Anda di halaman 1dari 21

KAJIAN NASKAH: KITAB SAIRU AL-SALIKIN LI BABI IHYA ’ULUMUDDIN

KARYA SYEKH ALI IBN ABDURRAHMAN


AL-KALANTANI

Syamruddin Nasution
UIN Sultan Syarif Kasim Riau
E-mail: syamruddinnst@gmail.com

Abstract:
This work is an attempt to present one of the famous works by classical Malay scholar, Syaykh ‘Alī
ibn ‘Abd al-Ra mān al-Kalantanī, entitled Sayr al-Sālikīn.Comprised of 4 volumes, the book itself
was a commentary on Imām al-Ghazālī’s magnum opus, I yā’ ‘Ulūm al-Dīn, and was written in
classical Malay scripts. The description of the book presented in this work focuses only to the first
ten chapters of the 3rd volume of the Sayr, which speaks about things related to the heart, the levels
of soul (nafs) and the ways to purify them, the danger of carnal soul and tongue, the impact of
anger, and the negative aspects of the worldly life.
Keywords: Spiritual purification, heart, soul, carnal soul, tongue, anger, and worldly life

Pendahuluan membicarakan tentang keajaiban-keajaiban


Kitab Sairu al-Salikin Li Babi yang ada di dalam hati. Bab kedua,
Ihya’ulumuddin merupakan salah satu menyatakan tentang cara mensucikan
kitab kuning klasik di Indonesia yang nafsul al-Ammarah. Bab ketiga,
ditulis oleh Syekh Ali ibn Abdurrahman al- menyatakan cara mengendalikan dua
Kalantani yang mengomentari kitab Ihya syahwat, yaitu syahwat perut dan faraj.
al-‘Ulumuddin yang ditulis Hujjatul Islam, Bab keempat, menyatakan kebinasaan
Imam al-Ghazali. Kitab ini terdiri dari lidah. Bab kelima, menyatakan kebinasaan
empat jilid yang membahas tentang marah dan berkelahi. Bab keenam,
Tasawuf, ditulis pada tahun 1353 H/1935 menyatakan kejelekan dunia dan hakikat
M. yang diterbitkan oleh percetakan dunia. Bab ketujuh, menyatakan kejelekan
Mushtafa al-Bany al-Jalby Mesir setelah cinta harta dan kehinaan orang yang bakhil.
ditashhih oleh Syekh Abdul Qadir al- Bab kedelapan, menyatakan kejelekan
Fanany sewaktu beliau belajar di Makkah senang kemegahan dan riya. Bab
al-Mukarramah. kesembilan, menyatakan kejelekan orang
Kitab yang ingin penulis kaji adalah sombong dan ‘ujub (angkuh). Bab
kitab jilid 3, terdiri dari sepuluh bab, kesepuluh, menyatakan kelelekan orang
sebanyak 196 halaman. Bab pertama, yang terperdaya terhadap akan kehidupan

70 
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014

 
dunia. Penutup, tentang kesempurnaan menelaah celakanya seseorang yang
orang yang menjalani tariqah ahli Sufi. pemarah dan cara mengobatinya juga
Dari daftar isi buku yang telah celakanya orang dengki dan menelaah
dikemukakan di atas dapat diketahui tercelanya dunia dan hakikat dunia.
bahwa buku tersebut membahas tentang
Keajaiban-keajaiban yang Ada di dalam
ilmu tasawuf yang berkaitan dengan Hati
masalah hati, mensucikan nafsu ammarah
Pada bab pertama dari buku Sairus
bi al-su’, mengendalikan dua syahwat
al-Salikin membicarakan tentang
perut dan faraj, memelihara dari kerusakan
keajaiban-keajaiban yang ada di dalam
yang disebabkan lidah, menyatakan
hati. Pembahasannya dimulai dari sabda
kerusakan marah dan bermusuh-musuhan,
Rasulullah Saw. yang artinya:
membahas hakikat dunia dan
"Dalam jasad ibnu Adam terdapat
kerusakannya, menyatakan keburukan segumpal darah apabila ia baik maka
baiklah seluruh badan dan apabila ia rusak
cinta harta, loba, tamak dan sifat bakhil rusaklah seluruh badan, itulah dia hati”.
serta kelebihan orang pemurah,
Imam Ghazali berkata bahwa
menyatakan penyakit riya dan hakikatnya,
sesungguhnya telah nyata dengan hadits
menyatakan kerusakan sifat sombong dan
Nabi Muhammad Saw. ini bahwa asal
angkuh serta usaha menghilangkannya dan
kemuliaan manusia itu adalah hati dan dia
menyatakan rusaknya orang yang
seperti raja yang diikat di dalam alam jasad
terperdaya dengan kehidupan dunia,
dan semua anggota yang zahir tinggal
terakhir betapa perlunya menempuh jalan
bersamanya, komandonya ada di hati,
kesempurnaan hidup dengan menjalani
anggota yang lain mengikut kepadanya,
hidup tariqat ahli Sufi.
atau hati itu seperti raja bagi sebuah negeri
Tulisan ini berupaya mengkaji
kerajaan dan segala anggota yang zahir
keajaiban-keajaiban hati dan cara
menjadi tentaranya.
mensucikannya, membahas langkah-
Jikalau baik hati itu niscaya baiklah
langkah yang ditempuh untuk
anggota yang zahir, jikalau baik segala
mengendalikan dua syahwat, yaitu syahwat
anggota yang zahir niscaya sempurnalah
perut dan syahwat faraj, mengkaji ajaran
badannya. Sebaliknya, jikalau binasa hati
yang menyebabkan 14 kebinasaan akibat
niscaya binasalah anggota yang lainnya dan
tidak dapat memelihara lidah, juga
jikalau binasa anggota zahir yang lainnya,

71 
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin

maka binasalah segala anggota badannya. beramal karena Allah Swt. dan yang
Baik hati artinya mengerjakan taat yang menghampirkan diri kepada Allah Swt.
batin dan menjauhkan akan maksiat yang yang membukakan pada anggota yang
batin, dan baik anggota yang zahir artinya zahir dan segala anggota yang zahir itu
mengerjakan taat yang zahir dan mengikuti bagi hati yang menjadi raja bagi
menjauhkan maksiat yang zahir. segala hambanya.
Jika ditanya orang kepadamu Hati itu akan mendapat kesenangan
bagaimana memperbaiki hati supaya apabila dia suci dari segala kejahatan, dia
menjadi baik, maka jawabnya adalah yang akan mendapat kejahatan apabila
memperbaiki hati adalah dengan dicemari dengan segala maksiat dan hati itu
mengamalkan amalan tariqat atau amalan jugalah yang berbuat taat pada hakikatnya
ahli sufi dan membanyakkan zikir kepada pada Allah Swt., hanya saja hasil dari
Allah Swt. karena hati itu tiada akan segala anggotanya yang zahir dalam segala
menjadi baik, melainkan dengan menjalani ibadah disebabkan cahaya Nur dari hati
amalan tariqat ahli sufi, dengan belajar yang baik, berbuat maksiat kepada Allah
ilmu tariqat kepada ahlinya serta Swt. dengan segala kejahatan anggota yang
mengamalkannya dan mengamalkan talkin zahir adalah akibat dari hati yang jahat.
zikir serta bai’ah kepada ahli mursid yang Mensucikan hati itu adalah dengan
sampai silsilahnya kepada nabi banyak berzikir kepada Allah Swt. agar
Muhammad Saw. hingga kepada malaikat terhindar dari segala syahwat dunia dan
Jibril hingga kepada Haqqu Allah. suci daripada sifat kejahatan yang ada di
Dengan menjalani tariqat ahli sufi hal dalam batin, suci dari segala maksiat yang
ini akan menyampaikan kepada makrifat batin, seperti suci dari 'ujub, riya, takabbur,
akan Allah Swt. dengan makrifat marah, dengki, dan sebagainya.
sebenarnya, dan dengan makrifat yang Bagi orang yang mempunyai nafsul
sebenar-benarnya berhasillah kemuliaan lawwamah, dalam martabat ini ia gemar
manusia dengan kelebihan-kelebihan yang berjuang memerangi nafsunya yang
diperolehnya. ammarah dan gemar melaksanakan syariat
Maka dengan hati itulah yang akan dalam beberapa amal saleh dari shalat
mengetahui keadaan wujud Allah Swt. dan tahajjud, puasa, memberi shadaqah dan
dengan segala sifatnya yang Qadim dan sebagainya, tetapi ada di dalam hatinya

72 
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014

 
‘ujub, riya yang khafi dan senang di dalam maut yakni mengingat mati pada setiap
hatinya dilihat orang amal ibadahnya, waktu. Hal itu sejalan dengan apa yang
padahal dia tidak beramal karena manusia dikemukakan Hamka (1990: 146-169).
tetapi amalannya itu karena Allah Swt., Antara taat yang zahir dan taat yang batin,
jika hilang dari hatinya ‘ujub, riya, ternyata taat yang batin lebih besar
takabbur dan sebagainya, niscaya ia telah pahalanya daripada taat yang zahir.
naik dari nafsul lawwamah kepada nafsul
muthmainnah. Cara Mensucikan Nafsul Ammarah Bi
Al-Su’i
Semestinya bagi orang yang masih
berada pada martabat yang kedua ini Pada bab kedua membicarakan cara

(lawwamah) ia memperbanyak zikir mensucikan nafsul ammarah bi al-su’i

(Allah, Allah, Allah) pada waktu berdiri, dari segala sifat yang jahat dan dari segala

duduk dan berbaring agar supaya ia lepas perangai yang tercela serta memerangi

dari nafsul lawwamah masuk ke nafsul nafsul ammarah supaya hilang segala sifat

mutmainnah. maksiat yang bathil di dalam hati dan

Adapun taat batin yaitu perangai supaya berperangai dengan perangai yang

yang baik dan sifat terpuji, Imam Ghazali baik. Mereka mengambil dalil dari al-

menyebutkan ada sepuluh, di antaranya; Qur’an dan hadits Rasulullah Saw. yang

(1) taubat dari segala maksiat yang batin; artinya:

(2) khauf yaitu takut akan Allah Swt.; (3) "Orang yang memerangi dan melawan
nafsunya di dalam menjalani jalan yang
zuhud atau benci terhadap dunia tidak suka menyampaikan kepadaku niscaya aku
memberi jalan hidayah kepada mereka
kepada harta kecuali sekedar hajat saja; (4) yang menyampaikan jalan kepada Allah,
sabar terhadap ujian dan segala kesusahan; siapa yang memerangi nafsunya maka
sesungguhnya ia memerangi dirinya
(5) syukur atas nikmat Allah Swt.; (6) sendiri. Perangilah nafsu kamu di dalam
menjalani jalan yang menyampaikan
ikhlas dalam berbuat ibadah karena Allah kepada mengenal Allah Swt. dengan yang
Swt. Semata; (7) tawakkal kepada Allah sebenar-benarnya, karena Allah
melebihkan orang yang berperang di jalan
Swt., yaitu menyerahkan semua perbuatan Allah dengan nafsunya dibanding dengan
orang yang duduk beribadah kepada Allah
dan urusannya kepada Allah Swt.; (8)
Swt".
mahabbah yakni kasih kepada Allah Swt.;
Di antara latihan mensucikan nafsu
(9) ridha atau rela atas segala ketentuan
adalah dengan sedikit makan dan sedikit
dan pemberian Allah Swt.; dan (10) zikrul
minum. Apabila seseorang mengosongkan

73 
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin

diri dari makan, minum, dan tidur niscaya muridnya tersebut membelanjakan hartanya
hal itu adalah latihan dari mensucikan di jalan Allah kepada mereka yang
hatinya dari segala sifat yang tercela dan menjalani ahli sufi atau diberikan kepada
dari maksiat batin. Batinnya menjadi mursyidnya agar supaya dia mendapat
terang dan mudahlah baginya berperangai barkah daripada syekhnya dan dapat barkah
baik yang diridhai Allah Saw. dan berhias dari hartanya. Hal demikian itu dilakukan
dengan segala sifat kemuliaan dan segala agar hatinya tidak dibimbangkan oleh
sifat yang terpuji. Maka mensedikitkan hartanya dalam beribadah kepada Allah.
makan dan minum menjadi sebab Demikian diterangkan Imam Ghazali
mudahnya mensucikan hati. dalam kitab Ihya’ Ulumuddinnya.
Berbeda-beda jalan memperbaiki Kemudian mursyid menyuruh
perangai, sebenarnya segala sifat tercela muridnya beribadah dengan ikhlas karena
dan segala perangai yang jahat dalam hati Allah, melaksanakan shalat fardu,
adalah penyakit hati, maka seharusnya memperbanyak shalat sunat,
orang mesti bersungguh-sungguh memperbanyak wirid dan zikir dan jangan
mengobati segala penyakit hati tersebut sunyi dari zikir dan menyebut nama Allah
sebagaimana mereka bersungguh-sungguh pada waktu berdiri, duduk, dan berbaring
mengobati penyakit zahir. dan pada setiap keadaan. Ketahuilah bahwa
Sebaiknya, seorang mursyid pada mengekalkan zikir itu akan memadamkan
permulaan mengajar muridnya atau menghapus segala penyakit batin
menyuruhnya terlebih dahulu bertaubat seperti sombong, ‘ujub, riya, dengki,
dari segala maksiat yang zahir dan yang berbuat jahat kepada manusia, menipu
batin. Jika muridnya jahil dengan ilmu orang, suka dipuji, dan lain sebagainya.
syari’ah dan ilmu ‘aqidah, hendaklah
Langkah-langkah Mengendalikan Dua
mursyid mengajarnya sekedar fardu ‘ain. Syahwat
Demikian juga ilmu fiqh sekedar fardu
Bab keempat, menyatakan jalan
‘ain, seperti mengetahui puasa,
memecahkan (mengendalikan) dua
sembahyang, zakat, haji dan ibadah-ibadah
syahwat, yaitu syahwat perut dan faraj.
yang zahir.
Imam al-Ghazali berkata ketahuilah wahai
Apabila mursyid melihat muridnya
orang yang berkehendak kemenangan
mempunyai harta hendaklah dia menyuruh
dunia dan akhirat bahwa tempat kejadian

74 
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014

 
segala kebinasaan itu adalah; syahwat kenabian”. Yaitu siapa yang makan dan
minum setengah perutnya (tidak kenyang)
perut yaitu sangat gemar kepada makan niscaya dia dapat satu bagian dari matrabat
dari makan itu bercabang kepada syahwat kenabian. Lagi Rasulullah bersabda;
“Martabat yang lebih utama di sisi Allah
faraj, yaitu sangat gemar kepada jimak. Swt. adalah orang yang lama lapar dan
banyak berpikir terhadap nikmat Allah
Dari syahwat perut terlanjur nabi Swt. dan amal kamu yang lebih dibenci
Adam memakan buah Khaldi yang Allah Swt. adalah setiap orang yang
banyak tidur, banyak makan dan banyak
dilarang oleh Allah Swt. memakannya. minum”.
Karena memakannya, maka nabi Adam Rasulullah Saw. juga
dikeluarkan dari surga, juga dari syahwat memberitahukan kepada Malaikat akan
perut itu menjadikan seseorang mengejar kemegahan orang yang mengurangi makan
kekayaan dunia dan gemar kepada harta dan minum di dunia, dengan firman Allah
dan dunia dan dengan itulah penyebab bagi Malaikat:
segala kejahatan. Hal itu sesuai dengan
“Lihatlah hambaku aku berikan kepadanya
sabda Rasulullah, “Gemar atau cinta ujian dalam hal makanan dan minuman di
kepada dunia adalah pangkal dari segala dunia, maka dia tinggalkan keduanya (tidak
berlebihan) disebabkan mencari ridha-Ku,
kejahatan” maka saksikanlah wahai Malaikat-Ku tiada
dia meninggalkan makanan dan minuman,
Lagi pula gemar kepada makan
kecuali Aku berikan kepadanya beberapa
adalah satu maksiat dari sepuluh maksiat. derajat dalam surga”.

Demekianlah kebinasaan nafsu perut. Adapun kejelekan orang yang


Demikian pula gemar kepada dunia adalah kenyang, diketahui berdasarkan sabda
satu maksiat dari maksiat yang lain. Ralulullah;
Adapun keutamaan lapar dan kejelekan
“Tiada suatu kejahatan manusia yang lebih
kenyang, Rasulullah bersabda; jahat daripada segala kejahatan, yaitu
seseorang yang memenuhi perutnya dengan
“Berjuanglah kamu dalam dirimu dengan makanan. Oleh karena itu, memadailah
lapar dan dahaga, karena sesungguhnya bagi manusia memakan sedikit makanan
pahala pada yang demikian itu seperti yang membuatnya dapat beribadah kepada
berperang di jalan Allah dalam perang Allah Swt., atau hendaklah dia membagi isi
menghadapi orang kafir dan bahwa tiada perutnya sepertiga makanan, sepertiga
amal yang lebih dikasihani Allah selain minuman dn sepertinya tempat nafasnya.
dari pada lapar dan dahaga”. Lagi Rasulullah bersabda, “Jangan kamu
matikan hatimu dengan banyak makan”.
Rasulullah Saw. juga bersabda:

“Makan dan minumlah kamu sampai Adapun langkah-langkah yang


setengah perut kamu, sesungguhnya yang
demikian itu satu bagian dari martabat ditempuh untuk mengendalikan nafsu

75 
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin

makan dan nafsu syahwat adalah dengan Keempat, orang lapar akan ingat
mengurangi makan, mengurangi minum, kepada ujian dan siksa Allah Swt. dan tidak
dan mengurangi tidur, sehingga ada lupa kepada orang yang dapat ujian dan
sepuluh keutamaan orang yang lapar dan orang yang kelaparan, sedangkan orang
kebinasaan orang yang kenyang. yang kenyang akan lupa kepada orang yang
Pertama, lapar itu mensucikan hati, lapar dan lupa kepada dirinya yang akan
menerangkan dan membukakan mata hati, lapar di akhirat, karena hanya orang yang
sedang kenyang itu mengurangi akal ingat lapar di dunia yang akan ingat lapar
pikiran dan membutakan serta mematikan di akhirat. Rasulullah bersabda:
mata hati. Dalam hal ini Rasulullah “Barangsiapa memberi makan akan
saudaranya yang muslim hingga kenyang
bersabda,; dan memberi minum hingga hilang
“Hidupkanlah hatimu dengan sedikit dahaganya niscaya Allah Swt. menjauhkan
ketawa dan sedikit kenyang dan sucikanlah dia dari api neraka sejauh tujuh puluh farik
hatimu dengan lapar supaya hati menjadi dan tiap-tiap farik antara perjalanan lima
suci dan lembut”. puluh tahun”.

Kedua, lapar itu melembutkan hati Kelima, lapar itu mencegah dari

dan menyenangkan dalam bermunajat pada segala syahwat maksiat dan dapat

Allah Swt. dan dengan lapar itulah nikmat menguasai nafsu al-Ammarah dan

berribadat dan berzikir kepada Allah akan mengalahkan godaan syetan, sedangkan

dirasakan. kenyang itu menjadi pangkal segala

Ketiga, lapar itu menghilangkan maksiat.

takabbur dan kecintaan kepada dunia, Keenam, lapar itu mencegah tidur dan

sedang takabbur asal dari segala kezaliman dapat berjaga malam untuk beribadat,

dan pangkal seseorang melupakan Allah barangsiapa banyak makan niscaya akan

Swt., dan tiada sesuatu yang dapat banyak minum, barangsiapa banyak makan

melembutkan hati dan menghinakan diri dan minum niscaya akan banyak tidur,

kecuali dengan lapar, karena ketika lapar barangsiapa banyak tidur menghabiskan

seseorang mengingat Tuhannya dan tetap umur dan melalaikan shalat tahajjud,

akan mengingat Tuhannya dalam keadaan mengurangi akal, mengeraskan dan

khusyu’, seperti melihat dirinya hina dan mematikan hati maka banyak tidur pangkal

melihat Tuhannya sangat mulia. segala kebinasaan.


Ketujuh, lapar itu memudahkan untuk
konsisten melaksanakan ibadah sedang

76 
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014

 
kenyang menolak untuk memperbanyak berada dalam naungan sadaqahnya pada
ibadah karena banyak makan hari qiamat sampai orang selesai dihisab”.
menyebabkan ada masa yang sibuk untuk Adapun jalan atau cara yang
membeli makanan, memasak makanan, ditempuh dalam usaha mengurangi makan
membasuh tangan, menggosok gigi, maka seseorang yang hendak menjalani
berulang-ulang. Hal itu semua ahli Sufi dan terlebih dahulu mengurangi
menghilangkan masa untuk beribadah makan sedikit demi sedikit hingga terbiasa
kepada Allah Swt., tentu saja banyak dengan makanan yang sedikit itu. Ada dua
masanya yang terbuang sia-sia. pekerjaan dalam cara mengurangi makan;
Kedelapan, mengurangkan makan pertama, mengurangi makanan dari segi
menyehatkan badan dan menolak segala kadar makanan, yaitu empat derajat:
penyakit, karena banyak makan mendatang 1. Derajat yang pertama, adalah
beberapa penyakit dan penyakit itu derajat para Muqarrabin yang
menghalangi beribadat kepada Allah Swt., Shiddiqin yaitu derajat yang lebih
menyusahkan hati, memerlukan obat dan tinggi dari sekalian derajat yang
obat memerlukan uang belanja yang tidak ada. Mereka memakan makanan
mudah mendapatkannya. hanya sekedar memelihara hidup
Kesembilan, mengurangkan makanan saja, juga sekedar memelihara akal
akan meringankan belanja, barangsiapa 2. Derajat yang kedua, mereka
mengurangi makan memadailah baginya memakan makanan dalam sehari
sedikit belanja dan barangsiapa yang semalam sekitar setengah mud saja
banyak makan niscaya banyaklah dia dan satu roti bahkan dapat lebih
membelanjakan hartanya. sedikit dari yang demikian, itulah
Kesepuluh, mengurangkan makanan yang dibiasakan oleh sahabat Umar
dapat memberikan sadaqah dari yang lebih ibn Khaththab berbelanja sehari
itu kepada orang faqir, orang miskin dan semalam.
anak yatim, hal yang demikian itu dapat
3. Derajat yang ketiga, mereka
pahala yang banyak dari sadaqahnya pada
memakan makanan dalam sehari
hari kiamat, dapat menjadi tempat
semalam sekitar satu mud dan dua
bernaung dari panas matahari, seperti
buah roti, lebih dari memenuhi
sabda Rasulullah. “Setiap seseorang
sepertiga perut. Inilah martabat

77 
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin

yang terbawah di dalam cara yang dua hari, cara ini menyempitkan,
dilakukan oleh orang Sufi dalam maka makan sekali dalam satu hari
menempuh jalan Sufi. adalah pertengahan di antara yang
4. Derajat yang keempat, adalah demikian dan itulah yang dipuji di
derajat makan orang umum, yaitu dalam al-Qur’an.
memakan makanan lebih daripada
Perbedaan pendapat tentang hukum
satu mud hingga lebih dari satu
lapar, disebabkan berbeda ketahanan
roti, padahal yang demikian itu
seseorang menahan lapar, maka berbeda-
adalah berlebihan sesuatu yang
beda pula hukum terhadapnya. Imam
dilarang oleh Allah Swt.
Ghazali berkata, “Ketahuilah bahwa orang
yang menjalani kehidupan akhirat itu
Tingkatan kedua daripada ditempuh dengan lapar, tetapi dengan
mengurangkan makan itu dari segi waktu, syarat lapar yang tidak
untuk ini ada tiga derajat: membimbangkannya berzikir kepada Allah
Swt. yang dipuji oleh Syara’, yaitu lapar
1. Derajat pertama, sebagian daripada
pertengahan, karena apabila berlebih-
mereka ada yang tidak makan lebih
lebihan di dalam menahan lapar hingga
dari tiga hari atau lebih, seperti
keluar dari batas kemampuannya sampai
sahabat Abu Bakar terkadang dia
pada membimbangkan akan zikir kepada
lapar hingga enam hari.
Allah Swt. maka yang demikian itu bukan
2. Derajat Kedua, orang-orang shaleh
lapar yang dipuji Syara’.
dahulu mereka makan pada setiap
Kajian kedua tentang syahwat faraj.
hari itu hanya sekali saja. Hal ini
Adapun perlunya syahwat faraj di dunia
sesuai dengan sabda Rasulullah
untuk diketahui manusia bahwa Allah Swt.
yang mengatakan:
menjadikan syahwat faraj, ada dua faedah;
“Jauhilah berlebih-lebihan dalam
makan, sesungguhnya makan dua pertama, agar manusia mengetahui akan
kali dalam sehari itu adalah berlebih-
lebihan”.
nikmat berjimak di dunia supaya dengan
itu diketahuinya pula kelak nikmat
3. Derajat ketiga, makan dua kali
berjimak di dalam surga nanti, karena
dalam sehari, cara ini berlebih-
nikmat berjimak di dunia belum sebanding
lebihan dan makan sekali dalam
dengan nikmatnya berjimak di dalam surga

78 
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014

 
nanti, sama halnya Allah Swt. memberikan Oleh sebab itu, sangat disarankan
sakit kepada manusia di dunia agar mereka bagi murid yang akan menjalani suluk
mengetahui sakit yang kelak terjadi di dalam tasawuf agar berkawin terlebih
dalam api neraka nanti. dahulu, seperti yang dikatakan Imam
Faedah kedua, dengan nikmat jimak Ghazali, bahwa bagi murid yang akan
itu menyebabkan lahirnya anak dan menjalani suluk agar jangan
keturunan yang akan tersebar di dunia ini. membimbangkan pada permulaan suluknya
Itulah sebabnya Syara’ mencela orang sebaiknya beristeri dahulu, sebab yang
yang tidak bersyahwat dan tidak kawin di demikian itu akan menghilangkan
dunia ini. Agama menyuruh menyalurkan kebimbangan berzikir dan beribadah
kehendak syahwat dengan berkawin. dengan Allah. Tetapi, jika
Terdapat dua cara di dalam menjaga membimbangkan atasmu berzikir dan
dorongan syahwat. Cara pertama, lapar beribadah kepada Allah karena sebab tiga
dengan berpuasa, seperti sabda Nabi macam, yaitu ahlimu, hartamu, dan
Muhammad Saw.: anakmu, maka celakalah bagimu mereka
itu.
“Wahai sekalian pemuda, kawinlah kalian,
jika tidak sanggup maka berpuasalah sebab
dengan berpuasa itu dapat mengendalikan
atau mengurangi atau melemahkan
Kebinasaan Lidah dan Cara
dorongan syahwat”. Memeliharanya

Cara kedua, dalam mengurangi Bab keempat, pada menyatakan

dorongan syahwat itu adalah dengan kebinasaan lidah. Ketahui olehnmu wahai

kawin, karena dorongan syahwat yang semua orang yang berkehendak menjalani

berlebihan akan dapat membinasakan akan kehidupan akhirat bahwa kebinasaan

manusia. Sebab, orang akan asyik lisan itu sangat besar dan orang tidak akan

menghayal dan memikirkan perempuan lepas dari kebinasaan lisan itu, kecuali

dalam hati yang demikian akan membawa diam dari berkata-kata, karena itulah

kepada zina mata atau bahkan zina faraj Rasulullah memuji orang yang diam dan

atau asyik kepada laki-laki yang sejenis menyuruh diam. Rasulullah bersabda.

yang membawa kepada masa umat Nabi “Barangsiapa yang diam niscaya terlepas

Luth, hal yang demikian akan dia dari kebinasaan lidah”.

membinasakan agama. Abu Bakar Shiddiq menaruh batu


dalam mulutnya agar mencegahnya dari

79 
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin

berkata-kata dan mengisyaratkan akan laki yang minuman keras dan menceritakan
lidahnya dan dia berkata, inilah yang akan semua tempat pekerjaan yang membawa
mendatangkan beberapa kejahatan bagiku. kepada pekerjaan pasik.
Abdullah ibn Mas’ud berkata. “Tiada Rasulullah bersabda, “Kesalahan
sesuatu yang paling ingin aku penjarakan yang terbesar pada hari Kiamat adalah
kecuali lidahku”. orang yang banyak melakukan perkataan
Kebinasaan lidah itu ada empat belas yang batil”. Imam Ghazali berkata,
perkara: pertama, berkata-kata yang tidak “Termasuk dalam perkataan yang batil
memberi faedah akan negeri akhirat. adalah menceritakan tentang yang bid’ah
Apabila engkau berkata-kata sesuatu yang dan mazhab yang sesat dan sahabat yang
sia-sia yang tidak memberi manfaat di ikut berperang yang mencela satu sama
dalam akhiratmu maka sesungguhnya lainnya”.
engkau telah menyia-nyiakan waktumu Keempat, membantah dan mencela
dan akan datang bagimu perhitungan di perkataan orang dengan dalil agar orang itu
hari kiamat, padahal jika engkau ganti kalah, hal itu haram dan yang dilarang
perkataan yang sia-sia itu dengan zikir atau dalam syari’at Islam, seperti dalam
membaca Qur’an atau mengucap tasbih, larangan Rasulullah, “Jangan engkau caci
atau istigfar atau selawat atas Nabi perkataan saudaramu, jangan pula engkau
Muhammad Saw.. atau diam niscaya bantah, jangan engkau perolok-olokkan dan
engkau mendapat pahala di akhirat. jangan engkau berjanji tapi kau menyalahi
Kedua, adalah berlebih-lebihan janji itu”.
dalam perkataan, mengulang-ulang yang Imam Ghazali berkata, “Setiap ada
tidak perlu, menjadi melebihi dari yang bantahan adakalanya salah dalam ucapan
diperlukan. Rasulullah bersabda, atau adakalanya salah dalam maknanya
“Beruntunglah orang yang menahan atau adakalanya salah menangkap orang
lidahnya dari berlebih-lebihan dalam yang mendengarnya, karena itu tinggalkan
perkataan dan membelanjakan hartanya membantah perkataan orang lain, jika
yang lebih dari hajatnya”. engkau dengarkan perkataan itu benar
Ketiga, berkata-kata yang batil dan maka benarkan dan jika engkau dengarkan
maksi’at, seperti menceritakan kelakuan batil maka diamkan".
perempuan yang jahat atau kelakuan laki-

80 
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014

 
Kelima, berbantah-bantah dalam batu, karena orang mukmin itu tidak
berbicara suatu hal yang tidak dibenarkan melaknat kepada sesuatu, Rasulullah
oleh syari'at dan diharamkan. Imam bersabda, “Jangan kamu melaknat dengan
Ghazali berkata, “Suatu hal yang tidak laknat Allah Swt. tidak juga dengan
dibolehkan oleh syari’at adalah berkelahi murkanya juga tidak dengan neraka
dengan manusia karena engkau menuntut Jahannam”.
hakmu daripadanya atau engkau menuntut Kesembilan, bernyanyi dan bersyair
hartamu”. Rasulullah bersabda, “Seseorang karena menyia-nyiakan waktu yang tidak
yang paling dibenci Allah Swt. adalah bermanfa’at untuk kehidupan akhirat.
orang yang kuat berkelahi”. Rasulullah bersabda, “Dipenuhi perut
Keenam, berbicara dengan seseorang di antara kamu dengan nanah
memperindah perkataan dengan sajak- lebih baik dibanding dipenuhi dengan
sajak dan membaguskan suara karena yang bersyair-syair”.
demikian itu membawa kepada riya yang Imam Ghazali berkata, “yang
dilarang oleh agama. Rasulullah bersabda, dilarang dari bersyair-syair itu adalah
“Aku dan umatku yang takut akan Allah apabila membiasakan hal itu setiap hari dan
Swt. melepaskan diri dari bersajak-sajak menjadi asyik dengannya sehingga
dalam berbicara dan melepaskan diri dari memutuskan waktunya dengan yang lain,
perbuatan perkataan yang dibaguskan”. jika tidak seperti itu maka bersyair itu
Ketujuh, memaki-maki orang dan dibolehkan”.
mengata-ngatainya dengan perkataan yang Kesepuluh, bersendau gurau. Imam
keji dan jahat yang dilarang oleh syari’at. Ghazali berkata, “Asal dari bersendau
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah yang gurau itu dilarang dan dicegah syar’at
melarang memaki-maki orang-orang kecuali sedikit di antaranya” seperti sabda
Musyrik yang mati dalam perang Badar. Rasulullah, “Aku bersendau gurau tetapi
Lagi Rasulullah bersabda, “Perkataan yang tidak ada yang saya katakana di dalamnya
jahat dan orang yang menyatakan dan melainkan perkataan yang benar”
mengatakan ‘aib orang keduanya adalah Kesebelas, mempersendaguaukan
cabang daripada sifat munafik”. orang atau menggelitikkan orang karena di
Kedelapan, melaknat atas manusia, dalamnya dapat membawa kepada
hewan bahkan kepada benda keras seperti menghinanya. Imam Ghazali berkata,

81 
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin

maksud mempersendauguraukan orang katanya, “Takutilah oleh kamu akan dusta


menceritakan aib orang yang hadir dalam dan berbuat maksiat karena keduanya
majlis itu hingga menjadi bahan tertawaan masuk dalam neraka”.
bagi kawan-kawannya yang lain, tetapi jika
yang dipersendauguraukan itu tidak hadir Kebinasaan Marah dan Berkelahi
maka disebut gibah/ mengumpat. Bab kelima, menyatakan kebinasaan
Keduabelas, melahirkan atau marah dan berkelahi. Api yang ada dalam
menyatakan rahasia yang semestinya hati adalah berasal dari api yang dijadikan
disembunyikan. Hal ini dilarang dalam Allah Swt. kepada Iblis dan Syetan yang di
syari’at karena yang demikian setengah dalam hati keduanya ada sifat takabbur
dari menyakiti orang muslim dan perkataan karena itu marah adalah satu maksiat dari
yang disembunyikan itu adalah amanah beberapa maksiat batin, sedangkan dengki
maka jika dizahirkan kepada orang lain terjadi karena sakit hati dan sakit hati
berarti khianat. Rasulullah bersabda, muncul karena marah dan marah muncul
”Apabila seseorang bercerita kepada orang karena sombong, keduanya adalah maksiat
lain dengan suatu kabar niscaya batin yang tercela di dalam hati. Rasulullah
menyembunyikannya adalah amanah, bersabda, “Marah dapat membinasakan
maka jangan dikabarkan cerita itu kepada iman sebagaimana racum membinasakan
orang lain”. air madu”. Lagi Rasulullah bersabda,
Ketigabelas, menyalahi janji yaitu “Tidak ada seorang yang marah melainkan
dilarang syari’at karena yang demikian dia dekat kepada api neraka”.
sebagian dari tanda orang munafik. Diceritakan Abu Hurairah bahwa ada
Rasulullah bersabda, “Tanda orang seorang laki-laki bertanya kepada
munafik ada tiga, jika berbicara berdusta, Rasulullah, ya Rasulullah suruh saya
jika berjanji menyalahi dan jika dipercaya berbuat amal walau sedikit sekalipun, maka
dikhianati”. Rasul menjawab, “Jangan engkau marah
Keempatbelas, berdusta dalam kepada seseorang”, kemudian dia
berbicara dan berdusta dalam bersumpah mengulangi pertanyaannya itu, dijawab
karena hal itu sebagian dari dosa yang keji. Nabi, “Jangan engkau marah kepada
Adalah Abu Bakar Shiddiq menangis dan seseorang”. Lagi sabda Rasulullah,
berkhutbah pada saat Rasulullah wafat, “Tahukah kamu siapa orang yang sangat

82 
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014

 
pemberani itu”, kami menjawab, “Orang Di antaranya hadits yang
yang tidak dapat dikalahkan oleh beberapa diriwayatkan oleh ‘Aisyah RA., ketika dia
orang laki-laki”, Rasul menjawab, “Bukan marah maka Rasulullah bersabda
itu, tetapi orang yang dapat menahan kepadanya, “Datang syaithanmu”, maka
amarah ketika marah”. ‘Aisyah berkata, “Apakah Rasulullah
Orang di dalam marah itu ada tiga mempunyai Syaitan juga”, dijawab Nabi,
derajat: pertama, orang yang marah ketika “Betul sayapun ada syaithannya akan tetapi
melihat pekerjaan yang jahat dan tidak aku berdo’a kepada Allah Swt., maka Allah
marah ketika melihat pekerjaan terpuji Swt. membantuku maka Syaithan tidak
dalam pandangan syara’, walaupun tidak dapat menyuruh saya kecuali yang baik”.
sesuai dengan nafsunya tetapi cocok Allah Swt. memuji orang yang dapat
menurut syara’. Jadi marahnya itu kerana menahan marah, seperti firmannya yang
syara’ bukan karena nafsunya. Marah menyatakan bahwa Allah Swt. memuji dan
seperti ini yang terpuji. memberi pahala kepada orang yang dapat
Derajat kedua, orang yang marah menahan marah dan mema’afkan kesalahan
disebabkan mengikuti hawa nafsunya, orang. Rasulullah bersabda, “Siapa yang
martabat ini adalah martabat rendah dan dapat menahan marah niscaya Allah Swt.
yang dicela oleh syara’ yang tersebut akan menahan siksa baginya pada hari
dalam beberapa ayat al-Qur’an dan Hadits Kiamat”.
Rasulullah.
Kejelekan Dunia dan Hakikat Dunia
Derajat yang ketiga, tidak ada marah
Bab keenam, menyatakan kecelaan
baginya dalam segala hal, baik melihat
dunia dan hakikat dunia. Imam Ghazali
kejahatan maupun kebaikan hal yang
berkata, “Ketahui olehmu bahwa dunia
seperti ini dilarang oleh syara’. Sama
adalah musuh bagi Allah Swt. dan musuh
seperti yang dikatakan Imam Syafi’i,
bagi auliyanya dan musuh bagi musuhnya.
“Apabila didatangkan kepada seseorang
Pada suatu hari Rasulullah bersama
suatu masalah yang semestinya dia sudah
sahabat-sahabatnya berjalan, mereka
marah tetapi tidak marah samalah orang ini
melewati seekor kambing yang mati, maka
seperti seekor keledai yang tidak pernah
Rasulullah bersabda, “Adakah kamu tahu
marah melihat sesuatu apapun dan yang
bahwa kambing itu lebih hina dibanding
seperti ini bukan manusia”.
kawan-kawannya”? Sahabat menjawab

83 
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin

benar ya Rasulullah. Maka Rasulullah sebelum matimu itulah dunia dan yang jauh
bersabda, “Demi Allah Swt. yang daripadamu dan segala sesuatu yang ada
menjadikan diriku dengan qudrat-Nya sesudah matimu maka itulah akhirat”.
bahwa dunia ini lebih hina di sisi Allah Segala sesuatu yang ada di dunia
Swt. dari pada bangkai kambing itu”. tidaklah semuanya dicela oleh syara’, tetapi
Selanjutnya Rasulullah bersabda, ada yang dibenarkan syara’, maka dunia
“Siapa yang cinta dunia niscaya memberi dibagi kepada tiga bagian: pertama,
mudrat akan akhiratnya dan siapa yang keadaan yang menyertaimu di dunia hingga
cinta akhirat niscaya memberi mudrat akan matimu di akhirat yang sertai dengan ilmu
dunianya, maka pilihlah olehmu akan yang bermanfaat di akhirat, yaitu ilmu
akhirat yang kekal dibanding dunia yang tasawuf dan ilmu tariqat yang membawa
pana”. kepada berbuat ibadah ikhlas kepada Allah
Lagi Rasulullah bersabda, “Heran Swt. dan beramal dengan segala ibadah
lagi mengherankan orang membenarkan yang ikhlas kepada Allah Swt. itulah yang
akan kekalnya negeri akhirat tetapi mereka disebut amal akhirat, juga segala macam
berusaha untuk negeri dunia yang penuh amal dunia tetapi ada manfa’atnya untuk
tipu daya”. Lagi Rasulullah bersabda, akhirat itu juga disebut amal akhirat, hal ini
“Sesungguhnya dunia itu manis dan terpuji dalam pandangan syara’.
sungguh Allah Swt. menjadikan kamu Hadits Rasulullah menyatakan
menjadi khalifah di dunia, maka “Apabila datang siksa di dalam kubur dari
perhatikanlah bagaimana kamu berbuat kaki si mait niscaya datang amal qiyamul
untuk dunia, sesungguhnya Bani Israil lailnya yaitu ibadah di malam hari untuk
tatkala diberikan kepada mereka dunia menolaknya, apabila datang siksa dari
maka mereka sesat dalam bermewah- hadapan mait niscaya datang ibadah
mewah, baik laki-laki maupun wanita dan shadaqahnya untuk menolaknya demikian
mereka hidup berpoya-poya”. Imam seterusnya hingga akhir hadits”.
Ghazali berkata, “Ketahuilah olehmu Bagian dunia kedua, sesuatu yang
bahwa hakikat dunia dan akhirat itu adalah menolong berbuat amal akhirat hal itu
laksana dua ibarat dari dua keadaan yang dapat dibilang amal akhirat, seperti
saling berbeda, maka yang dekat memakan makanan sekedar yang
kepadamu dan segala sesuatu yang ada diperlukan untuk menolong dapat belajar

84 
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014

 
menuntut ilmu yang bermanfa’at dan untuk lain-lainnya yang melebihi dari pada
dapat menolong beribadat, demikian juga sekedar hajat.
pakaian, tempat tinggal untuk menolong Imam Ghazali menyatakan, Allah
dapat beribadah, niscaya yang demikian itu telah mengumpulkan dalam suatu
termasuk dari pada amal akhirat. kumpulan yang disukai nafsu dan tidak
Tetapi berbeda dengan itu, tidak bermanfa’at di dalam akhirat yaitu dalam
dibilang amal akhirat jika dimaksud yang enam macam, bermain-main, bermegah-
demikian itu untuk bersenang-senang, megah, berhias-hias, memperbanyak anak
bersuka ria, bermegah-megah maka yang dan harta, sebagimana yang disebutkan
demikian itu terbilang dunia yang dicela Allah dalam al-Qur’an yaitu; syahwat nafsu
oleh sayara’ dan tidak memberi manfa’at dari wanita, anak-anak, emas dan perak
untuk akhirat. yang banyak, berkuda, beberapa binatang
Bagian dunia ketiga, segala sesuatu dari unta dan lembu, kambing dan beberapa
yang tidak bermanfa’at untuk akhirat tanaman yang baik, demikian itu tempat
seperti memakan makanan yang sedap- bersuka ria di dunia dan tidak memberi
sedap yang lebih dari pada hajat bahkan manfaat di dalam akhirat.
darurat, pakain, tempat tinggal dan
menikah yang bermegah-megah melebihi Analisan Kajian
dari pada sekedar hajat niscaya yang Dalam sejarah Islam, terutama pada
demikian itu tergolong semata-mata untuk masa Daulah Umaiyah di Syiria dan
dunia yang dicela oleh syara’, atau Daulah Abbasiyah di Baghdad muncul pola
perbuatan maksiat yang disukai oleh hidup mewah dari para Khalifah dan
nafsunya niscaya itu termasuk dari pada keluarga mereka serta pembesar-pembesar
dunia yang lebih tidak dibenarkan syara’. Negara sebagai akibat dari kekayaan yang
Di antara ulama ada yang mereka peroleh dari perluasan Islam yang
mengatakan bahwa maksud yang disebut sudah melebar sampai ke Syiria, Mesir,
semata-mata dunia yang tidak dibolehkan Persia. Hal itu terjadi karena hati mereka
syara’ adalah semua yang disukai nafsu telah dipenuhi oleh ketamakan akan harta
dan tidak ada bermanfaat untuk akhirat, dan kemewahan hidup dunia serta syahwat
seperti emas, perak, kebun, rumah dan perut dan syahwat faraj yang sudah tidak
dapat dikendalikan lagi.

85 
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin

Dilihat orang pola hidup bermewah- (w. 110 H) dan Rabiah al-Adawiyah (w.
mewah yang dilakukan para Khalifah dan 185 H).
para pembesar-pembesar Daulah Umaiyah Dari dua kota ini semakin
dan Abbasiyah sesudahnya berbeda berkembang gerakan orang yang
menyolok dengan pola hidup sederhana mengasingkan diri dari kemewahan hidup
yang dicontohkan Rasulullah Saw. dan dunia sampai ke Persia (Khurasan) seperti
empat sahabat sesudahnya yaitu Abu Ibrahim ibn Adham (w. 162 H) di Madinah
Bakar, Umar, Utsman dan Ali. muncul Ja’far al-Shiddiq (w. 148 H).
Demi melihat hal-hal tersebut, Ajaran tentang hidup meninggalkan
muncul reaksi dari orang-orang yang tidak dunia pun semakin berkembang, dari
mau hidup bermewah-mewah dan ingin mereka yang hidup zuhd itupun mulai
mempertahankan pola hidup memberikan peringatan-peringatan dan
kesederhanaan di zaman Rasulullah dan pengajaran-pengajaran, seperti Hasan al-
sahabat-sahabatnya, mereka menjauhkan Basri mengatakan: “Jauhilah dunia ini
diri dari dunia kemewahan itu. karena ia sebenarnya sama dengan ular.
Sebagian sahabat ada yang Licin di tangan tetapi racunnya
mengambil sikap mengasingkan diri dari membunuh”. Selanjutnya Ibrahim ibn
halayak ramai serta memakai pakaian kasar Adham mengatakan: “Kamu diadakan
sebagai reaksi terhadap pakain sutera yang bukan untuk hidup senang, tinggalkanlah
dipakai golongan mewah di atas. Di Kufah dunia karena cinta akan dunia membuat
muncul Sufyan al-Tsauri (w. 135 H), Abu orang tuli, buta dan menjadi budak nafsu”.
Hasyim (w.150 H) dan Jabir ibn Hasyim Di belakang hari muncul reaksi dari
(w. 190) (Harun Nasution, 1978: 69). Imam Ghazali (w.505 H) melalui tulisan-
Di Basrah dikenal sebagi kota yang tulisannya yang ingin menyelamatkan umat
penduduknya lebih tenggelam dalam dari keterperdayaan mereka terhadap
kemewahan hidup dunia, maka muncul kemewahan hidup dunia, lewat kajian
reaksi yang lebih ekstrim dari Kufah dari tasawufnya yang memberikan pengajaran-
hidup aliran zuhd meningkat menjadi pengajaran tentang perlunya membersihkan
aliran mistik. Di kota Basrah ini muncul hati, mengendalikan hawa nafsu dan
dua tokoh sufi terkenal yaitu Hasan Basri syahwat, memelihara lidah, menahan
amarah dan mengendalikan diri dari tipu

86 
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014

 
daya dunia dengan segala kemegahannya memperbandingkan antara nikmat dunia
agar hidup menjadi selamat di dunia dan dan nikmat akhirat, agar orang tak terlalu
akhirat, bahkan dia sampai mengatakan tergoda dengan nikmat dunia, bukan berarti
bahwa kenikmatan dunia yang disebut enam macam nikmat dunia tidak memberi
Allah Swt. dalam surah Ali Imran ayat 14 manfaat untuk kehidupan akhirat, demikian
sesuatu yang tidak memberi manfaat untuk pendapat Hamka (Jilid 3, 1983: 163).
akhirat, seperti yang telah diterangkan Sama halnya dengan Sayyid Quthb
Imam Ghazali (w.505 H) dalam bukunya (Jilid 2, 2001: 42) yang menyatakan bahwa
Ihya’ Ulumuddin yang dikomentari Syekh sudah menjadi insting manusia mempunyai
Ali Abdurrahman al-Kalantany dalam kecenderungan dan merasa senang serta
bukunya Sairus Salikin. indah memandang nikmat yang enam
Memang dalam al-Qur’an disebutkan macam itu, karena itu perlu
bahwa ada enam macam nikmat dunia, mengimbanginya dengan meningkatkan
yaitu nafsu syahwat kepada wanita (lawan pengendalian jiwa agar tidak tenggelam
seks), anak-anak, harta yang banyak dari dalam kecenderung-kecenderungan
jenis emas dan perak, kuda pilihan, tersebut dan terus mengusahakan
binatang ternak, sawah ladang. Itulah peningkatan mutu kehidupan, dengan
kesenangan hidup duniawi dan di sisi bertaqwa kepada Allah. Di sinilah
Allah tempat kembali yang baik (Q.S. 3: keluhuran dan keistimewaan Islam dalam
14). Imam Ghazali menyatakan yang enam memelihara fitrah manusia dan
itu adalah tempat bersuka ria di dunia dan menerimanya sebagai suatu kenyataan agar
tidak memberi manfaat di akhirat. manusia berusaha merawat dan
Tetapi menurut Hamka enam macam memeliharanya bukan membekukan
itu sangat disukai manusia oleh karena itu bahkan mematikannya (Sayyid Quthb, Jilid
mereka ingin mempunyai dan 2, 2001: 42).
menguasainya sebab yang nampak oleh Berdasarkan uraian Sayyid Quthb ini
manusia hanyalah keuntungannya saja, bahwa kecendurungan kepada dunia dan
sehingga manusia tidak memperdulikan nikmatnya tidak boleh diingkari dan
kesulitan untuk memilikinya. Tetapi bahkan tidak boleh dimatikan, maka
nikmat akhirat tidak sebanding dengan nikmat-nikmat tersebut bukanlah sesuatu
nikmat dunia itu. Maka Allah

87 
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin

yang tidak memberi manfa’at untuk Dengan demikian, apa yang


akhirat. dikatakan Imam Ghazali bahwa enam
Ibn Katsir (Jilid 3, 2010: 126) macam nikmat dunia adalah tempat
menafsirkan dengan cara lain pula yaitu bersuka ria di dunia dan tidak memberi
jika keinginan kepada wanita untuk manfa’at di dalam kehidupan akhirat, tidak
menjaga kesucian dan melanjutkan sepenuhnya dapat diterima, tergantung
keturunan umat Muhammad maka hal itu siapa yang mempergunakan, jika
terpuji, karena Nabi-pun mencintai wanita digunakan sesuai dengan yang digariskan
dan kawin dengan banyak wanita, tetapi Allah, maka semua hal itu baik.
jika kecintaan kepada wanita dan anak Kelihatannya, Imam Ghazali terlalu
untuk berbangga-bangga maka tercela, jika semangat melihat kejelekan-kejelekan
untuk memperbanyak keturunan umat Nabi dunia sehingga timbul kecendurungannya
Muhammad dan beribadah kepada Allah meninggalkan kehidupan dunia.
maka kecintaan seperti ini adalah terpuji. Kesimpulan
Juga jika kecintaan kepada harta kekayaan Dari kajian di atas dapat disimpulkan
dalam rangka berbangga-bangga maka hal bahwa hasil kajian yang dilakukan Syekh
itupun tercela, tetapi jika kecintaan kepada Ali Abdurrahman yang mengomentari
harta dalam rangka beribadat kepada Allah kitab Ihya’ Ulumuddin yang ditulis Imam
maka kecintaan seperti ini adalah terpuji Ghazali bahwa hati adalah raja bagi badan,
(Ibn Katsir, Jilid 3, 2010: 126). sedangkan anggota badan menjadi
Menurut M. Quraish Shihab (Jilid 2, tentaranya, semestinya tentara akan
2006: 30), Allah menjadikan indah dalam mengikuti komando rajanya. Jika itu yang
pandangan manusia syahwat terhadap terjadi maka baiklah seluruh anggota
wanita dan semua yang disebutkan dalam badannya, sebaliknya jika tentara tidak
surah Ali Imran ayat 14 tersebut maka hal mengikuti komando rajanya maka
itu adalah baik karena itu merupakan binasalah seluruh anggota badan lainnya.
kesenangan hidup dunia. Kalau syahwat Inilah keajaiban hati manusia.
dan harta benda digunakan sesuai dengan Nafsu Ammarah bi su’i mesti
yang digariskan Allah maka hal itu adalah disucikan daripada segala sifat yang jahat
baik, jika sebaliknya maka menjadi buruk. dan dari segala perangai yang tercela agar
naik kepada nafsu lawwamah dan pada

88 
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.11, No.1 Januari-Juni 2014

 
tahap nafsu lawwamah perlu terus berzikir Imam Ghazali membagi dunia
pada waktu berdiri, duduk dan berbaring menjadi tiga bagian; sesuatu keadaan yang
agar meningkat kepada nafsu mutmainnah menyertaimu di dunia hingga matimu di
yang sangat senang berzikir kepada Allah. akhirat dan ilmu yang bermanfaat di
Dua syahwat: perut dan faraj sangat akhirat, yaitu ilmu tasawuf dan tariqat yang
perlu dikendalikan dengan berpuasa dan dapat beribadah dengan ikhlas kepada
sedikit makan karena dengan syahwat Allah, itulah dunia yang tidak dicela syara’.
perut dan faraj seseorang mengejar Kedua, segala sesuatu yang menolong
kemegahan dunia dan gemar kepada harta berbuat amal akhirat, seperti memakan
padahal itulah pangkal kejahatan. makanan sekedar yang diperlukan untuk
Rasulullah bersabda; “Jangan kamu menolong dapat belajar menuntut ilmu
matikan hatimu dengan banyak makan, yang bermanfa’at dan untuk dapat
bahwa sesungguhnya hati itu seperti menolong beribadat, juga pakaian dan
tanamam apabila banyak disiram air tempat tinggal untuk menolong dapat
niscaya dia akan mati”. beribadah niscaya yang demikian itu
Yang juga penting dijaga adalah termasuk dari pada amal akhirat.
lidah karena yang akan membinasakan Ketiga, segala sesuatu yang tidak
seseorang adalah lidahnya, oleh sebab itu bermanfa’at untuk akhirat seperti memakan
lidah harus dijaga, sedang kebinasaan makanan yang sedap-sedap yang lebih dari
lidah itu dalam kajian buku ini ada empat pada hajat, pakaian, tempat tinggal dan
belas perkara. pernikahan yang bermegah-megah
Marahpun perbuatan yanga sangat melebihi dari pada sekedar hajat niscaya
tercela yang perlu dikendalikan, sebab api yang demikian itu tergolong semata-mata
yang ada dalam hati berasal dari api yang untuk dunia yang dicela oleh syara’.
dijadikan Allah Swt. kepada Iblis dan
Syetan yang di dalam hati keduanya ada
Daftar Kepustakaan
sifat takabbur karena itu marah adalah satu
maksiat dari beberapa maksiat batin yang Syekh Ali ibn Abdurrahman al-Kalantany.
(1935). Sairu al-Salikin li Babi Ihya
ada. Rasulullah bersabda, “Marah itu
Ulumuddin. Jilid 3. Mesir:
membinasakan iman sebagaimana racum Mustafa al-Bany al-Jalby..
membinasakan air madu”. Hamka. (1983). Tafsir al-Azhar.Jilid 3.
Jakarta: Pustaka Panjimas.

89 
Syamruddin Nasution : Kajian Naskah: Kitab Sairu Al-Salikin

Hamka. (1990). Tasauf Modern. Jakarta: M. Quraish Shihab. (1996). Wawasan Al-
Pustaka Panjimas. Qur’an. Bandung: Mizan.
Ibnu Katsir. (2010). Tafsir Ibnu Katsir.Jilid Quthb, Sayyid. (2001). Tafsir Fi Zilalil
3. Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir. Qur’an. Jilid 2. Jakarta: Gema Insani.
M. Quraish Shihab. (2006). Tafsir Al-
Mishbah. Jilid 2. Jakarta: Lentera
Hati.

90 

Anda mungkin juga menyukai