Anda di halaman 1dari 8

RFID Dalam e-Health dan Medical Applications

I. Pengenalan RFDI
RFID, Radio Frequency Identification adalah teknologi, termasuk menangkap nirkabel dan
pengolahan data transaksi. Jarak (jarak pendek) dan Sekitar (jangka panjang) adalah dua area
aplikasi utama di mana teknologi RFID digunakan. Track dan melacak aplikasi atau aplikasi
jangka panjang sekitar. Teknologi ini menyediakan fungsionalitas tambahan dan manfaat
untuk otentikasi produk. aplikasi kontrol akses berbagai jenis jarak pendek atau aplikasi.

RFID adalah bentuk umum untuk teknologi yang menggunakan radio waves untuk
mengidentifikasi manusia atau objek secara otomatis. Metode yang paling sering digunakan
adalah untuk menyimpan serial number yang menunjukkan identitas seseorang atau benda,
pada sebuah microchip yang disertakan pada antena (chip dan antena adalah RFID
transponder atau sebuah tag RFID). Antena memampukan chip untuk mentransmisikan
informasi identifikasi kepada reader. Kemudian reader mengubah pantulan radio waves dari
tag RFID kedalam informasi digital yang dapat dilewati pada komputer yang akan
menggunakannya.

Teknologi RFID didasarkan pada prinsip kerja gelombang elektromagnetik, dimana :

-Komponen utama dari RFID tag adalah chips dan tag-antena yang biasa di sebut dengan
inlay, dimana Chip berisi informasi dan terhubung dengan tag-antena.

-Informasi yang berada/tersimpan dalam chip ini akan terkirim/terbaca melalui gelombang
elektromagnetik setelah tag - antena m e n d a p a t k a n / m e n e r i m a p a n c a r a n
gelombang elektromagnetik dari reader-antenna ( Interogator ) . RFID reader ini yang
sekaligus akan meneruskan informasi pada application server.

RFID tag:

Passive Tag

Tidak memiliki sumber energi sendiri (tanpa Battery)

Modulasi akan aktif setelah tag menerima gelombang elektromagnetik dari reader

( Backscatter )

Jarak baca : 10 cm 10 m ( Tergantung dari type tag dan antenna dari reader )

Harga Tag : < 0.7 US $ ( tergantung bahan / material dari encapsulate yang di pakai )

Praktis tanpa batasan untuk Encapsulation medianya

Bisa Read maupun Read/write


Umur tag sekitar 100.000 x read / write)

Active Tag

Memiliki sumber energi sendiri (battery)

Modulasi aktif langsung dari tag sendiri

Jarak baca : 0 1 Km

Harga Tag : > 15 US $ ( tergantung bahan / material dari encapsulate yang di pakai dan spek
dari tag)

Variasi encapsulation media terbatas ( Karena adanya unsur dari battery )

Bisa Read, maupun read/write

Umur tag dipengaruhi umur battery

RFID memiliki banyak kekuatan dan keunggulan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang
aplikasi operasional pelanggan, bahkan yang membuka peluang penerapan RFID praktis di
hampir semua sektor

Aspek Tag :

Tag Uniqueness / Unique ID :

Setiap Tag memiliki ID yang unik dan berbeda secara world - wide, tanpa tergantung
manufacturernya. Hal ini terjadi karena adanya
k o n s e n s u s p e n o m o r a n I D a n t a r a manufacturers sedunia. Dengan mendata tags
yang dipakai pada database aplikasi, maka dapat dengan mudah dan effektif ditingkatkan
aspek pengamanan dalam pembacaan (Secured/Selective Reading)

Read / Write Capability :

Dengan kemampuan read / write ini maka informasi pada tag dapat diubah-ubah oleh aplikasi
melalui RFID reader. Hal ini dimungkinkan karena tags memiliki memory, sehingga secara
prinsip informasi pada Tag bersifat Portable Dynamic Data. Kapasitas data pada tags
bervariasi dari 128 sampai mencapai 1024 Bits.

Operation in Harsh Environment :

Dengan pemilihan material maupun bentuk encapsulation yang sesuai dengan kondisi
operasional dilapangan, maka pemakaian / pemasangan RFID Tag dimungkinkan untuk
kondisi extreme / harsh environment, contohnya : temperatur atau tekanan yang sangat tinggi.

Flexibility dalam Pemasangan :

Sejalan dengan point 3 diatas, maka dengan encapsulation yang sesuai RFID tag dapat
dipasang secara flexible dan bervariasi pada item, contohnya : tag yang dibenamkan pada ban
traktor, tag yang di-clamped pada body mobil dll.

Reusable :

RFID tag memiliki life-time yang relatif lama dan dapat di-pindah-pindah-kan atau dipakai
kembali untuk item lain (Kecuali jika hal ini memang sengaja dihindari, sehingga tag tidak
dapat dilepas tanpa menjadi rusak). Pemakaian kembali tags tersebut akan meningkatkan cost
efficiency.

Aspek Pembacaan :

Accuracy :

Karena pembacaan dilakukan secara device-reading dan bukan oleh indera manusia, maka
tingkat akurasinya menjadi sangat tinggi.
Bisa dilakukan secara Un-attended / automated :

Cukup banyak penerapan RFID dimana pembacaannya dilakukan secara otomatis tanpa
intervensi manusia, contohnya : aplikasi konveyor. Hal ini dimungkinkan karena RFID reader
bisa langsung mendeteksi keberadaan tag dalam area bacanya.

Tidak Perlu Line-of-Sight :

Karena prinsip kerjanya bersifat elektromagnetik, dan bukan optikal, maka RFID Reader
dapat membaca tag walaupun tag tersebut tidak terlihat atau “tersembunyi”. Contoh : RFID
Reader dapat membaca semua tag pada item yang berada dalam suatu peti tertutup.

Pembacaan yang Cepat :

Kecepatan pembacaan juga relative tinggi karena kemampuan membaca sekaligus informasi
dari semua tags yang berada dalam area bacanya (Terasa sebagai simultaneous multi tags
reading).

10. Aman :

Tag bisa di berikan password sehingga meningkatkan faktor keamanan dimana data yang
berada di tag tidak bisa dibaca oleh setiap reader jika tidak sesuai passwordnya. Tag juga bisa
di matikan ( tidak bisa dipakai lagi ) dengan feature Killing Tag.

Kecuali mengenai akurasi dan pembacaan secara unattended, keunggulan yang diuraikan
diatas sekaligus menjadi pembeda dengan solusi Barcode yang selama ini sudah umum
diterapkan.

Penggunaan RFDI dalam Bidang Kesehatan

Aplikasi RFID pada kesehatan termasuk yang paling berkembang. Aplikasi ini unik, karena
menggunakan pertama kalinya aplikasi dari RFID tag tanpa chip pada jangkauan milimeter.
Hal ini merupakan anomali. Sekarang, sektor RFID pada kesehatan memusatkan pada
pencegahan error dan mendeteksian lokasi staf+pasien. Misalnya, dengan RFID yang
bervariasi, tag staf mengirimkan alarm yang jika ditekan mengirimkan okasi staf pada
rekannya. RFID varian lain adalah menghubungkan ibu dengan bayi yang baru lahir agar
tidak terjadi kesalahan.
Selain itu aplikasi lainnya adalah pengaturan level pemakain obat agar tidak keliru,
pengaturan aset rumah sakit, manajemen yang efisien bahkan sampai pencegahan pencurian.
Nantinya, bagian ini akan chipless untuk menekan biaya. Namun, perataan yang tinggi pada
active tag di sektor ini disebabkan karena harus mendapatkan jangkauan yang jauh.
RFID Untuk Pegaturan Konsumsi Obat : Hal ini didasarkan karena 40-50% pasien
mengkonsumsi obat mereka dengan cara yang salah Pak obat ini berharga $15, akan
memperbaiki kualitas dari data yang dikumpulkan pada pengetesan obat dengan cara
merekam kapan dan obat apa yang diminum. RFID berada di dalam pak, menghubungkan
infomasi tersebut pada pasien tertentu tanpa manual yang salah.
Rumah sakit bisa kehilangan 15% dari asetnya tiap tahun. Dilaporkan bahwa rumah sakit
tidak bisa menemukan 15-20% dari asetnya dan waktu yang diperlukan untuk mencarinya
sebanding dengan $1900 tiap perawat. Karena itu active RFID sekarang digunakan, dimana
ada baterai dalam tag untuk memberi jangkauan yang luas dan kemampuan sensing. RFID
menggantikan sistem RLTS (Real Time Locating Systems) untuk diimplementasikan ke staff
dan aset penting.
Menggunakan teknologi RFID, rumah sakit menyimpan nomor unik untuk alat portabel
seperti pompa infus atau monitor tekanan darah, serta untuk alat-alat mahal. Nomor ini
ditransmisikan lewat gelombang radio ke alat/reader penerima. Diletakkan di pintu masuk
bangsal, reader menampilkan lokasi dari alat yang terlabel.
Keuntungannya adalah dapat meningkatkan efisiensi staf rumah sakit. Hal ini dapat
mengurangi waktu yang digunakan staf klinik untuk menemukan alat rumah sakit portabel
yang mungkin berada di area lain rumah sakit. Pemeliharaan juga menjadi efisien karena
sudah diketaui dimana letak alat tersebut serta kapan saja petugas harus merawat alatnya.
Sistem ActiveWave RFID dapat digunakan juga unuk men-track pasien. RFID tag digunakan
pada gelang ID pasien sehingga lokasi mereka bisa dideteksi secara kontinu. Terutama untuk
pasien yang harus dirawat secara rutin, RFID akan sangat berguna untuk men-track.
Teknologi ini juga bisa menyediakan jalur elektronik untuk mengkomunikasikan data pasien
secara wireless.
Untuk meningkatkan keamanan pasien, bisa digunakan beberapa aplikasi RFID. Implanting
chip di dalam instrumen bedah akan menghilangkan kesalahan dari meninggalkan benda di
dalam tubuh pasien setelah dioperasi.
Nantinya juga, akan ditambahkan sensor pada tag. Sensor ini akan melaporkan data-data
penting seperti temperatur, kelembapan, dan yang menyangkut lingkungan pasien. Sensor
juga bisa digunakan untuk dihubungkan dengan instrumen medik dan melaporkan ke staf
rumah sakit di tempat lain mengenai pasien, termasuk detak jantung, temperatur tubuh.
Label RFID juga bisa dipakai pada pasien untuk menverifikasikan identitas mereka,
lokasinya dan prosedur yang benar dari staf rumah sakit. Pasien bisa di-track secara efektif
pada sistem pembayaran, dan memastikan bahwa rumah sakit tidak kehilangan berkas yang
harus dibayar pasiennya.
Rumah Sakit menggunakan RFID tag untuk pelacakan pasien khusus mereka. Dalam pasien
darurat dan peralatan lainnya yang penting dengan mudah dapat melacak. Ini akan sangat
berguna terutama dalam perawatan rumah sakit mental mana dokter dapat melacak setiap
aktivitas pasien. Rumah sakit juga menggunakan tag RFID untuk mencari dan melacak
semua kegiatan bayi yang baru lahir.
Penentuan lokasi dan status dari staf, pengunjung, pasien dan aset tetap rumah sakit RFID
bisa dipakai sebagai salah satu teknologi RLTS ini, contoh teknologi yang lain yang bisa
digunakan adalah Radianse view of technologies-
Radio fingerprinting- Triangulation and Time Difference of Arrival (TDOA)- Global
Positioning System (GPS) - Received Signal Strength Indication (RSSI) - GSM and GPRS
Menentukan posisi orang dalam ruangan indoor
Pengurangan eror, prosedur recording dan keluhan pasienContoh aplikasi Electronic
handshake to prevent mismatching of patient to treatment- Human implants for instant
medical record of high risk patients
Pengaturan bank darah, alat-alat dan logistikContoh : Blood testing, transport and
transfusion- Smart cabinets- Document management , Hearing aids, Akses
keamananRecording dan peringatan pada insiden.
Wang et al. (2005) berhasil mengeksplorasi bagaimana potensi manfaat dari pengadopsian
teknologi RFID di sebuah rumah sakit di Taiwan. Hasilnya menunjukkan bahwa teknologi
RFID memiliki potensi berkontribusi pada pengoperasian yang lebih efektif, meningkatkan
layanan medis, dan keselamatan pasien (patient safety). Tzeng et al. (2008) berhasil
menunjukkan adanya perbaikan proses bisnis di lima buah rumah sakit di Taiwan setelah
mengimplementasikan teknologi RFID.

Di sisi lain, adanya teknologi RFID memudahkan staf medis melakukan pengidentifikasian
pasien dan penelurusan keberadaan peralatan medis yang diperlukan. Hal ini akan berdampak
pada peningkatan produktivitas dari staf medis terutama perawat. Umumnya, rumah sakit
akansemakin efisien operasinya bila mengaplikasikan teknologi RFID dan juga akan
meningkatkankepuasaan pasien. Pasien tidak lagi menunggu terlalu lama melakukan proses
administrasi dan menunggu operasi karena peralatan medis belum siap/ditemukan. Adanya
teknologi RFID akan menggantikan aktivitas manual menjadi otomatis sehingga biaya tenaga
kerja dan waktu kerjany dapat tereduksi.

Adanya mandat dari pemerintah berkaitan dengan perlunya obat-obatan tertentu dibubuhi
dengan RFID tags menyebabkan jumlah pencurian dan pemalsuan obat dapat ditekan.
Dampaknya juga dapat menekan biaya persediaan obat karena rumah sakit dengan mudah
bisa mengetahui berapa obat yang tersedia. Adanya teknologi ini, moral dari staf medis akan
meningkat karena kemungkinan terjadinya kesalahan obat dan sukarnya memantau pasien
dan peralatan medis dapat dihindari. Pada Tabel 1 diperlihatkan hasil identifikasi manfaat
teknologi RFID di industri kesehatan terutama rumah sakit dari beberapa literatur terutama
pada artikel yang ditulis oleh Wang et al. (2005), Tzeng et al. (2008) dan FDA (2006).

Manfaat
a. Anti pencurian dan pemalsuan
b. Peningkatan keselamatan pasien
c. Peningkatan proses bisnis
d. Peningkatan kepuasan pasien
e. Peningkatan moral staf medis
f. Pengurangan biaya dan waktu
g. Peningkatan produktivitas

Area aplikasi teknologi RFID di industri kesehatan khususnya rumah sakit relatif beragam.
Berdasarkan hasil studi pustaka (Wang et al., 2005; Tzeng et al., 2008; FDA, 2006), ada lima
jenis yang bisa dilakukan pengaplikasian teknologi RFID yaitu (1) kontrol dan pengamanan
(2) penelusuran pasien (3) penelusuran peralatan medis (4) penelusuran staf (5) dan
penelusuran asset di luar peralatan medis seperti komputer, kursi, dan lainnya. Pada
penelitian ini juga dieksplorasi area aplikasi mana yang menjadi prioritas untuk
mengaplikasikan teknologi RFID.

II. Hambatan Penggunaan


Kwon dan Zmud (1987) membagi tahap proses implementasi teknologi informasi menjadi 5
tahap yaitu (1) tahap inisiasi (initiation), (2) tahap adopsi (adoption), (3) tahap adaptasi
(adaptation) (4) tahap penerimaan (acceptance), (5) tahap rutinitas (routinization) dan (6)
tahap infusi/pengembangan (infusion). Berdasarkan studi pustaka dari beberapa artikel jurnal
dan seminar internasional, surat kabar dan majalah ilmiah menunjukkan bahwa aplikasi
rumah sakit Taiwan dan Singapura telah berada pada tahap infusi/pengembangan.
Berdasarkan laporan dari Wang et al. (2006) dan Tzeng et al. (2008) menunjukkan bahwa
aplikasi teknologi RFID di rumah sakit di Taiwan dikembangkan tidak lagi berfungsi sebagai
“pengamanan pasien, pengunjung dan tenaga medis” tetapi juga telah digunakan untuk
meningkatkan proses bisnis. Berdasarkan penelusuran artikel di jurnal, majalah dan internet,
belum ditemukan laporan mengenai implementasi teknologi RFID di rumah sakit di
Indonesia. Akan tetapi beberapa seminar tentang aplikasi teknologi RFID telah dilakukan. Ini
menunjukkan bahwa rumah sakit di Indonesia masih dalam taraf inisiasi atau tahap adopsi
dimana rumah sakit di Indonesia sedang berupaya mengetahui dan memahami bagaimana
aplikasi teknologi ini dalam konteks rumah sakit. Di sisi lain, mungkin beberapa rumah sakit
berupaya mengadopsi teknologi ini dengan terlebih dahulu melakukan justifikasi apakah
rumah sakit layak dan menguntungkan melakukan investasi teknologi ini.

Adanya gap yang tinggi antara aplikasi di rumah sakit di Taiwan dan Singapura dengan di
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hambatan yang menghalangi pengadopsian
teknologi RFID di Indonesia. Padahal pengaplikasian teknologi RFID di Taiwan diawali
karena adanya pandemi SARS yang juga melanda di Indonesia. Bahkan pademi lain seperti
flu burung juga menyerang Indonesia dengan jumlah korban terbesar di dunia
(FAONewsroom, 2008). Ini menunjukkan bahwa terjadi hambatan yang menghalangi
terjadinya pengadopsian teknologi RFID di Indonesia bila dibandingkan dengan Taiwan.
Penurunan harga dari RFID tags melebihi 70%, dan RFID readers turun juga mendekati 40%
dari tahun 2004 ke 2006 (Bratten, 2006). Fenomena ini ternyata masih belum juga
menyebabkan rumah sakit di Indonesia menerapkannya. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya
hambatan dari faktor tingginya biaya investasi teknologi RFID saja terutama biaya komponen
RFID tags and readers –yang menjadi penghambat pengadopsian teknologi RFID di rumah
sakit di Pulau Jawa. Hasil penelurusan literatur memperlihatkan bahwa ada empat (4) artikel
yang membahas hambatan dari pengadopsian teknologi RFID yaitu Evans dan Piechowski
(2005), Kovavisaruch dan Suntharasaj (2007), Reyes dan Jaska (2007) dan Tajima (2007).
Walaupun hanya Evans dan Piechowski (2005) yang mengeksplorasi hambatan dari
pengadopsian teknologi RFID pada area industri kesehatan, dalam penelitian ini juga
mempertimbangkan peneliti lainnya yang meneliti pada area supply chain management
(Tajima, 2007) atau pada area yang generik seperti dari Kovavisaruch dan Suntharasaj (2007)
dan Reyes dan Jaska (2007). Berikut ini rangkuman dari hasil identifikasi faktor-faktor yang
menghambat dari pengadopsian teknologi RFID dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Hambatan:
-Bisnis
a. Kurangnya koordinasi dengan pemerintah tentang aturan frekuensi
b. Sedikitnya pengadopsian dari industri lain
c. Ketiadaan informasi yang lengkap dan valid
d. Nilai ROI tidak sesuai
e. Tidak tersedianya anggaran yang cukup
f. Tiadanya sumber daya internal yang mendukung
g. Sedikitnya vendor/konsultan dari RFID
h. Kekhawatiran adanya resiko yang mempengaruhi bisnis rumah sakit
i. Adanya penolakan karena isu privasi dan keamanan

-Teknologi
a. Adanya efek yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
b. Kompleksnya teknologi RFID
c. Belum matangnya standar dari RFID
d. Belum matangnya teknologi dari RFID
e. Adanya perubahan radikal yang mempengaruhi sistem saat ini
f. Reliabilitas yang masih meragukan
g. Kurangnya keamanan dari teknologi

Anggota Kelompok

 Sugma Willy (2210100002)


 Datta Nandi Wardhana(2210100007)
 Wahyu Narendra(2210100012)
 Aulia Irsyad(2210100022)
 Anas Listia P(2210100027)

Anda mungkin juga menyukai