Anda di halaman 1dari 25

Nama : Syarif Hidayatuloh

Nim : 12184415

Kelas : 12.4C.21

No Absen : 17

1. Sebutkan dan jelaskan elemen dari PLC


2. Sebutkan dan jelaskan elemen dari SDLC
3. Jelaskan yang dimaksud dengan jaringan kerja

Jawab :

1.
1) Unit CPU (Central Processing Unit)
Merupakan bagian yang berfungsi sebagai otak bagi sistem.CPU berisi
mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan
melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan sesuai dengan program
yang telah tersimpan, lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan
yang diambilnya sebagai sinyal kontrol ke output interface.
Scan dari program umumnya memakan waktu 70 ms , tetapi hal tersebut tergantung
dari panjang pendeknya program serta tingkat kerumitannya.
2) Unit Memori
Memori didalam PLC digunakan untuk menyimpan data dan program.
Secara fisik, memori ini berupa chip dan untuk pengaman dipasang baterai
back-up pada PLC. Unit memori ini sendiri dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu:
Volatile Memory, adalah suatu memori yang apabila sumber tegangannya
dilepas maka data yang tersimpan akan hilang .Karena itu memori jenis ini
bukanlah media penyimpanan permanen. Untuk penyimpanan data dan
program dalam jangka waktu yang lebih lama maka memori ini harus mendapat
daya terus-menerus.hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan baterai.
Ada beberapa jenis memori volatil yaitu RAM (Random Access Memory),
SRAM (Static RAM) dan DRAM (Dynamics RAM).
Non-Volatile Memory, merupakan kebalikan Volatile Memory yaitu suatu
memori yang meski sumber tegangan dilepas data yang tersimpan tidak
akan hilang.Salah satu jenis memori ini adalah ROM (Read Only Memory).
Memori jenis ini hanya dapat dibaca saja dan tidak dapat di tambah ataupun
dirubah. Isi dari ROM berasal dari pabrik pembuatnya yang berupa sistem
operasi dan terdiri dari program-program pokok yang diperlukan oleh
sistem PLC.Untuk mengubah isi dari Rom maka diperlukan memori jenis :
EPROM (Erasable Programmable ROM) yang dapat dihapus dengan
mengekspos chip pada cahaya ultra violet pekat.
3) Unit Power Supply
Unit power supply atau unit catu daya diperlukan untuk mengkonversi
tegangan masukan AC (220Volt ~ 50Hz) atau DC (24Volt) sumber menjadi
tegangan rendah DC 5 Volt yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-
rangkaian dala input/output interface.
Kegagalan dalam pemenuhan tegangan oleh power suply dapat
menyebabkan kegagalan operasi PLC. Untuk itu diperlukan adanya baterai
cadangan dengan tujuan agar pada saat voltage=dropping, data yang ada pada
memori tidak hilang.

4) Unit Programmer
Komponen programmer merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan PLC. Programmer mempunyai beberapa fungsi yaitu :RUN,
untuk mengendalikan suatu proses saat program dalam keadaan aktif.
OFF, untuk mematikan PLC sehingga program dibuat tidak dapat dijalankan.
MONITOR, untuk mengetahui keadaan suatu proses yang terjadi
dalam PLC.PROGRAM, menyatakan suatu keadaan dimana programmer/
monitor digunakan untuk membuat suatu program.
5) Unit Input/Output
Unit Input/output menyediakan antarmuka yang menghubungkan sistem
dengan dunia luar, memungkinkan dibuatnya sambungan-sambungan/koneksi
antara perangkat-perangkat input, semisal sensor, dengan perangkat output,
semisal motor dan selenoida, melalui kanal-kanal input/output.
Demikian pula, melalui unit input/output, program-program dimasukkan
dari panel program. Setiap titik input/output memiliki sebuah alamat unik yang
dapat digunakan oleh CPU.Komponen input dan output akan dijelaskan lebih
lanjut dalam artikel bagian 2.

2.
1) Waterfall Development Model ( Model Sekuensial Linier)
Model Sekuensial Linier atau sering disebut Model Pengembangan
Air Terjun, merupakan paradigma model pengembangan perangkat lunak paling
tua, dan paling banyak dipakai. Model ini mengusulkan sebuah
pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial
yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh tahapan analisis,
desain , kode, pengujian, dan pemeliharaan.
Kelebihan Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model

Tahapan proses pengembangannya tetap (pasti), mudah diaplikasikan,

dan prosesnyateratur.Cocok digunakan untuk produk software/program yang sudah

jelas kebutuhannya di awal, sehingga minim kesalahannya.

Software yang dikembangkan dengan metode ini biasanya menghasilkan kualitas

yang baik.

Documen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase

harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya.

Kekurangan Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model

Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti diusulkan,

sehingga perubahan yang terjadi dapat menyebabkan hasil yang sudah didapatkan

tim pengembang harus diubah kembali/iterasi sering menyebabkan

masalah baru.Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak

fleksibel, karena komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses.

Sulit untuk mengalami perubahan kebutuhan yang diinginkan oleh customer/pelanggan.

Pelanggan harus sabar untuk menanti produk selesai, karena dikerjakan tahap per tahap,

dan proses pengerjaanya akan berlanjut ke setiap tahapan bila tahap sebelumnya

sudah benar-benar selesai.


Perubahan ditengah-tengah pengerjaan produk akan membuat bingung tim

pengembang yang sedang membuat produk.

Adanya waktu kosong (menganggur) bagi pengembang, karena harus menunggu

anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.

2) Model Prototype

Metode Prototype merupakan suatu paradigma baru dalam metode pengembangan

perangkat lunak dimana metode ini tidak hanya sekedar evolusi dalam dunia

pengembangan perangkat lunak, tetapi juga merevolusi metode pengembangan

perangkat lunak yang lama yaitu sistem sekuensial yang biasa dikenal dengan nama

SDLC atau waterfall development model.

Dalam Model Prototype, prototype dari perangkat lunak yang dihasilkan kemudian

dipresentasikan kepada pelanggan, dan pelanggan tersebut diberikan kesempatan untuk

memberikan masukan sehingga perangkat lunak yang dihasilkan nantinya betul-betul

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.


Kelebihan Model Prototype

Pelanggan berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem, sehingga hasil produk

pengembangan akan semakin mudah disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan

pelanggan.

Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.

Mempersingkat waktu pengembangan produk perangkat lunak.

Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.

Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.

Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.

Penerapan menjadi lebih mudah karena pelanggan mengetahui apa yang diharapkannya.
Kekurangan Model Prototype

Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.

Biasanya kurang fleksibel dalam mengahadapi perubahan.

Walaupun pemakai melihat berbagai perbaikan dari setiap versi prototype,

tetapi pemakai mungkin tidak menyadari bahwa versi tersebut dibuat tanpa

memperhatikan kualitas dan pemeliharaan jangka panjang.

Pengembang kadang-kadang membuat kompromi implementasi dengan

menggunakan sistem operasi yang tidak relevan dan algoritma yang tidak efisien.

3) Model Rapid Application Development (RAD)


Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model proses
perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan
siklus perkembangan yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari).
Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model
sekuensial linier dimana perkembangan cepat dicapai dengan
menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Kelebihan Model RAD

Lebih efektif dari Pengembangan Model waterfall/sequential linear dalam

menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.

Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.

Model RAD mengikuti tahap pengembangan sistem seperti pada umumnya, tetapi

mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada sehingga

pengembang tidak perlu membuatnya dari awal lagi sehingga waktu pengembangan

menjadi lebih singkat dan efisien.

Kekurangan Model RAD :

Model RAD menuntut pengembangan dan pelanggan memiliki komitmen

di dalam aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem,

di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut

tidak ada, proyek RAD akan gagal.

Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD, bila system tidak dapat dimodulkan

dengan teratur, pembangunan komponen penting pada RAD akan menjadi

sangat bermasalah.
RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang mempunyai resiko teknik yang tinggi.

Membutuhkan Tenaga kerja yang banyak untuk menyelesaikan sebuah proyek dalam

skala besar.( Jdi dak biso di pake utk TA)

Jika ada perubahan di tengah-tengah pengerjaan maka harus membuat kontrak baru

antara pengembang dan pelanggan.

4) Model Evolutionary Development (Evolutionary Software Process Models)

Model Evolutionary Development bersifat iteratif (mengandung perulangan).

Hasil prosesnya berupa produk yang makin lama makin lengkap sampai versi terlengkap

dihasilkan sebagai produk akhir dari proses. Model Evolutionary Development

/ Evolutionary Software Process terbagi menjadi 2, yaitu :

 Model Incremental
Model Incremental merupakan hasil kombinasi elemen-elemen dari model
waterfall yang diaplikasikan secara berulang, atau bisa disebut gabungan dari
Model linear sekuensial (waterfall) dengan Model Prototype.
Elemen-elemen tersebut dikerjakan hingga menghasilkan produk dengan
spesifikasi tertentu kemudian proses dimulai dari awal kembali hingga muncul
hasil yang spesifikasinya lebih lengkap dari sebelumnya dan tentunya
memenuhi kebutuhan pemakai.
Model ini berfokus pada penyampaian produk operasional dalam Setiap

pertambahanya. Pertambahan awal ada di versi stripped down dari produk akhir,

tetapi memberikan kemampuan untuk melayani pemakai dan juga menyediakan

platform untuk evaluasi oleh pemakai. Model ini cocok dipakai untuk proyek

kecil dengan anggota tim yang sedikit dan ketersediaan waktu yang terbatas.

Kelebihan Model Incremental :

Personil bekerja optimal.mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel,

dengan waktu yang relatif singkat dan tidak dibutuhkan anggota/tim kerja yang

banyak untuk menjalankannya.

Pihak konsumen dapat langsung menggunakan dahulu bagian-bagian yang

telah selesai dibangun. Contohnya pemasukan data karyawan.Mengurangi trauma

karena perubahan sistem. Klien dibiasakan perlahan-lahan menggunakan

produknya setiap bagian demi bagian.Memaksimalkan pengembalian modal

investasi konsumen.
Kekurangan Model Incremental :

Tidak cocok untuk proyek berukuran besar (lebih dari 200.000 baris coding).

Sulit untuk memetakan kebutuhan pemakai ke dalam rencana spesifikasi

tiap-tiap hasil dari increament.

 Model Spiral ( Model Boehm)


Model ini mengadaptasi dua model perangkat lunak yang ada yaitu model
prototyping dengan pengulangannya dan model waterfall dengan pengendalian
dan sistematikanya. Model ini dikenal dengan sebutan Spiral Boehm.
Pengembang dalam model ini memadupadankan beberapa model umum
tersebut untuk menghasilkan produk khusus atau untuk menjawab
persoalan-persoalan tertentu selama proses pengerjaan proyek.
Kelebihan Model Spiral

Kelebihan model iniadalah sangat mempertimbangkan resiko kemungkinan munculnya


kesalahan sehingga sangat dapat diandalkan untuk pengembangan perangkat lunak skala
besar. Pendekatan model ini dilakukan melalui tahapan-tahapan yang sangat baik dengan
menggabungkan model waterfall ditambah dengan pengulangan-pengulangan sehingga
lebih realistis untuk mencerminkan keadaan sebenarnya. Baik pengembang maupun
pemakai dapat cepat mengetahui letak kekurangan dan kesalahan dari sistem karena
proses-prosesnya dapat diamati dengan baik.

Kekurangan Model Spiral

Kekurangan model iniadalah waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat


lunak cukup panjang demikian juga biaya yang besar. Selain itu, sangat tergantung
kepada tenaga ahli yang dapat memperkirakan resiko. Terdapat pula kesulitan untuk
mengontrol proses. Sampai saat ini, karena masih relatif baru, belum ada bukti apakah
metode ini cukup handal untuk diterapkan.

5) Model Agile

Model Agile merupakan model pengembangan jangka pendek yang memerlukan

adaptasi cepat dan pengembangan terhadap perubahan dalam bentuk apapun.

Dalam agile terdapat beberapa poin penting diantaranya sebagai berikut:

Interaksi antar personal lebih penting daripada proses dan alat.


Software yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap

Kolaborasi dengan klien lebih penting daripada negoisasi kontrak.

Sikap tanggap lebih penting daripada mengikuti rencana/plan.

Kelebihan Model Agile

Functional dapat dibuat dengan cepat dan dilakukan testing

Perubahan dengan cepat ditangani

Kelemahan Model Agile

Analisis, desain, dan pengembangan sulit diprediksi

Dapat memunculkan permasalahan dari arsitektur maupun desain.


6) Model Fountain (Air Mancur)

Model Fontain merupakan perbaikan logis dari model waterfall, langkah langkah dan
urutan prosedurnya pun masih sama. Namun pada model Fountain ini kita dapat
mendahulukan sebuah step ataupun melewati step tersebut, akan tetapi ada yang tidak
bisa anda lewati stepnya seperti kita memerlukan design sebelum melakukan coding jika
itu di lewati maka akan ada tumpang tindih dalam siklus SDLC.

7) Model Synchronize And Stabilize (Sdlc)

Model ini adalah model yang digunakan oleh Microsoft. Secara garis besar, Model
Synchronize and Stabilize ini sama dengan model incremental, tetapi oleh CUsamano

dan Selby tahun 1997 menyebutnya sebagai model Syncronize and Stabilized Model
karena ada beberapa proses manajemen yang ditekannya oleh microsoft.

Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara dengan sejumlah konsumen

yang potensial. Kemudian kebutuhan-kebutuhan tersebut dibuat paket dan disusun

daftar secara prioritas. Kemudian spesifikasi ditulis. Selanjutnya pekerjaan dibagi

dalam tiga atau empat bagian pembangunan software. Bagian pertama menangani

hal-hal yang paling kritis, bagian selanjutnya menangani hal-hal yang krisis

selanjutnya, dan seterusnya.


Kelebihan Model Synchronize And Stabilize (Sdlc)

Membagi produk yang besar ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil

(prioritas dari fitur produk yang memiliki tim fitur kecil dapat dibuat dalam

beberapa bulan)

Membuat project bekerja secara sistematis meskipun mereka tidak dapat

menggambarkan dan menyelesaikan suatu produk di awal project.

Mengijinkan tim besar bekerja menjadi tim yang lebih kecil dengan membagi

sebuah tim menjadi beberapa bagian, bekerja secara paralel tetapi

tetap dapat berkesinambungan dalam men synchronizing setiap perubahan,

stabilizing produk dan menemukan serta memperbaiki kesalahan.

Memfasilitasi masukkan dari customer, fitur produk dan waktu pengembangan

yang pendek, yang didukung oleh mekanisme masukkan customer,

prioritas, menyelesaikan dahulu bagian yang sangat penting dan melakukan

perubahan tanpa harus mengurangi fitur yang diperlukan.


8) Model Rational Unified Process

Unified Process (UP) adalah metodologi pengembangan sistem berbasis objek.

Metode ini sudah menjadi salah satu metode yang banyak digunakan

dalam pengembangan sistem berorientasi objek. UP memperkenalkan pendekatan

baru untuk siklus hidup pengembangan sistem yang menggabungkan

perulangan (iterations) dan tahapan (phases) yang disebut dengan siklus hidup

UP (UP life cycle). UP mendefinisikan empat tahapan siklus hidup yaitu

inception, elaboration, construction, dan transition.

RUP mempunyai beberapa tahapan, yaitu : Inception, Elaboration, Construction, dan

Transition

Kelebihan Model RUP :

Ada beberapa keuntungan dengan mengunakan RUP di antaranya

Menyediakan akses yang mudah terhadap pengetahuan dasar bagi anggota tim.
Menyediakan petunjuk bagaimana menggunakan UML secara efektif.

Mendukung proses pengulangan dalam pengembangan software

Memungkinkan adanya penambahan-penambahan pada proses..

Memungkinkan untuk secara sistematis mengontrol perubahan- perubahan yang

terjadi pada software selama proses pengembangannya.

Memungkinkan untuk menjalankan test case dengan menggunakan Rational Test

Manager Tool

Kekurangan Model RUP :

Metodologi ini hanya dapat digunakan pada pengembangan perangkat

lunak yangberorientasi objek dengan berfokus pada UML (Unified Modeling Language)
9) Model Build & Fix Method

Build & Fix Method merupakan metode yang paling lemah diantara metode

SDLC yang lain tetapi menjadi acuan pengembangan untuk metode SDLC

yang lain. Build & fix bertujuan untuk memberikan kepercayaan terhadap

pelanggan dengan cara memberikan pelayanan perbaikan dan perawatan secara

terus menerus terhadap produk yang digunakan oleh user.

Kelebihan Model Build & Fix Method

Build and fix dibuat tanpa melalui tahapan analisis dulu

Kekurangan Model Build & Fix Method

Tidak cocok ketika di pakai untuk membuat produk dengan kompleksitas

tinggi dan dengan ukuran yang besar Biaya yang di butuhkan akan menjadi

sangat membengkak dan membesar ketika build and fix di gunakan

untuk membuat projek berskala besar


10) Metode Pengembangan Extreme Programming

Extreme Programming (XP) merupakan suatu pendekatan yang paling banyak

digunakan untuk pengembangan perangkat lunak cepat. Alasan

menggunakan metode Extreme Programming (XP) karena sifat dari aplikasi

yang di kembangkan dengan cepat melalui tahapan-tahapan yang ada

meliputi : Planning/Perencanaan, Design/Perancangan, Coding/Pengkodean

dan Testing/Pengujian. (Pressman, 2012:88).

Adapun tahapan pada Extreme Programming dapat di jelaskan sebagai berikut:

Planning/Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dimulai dari pengumpulan kebutuhan yang membantu

tim teknikal untuk memahami konteks bisnis dari sebuah aplikasi. Selain itu pada

tahap ini juga mendefinisikan output yang akan dihasilkan, fitur yang dimiliki

oleh aplikasi dan fungsi dari aplikasi yang dikembangkan.


 Design/Perancangan

Metode ini menekankan desain aplikasi yang sederhana, untuk mendesain

aplikasi dapat menggunakan Class-Responsibility-Collaborator (CRC) cards

yang mengidentifikasi dan mengatur class pada object-oriented.

 Coding/Pengkodean

Konsep utama dari tahapan pengkodean pada extreme programming

adalah pair programming, melibatkan lebih dari satu orang untuk menyusun kode.

11) Coding/Pengujian

Pada tahapan ini lebih fokus pada pengujian fitur dan fungsionalitas dari aplikasi.

SDLC Big Bang Model


Pengertian dari SDLC Big Bang Model adalah Dimana kita tidak mengikuti proses
tertentu. Perkembangan hanya dimulai dengan uang dan usaha yang dibutuhkan sebagai
masukan, dan hasilnya adalah perangkat lunak yang dikembangkan yang mungkin atau
mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Model Big Bang ini tidak mengikuti
dan hanya ada sedikit perencanaan yang diperlukan. Bahkan pelanggan pun tidak yakin
dengan apa yang sebenarnya dia inginkan dan persyaratannya diimplementasikan dengan
cepat tanpa banyak analisis.

Biasanya model ini di implementasi untuk proyek kecil dimana tim developernya sangat
sedikit.

Spesifikasi Big Bang Model SDLC

Model Big Bang terdiri dari memfokuskan semua sumber daya yang mungkin

dalam pengembangan perangkat lunak dan pembuatan code / coding,

dengan perencanaan yang sangat sedikit atau tidak sama sekali. Requirement

yang dibutuhkan terkadang datang pada saat pembuatan code. Setiap perubahan

yang diperlukan mungkin atau mungkin tidak perlu mengubah perangkat lunak

yang lengkap.
Big Bang Model ini sangat ideal untuk proyek kecil dengan satu atau dua

pengembang yang bekerja sama dan juga berguna untuk pembelajaran atau

project-project yang sangat kecil

Keuntungan dan Kelebihan Big Bang Model SDLC

Keuntungan dari Model Big Bang ini adalah sangat sederhana dan memerlukan

perencanaan yang sangat sedikit atau tidak sama sekali. Mudah untuk mengelola

dan tidak ada prosedur formal yang diperlukan.

Namun Big Bang model ini sangat beresiko tinggi dikarenakan dipastikan

seringnya terjadi perbuhaan mengakibatkan kesalah pahaman antar developer

yang mengerjakan project tersebut. Ini sangat ideal untuk proyek berulang atau

kecil dengan risiko minimum.

Keuntungan Big Bang Model antara lain:

Model yang sangat sederhana

Sedikit atau tidak ada perencanaan yang dibutuhkan

Mudah dikelola

Sangat sedikit sumber daya yang dibutuhkan

Memberikan fleksibilitas kepada pengembang

Bagus untuk developer yang ingin belajar atau developer pendatang baru.
Kekurangan Big Bang Model antara lain:

Beresiko tinggi dan kepastian dari requirement yang tidak jelas

Tidak cocok untuk project skala besar dan berorientasi objek

Model yang buruk untuk proyek yang panjang dan sedang berlangsung.

Bisa berubah menjadi sangat mahal jika persyaratan disalahpahami

12) The V-Model

The V-Model adalah model SDLC dimana pelaksanaan proses yang terjadi

secara berurutan dalam bentuk-V. Dikenal juga sebagai model Verifikasi dan Validasi.

The V-Model merupakan perluasan dari waterfall model dan didasarkan pada asosiasi

dari fase pengujian untuk setiap tahap pengembangan yang sesuai. Ini berarti

bahwa untuk setiap fase tunggal dalam siklus pengembangan, ada tahap pengujian

terkait langsung. Ini adalah model yang sangat disiplin dan tahap berikutnya dimulai

setelah selesainya tahap sebelumnya.


3. jaringan kerja adalah suatu sistem kontrol proyek dengan cara menguraikan
pekerjaan menjadi komponen-komponen yang dinamakan kegiatan
(activity). Selanjutnya kegiatan ini disusun dan diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan proyek dapat dilaksanakan dan
diselesaikan dengan ekonomis,
dalam waktu yang sesingkat mungkin dengan jumlah tenaga kerja yang
minimum. Analisis jaringan kerja merupakan suatu teknik manajemen
yang bermanfaat dalam mendisain, merencanakan, dan menganalisis suatu
sistem. Disamping itu analisis jaringan kerja merupakan suatu teknik yang
berguna dalam rancangan sistem karena teknik yang digunakan akan membantu
para ahli analisis dalam mengetahui dan mengidentifikasi keterkaitan
yang terdapat pada sub sistem yang ada. Agar dalam menganalisis jaringan
kerja tersebut dapat berjalan dengan baik dan terencana sehingga menghasilkan
suatu teknik manajemen yang bermanfaat memerlukan suatu prosedur yang baik
untuk dapat melaksanakannya, yaitu dengan menggunakan pendekatan
sistem. Pendekatan sistem digunakan sebagai pelaksanaan pandangan sistem.

Anda mungkin juga menyukai