Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN ANAK II

PATOFISIOLOGI KEGANASAN SISTEM HEMATOLOGI DAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA LEUKEMIA DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Pembimbing :

Bu nur

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2019

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa:

Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah
yang dikumpulkan hilang atau rusak.

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah ditulis kan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia


mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Mojokerto, 7 Oktober 2019

Nama Nim Tanda Tangan Mahasiswa


Kavana Kavilun 0117049

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan rahmat dan
hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan
Thalasemia & Leukemia Pada Anak, yang di ajukan untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Keperawatan Anak II.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah
membaca makalah ini, demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Mojokerto, 7 Oktober 2019

DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................................
......1

LEMBAR
PERNYATAAN.................................................................................................2
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................3

DAFTAR
ISI.........................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN

LatarBelakang..................................................................................................................
.......5

Rumus
Masalah......................................................................................................................6

Tujuan...............................................................................................................................
......7

BAB II PEMBAHASAN

KONSEP HELPING RELATIONSHIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK

A.Pengertian Helping
relationship.....................................................................................8

B.Tujuan Komunikasi
terapeutik.......................................................................................9

BAB III PENUTUP

D.Kesimpulan.................................................................................................................
....10

DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Hematologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari darah, organ


pembentukdarah dan penyakitnya. Khususnya jumlah dan morfologi sel-sel darah,
serta sumsum tulang.Darah adalah jaringan khusus yang berbeda dengan organ lain,
karena berbentuk cairan. Jumlahdarah dalam tubuh adalah 6-8% berat tubuh
total. Empat puluh lima sampai 60% darah terdiri darisel-sel, terutama eritrosit,
leukosit dan trombosit. Fungsi utama darah adalah sebagai mediatransportasi, serta
memelihara suhu tubuh dan keseimbangan cairan (Atul dan Victor, 2008
cit.
Arifin
dkk,
2015).Pemeriksaan panel hematologi (hemogram) terdiri dari leukosit, eritrosit,
hemoglobin,hematokrit, indeks eritrosit dan trombosit. Pemeriksaan hitung darah
lengkap terdiri darihemogram ditambah leukosit diferensial yang terdiri dari neutrofil,
basofil, eosinofil, limfosit danmonosit (Menkes RI, 2011).Darah merupakan bagian
dari tubuh yang berperan penting dalam mempertahankankehidupan. Sebab, ia
berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah berbentuk cairan, sehingga dapat didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pem
buluh darah.Volume dalam tubuh bervariasi, pada orang dewasa volume darah sekitar
6 liter atau sekitar 7-8% dari berat badan. Darah terdiri dari komponen berbentuk dan
komponen plasma. Komponen berbentuk kurang lebih 45% (eritrosit, lekosit dan
trombosit). Angka (45 %) ini dinyatakan dalamnilai hermatokrit atau volume sel
darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47(Erna dan Supriyadi,
2015).Sekitar 44% darah terdiri dari unsur-unsur sel yang membentuk bagian terbesar
adalaheritrosit (sel darah merah). Eritrosit adalah sel yang tidak memiliki nukleus dan
hidup sekitar 120
 
hari dan merupakan sel paling banyak dalam darah. Berfungsi untuk mengangkut
oksigen dankarbon dioksida melalui aliran darah. Sel darah merah normal berbentuk
lempeng bikonkaf dengandiameter kira-kira 7,8 mikrometer. Bentuk sel darah merah
dapat berubah-ubah ketika sel berjalanmelewati kapiler. Eritrosit yang bersikulasi
mempunyai masa paruh sekitar 120 hari. Pada pria, jumlah sel darah merah
normal (RBC) adalah 5.500.000 per mm
3
, sedang RBC normal pada wanitaadalah 4.800.000 per mm
3
 (Erna dan Supriyadi, 2015).Kekurangan eritrosit secara garis besar mampu memicu
keberadaan anemia
dengan beragam penyebab seperti gejala khas anemia yakni pucatnya warna tubuh dis
ertai mata yangcekung, gampang lelah serta mudah sakit, sistem imun semakin
melemah dan terjadi kerontokanrambut akibat kurang nutrisi, berkurangnya pasokan
oksigen dapat menjadi penyebab pusing sertasusah bernafas pada beberapa kondisi
tertentu. Sedangkan apabila kelebihan eritrosit bisamenyebabkan penggumpalan darah
dan kerusakan organ (Hidayat
dkk 
, 2016).
 
Piliang dan Djojosoebagio (2006) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi pembentukan eritrosit adalah kecukupan nutrisi. Pada penelitian Trubu
s Tri Ihwantoro yang berjudul gambaran darah dan performa produksi ayam kampung 
serta ayam ras petelur padakandang terbuka diduga bahwa ayam kampung dan ayam
ras petelur mendapatkan nutrisi yangmengandung unsur-unsur pendukung dalam
pembentukan sel darah merah. Nutrisi tersebut diantaranya protein,zat besi, vitamin B
9
 dan vitamin B
12
. Protein dan zat besi terlibat dalam pembentukan hemoglobin, sedangkan vitamin B
9
 dan vitamin B
12
 berperan dalam pematanganeritosit (Ihwantoro, 2014).Pemeriksaan laboratorium
rutin dilakukan untuk mendapatkan informasi yang bergunadalam pengambilan
keputusan klinik mulai dari pemilihan obat, penggunaan obat
hingga pemantauan efektivitas dan keamanan, Apoteker memerlukan hasil pemeriksa
an laboratorium.Hasil pemeriksaan tersebut dibutuhkan sebagai pertimbangan dalam
penggunaan obat, penentuandosis, hingga pemantauan keamanan obat. Oleh
karena itu, Apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam interpretasi data laboratorium, kh
ususnya yang terkait penggunaan obat, yaitu pemahaman nilai normal dan implikasi
perubahannya (Menkes RI, 2011).Suatu uji laboratorium akan bernilai hasilnya jika
mempengaruhi diagnosis, prognosisatau terapi, memberikan pemahaman yang lebih
baik mengenai proses penyakit dan memberikanrekomendasi terkait penyesuaian
dosis (Menkes RI, 2011
1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apakah Pengertian Sistem Hematologi?


b. Asuhan keperawatan

1.3 TUJUAN

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SISTEM HEMATOLOGI


1. Pengertian
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ
pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani
“haima” yang artinya darah. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi
utamanya adalah mengangkut oksigen yg diperlukan oleh se-sel di seluruh tubuh.
Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yg bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah. Hematopoisis adalah proses pembentukan
darah dan system imun, menghasilkan semua sel darah tubuh, termasuk sel darah
unutk pertahanan imunologis. Terjadi di sumsum tulang, dimana sel batang
multipotensial memunculkan 5 jenis sel yang berbeda yang dikenal sebagai sel
batang unipotensial.

2. Macam - Macam Darah;


a. Sel darah merah
b. Sel darah putih
1) Granulosit
a) Neutrofil. Merupakan granulosit terbanyak. Fagosit kuat
menangkap, mencerna, membuang benda asing.
b) Eosinofil merupakan sejenis fagositik yang mengatur respon
alergi dan bertahan melawan parasit.
c) Basofil normalnya bukanlah fagositik tetapi dapat melepaskan
histamine dan amin vasoaktif lain pada reaksi alergi akut.
2) Agranulosit
a) Limfosit meliputi sel T yang matang di dalam thymus, dan sel B
yang mungkin matang di sumsum tulang. Keduanya bertahan
melawan antigen.
b) Monosit. Monosit dibedakan kedalam macrofag yang sangat
fagositik. Monosit merupakan sel terbesar dari kelima sel darah
putih.

c) Trombosit (keping darah)


Trombosit melindungi permukaan vascular dan agregasi untuk
meningkatkan koagulasi, yang menghentikan kehilangan darah.

2.2 PROSES PEMBENTUKAN SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)


Karena ketidak mampuan eritrosit (sel darah merah) untuk proses divisi sel
untuk mengisi jumlahnya sendiri, sel-sel lama yang pecah harus diganti dengan benar-
benar sel-sel baru. Mereka bertemu kematian mereka karena mereka tidak memiliki
mesin intraseluler khusus seperti pada umumnya, yang mengontrol pertumbuhan sel
dan perbaikan, yang mengarah ke jangka hidup yang pendek sekitar 120 hari.
Proses Pembentukan Sel Darah Merah eritropoiesis

Jangka hidup yang pendek ini mengharuskan proses eritropoiesis, yaitu


pembentukan sel darah merah. Semua sel darah terbentuk di sumsum tulang. Ini
adalah pabrik eritrosit, yang lunak, jaringan cellar tinggi yang mengisi rongga internal
tulang.
Selama perkembangan intrauterine, tahap awal kehidupan, eritrosit diproduksi
pertama oleh kantong kuning telur dan kemudian oleh limpa berkembang selama
bulan ketiga kehamilan, sampai sumsum tulang terbentuk pada bulan ketujuh dan
mengambil alih produksi eritrosit eksklusif.

Diferensiasi eritrosit
Diferensiasi eritrosit berlangsung dalam 8 tahap. Ini adalah jalur di mana eritrosit
matang dari hemocytoblast menjadi eritrosit penuh. Tujuh pertama semua
berlangsung dalam sumsum tulang. Setelah tahap 7 sel kemudian dilepaskan ke dalam
aliran darah sebagai retikulosit, di mana ia kemudian matang 1-2 hari kemudian
menjadi eritrosit. Tiga tahapan itu adalah sebagai berikut:

1. Hemocytoblast, yang merupakan stem sel hematopoietik pluripoten


2. Myeloid progenitor umum, stem sel multipoten
3. Stem sel unipotent
4. Pronormoblast
5. Normoblast basofilik juga disebut eritroblast.
6. normoblast Polychromatophilic
7. Orthochromatic normoblast
8. Retikulosit

Ada 4 langkah utama dalam eritropoiesis, yang akan saya jelaskan.


Eritrosit berasal di sumsum tulang merah dari sel punca (Stem sel) berpotensi
majemuk yang menimbulkan semua jenis sel darah. Sel punca myeloid yang
sebagian sel dibedakan menimbulkan eritrosit dan beberapa jenis sel darah.
Erythroblasts berinti berkomitmen untuk menjadi eritrosit matang. Sel-sel
mengusir inti dan organel mereka, membuat lebih banyak ruang untuk
hemoglobin. Retikulosit adalah sel-sel darah merah yang belum matang yang
mengandung sisa-sisa organel. eritrosit matang yang dilepaskan ke dalam
kapiler.

Perbedaan Karakteristik Eritrosit selama eritropoiesis


Karakteristik ini dapat dilihat selama pematangan eritrosit:
- Ukuran sel menurun
- Volume sitoplasma meningkat
- Awalnya ada inti dan karena sel matang ukuran inti berkurang sampai hilang
dengan pelarutan materi kromatin.

Regulasi eritropoiesis
Anda mungkin berpikir logis dengan menduga bahwa karena fungsi utama
dari eritrosit adalah untuk mengangkut O2 dalam darah, stimulus utama untuk
produksi eritrosit adalah kadar O2 rendah. Anda akan benar, tetapi tingkat O2 rendah
tidak merangsang eritropoiesis dengan bertindak langsung pada sumsum tulang.
Sebaliknya, merangsang ginjal untuk mengeluarkan hormon erythropoietin ke dalam
darah, dan hormon ini dalam efek domino merangsang sumsum tulang untuk
memproduksi eritrosit. Erythropoietin bekerja pada turunan dari sel-sel terdiferensiasi
yang telah berkomitmen untuk menjadi sel-sel darah merah (RBC), merangsang
proliferasi dan pematangan sel-sel menjadi eritrosit matang. Peningkatan aktivitas
erythropoietic mengangkat jumlah beredar eritrosit, sehingga meningkatkan daya
dukung O2 darah dan mengembalikan pengiriman O2 ke jaringan tubuh normal.
Setelah tingkat O2 di jaringan ginjal dibawa kembali normal, sekresi erythropoietin
ditolak sampai dibutuhkan lagi. Ini adalah contoh dari mekanisme umpan balik
negatif.

2.3 FUNGSI DAN MACAM-MACAM SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)

Sel darah putih ibarat serdadu penjaga tubuh dari serangan musuh. Jika kita
terluka, maka sel darah putih ini akan berkumpul di bagian tubuh yang terkena luka,
agar tidak ada kuman penyakit yang masuk melalui luka itu. Fungsi tersebut didukung
oleh kemampuan leukosit untuk bergerak amoeboid (seperti Amoeba) dan sifat
fagositosis (memangsa atau memakan). Jika ada kuman yang masuk, maka dia akan
segera melawannya. Dapat digambarkan, bahwa akan terjadi pertarungan antara
kuman dengan sel darah putih. Timbulnya nanah pada luka itu merupakan gabungan
dari sel darah putih yang mati, kuman, sel-sel tubuh, dan cairan tubuh. Sel darah putih
mempunyai nukleus dengan bentuk yang bervariasi. Ukurannya berkisar antara 10
nm–25 nm. Fungsi sel darah putih ini adalah untuk melindungi badan dari infeksi
penyakit serta pembentukan antibodi di dalam tubuh. Untuk membedakan strukturnya
dari sel darah merah, cobalah Anda perhatikan Gambar

sel darah putih


Salah satu sel darah putih
Jumlah sel darah putih lebih sedikit daripada sel darah merah dengan
perbandingan 1:700. Pada tubuh manusia, jumlah sel darah putih berkisar antara 6
ribu–9 ribu butir/mm3, namun jumlah ini bisa naik atau turun. Faktor penyebab
turunnya sel darah putih, antara lain karena infeksi kuman penyakit. Pada tubuh
seseorang yang menderita penyakit tifus, sel darah putihnya hanya berjumlah 3 ribu
butir/mm3. Kondisi sel darah putih yang turun di bawah normal disebut leukopeni.
Pada kondisi ini seseorang harus diberikan obat antibiotik untuk meningkatkan daya
tahan dan keamanan tubuh. Apabila tidak, maka orang tersebut dapat meninggal
dunia.

Pada orang yang terkena kanker darah atau leukemia, sel darah putih bisa
mencapai 20 ribu butir/mm3 atau lebih. Kondisi di mana jumlah sel darah putih naik
di atas jumlah normal disebut leukositosis. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum
tulang, limfe, dan kelenjar limfe. Sel darah putih terdiri atas agranulosit dan
granulosit. Agranulosit bila plasmanya tidak bergranuler, sedangkan granulosit bila
plasmanya bergranuler.

Macam-macam Sel Darah Putih (Leukosit)


Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasmanya, leukosit dibagi
menjadi leukosit tidak bergranula (agranulosit) dan leukosit bergranula (granulosit).
a) Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit yang tidak memiliki granula pada
sitoplasmanya. Terdapat dua jenis agranulosit, yaitu limfosit dan monosit.
Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat bergerak dan memiliki satu inti sel.
Limfosit berfungsi dalam membentuk antibodi. Limfosit berukuran antara 8–
14 mikrometer. Monosit berukuran lebih besar daripada limfosit, yaitu 14–19
mikrometer. Monosit memiliki inti berbentuk menyerupai ginjal.
b) Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula pada sitoplasmanya.
Berdasarkan sifat-sifat granul yang dimilikinya, granulosit dibedakan menjadi
tiga, yaitu neutrofil, basofil, eosinofil.
Neutrofil memiliki granul-granul yang dapat menyerap zat warna netral.
Basofil memiliki granul-granul yang dapat menyerap zat warna bersifat basa. Adapun
granul-granul pada eosinofil dapat menyerap zat warna yang bersifat asam. Jumlah
leukosit pada manusia sekitar 5.000–10.000 dalam setiap milimeter kubik darah.
Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan jumlah eritrosit. Limfosit biasa diproduksi
di jaringan limfa dan di sumsum tulang. Leukosit hanya berumur beberapa hari saja,
bahkan beberapa jam.

Tabel Macam Sel Darah Putih Agranulosit

No Agranulosit Keterangan
1 Monosit Bersifat fagosit dan motil dengan inti bulat
panjang.
2 Limfosit Tidak motil, inti satu, berfungsi untuk
kekebalan. Limfosit membentuk 25% dari
seluruh jumlah sel darah putih. Sel ini
dibentuk di dalam kelenjar limfa dan dalam
sumsum tulang. Selain itu dibagi lagi menjadi
limfosit besar dan kecil

Tabel Macam Sel Darah Putih Granulosit

No Granulosit Keterangan
1 Netrofil Bersifat fagosit, intinya bermacam-
macam, dengan bentuk bermacam-
macam pula antara lain batang, bengkok,
dan bercabang-cabang. Sel-sel netrofil
paling banyak dijumpai pada sel darah
putih. Sel golongan ini mewarnai dirinya
dengan pewarna netral atau campuran
pewarna asam dan basa beserta tampak
berwarna ungu.
2 Basofil Bersifat fagosit dan cenderung berwarna
biri. Warna biru ini disebabkan karena
sel basofil menyerap pewarna basa
3 Eosinofil Bersifat fagosit dan cenderung berwarna
merah. Sel eosinofil hanya sedikit
dijumpai pada sel darah putih. Sel ini
menyerap pewarna yang bersifat asam
(eosin) dan kelihatan merah.

Granulasit dan monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan


badan terhadap kuman-kuman penyakit. Dengan kemampuannya sebagai fagosit
mereka memakan bakteri-bakteri hidup yang masuk ke peredaran darah. Pada waktu
menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. Dengan kekuatan gerakan amuboidnya
ia dapat bergerak bebas di dalam mengitari seluruh bagian tubuh. Dengan cara ini ia
dapat:

1) mengepung daerah yang terkena infeksi


2) menangkap kuman-kuman penyakit hidup
3) menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran.

Macam-macam sel darah putih, yaitu (a) limfosit, (b) monosit, (c) neutrofil, (d)
basofil, dan (e) eosinofil

Granulosit juga mempunyai enzim yang dapat memecah protein yang


memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan, dan membuangnya. Dengan
cara ini jaringan yang rusak atau terluka dapat dibuang dan memungkinkan untuk
penyembuhan. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, yaitu peradangan
dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatan sel darah putih tersebut tidak berhasil
dengan baik, maka dapat terbentuk nanah. Nanah berisi kuman-kuman yang sudah
mati.
ETIOLOGI

Ada beberapa penyebab utama gangguan darah, di antaranya:


Keturunan

Penyakit gangguan darah dapat berasal dalam keluarga. Ini berarti jika orangtua atau
saudara kandung memiliki kelainan darah, Anda kemungkinan akan mengalami hal
yang serupa.

Penyakit tertentu

Misalnya, polisitemia vera (sebuah kondisi genetik) dapat menyebabkan tubuh Anda
menghasilkan terlalu banyak sel darah merah. Bisa juga karena Anda Anda memiliki
penyakit autoimun seperti lupus.

Sistem kekebalan tubuh Anda mungkin menghancurkan trombosit darah Anda sendiri,
yang membuat tubuh kesulitan untuk menghentikan perdarahan ketika terluka.

Infeksi

Beberapa infeksi dapat mengurangi jumlah sel darah putih dari darah Anda. Meski
begitu, terkadang infeksi juga bisa meningkatkan produksi sel darah putih dalam
tubuh Anda.

Kekurangan gizi

Asupan nutrisi yang buruk juga bisa menyebabkan gangguan darah. Contohnya, jika
Anda kekurangan zat besi, maka tubuh Anda tidak bisa memproduksi sel darah merah
yang cukup. Akibatnya, Anda akan lebih rentan mengalami penyakit anemia.

TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala penyakit kelainan darah mungkin dapat berbeda, tergantung dari
penyebabnya. Namun, ada beberapa gejala khas yang bisa muncul ketika seseorang
mengalami gangguan darah, di antaranya:

 Lemah, lesu, tidak bertenaga


 Demam
 Sakit kepala
 Pusing
 Kulit pucat pasi
 Kemerahan pada wajah
 Pembekuan darah yang berlebihan
 Muncul petekie atau bintik-bintik merah
 Luka yang tidak kunjung sembuh atau lambat sembuh
 Perdarahan tak terkendali setelah terluka
 Kulit mudah memar meski hanya terkena benturan kecil

Umumnya, gangguan darah menyebabkan perdarahan sangat berat dalam kasus:

 Mimisan
 Prosedur gigi
 Perdarahan menstruasi
 Melahirkan
 Tumbuh gigi pada bayi

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter
Anda.

Anda mungkin juga menyukai