Anda di halaman 1dari 7

KEBIJAKAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Ahmad Sabri
Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang
e-mail: e-mail: ahmadsabri81@yahoo.co.id

Abstract: Human beings as individuals and social beings are constantly faced with various problems or issues
that they encounter in almost every side of life. Precise decision making is required to overcome these problems
so that all of the alternative solutions can be achieved optimally. One’s position in an organization or institution
has often been distracted by some polices and decision, and therefore, he or she has to consider solutions while
keeping the organization runs well. This is so because in every organization whether big and small, the
changing of situation such as personnel shift has often raised conflict and misunderstanding. These problems
must be avoided or clarified. Policy and decision making in substantive Islamic education is not too much
different from the common theories of policy and decision-making. However, the policy and decision-making in
Islamic education is more focused on the principles outlined in the Quran and the Hadith of the Prophet (Peace
be upon him).

Key words: policy, decision making, institution of Islamic education

Abstrak: Manusia sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial senantiasa dihadapkan kepada berbagai
persoalan atau masalah yang dijumpai hampir di setiap sisi kehidupannya. Semua bentuk persoalan atau masalah
tersebut menuntut adanya pengambilan keputusan yang tepat dari sejumlah alternatif pemecahan agar semua
yang direncanakan dapat tercapai secara optimal. Begitu pula halnya posisi dan kedudukan seseorang, baik
dalam organisasi maupun lembaga, terkait dengan tugas-tugas dan tanggungjawab yang harus dilaksanakan,
seringkali pula dihadapkan kepada kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan yang harus diambil secara
tepat agar roda organisasi beserta administrasinya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kebijakan dan
pengambilan keputusan dalam lembaga pendidikan Islam secara substantif tidak terlalu jauh berbeda dengan
teori-teori kebijakan dan pengambilan keputusan yang ada. Hanya saja kebijakan dan pengambilan keputusan
dalam pendidikan Islam lebih mengacu kepada prinsip-prinsip yang telah digariskan dalam al-Quran dan hadis
Nabi SAW.

Kata Kunci: kebijakan, pengambilan keputusan, lembaga pendidikan Islam

PENDAHULUAN dapat dilihat dari berbagai bentuk kebijakan dan


keputusan yang diambilnya. Seorang pimpinan
Kebijakan dan pengambilan keputusan atau manajer yang efektif adalah pimpinan atau
adalah dua unsur yang saling berkaitan dan manajer yang mampu membuat kebijakan dan
tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Kebijakan mengambil keputusan yang relevan. Nawawi
adalah sesuatu yang lebih bersifat teoretis, (1993: 55-56) mengatakan bahwa organisasi
sedangkan pengambilan keputusan lebih bersifat hanya akan berfungsi jika para pemimpin
praktis. Tindakan pengambilan keputusan yang memiliki kemampuan mengambil keputusan
tidak didasarkan pada teoretis dapat mengurangi dan memerintahkan pelaksanaannya kepada
nilai keilmiahan sebuah keputusan, sedangkan anggota organisasi sesuai dengan bidang tugas
kebijakan yang tidak disertai dengan dan tanggung jawabnya.
pengambilan keputusan sulit akan menemukan Selanjutnya tulisan ini berupaya
wujudnya. menjadikan paradigma pendidikan Islam
Pengambilan keputusan merupakan hal sebagai pisau analisis terhadap konsep tentang
yang sangat urgen bagi setiap orang terutama kebijakan dan pengambilan keputusan Islam
bagi para pimpinan atau manajer. Eksistensi sebagai agama universal yang ajarannya tidak
seorang pemimpin dalam kepemimpinannya saja terbatas pada hal-hal yang parsial, akan

373
Sabri, Kebijakan dan Pengambilan Keputusan dalam Pendidikan Islam | 374

tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan Pengertian Pengambilan Keputusan


manusia. Keputusan adalah pengakhiran daripada
proses pemikiran tentang apa yang dianggap
PENGERTIAN KEBIJAKAN DAN PENGAM-
sebagai “masalah” sebagai sesuatu yang meru-
BILAN KEPUTUSAN
pakan penyimpangan daripada yang
dikehendaki, direncanakan atau dituju dengan
Pengertian Kebijakan
menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif
Secara etimologi, istilah kebijakan berasal pemecahannya (Atmosudirdjo, 1990: 45).
dari kata “bijak” yang berarti “selalu Menurut Siagian (dalam Asnawir, 2006: 203),
menggunakan akal budidaya; pandai; mahir” pengambilan keputusan merupakan suatu
(Departemen Pendidikan Nasional, 2002: 149). pendekatan yang sistematis terhadap suatu
Selanjutnya dengan memberi imbuhan ke- dan - masalah yang dihadapi. Dikatakan lebih lanjut
an, maka kata kebijakan berarti “rangkaian bahwa masalah tersebut menyangkut penge-
konsep dan asas yang menjadi garis besar dan tahuan tentang hakikat dari masalah yang
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu dihadapi, analisis masalah dengan memper-
pekerjaan, kepemimpinan” (Departemen gunakan fakta dan data, mencari alternatif yang
Pendidikan Nasional, 2002: 149). paling rasional dan penilaian hasil yang dicapai
Pengertian di atas setidaknya memberikan sehingga akibat dari keputusan yang diambil
dua poin penting yang perlu dipahami, yaitu: akan dapat menjawab pertanyaan tentang apa
pertama, pengambilan keputusan mesti yang harus diperbuat untuk mengatasi masalah
didasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan tersebut dengan menjatuhkan pilihan (choice)
logis sehingga dapat diterima oleh semua pihak pada salah satu alternatif tertentu.
yang menjadi sasaran keputusan tersebut. Kedua, Dapat diartikan bahwa pengambilan
pengambilan keputusan yang pada gilirannya keputusan adalah memilih dan menetapkan satu
melahirkan satu atau lebih keputusan dapat alternatif yang dianggap paling tepat dari
dijadikan sebagai garis-garis besar untuk beberapa alternatif yang dirumuskan. Keputusan
melakukan suatu pekerjaan, profesi atau itu harus bersifat fleksibel, analitis dan mungkin
kepemimpinan. untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana
Bertitik tolak dari pengertian di atas, maka prasarana dan sumber daya yang tersedia
pengertian kebijakan dalam pendidikan (berupa manusia dan material).
merupakan keseluruhan proses dan hasil Dasar pengambilan keputusan itu
perumusan langkah-langkah strategis pendi- bermacam-macam, tergantung dari permasa-
dikan, yang dijabarkan dari visi, misi lahannya. Keputusan dapat diambil berdasarkan
pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan perasaan semata-mata, dapat pula keputusan
tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu dibuat berdasarkan rasio. Selain tergantung
masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu kepada permasalahannya, pengambilan keputu-
(Tilaar, 2008: 140). Begitu pula halnya san juga tergantung kepada individu yang
kebijakan dalam pendidikan Islam, harus pula membuat keputusan. Atas dasar hal ini, Terry
relevan dengan visi, misi pendidikan Islam. (dalam Syamsi, 2000: 16-17) mengemukakan
Menurut Tilaar (2008: 149), visi pendidikan beberapa dasar pengambilan keputusan, yaitu:
Islam untuk wilayah Indonesia adalah (1) pengambilan keputusan berdasarkan intuisi,
mewujudkan manusia Indonesia yang takwa dan (2) pengambilan keputusan berdasarkan rasional,
produktif sebagai anggota masyarakat Indonesia (3) pengambilan keputusan berdasar-kan fakta,
yang ber-Bhinneka. Sementara misi pendidikan (4) pengambilan keputusan berdasar-kan
Islam adalah mewujudkan nilai-nilai keislaman pengalaman dan (5) pengambilan keputusan
di dalam pembentukan manusia Indonesia, yaitu berdasarkan wewenang.
manusia yang saleh dan produktif.
Sementara dalam konteks pendidikan
Islam, hal terpenting yang harus diperhatikan
dalam rangka pengambilan keputusan adalah
375 | Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 5 Juli 2013, hlm. 373-379

bagaimana keputusan itu ditetapkan atas dasar JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTU-


musyawarah mufakat. Sebab, dalam praktik SAN
kehidupan umat Islam setiap permasalahan yang
dihadapi senantiasa menempuh cara Jenis-jenis pengambilan keputusan
musyawarah dalam setiap pengambilan dilihat dari personal yang melakukan-nya dapat
keputusan. Musyawarah sangat diperlukan dibagi kepada dua, yaitu: keputusan individual
sebagai bahan pertimbangan dan tanggungjawab dan keputusan kelompok. Keputusan individual
bersama pada setiap proses pengambilan merupakan pengambilan keputusan yang
keputusan, sehingga setiap keputusan yang dilakukan oleh pemimpin atau manajer secara
dikeluarkan akan menjadi tanggung jawab sendiri; sedangkan keputusan kelompok adalah
bersama. keputusan yang dibuat oleh sekelompok orang
Sikap musyawarah merupakan sebentuk berdasarkan hasil musyawarah mufakat.
penghargaan terhadap orang lain, karena Pengambilan keputusan secara
pendapat-pendapat yang disampaikan menjadi kelompok dapat pula dibedakan kepada
pertimbangan bersama. Allah SWT berfirman: beberapa bentuk yaitu: (1) sekelompok
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu pimpinan, (2) sekelompok orang-orang bersama
berlaku lemah lembut terhadap mereka. pimpinannya dan (3) sekelompok orang yang
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati mempunyai kedudukan sama dan keputusan
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari kelompok. Beberapa kebaikan dari pengambilan
sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, keputusan secara kelompok adalah: (1)
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan keputusan dapat lebih cepat ditentukan atau
bermusyawaratlah dengan mereka dalam diambil karena tidak perlu menunggu
urusan itu. kemudian apabila kamu telah persetujuan dari rekan lainnya, (2) memperkecil
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kemungkinan terjadinya pertentangan pendapat
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai dan (3) jika pimpinan atau manajer yang
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” mengambil keputusan itu memiliki kemampuan
(QS. Ali Imran: 159). Pada ayat lain Allah SWT yang tinggi dan berpengalaman luas dalam
juga berfirman: “Dan (bagi) orang-orang yang bidang yang akan diputuskan, maka
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan keputusannya berkemungkinan besar tepat.
mendirikan shalat, sedang urusan mereka
Di samping beberapa kebaikan di atas,
(diputuskan) dengan musyawarat antara terdapat pula beberapa kelemahan pengambilan
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
keputusan secara kelompok, yaitu: (1)
dari rezki yang Kami berikan kepada mereka” bagaimanapun tingginya kepandaian dan
(QS. al-Syura ayat 38).
kemampuan pimpinan atau manajer, tetap
Musyawarah pun seharusnya menjadi memiliki berbagai keterbatasan, (2) keputusan
jalan yang ditempuh oleh dunia pendidikan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta
dalam setiap pengambilan keputusan dengan pendapat orang lain seringkali kurang tepat dan
melibatkan semua komponen yang terlibat di (3) jika terjadi kesalahan dalam pengambilan
dunia pendidikan seperti pendidik, peserta didik, keputusan dapat menjadi beban yang berat bagi
orang tua dan masyarakat sehingga setiap pimpinan itu sendiri.
keputusan yang diambil dapat diterima dan Tampak jelas bahwa secara garis besar
dijalankan dengan baik oleh semua komponen
jenis-jenis pengambilan keputusan itu ada dua,
tersebut, karena dalam musyawarah terdapat yaitu keputusan secara individu dan keputusan
nilai-nilai kebajikan yang sangat tepat jika
secara kelompok. Kedua jenis pengambilan
diterapkan di dunia pendidikan.
keputusan tersebut tentu saja memiliki kebaikan
dan kelemahan masing-masing. Kendati
demikian kelemahan-kelemahan tersebut akan
dapat diatasi jika pemimpin atau manajer dapat
mengetahui dan memahami dengan baik
Sabri, Kebijakan dan Pengambilan Keputusan dalam Pendidikan Islam | 376

prinsip-prinsip dalam pengambilan suatu GAYA DAN MODEL PENGAMBILAN


keputusan. KEPUTUSAN

TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN KEPU- Gaya dan model pengambilan keputusan


TUSAN erat kaitannya dengan beberapa tahap yang
ditempuh dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan tidak dapat Artinya, model-model pengambilan keputusan
dilakukan seperti membalik telapak tangan. Hal yang dilakukan oleh seorang pimpinan atau
tersebut dikarenakan keputusan tersebut pada manajer dapat dilihat dari ketiga tahapan
gilirannya akan memberi dampak terhadap pengambilan keputusan yang telah dipaparkan
banyak aspek. Oleh sebab itu, untuk sebelumnya, yaitu: tahap penyelidikan, tahap
mendapatkan keputusan yang akurat dan penuh perancangan dan tahap penilaian. Kendati
pertimbangan harus melalui tahapan-tahapan demikian, hal penting yang perlu dibahas
tertentu sehingga kemungkinan timbulnya berkenaan dengan model atau gaya pengambilan
dampak negatif dari keputusan tersebut dapat keputusan ini adalah bahwa seorang pimpinan
diminimalisir. atau manajer perlu memenuhi beberapa
persyaratan yaitu: (1) mengetahui semua
Menurut Herbart A. Simon (dalam
perangkat alternatif dan semua akibat atau hasil
Asnawir, 2006: 215), setidaknya ada tiga tahap
yang akan diperoleh, (2) mengetahui metode
yang ditempuh dalam pengambilan keputusan,
dalam membuat urutan kepentingan dan semua
yaitu: (1) Tahap penyelidikan; tahap ini
alternatif dan (3) memilih alternatif yang paling
dilakukan dengan mempelajari lingkungan atas
menguntungkan untuk dilaksanakan.
kondisi yang memerlukan keputusan. Pada
tahap ini data mentah yang diperoleh, diolah Dapat pula dikemukakan bahwa model
dan diuji serta dijadikan petunjuk untuk atau gaya pengambilan keputusan ini berkaitan
mengetahui atau mengenal persoalan. (2) Tahap erat dengan tipe kepemimpinan seseorang.
perancangan; pada tahap ini dilakukan Seseorang yang memiliki tipe kepemimpinan
pendaftaran, pengembangan, penganalisaan arah otoriter tentu dalam pengambilan keputusan
tindakan yang mungkin dilakukan dan (3) juga akan bersikap otoriter, sehingga kurang
Tahap pemilihan; pada tahap ini dilakukan menerima atau mempertimbangkan pendapat
kegiatan pemilihan arah tindakan dari semua atau usulan yang datang dari orang lain.
yang ada.
Anwar (2003: 68-69) mengidentifikasi
Ketiga tahapan pengambilan keputusan
setidaknya terdapat tiga tipe dalam
yang ditawarkan oleh Herbart di atas dapat
kepemimpinan, yaitu: (1) tipe normatif,
diilustrasikan seperti pada gambar berikut:
mengasumsikan bahwa tujuan-tujuan yang
digariskan akan mempercepat pencapaian tujuan
Penyelidikan lembaga dalam kepemimpinannya. Jalan yang
sangat memungkinkan untuk mencapai tujuan
lebih ditentukan pada struktur organisasi
daripada menggunakan orang tertentu. Bila
Perancangan dikaitkan dengan administrasi, maka
administrasi yang baik ditandai oleh efektivitas
organisasi yang lebih menonjol daripada
efisiensi waktu. (2) tipe personal, asumsinya
Pemilihan bahwa jalan terbaik untuk mewujudkan tujuan-
tujuan adalah lebih kepada keterlibatan individu
daripada hanya mempercayakan kepada struktur
organisasi. Artinya, penentu baik buruknya
administrasi bukanlah efektivitas organisasi,
akan tetapi efisiensi individunya. (3) tipe
377 | Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 5 Juli 2013, hlm. 373-379

transaksional, merupakan gaya sementara untuk Akhirnya jika tidak ada kata sepakat bulat,
mencapai gaya lain yang sangat bergantung maka perlu voting.
kepada situasi. Gaya ini lebih menekankan
kebutuhan untuk bergeser sambil berubah ke Perbedaan kedua teknik pengambilan
arah yang lebih baik tanpa mengubah urutan keputusan di atas pada pokoknya adalah bahwa
organisasi maupun pribadi yang terlibat di teknik Delphi merupakan teknik pengambilan
dalamnya. Ukuran baik buruknya administrasi keputusan kelompok secara lebih tertutup;
dalam tipe kepemimpinan ini ditentukan oleh sedangkan teknik kelompok nominal lebih
efektivitas organisasi dan efektivitas individu. bersifat terbuka. Kendati demikian, teknik mana
yang akan digunakan oleh seorang pimpinan
Menurut Syamsi (2000: 98-99) khusus atau manajer sangat tergantung kepada situasi
pengambilan keputusan dalam kelompok, ada yang berlangsung pada saat akan melakukan
dua teknik yang dapat dilakukan, yaitu: pertama, pengambilan keputusan.
teknik Delphi. Pada teknik ini setelah pucuk
pimpinan memberitahukan adanya masalah BEBERAPA HAL YANG MEMPENGA-
yang perlu dipecahkan bersama, para pimpinan RUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
diminta pendapat atau ide mereka, saran-saran
dan pandangan secara tertulis mengenai rencana Pengambilan keputusan yang dilakukan
keputusan yang akan diambilnya. Pendapat dan oleh seorang pemimpin atau manajer dapat
saran mereka disampaikan tanpa menyebutkan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
identitas penyarannya dalam rangka solidaritas.
Pertama, dinamika individu. Antara
Setelah dikumpulkan mereka diminta untuk
individu dengan organisasi saling mem-
saling menanggapi terhadap masukan-masukan
pengaruhi. Begitu juga antara individu yang satu
yang ada. Masukan-masukan tersebut
dengan individu yang lain juga mengalami
menunjukkan adanya kontribusi kecakapan,
perbedaan dalam mengambil keputusan untuk
keterampilan, kemauan dan juga kontribusi
kepentingan pribadinya. Seseorang dalam
informasi. Akhirnya keputusan yang baik dapat
pengambilan keputusan untuk organisasi selalu
diambilnya. Teknik Delphi ini dimaksudkan
dipengaruhi oleh kepentingan pribadinya.
untuk menghindari hubungan langsung yang
kurang enak, karena menonjolnya ide yang lebih Kedua, dinamika kelompok. Dinamika
bagus dari salah seorang dibandingkan dengan kelompok sangat dipengaruhi oleh jumlah
ide yang lain. Dengan teknik Delphi ini dapatlah individu sebagai anggota kelompok yang
dihindarkan perasaan tersinggung bagi yang bersangkutan. Norma yang dimiliki oleh
idenya kalah baik. Tetapi keburukannya antara kelompok tersebut sangat besar pengaruhnya
lain hanya karena untuk menghindarkan rasa terhadap cara berpikir, menanggapi suatu gejala
tidak enak saja, maka tidak diberikan sosial dan tingkah laku seseorang. Perubahan
kesempatan berkomunikasi secara langsung. sikap (attitude), pendapat (opiny) dan tingkah
Padahal ada baiknya kalau ada pendapat yang laku (behavior) dalam menanggapi rangsangan-
lebih baik itu dianggap sebagai penambahan rangsangan sosial akan disesuaikan dengan
pengetahuan bagi yang lainnya. norma kelompok. Pengaruh norma kelompok itu
penting diperhatikan oleh para manajer karena
Kedua, teknik kelompok nominal. karena para bawahannya terdiri dari individu-
Pertemuan kelompok ini merupakan pertemuan individu yang tergabung dalam organisasi yang
kelompok struktural yang tugasnya memberikan ia pimpin.
tanggapan dan saran secara tertulis. Setelah itu,
masing-masing orang diminta menulis ide Ketiga, dinamika lingkungan. Lingku-
pokok atau pendapatnya di white board secara ngan ialah situasi, kondisi dan faktor-faktor
bergantian. Kemudian pendapat-pendapat yang yang berkaitan dengan suatu keputusan.
telah tertulis itu dibicarakan bersama secara Keputusan yang diambil merupakan jawaban
terbuka. Setiap ide dibicarakan sampai tuntas. terhadap suatu tantangan atau suatu masalah
yang dihadapi yang timbul sebagai akibat
Sabri, Kebijakan dan Pengambilan Keputusan dalam Pendidikan Islam | 378

perubahan, situasi dan kondisi. Perubahan mengabaikan nilai-nilai yang terkandung di


situasi dan kondisi tersebut sangat ditentukan dalamnya. Secara teknis, pengambilan
oleh derajat keputusan yang diambil. Derajat keputusan dalam pendidikan Islam mesti
keputusan sangat ditentukan pula oleh jenis dan didasarkan kepada musyawarah untuk mencapai
luasnya lingkup organisasi. mufakat sehingga hasil dari keputusan secara
bersama itu dapat pula dipertanggungjawabkan
Bagaimanapun kecilnya derajat keputu-
secama bersama.
san tetap menimbulkan pengaruh pada lingku-
ngan. Seorang manajer perlu memperhatikan
DAFTAR RUJUKAN
dinamika lingkungan. Hal tersebut akan
memperluas wawasannya dalam mengambil
keputusan. Suatu keputusan yang diambil Anwar, Moch. Idochi. 2003. Administrasi
tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling terkait Pendidikan dan Manajemen Biaya
satu sama lain, dan akan menimbulkan Pendidikan, Bandung, Alfabeta
perubahan dalam lingkungan keputusan tersebut.
Perubahan dimaksud dapat menim-bulkan Asnawir, Manajemen Pendidikan, 2006. Padang,
masalah yang memerlukan pemecahan. IAIN IB Press
Pemecahan satu masalah akan menimbulkan
masalah baru yang untuk pemecahannya Atmosudirdjo, Prajudi, 1990. Beberapa
diperlukan pengambilan keputusan pula. Pandangan Umum Tentang
Pengambilan Keputusan (Decision
Selain beberapa faktor di atas, terdapat making), Jakarta, Ghalia Indonesia
beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi
seseorang dalam pengambilan keputusan, yaitu: Departemen Agama RI, 1995. al-Quran dan
(1) sistem nilai yang berlaku dalam hubungan Terjemahnya, Semarang, Toha Putra
antara individu dan masyarakat, (2) persepsi
atau pandangan seseorang terhadap suatu Departemen Pendidikan Nasional, 2002. Kamus
masalah. Persepsi ini juga dipengaruhi oleh Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
sistem nilai yang berlaku dan pengalaman yang Pustaka
dimiliki/dialami, (3) keterbatasan manusiawi
antara lain ketidakmampuan mengumpulkan Fatah, Nanang, 2006. Landasan Manajemen
informasi secara langsung, (4) perilaku politik, Pendidikan, Bandung: Remaja
kekuasaan dan kekuatan yang terjadi. Banyak Rosdakarya
keputusan yang diambil tidak maksimal, tetapi
hanya merumuskan perilaku politik tertentu, (5) Kartono, Kartini, 1988. Pimpinan dan
keterbatasan waktu, kesibukan waktu, mengaki- kepemimpinan. Jakarta: Ghalia Indonesia
batkan informasi-informasi yang diperoleh
sangat terbatas pula untuk digunakan dalam Langgulung, Hasan, 2003. Asas-Asas
pengambilan keputusan dan (6) gaya kepemim- Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al
pinan yang dimiliki seseorang juga akan Husna Baru
mewarnai corak keputusan yang diambil Marno dkk., 2008. Manajemen dan
(Asnawir, 2006: 221-222). Kepemimpinan Pendidikan Islam,
Bandung, Refika Aditama
SIMPULAN
Mujamil Qomar, 2010. Manajemen Pendidikan
Dasar utama kebijakan dan pengambilan Islam, Malang, Erlangga
keputusan dalam pendidikan Islam adalah visi Nawawi, Hadari, 1993. Kepemimpinan Menurut
dan misi pendidikan Islam itu sendiri. Oleh Islam, Yogyakarta, Gajah Mada
sebab itu, apapun bentuk kebijakan dan University Press
keputusan yang diambil senantiasa mengacu Sagala, Syaiful, 2000. Administrasi Pendidikan
kepada visi dan misi tersebut tanpa Kontemporer, Bandung: Alfabeta
379 | Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 5 Juli 2013, hlm. 373-379

judul asli: Guide to Management, Jakarta:


Siswanto, H.B., 2006. Pengantar Manajemen, Bumi Aksara
Jakarta: Bumi Aksara
Tilaar, H.A.R., 2008. Manajemen Pendidikan
Syamsi, Ibnu, 2000. Pengambilan Keputusan Nasional, Bandung, Remaja Rosdakarya
dan Sistem Informasi, Jakarta: Bumi
Aksara

Terry, G.R., 2006. Prinsip-Prinsip Manajemen,


diterjemahkan oleh J. Smith D.F.M, dari

Anda mungkin juga menyukai