Anda di halaman 1dari 11

1.

enis keputihan

Menurut Admin (2009) keputihan terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Keputihan normal adalah apabila alat kelamin perempuan (vagina) pada saat-saat tertentu

mengeluarkan lendir (mucus), misalnya pada saat menjelang dan sesudah haid,

perempuan yang capek sehabis banyak berjalan, perempuan hamil, perempuan sesudah

melahirkan dan perempuan yang sedang mengalami rangsangan seksual.

2. Keputihan yang tidak normal adalah apabila perempuan mulai mengeluh karena vagina

terlalu sering mengeluarkan lendir yang berlebihan disertai bau amis, terasa pedih waktu

buang air, dan kadang disertai rasa panas dan gatal.

3. Gejala

Gejala klinis yang dialami penderita berupa rasa gatal, lendir vagina berbentuk kepala susu dan

berbau. Keluhan lain yang sering muncul adalah nyeri vagina, rasa terbakar dibagian luar

(vulva), serta nyeri saat senggama dan berkemih(Melilea,2008).

Carol Livoti, MD, seorang Obgyn dari Lenox Hill Hospital di New York mengatakan, akan

menjelaskan jenis-jenis keputihan yang sering dialami wanita seperti dikutip Cosmopolitan,

Senin (3/6/2013):

1. Bening

Mukosa elastis menyerupai putih telur yang mentah ini sebenarnya normal. Cairan seperti ini

akan terlihat di awal siklus Anda sampai ovulasi. Ini lengket dan membantu menarik sperma ke

dalam rahim Anda.


2. Putih susu

Sekali lagi, jenis cairan ini benar-benar sehat. Dari tengah hingga ke akhir siklus bulanan, cairan

menjadi seperti krim, sebagai akibat dari pelepasan progesteron. Kualitas yang tebal bisa

menghalangi leher rahim Anda menjebak sperma di dalam. Jika Anda minum pil, cairan Anda

bakal berbentuk krim sepanjang waktu.

3. Seperti keju cottage

Cairan putih yang berbentuk gumpalan bisa menunjukkan ada infeksi jamur. Karena jamur suka

dengan yang hangat-hangat, gelap, lingkungan yang lembab, dan apapun yang membuat zona V

Anda berkeringat. Jika Anda rentan mengalami infeksi jamur, hindari mengenakan celana ketat

sintetis dan legging, berolahraga tanpa mandi setelahnya, dan meninggalkan baju renang basah

selama berjam-jam. Antibiotik juga bisa menjadi pemicu karena bisa membunuh bakteri yang

baik di dalam vagina yang membuat ragi, konsumsi probiotik untuk membalikkan efeknya.

4. Ada darah di dalamnya

Bercak antara periode menstruasi sangat umum ketika Anda minum pil KB. Ada cairan cokelat

setelah periode Anda. Ini disebabkan darah kering. Jika di keputihan ada darahnya, jangan

khawatir. Jika itu terus-menerus kunjungi dokter kandungan Anda agar bisa memilih kontrasepsi

lain. Selain itu dokter juga bisa melihat kemungkinan polip, fibroid, peradangan serviks dan

infeksi. Jika Anda tak minum pil, coba cek siapa tahu Anda meninggalkan tampon. Kemudian

telepon dokter untuk mengetes kondisi Anda.

5. Cairan kuning
Selain tak berbau, apakah Miss V Anda gatal, sakit, atau bau tak sedap? Jika iya, konsultasilah

dengan dokter kandungan. Ini bisa karena gonore, klamidia, atau infeksi panggul. Catatan, warna

yang Anda lihat pada pakaian dalam Anda belum tentu warna cairan Anda karena teroksidasi dan

berubah warna karena udara. Jika celana Anda terlihat kuning tapi cairan jernih atau seperti susu,

jangan panik.

6. Hijau keabu-abuan dan berbusa

Selain cairan yang terlihat aneh, bakteri vaginosis bisa disertai bau amis dan sensasi terbakar. Ini

umum, infeksi ringan mudah diobati dengan krim resep atau pil. Meskipun Anda tak nyaman,

Anda akan merasa lebih baik dalam beberapa hari.

7. Ini lebih tebal dibanding normal

Cairan yang berlebihan merupakan efek samping dari IUD, iritasi vagina bisa menghasilkan

cairan lebih banyak. Jika zona Miss V gatal, mungkin karena infeksi jamur. Penyebab umum

lainnya dari cairan tebal adalah kehamilan. Jumlah cairan Anda bervariasi dari bulan ke bulan,

tergantung pada keseimbangan hormon.

8. Seperti air

Cairan yang encer menunjukkan infeksi herpes yang disebabkan luka terbuka di dalam vagina.

Anda mungkin merasa tidak nyaman dan cairan lebih banyak dari biasanya. (Liputan6.com)

1. Penyebab

Mamafia (2009) menyatakan beberapa pemicu keputihan yang perlu diwaspadai:


1. Personal hygene yang kurang

2. Pemakaian pembersih yang tidak sehat

3. Bakteri

Kasus keputihan karena bakteri biasanya terjadi pada keadaan seperti kehamilan, penggunaan

spiral atau IUD (Intra Uterine Device) dan hubungan seksual dengan banyak pasangan.

4. Jamur

Keputihan jenis ini disebabkan infeksi jamur candida albican. Umumnya dipicu oleh faktor luar

dan dalam tubuh seperti kehamilan, kegemukan, pemakaian pil KB, obat-obatan tertentu seperti

steroid, antibiotika, diabetes, daya tahan tubuh yang rendah, iklim panas dan lembab.

5. Parasit

Infeksi parasit Trichomas vaginalis termasuk dalam golongan penyakit menular seksual (PMS)

karena penularannya terjadi lewat berbagai peralatan mandi pribadi atau dudukan kloset yang

sudah terkontaminasi.

6. Virus

Keputihan karena infeksi virus sering ditimbulkan oleh penyakit kelamin seperti condyloma,

herves dan HIV/AIDS. Condyloma ditandai dengan tumbuhnya kutil yang sangat banyakdisertai

cairan berbau. Virus herpes ditularkan lewat hubungan seksual pemicu kanker rahim.

1. Cara mengatasi (gejala)


2. Bersihkan selalu organ intim anda. Bersihakan dengan menggunakan pembersih yang

tidak menyebabkan gangguan kestabilan pH pada daerah vagina anda. Gunakan produk

pembersih terbuat dari bahan susu. Produk yang terbuat dari bahan dasar susu dapat

menjaga pH seimbang juga meningkatkan flora dan bakteri yang tidak bersahabat dapat

ditekan. Penggunaan sabun antiseptik kurang baik bagi vagina dalam jangka panjang,

karena bersifat agat keras.

3. Jangan menggunakan bedak atau bubuk yang bertujuan membuat vagina harum atau

kering. Bedak sangat kecil dan halus, hal ini mudah terselip dan tidak dapat terbersihkan,

sehingga mengundang datangnya jamur pada vagina.

4. Keringkanlah selalu vagina anda setelah mandi, cebok atau mencui vagina sebelum anda

berpakaian

5. Pakailah selalu pakaian dalam yang kering. Usahakan selalu untuk membawa cadangan

guna berjaga-jaga jika celana dalam anda perlu diganti

6. Gunakan celana luar yang memiliki pori-pori cukup, jangan terlalu seirng menggunakan

celana luar yang ketat, hal ini dapat menyebabkan sirkluasi di daerah kewanitaan

terganggu.

7. Gunakan celana dalam dari bahan katun, karena bahan katun mampu menyerap keringat.

8. Saat periode menstruasi, seringlah anda mengganti pembalut

9. Panty liner digunakan saat dirasa perlu saja, janga digunakan terlalu lama.

10. Jika anda stress, ambil waktu libur atau cuti anda, rileks kan pikiran anda sejenak. Karena

stress juga dapat memacu keputihan


11. Kurangi untuk kegiatan yang membuat anda sangat letih, kepanasan dan banyak

mengeluarkan keringat, atau jika sudah melakukan aktivitas tersebut, segera mandi dan

bersihkan tubuh anda khususnya daerah kemaluan.

(Bidanku.com)

DAFTAR PUSTAKA

Triyani R, 2013. hubungan pemakaian pembersih vagina dengan kejadian keputihan pada

remaja putri. Akademi kebidanan estu utomo. Boyolali

Manuaba. Ida Bagus Gede,. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:YBP-SP

Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

http://bidanku.com/keputihan-pada-wanita-jenis-penyebab-dan-pencegahan diakses 24 Desember

2015 jam 20.45 WIB

http://health.liputan6.com/read/601174/7-bentuk-keputihan-dan-artinya diakses tanggal 24

Desember 2015 jam 21.00 WIB

Suryandari et al. 2013. Hubungan pemakaian sabun pembersih kewanitaan dengan kejadian

keputihan pada wanita usia subur (WUS) di Desa Karang Jeruk Kecamatan Jatirejo.Politeknik

Kesehatan Majapahit. Mojokerto.

Wijanti et al. 2013. Gambaran cara-cara penanganan keputihan yang dilakukan remaja putri

usia 16-18 tahun di MAN 3 Kediri. Poltekes Kemenkes Malang. Malang


Setyadi et al. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Flour Albus Pada Remaja Putri

Di SMKN 3 Sukabumi Periode 2011/2012. Akademi kebidanan medika Obgin. Bandung.


Menurut Bahari (2012) keputihan
(flur albus)
dibagi menjadi dua yaitu:
keputihan fisiologis (n
ormal)
dan keputihan patologis (abnormal).
Ke
putihan
fisiologis (normal) terjadi pada saat sebelum dan sesudah menstruasi, mendapatkan
rang
sangan seksual, mengalami stres
berat, sedang hamil atau mengalami kelelahan.
Pada keputihan fisiologis cairan yang keluar berwarna jernih atau kekunig
-
kuningan
d
an tidak berbau
.
Ciri
-
ciri dari keputihan fisiologis
adalah
keluar
nya
c
airan yang tidak terlalu
kental, jernih, warna putih atau kekuningan jika terkontaminasi oleh udara tidak
disertai rasa nyeri dan tidak timbul rasa gatal yang berlebih.
K
eput
ihan p
atolo
gis
sering
disebut dengan keputihan abnormal atau keputihan tidak normal yang dikategorikan
sebagai penyakit. Ciri
-
ciri
dari keputihan patologis yaitu c
airan yang keluar sangat
kental dan warna kekuningan, bau yang sangat menyengat, jumlahnya yang berlebih
dan menyebabkan rasa gatal, nyeri juga rasa sakit dan panas saat berkemih
(Bahari,
2012)
.
9
Menurut Rahman, dkk. (2012)
k
eputihan abnormal umum
di kalangan wanita
di
Asia
Selatan
.
Salah satu gejala yang sering muncul adalah ISR (
Infeksi Saluran
Reproduksi
)
yang meliputi
infeksi
endogen
dengan
organisme seperti
Candida
spesies
(
Candida
)
dan
Gardnerella
vaginalis
(
G.
vaginalis
),
serta
patogen
menular seksual
seperti
Neisseria
gonorrh
oeae
(
N.
gonorrhoeae
),
Chla
-
mydia
trachomatis
(
C.
trachomatis
)
dan
Trichomonas vaginalis
(
T.
vaginalis
).
2.2.3
Penyebab Keputihan
(flour albus)
Menurut Manan (2011) penyebab keputihan patologis yaitu
s
ering menggunakan
kloset di toilet umum yang kotor, terutama kloset
duduk,
m
embil
as vagina dari arah
yang salah atau
dari anus ke
arah depan,
s
ering bertukar celana dalam/ handuk dengan
orang lain,
k
urang menjaga kebersihan vagina, tidak segera mengganti pembalut saat
mens
truasi, lingkungan sanitasi yang kotor, sering mandi berendam dengan air hangat
dan panas (jamur yang menyebabkan leukorea lebih mungkin tumbuh di kondisi
hangat) dan terdapat tiga infeksi umum yang berhubungan dengan keputihan yaitu
vaginosis bakteri (BV)
, trikomoniasis dan kandidiasis (Sherrard, Donders &White,
2011).
2.2.4 Pencegahan Keputihan
(fl
o
ur albus)
Menurut Bahari (2012)
,
terdapat beberapa hal dalam mencegah keputihan yaitu
m
engenakan
pakaian berbahan sintesis yang tidak ketat, sehingga ruang yang ada
memadai dan tidak terjadi peningk
atan kelembaban maupun iritasi, t
idak
menggunakan bedak atau bubuk yang bertujuan membuat vagina harum atau kering.
Bedak sangat kecil dan halus, hal ini
mudah terselip dan tidak dapat dibersihkan,
sehingga mengund
ang datangnya jamur pada vagina, tidak menggunakan kloset
yang
kotor karena memungkinkan adanya bakteri yang d
apat mengotori organ kewanitaan,
m
engganti celana dalam secara r
utin terutama jika b
erkeringat, m
engurangi
10
penggunaan pembersih vagina karena penggunaan yang terlalu sering akan membunuh
mikro
organisme normal dalam vagina, Saat periode menstruasi
sering mengganti
pembalut minimal 3 kali sehari
,
p
anty liner
digunakan saat dirasa perlu saja
,
jangan
digunakan terlalu lama.
Setia pada pasangan merupak
a
n langkah awal untuk
menghindari keputihan yang disebabkan oleh infeksi yang menular melalui hubungan
seksual
,
m
engurangi aktifita
s fisik yang sangat melelahkan
seh
ingga daya tahan tubuh
melemah,
hindari p
enggunaan tisu yang terlalu sering.
Menurut Gul, Qamar, Jawaid, Bukhari & Javed (2013) pH normal vaginal
antara 3,8 dan 4,4 untuk mencegah terjadinya keputihan patologis sehingga
dibutuhkan skrining untuk mencegah terjadinya IMS. Hal ini diperik
sa dengan
mengambil
scraping spatula
dari dinding vagina lateral dan berlaku untuk rekaman
pH atau strip uji (Sparrow, 2001)

Anda mungkin juga menyukai