Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS JUST IN TIME SYSTEM DALAM USAHA MENINGKATKAN

EFISIENSI BIAYA PRODUKSI


(Studi Kasus pada Perusahaan Kecap Cap “KUDA” Tulungagung)

Dian Chandra Ratnasari


Moch .Dzulkirom AR
AchmadHusaini
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email:dianchandraR@yahoo.com

ABTRAKSI
Peningkatan efisiensi operasi produksi guna meningkatkan laba melalui pemilihan sistem produksi yang
tepat menjadi kunci kesuksesan bagi perusahaan.Sistem Just in Time memberi alternatif bagi perusahaan
untuk mengurangi bahkan menghilangkan inefisiensi yang terjadi dalam proses produksi. Penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah penerapan just in time system pada perusahaan kecap cap
“KUDA” Tulungagung dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi.Jenis Penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat studi kasus pada perusahaan kecap cap “KUDA”
Tulungagung. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu melakukan analisis terhadap prestasi
fasilitas dan pekerja.Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penerapan just in time pada perusahaan kecap cap “KUDA” dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi
kecap manis diantaranya peningkatan produktivitas sebesar 20,7149%, penurunan waktu produksi sebesar
17,0824%, penurunan biaya tenaga kerja langsung sebesar 17,0825. Oleh karena itu, peneliti memberikan
saran produksi hendaknya dijalankan dengan seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai kepuasan
konsumen akan kualitas, biaya dan penyerahan dari produk yang dihasilkan. Just in time system bisa
menjadi alternatif yang baik untuk mencapai hal tersebut, meskipun untuk itu memerlukan waktu yang tidak
sedikit

Kata kunci : biaya produksi, produktivitas, waktu produksi, biaya produksi, biaya tenaga kerja

ABSTRACT
Appropriately selected production system is a success key to companies. Just in Time System is an
alternative way for the company to reduce or eliminate inefficiency in the production process .Research
aims to understand whether the application of Just in Time System to the Ketchup Company “KUDA”
Tulungagung can increase the efficiency of production cost.Research type is descriptive with case study
approach to the Ketchup Company “KUDA” Tulungagung. Data analysis involves steps among other
analyzing the achievement of facility and labor.Based on result of research and analysis, it is concluded that
the application of Just in Time System to the Ketchup Company “KUDA” Tulungagung can indeed increase
the efficiency of production cost for sweet ketchup. The productivity is increased to 20.7149 %, the
production timing is saved by 17.0824 %, and the direct labor cost is reduced to 17.0825 %.Therefore, it is
suggested that the production structure must be managed in effective and efficient manners to bring up
consumer satisfaction in terms of quality, cost and the delivery of the product. Just in Time System is a good
alternative to achieve this goal although it may take longer time to make it real.

Keywords : cost production, productivity, time production, cost labor

PENDAHULUAN memperoleh keuntungan secara maksimal.


Suatu perusahaan didirikan dengan maksud Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya
Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah yang memproduksi barang sejenis. Seiring dengan

JurnalAdministrasiBisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perkembangan dunia perdagangan dan industri di biaya produksi yang ada. Oleh karena itu, peneliti
Indonesia, diikuti dengan persaingan bisnis yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
semakin meningkat, maka setiap produk harus “ANALISIS JUST IN TIME SYSTEM DALAM
saling bersaing untuk dapat merebut pangsa pasar. USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI
Persaingan antar perusahaan sekarang tidak BIAYA PRODUKSI ( Studi Kasus pada
lagi terbatas pada skala lokal , tetapi juga Perusahaan Kecap Cap “KUDA”
mencakup kawasan regional bahkan global. Setiap Tulungagung)”.
perusahaan dituntut untuk berusaha menghasilkan
produk yang kompetitif agar mampu KAJIAN PUSTAKA
memenangkan persaingan di pasar global. Suatu Just in Time System
produk dikatakan kompetitif , jika produk tersebut “Just in Time System pada dasarnya
dapat laku dalam jumlah besar karena konsumen merupakan suatu konsep filososfi yaitu
menganggap harga dan kualitasnya bisa diterima memproduksi produk sesuai dengan kualifikasi
dibandingkan dengan produk lain. Tantangan yang kebutuhan konsumen dengan cara yang paling
harus dihadapi perusahaan untuk mencapai tujuan ekonomis dan efisien melalui eliminasi aktivitas
tersebut adalah bagaimana memproduksi barang yang tidak menambah nilai (waste) dan perbaikan
yang sesuai dengan spesifikasi konsumen yaitu terus menerus” (Gaspersz,2004:23). Pengertian just
produk berkualitas dengan harga yang lebih murah. in time adalah :” filosofi yang dipusatkan pada
Harga merupakan salah satu faktor penting pengurangan biaya melalui eliminasi persediaan”
dalam menjamin kemenangan perusahaan dalam (Carter, 2006:323).
persaingan. Harga tersebut ditentukan oleh biaya, Just in Time merupakan filosofi dimana
dan komponen biaya yang utama ditentukan dari perusahaan hanya memproduksi atas dasar
proses produksi. Jika biaya produksi permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya
mengakibatkan harga jual yang tinggi, maka daya persediaan dan tanpa menanggung biaya
saing perusahaan akan turun. Akibatnya, bila persediaan. Setiap operasi memproduksi hanya
pesaing lebih kompetitif, maka perusahaan dengan untuk memenuhi permintaan dari operasi
daya saing yang lebih rendah akan kalah. Proses berikutnya. Produksi tidak akan terjadi msebelum
produksi harus dapat dilakukan seefisien mungkin, ada tanda dari proses selanjutnya yang menunjukan
dengan cara mengurangi aktivitas-aktivitas yang permintaan produk suku cadang dan bahan tiba
bisa menyebabkan inefisien. pada saat ditentukan untuk dipakai dalam proses
Upaya peningkatan efisiensi operasi produksi (Mulyadi,2001:26).
produksi melalui pemilihan sistem produksi yang Berdasarkan beberapa pengertian tersebut,
tepat menjadi kunci kesuksesan bagi semua diketahui bahwa eliminasi aktivitas yang tidak
perusahaan seperti halnya temuan dalam teknologi menambah nilai merupakan fokus dari Just in Time
proses produksi yaituJust in Time System. System, sehingga dapat disimpulkan bahwa Just in
“ Just in Time System pada dasarnya Time System merupakan sistem produksi yang
merupakan suatu konsep filososfi yaitu dirancang untuk mencapai efisiensi produksi
memproduksi produk sesuai dengan kualifikasi dengan mengeliminasi aktivitas yang tidak
kebutuhan konsumen dengan cara yang paling menambah nilai untuk memenuhi kebutuhan
ekonomis dan efisien melalui eliminasi aktivitas konsumen dengan kualitas, biaya dan waktu yang
yang tidak menambah nilai (waste) dan perbaikan tepat. Penerapannya didukung oleh perbaikan terus
terus menerus “ (Gaspersz, 2004:23). – menerus dalam setiap aktivitasnya.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai Pengurangan aktivitas yang tidak menambah nilai
perusahaan,Perusahaan Kecap Cap “KUDA” atau pemborosan pada proses produksi akan
harus terus menerus mengadakan perbaikan dan mendukung efisiensi produksi, yaitu
efisiensi di berbagai bidang fungsional, sehingga meminimalkan biaya produksi. Proses produksi
alternatif penerapan Just in Time System dalam yang efisien dapat menghasilkan produk yang
rangka mendukung tujuanPerusahaan Kecap Cap berkualitas dengan harga yang kompetitif.
“KUDA” merupakan suatu strategi yang tepat. Tujuan diterapkannya Just in Time adalah
Penelitian mengenai penerapan just in Time System mengurangi kegiatan yang tidak diperlukan yang
belum pernah dilakukan pada perusahaan ini mempengaruhi aliran proses produksi, mengurangi
padahal hal ini penting untuk diketahui waktu persiapan dan lead time, karena akan
perusahaan, apakah prinsip Just in Time dapat memperpanjang proses tapi tidak menambah nilai
diterapkan pada usahanya guna mengefisiensi produk. Membuat sistem yang fleksibel sehingga

JurnalAdministrasiBisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
mampu menghadapi perubahan tingkat output balancing disesuaikan dengan tingkat penjualan
produksi. Mengurangi kesalahan yang merupakan aktual.
sumber ketidakproduktivan (Tjiptono, 2001:23). Langkah Pemecahan Line Balancing
Sistem ProduksiJust in Time Terdapat sejumlah langkah pemecahan
"Sistem produksi Just in Time adalah sistem masalah line balancing , yaitu :
produksi berfokus internal yang berusaha a. Mengidentifikasi aktifitas atau tugas-
menghapuskan langkah-langkah yang tidak tugas individual yang akan dilakukan.
diperlukan selama proses produksi” (Monden, b. Menentukan waktu yang dibutuhkan
2000: 512). “Konsep dasar produksi Just in Time untuk melaksanakan setiap tugas itu.
adalah memproduksi produk yang diperlukan c. Menetapkan precendence contraints,
sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan jika ada , yang berkaitan dengan tugas-
konsumen. Pada tiap proses tersebut sistem tugas itu.
produksi harus bisa dilakukan dengan cara yang d. Menetukan waktu total yang tersedia
paling ekonomis dan efisien melalui eliminasi untuk memproduksi output.
segala aktivitas yang tidak menambah nilai” ( e. Menghitung cycle timeyang dibutuhkan,
Gasperszs, 2002:47 ). Dari pengertian di atas dapat jika ada toleransi batas yang diinginkan.
disimpulkan bahwa Just in Time adalah sistem f. Menilai efektifitas dan efisiensi dari
produksi yang dirancang untuk meminimalkan solusi.
semua inefisiensi yang muncul dalam proses g. Mencari terobosan untuk perbaikan
produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen terus-menerus (Gasperzs, 2004:218).
dengan kualitas, biaya, dan waktu yang tepat. Jadi, line balancing dilakukan untuk
“Sasaran utama dari produksi Just in Time mencapai suatu keseimbangan yang efisien
adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus diantara stasiun kerja, dengan cara setiap stasiun
perputaran modal dengan jalan menghilangkan kerja dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan
inefisiensi dalam sistem industri.” ( Gasperzs, kuantitas yang dibutuhkan, mengikuti tahap yang
2002:49 ) ditetapkan, dan hanya mempunyai idle time yang
Dalam sistem produksi paling sedikit dikenal minimum pada stasiun kerja itu.
tujuh sumber inefisiensi, yaitu: Dengan dilakukannya proses line
1. Inefisiensi karena kelebihan produksi balancing pada proses perakitan, tiap-tiap stasiun
dari permintaan konsumen. atau pusat kerja mempunyai beban kerja dan waktu
2. Waktu menunggu. operasi yang seimbang (memiliki waktu
3. Transportasi dalam pabrik. menganggur yang minimal) sehingga proses
4. Persediaan. produksi akan berjalan lancar untuk mencapai
5. Pergerakan. tujuan produksi.
6. Produk cacat. Analisis Prestasi Kerja
7. Proses produksi yang kurang efektif dan “Analisis prestasi pekerja adalah analisis
efisien (Gasperzs, 2002:48) yang berguna untuk menemukan dan mengukur
Untuk menghilangkannya kita perlu bagian operasi yang meliputi fasilitas dan pekerja
menciptakan aliran produksi terus-menerus. Aliran penghambat, kapasitas fasilitas, laju yang dapat
produksi tersebut dapat dilaksanakan dengan dikerjakan, keseimbangan beban fasilitas,
sistem produksi Just in Time yang dibantu dengan keseimbangan alokasi pekerja dan prioritas
sistem otonom. Pengertyian otonom disini tidak aktivitas perbaikan sebagai dasar untuk perbaikan
sekedar berupa penggunaan alat-alat otomatis, dan produktivitas dan efisien” ( Monden, 2000:68-
tetapi lebih merupakan sikap untuk menghentikan 74). Dengan melakukan aktivitas pekerja maka
proses produksi secara otomatis apabila ditemukan sasaran untuk perbaikan menjadi lebih jelas.
adanya bagian-bagian yang cacat dalam proses Kegiatan analisis tersebut meliputi:
produksi tersebut. Dengan demikian, bagian-
bagian yang cacat itu sejak awal dapat diketahui  Membandingkan waktu beban rasional
dan disingkirkan secara otomatis, tidak dibiarkan pekerja yang ditambahkan waktu penyiapan
lolos sampai menjadi produk cacat. dengan jam operasi biasa pada masing-
Line Balancing masing pusat kerja untuk mengetahui
Salah satu bagian dari filosofi Just in Time fasilitas dan pekerja penghambat.
adalah lini produksi harus tetap berproduksi pada  Membandingkan kuota nyata pekerja dengan
tingkat yang sesuai dengan permintaan pasar, line kuota rasional pekerja. Jika kuota nyata lebih

JurnalAdministrasiBisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
besar dari kuota rasional berarti operasi tidak Atau
dijalankan sesuai rencana. Kuota rasional = waktu beban rasional
 Menilai laju yang dapat dikerjakan dari Jam operasi biasa
fasilitas dan pekerja untuk mengetahui 6. Kuota nyata adalah nilai yang diperoleh dari
tingkat kesiapan fasilitas dan pekerja untuk hasil penjumlahan jam operasi biasa dengan
beroperasi secara penuh setiap saat. Nilai waktu lembur dibagi dengan jam operasi
optimal adalah 100%. biasa (Monden,2000:65).
 Membandingkan waku beban rasional
fasilitas dan pekerja plus waktu penyiapan Kuota nyata = jam opearasi biasa + waktu lembur
diantara pusat kerja dalam lini yang sama Jam operasi biasa
untuk mengetahui keseimbangannya. 7. Laju yang dapat dikerjakan adalah nilai yang
diperoleh dari hasil pembagian waktu beban
 Menentukan prioritas aktivitas perbaikan
rasional dengan waktu operasi nyata dikali
terlebih dahulu ) yang memiliki beban waktu
100%. Nilai yang ideal untuk laju yang dapat
rasional yang paling lama ). Beban tidak
dikerjakan adalah 100% (Monden,2000:67-
seimbang karena pekerja dan fasilitas pada
68).
suatu pusat kerja memiliki beban waktu
Laju = waktu beban rasional X 100%
rasional yang lebih lama dari pusat kerja
Waktu operasi nyata
yang lain. Untuk itu perlu diadakan
perbaikan terhadap keseimbangan lini, dan
perlu adanya pendekatan waktu siklus METODE
Jenis Penelitian
(Monden,2000:68-72). Untuk lebih
Jenis penelitian yang dilakukan termasuk
memahami Just in Time, ada beberapa istilah
dalam jenis penelitian deskriptif dan termasuk
yang harus diketahui:
dalam penelitian studi kasus.penelitian deskriptif
1. Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan
dengan pendekatan studi kasus merupakan metode
pada suatu pusat kerja.
penelitian untuk memperoleh gambaran secara
2. Jam operasi biasa adalah waktu yang
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
diperoleh dari pengurangan jam tetap per
fakta, mengumpulkan data, menyusun dan
hari dengan jam istirahat (Monden,2000:63-
mengklasifikasikannya, menganalisanya dan
64)
mengevaluasi masalah yang terjadi serta mencari
Jam operasi biasa = Jam kerja per hari – Jam
solusi dari masalah tersebut.
istirahat
3. Waktu beban rasional adalah waktu yang Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah produksi dan
diperoleh dari perkalian antara waktu siklus
penjualan aktual sepanjang tahun 2013, waktu
dengan jumlah yang dapat dijual dalam satu
produksi, dan biaya tenaga kerja.
periode (Monden,2000:65).
Pemilihan Lokasi dan Situs Penelitian
Waktu beban rasional
penelitian dilaksanakan di Perusahaan
= waktu siklus x jml. Produk terjual dalam 1
Kecap Cap “KUDA” yang terletak di Jalan Adi
periode
Sucipto No. 76 Kabupaten Tulungagung Jawa
4. Jam operasi nyata adalah waktu yang
Timur.
diperoleh dari penjumlahan jam operasi biasa
dengan jam lembur (Monden,2000:65). Metode Analisis
Metode analisis adalah proses mencari dan
Jam operasi nyata = jam operasi biasa + jam
menyusun secara sistematis data yang diperoleh
lembur
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
5. Kuota rasional adalah nilai yang diperoleh
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
dari hasil perkalian waktu siklus dengan
dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
jumlah yang dapat dijual per periode dibagi
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,
dengan jam operasi biasa. Jika kita
memilih mana yang penting dan yang akan
memperhitungkan waktu penyiapan, maka
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
waktu penyiapan dijumlahkan pada hasil
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
perkalian waktu siklus dengan jumlah yang
lain (Sugiyono,2011:244).
dapat dijual per periode (Monden,2000:65).
Adapun analisis data yang dilakukan oleh peneliti
Kuota rasional = waktu siklus x jml produk terjual dalam penelitian ini adalah :
1 periodeJam operasi biasa 1. Analisis Just in Time System pada .

JurnalAdministrasiBisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Analisis ini dilakukan untuk mencari, harus berusaha untuk meraih kepuasan pelanggan
mengidentifikasi aktivitas-aktivitas terutama dalam kualitas, biaya dan penyerahan
untuk mencapai sasaran dari penerapan produk yang tepat. Hal itu melibatkan semua
Just in Time System. Analisis ini fungsi terutama fungsi produksi sebagai fungsi inti
menjelaskan prestasi pekerja, analisis pengolahan produk. Untuk mencapai kepuasan
penerapan Just in Time System dengan pelanggan akan kualitas, biaya dan penyerahan
penyeimbangan lini menggunakan tersebut, operasi produksi harus dijalankan
metode heuristic melalui rank seefisien dan seproduktif mungkin. Selama ini
positional dan trial and error. perusahaan kecap manis cap”Kuda” menggunakan
Sedangkan analisis prestasi pekerja sistem produksi tradisional dimana produksi tidak
dilakukan dengan berkaitan dengan kebutuhan pasar, tetapi dengan
a. Menghitung waktu beban rasional pekerja kemampuan berproduksi. Untuk produksi kecap
masing-masing pusat kerja untuk mengetahui manis dapat dilihat pada tabel 1.
fasilitas dan pekerja penghambat.
Waktu beban rasional Tabel 1. Jumlah Produksi dan Penjualan Kecap
= waktu siklus x jml. Produk terjual dalam 1 Manis Perusahaan Kecap Cap “Kuda”
periode TulungagungTahun 2013
b. Membandingkan kuota nyata pekerja dengan
kuota rasional pekerja. Jika kuota nyata lebih BULAN PRODUKSI PENJUALAN SELISIH
besar dari kuota rasional berarti (Unit) (Unit) (Unit)
operasi tidak dijalankan sesuai
rencana. Januari 37.480 36.691 789

Kuota rasional = waktu beban rasional Februari 36.420 35.763 657


Jam operasi biasa Maret 36.925 36.290 635
Kuota nyata = jam opearasi biasa + waktu lembur April 35.729 35.134 595
Jam operasi biasa
Mei 36.649 36.028 621
c. Menilai laju yang dapat dikerjakan dari
Juni 37.943 37.223 720
fasilitas dan pekerja untuk mengetahui
tingkat kesiapan fasilitas dan pekerja. Juli 37.685 36.946 739
Laju = waktu beban rasional X 100% Agustus 35.289 34.781 508
Waktu operasi nyata September 35.290 34.775 515
d. Membandingkan waktu beban rasional
Oktober 34.214 33.704 510
fasilitas dan pekerja diantara pusat kerja
Nopember 37.269 36.544 725
dalam lini yang sama untuk mengetahui
keseimbangannya. Desember 37.380 36.614 766
e. Menentukan prioritas aktivitas perbaikan JUMLAH 438.273 430.493 7.780
terlebih dahulu (yang memiliki waktu beban Sumber : Perusahaan Kecap Cap Kuda
rasional yang paling lama ) Tulungagung,diolah 2013
2. Perbandingan keadaan produksi sebelum dan Dari data pada tabel 1 bisa dilihat bahwa
sesudah penerapan Just in Time System pada rata-rata produk kecap manis yang tersisa per
perusahaan kecap Cap”KUDA” bulan adalah 648,3333 unit. Hal ini tentu akan
Tulungagung. menimbulkan biaya tersendiri. Dari data pada tabel
Membandingkan keadaan operasi produksi 1 bisa dilihat bahwa rata-rata produk kecap manis
sebelum penerapan Just in Time System dengan yang tersisa per bulan adalah 648,3333 unit . Hal
sesudah Just in Time System. Menjelaskan berapa ini tentu akan menimbulkan biaya tersendiri.Dalam
besar efisiensi atau penghematan yang bisa hal sisa hasil produksi kecap manis ini, perusahaan
didapatkan jika perusahaan mencapai sasaran Just memiliki alasan tersendiri yaitu untuk persediaan
in Time System. di gudang agar saat ada permintaan dari konsumen
dapat segera langsung dilayani tanpa menunggu
HASIL DAN PEMBAHASAN proses produksi yang memakan waktu. Namun hal
Hasil Penelitian ini bertolak belakang dengan prinsip Just in Time
Sebagai unit usaha yang berorientasi profit yang mengusahakan agar sebisa mungkin tidak ada
dan dalam rangka memenangkan persaingan pada persediaan di dalam gudang sehingga
pasar produk kecap, Perusahaan kecap cap “Kuda”

JurnalAdministrasiBisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
memunculkan biaya-biaya yang lain seperti biaya Kuota rasional fasilitas dan pekerja diperoleh
perawatan dll. dengan membagi waktu beban rasional pada
Sebelum melakukan analisis prestasi fasilitas dan masing-masing pusat kerja dengan jam operasi
pekerja terlebih dahulu harus melakukan biasa.
identifikasi tugas-tugas yang diperlukan dalam 4) Mengukur Jam operasi Nyata
menghasilkan produk kecap manis.Dalam Jam operasi nyata diperoleh dari penjumlahan jam
pembuatan produk kecap manis tugas-tugas yang operasi biasa yaitu 8 jam dengan waktu lembur.
harus dilakukan adalah penyortiran, 5) Mengukur Kuota Nyata Fasilitas dan Pekerja
penyucian,pengelupasan, penggilingan, perebusan, Kuota nyata fasilitas dan pekerja diketahui dengan
penirisan, penyaringan, pembotolan, dan membagi jam operasi nyata dengan jam operasi
penyegelan. biasa.
6) Mengukur Laju yang Dapat Dikerjakan
Tabel 2. Tugas Dalam Produksi Kecap Manis dan Laju yang dapat dikerjakan diperoleh diperoleh
Waktu yang Diperlukan Perusahaan dengan membagi waktu beban rasional fasilitas
Kecap Cap “Kuda” Tulungagung dan pekerja pada masing-masing pusat kerja
dengan waktu operasi nyata kemudian dikalikan
Waktu dengan 100%.
Pusat No. Tugas Waktu
Siklus
b. Melakukan analisis prestasi fasilitas dan
Kerja (detik) (detik) pekerja
A Penyortiran 4 Analisis ini dilakukan untuk menilai prestasi
I B Pencucian 5 13 fasilitas dan pekerja. Untuk melakukan analisis ini
C Pengelupasan 4
ada beberapa penilaian yang dilakukan. Penilaian
tersebut adalah sebagai berikut :
D Penggilingan 4 1) Membandingkan waktu bebann rasional
II E Perebusan 12 19 fasilitas yang ditambahkan dengan waktu
F Penirisan 3 penyiapan dengan jam operasi biasa. Perbandingan
G Penyaringan 6
ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya
fasilias dan pekerja penghambat. Jika waktu beban
III H Pembotolan 5 15 rasional fasilitas ditambah dengan waktu
I Penyegelan 4 penyiapan lebih besar dari waktu operasi bisa
berarti terdapat fasilitas dan pekerja penghambat
yang memerlukan perbaikan. Karena penyiapan
Dari data pada tabel 2 dapat dilihat telah pada Perusahaan kecap cap “Kuda” dilakukan di
terjadi ketidakseimbangan antar pusat kerja. Pusat luar jam kerja, maka diasumsikan waktu penyiapan
kerja II mempunyai beban waktu siklus yang lebih sama dengan 0.
lama dibanding pusat kerja I dan II. Berdasarkan 2) Membandingkan kuota rasional fasilitas
data pada tabel dan data-data sebelumnya, maka dan pekerja dengan kuota nyata pekerja. Hal ini
prestasi fasilitas dan pekerja bisa dihitung dan dilakukan untuk mengetahui ketepatan operasi
dianalisis. produksi yang dijalankan. Jika kuota nyata lebih
a. Pengukuran Prestasi Fasilitas dan Pekerja besar dari kuota rasional fasilitas dan pekerja,
1) Mengukur Waktu Beban Rasional Fasilitas berarti operasi produksi tidak dijalankan sesuai
dan Pekerja rencana.
Waktu beban rasional fasilitas dan pekerja dihitung 3) Mengadakan penilaian terhadap laju yang
dengan mengalikan waktu siklus pada masing- dapat dikerjakan Namun pada produksi kecap
masing pusat kerja dengan jumlah produk yang manis ini terpaut cukup jauh dari 100%. Menurut
dapat dijual harian selama periode tertentu yang Yasuhiro Monden, salah satu penyebabnya adalah
diamati. waktu siklus yang bervariasi di antara pusat kerja
2) Mengukur jam operasi biasa yang ada. Untuk itu upaya penyeimbangan waktu
Jam operasi biasa diperoleh dengan mengurangi siklus di antara pusat kerja kerja harus diusahakan.
jam kerja per hari dengan jam istirahat.Maka harus 4) Membandingkan waktu beban rasional
dilakukan line balancing dan trial and error guna fasilitas dan pekerja ditambah waktu penyiapan
mencapai efisiensi. diantara pusat kerja. Perbandingan ini dilakukan
3) Mengukur Kuota Rasional Fasilitas dan Pekerja untuk mengetahui keseimbangan beban fasilitas
dan pekerja di antara pusat kerja yang ada dalam

JurnalAdministrasiBisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
lini produksi. Jika diantara masing-masing pusat dapat dicari dengan membagi jam operasi biasa
kerja terdapat ketidakseimbangan beban, berarti dengan jumlah penjualan per hari terbaik
terdapat ketidakefisienan operasi terutama waktu 2. Trial and Error
yang diperlukan pada salah satu atau beberapa a. Menentukan jumlah stasiun kerja dan
pusat kerja yang ada, yang menyebabkan buruknya waktu siklus untuk setiap setiap pusat kerja.
prestasi fasilitas dan pekerja. Disamping itu hal ini Pusat kerja pada Perusahaan Kecap Cap “Kuda”
juga menunjukan adanya potensi untuk Tulungagung untuk produksi kecap manis adalah
dilakukannya perbaikan bagi pelaksanaan operasi tiga. Untuk waktu siklus pusat kerja I adalah 13
produksi denganmelakukan langkah-langkah detik, untuk pusat kerja II adalah 19 detik dan
penyeimbangan produksi. pusat kerja III adalah 15 detik.
Mengupayakan langkah perbaikan dan efisiensi b. Membuat beberapa kombinasi
operasi produksi pengelompokan aktivitas pada beberapa pusat
Langkah perbaikan dan efisiensi operasi kerja , tentu dengan tanpa menyalahi hubungan
produksi dilakukan dengan cara menyeimbangkan urutan (precendence relationship) dan fakta yang
beban fasilitas dan pekerja untuk menentukan ada. Kombinasi tersebut dapat dilihat dalam tabel
waktu siklus yang optimal dengan menggunakan berikut.
line balancing dengan metode heuristic dengan dua
pendekatan yaitu rank positional weight dan trial Pusat Kerja Pusat Kerja Pusat Kerja Waktu
and error Kombinasi
I* II* III* Siklus *
1. Rank Positional Weight
1 4+5+4 =13 4+12+3 = 19 6+5+4 = 15 19
a) Membuat precendence diagram 4+5+4 +4
Berdasarkan hubungan urutan antara 2 =17 12+3 =15 6+5+4 = 15 17
tugas-tugas yang ada pada lini produksi Tabel 3. Kombinasi Tugas Untuk Pusat Kerja
kecap manis, maka precendence diagram Kecap Manis Perusahaan Kecap Cap
dapat digambarkan sebagai berikut “KUDA”Tulungagung

4 5 4 4 12 3 6 5
c. Mengevaluasi efisiensi dari kombinasi yang
A B C D E
telah dibuat. F G H
Kombinasi 1, efisiensi= = = = 0,
Gambar 1. Precendence Diagram Lini Produksi 8246 =82,46%
Kecap Manis
Sumber : Penulis, 2014 Kombinasi 2, efisiensi= = = =
b) Membuat precendence matrix 0,9215 =92,15%
Precendence matrix juga menunjukan hubungan Dari hasil terhadap efisiensi ini terlihat bahwa
urutan seperti precendence diagram, akan tetapi kombinasi kedua adalah yang terbaik dengan
hubungan dinyatakan dengan angka, yaitu 0 ( tidak waktu siklus sebesar 17 detik
ada hubungan), 1 (operasi kerja tersebut mengikuti
operasi kerja yang lain) dan -1 (operasi kerja Melakukan Analisis Keadaan Operasi Produksi
tersebut mendahului operasi kerja yang lain). Setelah Penyeimbangan Lini ( Line Balancing).
c) Menghitung bobot posisi masing- Perbaikan yang dilakukan dengan
masing tugas penyeimbangan lini telah berhasil mengurangi
Bobot operasi dihitung dengan menjumlahkan waktu siklus dari 19 detik menjadi 17 detik.
waktu yang diperlukan oleh suatu tgas dengan Dengan waktu siklus yang diperpendek maka
waktu tugas lain yang mengikuti berdasarkan keadaan operasi pun akan mengalami perbaikan
precendence matrix termasuk produktivitas dan efisiensi operasi untuk
d) Menetapkan waktu siklus berdasarkan output mendukung daya saing perusahaan.
yang ditentukan.
Langkah ini dilakukan untuk menentukan waktu
teoritis (waktu siklus) yang akan menjadi batas
untuk penentuan waktu siklus yang baru.
Berdasarkan output yang ditentukan waktu siklus

JurnalAdministrasiBisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Juni 6,5783 5,6664 16,0929
Juli 6,6233 5,6664 16,8877
Agustus 7,0730 5,6664 24,8240
Hal-hal yang mengalami perubahan adalah September 7,0728 5,6664 24,8204
Oktober 7,2953 5,6664 28,7459
Tabel 4. Perbandingan Produktivitas Lini Produk Nopember 6,6973 5,6664 18,1924
Kecap Manis Perusahaan Kecap Cap Desember 6,6774 5,6664 17,8414
“KUDA” Tulungagung Sebelum dan
Sesudah Perbaikan (dalam unit per jam)
Tabel 7. Perbandingan Biaya Tenaga Kerja
Produksi Kecap Manis Perusahaan Kecap
Bulan Sebelum Sesudah Keterangan Cap “KUDA” Tulungagung Sebelum dan
Januari 180,1923 211,764 Naik 17,5211% Sesudah Perbaikan (jam)
Februari 175,0962 211,764 Naik 20,9415% Bulan Sebelum Sesudah Keterangan
Maret 177,5240 211,764 Naik19,2875% Januari Rp 39.200.000 Rp 33.355.553 Turun 14,9093 %
April 171,7740 211,764 Naik 23,2806% Februari Rp 39.200.000 Rp 32.412.199 Turun 17,3158 %
Mei 176,1971 211,764 Naik 20,1858% Maret Rp 39.200.000 Rp 32.861.627 Turun 16,1693 %
Juni 182,4183 211,764 Naik 16,0871% April Rp 39.200.000 Rp 31.797.240 Turun 18,8846 %
Juli 181,1779 211,764 Naik 16,8818% Mei Rp 39.200.000 Rp 32.615.999 Turun 16,7959 %
Agustus 169,6587 211,764 Naik 24,8177% Juni Rp 39.200.000 Rp 33.767.602 Turun 13,8582 %
Juli Rp 39.200.000 Rp 33.537.994 Turun 14,4439 %
September 169,6635 211,764 Naik 24,8141%
Agustus Rp 39.200.000 Rp 31.405.659 Turun 19,8835 %
Oktober 164,4904 211,764 Naik 28,7394% September Rp 39.200.000 Rp 31.406.549 Turun 19,8813 %
Nopember 179,1779 211,764 Naik 18,1865% Oktober Rp 39.200.000 Rp 30.448.956 Turun 22,3241 %
Desember 179,7115 211,764 Naik 17,8355% Nopember Rp 39.200.000 Rp 33.167.772 Turun 15,3883 %
Desember Rp 39.200.000 Rp 33.266.557 Turun 15,1363 %
Rata-rata 175,5901 211,764 Naik 20,7149%
Rata-rata Rp 39.200.000 Rp 32.503.642 Turun 17,0825 %

Tabel 5. Perbandingan Waktu Produksi Produk


Kecap Manis Perusahaan Kecap Cap
Diketahui bahwa penerapan analisis fasilitas
“KUDA” Per Bulan Sebelum dan dan pekerja berdasarkan sistem produksi just in
Sesudah Perbaikan ( dalam satuan jam ) time menemukan adanya ketidakefisienan operasi
yang disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan
Bulan Sebelum Sesudah Keterangan lini sehingga memerlukan perbaikan. Perbaikan
Januari 208 176,9889 Turun 14,9092% yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Februari 208 171,9833 Turun 17,3157% line balancing metode rank positional weight dan
Maret 208 174,3681 Turun 16,1692% trial and error and error akhirnya berhasil
April 208 168,7203 Turun 18,8845% meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasi
Mei 208 173,0647 Turun 16,7958% produksi. Produktivitasnya naik sebesar 20,7149
Juni 208 179,1753 Turun 13,8580% %, waktu produksi turun 17,0824 %, biaya tenaga
Juli 208 177,9569 Turun 14,4438%
kerja langsung turun 17,0825 %.
Agustus 208 166,6425 Turun 19,8834%
September 208 166,6472 Turun 19,8811%
Oktober 208 161,5661 Turun 22,3240%
Tabel 8. Perbandingan Efisiensi Biaya Produksi
Nopember 208 175,9925 Turun 15,3882%
Kecap ManisPerusahaan Kecap Cap
Desember 208 176,5167 Turun 15,1362%
“KUDA” Sebelum dan Sesudah Perbaikan
(rupiah)
Rata-rata 208 172,4685 Turun 17,0824%
Jenis Sebelum Sesudah Selisih Ket
Tabel 6Perbandingan Produktivitas Lini Produk B.
Kecap ManisPerusahaan Kecap Cap Tenaga
470.400. 390.043.70 80.356.294 Turun
Kerja
KUDA TulungagungSebelum dan Sesudah 000 5,47 ,53 17,0825 %
Langsu
Perbaikan (dalam unit per jam) ng
Waktu
16.800.0 13.930.132, 2.869.867, Turun
Bulan Sebelum Sesudah Keterangan Produk
00 34 66 17,0824%
si
Januari 6,6596 5,6664 17,5270
487.200. 403.973.83 83.226.162 Turun
Februari 6,8534 5,6664 20,9476
000 7,80 ,20 17,0825%
Maret 6,7596 5,6664 19,2935
April 6,9859 5,6664 23,2868
Sumber : Perusahaan Kecap Cap Kuda
Mei 6,8106 5,6664 20,1919
Tulungagung,diolah 2013.

JurnalAdministrasiBisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
akan kualitas, biaya dan penyerahan dari produk
yang dihasilkan. Just in time system bisa
menjadi alternatif yang baik untuk mencapai hal
KESIMPULAN DAN SARAN tersebut, meskipun untuk itu memerlukan waktu
Kesimpulan yang tidak sedikit.
Berdasarkan pembahasan yang telah 2. Untuk menjalankan operasi produksi terlebih
dilakukan mengenai analisis penerapan just in bila Perusahaan Kecap Cap”KUDA”
time system dalam usaha meningkatkan efisiensi Tulungagung akan menerapkan just in time
biaya produksi , dapat diambil kesimpulan bahwa : system, penyiapan sumber daya manusia yang
berkualitas sangat dibutuhkan. Agar didapatkan
1. Penerapan Just in Time System pada perusahaan sumber daya manusia yang berkualitas
kecap Cap “KUDA” dapat segera menemukan diperlukan adanya pelatihan sehingga produksi
adanya ketidakefisienanoperasi produksi.Hal ini yang produktif dan efisien untuk mencapai
dapat diketahuimelalui analisis prestasi pekerja. kepuasan akan kualitas, biaya dan penyerahan
2. Penerapan just in time system pada Perusahaan produk dapat terlaksana.
Kecap Cap”KUDA” Tulungagung dapat
menghasilkan beberapa efisiensi operasi biaya
produksi antara lain : DAFTAR PUSTAKA
a. Produktivitas lini produk kecap manis naik
Carter, William K & Milton F Usry. 2006. Jilid I.
sebesar 20,7149% Cost Accounting. Jakarta : Salemba Empat.
b. Waktu produksi produk kecap manis per
bulan turun 17,0824% Gasperz, Vincent. 2002. Manajemen Bisnis Total
c. Biaya produksi pada biaya tenaga kerja dalam Era Globalisasi. Jakarta : Gramedia.
langsung turun 17,0825% Handoko, T Hani. 2000. Dasar- Dasar Manajemen
Produksi dan Operasi. Yogyakarta : BPFE.
Penerapan Jusy in Time System pada
perusahaan kecap cap “KUDA” secara Monden, Yasuhiro. 2000. Sistem Produksi Toyota
evolusioner akan memberikan banyak manfaat : Suatu Ancangan Terpadu untuk Penerapan
bagi proses produksinya, sehingga akan Just in Time, Jakarta : Pustaka Binaman
memperoleh efisiensi biaya produksi yang Pressindo.
semakin besar yang mendukung misi
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen : Konse,
perusahaan.
Manfaat dan Rekayasa. Jakarta : Salemba
Empat.
Saran
Berdasarkan pada kesimpulan, peneliti dapat Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan
memberikan saran yang diharapkan dapat R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.
digunakan sebagai bahan pertimbangan yang Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen
mungkin bermanfaat dalam melakukan operasional Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja
dan kinerja perusahaan agar mampu bersaing Grafindo Persada.
dalam pasar yang bergerak dalam bidang sejenis.
Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai Tjiptono, F. 2001. Total Quality Management.
berikut: Yogyakarta : Penerbit Andi.
1. Perusahaan Kecap Cap”KUDA” Tulungagung _________. 2003. Total Quality Management.
hendaknya meningkatkan produktivitas dan Yogyakarta : Penerbit Andi.
efisiensi biaya produksinya.Produksi hendaknya
dijalankan dengan seefektif dan seefisien
mungkin untuk mencapai kepuasan konsumen

JurnalAdministrasiBisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai