BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Kebijakan Publik
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan setiap ahli mempunyai latar belakang yang
masih terjadi silang pendapat dan merupakan ajang perdebatan para ahli. Maka
administrasi
waktu.
lembaga-lembaga pemerintah
“kebijakan ekonomi Jepang”, dan atau mungkin juga dipakai untuk menjadi
Abdul Wahab maupun Budi Winarno sepakat bahwa istilah kebijakan ini
Winarno dianggap lebih tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang
sebenarnya dilakukan dan bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan.
Selain itu konsep ini juga membedakan secara tegas antara kebijakan
tujuan dari negara tersebut, maka kebijakan publik harus memiliki konsep yang
sengaja dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang, suatu kelompok atau
diantara berbagai alternatif yang ada guna mencapai maksud dan tujuan
tertentu. Lingkup dari studi kebijakan publik sangat luas karena mencakup
berbagai bidang dan sektor seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum,
dan sebagainya. Disamping itu dilihat dari hirarkirnya kebijakan publik dapat
keputusan bupati/walikota.
ternyata banyak sekali, tergantung dari sudut mana kita mengartikannya. Easton
values for the whole society atau sebagai pengalokasian nilai- nilai secara paksa
kebijakan publik sebagai a projected program of goal, value, and practice atau
terarah.
kebijakan publik sebagai “the autorative allocation of values for the whole
society”. Definisi ini menegaskan bahwa hanya pemilik otoritas dalam sistem
politik (pemerintah) yang secara syah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya
system” yaitu para penguasa dalam sistem politik yang terlibat dalam urusan
tertentu dimana pada suatu titik mereka diminta untuk mengambil keputusan di
kemudian hari kelak diterima serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat
Kelima, kebijakan pemerintah dapat merupakan kegiatan aktif atau pasif dalam
negara. Karakter utama dari kebijakan publik adalah sabagai berikut, yaitu :
dalam program dan kegiatan. Oleh karena itu, suatu kebijakan publik
secara lebih konkret dapat diamati dalam wujud rencana, program, dan
kegiatan.
Publik
dikaji. Oleh karena itu beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk
ahli mungkin membagi tahap-tahap ini dengan urutan yang berbeda. Tahap-
dapat masuk dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk
ke agenda kebijakan para perumus kabijakan. Pada tahap ini mungkin suatu
masalah tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan
menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan- alasan tertentu
untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah.
Dalam tahap ini masing-masing actor akan bersaing dan berusaha untuk
Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau
dievaluasi, unuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih
dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang telah dilaksanakan sudah
mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan atau belum. Secara singkat, tahap
– tahap kebijakan adalah seperti gambar yang dijelaskan dibawah ini, yaitu :
Tahap-tahap Kebijakan :
Penyusunan
Kebijakan
Formulasi Kebijakan
Adopsi Kebijakan
Implementasi
Kebijakan
Evaluasi Kebijakan
2.2.Pengertian Implementasi
publik adalah alokasi nilai otoritatif untuk seluruh masyarakat, akan tetapi hanya
dan semuanya yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau untuk tidak
Lester dan Stewart. yang dikutip oleh Agustino dalam bukunya Dasar-Dasar
The actions by public or private individuals (or group) that are directed at the
cukup untuk membuat sebuah program dan kebijakan umum yang kelihatannya
bagus diatas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya dengan kata-kata dan slogan-
slogan yang kedengarannya mengenakan bagi telinga para pemimpin dan para
dalam bentuk cara yang memuaskan semua orang termasuk mereka dianggap
klien”.
yakni komunikasi, sumber daya, sikap birokrasi atau pelaksana dan struktur
organisasi, termasuk tata aliran kerja birokrasi. Empat faktor tersebut menjadi
jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses penyampaian informasi,
meliputi empat komponen yaitu staf yang cukup (jumlah dan mutu), informasi
melaksanakan tugas atau tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan dalam
dengan baik. Syarat pengelolaan diseminasi kebijakan ada empat, yakni: (1)
kebijakan dianggap logis; (3) keyakinan bahwa kebijakan dibuat secara sah; (4)
Menurut Mazmanian dan Sabatier (1983: 5), terdapat dua perspektif dalam
dilihat sebagai pelaksanaan kebijakan secara tepat dan efisien. Namun, pada akhir
ternyata agen administrasi publik tidak hanya dipengaruhi oleh mandat resmi,
tetapi juga oleh tekanan dari kelompok kepentingan, anggota lembaga legislatif
ini terfokus pada pertanyaan dalam analisis implementasi, yaitu seberapa jauh
karakter dan kualitas perilaku organisasi. Menurut Ripley, paling tidak terdapat
yang berpengaruh tetapi justru kurang diperhatikan, dan (2) adanya program yang
tidak didesain dengan baik. Perspektif kedua adalah perspektif faktual yang
penyesuaian.
27
sama lain. Secara empirik, perspektif kepatuhan mulai mengakui adanya faktor
Kecenderungan itu sama sekali tidak bertentangan dengan perspektif faktual yang
oleh atasan, dan (2) kemampuan implementor melakukan apa yang dianggap tepat
sebagai keputusan pribadi dalam menghadapi pengaruh eksternal dan faktor non-
ketentuan pelaksanaan yang dibuat oleh pembuat program yang mencakup antara
lain cara pelaksanaan, agen pelaksana, kelompok sasaran dan manfaat program.
program membawa dampak seperti yang diinginkan. Suatu program mungkin saja
berhasil dilihat dari sudut proses, tetapi boleh jadi gagal ditinjau dari dampak
Berdasarkan pandangan yang diutarakan oleh para ahli diatas dapatlah kita
dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi pelaku dari
semua pihak yang terlibat, dan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak
2.3.Peraturan Daerah
Daerah (gubernur atau bupati/wali kota). Materi muatan Peraturan Daerah adalah
seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut
bersama Gubernur.
Provinsi.
hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu daerah diberikan hak
Undang-Undang.
1. Kejelasan tujuan
4. Dapat dilaksanakan
6. Kejelasan rumusan
7. Keterbukaan.
Dari beberapa asas diatas, dapat disimpulkan bahwa perda yang baik itu
Ada beberapa hal yang diatur dalam peraturan daerah nomor 22 Tahun
Pasal 1
4. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada
Daerah yang terutang kepada pribadi atau badan yang bersifat memaksa
kemakmuran rakyat.
5. Pajak Sarang Burung Walet adalah Pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau
6. Burung Walet adalah satwa liar yang termasuk marga colloce yaitu collocelia
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini, dipungut Pajak Sarang Burung Walet terhadap
orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan atau pengusahaan
Bab VI
Pasal 19
Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2x24
(dua kali dua puluh empat) jam setelah tanggal pemberitahuan Surat
Pasal 25
Setiap orang atau badan yang secara sengaja atau tidak sengaja yang
Bab XI
Pasal 31
Burung Walet dengan omzet paling sedikit Rp. 300.000.000,- (tiga ratus
pencatatan.
Bab XIII
Penyidikan
Pasal 34
Bab XIV
Ketentuan Pidana
Pasal 35
dipidanakan dengan penjara paling lama 2 Tahun atau pidana denda paling
2.4.Pajak Daerah
dan pembangunan daerah untuk memajukan daerah tersebut, antara lain dapat
peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah (melalui Perda) untuk kepentingan
pembiayaan rumah tangga pemerintah daerah. Definisi pajak menurut Prof. Dr.
Rochmat Soemitro, SH Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
1. Iuran dari rakyat kepada negara Yaitu berhak memungut pajak hanyalah negara
3. Tanpa Jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung yang
perubahan dari masa kemasa sesuai dengan perkembanan masyarakat dan Negara
mulanya pajak belum merupakan pemberian sukarela oleh rakyat kepada raja
terhadap serangan musuh dari luar, membuat jalan untuk umum; membiayai
Pajak adalah iuran pada negara yang dapat dipaksakan yang terhutang oleh wajib
berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan normanorma
hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam
pengeluaran umum penarikan pajak secara yuridis dapat dipaksakan atau ditagih
secara paksa oleh aparat yang berwenang. Apabila utang pajak tidak dibayar oleh
wajib pajak (WP) dalam jangka waktu tertentu maka penagihan dapat ditakukan
berikut Pajak adalah suatu pungutan yang merupakan hak prerogatif pemerintah,
kepada subjek pajak untuk itu tidak ada balas jasa yang langsung ditunjukan
penggunaannya.
pemerintah.
pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada
Sementara itu dapat dilihat pada pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor
36
28 Tahup 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menjelaskan bahwa
dengan peraturan daerah dapat ditetapkan jenis Pajak Kabupaten/Kota selain yang
umum
d. Objek pajak bukan merupakan objek pajak provinsi dan atau objek pajak pusat
e. Potensinya memadai
Pajak sarang burung walet adalah pajak yang dipungut atau dikenakan
peraturan bupati untuk menambaha pendapatan kas daerah dari dasar di atas dapat
peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah dalam bentuk Peraturan Daerah
(PERDA) Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 22 Tahun 2010 tentang Pajak Sarang
Burung Walet. Sedangkan tahapan dalam pekasanaan Peraturan Daerah ini terdiri
dari :
1. Pendataan
memenuhi tujuan yang akan dicapai, pendataan bertujuan untuk mengetahui hasil
panen penangkaran sarang burung walet yang dimiliki oleh orang pribadi atau
kegiatan pendataan dilakukan dengan oleh tim pendata yang dibentuk oleh Bagian
melakukan pendataan kepada wajib pajak atas hasil panen penangkar sarang
burung Walet yang dimiliki. Adapun ukuran keberhasilan dari tim ini adalah data
yang dikurnpulkan benardan akurat hal ini akin membantu pemungutan pajak
Tata cara perhitungan besar pajak yang harus dibayarkan dengan cara sebagai
berikut :
Pasal 6
1) Dasar pengenaan Pajak sarang burung walet adalah nilai jual Sarang Burung
Walet.
38
Pasal 7
Pasal 8
Besarnya pokok pajak sarang burung walet yang terhutang adalah dengan
diterbitkan surat ketetapan Pajak sarang burung walet. Data yang telah
pasal 11
SKPDKB,SKPDKBT.
Pasal 12
1) Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang dengan mengisi
SPTPD.
39
2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas,benar
dan lengkap serta ditanda tangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya.
3) Bentuk, isi, serta tata cara pengisian dan penyampaian SPTPD diatur lebih
Pasal 13
1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah jatuh tempo terhutang pajak
a. SKPDKB
b. SKPDKBT
c. SKPDN
ditentukan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjulk sesuai waktu yang
lambatnya1 x 24 jam.
3) Pembayaran pajak sebagimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
4) Tata cara Pengisian SPTPD dan SSPD diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
40
Pasal 15
Peraturan Bupati.
Pasal 16
pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administratif
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15
Pasal 17
2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau Surat
peringatan atau lainnya yang sejenis wajib pajak harus melunasi pajak yang
terhutang.
3) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lainnya yang sejenis
sebagaimana pada ayat (1) pasal ini dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.
Pasal 18
Bupati atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan Surat Paksa apabila jumlah pajak
Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding tidak dilunasi dalam jangka
Pasal 19
Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2x24(dua
kali dua puluh empat) jam setelah tanggal pemberitahuan Surat Paksa, Bupati atau
Pasal 20
1) Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang
Pengadilan Negeri.
42
2) Setelah Juru Sita Pengadilan Negeri menetapkan hari, tanggal, jam, dan
Pasal 21
Bentuk, jenis, dan tata cara pengisian formuliryang digunakan untuk pelasanaan
2.5.Pandangan Islam
membahas masalah aqidah saja namum lebih daripada itu yaitu tentang syariah
yang didalamnya terdapat ajaran tentang ibadah dan muamalah serta akhlak. Islam
Begitu juga dalam hal kebijakan pemerintah tidak akan pernah lepas dari
kebijakn pemerintah ini. Al-Qur’an dan Hadist telah membicarakan itu semua
telah tertuang didalamnya skarang hanya tinggal bagaimana kita mau atau tidak
mengikutinya.
memecahakan masalah. Berikut isi Al-Qur’an yang tertera dalam Surah An-Nisaa’
QS An-Nisaa’ (4) Ayat 135, Telah Berfirman Allah SWT yang artinya :
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri
atau ibu bapak dan kaum kerabatmu, jiak ia kaya ataupun miskin, maka Allah
lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena
ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan (kata-kata)
atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui
dengan mantap keputusan, program dan kebijakan serta tidak menunda atau lemah
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkan lah mereka,
ilmiah dan ketahanan fisik untuk melakukan pekerjaan yang diterima oleh logika
dan gama. Berarti pemerintah mempunyai suatu tekad dalam bidang kebijakan
ketertiban sosial. Sifat-sifat ini tentu saja memperkuat kebijakan pemerintah dan
tidak ada yang diperoleh oleh rakyatnya kecuali kemaslahatan, kebaikan dan jauh
2.6.Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
2.7.Operasional Konsep
a. Konsep operasional
salah pengertian terhadap istilah yang digunakan pada judul penelitian ini, maka
1. Pemungutan adalah suatu hasil yang dicapai Pemerintah Daerah dalam hal
ini Pajak Sarang Burung Walet dari pengusaha yang dilakukan oleh
2. Pajak sarang burung walet adalah pajak yang dipungut atau dikenakan
b. Indikator Penelitian
sebagai berikut :
1. Implementasi Kebijakan
2. Pengawasan
3. Sanksi
46
dengan berbagai factor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.
kerangka pikiran dalam penelitian ini dapat dilihat dalam skema berikut :
Gambar 2.1
Indikator
Faktor Pendukung
Faktor Penghambat 1. Implementasi Kebijakan
2. Pengawasan
3. Sanksi
2.9.Teknik Pengukuran
indikator penelitian yang menggunakan Skala Likert. Skala likert ini digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagi variable penelitian.
Dengan Skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi
indicator variable. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
hingga yang negatif, untuk keperluan penelitian ini maka jawaban responden dari
kuisioner berupa :
1. Sangat Sesuai
2. Sesuai
3. Cukup Sesuai
4. Kurang Sesuai
5. Tidak Sesuai
Akan tetapi ada satu pertanyaan yang hanya memiliki dua instrumen pada
1. Ada
2. Tidak Ada