Anda di halaman 1dari 11

Cephalgia adalah nama lain dari sakit kepala yang merupakan kondisi yang menyebabkan rasa tidak

nyaman atau sakit pada kelapa, kulit kepala, atau bahkan hingga leher. Kondisi ini dapat disebakan oleh
sebab yang beragam dan jenisnya pun berbeda-beda.

cephalgia-doktersehat

Jenis Penyakit Cephalgia

Cephalgia adalah kondisi yang sangat umum sehingga jenisnya pun sangat beraga. Secara umum
cepalgia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu primary headache dan secondary headache, kedua
jenis ini juga dibagi lagi menjadi beberapa tipe yang berbeda.

1. Primary headache atau sakit kepala primer

Primary headache atau sakit kepala primer adalah kondisi sakit kepala yang tidak dipicu oleh penyakit
atau kondisi tubuh lainnya. Sakit kepala ini dapat bersifat episodik yaitu yaitu terjadi sering atau sesekali
dan dapat bertahan mulai dari 30 menit hingga beberapa jam. Selain itu kondisi ini juga dapat bersifat
kronis, yang dapat muncul setiap hari dan selama berhari-hari atau bahkan hingga satu bulan.

Tipe sakit kepala primer yang paling umum adalah:

Tension headache atau sakit kepala tegang

Cluster headache

Migrain

2. Secondary headache atau sakit kepala sekunder

Secondary headache atau sakit kepala sekunder adalah jenis cephalgia yang dipicu oleh penyakit lain.
Hal ini dapat diartikan bahwa sakit kepala yang dialami merupakan gejala dari penyakit tertentu. Tipe
sakit kepala sekunder yang paling umum adalah:

Rebound headache

Thunderclap headache
Sakit kepala alergi atau sinus

Sakit kepala hormon

Sakit kepala akibat kafein

Sakit kepala darah tinggi

Exertion headache

Post-traumatic headache

Gejala Cephalgia

Gejala cephalgia yang lebih spesifik dapat dibedakan berdasarkan tipe dari cephalgia tersebut. Dilansir
dari Health Line berikut adalah gejala chepalgia yang dibedakan berdasarkan tipe sakit kepala yang
paling umum terjadi:

1. Gejala tension headache

Tension headache atau sakit kapala tegang merupakan jenis sakit kepala yang paling umum. Cephalgia
jenis ini sering digambarkan dengan perasaan adanya pita ketat di sekitar kepala. Rasa sakit muncul
akibat mengencangnya otot-otot leher dan kulit kepala. Gejala tension headache adalah sebagai berikut:

Leher kaku

Nyeri yang tumpul dan sakit

Kulit kepala lebih sensitif terhadap rasa sakit

Bahu terasa kaku

Dahi terasa tertekan dan kencang dan rasa ini dapat meluas higga belakang kepala.

Terkadang gejala tension headache mirip dengan migrain, namun tidak menyebabkan gangguan
penglihatan seperti migrain. Jenis cephalgia satu ini umumnya berlangsung beberapa menit atau
sebagian dapat bertahan selama beberapa hari dan cenderung berulang.

2. Gejala cluster headache

Cluster headache adalah sakit kepala tidak berdenyut-denyut yang menyebabkan rasa sakit menyiksa di
satu sisi kepala atau di belakang mata. Sakit kepala ini dapat berlangsung lama, yang dikenal dengan
periode cluster yang bisa berlangsung hingga enam minggu. Gejala cluster headache ditandai dengan:
Rasa sakit muncul di bagian belakang mata

Rasa sakit muncul di satu sisi

Sakit kepala dapat menyebabkan mata berair dan hidung tersumbat

Terjadi satu hingga dua jam setelah seseorang tidur.

Beberapa gejala cephalgia jenis ini juga mirip migrain, tapi umumnya cluster headache tidak
menyebabkan mual.

3. Gejala migrain

Migraine headache atau migrain atau dikenal juga dengan sakit kepala sebelah adalah sakit kepala berat
yang dapat menyebabkan jantung berdenyut-denyut. Gejala migrain adalah sebagai berikut ini:

Perasaan berdenyut di kepala

Mual

Rasa sakit di satu sisi kepala

Sensitif terhadap suara dan cahaya

Muntah

Sakit kepala migrain dapat sanagt parah hingga seseorang menjadi sulit berkonsentrasi dan sulit untuk
beraktivitas sehari-hari.

4. Gejala rebound headache

Rebound headache merupakan jenis cephalgia yang terjadi akibat seseorang berhentuk mengonsumsi
obat tertentu yang digunakan secara teratur untuk mengatasi sakit kepala. Gejala sakit kepala rebound
meliputi:

Sifat mudah marah

Mual
Gelisah

Kesulitan mengingat detail penting

Gejala dapat berbeda tergantung pada obat yang dikonsumsi. Sakit kepala ini cendering terjadi seitap
hari dan umumnya lebih buruk di pagi hari. Kondisi ini dapat membaik dengan obat, tetapi dapat muncul
kembali setelah obat habis.

5. Gejala thunderclap headache

Sakit kepala jenis ini adalah sakit kepala parah yang terjadi sangat dengan sangat cepat. Kemunculannya
dapat tiba-tiba dan dapat bertahan hingga lima menit. Sakit kepala jenis ini dapat mengindikasikan
masalah dengan pembuluh darah di otak. Gejala dari thunderclap headache adalah durasinya yang
pendek, namiun sifatnya intens.

6. Gejala sakit kepala alergi atau sinus

Sakit kepala alergi atau sinus terjadi akibat reaksi alergi. Sakit kepala ini juga sering tertukar dengan
migrain. Sakit kepala sinus atau alergi adalah jika sakit kepala diberengi dengan gejala seperti berikut ini:

Rasa sakit dan tekanan pada pipi, alis, atau dahi

Rasa sakit yang bertambah ketika membungkuk ke depan atau berbaring

Hidung tersumbat

Kelelahan

Sakit gigi bagian atas

7. Gejala sakit kepala hormonal

Sakit kepala hormonal adalah sakit kepala yang disebabkan oleh naik turunnya hormon dalam tubuh.
Wanita umumnya mengalami ini ketika menstruasi, akibat konsumsi pil KB, atau akibat kehamilan. Sakit
kepala hormonal biasanya dibarengi dengan gejala:

Nafsu makan menurun

Kelelahan

Jerawat
Nyeri sendi

Sembelit

Koordinasi tubuh menurun

Intensitas buang air kecil menurun

8. Gejala sakit kepala akibat kafein

Kafein memberikan pengaruh terhadap aliran darah ke otak. Hal ini menyebabkan terlalu banyak kafein
menyebabkan Anda sakit kepala. Sakit kepala akibat kafein biasanya dibarengi dengan gejala seperti
berikut ini:

Kelelahan

Cemas

Sulit berkonsentrasi

Menekan mood

Mudah marah

Energi menurun

Tremor

9. Gejala sakit kepala darah tinggi

Sakit kepala memang dikenal sebagai salah satu gejala darah tinggi. Jika mengalami sakit kepala akibat
darah tinggi, gejala yang mungkin dirasakan adalah sebagai berikut ini:

Sakit di kedua sisi kepala hingga kesulitan beraktivitas

Lelah dan kebingungan

Gangguan penglihatan

Nyeri dada

Kesulitan bernapas

Detak jantung tidak teratur

Ada darah dalam utin


Berdebar di dada, leher, dan telinga.

10. Gejala exertion headache

Exertion headache adalah sakit kepala yang terjadi dengan cepat setelah melakukan aktivitas fisik yang
intens, seperti berolahraga. Sakit kepala ini umumnya tidak bertahan terlalu lama. Gejala dari exertion
headache adalah seperti:

Sakit kepala di kedua sisi kepala

Muntah

Leher kaku

Penglihatan ganda

Hilang kesadaran.

11. Gejala post-traumatic headache

Post-traumatic headache atau sakit kepala pasca-trauma adalah sakit kepala yang terjadi setelah adanya
cedera kepala. Gejala sakit kepala ini terasa seperti migrain atau tension headache. Gejala lain yang
mungkin muncul adalah seperti:

Sakit leher

Sakit kepala yang semakin kuat ketika bergerak, batuk, membungkuk, atau menggerakkan kepala

Penglihatan ganda

Mata lelah

Sulit berkonsentasi

Gelisah

Depresi

Hilang selera makan

Kesulitan mendengar

Sulit tidur

Gelisah
Gangguan pendengaran

Mual dan muntah

Sensitif terhadap kebisingan

Sensitif terhadap cahaya

Telinga mendengung

Penyebab Cephalgia

Penyebab cephalgia juga dibedakan berdasarkan jenisnya berikut ini:

1. Penyebab sakit kepala primer

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa sakit kepala primer adalah penyakit yang berdiri sendiri dan
tidak dipicu oleh penyakit lain. Penyebab sakit kepala primer adalah seperti akibat aktivitas berlebihan
atau akibat daru masalah pada struktur atau bagian kepala yang sensitif terhadap rasa sakit.

Bagian kepala yang sensitif meliputin pembuluh darah, otot, dan saraf di kepala dan leher. Penyebab
lainnya adalah karena adanya aktivitas kimia di otak.

2. Penyebab sakit kepala sekunder

Secondary headache atau sakit kepala sekunder adalah sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit lain.
Sebelumnya sudah disebutkan beberapa tipe sakit kepala ini berdasarkan penyebabnya seperti sakit
kepala darah tinggi, sakit kepala akibat kafein, sakit kepala karena perubahan hormon, dan seterusnya.

Dilansir dari Medical News Today, penyebab sakit kepala sekunder lainnya adalah sebagai berikut ini:

Mabuk akibat alkohol

Tumor orak

Pendarahan di otak atau sekitarnya

Brain freeze
Gegar otak

Dehidrasi

Glaukoma

Influenza

Penggunaan obat penghilang rasa sakit berlebihan

Serangan panik

Pukulan

Sakit kepala dapat menjadi indikasi penyakit serius. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui
penyebab sakit kepala yang Anda alami untuk mengetahui langkah medis apa yang dapat dilakukan
untuk mengatasi penyakit cephalgia atau sakit kepala tersebut.

Diagnosa Cephalgia

Diaganosa cephalgia adalah untuk mengetahui penyebab dari sakit kepala tersebut. Pertama-tama
dokter umumnya akan bertanya pada Anda tentang riwayat medis Anda, lalu kemudia diikuti dengan
pemeriksaan fisik. Pemeriskaan harus mencakup evaluasi neurologis yang lengkap.

Riwayat berhentinya pasien dari obat dan makanan juga harus diketahui, karena sebagian orang dapat
mengalami sakit kepala akibat berhenti menggunakan obat. Terdapat juga kasus di mana peminum kopi
berat, merasakan sakit kepala akibat berhenti mengonsumsi kopi.

Jika sakit kepala dibarengi dengan gejala lain yang mungkin mengindikasikan penyakit lain, dokter akan
melakukan tes diagnostik untuk memastikan penyakit tersebut. Beberapa tes yang mungkin dilakukan
adalah seperti:

Complete blood count (CBC) atau tes darah lengkap yang dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda
infeksi.

Rontgen tengkorak, tes pencitraan yang dilakukan untuk melihat gambar detail dari tulang-tulang
tengkorak.

Rontgen sinus, tes pencitraan yang dilakukan jika dicurigai adanya sinusitis.
CT atau MRI scan, tes yang dilakukan jika sakit kepala dicurigai pemicunya adalah seperti stroke, trauma,
atau adanya pembekuan darah di otak.

Pengobatan Cephalgia

Jika cephalgia adalah jenis sakit kepala sekunder, maka tentu pengobatannya adalah dengan cara
mengobati penyebabnya. Namun, jika penyebabnya tidak didasari kondisi medis serius, berikut adalah
pengobatan cephalgia yang dapat dilakukan:

1. Terapi alternatif cephalgia

Pengobatan cephalgia dapat melalui beberapa terapi alternatif seperti berikut ini:

Biofeedback. Sebuah teknik relaksasi yang dapat membantu dalam manajemen nyeri.

Manajemen stres. Melalui kelas manajemen stres, Anda dapat belajar cara mengatasi stres dan
menghilangkan ketegangan.

Terapi perilaku kognitif. Sebuah terapi bicara yang menunjukkan pada Anda bagaimana cara mengenali
situasi yang membuat Anda stes dan cemas.

Akupuntur. Terapi alternatif untuk mengurangi stres dan ketagangan dengan cara memasang jarum
halus ke area tubuh tertentu.

Olahraga. Melakukan olahraga ringan hingga sedang yang dapat meningkatkan zat kimia tertentu dalam
otak yang bisa membaut Anda lebih rileks dan bahagia.

Terapi dingin atau terapi panas. Mengoleskan bantalan pemanas atau menempelkan kompres es ke
kepala selama 5 hingga 10 menit, lakukan beberapa kali sehari.

Mandi air hangat. Tujuannya adalah untuk membantuk merelaksasi otot yang tegang.

2. Pengobatan alami cephalgia

Selain menggunakan terapi alternatif, Anda juga bisa menggunakan pengobatan alami seperti vitamin
dan herbal untuk mengatasi penyakit cephalgia atau sakit kepala. Berikut adalah beberapa pengobatan
alami untuk mengurangi sakit kepala:

Koenzim Q10. Menurut University of Minnesota, dosis 100 mg enzim ini tiga kali sehari atau dosis
tunggal 150 mg per hari dapat mengurangi frekuensi sakit kepala migrain.
Megnesium. Mineral ini diberikan melalui infus para pasien migrain parah. Selain itu, pasien dengan tipe
sakit kepala yang lain juga dapat dibantu oleh suplemen magnesium.

Vitamin B12. Menurut University of Minnesote, konsumsi 200 mg vitamin B12 atau riboflavin dua kali
sehari dapat membantu mengurangi sakit kapala.

Butterbur. Ekstrak tumbuhan ini terbukti dapat mengurangi frekuensi migrain, namun harus waspada
dengan reaksi alergi yang mungkin timbul, karena terdapat beberapa laporan alergi pada tumbuhan
yang sejenis dengan butterbur.

Air putih. Dehidrasi bisa menjadi salah satu penyebab sakit kepala.

3. Obat-obatan untuk penyakit cephalgia

Cephalgia atau sakit kepala juga bisa diatasi dengan berbagai obat-obatan. Beberapa jenis obat-obatan
bebas seperti aspirin, paracetamol, dan ibuprofen sering kali dijadikan sebegai pilihan pertama untuk
mengatasi sakit kepala, bahkan lebih dulu dibandingkan pengobatan alami dan terapi altirnatif.

Jenis obat-obatan lain yang digunakan untuk mengatasi sakit kepala seperti migrain kronis dan cluster
headache adalah seperti:

Beta-blocker (propranolol, atenolol)

Verapamil

Methysergide maleate

Amitriptyline

Asam valproat

Dihydroergotamine

Litium

Topiramate

Aimovig

Jika menggunakan obat bebas, pastikan Anda mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada
kemasan. Sedangkan untuk penggunaan obat lain, harus melalui resep dan petunjuk dokter. Jika sakit
kepala sering terjadi dan dengan jangka waktu yang lama, sebaiknya konsultasikan lebih dahulu ke
dokter sebelum memilih pengobatan yang tepat.
Pencegahan Cephalgia

Cephalgia dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Langkah-langkah yang dapat dilakukan
untuk mengurangi kemungkinan sakit kepala adalah seperti berikut ini:

Menghindari makanan yang dapat memicu sakit kepala. Setiap orang mungkin memiliki makanan
pemicu yang berbeda, namun makanan yang umum dapat menyebabkan sakit kepala adalah seperti
keju tua, wine, kacang mede, bawang merah, cokelat, daging olahan, bir hitam, susu, dan gandum.

Hindari asupan kafein berlebih. Kafein merupakan salah satu penyebab sakit kepala, terlalu banyak
konsumsi kafein dapat menyebabkan Anda sakit kepala ketika dosis kafein diturunkan.

Tidur cukup. Kurang tidur dapat menyebabkan sakit kepala, sehingga Anda diharuskan untuk tidur cukup
setiap malamnya agar dapat segar bangun di pagi hari.

Melatih tubuh dan pikiran untuk mencegah sakit kepala. Teknik ini mengharuskan untuk Anda
memfokuskan pikiran pada tubuh, pernapasan dalam, dan membayangkan otot yang tegang di tubuh
menjadi rileks.

Terapi seperti pijat dapat menjadi pencegahan sakit kepala ampuh bagi sebagian orang. Sebaiknya
diskusikan dengan dokter jika ingin melakukan pijat atau terapi manual lainnya.

Olahraga rutin. Olahraga sebaiknya dilakukan sebanyak 30 menit sebanyak 3 kali seminggu, namun jika
hanya memiliki waktu singkat, olahraga selama 10 hingga 15 menit juga bisa untuk dilakukan.

Sumber:

Everything You Need to Know About Headaches – https://www.healthline.com/health/headache diakses


pada 19 Februari 2019.

10 Types of Headaches and How to Treat Them – https://www.healthline.com/health/headache/types-


of-headaches diakses pada 19 Februari 2019.

What is causing this headache? – https://www.medicalnewstoday.com/articles/73936.php diakses pada


19 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai