Anda di halaman 1dari 42

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan.
Harapan kami semoga laporan kasus ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi laporan kasus ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Laporan kasus kami ini masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan kasus ini.
Surabaya , 25 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ( JUDUL)....................................................
KATA PENGANTAR...............................................................
DAFTAR ISI.............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................
1.2 Tujuan Masalah .................................................................
1.3 Manfaat
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
2.1Definisi Diare ....................................................
2.2 Etiologi Diare ..............................................................
2.3 Manifestasi klinis Diare...............................................
2.4Pemeriksaan Diagnostik Diare a...................................
2.5 Penatalaksanaan Diare .................................................
2.6 Web Of Causation (WOC)
2.7 Pengkajian Diare......................................
2.8 Diagnosa Keperawatan Diare …………
2.8 Intervensi Keperawatan Diare ………………….......
BAB III
BAB IV PENUTUP

DaftarPustaka

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, serta membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Menurut badan kesehatan dunia (Woeld Health Organization/ WHO)
mencatat diare sebagai penyebab nomor kedua kematian pada anak dibawah
lima tahun dieluruh dunia. Penyakit diare masih sering menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB) seperti halnya kolera dengan jumlah penderita
yang banyak dalam waktu yang singkat. Namun dengan tata laksana diare
yang cepat, tepat, dan bermutu, maka kematian dapat ditekan seminimal
mungkin. Pada bulan Oktober 1992 ditemukan El Tor di tahun 1993 dan
kemudian menghilang dalam tahun 1995 – 1996, kecuali di India dan
bangladesh yang masih ditemukan. Sementara E. Coli 0157 sebagai
penyebab diare berdarah dan HUS (Haemolytic Uremia Syndrome). KLB
pernah terjadi di Amerika Serikat, Jepang, Afrika Selatan, dan Australia. Di
Indonesia, kedua strain diatas belum pernah terdeteksi.Diare mengancam
nyawa dan berisiko menyebabkan kematian karena potensi dehidrasi
(kekurangan cairan) dan kekurangan elektrolit, serta mal nutrisi (kekurangan
gizi). Yang sebenranya penyakit ini dapat dicegah dan diobati.

1.2 Tujuan Penulis (Masalah)


Tujuan dari pembuatan makalah ini yang ingin dicapai diantaranya :
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.1.1 Untuk mengetahui definisi diare.
1.2.1.2 Untuk mengetahui etiologi diare
1.2.1.3 Untuk mengetahui manifestasi klinisdiare
1.2.1.4 Untuk mengetahui pemeriksaan diare
1.2.1.5 Untuk mengetahui penatalaksanaan diare
1.2.1.6 Untuk mengetahui pengkajian pada pasiendiare
1.2.1.7 Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien diare
1.2.1.8 Untuk mengetahui intervensi (SLKI dan SIKI)pada pasien
diare
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Untuk memenuhi tugas pengalaman belajar praktikaII
keperawatan anak ruang anak ( marwah 2 C ) Rsu. Haji
Surabaya
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat untuk mahasiswa
1.3.1.1 Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang
penyakit diare beserta Asuhan keperawatannya.

1.3.2 Manfaat untuk pembimbing


1.3.2.1 Laporan kasus ini dapat dijadikan tolak ukur sejauh mana
mahasiswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan dan
sebagai bahan pertimbangan pembimbing dalam menilai
mahasiswq.

BAB II
STUDI LITERATUR
A. DEFINISI
Diare adalah didefinisikan sebagai pasase feses cair lebih dari tiga kali
dalam sehari disertai kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses
(sodikin 2011). Diare adalah suatu penyakit dimana tinja atau feses berubah
konsistensinya menjadi lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari nornal
yaitu 4 x dewasa, 3 kali pada anak-anak. (dr. Yekti Mumpuni, dkk.2016).
Diare merupakan suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan
bentuk dan komsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bbertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1
hari) (wahit ibal mubarak, dkk.2015).
Diare adalah produksi tinja yang lebih cair dibandingkan biasanya dan
frekuensi buang air besar (BAB) menjadi lebih sering. (dr.
Arifianto,SpA.2013). Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya di tandai dengan peningkatan volume
keenceran serta frekuensi lebih dari 3x dan pada anak neonatus lebih dari 4x
sehari dengan atau tanpa lendir (alimun.2008)
B. KLASIFIKASI
1. Diare akut yaitu diare yang dikarakteristikkan oeh perubahan tiba-tiba
dengan frekuensi dn kualitas defekasi dan terjadi selama 3-5 hari
2. Diare berkepanjangan yaitu diare yang terjadi lebih dari 7 hari
3. Diare kronis yaitu diare yang terjadi lebih dari 2 minggu
C. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
a. Internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak meliputi
 Infeksi bakteri : vibrio, ecolli, salmonela
 Infeksi virus : enterovirus, adenovirus dll
 Infeksi parasit : cacing (esoanis, fricuris) jamur (kandida albacons)
b. Parinternal : infeksi terjadi di luar saluran penernaan yaitu OMA
(otitis media akut ) tonsilitas, tonsilofaringitis, broncopneumia,
ensefalitas ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah
2 tahun.
2. Malabsorsi
Terjadi jika kemampuan usus mencerna atau menyerap nutrien tertentu
terganggu dan dapat di sebabkan oleh gangguan pencamouran makanan
(gangguan pencernaan) atau kerusakan enterosit/zat pengangkut di
permukaannya (gangguan penyerapan)
Dalam kapasitas transpor,usus halus jauh melebihi kolon (karena luas
permukaan brush barder yang sangat besar) karena itu,infeksi,zat
toksik,atau kausa lain peningkatan sekresi di usus halus dapat
mengalahkan mekanisme absorsi di kolon sehingga terjadi diare
a. Malabsorsi karbohidrat
b. Malabsorsi lemak
c. Malabsorsi protein
3. Faktor Makanan
a. Makanan basi
b. Makanan beracun
c. Alergi terhadap makanan
Alergi : kondisi dimana tubuh memiliki respon yang berlebihan
terhadap suatu zat (misalnya makanan/obat)
Penyebab : riwayat genetik,adanya ketidak matangan saluran
pencernaan,paparan makanan yang bersifat alergen terlalu dini
4. Faktor psikologis
a. Takut
b. Cemas
D. Tanda dan Gejala
1. Suhu meningkat
2. Nafsu makan menurun
3. Berat badan turun
4. Gelisah
5. Demam
6. Muntah
7. Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya lama-lama tinja berwarna
hijau dan asam
8. Anus lecet
9. Turgor kulit kering
10. Mata cowong
11. Ubun ubun cekung

E. PATOFISIOLOGIS
secara umum mekanisme dasar yang dapat menyebabkan diare adalah :
1. Gangguan osmotic, kondisi ini berhubungan dengan asuapan makanan/ zat
yang sukar diserap oleh mukosa intestinal dan akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbullah diare.
2. Respon inflamasi mukosa, terutama pada seluruh permukaan intestinal
akibat produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan respon
peningkatan aktivitas secret air dan elektrolit oleh dinding usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. gangguan motilitas usus, terjadi hiperparistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbullah
diare, sebaliknya bila paristaltik usus menurun akan mengakibatkan
peningkatan bakteri yang selanjutnya dapat menimbulkan diare juga,
( Muttaqin, 2011)
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan,
faktor diantaranya Pertama faktor infeksi, proses ini diawali dengan adanya
mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam salura pencernaan yang
kemudian berkembang didalam usus dan merusak sel mukosa usus yang
dapat menurunkan daerah permukaan usus, selanjutnya terjadi perubahan
kapasitas usus yang ahirnya mengakibatkan gangguan funsi usus dala
absorbsi cairan dan elektrolit atau juga dapat dikatakan adanya toksin bakteri
yang menyebabkan sistem transport akatif dalam usus sehingga sel mukosa
mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan
meningkat. Kedua, faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam
melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat
sehingga terjadi pergeseran cairan dan elektrolit kerongga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare. Ketiga, faktor
malabsorbsi makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu
diserab dengan baik sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang
menyebabkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang
kemudian menyebabkan diare. Keempat, faktor psikologis, faktor inin dapat
mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang ahirnya
mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare.

F. WOC
ETIOLOG

Faktor infeksi malabsorsi Faktor makanan Faktor


Internal: Parinteral: M. Makanan basi, Takut, Cemas
infeaksi tongisilitas, karbonhidrat beracun,
bakteri, tongsilafaringit M. Lemak Merangsang
virus. is, hiperperistalti saraf
parasir broncopneumia Ekspansi k hipotalamus
Invasi mukosa usus produksi ekstraseluler
yang berlebih ↑ mortaliatas
Trasit time
Tekanan osmotik ↑ untuk absorsi
Hipo nutrisi ↓ absorsi di usus
Pergeseran air dan osmolalitas
elektrolit ke rongga usus exstarseluler Tekanan
osmotik dan
hiperperistalti Natrium ↓, rongga usus↑
kalium ↓
Menurunnya penyerapan

DIARE

↑ pereistaltik Merangsang Cairan yang keluar Distribusi O2


usus hipotalamus ↑ cairan yang ke sel ↓
↓ kesempatan pusat pengatur masuk ↓
untuk Devisit volume Ketidak
penyerapan Suhu tubuh ↑ cairan dan seimbangan O2
makan elektrolit dan CO2
Makan tidak Hipertermi Syok hipovolemik
diabsorsi Asidosis Terkompens
↑ retraksi metabolik asi asidosis
Faso montriksi sel
Nutisi kurang reabsorsi metabolik
dari kebutuhan natrium, kalium, Sesak respiratorik
Suplai makan ke
H2O
pembulu darah ↓
Resiko Hiperventilasi
Gg perfusi
terjadinya jaringan
kejang Sulplai O2 ↓ Energi ↑
Resiko cidera
Penyempitan ATP ↓
pembulu darah
Pola napas
Malase
Hipertensi tidak efektif
Gg pola
Resiko infeksi Merusak Gg Intergritas aktivitas
pertahan tubuh kulit Pengunan
popok
G. Komplikasi
Terjadi kelembapan
1. Dehidrasi asam
2. Kejang
3. Malnutrisi
4. Hipoglikemia
5. Itoleransi skunder akibat kerusakan mukosa usus
H. Pencegahan untuk diare
1. Air susu ibu
Asi dari seorang ibu yang sehat selalu sangat steril dan tidak mungkin
menyebabkan infeksi diare asi mengandung anti body (protein kekebalan
tubuh) yang membunuh bakteri merugikan susu dari botol yang kotor
sering mengandung kuman-kuman yang dapat menyebabkan diare.
2. Buang air besar pada tempat yang telah di sediakan
3. Jauhkan kotor manusia dari air minum,gunakan WC atau kamar mandi
kalau tidak ada fasilitas untuk buang air besar,maka puskesmas bisa
membantu membangunnya.
4. Gunakan air bersih agar aman.
5. Jika masih ragu dengan kebersihan air,masak airnya atau ikuti petunjuk
desinfeksi kimia.
6. Cuci tangan
Cuci tangan setelah buang air dan sebelum makan atau menyentuh
makanan.
7. Jauhkan lalat dari makanan
Lalat sering membawa kuman merugikan dari kasus ke tempat makanan
selalu tutup makanan
8. Hindari anak untuk makanan yang kotor.
9. Jangan biarkan anak makan-makanan yang sudah jatuh ke lantai
I. Pemeriksaan penunjan
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan tinja (feses lengkap,FT,CT)
Pemeriksaan kadar urium dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,bila
memungkinkan dengan menentukan keseimbangan gas darah
2. Pemeriksaan elektrolit intubasi dudenum
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif terutama di
lakukan pada penderita diare kronis.

J. Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan cairan pada pasien diare harus memperhatikan derajat
dehidrasi dan keadaan umum pasien
2. Cairan peroral
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan cairan peroral
berapa NaCl dan NaHCO3,kcl dan glukosa untuk diare akut pada anak di
atas 6 bulan dengan kadar natrium 90mg/l pada anak di bawah 6 bulan
kadar natrium 50-60mg/l yang biasanya di sebut oralit.
3. Cairan parenteral
Ada jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan pasien tetapi
semuanya tergantung tersediaya cairan pada umumna cairan ringer laktat
(RL) di berikan tergantug berat badn atau derajat dehidrasi yang di
perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat
badan.
4. Pengobatan dielatik
a. Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat
badan kurang 7 kg jenis makanannya
b. Susu (ASI)
c. Makanan setengah padat atau bubur
d. Susu khusus yang di sesuaikan dengan kelainan yang di temukan
5. Obat obatan
a. Obat antisekresi
b. Obat antibiotic

K. Derajat dehidrasi
Dehidrasi Dehidrasi
Tanda dan Gejala Dehidrasi Berat
Ringan Sedang
KU dan kondisi Haus, sadar, Haus, gelisah, Mengantuk, lemas,
bayi gelisah inritable koma, ektermitas dingin

anak kecil Sadar,gelisah,ekstermitas


Haus , sadar, Haus, sadar,
Anak >besar dan dingin,kulit jari tangan
gelisah pusing
dewasa keriput,kejang otot

Nadi radialis normal Cepat & lemah Cepat,halus

Dalam mungkin
Pernafasan normal Dalam &cepat
cepat

Elastisitas kulit baik Lambat Sangat lambat

Ubun-ubun besar normal Cekung Sangat cekung

Mata normal Cekung Sangat cekung

Air mata ada Kering Sangat kering

Selaput lendir lembab Kering Sangat kerig

Berkurang, warna
Urin normal Uri ,Vu kosong
tua

TD sistolik N N-rendah < 80 mmHg,tak terukur

% kehilangan berat 4-5 % 6-9% 10%>

Perkiraan hilang
40-50ml/kg 60-90 100-110
cairan

Dehidrasi ringan : penurunan cairan tubuh kurang dari 5 % berat badan gejala
umum yaitu haus,bibir kering dan lemas
Dehidrasi sedang : penurunan cairan tubuh antara 5-10% BB pada tingkat
dehidrasi sedag penderita tampak haus
Dehidrasi berat : penurunan cairan tubuh antara 10-15% BB gejalanya selain
gejala klinis yang terlihat pada dehidrasi ringan dan sedang pada keadaan ini juga
terlihat nafas yang cepat dan dalam kekenyalan kulit sangat menurun,kondisi
tubuh sangat lemas,kesadaran meurun,nadi cepat.
ASUHAN KEPERAWATAN
TEORITIS

1. Pengkajian
a. Identifikasi : nama pasien, tanggal lahir, diagnosa media, umur, jenis
kelamin, nama orang tua, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, no
registrasi
b. Keluhan utama
BAB lebih dari 3x
c. Riwayat penyakit sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darahh atau lendir
saja, konsistensi cair, frekuensi 3x
d. Riwayat penyakit dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotik atau
kartilosteroid jangka panjang, alergi makanan, ISPA, ISK, OMA,, campak
e. Riwayat prenatal, natal dan post natal
 Pranatal : kelainan beberapa, tanggal lahir, gestesi (fullterm,
premature, post matur), abortus / lahir hidup, kesehatan sebelumnya
selama kehamilan, obat-obatan yang dikonsumsi
 Natal : lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-
obatan yang menolong persalinan, penyakit persalinan
 Post natal : berat badan, tinggi badan, kondisi kesehatan baik,
apgar skor dan ada/tidak ada kelainan kongiental
f. Riwayat imunnisasi
Polio, hepatitis, BCG, PDT, campaksudah lengkap pada usia 3 tahun,
reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain,
gamma globin atau transfusi, pemberian tuberkuli test dan reaksinya
g. Pola fungsi kesehatan
 Aktifitas / latihan : lemah, gelisah, ansietas
 Eliminasi : bising usus menurun / meningkat, oliguri / anuri
 Nutrisi : mual, muntah, penurunan BB, haus
 Sexualitas : lesi sekitas anus
 Istirahat dan tidur: tidak dapat tisur, gelisah, ansietas
 Spiritual : dapat diajarkan cara berdo’a
 Psikososial : menyukai mainan, bergantung pada orang tua
h. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : lemah, gelisah, ansietaas, kesadaran menurun
 Pengukuran TTV : berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, lingkar dada
 Kepala : ubun-ubun cekung, pada anak usia 1 tahun tidak teraba
cekung dikarenakan sudah menutup
 Mata cowong
 Sistem pencernaan ; mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltik meningkat, nafsu makan menurun, mual muntah.
 Sistem pernfasan : dipsnea, pernafasan cepat >40 x/menit karena
ansietas metanolik (kontraksi otot pernafasan)
 Sistem kardiovaskuler ; nadi cepat >120 x/menit dan lemah
 Sistem integumen : turgor kulit tidak elastis, akral hangat, akral
dingin waspada syok, CRT >2 detik, kemerahan pada periannal
 Sistem perkemihan : oliguri / anuriia
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan keseimbangan cairan
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Resiko syok hipovolemik
3. Intervensi
Diagnosa I : Gangguan keseimbangan cairan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
masalah teratasi
Kriteria Hasil :
a. Keluarga paien mengetahui penyebab masalah yang terjadi
b. Keluarga pasien kooperatif selama tindakan keperawatan berlangsung
c. Turgor elatis
d. Mukosa bibir lembab
e. Pasien tampak tidak lemas, nafsu minum meningkat
Rencana Keperawatan
1. Ukur tanda – tanda vital
R/: untuk mengetahui ketidaknormalan fisiologis tubuh
2. Identifikasi keadaan mukosa / tanda – tanda dehidrasi
R/: untuk mengetahui tingkat / derajat dehidrasi dan mengantisipasi
tindakan syok hipovolumik
3. Pantau intake dan output
R/: untuk mengetahui keseimbangan keluaran cairan klien sehingga
dapat diketahui status dehidrasi
4. Timbang berat badan tiap hari
R/: menditeksi kehilangan cairan karena penurunan 1kg BB = 1lt
5. Anjurkan kelurga untuk memberi minum ASI / P-ASI (1200 cc/hari)
R/: untuk mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan klien
6. Kolaborasi dalam pemberian cairan perenteral Kaen 3B 1000cc/24 jam
R/: untuk mengganti dan mempertahankan cairan yang hilang sesuai
kebutuhan dan BB anak
7. Kolaborasi dalam pemberian obat ampixilin, Vit A, Zink Pro
R/: sebagai antibiotik dan anti sekresi untuk mencegah dan
menghambat kehilangan cairan melalui diare
8. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pengaturan diit
R/: mempertahankan status gizi anak agar tidak turun

Diagnosa II : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


Tujuan : setelah dilakukannya tindakan keperawatan selama 3x24
jam, masalah teratasi
Kriteria hasil :
1. TTV dalam batas normal
2. Tugor elastis
3. Membran mukosa bibir basah
4. Mata tidak cowong
5. Konsistensi BAB lembek, frekuensi 1x/hari
Rencana tindakan
1. Diskusikan pemberian obat (makanan berserat tinggi, lembek dan air
terlalu panas dan dingin )
R/: serat tinggi, lembek, air panas atau dingin dapat mengiritasi lambung
dan usus
2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau tak sedap, sajikan
makan dalam keadaan hangat
R/: situasi yang nyaman, roleks akan merangsang nafsu makan
3. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
R/: mengurangi pemakaian energi yang berlebihan
4. Monitor intake dan output dalam 24 jam
Mengetahui jumlah output dapat merencanakan jumlah nutrisi yang di
butuhkan
5. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
R/: menghindari mual dan muntah
6. Kolaborasi dengan ahli gizi
R/: mengetahui kebutuhhan nutrisi

Diagnosa III : resiko syok hipovolemik


Tujuan : setelah dilakukannya tindakan keperawatan selama 3x24
jam, masalah teratasi
Kriteria hasil :
1. Tidak terjadi syok hupovolemik
2. TTV dalam batas normal
3. Tugor elastis
4. Membran mukosa bibir basah
5. Mata tidak cowong
6. Konsistensi BAB lembek, frekuensi 1x/hari
Rencana tindakan
1. Pantau tanda dan gejala cairan dan elektrolit
R/: penurunan sirkulasi volume menyebabkan kekeringan mukosa dan
pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi penganti cairan
segera untuk memperbaiki devisit
2. Pantau intak dan output
R/: dehidrasi dapat mengakibatkan laju vitrasi glomerulus membuat
keluaran tidak adekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.
3. Timbang berat badan px setiap hari
R/: mendeteksi kehilangan cairan, penurunan 1 Kg berat badan berarti
kehilangna cairan 1 liter
4. Kaji TTV Px
R/: mengetahui ketidak normalan fisiologis tubuh.
5. Anjurkan keluarga untuk memberikan ASI
R/: mengatikan dan mempertahankan keseimbangan cairan secara oral
6. Kolaborasi dengan pemberian cairan parental IV line
R/: menganti cairan elektrolit secara adekuat dan cepat
7. Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan antibiotik, anti sekresi, anti
spasmolitik.
R/: anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar
seimbang, anti biotik untuk anti bakteri bersprektrum luas untuk
menghambat adoktisin, anti spasmolitik untuk proses absorsi normal.

DAFTAR PUSTAKA

Sodikin. M.Kes. Keperawatan Anak : Gangguan Percernaan. Jakarta :


GGC .2011
Mubaraq, wghil, iqbal, dkk. Asuhan Keperawatan dan Proosedur Tetap
dalm Praktik Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Dalam Praktik Klinik. Jakarta :
Salemba Medika.2015
Behrman, Richard E, Robert M, Klegman. Nelson Esensi Pediatri. Jakarta :
EGC.2010
Maharani, Sabrina. Mengenali dan Memahami berbagai Gangguan
Kesehatan Anak. Yogyakarta: Kata Hati.2012
Pudjiadi, SpA, dr Marisa., dkk. 250 Tanya Jawab Kesehatan Anak. Jakarta :
GAIA. 2013
Gunardi, Hartono, dkk. Kumpulan Tips Pediatri. Jakarta. Badan Penrbit
IBI.2011
Murtiye,Alvin. All About kesehatan Anak. Yogyakarta:Transidea
Publicing.2014
Mumpuni,Yeksi.dan Romiyati. 45 Penyakit yang sering hinggap pada anak.
Yogyakarta : Rapsia Publising.2016
Timpoksa. SDKI.DPP PPNI. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnosa. Jakarta Selatan: Dewan Pengawas Pusat
PPNI.2017
Dochterman, J M dan Bulechek G M. Nursing Interventions Classifications
(NIC) . Amerika Morby Elseiver/2004
Moorhead, S , Jhonson, M, Maas M . dan Swanson L.Nursing Outcomes
Classifications (NOC) .United States of America Morby Elseiver.2008

FORMAT PENGAKJIAN KEPERAWATAN ANAK

Data diambil tanggal : Kamis, 19 September 2019 pukul 12.30


Ruang rawat/kelas : Marwah 2 RSU Haji Surabaya
No. Rekam Medik : ……………………………………………
I. IDENTITAS ANAK IDENTITAS
ORANG TUA
Nama : An. V Nama Ayah : Rizal
Tanggal lahir : 11-Feb-2019 Nama Ibu : Erdiannanda
Jenis kelamin : Laki-Laki Pekerjaan ayah/ibu : Swasta
Tanggal MRS : 19 September 2019 Pendidikan ayah/ibu : SMA
Alamat : Semolowaru 22B Agama : Islam
Diagnosa medis : Suku/bangsa : Jawa
Sumber informasi : Orang Tua Pasien Alamat : Semolowaru

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Riwayat keperawatan sekarang
a. Keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya diare
b. Riwayat penyakit saat ini
Ibu mengatakan anaknya diare dan disertai muntah 1 kali sejak hari
selasa tanggal 17 sepetember 2019 yang lalu dan dibawa ke RSU.
Haji Surabaya diberikan obat puyer dan lactoB dan pasien
dibolehkan pulang. Pada hari kamis tanggal 19 september 2019
pasien dibawa kembali ke RSU Haji Surabaya karena diare tidak
kunjung berhenti dengan frekuensi diare sebanyak 8 kali dengan
konsentrasi feses cair dan di IGD diberikan terapi Lacto B 2x1 dan
paracetamol IV 3x80 mg, pada saat pengkajian pukul 17.30 WIB.00
ibu mengatakan anaknya BAB masih Cair dan disarankan untuk
MRS kemudian anak dipindahkan ke ruang marwah 2 setelah
dipindahkan anak BABnya masih cair, tidak ada darah maupun
lender, tidak muntah. Frekuensi BAK anak berkurang selama
dirumah, CRT > 2 detik, turgor kulit > 2 detik, akrar hangat. N;
117x/mnt, S; 36 derjat.
2. Riwayat keperawatan/Penyakit sebelumnya
a. Riwayat kesehatan yang lalu :
 Riwayat prenatal : Ibu pasien mengatakan sejak hamil rajin
periksa ke dokter kandungan dan mengkonsumsi obat penambah
darah, selama hamil pasien tidak pernah mengkonsumsi jamu dan
tidak pernah ke dukun .
 Riwayat antenatal : Ibu mengatakan anak lahir selama usia
kandungan 9 bulan secara Caesar dikarenakan kehamilan anak
pertama juga dilakukan dengan cara Caesar ibu juga tidak kuat
mengejan, pada saat lahir anaknya menangis.
 Riwayat postnatal : ibu mengatakan anak diberikan ASI mulai
sejak lahir sampai sekarang derta diberikan susu formula sejak
umur 6 bulan dan bubur tambahan.
 Penyakit yang pernah diderita :
Demam Kejang √
Batu/pilek
Mimisan lain-lain
…………………… √
 Operasi : Ya Tidak
Tahun :
 Alergi : Makan Obat
Udara
Debu Lainnya, sebutkan ….
b. Imunisasi :BCG 1x Polio 3 X DPT 3 X
Campak Hepatitis 1 X
Masalah Keperawatan :
Hipovolemia

3. Riwayat kesehatan keluarga


a. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga :
Ibu pasien mengatakan sebelumnya tidak ada yang perrnah
mengalami diare sperti anaknya ....
b. Lingkungan rumah dan komunitas .
Ibu pasien mengatakan tinggal di perkammpungan yang padat
penduduk dan kondisi lingkungan sekitar kotor karena limbah
sampah tetangga
c. Perilaku yang memepngaruhi kesehatan
Ibu mengatakan untuk makanan sehari-hari memasak sendiri.
Terkadang sering membelikan An bubur yang di jual di warung dan
botol susu selalu dibersihkan tapi kadang-kadang tidak direbus.
d. Persepsi keluarga terhadap penyakit anak
Ibu pasien mengatakan anaknya diare karena ibunya mengkonsumsi
jamu yang telah didiamkan selama seharian penuh

Masalah Keperawatan :

Defisit pengetahuan
………………………………………………………………………………

4. Kesadaran :
Kesadaran komposmentis GCS 4:5:6 ....
5. TTV : Suhu : 36 derajat Celcius
RR : 28x/ment
Nadi : 117x/menit
6. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan :
 BB saat ini : 7 Kg, TB : 67cm
 LK : 42 cm, LD : .....cm, LLA :.12cm
 BB lahir : 27gr BB sebelum sakit : ...........kg
 Panjang lahir : 31cm

 Pengkajian perkembangan (DDST)/DDTK :


Anak sudah bisa melambaikan tangan, memasukkan biskuit ke
mulut, bisa mengoceh, mengucapkan papa mama, berdiri dengan
pegangan, duduk tanpa pegangan.
Anak belum bisa mengambil 2 kubus.
 Tahap perkembangan Psikososial : Trust VS
Mistrust
Anak terlihat menangis saat didekati.
 Tahap perkembangan Psikoseksual : Fase Oral
anak selalu memasukkan apapun yang dipegang ke dalam mulutnya.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
III. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat
Ibu pasien mengatakan bila anaknya sakit langsung dibawa ke pelayanan
kesehatan misalnya puskesmas dan Rumah sakit

Masalah Keperawatan : Tidak ada

2. Pola Nutrisi – Metabolik

Kebutuhan kalori harian :


88,362 + (13.397 x BB) + (4.799 x TB) – (5.677 x umur)
= 88.362 + (13.397 x 7) + (4.799 x 67) – (5.677 x 1)
= 496.861 kcls

SMRS ibu mengatakan anak diberikan ASI susu formula 3x120 cc/24 jam
makan diberikan bubur putih

MRS ibu mengatakan saat dirumah sakit anaknya lebih banyak


mengkonsumsi ASI 12x/24 jam atau sebanyak 720 cc dan ditambah bubur
halus 3x sehari setiap kali makan mampu menghabiskan 3 sendok teh saja
atau sebanyak 150 cc

Input : 720 + 150 = 870 cc


Terapi obat dan infus :
Infus : 600 cc
Pamol : 240 cc
Lacto B : 10 cc
Total : 1.720

Masalah Keperawatan :

3. Pola Eliminasi
Eliminasi Alvi
SMRS ibu mengatakan sebelum sakit anaknya BAB 1-2 kali sehari dengan
konsentrasi lembek, bau khas, berwarna kuning
MRS ibu pasien mengatakan anaknya BAB 8 kali dengan konsentrasi cair
berwarna kuning bau khas feses dari timbangan pampers didaptkan hasil 450
cc.............................................................................................................................................

Eliminasi Uri
SMRS ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya BAK kurang lebuh 5-6
kali ganti pampers
MRS ibu pasien mengatakan BAK selalu disertai dengan diare 8 kali ganti
pampers

Output : 450 x 8 = 3600 cc


IWL : (30 – 1) x 7 = 203
Total = 3.803
Input – Output = - 2.083

Masalah Keperawatan :
Hipovolemia

4. Pola Istirahat dan tidur


SMRS ibu pasien mengatakan anak tidur selama 14 jam dalam sehari dalam
kurun waktu yang tidak tentu (pagi,siang, malam)
MRS ibu mengatakan selama dirawat di rumah sakit pola tidur anak tidak
teratur sering terbangun karena tangisan pasien yang lainnya dan sering
terbangun ketika diare atau pampesrnya penuh.

Masalah Keperawatan :Ganggaun pola tidur

5. Pola Aktifitas - Latihan


SMRS ibu mengatakan selalu mengajak anaknya bermain dan merespon
ajakan atau panggilan orang disekitarnya
MRS ibu pasien mengatakan selalu mengajak anaknya bermain di tempat tidur
dan terkadang menggendong keluar ruangan
................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan : Tidak ada

6. Pola kognitif – perseptual – keadekuatan alat sensori


Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa berbicara, tidak ada gangguan
penglihatan, tidak ada gangguan pendengaran dan merespon orang yang
mengajaknya bermain.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

7. Pola Reproduksi Seksual


Ibu pasien mengatakan tidak memakai bedak saat anaknya dipakaikan
pampers dan mengganti pampers setiap terdapat isinya entah urin maupun
feses dan selalu menjaga kebersihan genetalia anaknya dengan menggunakan
tisu basah dan air.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

8. Pola hubungan peran


Persepsi klien tantang pola hubungan :
Ibu pasien mengatakan keluarganya sangat menyayangi anaknya

Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab :


Pasien masih dalam tanggung jawab orang tuanya
Masalah Keperawatan : tidak ada
10. Mekanisme Koping
Kemampuan mengendalian stress
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Sumber pendukung
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

11. Pola tata nilai dan kepercayaan


Ibu pasien mengatakan apabila anaknya stress atau rewel anaknya diajak
bermain dan bercanda dan menyusuinya.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

12. Pemeriksaan Refleks


Refleks : Fisilogis

Dextra Sinistra Dextra Sinistra


+ + + +

Biceps Triceps
\ \
Dextra Sinistra Dextra Sinistra

+ + + +

Knee Achiles
\
Refleks Patologis
Dextra Sinistra Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Babinskie Oppenhim Chaddok


\ \ \
Masalah Keperawatan :
Tidak ada Masalah
……………………………………………………………………………………
13. Aspek Sosial

a. Ekspresi efek dan emosi : Senang √ Sedih


Menangis
Cemas Marah Diam
Takut
Lain ...................................
b. Hubungan dengan keluarga :

√ Akrab Kurang akrab

c. Dampak hospitalisasi bagi anak :


Anak cemas yang ditunjukkan dengan menangis dan bergerak memeluk
ibunya.
Dampak hospitalisasi bagi orang tua :
Ibu pasien merasa cemas karena diare anaknya tidak kunjung berhenti
ditandai dengan selalu bertanya kepada perawat dan dokter.

Masalah Keperawatan :
Ansietas……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

14. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 19/09/2019
Leukosit : 10.740/mm3
HB : 8.4 g/dl
Hematokrit : 26.1%
Trombosit : 443.000/mm3
GDA STIK : 52mg/dl
Kalium : 4.3 mmol/L
Natrium : 139 mmol/L
Clorida : 113 mmol/L

15. Pemeriksaan Fisik


- Airway
Inspeksi : tidak terdapat penumpukan skret atau tidak ada obstruksi
dijalan nafas
Auskultasi : Suara nafas Vasicular
- Breathing
Ispeksi : tidak menggunakan otot bantu nafas
Auskultasi : Irama nafas teratur, tidak menggunakan otot bantu nafas , suara
nafas vasicular
- Circulation
Palpasi : Nadi karotis dan perifer teraba kuat, akral hangat.
- Disability
Inspeksi : Kesadaran Komposmentis, GCS: 4-5-6
- Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, tidak terdapat odema dan Lesi, rambut
hitam tipis dan bersih
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
- Mata
Inspeksi : Bentuk simetris, skelera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
- Hidung :
Inspeksi : Bentuk simetris,tidak terdapat secret, tidak menggunakan
pernapasan cuping hidung dan tidak terdapat polip.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan.
- Mulut dan Tenggoroan
Inspeksi : Gigi mulai tumbuh sebagian, tidak ada perdarahan, mukosa
bibir kering, tidak ada pembengkakan pada tonsil.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada nyeri
tekan.
- Dada dan Axilla
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat cedera, kontraksi dada selaras
dengan abdomen
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor pada rongga paru
Auskultasi :Tidak terdapat suara tambahan.

- Abdomen (Pemeriksaan Fisik Reproduksi)


Inspeksi : Bentuk simetrsi
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan trauma pada abdomen, terdapat
nyeri tekan
Perkusi : Suara lambung dan usus timpani.
Auskultasi : Bising usus Hiperaktif 35x/menit.
.
- Genitourinary
Inspeksi : Bersih tidak terdapat iritasi.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan.
- Pemeriksaan Khusus: Ekstrimitas (Integumen/Muskuloskeletal)
Inspeksi : turgor kulit menurun, terlihat terpasang infus pada tangan
sebelah kanan, tidak terdapat adanya perubahan warna pada kulit
ataupun iritasi, pasien dapat bergerak bebas di atas tempat tidur.
Palpasi :
Kekuatan otot: 1/2/3/4/5

2. Terapi dan Diet.

Infus KA-EN 3B 600 cc/24 jam


Nebulizer : Pz 3x1 cc
Obat puyer 2x1 : Tremenza ½ tab
Cetirizine 0,5 g
Paracetamol 3x80 mg
Lacto – B 2x1 Sachet
Diet
BH TKTP 800 Kal

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Diare
2. Hivolemia
3. Gangguan Pola Tidur
4. Ansietas

ANALISA DATA

Nama Pasien : No. Register :


Umur : Diagnosa Medis :
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS : Ibu pasien mengatakan Malabsorbsi Diare
anaknya diare 8 kali bentuknya
cair.

DO :
- Feses Cair
- Nyeri tekan pada abdomen
- Bising usus hiperaktif
- Lab :
HB : 8.4 g/dl
Hematokrit : 26.1%

- TTV : S : 36 derajat celcius


N : 117 x/mnt
RR : 28x/mnt

DS : Ibu pasien mengatakan BAB sering konsistensi Hipovolemi


anaknya diare 8 kali ganti
cair > 8 x
pampers bentuknya cair.

DO :
cairan yang keluar ↑
- Terpasang infus dengan
cairan KA-EN 3B 600cc/24 cairan yang masuk ↓
Jam
- Feses Cair
- Mukosa bibir kering gangguan keseimbangan
- Turgor kulit menurun
cairan elektrolit
- Output > Input = 1.888
- Lab :
HB : 8.4 g/dl
Dehidrasi
Hematokrit : 26.1%

- TTV : S : 36 derajat celcius


Defisit volume cairan dan
N : 117 x/mnt
elektrolit
Kebisingan
DS : Ibu pasien mengatakan Gangguan Pola Tidur
selama dirawat di rumah sakit
pola tidur anak tidak teratur sering
terbangun karena tangisan pasien Respon ketidaknyamanan
yang lainnya dan sering terbangun
ketika diare atau pampesrnya ful
Gangguan pola tidur
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : No. Register


:
Umur : Diagnosa Medis
:
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD
1. Diare berhubungan dengan malabsorbsi ditandai dengan defekasi
lebih dari 3x dalam 24 jam, feses cair, bising usus hiperaktif,
frekuensi peristaltic meningkat.
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai
dengan turgor kulit menurun, mukosa bibir kering,
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan
ditandai dengan sulit tidur, sering terjaga, pola tidur berubah,
istirahat tidak cukup, kemampuan beraktivitas tidak cukup.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : No. Register :


Umur : Diagnosa Medis :

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
diharapkan 1. Identifikasi penyebab diare (mis. inflamasi
malabsorbsi gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses infeksi,
Kriteria Hasil:
1. Kontrol pengeluaran feses meningkat malabsorpsi, ansiestas, stres, efek obat-obatan,
2. Nyeri abdomen menurun pemberian botol susu)
3. Konsistensi feses membaik 2. Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
4. Frekuensi defekasi membaik 3. Monitor tanda dan gejala hypovolemia (mis. takikardia,
nadi teraba lemah, tekanan darah turun, turgor kulit
turun, mukosa mulut kering, CRT melambat, BB
menurun)
4. Monitor jumlah pengeluaran diare
Terapeutik
1. Berikan asupan cairan oral (mis. larutan garam gula,
oralit, pedialyte, renalyte)
2. Pasang jalur intravena
3. Berikan cairan intravena (mis. ringer aselat, ringer
laktat), jika perlu
4. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit
5. Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi :
1. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
2. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas
dan mengandung laktosa
3. Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis.
loperamid, difenoksilat)
2. Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/spasmolitik
(mis. papaverin, ekstak belladonna, mebeverine)
2 Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
diharapkan status cairan membaik dengan - Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
kehilangan cairan - Monitor berat badan
kriteria hasil
- Keluhan haus menurun - Monitor turgor, warna dan berat jenis urine
- Konsentrasi urine menurun - Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. osmolaritas
serum, hematokrit, natrium, kalium, BUN
- Turgor kulit meningkat - Monitor intake dan output cairan
- Tekanan nadi membaik - Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan
- Membran mukosa membaik (mis. prosedur pembedahan mayor,
- Kadar Ht membaik trauma/pendarahan, luka bakar, aferesis, obstruksi
- Kadar Hb membaik intestinal, peradangan pancreas, penyakit ginjal dan
- Berat badan membaik kelenjar, disfungsi intestinal)
Terapeutik
- Intake cairan membaik
- Alur interval waktu pemantauan sesuai dengan
- Suhu membaik kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi tentang pemberian cairan intravena

3 Gangguan pola tidur berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi


diharapkan pola tidur membaik - Identifikasi pola aktivitas tidur
dengan hambatan lingkungan - Identifikasi faktor pengganggu tidur
Kriteri hasil
1. Sulit tidur menurun Terpeutik
- Modifikasi lingkungan
2. Keluhan sulit terbangun tidak ada
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan keamanan
3. Pola tidur berubah membaik Edukasi
- Jelaskan kepada orang tua tentang pentingnya tidur
- Ajarkan relaksasi autogenic
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : No. Register :


Umur : Diagnosa Medis :

Tgl/ Pagi Paraf jam Sore Paraf Jam Malam Paraf


Jam Nama Nama Nama
19-09-2019

17.30 Pasien datang 23.00 Observasi TTV


dari IGD N : 121 x/menit
Observasi px S : 36,1 ˚C
Pengkajian dan RR :30 x/menit
observasi TTV
24.00 Mengganti
19.00 P/o Lacto-b 2x1 cairan infus KA-
sct EN 3B 700cc/24
Mengidentifikasi jam
penyebab diare Memonitoring
adanya tanda
20.00 Observasi TTV : dan gejala
N : 120 x/mnt hipovolemia
S : 36,3 ˚C
RR : 35 x/menit 05.00 Observasi TTV
Memonitoring N : 130 x/menit
warna, volume, S : 37,1 ˚C
frekuensi, dan RR :29 x/menit
konsistensi tinja Memonitoring
jumlah
pengeluaran
diare

06.00 P/o Lacto-b 2x1


sct
20-09-2019
08.00 Observasi TTV 15.00 Menanyakan 23.00 Observasi TTV
N : 123 x/menit keluhan N : 123 x/menit
S : 36 ˚C S : 36 ˚C
RR :32 x/menit 16.00 Observasi TTV RR :32 x/menit
Memonitoring N : 123 x/menit
jumlah S : 36 ˚C 23.45 Menanyakan
pengeluaran RR :32 x/menit keluhan
diare Memonitoring
jumlah 05.00 Observasi TTV
09.00 Menganjurkan pengeluaran diare N : 130 x/menit
makanan porsi S : 37,1 ˚C
kecil dan sering 17.30 Mengganti cairan RR :29 x/menit
secara bertahap infus KA-EN 3B Memonitoring
Menganjurkan 600cc/24 jam jumlah
melanjutkan pengeluaran
pemberian ASI 18.00 P/o Lacto-b 2x1 diare
sct Mengganti
p/o puyer : cairan infus KA-
11.00 Observasi TTV tremenza ½ tab EN 3B 600cc/24
N : 127 x/menit cetirizine 0,5 g jam
S : 36,7 ˚C
RR : 35 x/menit 20.00 Observasi TTV : 06.00 P/o Lacto-B 2x1
Memonitoring N : 120 x/mnt sct
warna, volume, S : 36,3 ˚C p/o puyer :
frekuensi, dan RR : 35 x/menit tremenza ½ tab
konsistensi tinja Memonitoring cetirizine 0,5 g
warna, volume,
12.00 Menanyakan frekuensi, dan
keluhan konsistensi tinja

13.00 Mengganti cairan


infus KA-EN 3B
700 cc/24 jam

21-09-2019

08.00 Menanyakan 15.00 Menanyakan 23.00 Observasi TTV


keluhan keluhan N : 123 x/menit
Observasi TTV S : 36,7 ˚C
N : 118 x/menit 16.00 Observasi TTV RR :32 x/menit
S : 37,4 ˚C 16.30 N : 123 x/menit
RR :35 x/menit S : 36 ˚C 23.40 Menanyakan
RR :32 x/menit keluhan
11.00 Observasi TTV
N : 127 x/menit 18.00 P/o Lacto-b 2x1 04.00 Mengganti
S : 36,7 ˚C sct cairan infus KA-
RR : 35 x/menit p/o puyer : EN 3B 600cc/24
Memonitoring tremenza ½ tab jam
warna, volume, cetirizine 0,5 g
frekuensi, dan 05.00 Observasi TTV :
konsistensi tinja 19.00 Nebulizer : Pz N : 122 x/mnt
Menanyakan 3x1cc S : 36,1 ˚C
keluhan RR : 32 x/menit
20.00 Observasi TTV : Memonitoring
12.00 Nebulizer : Pz N : 122 x/mnt warna, volume,
3x1 cc S : 36,1 ˚C frekuensi, dan
Mengganti cairan RR : 32 x/menit konsistensi tinja
infus KA-EN 3B Memonitoring
600 cc/24 jam warna, volume, 05.30 Nebulizer : Pz
frekuensi, dan 3x1 cc
konsistensi tinja
06.00 P/o Lacto-b 2x1
21.00 Mengganti cairan sct
infus KA-EN 3B p/o puyer :
600cc/24 jam . tremenza ½ tab
cetirizine 0,5 g

EVALUASI
Nama Pasien : No. Register :
Umur : Diagnosa Medis :

TGL / DIAGNOSE EVALUASI


JAM KEPERAWATAN
19-09-19 Diare berhubungan dengan S : Anak diare 8x cair
malabsorbsi ditandai dengan O : Keadaan umum cukup
defekasi lebih dari 3x dalam Suhu: 36 C
24 jam, feses cair, bising usus RR : 28x/ menit
hiperaktif. qqq Nadi:117x/m
A : Diare
P : Intervensi dilanjutan
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
Lacto B 2 x 1 Sct
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
cairan infuse Kaen 3B 600 cc / 24 jam
parenteral (IV)

Jumat S : anak diare 7x cair


20-09-19 O : Keadaan umum cukup
Suhu: 36,7 C
Nadi:127 x/m
A : Masalah belom teratasi
P : Intervensi dilanjutan
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
Lacto B 2 x 1 Sct
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
cairan infuse Kaen 3B 600 cc / 24 jam
parenteral (IV)

S : anak diare 8x cair


Sabtu
21-09-19 O : Keadaan umum cukup
Suhu: 36,7 C
Nadi:127 x/m
Mata tidak cowong
Turgor kulit lembab
Mukosa bibir basah
A : Masalah belom teratasi
P : Intervensi dilanjutan
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
Lacto B 2 x 1 Sct
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
cairan infuse Kaen 3B 600 cc / 24 jam
parenteral (IV)

Kamis Hipovolemia berhubungan S : anak diare 8x cair


19-09-19
dengan kehilangan cairan O : Keadaan umum cukup
aktif ditandai dengan turgor Suhu: 36,6 C
kulit menurun, mukosa bibir Nadi:122 x/m
kering, Mata tidak cowong
Turgor kulit lembab
Mukosa bibir basah
A : Masalah hipovolemia
P : Intervensi dilanjutan
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
Lacto B 2 x 1 Sct
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
cairan infuse Kaen 3B 600 cc / 24 jam
parenteral (IV)
 Monitoring intake output cairan

Jumat S : anak diare 7x cair


20-09-19
O : Keadaan umum cukup
Suhu: 36,7 C
Nadi:127 x/m
Matang tidak cowong
Turgor kulit lembab
Mukosa bibir basah
A : Masalah belom teratasi
P : Intervensi dilanjutan
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
Lacto B 2 x 1 Sct
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
cairan infuse Kaen 3B 600 cc / 24 jam
parenteral (IV)
 Monitoring intake output cairan

Sabtu S : anak diare 7x cair


21-09-19 O : Keadaan umum cukup
Suhu: 36,7 C
Nadi:127 x/m
Matang tidak cowong
Turgor kulit lembab
Mukosa bibir basah
A : Masalah belom teratasi
P : Intervensi dilanjutan
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
Lacto B 2 x 1 Sct
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
cairan infuse Kaen 3B 600 cc / 24 jam
parenteral (IV)
 Monitoring intake output

Anda mungkin juga menyukai