Anda di halaman 1dari 34

TERMINOLOGI

1. Reproduksi : Perilaku/ keadaan biologis yang bertujuan untuk


melangsungkan kehidupan selanjutnya (berketurunan)
(Dorlan, 2002).

LEARNING ISSUE

1. Jelaskan struktur anatomis sistem reproduksi pria dan wanita! (Snell, 2011)
Pria

 Organ genitalia eksterna


1) Scrotum
 Kantong yang menonjol keluar dari bagian bawah dinding anterior
abdomen.
 Berisi testis, epididymis, dan ujung bawah funiculus spermaticus.
 Dinding scrotum mempunya lapisan antara lain:
o Kulit
o Fascia superficialis
 Terdapat otot polos yang disebut dengan tunica dartos.
o Fasciae spermaticae
 Terdapat musculus cremaster di dalam fascia cremasterica.
o Tunica vaginalis
 Tunica vaginalis visceralis
 Cavum tunica vaginalis
 Tunica vaginalis parietalis
 Aliran limfe  dari kulit dan fascia, termasuk tunica vaginalis
dialirkan ke nodi lymphoidei inguinales superficiales.
a. Testis
 Merupakan sepasang organ berbentuk lonjong dan sedikit pipih
sisi ke sisi.
 Terletak di dalam scrotum.
 Masing-masing testis dikelilingi oleh capsula fibrosa kuat, yaitu
tunica albuginea.
 Terdapat tubulus seminiferus yang bermuara ke dalam jalinan
saluran yang dinamakan rete testis.
 Diantara tubulus seminiferus terdapat sel-sel Leydig yang
menghasilkan hormon seks laki-laki yaitu testosteron.
 Rete testis dihubungkan oleh ductuli efferentes yang kecil ke ujung
atas epididymis.
b. Epidiymis
 Terletak posterior terhadap testis.
 Terdiri atas caput, corpus, dan cauda.
 Di lateral, terdapat sulcus di antara testis dan epididymis, yang
diliputi oleh lapisan viscerale tunica vaginalis yang disebut sinus
epididymis.
Vaskularisasi testis dan epididymis  arteri testicularis adalah
sebuah cabang aorta abdominalis. Vena testicularis keluar dari testis
dan epididymis sebagai anyaman vena, yaitu plexus pampiniformis.
Lalu, anyaman ini semakin kecil dan menjadi vena tunggal yang
berjalan ke atas melalui canalis inguinalis. Vena testicularis dextra
mengalirkan darahnya ke vena cava inferior, dan vena testicularis
sinistra bermuara ke vena renalis sinistra.
Aliran limfe testis dan epididymis  pembuluh pembuluh limfe
berjalan ke atas di dalam funiculus spermaticus dan berakhir di nodi
lymphoidei di samping aorta (nodi lymphoidei lumbales) setinggi
vertebrae lumbalis pertama.
2) Penis

 Terdiri atas radix penis dan corpus penis.


o Radix penis
 Dibentuk oleh tiga massa jaringan erektil yang dinamakan
bulbus penis dan cres penis dextra dan sinistra.
 Bulbus penis terletak di garis tengah dan melekat pada
permukaan bawah diaphragma urogenitale.
 Bulbus dilewati oleh uretra dan permukaan luarnya
dibungkus oleh musculus bulbospongiosus.
 Masing-masing crus penis melekat pada pinggir arcus
pubis dan permukaan luarnya diliputi oleh musculus
ischiocavernosus.
o Corpus penis
 Terdiri dari tiga jaringan erektil yang diliputi sarung fascia
berbentuk tubular (fascia Buck).
 Pada bagian distal corpus spongiosum melebar membentuk
glans penis, yang meliputi ujung sital corpora cavernosa.
Pada ujung glans terdapat celah yang merupakan muara
uretra yang disebut meatus uretra externus.
 Preputium adalah lipatan kulit yang menutupi glans penis.
Preputium dihubungkan dengan glans penis oleh lipatan
yang terdapat tepat di bawah muara uretra yang disebut
frenulum.
 Musculi
o Musculus bulbospongiosus
 Terletak di kanan dan kiri garis tengah, meliputi bulbus
penis dan bagian posterior corpus spongiosum penis.
 Berfungsi dalam menekan uretra pars spongiosa dan
mengosongkan sisa urin atau semen.
 Serabut-serabut anterior juga menekan vena dorsalis penis,
sehingga dapat menghambat aliran vena dari jaringan
erektil dan membantuk proses ereksi penis.
o Musculus ischiocavernosus
 Meliputi crus penis masing-masing sisi.
 Berfungsi dalam menekan crus penis dan membantu proses
ereksi penis.
 Vaskularisasi
o Arteri
 Corpora cavernosa divaskularisasi oleh arteri profunda
penis.
 Corpus spongiosum penis divaskularisasi oleh arteri bulbi
penis.
 Terdapat arteri dorsalis penis.
 Semua arteri diatas merupakan cabang dari arteri pudenda
interna.
o Vena
 Vena-vena bermuara ke vena pudendae internae.
 Aliran limfe
o Cairan limfe kulit penis dialirkan ke kelompok medial nodus
inguinalis superficialis.
o Struktur-struktur profunda penis mengalirkan cairan limfenya
ke nodi iliaci interni.
 Inervasi
o Inervasi berasal dari nervus pudendus dan plexus pelvicus.
 Organ genitalia interna
1) Ductus deferens
 Merupakan saluran berdinding tebal, yang menyalurkan sperma
matang dari epididymis ke ductus ejaculatorius dan urethra.
 Berasal dari cauda epididymis dan berjalan melalui canalis
inguinalis.
 Ductus deferens keluar dari anulus inguinalis profundus.
 Bagian terminal melebar membentuk ampulla ductus deferens.
 Ujung bawah ampulla menyempit dan bergabung dengan ductus
vesiculae seminalis membentuk ductus ejaculatorius.
2) Vesikula seminalis
 Merupakan dua buah organ yang berlobus.
 Terletak padsa permukaan posterior vesica urinaria.
 Vaskularisasi  (1) Arteri, dengan cabang-cabang arteri vesicalis
inferior dan arteri rectalis media; dan (2) Vena, yang bermuara ke
dalam vena iliaca interna.
 Aliran limfe  menggalir ke nodi iliaci interni.
3) Ductus ejaculatorius
 Dibentuk oleh ductus deferens dan ductus vesicula seminalis.
 Ductus ejaculatorius menembus facies posterior dinding prostat
dan bermuara ke uretra pars prostatica.
 Berfungsi dalam mengalirkan cairan vesicula seminalis ke uretra
pars prostatica.
4) Prostat
 Merupakan organ glandula fibromuskular yang mengelilingi uretra
pars prostatica.
 Terletak di antara collum vesicae di atas dan diaphragma
urogenitale di bawah.
 Prostat dikelilingi oleh capsula fibrosa.
 Prostat berbentuk kerucut memiliki basis yang terletak di superior
dan berhadapan dengan collum vesicae; apex prostat terletak di
inferior berhadap dengan diaphragma urogenitale.
 Kedua ductus ejaculatorius menembus bagian atas facies posterior
prostat untuk bermuara ke uretra pars prostatica.
 Kelenjar-kelenjar prostat jumlahnya banyak, tertanam di dalam
campuran otot polos dan jaringan ikat, serta ductusnya bermuara
dengan uretra prostatica.
 Vaskularisasi  (1) Arteri, dengan cabang-cabang arteri vesicalis
inferior dan arteri rectalis media; dan (2) Vena, yang membentuk
plexus venosus prostaticus, yang terletak di antara capsula
prostatica dan selubung fibrosa. Plexus prostaticus menampung
darah dari vena dorsalis penis profunda dan sejumlah vena
vesicales, serta bermuara ke vena iliaca interna.
 Aliran limfe  mengalirkan cairan limfe ke nodi iliaci interni.
 Inervasi  berasal dari plexus hypogastricus inferior. Saraf
simpatik merangsang otot polos prostat selama ejakulasi.
 Uretra pars prostatica  mulai dari collum vesicae. Uretra ini yang
paling luar dari seluruh uretra. Pada dinding posterior terdapat
peninggian longitudinal yang disebut crista uretralis. Di samping
crista terdapat sinus prostaticus, yang mana kelenjar-kelenjar
prostat bermuara pada sinus ini.
5) Glandula bulbouretralis
 Merupakan dua kelenjar kecil yang terletak di bawah musculus
sphincter uretra.
 Sekretnya dikeluarkan ke uretra sebagai akibat stimulasi erotik.
6) Diafragma urogenitale
 Dibentuk oleh musculus sphincter uretra dan musculus transversus
perinei profundus yang terletak di antara lamina superior dan
lamina inferior fascia diaphragma urogenitale.
 Bagian anterior diaphragma urogenitale terdapat celah kecil di
bawah symphisis pubis, yang dilalui oleh vena dorsalis penis.
7) Spatium profundum perinei
 Ruang tertutup yang terletak di dalam diaphragma urogenitale, di
antara lapisan superior fascua dan membran perinealis.
 Spatium profundum perinei berisi uretra pars membranacea,
musculus sphincter uretra, glandula bulbouretralis, musculus
transversus perinei profundus, arteri dan vena pudenda interna dan
cabang-cabangnya, serta nervus dorsalis penis.
8) Spatium superfiaciale perinei
 Spatium superficiale perinei berisi struktur-struktur yang
membentuk radix penis disertai otot-otot yang meliputinya, yaitu
musculus bulbospongiosus dan musculus ischiocavernosus.
Wanita
 Organa genitalia eksterna/Vulva
1) Mons pubis
 Merupakan peninggian kulit yang bulat, berambut, dan ditemukan
di anterior pubis.
2) Labia major
 Merupakan lipatan kulit menonjol yang terbentang dari mons pubis
untuk bersatu di posterior pada garis tengah.
 Berisi lemak pada permukaan luar.
 Homolog dengan skrotum pada alat kelamin laki-laki.
3) Labia minor
 Merupakan dua lipatan kulit kecil tidak berambut, terletak di
antara labia major.
 Ujung posterior bersatu membentuk lipatan, yaitu frenulum
labiorum.
 Bagian anterior yang terpisah meliputi clitoris, yang kemudian
membentuk preputium di anterior dan frenulum di posterior.
4) Vestibulum vagina
 Merupakan ruang di antara labia minor.
 Pada puncaknya terdapat clitoris.
 Pada basisnyta terdapat muara uretra dan ductus glandula
vestibularis major.
5) Clitoris
 Homolog dengan penis pada alat kelamin laki-laki.
 Terletak di anterior pada apex vestibulum.
 Terdiri atas radix clitoridis, corpus clitoridis, dan glans clitoridis.
o Radix clitoridis
 Terbentuk dari tiga massa jaringan erektil yang disebut
bulbus vestibuli dan crura clitororidis dextra dan sinistra.
 Bulbus vestibuli terbagi menjadi dua belahan.
 Bulbus vestibuli melekat pada permukaan bawah
diaphragma urogenitale dan terdapat musculus
bulbospongiosus.
 Crus vestibuli bagian anterior menjadi corpora cavernosa
clitoridis.
 Crura vestibuli terpisah satu sama lain dan diliputi oleh
musculus ischiocavernosus.
o Corpus clitoridis
 Terdiri dari dua buah corpora cavernosa yang diliputi oleh
musculus ischiocavernosus.
o Glans clitoridis
 Merupakan jaringan erektil kecil yang menutupi corpus
clitoridis.
 Terdapat banyak ujung serabut sensorik.
 Sebagian glans clitoridis tertutupi oleh preputium.
 Musculi
o Musculus bulbospongiosus
 Terletak di kanan dan kiri garis tengah, meliputi bulbus
penis dan bagian posterior corpus spongiosum penis.
 Berfungsi dalam menekan uretra pars spongiosa dan
mengosongkan sisa urin atau semen.
 Serabut-serabut anterior juga menekan vena dorsalis penis,
sehingga dapat menghambat aliran vena dari jaringan
erektil dan membantuk proses ereksi penis.
o Musculus ischiocavernosus
 Meliputi crus penis masing-masing sisi.
 Berfungsi dalam menekan crus penis dan membantu proses
ereksi penis.
 Vaskularisasi
o Arteri
 Corpora cavernosa divaskularisasi oleh arteri profunda
penis.
 Corpus spongiosum penis divaskularisasi oleh arteri bulbi
penis.
 Terdapat arteri dorsalis penis.
 Semua arteri diatas merupakan cabang dari arteri pudenda
interna.
o Vena
 Vena-vena bermuara ke vena pudendae internae.
 Aliran limfe
o Cairan limfe kulit penis dialirkan ke kelompok medial nodus
inguinalis superficialis.
o Struktur-struktur profunda penis mengalirkan cairan limfenya
ke nodi iliaci interni.
 Inervasi
o Inervasi berasal dari nervus pudendus dan plexus pelvicus.
 Glandula vestibularis major (Glandula Bartholini)
o Merupakan sepasang kelenja mucosa kecil yang letaknya
tertutup oleh bagian posterior bulbus vestibuli dan labia major.
o Masing-masing glandula mengeluarkan sekretnya ke dalam
vestibulum melalui saluran kecil yang bermuara pada alur di
antara hymen dan bagian posterior labia minor.
o Glandula ini menghasilkan cairan pelumas selama hubungan
seksual.
6) Uretra
 Terbentang dari collum vesicae urinariae sampai meatus uretra
eksternus.
 Uretra menembus sphincter uretra dan terletak tepat di depan
vagina.
 Di samping meatus uretra eksternus terdapat muara kecil dari
ductus glandula parauretralis.
7) Glandula parauretralis
 Homolog dengan prostat pada alat kelamin laki-laki.
 Bermuara ke dalam vestibulum melalui ductus-ductus kecil pada
kedua sisi orificium uretrae
8) Orificium vagina
 Mempunyai lipatan mucosa tipis disebut hymen, yang berlubang di
tengah.
Aliran limfe vulva  termasuk sepertiga bagian bawah vagina
mengalir ke medial nodi inguinalis superficialis.
 Organa genitalia interna
1) Ovarium
 Terdapat sepasang ovarium yang berbentuk oval dan dilekatkan
pada bagian belakang ligamentum latum oleh mesovarium.
 Terletak di depan dinding lateral pelvis, pada lekukan yang disebut
fossa ovarica.
 Batas atas: arteri dan vena iliaca eksterna.
 Batas belakang: arteri dan vena iliaca interna.
 Dikelilingi oleh capsula fibrosa tipis, disebut tunica albuginea.
Pada bagian luar capsula ini dibungkus oleh lapisan peritoneum
yang mengalami modifikasi disebut epitelium germinativum.
 Vaskularisasi
o Arteri
 Arteri ovaric ayang berasal dari aorta abdominalis setinggi
vertebra lumbalis satu.
o Vena
 Vena ovarica dextra bermuara ke vena cava inferior.
 Vena ovarica interna bermuara ke vena renalis sinistra.
 Aliran limfe
o Pembuluh limfe ovarium mengikuti arteri ovarica dan
mengalirkannya ke nodi para-aortici, setinggi vertebra lumbalis
satu.
 Inervasi
o Berasal dari plexus aorticus dan mengikuti perjalanan arteri
ovarica.
2) Tuba uterina (Tuba fallopi)
 Terletak pada pinggir atas ligamentum latum
 Terbagi menjadi empat bagian:
o Infundibulum tuba uterina
 Merupakan ujung lateral tuba uterina yang berbentuk corong
dan menjorok ke luar ligamentum latum.
 Terletak di atas ovarium.
 Ujung bebasnya berbentuk tonjolan seperti jari-jari, dikenal
sebagai fimbriae, yang melingkupi ovarium.
o Ampulla tuba uterina
 Merupakan bagian tuba uterina yang paling luas.
o Isthmus tuba uterina
 Merupakan bagian tuba uterina yang paling sempit.
 Terletak tepat lateral terhadap uterus.
o Pars intramuralis
 Merupakan segmen yang menembus dinding uterus.
 Vaskularisasi
o Arteri
 Arteri uterina berasal dari arteri ilica interna dan arteri ovarica
yang berasal dari aorta abdominalis yang mendarahi tuba
uterina.
o Vena
 Vena uterina yang berasal dari vena iliaca interna dan vena
ovarica.
 Aliran limfe
o Pembuluh limfe dari tuba uterina mengikuti arteri yang terkait
dan bermuara ke nodi iliaci interni dan paraaortici.
 Inervasi
o Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik dari plexus hypogastricus
inferior mensarafi tuba uterina.
3) Uterus
 Merupakan organ berongga yang berbentuk buah pir dan
berdinding tebal.
 Uterus dibagi atas fundus, corpus, dan cervix uteri.
o Fundus uteri
 Merupakan bagian uterus yang terletak di atas muara tuba
uterina.
o Corpus uteri
 Merupakan bagian uterus yang terletak di bawah muara tuba
uterina.
 Ke arah bawah corpus terdapat area yang menyempit, yang
mana berlanjut sebagai cervix uteri.
o Cervix uteri
 Berbentuk segitiga pada penampang bidang coronal, tetapi
pada penampang sagital hanya berbentuk celah.
 Cervix menembus dinding anterior vagina dan dibagi menjadi
portio supravaginalis dan portio vaginalis cervicis uteri.
 Rongga cervix yaitu canalis cervicis, berhubungan dengan
rongga di dalam corpus uteri melalui ostium uteri internum
dan dengan vagina melalui ostium uteri externum.
 Uterus diliputi oleh peritoneum, kecuali pada bagian anterior dan
di bawah ostium internum.
 Dinding otot atau myometrium, berdinding tebal dan dibentuk oleh
otot polos yang disokong oleh jaringan ikat.
 Tunica mucosa yang meliputi corpus uteri disebut endometrium,
yang mana endometrium langsung melekat pada otot.
 Terdapat parametrium pada daerah portio suprevaginalis cervicis
uteri yang dikelilingi oleh fascia pelvis visceralis.
 Vaskularisasi
o Arteri
 Arteri utama yang mendarahi uterus adalah arteri uterina,
yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna.
 Arteri ini berjalan ke atas sepanjang pinggir lateral uterus di
dalam ligamentum latum dan akhirnya beranastomosis dengan
arteri ovarica yang juga mendarahi uterus.
o Vena
 Vena uterina mengikuti arteri dan bermuara ke dalam vena
iliaca interna.
 Aliran limfe
o Pembuluh limfe dari fundus uteri menyergtai arteri ovarica dan
mengalirkan limfe ke nodi paraaortici setinggi vertebra lumbalis
pertama.
o Pembuluh limfe dari corpus dan cervix uteri bermuara ke nodi
iliaci interni dan externi.
o Beberapa pembuluh limfe juga mengalir di dalam canalis
inguinalis dan mengalirkan limfe ke nodi inguinales
superficialis.
 Inervasi
o Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik berasal dari plexus
hypogastricus inferior.
 Penyokong uterus
o Musculus levator ani
 Otot ini membentuk lembaran lebar otot yang terbentang di
dasar cavitas pelvis, dan bersama fascia pelvis yang terdapat
pada permukaan atasnya memungkinkan untuk menyokong
viscera pelvis dengan efektif dan menahan tekanan
intraabdominal berjalan ke bawah melewati pelvis.
 Sebagian serabut musculus levator ani menunjukkan insersi
pada struktur fibromuskular yang disebut corpus perineale,
yang mana struktur ini penting untuk mempertahankan
keutuhan dasar pelvis.
 Corpus perineale terdapat di antara vagina dan canalis analis.
 Corpus perineale digantungkan ke atas pada dinding pelvis
oleh musculus levator anim dan dengan demikian menyokong
vagina, dan secara tidak langsung menyokong uterus.
o Ligamentum Transversum Cervicis, Ligamentum Pubocervicale,
dan Ligamentum Sacrocervicale
 Ligamentum ini melekat pada cervix dan lekukan vagina.
 Berperan penting dalam menyokong uterus dan
mempertahankan cervix uteri dalam posisi yang benar.
4) Vagina
 Merupakan saluran otot yang terbentang ke atas dan belakang dari
vulva ke uterus.
 Setengah bagian atas vagina terletak di atas dasar panggul, dan
setengah bagian bawah vagina terletak di dalam perineum.
 Daerah lumen vagina yang mengelilingi cervix dibagi menjadi
empat daerah atau fornix: fornix anterior, posterior, lateralis
dextra, dan lateralis sinistra.
 Orificium vagina pada perempuan yang masih perawan terdaoat
selapis tipis lipatan mucosa yang disebut hymen dengan lubang
ditengahnya. Hymen pada wanita yang sudah melahirkan biasanya
hanya tinggal rumbai-rumbai.
 Vaskularisasi
o Arteri
 Arteri vaginalis yang merupakan cabang dari arteri iliaca
interna dan ramus vaginalis arteri uterina.
o Vena
 Vena vagina membentuk sebuah plexus venosus di sekeliling
vagina dan bermuara ke vena iliaca interna.
 Aliran limfe
o Pembuluh limfe dari sepertiga bagian atas vagina bermuara ke
nodi iliaci externi dan interni.
o Pembuluh limfe dari sepertiga bagian tengah vagina bermuara ke
nodi iliaci interni.
o Pembuluh limfe dari sepertiga bagian bawah vagina bermuara ke
nodi inguinalis superficialis.
 Inervasi
o Nervus yang menginervasi vagina berasal dari plexus
hypogastricus inferior.
 Penyokong vagina
o Bagian atas vagina
 Disokong oleh musculus levator ani dan ligamentum
transversum cervicis, pubocervicale, dan sacrocervicale.
o Bagian tengah vagina
 Disokong oleh diaphragma urogenitale.
o Bagian bawah vagina
 Disokong oleh corpus perineale.

2. Apa saja fungsi fisiologis sistem reproduksi pria dan wanita?


Pria
a. Testes, untuk memproduksi sperma dan hormon seks laki-laki yaitu
testosteron.
b. Duktus excretorius, yang mentransportasi, menyimpan, dan membantu
pematangan sperma.
c. Glandula accessorius, yang menyekresi hampir semua cairan semen.
d. Penis yang di dalamnya terdapat uretra, sebagai jalan keluar pada saat
ejakulasi semen dan eksresi urin.
Wanita
a. Ovarium, untuk memproduksi oosit sekunder dan hormon, yaitu
progesteron dan estrogen, inhibin, dan relaxin.
b. Tuba fallopi, yang mentransportasikan oosit sekunder menuju ke uterus
dan merupakan tempat terjadinya fertilisasi.
c. Uterus, sebagai tempat implementasi ovum yang telah dibuahi, sebagai
tempat perkembangan fetus selama kehamilan, dan sebagai tempat
persalinan terjadi.
d. Vagina, sebagai tempat masuknya penis selama hubungan seks dan
sebagai jalan lahirnya bayi.
e. Kelenjar mammae, yang menyintesis, menyekresi, dan mengejeksikan
susu untuk menutrisi bayi.

3. Jelaskan proses spermatogenesis!


Spermatogenesis pada manusia terjadi
selama 65-75 hari dan dimulai sejak
umur 13 tahun. Spermatogenesis
terjadi di tubulus seminiferus yang
diakibatkan oleh stimulasi hormon
gonadotropik hipofisis anterior. Proses
ini diawali dengan spermatogonia,
yang mengandung kromosom diploid
(2n). Spermatogonia merupakan salah
satu tipe dari sel stem, yang mana
pada saat mitosis, hampir semua
spermatogonia bermigrasi menuju
lumen sentral tubulus seminiferus dan
dikelilingi oleh sel-sel sertoli yang
sangat besar dengan pembungkus sitoplasma yang sangat banyak. Spermatogonia
masuk ke dalam lapisan sel sertoli yang akan mengalami diferensiasi dan
membesar membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer juga merupakan
kromosom diploid (2n), sehingga jumlah kromosom menjadi 46 (Tortora, 2009).
Setiap spermatosit primer kemudian mereplikasi DNAnya dan tahapan meiosis
pun dimulai. Pada meiosis I, pasangan kromosom homolog berbaris pada
lempeng metafase dan pindah silang pun tejadi. Kemudian, gelendong meiotic
menarik satu kromosom dari masing-masing pasangan menuju ke kutub yang
berlawanan, sehingga terbentuklah dua sel sebagai hasil dari tahap meiosis I yang
disebut sebagai spermatosit sekunder. Masing-masing spermatosit sekunder
memiliki 23 kromosom dengan jumlah yang haploid (n). masing-masing
kromosom pada spermatosit sekunder ini terbentuk oleh dua kromatid yang
disatukan oleh sentromer (Tortora, 2009).
Pada tahap meiosis II, kromosom berbaris pada lempeng metafase, dan dua
kromatid dari masing-masing kromosom saling terpisah. Sebagai hasilnya,
terbentukkah empat sel haploid yang disebut sebagai spermatid. Namun, pada saat
sel spermatogenik berproliferasi, tidak terjadi tahap pemisahan sitoplasma
(sitokinesis). Sehingga, masih terdapat hubungan antar sel oleh jembatan
sitoplasmik selama perkembangan (Tortora, 2009).
Tahapan akhir spermatogenesis adalah perkembangan spermatid haploid menjadi
spermatozoa (Tortora, 2009). Pada tahapan ini tidak terjadi pembelahan sel,
sehingga setiap spermatid berubah menjadi sel spermatozoa tunggal, yang mana
setiap spermatozoa terdiri atas kepala dan ekor. Di bagian kepalanya terdapat inti
sel yang padat dengan sedikit sitoplasma dan lapisan membran sel di sekeliling
permukaannya. Di bagian luar dua pertiga anterior kepala terdapat selubung tebal
yang disebut akrosom yang dibentuk oleh aparatus golgi. Selubung ini
mengandung sejumlah enzim yang serupa dengan enzim yang ditemukan pada
lisosom sel-sel yang khas, termasuk hialuronidase (yang dapat mencerna filamen
proteoglikan jaringan) dan enzim proteolitik yang sangat kuat (yang dapat
mencerna protein). Enzim ini berperan penting dalam memungkinkan sperma
untuk memasuki ovun dan membuahinya (Guyton, 2014).
Pada bagian ekor sperma yang disebut flagelum, memiliki tiga komponen utama:
(1) kerangka pusat yang dibentuk oleh 11 mikrotubulus, yang disebut sebagai
aksonema dengan struktur yang serupa dengan struktur silia yang terdapat pada
permukaan sel tipe lain; (2) membran sel tipis yang menutupi aksonema; dan (3)
sekelompok mitokondria yang mengelilingi aksonema di bagian proksimal ekor
(yang disebut badan ekor) (Guyton, 2014).

4. Jelaskan proses oogenesis!


Berbeda dengan spermatogenesis yang terjadi saat laki-laki mengalami pubertas,
oogenesis mulai terjadi sebelum perempuan dilahirkan. Selama perkembangan
awal fetal, sel germal primordial (primitif) bermigrasi dari yolk sac menuju ke
ovarium. Kemudian, sel-sel germal berdiferensiasi menjadi oogonia. Oogonia
merupakan sel stem diploid (2n) yang mengalami pembelahan mitosis untuk
memproduksi jutaan sel germal. Sebelum dilahirkan, sel-sel germal ini
berdegenerasi yang disebut dengan proses atresia. Selanjutnya, perkembangan
oogonia yang kemudian menjadi sel-sel yang besar disebut dengan oosit primer
yang mulai memasuki profase meiosis I selama perkembangan fetal, tetapi belum
menyelesaikan fase ini sampai setelah pubertas. Sehingga, selama tahapan
perkembangan ini setiap oosit primer di kelilingi oleh satu lapisan sel folikular
datar dengan seluruh strukturnya yang disebut dengan folikel primordial. Korteks
ovarium di kelilingi oleh folikel primordial yang mengandung serabut-serabut
kolagen dan fibroblast seperti sel-sel stromal. Pada saat sudah dilahirkan, kira-
kira 200.000 sampai 2.000.000 oosit primer masih tertinggal di setiap ovarium.
Dari jumlah tersebut, hanya 40.000 yang tersisa pada masa pubertas, dan sekitar
400 yang akan matur dan dapat mengalami ovulasi pada masa reproduktif wanita
(Tortora, 2009).
Setiap bulan setelah wanita mengalami pubertas sampai menopause, kelenjar
hipofisis anterior menyekresikan hormon gonadotropins (FSH dan LH) yang
kemudian akan menstimulasi perkembangan beberapa folikel primordial,
walaupun hanya satu yang akan mencapai tingkat kematangan yang dibutuhkan
saat ovulasi. Beberapa folikel primordial mulai tumbuh, lalu berkembang menjadi
folikel primer. Setiap folikel primer mengandung oosit primer yang di kelilingi
oleh beberapa lapisan kuboidal dan sel-sel kolumnar pendek yang disebut sel-sel
granulosa. Pada saat folikel primer tumbuh, terbentuklah lapisan glikoprotein
yang disebut zona pelusida antara oosit primer dengan sel granulosa. Selain itu,
sel stromal mengelilingi membran dasar dan kemudian memberntuk lapisan yang
disebut folikuli teka (Tortora, 2009).
Selanjutnya, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Dalam folikel
sekunder, folikuli teka berdiferensiasi menjadi dua lapisan: (1) teka interna, suatu
lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel sekretori kuboidal yang menyekresikan
estrogen dan (2) teka externa, lapisan terluar yang terdiri dari sel-sel stromal dan
serabut kolagen. Selain itu, sel granulosa mulai mensekresikan cairan folikular,
yang kemudian akan membentuk sebuah rongga yang disebut antrum, yang
terletak di tengah folikel sekunder. Bagian terdalam sel granulosa akan gampang
menyatu dengan zona pelusida, sehingga disebut dengan korona radiata (Tortora,
2009).
Folikel sekunder akhirnya semakin membesar, dan berubah menjadi folikel matur
(graafian). Sebelum ovulasi, oosit primer diploid telah menyelesaikan tahap
meiosis I, sehingga terbentuklah dua sel haploid (n) dengan ukuran yang berbeda,
tetapi setiap sel mengandung 23 kromosom. Sel yang terkecil yang dihasilkan
oleh meiosis I disebut polar body pertama. Sedangkan, sel yang paling besar
disebut oosit sekunder. Sekalinya oosit sekunder terbentuk, meiosis II pun
dimulai, tetapi stop pada saat metafase. Folikel matur (graafian) segera
mengalami ruptur (pecah) dan melepaskan oosit sekunder, yang mana proses ini
dikenal sebagai proses ovulasi (Tortora, 2009).
Apabila tidak terjadi pembuahan/fertilisasi, sel-sel tersebut akan mengalami
degenerasi. Namun, jika terdapath sperma pada tuba fallopi dan satu penetrasi
oosit sekunder, maka meiosis II berlanjut. Oosit sekunder akan membelah
menjadi dua sel haploid, dengan perbedaan ukuran. Sel yang paling besar disebut
ovum; sedangkan yang paling kecil disebut dengan polar body kedua.
Selanjutnya, nuklei di dalam sel sperma dan ovum akan menyatu, dan membentuk
zigot diploid. Jika, polar body pertama mengalami pembelahan membentuk dua
polar bodies, kemudian oosit primer meningkatkan tiga polar bodies haploid,
yang mana semuanya mengalami degenerasi, serta satu gamet (sebuah ovum)
(Tortora, 2009).
5. Jelaskan embriologi sistem reproduksi pria dan wanita!
Perkembangan gonad berasal dari mesoderm intermediet selama minggu ke-5
perkembangan janin, yang mana hal ini mengalami penonjolan pada mulanya.
Pada perbatasan gonad terdapat duktus mesonefrik (Wolffian), yang mana duktus
ini kemudian berkembang menjadi sistem reproduktif pria. Sepasang duktus yaitu
duktus paramesonefrik (Müllerian) yang akan berkembang ke lateral duktus
mesonefrik dan akan membentuk struktur sistem reproduktif wanita. Kedua
duktus tersebut hingga sinus urogenital mengalami kekososongan. Sehingga, pada
awal tahapan embrio, pola perkembangan tersebut dapat berupa pria maupun
wanita karena sama-sama mengandung duktus dan gonad primitif yang dapat
berdiferensiasi menjadi testes atau ovarium (Tortora, 2009).
Sel embrionik pria
memiliki satu kromosom
X dan satu kromosom Y.
Pola perkembangan laki-
laki diinisiasi oleh gen
“master switch” pada
kromosom Y yang
disebut dengan
kromosom Sex-
determining Region on Y
(SRY). Saat SRY
terlihat pada proses
perkembangan, produksi
protein menyebabkan sel
Sertoli primitif mulai
berdiferensiasi pada
jaringan gonadalis
selama minggu ke-7.
Perkembangan sel
Sertoli ini
mensekresikan hormon Müllerian-inhibiting hormone (MIH), yang menyebabkan
apoptosis sel di dalam duktus paramesonefrik (Müllerian). Alhasil, sel-sel tersebut
tidak berkontribusi dalam struktur fungsional pada sistem reproduksi pria.
Stimulasi dari human chorionic gonadtropin (hCG), yaitu sel Leydig primitif di
dalam jaringan gonadalis mulai mensekresikan testosteron androgen selama
minggu ke-8. Kemudian, testosteron menstimulasi perkembangan duktus
mesonefrik di setiap sisi menjadi epididimis, duktus (vas) deferens, duktus
ejakulatorius, dan vesikula seminalis. Testes menghubungkan duktus mesonefrik
melalui tubulus yang kemudian menjadi tubulus seminiferus. Prostat dan glandula
bulbouretralis merupakan bagian endodermal perkembangan uretra (Tortora,
2009).
Sel embrionik wanita memiliki dia kromosom X dan tidak ada kromosom Y.
karena SRY tidak ada, maka gonad berkembang menjadi ovarium, dan karena
MIH tidak dihasilkan, duktus paramesonefrik berfusi/menyatu membentuk vagina
dan uterus. Bagian proksimal yang tidak mengalami fusi menjadi tuba fallopi
(oviduk). Duktus mesonefrik berdegenerasi tanpa kontribusi dari struktur
fungsional sistem reproduksi wanita karena tidak adanya testosteron. Glandula
vestibularis berkembang dari bagian endodermal vestibula (Tortora, 2009).
Embrio genitalis eksterna wanita maupun pria (penis dan skrotum pada kelamin
pria; klitoris, labia, dan orifisum vaginalis pada kelamin wanita) tidak mengalami
diferensiasi sampai minggu ke-8 perkembangan. Sebelum diferensiasi, semua
embrio memiliki garis tengah yang meninggi dan menonjol yang disebut
tuberkulum genitalis. Tuberkulum ini terdiri dari lekuk uretralis (urethral
groove), sepasangan lipatan uretralis (urethral folds), dan sepasang tonjolan
labioskrotal (Tortora, 2009).
Pada embrio pria, testosteron mengalami konversi menjadi androgen kedua yaitu
dihidrotestosteron (DHT). DHT menstimulasi perkembangan selanjutnya dari
uretra, prostat, dan genitalis eksterna (skrotum dan penis). Bagian dari tuberkulum
genitalis memanjang dan berkembang menjadi penis. Lipatan uretralis yang
mengalami fusi membentuk uretra spongiosum (penile) dan meninggalkan bagian
luar distal penis terbuka, yaitu orifisium uretralis eksterna. Tonjolan labioskrotal
berkembang menjadi skrotum. Tidak adanya DHT menyebabkan tuberkulum
genitalis menghasilkan klitoris pada embrio kelamin wanita. Lipatan uretralis
yang terbuka dikenal dengan labia minora, dan tonjolan labioskrotal menjadi labia
mayora. Lekuk uretralis menjadi vestibula. Setelah lahir, kadar androgen menurun
karena tidak ada hCG untuk menstimulasi sekresi testosteron (Tortora, 2009).

6. Bagaimana proses kontrol hormonal pada testes?


Pada saat pubertas, sel
neurosekretori di hipotalamus
meningkatkan sekresi
gonadotropin-releasing
hormone (GnRH). Hormon ini
kemudian menstimulasi
peningkatan sekresi dua
gonadotropin di dalam kelenjar
pituitari anterior, yaitu
luteinizing hormone (LH) dan
follicle-stimulating hormone
(FSH) (Tortora, 2009).
LH menstimulasi sel Leydig,
yang terdapat di antara tubulus
seminiferus, untuk
mensekresikan hormon
testosteron. Hormon steroid ini
merupakan hasil sintesis dari
kolesterol di dalam testes dan
hormon androgen. Hormon testosteron larut terhadap lemak dan segara
didifusikan keluar sel Leydig menuju ke cairan interstitial dan kemudian ke darah.
Melalui umpan balik negatif, testosteron menekan sekresi LH oleh kelenjar
pituitari anterior dan menekan sekresi GnRH oleh sel neurosekretori hipotalamus.
Pada genitalia eksternal dan prostat, enzim 5 alfa-reduktase mengubah testosteron
menjadi hormon androgen lain,
yang disebut dengan
dihydrotestosteron (DHT)
(Tortora, 2009).
FSH berperan secara tidak
langsung terhadap stimulasi
spermatogenesis. FSH dan
testosteron saling bekerjasama
pada sel sertoli untuk
menstimulasi sekresi androgen-
binding protein (ABP) ke dalam
lumen tubulus seminiferus dan ke
dalam cairan interstitial di
sekeliling sel spermatogenik.
ABP mengikat testosteron, dan
mempertahankan agar
konsentrasinya tetap tinggi.
Testosteron menstimulasi tahap
akhir spermatogenesis di dalam
tubulus seminiferus. Pada saat
derajat spermatogenesis untuk fungsi reproduktif pria sudah tercapai, sel sertoli
melepaskan inhibin, sebuah hormon protein yang penamaannya sesuai dengan
perannya dalam menghambat sekresi FSH oleh kelenjar pituitari anterior. Apabila
proses spermatogenesis lambat, inhibin yang dilepaskan sedikit, sehingga
menyebabkan sekresi FSH meningkat dan peningkatan pada spermatogenesis.
Testosteron dan DHT sama-sama mengikat reseptor androgen yang sama, yang
mana terdapat pada nuklei sel target (Tortora, 2009).
Selain itu, terdapat pula sistem umpan balik negatif dalam meregulasi produksi
testosteron. Pada saat konsentrasi testosteron dalam darah meningkat pada kadar
tertentu, terjadilah hambatan dalam pelepasan GnRH oleh sel di dalam
hipotalamus. Sebagai hasilnya, jumlah GnRH yang mengalir dari hipotalamus ke
kelenjar pituitari sedikit. Gonadotrophs pada kelenjar pituitari anterior kemudian
melepaskan sedikit LH, sehingga konsentrasi LH dalam darah sistemik menurun.
Hal ini menyebabkan sekresi testosteron di dalam sel Leydig pada testes menurun
dan keadaan homeostasis pun kembali tercapai. Sebaliknya, pada saat konsentrasi
testosteron di dalam darah menurun, GnRH dilepaskan oleh hipotalamus dan
menstimulasi sekresi LH oleh kelenjar pituitari anterior. Kemudian, LH akan
menstimulasi produksi testosteron oleh testes (Tortora, 2009).

7. Mengapa manusia pada saat dewasa mengalami perubahan pada suaranya yang
makin membesar dan tumbuh bulu di sekitar kemaluan?
8. Mengapa manusia berbeda antara laki-laki dan perempuan?
Perbedaan alat kelamin didasari oleh kromosom yang terdapat pada
spermatogonium, yang mana satu dari ke-23 pasang kromosom mengandung
informasi genetik yang dapat menentukan jenis kelamin masing-masing
keterunan. Pasangan ini terdiri atas satu kromosom X, disebut kromosom
perempuan, dan satu kromosom Y, disebut kromosom laki-laki. Selama
pembelahan meiosis, kromosom Y laki-laki menuju sebuah spermatid yang
kemudian menjadi sebuah sperma laki-laki, dan kromosom X menuju spermatid
lain yang menjadi sperma perempuan. Jenis kelamin anak ditentukan oleh jenis
sperma yang membuahi ovum (Guyton, 2014).
Jika sperma dengan kromosom X yang berhasil membuahi ovum, maka akan
membentuk kombinasi XX, sehingga seorang anak perempuan yang akan
dilahirkan. Apabila sperma dengan kromosom Y yang berhasil membuahi ovum,
maka akan membentuk kombinasi XY dan seorang anak laki-laki pun akan
dilahirkan (Guyton, 2014).

9. Bagaimana proses kontrol hormonal pada ovarium? (Guyton, 2014)


a. Hormon yang dikeluarkan hipotalamus, Gonadotrophin-releasing Hormone
(GnRH).
b. Hormon seks hipofisis/pituitari anterior, yaitu Follicle-Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH), yang mana keduanya disekresi sebagai
respon terhadap pelepasan GnRH.
c. Hormon-hormon ovarium, yaitu estrogen dan progesteron, yang disekresikan
oleh ovarium sebagai respon terhadap kedua hormon seks perempuan dari
kelenjar hipofisis anterior.

10. Apa saja tanda-tanda pubertas pada pria dan wanita? (Guyton, 2014)
A. LAKI-LAKI
1) Testosterone:
 Rambut
o Mons pubis.
o Wajah.
o Dada.
o Aksila (ketiak)
 Suara
o Hipertrofi Laring.
 Ketebalan kulit, jerawat.
 Meningkatkan pembentukan protein dan perkembangan otot (massa
50% > perempuan).
 Peningkatan matriks tulang dan retensi kalsium.
 Bentuk panggul trowongan, dan memanjang.
 Peningkatan metabolisme BASAL.
 Peningkatan jumlah Sel darah merah.
 Peningkatan volume cairan Ekstraseluler.

B. PEREMPUAN
1) Estrogen
 Pertumbuhan payudara.
 Ovarium, tuba fallopi, uterus, dan vagina, semuanya bertambah
besar beberapa kali.
 Tulang terhenti lebih cepat > laki-laki.
 Peningkatan metabolisme tubuh dan Penyimpanan lemak.
 Pertumbuhan rambut
o Mons Pubis.
o Aksila (ketiak).
 Kulit lebih halus.
 Bentuk panggul avoid lebar.

11. Apa hubungan perubahan hormon pada saat pubertas dengan perkembangan
organ?
Sama dengan nomer 10.
12. Jelaskan struktur histologis sistem reproduksi pria dan wanita! (Eroschenko,
2010; Mescher, 2011)
No ORGAN SEL
1. Vesikula Seminalis Epitel sekretoris

2. Skrotum Otot polos

3. Testis Tunica Albugenea (serat fibrosa)

4. Ductus Efferen - Sel epitel bersilia (mendorong sperma)


- Otot Polos

5. Ductus defferens - Otot Polos (mendorong sperma)

6. Ductus Epididimis - Otot Polos (mendorong sperma)

7. Ductus Ekskretorius

8. Vesikula Seminalis

9. Penis - Lapisan albuginea

1. Ovarium Epitel germinal

2. Tuba uterine Sel mukosa

3. Uterus - Perimetrium
- Myometrium
- Endometrium

4. Vagina Epitel berlapis

5. Kelenjar mamae - Jaringan ikat


- mioepitel

Anda mungkin juga menyukai