BAB I23 BISMILLAH Fixx
BAB I23 BISMILLAH Fixx
PENDAHULUAN
Lanjut usia (lansia) yaitu seseorang yang telah mencapai 60 tahun ke atas
Terpadu) Lansia. Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar adalah:
salah satu kelompok rawan dipandang dari segi kesehatan karena kepekaan dan
dilakukan Suseno (2012) motivasi lansia adalah salah satu faktor yang dapat
merasa ada suatu kebutuhan. Jadi, dapat diartikan bahwa lansia yang memiliki
1
2
motivasi akan terdorong untuk mengikuti kegiatan posyandu. Di sisi lain bagi
Indonesia mencapai 8,97% yakni 23,4 juta jiwa dari total jumlah penduduk.
Dimana terdapat 5 provinsi dengan presentase lansia lebih dari 10% yaitu :
(10,79%), dan Sulawesi barat (10,37%). Berdasarkan badan pusat Jawa Timur
Sukodono pada tanggal 20 Maret 2019 didapatkan data jumlah semua lansia
adalah 65 orang. Sedangkan lansia yang hadir untuk mengikuti kegiatan posyandu
penurunan. Hal ini bisa dilihat pada bulan April 2019 menunjukkan jumlah lansia
yang datang sebanyak 42 orang, bulan Mei sebanyak 48 orang, sedangkan bulan
April ke bulan Juni 2019 sebanyak 35 orang, dari hasil tersebut terjadi penurunan
yang signifikan.
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
kesehatan dasar tingkat primer. Posyandu lansia ini merupakan suatu wadah
3
kegiatan olahraga seperti senam. Pemanfaatan posyandu lansia ini bertujuan untuk
tentang masalah kesehatan, karena pada zaman sekarang umumnya orang yang
berumur lebih dari 60 tahun kesehatannya menurun dan sering sakit-sakitan. Hal
antara usia lanjut, sebagai keluarga, dan organisasi sosial yang kegiatanya
mencakup segi promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang sudah digerakkan oleh
tentang cara hidup sehat dengan segala keterbatasan dan masalah kesehatan yang
melekat pada mereka dan dapat mendorong minat dan motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia (Ismawati, 2010). Motivasi sangat erat
4
kaitanya dengan seorang lansia karena motivasi akan berfungsi untuk menentukan
arah perbuatan apa yang harus dilakukan dengan baik terutama dalam
posyandu lansia maka kesehatan lansia tidak dapat terpantau sehingga tidak dapat
maka upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan motivasi lansia harus
khususnya para lansia itu sendiri, dan keluarga. Upaya yang dapat dilakukan
diri, dan upaya perkembangan lansia bertujuan untuk mendeteksi dini adanya
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang motivasi lansia dalam
Sakinah di Sukodono ?
5
Sakinah di Sukodono.
Sukodono.
Sakinah di Sukodono.
1.4.1 Teori
1.4.2 Praktis
Surabaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lanjut usia adalah kelompok manusia berusia 60tahun ke atas. Pada lanjut
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakana yang
terjadi. Oleh karena itu, dalam tubuh akan menumpuk makain banyak distorsi
lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminasi (Darmojo dan Martono,
madya harus belajar memainkan peranan baru demikian juga dengan kaum lansia.
dianggap tidak ada gunanya lagi. Karena mereka tidak dapat bersaing dengan
orang-orang yang lebih muda dalam berbagai bidang tertentu dimana kriteria nilai
Lebih jauh lagi, orang lansia diharapkan untuk mengurangi peran aktifnya
dalam urusan masyarakat dan social. Demikian juga dengan dunia usaha dan
6
7
dilakukan oleh lansia, dan karenanya perlu mengubah beberapa peran yang masih
dilakukan.
Karena setiap social yang tidak menyenangkan bagi kaum lansia, pujian
yang mereka hasilkan dihubungkan dengan peran usia tua bukan dengan
keberhasilan mereka. Perasaan tidak berguna dan tidak diperlukan lagi bagi lansia
menumbuhkan perasaan rendah diri dan kemarahan, yaitu suatu perasaan yang
semakin sulit dari tahun ketahun. Semakin radikal perubahan tersebut, maka
Pria atau wanita yang telah terbiasa dengan peran sebagai kepala
anaknya. Seperti juga halnya dengan pria yang memperoleh kedudukan serta
tanggung jawab dalam dunia kerjanya, mereka akan sulit menghadapi fakta
sebagai pembantu istrinya apabila sudah pension. Peran ini dirasakan akan
lansia akan menghadapi masalah yang oleh Erikson disebut krisis identitas
(identity crisis), yang tidak sama dengan krisis identitas yang dihadapi
perubahan peran yang drastis dari seseorang yang sibuk danpenuh optimis,
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
remaja, dewasa lansia. Tahap berbeda ini dimulai baik secara biologis maupun
psikologis.
fisik yang ditandai dengan kulit menjadi keriput karena berkurangnya bantalan
kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60
tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit akan tetapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.
proses menua, proses penuaan pada tingkat sel, proses penuaan menurut sistem
1. Teori Biologis
Teori biologis berfokus pada proses fisiologi dalam kehidupan seseorang dari
lahir sampai meninggal dunia, perubahan yang terjadi pada tubuh dapat
dipengaruhi oleh faktor luar yang bersifat patologi. Proses menua merupakan
terjadinya perubahan struktur dan fungsi tubuh selama fase kehidupan. Teori
biologis lebih menekan pada perubahan struktural sel atau organ tubuh
telah menua. Teori psikologi terdiri dari teori hierarki kebutuhan manusia
rasa aman, kasih saying dan harga diri) sampai tingkat paling tinggi
yaitu sifat manusia terbagi menjadi dua, yaitu ekstrover dan introver. Pada
lansia akan cenderung introver, lebih suka menyendiri. Teori delapan tingkat
disappear. Apabila seseorang mampu mencapai tugas ini maka dia akan
merasa hidup penuh arti, menjadi lansia yang bertanggung jawab dan
kehidupannya berhasil).
3. Teori Kultural
yang terdapat pada suatu daerah dan dianut oleh kaum orang tua. Budaya yang
4. Teori Sosial
Teori sosial dikemukakan oleh Lemon (1972) yang meliputi teori aktivitas
(lansia yang aktif dan memiliki banyak kegiatan sosial), teori pembebasan
proses penuaan).
11
5. Teori Genetika
Teori genetika dikemukakan oleh Hayflick (1965) bahwa proses penuaan
keluarga yang cenderung hidup pada umur yang sama dan mereka mempunyai
Pada zaman dahulu disebut lansia adalah seseorang yang botak, kebingungan,
Teori kejiwaan sosial meliputi activity theory yang menyatakan bahwa lansia
adalah orang yang aktif dan memiliki banyak kegitan social. Continuity theory
adalah perubahan yang terjadi pada lansia dipengaruhi oleh tipe personality
tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan seksual
1. Perubahan Fisik
1. Sistem Indra
terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
2. Sistem Intergumen
Kulit pada lansia mengalami atropi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut.
timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot.
3. Sistem Muskuloskeletal
dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi. Kolagen sebagai pendukung
pada penuaan sangat bervariasi, penurunan jumlah dan ukuran serabut otot,
13
mengakibatkan efek negatif. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi
4. Sistem Kardiovaskuler
berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan jaringan ikat. Perubahan ini
5. Sistem Respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru
ruang paru, udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada otot,
menurun, rasa lapar menurun (kepekaan rasa lapar menurun), liver (hati)
aliran darah.
7. Sistem Perkemihan
Pada sistem perkemihgan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak fungsi
oleh ginjal.
14
8. Sistem Saraf
9. Sistem Reproduksi
2. Perubahan Kognitif
2. IQ (Intellegent Quotient).
7. Kebijaksanaan (Wisdom).
8. Kinerja (Performance).
9. Motivasi.
3. Perubahan Mental
2. Kesehatan umum.
3. Tingkat pendidikan.
4. Keturunan (hereditas).
15
5. Lingkungan.
family.
4. Perubahan Spiritual
semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam
5. Perubahan Psikososial
berikut:
tidak banyak mengalami gejolak, ten)ang dan mantap sampai sangat tua.
16
kecenderungan mengalami post powe sindrome, apalagi jika pasa masa lansia
tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan
5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self hate personalitiy), pada lansia tipe ini
umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain
Motif atau motivasi berasal dari kata latin “moreve” yang berarti dorongan
dalam diri manusia untuk bertindak dan berperilaku. Pengertian motivasi tidak
terlepas dari kata kebutuhan. Kebutuhan adalah adalah suatu “potensi” dalam diri
perilaku manusia. Respon instrinsik yang ditopang oleh sumber energy, yang
disebut motif dari sering hal ini dijelaskan sebagai kebutuhan, keinginan, atau
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga dapat sebagai
tujuan tertentu. The Liang Gie, berpendapat bahwa motif atau doronrang batin
adalah suatu dorongan yang menjadi dasar seseorang untuk melakukan sesuatu
Meskipun demikian, ada juga semacam kesamaan pendapat yang dapat ditarik
mengenai pengertian motivasi, yaitu: dorongan yang berasal dari dalam diri
tertentu guna mencapai suatu tujuan. Yang dapat diamati adalah kegiatan atau
1. Teori Kebutuhan
Menurut teori ini seseorang mempunyai motivasi kalau dia sebelum mencapai
2. Teori Hedenismon
Teori ini berhubungan dengan perasaan senang dan gembira pada diri sendiri
seseorang, dalam hal ini seseorang akan melaksanakan suatu hal tertentu atau
3. Teori Naluri
Motivasi seseorang dalam teori ini berada dalam seseorang itu sendiri,
seseorang akan melaksanakan suatu hal karena memang ada motivasi dari
4. Teori Kebudayaan
dalam teori ini yang paling ditekankan adalah hasil yang dicapai sesorang
yang didasari adanya motivasi itu sendiri yaitu motivasi akan menimbulkan
5. Teori Harapan
Menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai alternative tingkah laku
berdasarkan harapan apakah ada keuntungan yang diperoleh dari tingkah laku.
Tingkah laku seseorang sampai tingkatan tertentu akan tergantung pada tipe
6. Teori Penguatan
Teori penguatan yang dikaitkan dengan ahli psikologi B.F Skinner dengan
berikut:
untuk mengatasinya.
Adanya rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk ikut merasakan
tanggung jawab.
kegiatan.
20
Rasa ikut terlibat dalam suatu proses pengambilan keputusan, hal ini
dapat timbul dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri, intrinsik dan dari
lingkungan, ekstrinsik
bertindak tanpa adanya ransanga dari luar (Elliot, 2000). Motivasi intrinsik
2. Motivasi ekstrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu
yang tidak dapat dikendalikan oleh individu tersebut (Sue Howard, 1999).
sebagainya.
1. Motivasi Tinggi
2. Motivasi Sedang
3. Motivasi Rendah
dan keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi
(Nurrahmad, 2014)
1. Fisik dan proses mental yaitu masa dimulai menurunkan kemampuan fisik
kerena hal tersebut merupakan suatu ukuran untuk menilai tanggung jawab
ekonomi baik akan lebih tercukupi bila dibandingkan dengan keluarga yang
5. Jenis kelamin yaitu wanita 70% cenderung lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan dibandingkan laki-laki yang hanya 30% saja yang ikut serta dalam
dan langkah yang kita ambil serta dapat menjalankan pola piker kita untuk
2. Fasilitas yaitu melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai
informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga yang lebih sering terpapar
oleh media massa (TV, Radio, Majalah) akan memperoleh informasi yang
23
lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi
media massa.
3. Situasi dan kondisi yaitu dimana suatu keadaan yang memaksakan berbuat
4. Social ekonomi atau pekerjaan yaitu suatu keadaan ekonomi yang dapat
antara lain :
1. Kebutuhan
Proses motivasi terjadi karena adanya kebutuhan atau rasa kekurangan
2. Sikap
Sikap seeorang terhadap suatu obyak melibatkan emosi (perasaan senang atau
mempersepsikan sesuatu.
3. Minat
Adanya minat akan ada perhatian terhadap obyek. Suatu minat yang besar
1) Nilai
Nilai merupakan suatu pandangan individu akan sesuatu hal atau suatu
tersebut.
24
2) Aspirasi
1. Teknik Verbal
Berbicara untuk membangkitkan semangat, pendekatan pribadi, diskusi, dll
3. Teknik intensif
4. Supervisi
keberuntungan.
Dengan imaginasi dan daya khayal yang tinggi maka individu akan
Pada umumnya, yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan motivasi biologis.
Ada beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu dengan 1) tes proyektif, 2)
1. Tes Proyektif
Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam
diri kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan orang, maka
25
kita beri stimulus yang harus diinterprestasikan. Salah satu teknik proyektif
yang banyak dikenal adalah Thematic Apperception Test (TAT). Dalam test
tersebut klien diberikan gambar dan klien diminta untuk membuat cerita dari
power (n-power), kebutuhan untuk berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita tersebut
kita dapat menelaah motivasi yang mendasari diri klien berdasarkan konsep
2. Kuesioner
pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien. Sebagi contoh adalah EPPS
nomer dimana pada masing-masing nomor terdiri dari dua pertanyaan. Klien
diminta memilih salah satu dari dua pertanyaan tersebut yang lebih
dari ke-15 jenis kebutuhan yang dalam tes tersebut, kebutuhan mana yang
paling dominan dari dalam diri kita. Contohnya antara lain, kebutuhan untuk
orang lain, kebtuhan untuk membina hubungan dengan lawan jenis, bahakan
3. Observasi Perilaku
keputusan yang berisiko dan mementingkan kualitas dari pada kuantitas kerja.
(Notoatmodjo, 2010)
d. Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan
perilakunya. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada gambar berikut.
Ketidak seimbangan
motivasi internal: Tujuan-tujuan,
kebutuhan, keinginan, Perilaku insentif, atau
dan harapan imbalan-imbalan
(expectancy)
komponen dasar dari motivasi adalah: (1) Kebutuhan, keinginan, dan harapan. (2)
lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat, dan
oleh lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan
Posyandu Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia
masyarakat itu sendiri dan dilaksanakan bersama oleh masyarakat, lintas sector,
swasta dan organisasi sosial dengan memperhatikan upaya promotif dan preventif
(Permenkes, 2015).
Kegiatan yang terbatas dan tidak rutin setiap bulan dengan frekuensi <
29
sedikit 8 kali setahun), jumlah kader aktif lebih dari tiga akan tetapi
cakupan program utamanya masih rendah yaitu kurang dari 50% serta
langsung. Sasaran langsung adalah pra usia lanjut (45-59 tahun), usia lanjut (60-
30
69 tahun), dan usia lanjut resiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia
lanjut berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. Sasaran tidak
langsung adalah keluarga di mana usia lanjut berada, masyarakat tempat lansia
1. Promotif
hidup sehat, gizi usia lanjut dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani.
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
1. Meja I : Pendaftaran
tentang manfaat posyandu. Pengetahuan lansia akan manfaat Posyandu ini dapat
hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat
yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi
Kedua, jarak rumah dengan lokasi Posyandu yang dekat atau mudah
dijangkau. Jarak Posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau
penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau
lokasi Posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi
lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa muda Untuk menjangkau lokasi
Posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius,
maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti
lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu
32
pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik
tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang
diadakan di Posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang
adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek. Kesiapan
respon.
kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan
naik turun tempat tidur, buanh air besar/kecil dan sebagainya. Kedua,
status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan
33
dicatat pada grafik indeks massa tubuh (IMT). Keempat, pengukuran tekanan
atau cuprisulfat. Keenam, pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus). Ketujuh, pemeriksaan adanya zat
putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
kesehatan.
aspek kesehatan dan gizi Lanjut Usia dan kegiatan olahraga, seperti senam lanjut
usia dan gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran. Untuk kelancaran
penunjang, yaitu tempat kegiatan (gedung, ruangan, atau tempat terbuka), meja
dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteram
6. Iman dan takwa ditingkatkan, hindari dan tangkal situasi yang menegangkan
2. Peningkatan Ketakwaan
keinginan lanjut usia yang selalu berusaha terus memperkokoh iman dan takwa.
diadakan disuatu tempat tertentu atau cara tertentu misalnya pengajian rutin,
kader yang juga direkrut dari kelompok pra usia lanjut. Bersifat dini karena
bagi seluruh lanjut usia baik yang merasa sehat maupun yang merasa adanya
35
2. Penyuluhan gizi
4. Olah raga
Olah raga adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik
dan benar. Manfaat latihan fisik bagi kesehatan adalah sebagai upaya
dapat dilakukan, salah satunya adalah olah raga. Jenis olah raga yang bisa
4. Peningkatan Ketrampilan
diminati oleh lanjut usia. Kegiatan yang selalu bisa mendatangkan rasa gembira
tersebut tidak jarang menjadi obat yang sangat mujarab terutama bagi lansia yang
kebetulan anak cucunya bertempat tinggal jauh darinya atau usia lanjut yang
5. Upaya pencegahan/prevention
penderita tanpa gejala, yang mengidap faktor resiko. Upaya ini dilakukan
Motivasi pelaksanaan
Kegiatan posyandu posyandu lansia :
lansia : 1. Pengetahuan lansia
2. Jarak rumah
1. Promotif dengan lokasi
2. Preventif posyandu
3. Dukungan keluarga
3. Kuratif
4. Sikap yang kurang
4. Rehabilitative baik
1. Teknik verbal
2. Teknik tingkah laku
3. Teknik intensif
4. Supervsi
5. Citra atau image
Mengikuti Posyandu
Keterangan :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
berdasarkan keilmuan (Nursalam, 2017). Pada bab ini akan dijelaskan tentang
yang memuat subjek penelitian, variable yang diteliti dan variable yang
Populasi
Semua lansia yang mengikuti kegiatan posyandu Sakinah di Sukodono sebanyak 65 lansia
Sampling
Total sampling
Sampel
Desain Penelitian
Variabel Penelitian
Motivasi lansia
Pengumpulan Data
kuesioner
Pengelolahan Data
Analisa Data
Analitik Deskriptif
3.3.1 Populasi
ditetapkan oleh peneliti (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini populasinya adalah
40
semua lansia yang terdaftar pada posyandu lansia Sakinah di Sukodono yang
berjumlah 65 lansia.
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau yang sebagian
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010). Yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah semua lansia yang terdaftar pada posyandu
3.3.3 Sampling
dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili dari keseluruan
populasi yang ada (Hidayat, 2010). Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Total Sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2011). Dengan
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Hidayat, 2010). Variable dalam
Definisi Skala
Variabel Indikator Alat Ukur Skor
Operasional Data
Variable Dorongan 1. Pengetahuan Kuisioner Ordinal Sangat setuju = 4
penelitian : yang berasal lansia Setuju = 3
motivasi dari dalam diri 2. Jarak rumah Tidak setuju = 2
lansia seseorang 3. Dukungan Sangat tidak setuju
mengikuti yang keluarga =1
posyandu menyebabkan 4. Sikap kader Klasifikasi :
seseorang terhadap Tinggi = 76-100%
tersebut lansia Sedang = 56-75%
melakukan Rendah = <56%
kegiatan-
kegiatan
tertentu guna
mencapai
suatu tujuan
3.6.1 Instrumen
mengumpulkan data untuk mempermudah pekerjaan dan hasil yang lebih baik dan
mudah diolah (Hidayat, 2010). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini
2014).
(Nursalam, 2017).
1. Tahap persiapan
Sukodono yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu. Setelah itu
Sukodono.
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali data yang dikumpulkan dan
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode atau angka terhadap data dari
kedalam tabulasi. Maka dari itu, jawaban telah ada pada lembar kuesioner
masing-masing, yaitu :
Data Umum
1. Coding Usia
49 – 52 :1
53 – 56 :2
57 – 60 :3
61 – 64 :4
65 – 68 :5
44
69 – 72 :6
73 – 76 :7
Perempuan :2
3. Coding Pendidikan
Tidak Sekolah :1
SD :2
SMP :3
SMA :4
Sarjana :5
4. Coding Pekerjaan
Tidak Bekerja :1
Pensiun :2
Pedagang :3
Swasta :4
Data Khusus
1. Coding Motivasi
Tinggi :1
Sedang :2
Rendah :3
3. Scoring
Scoring adalah langkah pemberian skor pada item-item yang akan diberi skor.
Sangat setuju = 4
45
Setuju = 3
Tidak setuju = 2
Klasifikasi
Tinggi = 76-100%
Sedang = 56-75%
Rendah = <56%
4. Tabulating
(Nursalam, 2011)
menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table atau grafik.
variasi (simpangan baku, variansi, rentang, dan kuartil). Salah satu pengamatan
yang dilakukan pada tahap analisis deskriptif adalah pengamatan terhadap table
frekuensi. Table frekuensi terdiri atas kolom-kolom yang memuat frekuensi dan
persentase untuk setiap kategori (Nursaalm, 2016). Analisis data penelitian ini
atas izin Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Penelitian akan dimulai dengan
meliputi :
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakuakn jika subjek bersedia
untuk diteliti, maka tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
3.7.2 Anonimity
mencantumkan nama subjek pada sumber kuesioner yang diisi oleh subjek lembar
3.7.3 Confidentiality
hanya data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian
3.7.5 Justice
pada semua responden tanpa harus membeda-bedakan dan berlaku adil kepada
semua responden.
DAFTAR PUSTAKA
47
Lampiran 1
Dewi Maslahah
20151660093
48
49
Lampiran 2
Nama :
No responden :
sukodono”
Tanda tangan saya dibawah ini menunjukkan bahwa saya telah bersedia
Surabaya, 2019
Responden
50
KODE :
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER
A. DATA UMUM
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Status Perkawinan :
□ Kawin
□ Tidak Kawin
□ Janda/Duda
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :
B. DATA KHUSUS
Pernyataan Wawancara
Petunjuk :
1. Mohon dijawab pada kolom yang tersedia dengan cara memberi tanda
Pengetahuan
No Pernyataan SS S TS STS
1. Manfaat dari posyandu adalah untuk
meningkatkan kesehatan, serta mampu untuk
mandiri produktif dan berperan aktif.
2. Posyandu lansia meliputi jenis kegiatan :
pemeriksaan kesehatan, penyuluhan kesehatan,
dan pemberian makanan tambahan.
3. Posyandu lansia adalah tempat pelayanan
kesehatan warga lanjut usia
4. Sasaran dari posyandu lansia adalah warga
yang berusia 60 tahun keatas
5. Posyandu lansia adalah tempat pelayanan
kesehatan untuk semua umur
6. Jadawal posyandu lansia dilaksanakan
seminggu sekali
7. lansia dapat melakukan pemeriksaan Tekanan
Darah diposyandu.
8. Lansia dapat melakukan penimbangan Berat
Badan dan pengukuran Tinggi Badan
diposyandu.
9. Lansia mendapatkan makanan tambahan yang
diberikan oleh posyandu.
10. Lansia mendapatkan kegiatan latihan
peregangan otot berupa senam.
11. Lansia mendapatkan informasi dari posyandu
terkait perkembangan kesehatan lansia.
Dukungan Keluarga
No Pernyataan SS S TS STS
Bapak/Ibu datang keposyandu lansia karena
12. mendapatkan dukungan (motivasi) dari
keluarga
Bapak/ibu memeriksa kesehatan ke posyandu
13.
lansia karena kemauan keluarga
Keluarga memandang Bapak/Ibu tidak perlu ke
14. posyandu lansia untuk memeriksakan
kesehatan
Keluarga sangat kecewa apabila bapak/Ibu lupa
15.
memeriksakan kesehatan keposyandu lansia
Keluarga mengingatkan jadwal
16. dilaksanakannya posyandu lansia setiap
minggunya.
17. Keluarga memberikan informasi yang
berhubungan tentang kegiatan posyandu.
52
Sikap
No Pernyataan SS S TS STS
Saya merasa kurang puas dengan pelayanan
22.
yang diberikan oleh petugas posyandu.
Saya merasa petugas posyandu tidak terlalu
23. memperhatikan lansia yang mengikuti
kegiatan.
Para kader posyandu datang tepat waktu dalam
24.
pelaksanaan kegiatan posyandu
25. Tempat yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan posyandu sudah sesuai dengan
harapan Bapak/Ibu
26. Petugas/kader memberikan saran dalam
meningkatkan kesehatan Bapak/Ibu
27. Petugas/kader melakukan kunjungan kerumah
Bapak/Ibu
28. Informasi kesehatan yang diberikan oleh kader
posyandu sudah sesuai harapan bapak/Ibu