Anda di halaman 1dari 4

Logbook Ventilator dan Defibrillator

Rizaldy Achmad K. 20151660089/B

Definisi Ventilator
Ventilator merupakan alat bantu atau pendukung pernapasan yang digunakan oleh
seorang yang memiliki permasalahan pernapasan. Penggunaan ventilator sebagian besar
di rumah sakit. Mulai dari penggunaan oleh pasien yang akan dioperasi atau
dianastesi, perawatan dari penyakit paru-paru, dan gangguan pernapasan lain.

Fungsi Ventilator
Secara umum, alat ini memang menjadi salah satu alat untuk membantu pernapasan
seseorang. Alat ini juga sering digunakan oleh seorang pasien ketika dirinya sedang
operasi dan menggunakan anastesi. Meskipun seseorang yang dioperasi tidak memiliki
masalah pernapasan, tapi ventilator digunakan untuk memantau pernapasannya.
SelainSelain digunakan saat sedang operasi, ventilator tentu memiliki peran penting
untuk membantu pernapasan seseorang ketika memilki gangguan penyakit pernapasan
tertentu. Penyakit tersebut Pneumonia, PPOK (chronic obstructive pulmonary
disease), cedera tulang belakang/folio, cedera otak, dan overdosis obat.
Saat pernapasan terganggu, tentu seseorang akan merasa kurang nyaman bahkan
kesulitan saat bernapas. Alat ini memang tidak akan menyembuhkan penyakit
pernapasan, tapi setidaknya meringankan pernapasan seseorang. Alat ini akan
dilepas ketika seseorang sudah bisa kembali bernapas dengan normal.
Jangka Waktu Penggunaan Alat Bantu Pernapasan
Alat ini umumnya dipakai dalam Jangka waktu tertentu saja, seperti saat operasi
atau kasus lainnya. Ketika pasien sudah kembali pulih dan dapat bernapas seperti
sedia kala, maka ventilator tidak lagi diperlukan.Kendati demikian, ada kalanya
ventilator digunakan dalam jangka waktu yang lama hingga seumur hidup. Untuk kasus
ini, biasanya pasien berada dalam keadaan koma atau memang tidak dapat lagi
bernapas tanpa bantuan ventilator.
Cara menggunakannya pun tetap harus sesuai dengan prosedur dan ketentuan dokter
sebab pemakaian ventilator yang sembarangan hanya akan menjadikan masalah kesehatan
baru.
Prosedur Penggunaan Alat Bantu Pernapasan
Pemasangan alat ini dilakukan dengan memasukkan tube ke dalam trakea. Dari tube
inilah yang dijadikan sebagai jalan napas yang akan membawa oksigen menuju paru-
paru melalui proses intubasi. Melalui proses tersebut, tube tersebut akan
dimasukkan melalui hidung atau mulut menuju trakea.
Pemasangan tube yang dilakukan pada seseorang yang sakit, biasanya dibantu dengan
obat agar tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit. Setelah terpasang, orang yang
menggunakan ventilator tidak bisa makan seperti biasa, melainkan melalui intervena
(infus) atau melalui feeding tube lewat hidung, dan melalui prosedur gastronomy.

Konsekuensi Penggunaan Alat yang Tidak Sesuai Prosedur


Setiap pasien memilihi kebutuhan yang berbeda terkait penggunaan ventilator. Tidak
hanya soal waktu, penggunaan tekanan oksigen yang keliru juga akan membahayakan
jiwa pasien. Beberapa resiko kesehatan yang akan terjadi apabila penggunaan
ventilator tanpa menyesuaikan prosedur antara lain:

Kerusakan paru-paru
Tekanan oksigen yang terlalu tinggi hanya akan membebani paru-paru. Untuk itu,
setiap pasien pasti memiliki ukuran tekanan respirator yang berbeda sesuai kondisi
masing-masing.
Pneumothoraks
Gangguan ini merupakan kondisi di mana udara justru keluar dari paru-paru dan
mengisi rongga yang ada di antara paru-paru dan dinding dada. Akibatnya, pasien
akan mengalami sesak napas, nyeri pada dada, hingga kolaps.
Bekuan Darah
Pembekuan darah atau infeksi kulit yang cukup serius juga mungkin terjadi lantaran
pemberian tekanan oksigen yang tidak semestinya melalui ventilator.
Mode
Pada dasarnya, tidak ada perbedaan signifikan antara satu ventilator dan ventilator
lain kecuali pada pengoprasiannya seperti berikut.

Control
Mode ini memunginkan pengaturan seluruhnya pada mesin dan cocok diimplementasikan
pada pasien yang tidak dapat menunjukkan usahanya untuk menarik napas. Dengan
demikian, pasien tetap dapat memperoleh oksigen tanpa mempedulikan usaha pasien
tersebut untuk bernapas.
IMV
IMV (Intermitten Ventilation Mandatory) memberi bantuan pernapasan secara berkala
sesuai kemampuannapas pasien. Pasien yang dapat bernapas tetapi belum dapat
melakukannya dengan normal dapat dibantu dengan pengaturan mode ini.

ASB atau PS
Bila pasien sudah dapat bernapas dengan spontan, maka ventilator dalam mode ASB
(Assisted Spontaneous Breathing) adalah yang paling tepat. Pasien akan bernapas
sesuai dengan mode yang telah diatur dan kendali pernapasan ada pada pasien
sendiri.

Siklus
Volume Cycled Ventilator
Prinsip dasar ventilator ini adalah mesin yang akan berhenti apabila telah mencapai
volume yang ditentukan. Keunggulan dari mesin ini adalah volume tidal yang tetap
konsisten meski terdapat perubahan complain pada paru pasien.

Pressure Cycled Ventilator

Siklus ini akan berhenti bekerja dan mengalami ekspirasi apabila telah mencapai
tekanan yang ditentukan. Sebagai catatan, jenis ventilator ini tidak cocok
digunakan untuk pasien yang memiliki status paru-paru tidak stabil.
Time Cycled Ventilator

Sedangkan siklus satu ini bekerja dengan prinsip waktu. Rasio normal untuk
kecepatan ekspirasi dan isnpirasi adalah 2:1.

Definisi Defibrillator
Apa itu defibrillator ? Kalau kita lihat dari kata “Defibrillator” adalah sebuah
alat. Benar ! Defibrillator adalah alat medis yang berfungsi untuk menstimulasi
detak jantung pada seseorang yang mengalami gangguan jantung mendadak seperti saat
tenggelam, shock berat, kecelakaan, atau juga karena serangan jantung dengan
menggunakan sengatan energi listrik pada jumlah tertentu.
Dengan pemberian energi listrik tersebut, kondisi dimana aritma jantung tidak
normal yang mengancam jiwa seperti fibrillasi ventrikel dan atrial takikardi
ventrikel dimungkinkan bisa kembali membangun irama sinus normal dengan pemacu
jantung yang disengatkan atau ditempelkan melalui dada pasien.
Prinsip Kerja Defibrillator
Untuk mengetahui lebih jelas tentang fungsi defibrillator, mari kita simak
bagaimana sih cara kerja defibrillator itu. Pada dasarnya prinsip kerja
defibrillator adalah memberikan stimulus energi listrik dalam satuan joule yang
dihasilkan dari mesin defibrillator yang dilengkapi dengan baterai. Energi tersebut
disalurkan melalui elektroda paddle (berbentuk seperti setrika). Penggunaanya
ditempelkan ke dada pasien.
Pada paddle defibrillator telah dilengkapi dengan tomgbil charge “mengisi” energi
dan tombol untuk melakukan defibrillasi atau “melepaskan” energi listrik tersebut.
Pada saat kondisi irama jantung yang kacau, seseorang menganalisa dengan melihat
grafik EKG yang ada pada layar monitor. Kemudian menentukan berapa energi yang akan
digunakan.KondisiKondisi ritma jantung yang kacau tersebut dikejutkan melalui
stimulus energi listrik dengan ukuran tertentu. Hal ini yang memungkinkan dan
membuat jantung memulai iramanya dengan sinus normal.
Dari sini kita mengetahui bahwasanya fungsi defibrillator ternyata sangat penting
dalam hal keselamatan khususnya pada unit – unit emergency. Oke, mari kita
lanjutkan pembahsan kita tentang defibrillator, yaitu jenis – jenis defibrillator.
Dari berbagai sumber, kita bisa menyimpulkan mengenai jenis defibrillator. Berikut
ini beberapa diantara jenis defibrillator dan penjelasan terkaitnya.

Jenis Defibrillator Berdasarkan Jenis Gelombangnya


Ada dua macam defibrillator bila kita lihat dari jenis gelombangnya. Yaitu satu
arah (Monophasic) dan dua arah (Biphasic), biarpun demikian namun fungsi
defibrillator tetap sama yaitu sebagai alat kejut jantung.
1. Defibrillator Monophasic
Di awal pertama penemuan alat ini di dunia modern, defibrillator hanya menggunakan
kejutan listrik hanya dari satu sisi saja. Arus lisstrik dari elektroda yang satu
ke elektroda yang lain hanya berjalan sekali. Inilah yang dinamakan monophasic,
karena hanya berjalan satu kali. Sekarang ini sudah jarang ditemui jenis
defibrillator monophasic kecuali hanya beberapa merk saja.
2. Defibrillator Biphasic
Seiring perkembangan teknologi dan pengembangan penelitian tentang efektifitas
fungsi defibrillator, ditemukanlah defibrillator dengan menggunakan gelombang
biphasic. Perbedaannya adalah pada arus listrik yang mengalir. Sekarang pada
biphasic arus listrik mengalir dua kali. Pertama dari paddle defibrillator pertama
ke elektroda yang lain kemudian kembali lagi. Dan ternyata jenis defibrillator
biphasic inilah yang memiliki tingkat efisiensi dan keberhasilan tinggi.
Jenis Defibrillator Berdasarkan fitur Kerjanya
Apabila kita meligat dipasaran ada dua jenis defibrillator yang bisa kita bedakan
berdasarkan fitur dan spesifikasi penggunaannya yaitu defibrillator manual dan
otomatis.
Defibrillator Manual
Sekali lagi, walaupun memiliki beberapa jenis, namun fungsi defibrillator tetap
sama. Defibrillator yang satu ini disebut manual karena kita bisa melakukan seting
energi yang akan dilepaskan secara manual. Ciri defibrillator manual biasanya
dilengkapi dengan monitor ECG, dengan monitor ini dapat dideteksi dan dianalisa
berapa energi yang akan diberikan.

Defibrillator Otomatis (AED)


Berbeda dengan defibrillator manual AED (Automated External Defibrillator)
merupakan defibrillator otomatis dimana analisa ritma jantung pasien sudah otomatis
dilakukan oleh alat sehingga AED itu sendiri yang akan menentukan berapa energi
yang akan dilepaskan. Fungsi automated external defibrillator biasanya digunakan
untuk kinerja lapangan karena selain bentuknya yang kecil, juga ringan dan mudah
dibawa.

Ada beberapa perbedaan diantara dua jenis defibrillator ini, dan yang paling
mencolok adalah pada AED tidak terdapat menu seting energi secara manual. Namun
pada defibrillator manual umumnya bisa diatur menjadi fungsi AED dengan mode
otomatis. Dan tidak terdapat monitor pada AED sedangkan pada defibrillator manual
terdapat fitur monitor pasien.
Adakah yang masih belum jelas mengenai fungsi defibrillator, pengertian, prinsip
kerja serta jenis – jenisnya ? Memang pembahasan ini bukan dikemas dengan bahasa
ilmiah serta diambil dari sumber – sumber penelitian tertentu. Hanya sekedar
sharing untuk anda yang ingin mengetahui apa itu defibrillator, fungsi dan
bagaimana cara kerjanya.
Ada hal penting dan ini menjadi bahasan terakhir dalam kesempatan kali ini yaitu
siapakah yang bisa menggunakan alat defibrillator ini dan apakah aman digunakan
atau tidak ? Defibrillator merupakan alat unit medis khusus yang tidak diperjual
belikan secara bebas. Yang menggunakannya pun harus merupakan petugas yang
terlatih, sehingga tidak sembarang orang menggunakannya. Apalagi yang sama sekali
tidak berpengalaman dalam hal ini.

Anda mungkin juga menyukai