Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

( KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA )

DI SUSUN OLEH :

NAMA : APRIWAHDANIAR SALATUN

NIM : 201901130

KELAS : NON REGULER KEPERAWATAN

Dosen Mata Kuliah : Ns.Hasnidar,M.Kep

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

Tahun 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
    A.    Latar belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah, ikatan
perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lain
dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua yaitu ayah dan ibunya,
serta anak-anaknya, dan masing-masing individu memiliki perannya masing-masing.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan perkembangan
yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan identitas, dan
pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang didasarkan perkembangan.  Ada tiga
aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian, yakni  emasipasi (otonomi
yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan
antara generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja).

 Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap perkembangan anak remaja
karena pada tahap ini, anak berusaha mencari identitas diri, sehingga mereka sering membantah
orang tuanya, karena mulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang
berbeda dengan orang tuanya. Orang yang dianggap penting pada usia ini adalah teman sebaya,
mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya teman-temannya karena dianggap memiliki
kesamaan dengan dirinya, sehingga pada usia ini sering terlibat dalam geng-geng. Masalah lain
yang sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi
(seksual). Mereka memiliki dorongan untuk pemuasan seksual. Oleh karena itu, para remaja
mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porno.
Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia remaja
adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga, sehingga
keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah yang timbul
bisa teratasi.

     
B.     Tujuan penulisan
1.      Tujuan umum
a.       Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja
dan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja
2.      Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga dengan tahap
perkembangan usia remaja
b.      Mahasiswa dapat mengetahui dan  memahami asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap
perkembangan usia remaja

      
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

       1.      Pengertian

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga
dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat
jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah
hingga berumur 19 atau 20 tahun
            Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 19-20 tahun.
Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat anak sudah mulai
menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahapan
ini seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak remaja, apabila hal ini
tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya.
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
pada usia 19 sampai 20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan
keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa .
Berlangsung di usia 13-19 tahun (selama 6-7 tahun). Metamorfosis: pergeseran yang luar
biasa pada pola-pola hubungan antar generasi, pergeseran dimulai dengan kematangan fisik
remaja, sejalan dengan peran orangtua memasuki pertengahan hidup .

      2.      Peran, Tanggung Jawab, dan Masalah Orang Tua


Tidak perlu dikatakan bahwa orang tua mengasuh remaja merupakan tugas paling sulit saat
ini.  Namun demikian, orang tua perlu tetap tegar menghadapi ujian batas-batas yang tidak
masuk akal tersebut, yang telah terbentuk dalam keluarga ketika keluarga mengalami
proses  ”melepaskan”.  juga mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang penting karena
masa ini yang menyelaraskan kebebasan dengan bertanggung jawab ketika remaja menjadi
matang dan mengatur diri mereka sendiri. Friedman  juga mendefinisikan bahwa tugas orang tua
selama tahap ini adalah belajar menerima penolakan tanpa meninggalkan anak
Ketika orang tua menerima remaja apa adanya, dengan segala kelemahan dan kelebihan
mereka, dan ketika mereka menerima sejumlah peran mereka pada tahap perkembangan ini tanpa
konflik atau sensitivitas yang tidak pantas, mereka membentuk pola untuk semacam menerima
diri yang sama. Hubungan antara orang tua dan remaja seharusnya lebih mulus bila orang tua
merasa produktif, puas, dan dapat mengendalikan kehidupan mereka sendiri dan orang
tua/keluarga berfungsi secara fleksibel .
Schultz dan lain-lain telah mengungkapkan pandangan mereka bahwa kompleksitas
kehidupan mereka yang meningkat telah membuat peran orang tua tidak jelas. Orang tua merasa
berkompetensi dengan berbagai kekuatan sosial dan institusi mulai dari otoritas sekolah dan
konselor hingga keluarga berencana dan seks pra nikah dan pilihan kumpul kebo. Faktor-faktor
lain menambah pengaruh mereka yang semakin berkurang tersebut. Karena adanya spesialisasi
jabatan profesi, orang tua tidak lagi bisa membantu anak-anak mereka dengan rencana-rencana
untuk  bekerja. Mobilitas penduduk dan kurangnya hubungan orang dewasa yang kontinu bagi
remaja dan orang tua, selain ketidakmampuan banyak orang tua untuk mendiskusikan masalah-
maslah pribadi, seks, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan obat-obatan secara terbuka
dan tidak menghakimi bersama anak-anak mereka memberikan kontribusi pada masalah-masalah
orang tua-remaja .

      3.      Tugas Perkembangan Keluarga


Tugas perkembangan yang pertama dan utama adalah menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab ketika remaja matur dan semakin mandiri. Orang tua harus mengubah hubungan
mereka dengan remaja putri atau putranya secara progresif dari hubungan dependen yang
dibentuk sebelumnya kearah suatu hubungan yang makin mandiri. Pergeseran yang terjadi dalam
hubungan anak dan orang tua ini salah satu hubungan khas yang penuh dengan konflik-konflik
sepanjang jalan .
Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini, semua anggota keluarga,
khususnya orang tua, harus membuat “perubahan sistem” utama yaitu, membentuk peran-peran
dan norma-norma baru dan “membiarkan” remaja. Kidwell dan kawan-kawan meringkas
perubahan yang diperlukan ini  “secara paradoks sistem keluarga yang dapat membiarkan
anggotanya adalah sistem yang akan bertahan dan menghasil sistem itu sendiri secara efektif
pada generasi-generasi berikutnya” .
Orang tua yang dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri, tidak
membiarkan anak-anaknya, seringkali menemukan “revolusi”. Oleh remaja bila perpisahan
berlangsung kemudian. Orang tua dapat juga mempercayai anak agar mandiri secara prematur,
dengan menyampaikan kebutuhan-kebutuhan ketergantungannya. Dalam hal ini remaja ini dapat
gagal mencapai kemandirian.
Menyangkut tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga merupakan pusat perhatian.
Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suami istri adalah memfokuskan
kembali hubungan perkawinan (Willson, 1988). Banyak sekali pasangan suami istri yang telah
begitu terikat dengan berbagai tanggung jawab sebagai orang tua sehingga perkawinan tidak lagi
memainkan suatu peran utama dalam kehidupan mereka. suami biasanya menghabiskan banyak
waktu diluar rumah, karena bekerja dan melanjutkan karirnya, sementara itu, istrinya juga
bekerja sementara mencoba meneruskan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab
sebagai orang tua. Dalam situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit waktu dan energy untuk
hubungan perkawinan .
Akan tetapi disisi lain, karena anak-anak lebih bertanggung jawab terhadap mereka sendiri,
pasangan suami istri meninggalkan rumah untuk meniti karir mereka atau dapat menciptakan
kesenangan-kesenangan perkawinan setelah anaknya telah meninggalkan rumah (postparental).
Mereka dapat mulai membangun pondasi untuk tahap siklus kehidupan keluarga berikutnya .
Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah untuk para
anggota  keluarga, khususnya orang tua dan remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka. Karena
adanya kesenjangan antara generasi, komunikasi terbuka seringkali hanya merupakan suatu cita-
cita, bukan suatu realita. Orang tua yang berasal dari keluarga dengan berbagai masalah terbukti
seringkali menolak dan memisahkan diri dari anak mereka paling tua, sehingga mengurangi
saluran-saluran komunikasi terbuka yang mungkin telah ada sebelumnya.
Mempertahankan etika dan standar keluarga merupakan tugas-tugas perkembangan
keluarga lainnya. Meskipun aturan-aturan dalam keluarga belum diubah, etika dan standar moral
keluarga belum tetap dipertahankan oleh orang tua. Remaja sangat sensitive terhadap
ketidakcocokan antara apa dikatakan dengan apa yang dipraktekkan. Namun demikian, orang tua
dan anak-anak dapat belajar dari satu sama lain dalam masyarakat yang majemuk dan berubah
dengan cepat saat ini. Transformasi nilai dari kaum muda juga mentransformasikan keluarga.
Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan sederhana melambangkan transformasi nilai yang
mempengaruhi setiap tahap kehidupan keluarga .

    4.      Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan


Anak  Usia Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya
pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik atau buat komentar-
komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota keluarga, sering terjadi
selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan keluarga biasanya berada pada
titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap usia, terlebih
selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat tidak percaya pada
diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa aman. Yang lebih penting lagi,
mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dalam menguasai tugas perkembangan masa
remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan pertentangan, perasaan-perasaan
tidak aman berlangsung lama, dan remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan
pola perilaku yang tenang dan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang baik
juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun
semua hubungan, baik dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang tegang
namun orang ang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain dianggap tidak
matang dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat penyesuaian sosial yang baik.
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh romantika, padahal
sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya
tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat remaja mengalami
kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain pihak harus bertingkah laku seperti
orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga akan terlihat
bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan
kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya,
karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda
dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya mereka juga
belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang dianggap penting dalam masa ini adalah
teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu pendapat dan gaya teman-temannya karena
dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat dalam geng-
geng, dengan menjadi anggota geng mereka akan saling memberi dan mendapat dukungan
mental. Beberapa kasus terakhir seperti geng-geng motor yang terlibat kegiatan merupakan
bentuk dari kecenderungan tersebut. Mereka akan berani melakukan tindakan-tindakan kejahatan
ketika dilakukan dalam kelompok dan tidak akan berani melakukannya secara individual.
Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ
reproduksi (seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual, yang menyebabkan
mereka memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan dan norma sosial
melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal untuk menikah banyak
persyaratan yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual,
tetapi diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan sebagainya.syarat-syarat ini sangat berat
dan mungkin belum dicapai pada usia remaja. Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan
dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porno. Meskipun tingkah laku ini
sebenarnya tetap melanggar norma masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi-
sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam menyikapi, cara yang
tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara bertahap terhadap anaknya, sehingga
mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara bertahap sampai akhirnya dewasa.

Masalah-masalah kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi kesehatan
tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi dan dibicarakan dengan
keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari usia 35 tahun, resiko
penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang
dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan
perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima strategi promosi kesehatan. Sedangkan
pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan
patah tulang dan cedera karena atletik juga umum terjadi .
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak
dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang perhatian yang relevan.
Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau
masalah antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan
mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana, dan aborsi,
diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja
untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua diikutsertakan maka
dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan .
Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan untuk
memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua. Konseling
langsung yang bersifat menunjang atau mulai rujukan ke sumber-sumber dalam komunitas untuk
konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya mungkin
diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum juga diindikasikan.

      5.      Peran Perawat


Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan
tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada remaja, serta
membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan anak remajanya .
Peran perawat dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada tahap keluarga
dengan anak remaja menurut Stanhope :
a.        Guru tentang faktor-faktor kesehatan
b.       Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan merokok, diet dan gerak badan
c.        Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun bersama orang tua
d.       Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumber-sumber kesehatan mental
e.        Konsultan keluarga berencana
f.        Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui seksual
g.       Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.

6. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja


Secara Teoritis

1.   Pengkajian
        Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan pengkajian
dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap perkembangan keluarga.
Menurut Suprajitno meskipun demikian perawat perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap
perkembangan yang didasarkan oleh:
a.       Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena adda
perubahan anggota keluarga ( dapat bertambah atau berkurang )
b.      Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga yang harus
dilakukan.
c.       Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.
                 Pengkajian data fokus keluarga dengan anak usia remaja dalam Suprajitno  meliputi:
a.       Bagaimana karakteristik teman disekolah atau di lingkungan rumah
b.      Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang
c.       Bagaimana perilaku anak selama dirumah
d.      Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah atau bermain
e.       Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah
f.       Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak
g.      Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama, dan dimana
h.      Apa kebiasaan anak dirumah
i.        Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
j.        Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
k.      Siapa yang menjadi figur bagi anak
l.        Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak
m.    Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada saat anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka disinilah dimulainya
perkembangan keluarga pada tahap yang ke-lima, yaitu tahap perkembangan keluarga dengan
anak usia remaja. Pada tahap perkembangan ini, keluarga mempunyai beberapa tugas
perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila beberapa tugas perkembangan keluarga ini
tidak diselesaikan maka tentu saja akan mengakibatkan terganggunya perkembangan keluarga
pada tahap ini, baik untuk keluarga secara utuh maupun kepada setiap-setiap individu di
keluarga, terutama pada anak remajanya. Adapun tugas perkembangan tersebut meliputi;
memberikan kebebasan tanggung jawab yang seimbang kepada remaja, mempertahankan
komunikasi terbuka didalam keluarga, membina hubungan intim, serta melakukan perubahan
proses peran didalam keluarga terkait dengan perkembangan keluarga pada saat ini.
Dari asuhan keperawatan kasus yang kami lakukan pengkajian, disini kami menemukan
beberapa data maupun masalah yang berhubungan dengan perkembangan keluarga dengan anak
usia remaja, seperti disini kami menemukan bahwa orangtua masih memakai pengambilan
keputusan sepihak tanpa mengajak anak remajanya untuk mendiskusikan apa yang ada
dipikirannya. Disini juga tampak bahwa keluarga belum mengetahui mengenai tugas dan
perkembangan keluarga yang pada saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga denagan
anak usia remaja. Pada keluarga ini juga ditemukan penyakit yang berkaitan dengan masalah
kesehatan didalam keluarga pada tahap perkembangan anak usia remaja serta tugas dan peran
perawat didalamnya. Dari sini kami mencoba untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat
serta merencanakan intervensi yang akan dilakukan nanti untuk mengatasi masalah yang terjadi
serta meningkatkan keluarga dalam menyelesaikan tugas dan tahap perkembangan keluarga saat
ini.
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan
tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada remaja, serta
membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan anak remajanya.

     
B.     Saran
1.  Keluarga
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan memahami tahap  perkembangan
keluarga dengan anak usia remaja, memahami tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini, permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi pada tahap ini, peran dan tanggung jawab
orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas perawatan keluarganya. Serta dapat menyelesaikan
dan mencapai tujuan tahap perkembnagan keluarga dengan anak usia remaja.
2.  Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan asuhan
keperawatan keluarga dengan anak remaja agar dapat menerapkan dan memberikan pelayanan
yang efektif kepada anak dan keluarga yang mungkin mengalami masalah yang ditimbulkan oleh
kebutuhan akan tugas  dan perkembangan keluarga dengan anak usia remaja ini.
 
DAFTAR PUSTAKA

Friedman Marilyn. 1998.Keperawatan Keluarga.EGC:Jakarta


Perry &  potter .2005.Fundamental of nursing.EGC:Jakarta
Rahmad hidayat,Dede.2009.Ilmu perilaku manusia.CV Trans Info Media:Jakarta
Suprajitno.2004. Asuhan keperawatan keluarga.EGC:Jakarta
Hurlock B Elizabeth.1980.Psikologi Perkembangan.Erlangga:Jakarta
Mubarak Wahit Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.Salimba Medika:Jakarta 

Anda mungkin juga menyukai