Askep - Diare - Anak - Ruang - Marwah New
Askep - Diare - Anak - Ruang - Marwah New
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan.
Harapan kami semoga laporan kasus ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi laporan kasus ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Laporan kasus kami ini masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan kasus ini.
Surabaya , 25 September 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ( JUDUL)....................................................
KATA PENGANTAR...............................................................
DAFTAR ISI.............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................
1.2 Tujuan Masalah .................................................................
1.3 Manfaat
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
2.1Definisi Diare ....................................................
2.2 Etiologi Diare ..............................................................
2.3 Manifestasi klinis Diare...............................................
2.4Pemeriksaan Diagnostik Diare a...................................
2.5 Penatalaksanaan Diare .................................................
2.6 Web Of Causation (WOC)
2.7 Pengkajian Diare......................................
2.8 Diagnosa Keperawatan Diare …………
2.8 Intervensi Keperawatan Diare ………………….......
BAB III
BAB IV PENUTUP
DaftarPustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, serta membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Menurut badan kesehatan dunia (Woeld Health Organization/ WHO)
mencatat diare sebagai penyebab nomor kedua kematian pada anak dibawah
lima tahun dieluruh dunia. Penyakit diare masih sering menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB) seperti halnya kolera dengan jumlah penderita
yang banyak dalam waktu yang singkat. Namun dengan tata laksana diare
yang cepat, tepat, dan bermutu, maka kematian dapat ditekan seminimal
mungkin. Pada bulan Oktober 1992 ditemukan El Tor di tahun 1993 dan
kemudian menghilang dalam tahun 1995 – 1996, kecuali di India dan
bangladesh yang masih ditemukan. Sementara E. Coli 0157 sebagai
penyebab diare berdarah dan HUS (Haemolytic Uremia Syndrome). KLB
pernah terjadi di Amerika Serikat, Jepang, Afrika Selatan, dan Australia. Di
Indonesia, kedua strain diatas belum pernah terdeteksi.Diare mengancam
nyawa dan berisiko menyebabkan kematian karena potensi dehidrasi
(kekurangan cairan) dan kekurangan elektrolit, serta mal nutrisi (kekurangan
gizi). Yang sebenranya penyakit ini dapat dicegah dan diobati.
BAB II
STUDI LITERATUR
A. DEFINISI
Diare adalah didefinisikan sebagai pasase feses cair lebih dari tiga kali
dalam sehari disertai kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses
(sodikin 2011). Diare adalah suatu penyakit dimana tinja atau feses berubah
konsistensinya menjadi lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari nornal
yaitu 4 x dewasa, 3 kali pada anak-anak. (dr. Yekti Mumpuni, dkk.2016).
Diare merupakan suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan
bentuk dan komsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bbertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1
hari) (wahit ibal mubarak, dkk.2015).
Diare adalah produksi tinja yang lebih cair dibandingkan biasanya dan
frekuensi buang air besar (BAB) menjadi lebih sering. (dr.
Arifianto,SpA.2013). Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya di tandai dengan peningkatan volume
keenceran serta frekuensi lebih dari 3x dan pada anak neonatus lebih dari 4x
sehari dengan atau tanpa lendir (alimun.2008)
B. KLASIFIKASI
1. Diare akut yaitu diare yang dikarakteristikkan oeh perubahan tiba-tiba
dengan frekuensi dn kualitas defekasi dan terjadi selama 3-5 hari
2. Diare berkepanjangan yaitu diare yang terjadi lebih dari 7 hari
3. Diare kronis yaitu diare yang terjadi lebih dari 2 minggu
C. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
a. Internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak meliputi
Infeksi bakteri : vibrio, ecolli, salmonela
Infeksi virus : enterovirus, adenovirus dll
Infeksi parasit : cacing (esoanis, fricuris) jamur (kandida albacons)
b. Parinternal : infeksi terjadi di luar saluran penernaan yaitu OMA
(otitis media akut ) tonsilitas, tonsilofaringitis, broncopneumia,
ensefalitas ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah
2 tahun.
2. Malabsorsi
Terjadi jika kemampuan usus mencerna atau menyerap nutrien tertentu
terganggu dan dapat di sebabkan oleh gangguan pencamouran makanan
(gangguan pencernaan) atau kerusakan enterosit/zat pengangkut di
permukaannya (gangguan penyerapan)
Dalam kapasitas transpor,usus halus jauh melebihi kolon (karena luas
permukaan brush barder yang sangat besar) karena itu,infeksi,zat
toksik,atau kausa lain peningkatan sekresi di usus halus dapat
mengalahkan mekanisme absorsi di kolon sehingga terjadi diare
a. Malabsorsi karbohidrat
b. Malabsorsi lemak
c. Malabsorsi protein
3. Faktor Makanan
a. Makanan basi
b. Makanan beracun
c. Alergi terhadap makanan
Alergi : kondisi dimana tubuh memiliki respon yang berlebihan
terhadap suatu zat (misalnya makanan/obat)
Penyebab : riwayat genetik,adanya ketidak matangan saluran
pencernaan,paparan makanan yang bersifat alergen terlalu dini
4. Faktor psikologis
a. Takut
b. Cemas
D. Tanda dan Gejala
1. Suhu meningkat
2. Nafsu makan menurun
3. Berat badan turun
4. Gelisah
5. Demam
6. Muntah
7. Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya lama-lama tinja berwarna
hijau dan asam
8. Anus lecet
9. Turgor kulit kering
10. Mata cowong
11. Ubun ubun cekung
E. PATOFISIOLOGIS
secara umum mekanisme dasar yang dapat menyebabkan diare adalah :
1. Gangguan osmotic, kondisi ini berhubungan dengan asuapan makanan/ zat
yang sukar diserap oleh mukosa intestinal dan akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbullah diare.
2. Respon inflamasi mukosa, terutama pada seluruh permukaan intestinal
akibat produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan respon
peningkatan aktivitas secret air dan elektrolit oleh dinding usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. gangguan motilitas usus, terjadi hiperparistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbullah
diare, sebaliknya bila paristaltik usus menurun akan mengakibatkan
peningkatan bakteri yang selanjutnya dapat menimbulkan diare juga,
( Muttaqin, 2011)
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan,
faktor diantaranya Pertama faktor infeksi, proses ini diawali dengan adanya
mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam salura pencernaan yang
kemudian berkembang didalam usus dan merusak sel mukosa usus yang
dapat menurunkan daerah permukaan usus, selanjutnya terjadi perubahan
kapasitas usus yang ahirnya mengakibatkan gangguan funsi usus dala
absorbsi cairan dan elektrolit atau juga dapat dikatakan adanya toksin bakteri
yang menyebabkan sistem transport akatif dalam usus sehingga sel mukosa
mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan
meningkat. Kedua, faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam
melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat
sehingga terjadi pergeseran cairan dan elektrolit kerongga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare. Ketiga, faktor
malabsorbsi makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu
diserab dengan baik sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang
menyebabkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang
kemudian menyebabkan diare. Keempat, faktor psikologis, faktor inin dapat
mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang ahirnya
mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare.
F. WOC
ETIOLOG
DIARE
J. Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan cairan pada pasien diare harus memperhatikan derajat
dehidrasi dan keadaan umum pasien
2. Cairan peroral
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan cairan peroral
berapa NaCl dan NaHCO3,kcl dan glukosa untuk diare akut pada anak di
atas 6 bulan dengan kadar natrium 90mg/l pada anak di bawah 6 bulan
kadar natrium 50-60mg/l yang biasanya di sebut oralit.
3. Cairan parenteral
Ada jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan pasien tetapi
semuanya tergantung tersediaya cairan pada umumna cairan ringer laktat
(RL) di berikan tergantug berat badn atau derajat dehidrasi yang di
perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat
badan.
4. Pengobatan dielatik
a. Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat
badan kurang 7 kg jenis makanannya
b. Susu (ASI)
c. Makanan setengah padat atau bubur
d. Susu khusus yang di sesuaikan dengan kelainan yang di temukan
5. Obat obatan
a. Obat antisekresi
b. Obat antibiotic
K. Derajat dehidrasi
Dehidrasi Dehidrasi
Tanda dan Gejala Dehidrasi Berat
Ringan Sedang
KU dan kondisi Haus, sadar, Haus, gelisah, Mengantuk, lemas,
bayi gelisah inritable koma, ektermitas dingin
Dalam mungkin
Pernafasan normal Dalam &cepat
cepat
Berkurang, warna
Urin normal Uri ,Vu kosong
tua
Perkiraan hilang
40-50ml/kg 60-90 100-110
cairan
Dehidrasi ringan : penurunan cairan tubuh kurang dari 5 % berat badan gejala
umum yaitu haus,bibir kering dan lemas
Dehidrasi sedang : penurunan cairan tubuh antara 5-10% BB pada tingkat
dehidrasi sedag penderita tampak haus
Dehidrasi berat : penurunan cairan tubuh antara 10-15% BB gejalanya selain
gejala klinis yang terlihat pada dehidrasi ringan dan sedang pada keadaan ini juga
terlihat nafas yang cepat dan dalam kekenyalan kulit sangat menurun,kondisi
tubuh sangat lemas,kesadaran meurun,nadi cepat.
ASUHAN KEPERAWATAN
TEORITIS
1. Pengkajian
a. Identifikasi : nama pasien, tanggal lahir, diagnosa media, umur, jenis
kelamin, nama orang tua, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, no
registrasi
b. Keluhan utama
BAB lebih dari 3x
c. Riwayat penyakit sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darahh atau lendir
saja, konsistensi cair, frekuensi 3x
d. Riwayat penyakit dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotik atau
kartilosteroid jangka panjang, alergi makanan, ISPA, ISK, OMA,, campak
e. Riwayat prenatal, natal dan post natal
Pranatal : kelainan beberapa, tanggal lahir, gestesi (fullterm,
premature, post matur), abortus / lahir hidup, kesehatan sebelumnya
selama kehamilan, obat-obatan yang dikonsumsi
Natal : lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-
obatan yang menolong persalinan, penyakit persalinan
Post natal : berat badan, tinggi badan, kondisi kesehatan baik,
apgar skor dan ada/tidak ada kelainan kongiental
f. Riwayat imunnisasi
Polio, hepatitis, BCG, PDT, campaksudah lengkap pada usia 3 tahun,
reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain,
gamma globin atau transfusi, pemberian tuberkuli test dan reaksinya
g. Pola fungsi kesehatan
Aktifitas / latihan : lemah, gelisah, ansietas
Eliminasi : bising usus menurun / meningkat, oliguri / anuri
Nutrisi : mual, muntah, penurunan BB, haus
Sexualitas : lesi sekitas anus
Istirahat dan tidur: tidak dapat tisur, gelisah, ansietas
Spiritual : dapat diajarkan cara berdo’a
Psikososial : menyukai mainan, bergantung pada orang tua
h. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : lemah, gelisah, ansietaas, kesadaran menurun
Pengukuran TTV : berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, lingkar dada
Kepala : ubun-ubun cekung, pada anak usia 1 tahun tidak teraba
cekung dikarenakan sudah menutup
Mata cowong
Sistem pencernaan ; mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltik meningkat, nafsu makan menurun, mual muntah.
Sistem pernfasan : dipsnea, pernafasan cepat >40 x/menit karena
ansietas metanolik (kontraksi otot pernafasan)
Sistem kardiovaskuler ; nadi cepat >120 x/menit dan lemah
Sistem integumen : turgor kulit tidak elastis, akral hangat, akral
dingin waspada syok, CRT >2 detik, kemerahan pada periannal
Sistem perkemihan : oliguri / anuriia
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan keseimbangan cairan
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Resiko syok hipovolemik
3. Intervensi
Diagnosa I : Gangguan keseimbangan cairan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
masalah teratasi
Kriteria Hasil :
a. Keluarga paien mengetahui penyebab masalah yang terjadi
b. Keluarga pasien kooperatif selama tindakan keperawatan berlangsung
c. Turgor elatis
d. Mukosa bibir lembab
e. Pasien tampak tidak lemas, nafsu minum meningkat
Rencana Keperawatan
1. Ukur tanda – tanda vital
R/: untuk mengetahui ketidaknormalan fisiologis tubuh
2. Identifikasi keadaan mukosa / tanda – tanda dehidrasi
R/: untuk mengetahui tingkat / derajat dehidrasi dan mengantisipasi
tindakan syok hipovolumik
3. Pantau intake dan output
R/: untuk mengetahui keseimbangan keluaran cairan klien sehingga
dapat diketahui status dehidrasi
4. Timbang berat badan tiap hari
R/: menditeksi kehilangan cairan karena penurunan 1kg BB = 1lt
5. Anjurkan kelurga untuk memberi minum ASI / P-ASI (1200 cc/hari)
R/: untuk mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan klien
6. Kolaborasi dalam pemberian cairan perenteral Kaen 3B 1000cc/24 jam
R/: untuk mengganti dan mempertahankan cairan yang hilang sesuai
kebutuhan dan BB anak
7. Kolaborasi dalam pemberian obat ampixilin, Vit A, Zink Pro
R/: sebagai antibiotik dan anti sekresi untuk mencegah dan
menghambat kehilangan cairan melalui diare
8. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pengaturan diit
R/: mempertahankan status gizi anak agar tidak turun
DAFTAR PUSTAKA
Masalah Keperawatan :
Defisit pengetahuan
………………………………………………………………………………
4. Kesadaran :
Kesadaran komposmentis GCS 4:5:6 ....
5. TTV : Suhu : 36 derajat Celcius
RR : 28x/ment
Nadi : 117x/menit
6. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan :
BB saat ini : 7 Kg, TB : 67cm
LK : 42 cm, LD : .....cm, LLA :.12cm
BB lahir : 27gr BB sebelum sakit : ...........kg
Panjang lahir : 31cm
SMRS ibu mengatakan anak diberikan ASI susu formula 3x120 cc/24 jam
makan diberikan bubur putih
Masalah Keperawatan :
3. Pola Eliminasi
Eliminasi Alvi
SMRS ibu mengatakan sebelum sakit anaknya BAB 1-2 kali sehari dengan
konsentrasi lembek, bau khas, berwarna kuning
MRS ibu pasien mengatakan anaknya BAB 8 kali dengan konsentrasi cair
berwarna kuning bau khas feses dari timbangan pampers didaptkan hasil 450
cc.............................................................................................................................................
Eliminasi Uri
SMRS ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya BAK kurang lebuh 5-6
kali ganti pampers
MRS ibu pasien mengatakan BAK selalu disertai dengan diare 8 kali ganti
pampers
Masalah Keperawatan :
Hipovolemia
Biceps Triceps
\ \
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
+ + + +
Knee Achiles
\
Refleks Patologis
Dextra Sinistra Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Masalah Keperawatan :
Ansietas……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
1. Diare
2. Hivolemia
3. Gangguan Pola Tidur
4. Ansietas
ANALISA DATA
DO :
- Feses Cair
- Nyeri tekan pada abdomen
- Bising usus hiperaktif
- Lab :
HB : 8.4 g/dl
Hematokrit : 26.1%
DO :
cairan yang keluar ↑
- Terpasang infus dengan
cairan KA-EN 3B 600cc/24 cairan yang masuk ↓
Jam
- Feses Cair
- Mukosa bibir kering gangguan keseimbangan
- Turgor kulit menurun
cairan elektrolit
- Output > Input = 1.888
- Lab :
HB : 8.4 g/dl
Dehidrasi
Hematokrit : 26.1%
21-09-2019
EVALUASI
Nama Pasien : No. Register :
Umur : Diagnosa Medis :