ZAT PADAT
Oleh :
NPM : A1E008020
UNIVERSITAS BENGKULU
2010
ZAT PADAT
Suatu zat yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai struktur
kristal yang berkembangbiak disebut amorf (tanpa bentuk). Ter dan kaca merupakan
zat padat semacam itu. Tak seperti zat pada kristal, zat amorf tidak mempunyai titik-
titik leleh tertentu yang tepat. Sebaliknya zat amorf melunak secara bertahap bila
dipanasi dan meleleh dalam suatu jangka temperatur.
Sifat sifat zat padat bergantung pada jenis atom penyusunnya dan Struktur
materialnya. Berdasarkan struktur atom dalam zat padat dikenal dua macam zat padat,
yaitu kristal dan amorf.
• Kristal :
Molekulnya tersusun secara berulang dan teratur dalam rantai yang panjang.
Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar. Karena
banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas
simetris, telah lama para ilmuwan menduga bahwa atom, ion ataupun molekul zat
pdat ini juga tersusun secara simetris.
• Amorf :
Zat Padat :
Pada umumnya atom tunggal tidak memiliki konfigurasi elektron yang stabil
seperti gas mulia, maka atom-atom bergabung membentuk molekul dengan cara
berikatan dengan atom lain.
ENERGI IKAT
Gaya ikat adalah resultan dari gaya tarik elektrostatik (antar proton–elektron)
dan gaya tolak elektrostatik (proton–proton)
Jika r µ energi potensial sistem nol. Jika nilai r makin kecil, nilai negatif
energi potensial semakin bertambah besar. Jika jarak pisah r sama dengan jarak ikat
(r = ro), maka energi potensial mencapai minimum.
Jenis Ikatan pada zat padat :
• ikatan ionik,
• ikatan kovalen,
• ikatan hidrogen,
• ikatan logam.
Kristal Ionik
• Ikatan ionik terjadi karena gaya tarik elektrostatik antara ion positif dan ion
negatif.
• Pada kristal ionik, tiap ion dikelilingi oleh ion-ion yang lain.
Jika ada N ion, maka energi total = - NV0/2. Energi rata-rata untuk mengikat
ion (energi kohesif ionik) adalah : V0/2
Jadi energi kohesif (atomik) = energi kohesif ionik + energi ionisasi + afinitas
elektron.
IKATAN IONIK
Contoh
Na Na+ + e
Cl + e Cl-
Klor memiliki konfigurasi elektron 1s 2 2s2 2p6 3s2 3p5 memiliki 7 elektron
kulit terluar. Agar lebih stabil seperti halnya gas mulia, dibutuhkan 1 elektron dari
luar untuk membentuk Cl- dengan membebaskan energi 3,7 eV (afinitas elektron)
KRISTAL KOVALEN
4. Beberapa kristal kovalen sangat keras (intan, silikon karbid utk ampelas),
karena energi kohesif kristal ini besar
adalah patungan elektron valensi dari kedua atom. contoh : Atom hidrogen
(H) memiliki konfigurasi 1s1 akan lebih stabil jika pemakaian bersama sepasang
elektron dengan sebuah elektron hidrogen yang lain sehingga membentuk molekul H2
Dua zat yang mempunyai struktur kristal yang sama disebut isomorfik (sama
bentuk), contohnya NaF dengan MgO, K2SO4 dengan K2SeO4, dan Cr2O3 dengan
Fe2O3. Zat isomorfik tidak selalu dapat mengkristal bersama secara homogen.
Artinya satu partikel tidak dapat menggantikan kedudukan partikel lain. Contohnya,
Na+ tidak dapat menggantikan K+ dalam KCl, walaupun bentuk kristal NaCl sama
dengan KCl. Suatu zat yang mempunyai dua kristal atau lebih disebut polimorfik
(banyak bentuk), contohnya karbon dan belerang. Karbon mempunyai struktur grafit
dan intan, belerang dapat berstruktur rombohedarl dan monoklin.
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak
digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu
pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam
pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya
lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi
impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi
tinggi akan mengendap.