
dianggap wajar. Namun, bila morning sickness terjadi lebih parah dan lebih lama maka ini
disebut hiperemesis gravidarum (HG).

Perbedaan gejala morning sickness dan hiperemesis gravidarum

Bagi ibu hamil, penting untuk mengetahui gejala keduanya agar gejalanya dapat diatasi. Berikut
perbedaan gejala morning sickness dan hipermeresis gravidarum.

1. Mual dan muntah

Walau keduanya mengalami gejala mual, tingkat keparahannya berbeda. Pada ibu hamil yang
terkena morning sickness, rasa mual mungkin jarang terjadi dan tidak akan menganggu selera
makan.

Namun, pada ibu hamil yang terkena hiperemesis gravidarum, rasa mual konstan terjadi sehingga
menganggu selera makan dan minum. Hal ini dapat mengakibatkan tubuh ibu hamil kekurangan
cairan (dehidrasi). Bahkan, jika tidak segera diobati dapat menyebabkan muntah darah.

2. Berat badan berkurang

Pada morning sickness biasa, beberapa ibu hamil memang bisa saja mengalami penurunan berat
badan. Namun, penurunan ini tidak begitu berarti atau bisa naik lagi dengan cepat.
Sedangkan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum, Anda justru bisa kehilangan sekitar 5
persen dari berat badan normal Anda sebelum hamil. Perhatikan juga kalau Anda kehilangan
sekitar 2,5 sampai 10 kilogram (atau lebih). Kemungkinan besar Anda mengalami kondisi
hiperemesis gravidarum.

3. Waktu muncul dan berakhirnya gejala

Ibu yang hamil akan merasakan morning sickness pada awal kehamilan dan hilang sendiri pada
bulan ke-3 atau k-4. Namun, pada ibu hamil yang terkena hipermeresis gravidarum, biasanya
gejala baru akan muncul pada bulan ke-6 kehamilan dan terus terjadi sepanjang masa kehamilan.

4. Kondisi tubuh

Ibu hamil yang terkena morning sickness masih bisa melakukan aktivitas walaupun tidak normal
seperti biasanya. Namun, sebagian besar ibu yang terkena hipermeresis gravidarum tidak akan
dapat melakukan aktivitas karena tubuhnya semakin melemah.

Apakah morning sickness dan hipermeresis gravidarum dapat dicegah?

Sampai saat ini, baik morning sickness maupun hipermeresis gravidarum tidak dapat dicegah
karena penyebab pastinya belum diketahui. Namun, ada beberapa cara untuk mengatasi bila
gejala dari keduanya muncul.

Bagaimana mengatasi morning sickness dan hipermeresis gravidarum?

Mengatasi morning sickness bisa dilakukan dengan meminta saran dari dokter atau melakukan
perawatan di rumah. Ibu hamil yang terkena morning sickness lebih baik untuk memperbanyak
beristirahat, mengonsumsi makanan yang sehat gizi dan jangan membiarkan perut kosong.
Kemudian, jauhi pemicu yang bisa menyebabkan rasa mual itu muncul.

Untuk pengobatan hipermeresis gravidarum tergantung tingkat keparahan yang dialami.


Biasanya dokter akan merekomendasikan metode pencegahan mual alami dengan vitamin B6
atau jahe.

Cobalah mengonsumsi makanan dalam porsi lebih kecil, lebih sering, dan makanan kering
seperti biskuit. Anda harus minum banyak cairan agar tetap terhidrasi. Namun bila sudah kritis,
ibu tersebut harus menjalani rawat inap supaya tidak kehilangan banyak cairan dan
membahayakan bayi yang dikandungnya.

Beda Hiperemesis Gravidarum (HG) & Morning Sickness pada Ibu Hamil Ibu hamil.

Ibu hamil biasanya mengalami mual dan muntah di pagi hari atau morning sickness dalam 12
pekan pertama masa kehamilan, namun ini tidak membahayakan. Lantas, apa bedanya dengan
Hiperemesis Gravidarum (HG)? HG adalah bentuk ekstrem dari morning sickness.

Bahkan, dikutip dari Healthline, seorang ahli pernah mengatakan bahwa rasa tidak nyaman yang
dialami pengidap HG “seribu kali lebih buruk daripada morning sickness.” Pengidap HG
terbilang langka, hanya satu dari 100 ibu hamil yang berpotensi mengalaminya.

Ibu hamil yang menderita HG akan mengalami mual dan muntah sepanjang hari selama masa
kehamilan, tidak hanya pada masa-masa awal saja. American pregnancy mengungkapkan,
setidaknya terdapat 60.000 laporan kasus HG di Amerika Serikat yang penderitanya harus
dirawat di rumah sakit. Ini belum termasuk ibu hamil pengidap HG yang tidak menjalani
perawatan medis.

Perbedaan HG & Morning Sickness


HG dan morning sickness memiliki kondisi yang tidak sama dari segi komplikasi, serta efek
samping yang berbeda pada masing-masing pengidapnya. Berlainan dengan morning sickness,
HG dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, bahkan berpotensi mengancam jiwa ibu
hamil.
Ibu hamil yang mengalami morning sickness biasanya merasakan mual dan muntah pada pagi
hari. Kondisi ini akan hilang dengan sendirinya setelah 12 hingga 14 minggu, atau sekitar bulan
ketiga hingga keempat masa kehamilan. Mual dan muntah pada morning sickness tidak
menyebabkan dehidrasi parah bagi ibu hamil. Setelah morning sickness, efek yang dirasakan
biasanya hanya merasa kelelahan dan kehilangan nafsu makan. HG amat berbeda. Ibu hamil
pengidap HG akan mengalami mual yang tidak kunjung hilang, bahkan seringkali terjadi muntah
parah yang menyebabkan dehidrasi parah hingga penurunan berat badan. Hasil riset HER
Foundation menyatakan, gejala HG dimulai dalam 6 minggu awal pertama masa kehamilan.
Mual yang terus-menerus membuat badan lemah dan letih serta bisa berlangsung selama
berbulan-bulan. Pengidap HG mungkin tidak dapat bekerja atau melakukan aktivitas sehari-hari
dengan normal.

Gejala HG
 Mual dirasakan sepanjang hari.
 Kehilangan selera makan.
 Muntah lebih dari 3 kali sehari, terkadang muntah darah
 Dehidrasi
 Migrain atau pusing
 Berat badan turun

Penyebab HG
HG, juga morning sickness, tampaknya memiliki hubungan signifikan dengan Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) atau peningkatan hormon dari plasenta selama masa kehamilan. Tubuh ibu
hamil memproduksi hormon ini dalam jumlah yang besar di awal kehamilan.

Faktor Meningkatnya Risiko HG:


 Riwayat HG di keluarga.
 Hamil anak kembar.
 Kelebihan berat badan.
 Kehamilan pertama.
 Penyakit triboflas.

Pengobatan HG
Hingga saat ini, belum ditemukan cara untuk mencegah morning sickness atau HG, namun sudah
ada metode pengobatannya:
 Dokter akan merekomendasikan pencegahan mual alami, seperti vitamin B-6 dan jahe.
 Makanlah dengan porsi kecil namun sering, dan minum banyak air agar tidak dehidrasi.
 Kasus HG yang parah memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Ibu hamil yang
tidak bisa makan dan minum karena mual/muntah harus mendapatkan asupan melalui
infus.
 Disarankan konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan HG yang terbaik.

https://tirto.id/beda-hiperemesis-gravidarum-hg-morning-sickness-pada-ibu-hamil-ec25

4 Cara Mengatasi Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil


Jangan sepelekan kondisi hiperemesis gravidarum karena bisa membahayakan kesehatan ibu hami

Saat trimester pertama kehamilan, rasanya wajar terjadi kalau ibu hamil mengalami morning
sickness yang ditandai dengan rasa mual dan ingin muntah, perubahan suasana hati, dan tubuh
yang mudah terasa lemas.

Nyatanya, morning sickness yang terjadi karena lonjakan hormon saat awal kehamilan dapat
berlalu seiring bertambahnya usia kehamilan.

Morning sickness yang ekstrem bisa mengakibatkan kondisi hiperemesis gravidarum. Kondisi
pernah dialami oleh Kate Middleton. Ya, hiperemesis gravidarum adalah kondisi yang tidak bisa
disepelekan.

Sebaiknya dampak berbahaya dari kondisi ini dan ketahui cara atasi hiperemesis gravidarum, ini
ulasan lengkapnya.
Bahaya Hiperemesis Gravidarum

Dilansir dari American Pregnancy Association, hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah
berlebihan selama kehamilan yang bisa mengakibatkan kurangnya elektrolit dalam tubuh,
dehidrasi, kehilangan nutrisi penting, dan penurunan berat badan.

Hiperemesis gravidarum yang tidak terkontrol dapat memberikan efek serius panjang pada ibu
dan bayi.

Muntah yang konstan dapat merobek lapisan lambung dan kerongkongan, yang mana kondisi ini
bisa mengakibatkan sindrom Mallory-Weiss.

Selain itu, studi dari Maternal-Fetal & Neonatal Medicine bahkan menyebutkan, wanita dengan
hiperemesis gravidarum memiliki tingkat stres pasca trauma yang lebih tinggi dan cenderung
menghadapi masalah perkawinan dan ekonomi.

Sedangkan dampaknya pada bayi dari ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum adalah risiko
kelahiran prematur, bayi dengan berat lahir rendah, serta memiliki masalah sensorik.

Begini Cara Atasi Hiperemesis Gravidarum

Melihat banyaknya bahaya dan efek serius yang bisa terjadi karena hiperemesis gravidarum,
tidak ada salahnya untuk mengetahui cara atasi kondisi ini, di antaranya:

1. Banyak Istirahat

Bukan hanya mendapatkan waktu dan kualitas tidur yang baik, ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum harus mengistirahat badan dan tidak melakukan aktivitas yang berat.

Di samping itu, dukungan dan kasih sayang dari orang-orang terdekat tentunya juga dibutuhkan.

2. Memerhatikan Pola Makan

Nyatanya, ada beberapa jenis makanan yang memicu mual dan muntah. Nah, sebaiknya hindari
jenis makanan tersebut, ya, Moms.

Hal ini diungkapkan juga oleh Dr. Mary Higgins, dokter kandungan dari Dublin, Jerman.

“Coba perhatikan pola makan yang dikonsumsi. Hindari makanan mengandung rempah-rempah
yang berbau tajam. Coba untuk konsumsi kacang-kacangan, makanan rendah lemak, dan minum
rebusan jahe hangat,” ujar Dr. Mary dari National Maternity Hospital ini.

3. Jaga Tubuh agar Terhidrasi dengan Baik

Sudah menjadi rahasia umum bahwa dehidrasi dapat menyebabkan gangguan kesehatan buat
siapapun, termasuk untuk ibu hamil.
Saat mengalami hiperemesis gravidarum, pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik dan minum
air yang cukup setiap harinya.

4. Melakukan Pemeriksaan

Jika berbagai upaya telah dilakukan dan belum berhasil, tidak ada salahnya untuk mengunjungi
ahli gizi atau dokter kandungan agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Dokter dapat memberikan obat antimual selama kehamilan untuk meredakan gejala hiperemesis
gravidarum.

Tidak perlu khawatir terhadap janin yang ada di dalam kandungan, ya, Moms. Studi dari New
England Journal of Medicine mengungkapkan, minum obat antimual saat hamil tidak memiliki
kaitan dengan bahaya terhadap perkembangan janin. Asalkan, semuanya tetap berdasarkan resep
dan anjuran dari dokter.

Itulah yang bisa dilakukan untuk mengatasi hiperemesis gravidarum. Ingat selalu, Moms untuk
menjaga kesehatan janin, Moms perlu memerhatikan kondisi tubuh dan nutrisi yang masuk, ya!

https://parenting.orami.co.id/magazine/mengatasi-hiperemesis-gravidarum/

Anda mungkin juga menyukai