Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH GENDER, PEMAHAMAN PERPAJAKAN DAN

RELIGIUSITAS TERHADAP PERSEPSI


PENGGELAPAN PAJAK

Oleh :
Lasmia Dharma
Pembimbing : Restu Agusti dan Pipin Kurnia

Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail : lasmia.dharma@gmail.com

The Effect of Gender,Tax Knowledge, and Religiusity


to the Perception of Tax Evasion

ABSTRACT

This study aimed to determine the influence of gender, tax knowledge, and
religiusity to the perception of tax evasion.Independent variables used in this
study are gender, tax knowledge, and religiusity, while the dependent variable in
this study is the perception of tax evasion.Populations used in this study is
quetionnaire, where the total population is used 125 students. The sampling
technique used was purposive sampling technique in which the number of
observations obtained this study was 45 (15x3). Data analysis conducted with
multiple regression model with help of software SPSS version 20,0.Of the result of
the testing that has been done, the partial regression test (t test) showed that the
independent variables gender positive influence, tax knowledge negative
influence,religiusity not influence. By variables gender, tax knowledge, and
religiusity in this research can explain 48,2% the perception of tax evasion and
the other 51,8% explain by other variable.

Keywords: gender, tax knowledge, religiusity, and the perception of tax evasion

PENDAHULUAN penerimaan bukan pajak. Sumber


dana yang memberikan proporsi
Dalam rangka memajukan terbesar terhadap penerimaan negara
ke-sejahteraan segenap masyarakat adalah dari sektor perpajakan.
Indonesia, pemerintah memiliki Menurut Mardiasmo (2009) pajak
berbagai program pembangunan adalah iuran rakyat kepada kas
nasional. Untuk itu, dibutuhkan suatu negara berdasarkan undang-undang
anggaran penerimaan dan peng- (yang dapat dipaksakan) dengan
eluaran setiap tahunnya dan hal ini tidak mendapat timbal balik
tertuang pada Anggaran Pendapatan (kontraprestasi) yang langsung dapat
dan Belanja Negara (APBN). Di ditunjukkan dan digunakan untuk
dalam APBN, terdapat dua jenis membayar pengeluaran umum.
sumber penerimaan negara, yaitu Menurut Suminarsasi (2011)
penerimaan perpajakan yang terdiri Salah satu indikasi tidak tercapainya
dari pajak dalam negeri dan pajak target penerimaan pajak, yaitu
perdagangan internasional serta adanya praktek penggelapan pajak

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1565


yang dilakukan oleh Wajib Pajak. data keuangan maupun menyem-
Berbagai macam statemen bermun- bunyikan data keuangan. Maka,
culan, diantaranya masih ada wajib seharusnya seorang yang lebih
pajak yang tidak melaporkan semua memahami pajak akan mengetahui
penghasilannya, serta kasus kerja- aturan perpajakan yang lebih baik,
sama penggelapan pajak antara petu- namun dari fakta yang ada kita
gas pajak dengan wajib pajak. melihat kenyataan bahwa dari enam
Penelitian-penelitian meng- orang yang melakukan penggelapan
enai persepsi penggelapan pajak (tax pajak empat diantaranya adalah
evasion) sebagian besar baru orang pajak itu sendiri.
mendiskusikan aspek-aspek teknis Aspek etika atas penggelapan
dari penggelapan pajak, seperti aspek pajak dari perspektif agama dan
hukum dan teknik penggelapan sekuler (duniawi) adalah isu terbaru
pajak. Etika penggelapan pajak yang masuk dalam pertimbangan
masih jarang dibahas. Sering kali pengambilan persepsi oleh wajib
diskusi dimulai dengan premis pajak terhadap penggelapan pajak.
bahwa apakah yang ilegal itu adalah Cohn (1998) dalam McGee (2008)
tidak etis. memeriksa literatur Yahudi dan
Penelitian terdahulu oleh menyimpulkan bahwa penggelapan
Mcgee dan Guo (2007) di pandang pajak selalu tidak etis.
dari segi persepsi maka etika Salah satu alasan untuk
penggelapan pajak berkaitan dengan kesimpulan ini karena ada tekanan
gender (jenis kelamin) dari wajib pemikiran di dalam literatur Yahudi
pajak yang melakukan Tax Evasion. bahwa terdapat kewajiban untuk
Penelitian yang dilakukan oleh tidak meremehkan orang Yahudi
finance.com, menyatakan bahwa yang lain. Jika seorang Yahudi
pegawai pajak dalam pemerintahan melakukan penggelapan pajak, hal
Indonesia 76% adalah laki-laki dan itu akan membuat semua orang
24% perempuan. Yahudi lainnya terlihat buruk.
Dalam sisi psikologi untuk McGee dan Ho (2005)
memberikan penilaian terhadap mensurvei mahasiswa akuntansi,
etis/tidaknya suatu tindakan, maka bisnis dan ilmu ekonomi di Hong
laki-laki dan perempuan akan Kong. Mereka menemukan
memberikan penilaian yang berbeda mahasiswa akuntansi lebih
termasuk dalam kasus penggelapan bertentangan terhadap penggelapan
pajak. pajak secara signifikan dibandingkan
Rahman (2013) menyebutkan dengan mahasiswa bisnis dan ilmu
bahwa penggelapan pajak (tax ekonomi. McGee dan Guo pada
evasion) dapat dilakukan oleh orang tahun 2007 mensurvei mahasiswa
pribadi salah satu faktornya antara hukum, ekonomi dan filsafat di
lain kurang memahami ketentuan Hubei. Mereka menemukan bahwa
perpajakan, meliputi Undang- mahasiswa hukum lebih berten-
Undang Perpajakan dan pemanfaatan tangan secara signifikan terhadap
akan adanya celah dalam Undang- penggelapan pajak dibandingkan dua
Undang Perpajakan (loopholes), kelompok lainnya. (Suminarsasi,
sehingga dapat disalahgunakan untuk 2011)
melakukan penggelapan pajak, Dari tinjauan beberapa literatur
seperti tidak jujur dalam memberikan mengenai etika dalam penggelapan

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1566


pajak di atas, menunjukkan bahwa Tujuan dalam penelitian ini
penggelapan pajak bisa saja dianggap adalah : 1)Menguji pengaruh Gender
etis jika dikaitkan dalam kondisi atau terhadap Persepsi Penggelapan pajak
alasan tertentu. Hasil penelitian perbedaan persepsi mahasiswa
lainnya juga menemukan bahwa ekonomi, hukum, dan psikologi
persepsi terhadap etika penggelapan mengenai etika penggelapan pajak.
pajak berbeda antara satu kelompok 2)Menguji pengaruh Pemahaman
dengan kelompok lainnya dan dalam Perpajakan terhadap Persepsi Peng-
hal ini pembagian kelompok tersebut gelapan pajak. 3) Menguji peng-aruh
berdasarkan disiplin ilmu. Religiusitas terhadap Persepsi
McGee dan Ho (2005) Penggelapan pajak.
mensurvei mahasiswa akuntansi,
bisnis dan ilmu ekonomi HongKong. TELAAH PUSTAKA
Mereka menemukan mahasiswa
akuntansi lebih berten-tangan ter- Etika Penggelapan Pajak
hadap penggelapan pajak secara Etika mempunyai beragam
signifikan dibandingkan dengan makna yang berbeda, salah satu
mahasiswa bisnis dan ilmu ekonomi. maknanya adalah: “prinsip tingkah
McGee dan Guo pada tahun laku yang mengatur individu atau
2007 mensurvei mahasiswa hukum, kelompok”. Seperti penggunaan isti-
eko-nomi dan filsafat di Hubei. lah etika personal, yaitu mengacu
Mereka menemukan bahwa maha- pada aturan-aturan dalam lingkup
siswa hukum lebih bertentangan dimana orang per orang menjalani
secara signifikan terhadap peng- kehidupan pribadinya. Selain itu, kita
gelapan pajak dibandingkan dua menggunakan istilah akuntansi keti-
kelompok lainnya. ka mengacu pada seperangkat aturan
Dari tinjauan beberapa lite- yang mengatur tindakan professional
ratur mengenai etika dalam peng- akuntan.
gelapan pajak di atas, menunjukkan Untuk makna yang kedua,
bahwa penggelapan pajak bisa saja etika adalah “kajian moralitas.” Hal
dianggap etis jika dikaitkan dalam ini berarti etika berkaitan dengan
kondisi atau alasan tertentu. Hasil moralitas. Meskipun berkaitan, etika
penelitian lainnya juga menemukan tidak sama persis dengan moralitas.
bahwa persepsi terhadap etika peng- Etika adalah semacam
gelapan pajak berbeda antara satu penelaahan (baik aktivitas penela-
kelompok dengan kelompok lainnya ahan maupun hasil-hasil penelaahan
dan dalam hal ini pembagian itu sendiri), sedangkan moralitas
kelompok tersebut berdasarkan disip- merupakan pedo-man yang dimiliki
lin ilmu. individu atau kelompok mengenai
Adapun rumusan masalah apa itu benar dan salah, atau baik dan
dalam penelitian ini adalah: jahat (Suminarsasi, 2011).
1)Apakah pengaruh Gender terhadap Mardiasmo (2009) mende-
Persepsi Penggelapan pajak? 2) finisikan penggelapan pajak (tax
Apakah pengaruh Pemahaman Per- evasion) merupakan usaha yang
pajakan, terhadapp Persepsi Peng- dilakukan oleh wajib pajak untuk
gelapan pajak 3) Apakah pengaruh meringankan beban pajak dengan
Religiusitas terhadap Persepsi Peng- cara melanggar undang-undang. Di-
gelapan pajak? karenakan me-langgar undang-

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1567


undang, penggelapan pajak ini Berdasarkan Coate dan Frey
dilakukan dengan meng-gunakan (2000), terdapat dua pendekatan
cara yang tidak legal. yang biasa digunakan untuk
Wajib Pajak melakukan memberikan pendapat mengenai
berbagai cara menghindari kewa- pengaruh gender terhadap perilaku
jibannya, baik menggunakan cara etis maupun persepsi individu
yang diperbolehkan peraturan un- terhadap perilaku tidak etis, yaitu
dang-undang maupun cara yang me- pendekatan struktural dan pende-
langgar pera-turan undang-undang katan sosialisasi. Pendekatan struk-
yang berlaku. Penghindaran pajak tural, menyatakan bahwa perbedaan
dengan melang-gar dan menentang antara pria dan wanita dise-babkan
peraturan un-dang-undang (unlawful) oleh sosialisasi awal terhadap peker-
yang ber-laku disebut Tax Evasion. jaan dan kebutuhan-kebutuhan peran
Tindakan ini dapat merugikan lainnya. Sosialisasi awal dipengaruhi
Negara, dan pelakunya akan dike- oleh reward dan insentif yang
nakan sanksi administrasi ataupun diberikan kepada individu di dalam
pidana sesuai dengan peraturan suatu profesi.
undang-undang yang ditetapkan. Se- Pemahaman akan peraturan
dangkan upaya dalam meminimalkan perpajakan erat kaitannya dengan
beban pajak sepanjang masih meng- pembayaran pajak. Resmi (2009)
gunakan peraturan yang berlaku mengatakan bahwa pengetahuan dan
(lawful) diperbolehkan dengan pena- pemahaman akan peraturan perpa-
nganan dan pengelolaan yang baik jakan adalah proses dimana wajib
disebut Tax Avoidence (Masri, pajak memahami tentang perpajakan
2012:1). dan menerapkan pengetahuan itu un-
tuk membayar pajak. Syarat-syarat
Gender untuk melakukan pembayaran pajak
Pengertian dari gender yang adalah (1) wajib pajak harus me-
ditemukan dalam kamus (Salsabila miliki NPWP (Nomor Pokok Wajib
dan Hepi Prayudiawan, 2011) adalah Pajak) dan (2) wajib pajak harus
penggolongan secara gramatikal melaporkan SPT (Surat Pemberi-
terhadap kata-kata benda dan kata- tahuan) baik masa maupun tahunan.
kata lain yang berkaitan dengannya,
yang secara garis besar berhubungan Religiusitas
dengan keberadaan dua jenis Terdapat banyak istilah untuk
kelaminserta ketiadaan jenis kelamin menyebut agama seperti religi,
atau kenetralan. religion (Inggris), religie (Belanda),
Tang et al, (2000) menemukan religio/relegare (Latin) dan ad-Dien
bahwa karyawan laki-laki memen- (Arab).Dalam bahasa Latin, kata
tingkan uang dibandingkan perem- religio/religare berarti mengikat.
puan. Beberapa penelitian mene- Dari pengertian agama inilah muncul
mukan bahwa perempuan lebih istilah religiusitas yang berasal dari
memiiki sikap etis dibandingkan kata yang sama yaitu religi namun
dengan pria. Namun, beberapa studi dalam implementasinya mempunyai
lain mengemukakan tidak ada makna yang berbeda. Cliffort Geertz
perbedaan yang signifikan antara mengartikan agama sebagai (1)
sikap etik yang dimiliki oleh sebuah sistem symbol-simbol yang
perempuan dan laki-laki. berlaku untuk (2) menetapkan

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1568


suasana hati dan motivasi-motivasi perempuan akan lebih menentang
yang kuat, yang meresapi dan tahan penggelapan pajak daripada laki-laki.
lama dalam diri manusia dengan (3) Dari beberapa kasus
merumuskan konsep-konsep menge- penggelepan pajak dapat dilihat lebih
nai suatu tatanan umum eksistensi dari setengah yang melakukan
dan (4) membungkus konsep-konsep tindakan tersebut adalah laki-laki.
ini dengan semacam pancaran Dalam sisi psikologi untuk mem-
faktualitas, sehingga (5) suasana hati berikan penilaian terhadap etis atau
dan motivasi itu Nampak realistis. tidaknya suatu tindakan, maka laki-
Religiusitas adalah tingkat laki dan perempuan akan
keterikatan individu dalam meng- memberikan penilaian yang berbeda
ekspresikan ajaran-ajaran agama termasuk dalam kasus penggelapan
yang dianutnya dengan cara mengin- pajak.Berdasarkan uraian di atas,
tegrasikan berbagai dimensi keaga- dirumuskan hipotesis sebagai
maan yang ada kedalam kehidupan. berikut:
Menurut McDaniel dan H1: Gender berpengaruh terhadap
Burnett, religiusitas merupakan suatu persepsi penggelapan pajak.
bentuk kepercayaan kepada Tuhan
yang disertai dengan komitmen Pengaruh Pemahaman Perpajakan
untuk mengikuti prinsip-prinsip yang terhadap Persepsi Mahasiswa atas
diajarkan-Nya. (Basri, 2004) Penggelapan Pajak
Pengaruh pemahaman
Kerangka Pemikiran perpajakan oleh Wajib Pajak Orang
Pengaruh Gender terhadap Pribadi terhadap persepsi atas
Persepsi Mahasiswa atas perilaku penggelapan pajak dapat
Penggelapan Pajak dikembangkan dengan melihat sebe-
Berdasarkan Coate dan Frey rapa besar pemahaman ketentuan
(2000), terdapat dua pendekatan perpajakan dapat dipahami oleh
yang biasa digunakan untuk wajib pajak, dimengerti dan dipatuhi
memberikan pendapat mengenai untuk kemudian dilaksanakan. Tuju-
pengaruh gender terhadap perilaku annya agar harapannya ke depan,
etis maupun persepsi individu praktik penggelapan pajak dapat
terhadap perilaku tidak etis, yaitu diminimalisir serendah mungkin dan
pendekatan struktural dan pende- Wajib Pajak memahami perilaku
katan sosialisasi. tersebut melanggar hukum dan tidak
Pendekatan struktural, me- etis untuk dilakukan. Hardiningsih
nyatakan bahwa perbedaan antara (2011) mengatakan bahwa wajib
pria dan wanita disebabkan oleh pajak yang tidak memahami
sosialisasi awal terhadap pekerjaan peraturan perpajakan secara jelas
dan kebutuhan-kebutuhan peran akan cenderung menjadi wajib pajak
lainnya. Dalam hal menyikapi suatu yang tidak patuh. Tetapi faktanya
perilaku penggelapan pajak maka tidak hanya wajib pajak yang
laki-laki dan perempuan mempunyai melakukan penggelapan pajak tetapi
jawaban yang berbeda. Perempuan aparatur pajak itu sendiri, yang kita
cenderung menentang sikap yang ketahui memiliki pengetahuan dan
ilegal daripada laki-laki. pemahaman perpajakan yang lebih
Dalam penelitian McGee dan baik dari wajib pajak. (Rahman,
Guo (2007) berpendapat bahwa 2013).

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1569


McGee (2009) dalam ibadah dengan tujuan untuk dilihat
penelitiannya mengaitkan sistem orang atau sebagai status sosial.
perpajakan dan pemahaman Undang- (Cohn, 1998; Tamari, 1998)
Undang perpajakan dapat berjalan menyimpulkan bahwa penggelapan
dengan semestinya serta kemu- pajak selalu tidak etis. Salah satu
ngkinan penyalahgunaan dalam alasan untuk kesimpulan ini karena
sistem apapun. Mengacu pada teori ada tekanan pemikiran di dalam
persepsi,timbulnya persepsi oleh literatur Yahudi bahwa terdapat
individu dipengaruhi oleh stimulus- kewajiban untuk tidak meremehkan
stimulus, salah satunya pemahaman orang Yahudi yang lain. Jika seorang
terhadap objek, dalam hal ini Yahudi melakukan penggelapan
pemahaman perpajakan. pajak, hal itu akan membuat semua
Wajib Pajak akan meng- orang Yahudi lainnya terlihat buruk.
anggap buruk dan cenderung meng- Begitu juga dengan orang kristen
hindari suatu tindakan yang melang- (Mc. Gee and Guo, 2007).
gar ketentuan apabila pemahaman Dari perspektif agama survei
yang dimilikinya semakin baik. Dari McGee (1998) pada sudut pandang
pernyataan diatas, dapat dikem- Kristen menemukan bahwa mereka
bangkan sebuah hipotesis mengenai percaya kecurangan pajak menjadi
pengaruh dari pemahaman perpa- tidak bermoral dalam setiap peristiwa
jakan oleh Wajib Pajak Orang dan situasi apa pun. (Basri, 2014).
Pribadi terhadap persepsi atas peri- Murtuza dan Ghazanfar
laku penggelapan pajak. Berdasarkan (1998) membahas etika penggelapan
uraian di atas, dirumus-kan hipotesis pajak dari cara pandang Islam dan
sebagai berikut: mengatakan penggelapan pajak itu
H2: Pemahaman perpajakan berpeng- bisa juga beretika, kalau dilihat dari
aruh terhadap persepsi peng- kondisi sekarang yaitu masih belum
gelapan pajak. banyak realisasi pemerintah yang
diterapkan kepada masyarakat, hal
Pengaruh Religiusitas terhadap ini yang membuat enggan masya-
Persepsi Mahasiswa atas Peng- rakat untuk membayar pajak. (Izza
gelapan Pajak dan Hamzah: 2008).
Religiusitas diartikan sebagai Gagasan bahwa religuisitas
seberapa jauh pengetahuan, seberapa seseorang (kereligiusan) dapat me-
kokoh keyakinan, seberapa pelak- mengaruhi penilaian individu,
sanaan ibadah dan kaidah dan keyakinan dan perilaku dalam ber-
seberapa dalam penghayatan atas bagai situasi, akan muncul menjadi
agama yang dianutnya. Bagi seorang intuitif.
Muslim, Religiusitas dapat diketahui Religiusitas memiliki
dari seberapa jauh pengetahuan, pengaruh baik pada sikap dan
keyakinan, pelaksanaan dan pengha- perilaku manusia. Religiusitas meru-
yatan atas agama Islam. pakan nilai penting dalam struktur
Menurut Gordon Allport, kognitif individu Wajib Pajak yang
sese-orang yang mempunyai religi- dapat mempengaruhi perilaku indi-
ustas ekstrinsik adalah orang yang vidu.
meng-gunakan agamanya untuk Berdasarkan uraian di atas,
mencapai tujuan mereka sendiri dirumuskan hipotesis sebagai
seperti orang yang pergi ke tempat berikut:

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1570


H3: Religiusitas berpengaruh terha- men, atau mengisi data dengan tidak
dap persepsi penggelapan pajak. lengkap dan tidak benar.
Etika pajak adalah peraturan
METODE PENILITIAN dalam lingkup dimana orang per
orang atau kelompok orang yang
Populasi dalam penelitian ini menjalani kehidupan dalam lingkup
merupakan Mahasiwa Ekonomi, perpajakan, bagaimana mereka
Hukum dan Psikologi di Universitas melaksanakan kewajiban perpaja-
Riau, Universitas Islam Riau dan kannya, apakah sudah benar, salah,
Universitas Islam Negeri Sultan baik ataukah jahat. Etika peng-
Syarif Qasim. gelapan pajak dalam hal ini men-
Teknik pengambilan sampel jelaskan konteks pengaruh terhadap
dilakukan dengan metode conve- variabel independen yang digunakan
nience sampling. Jenis data yang dalam penelitian ini.
digunakan dalam penelitian ini Pengukuran variabel ini
adalah data primer dimana teknik meng-gunakan instrumen yang di-
pengumpulan datanya menggunakan kembangkan oleh Suminarsasi
penyebaran kuesioner. (2011). Variabel ini diukur dengan
Metode analisis data yang berdasarkan aspek keadilan, diskri-
digunakan dalam penelitian ini minasi, sistem perpajakan, dengan
adalah statistik deskriptif, uji 15 (lima belas) pertanyaan serta
validitas dan uji realibilitas. diukur dengan menggunakan skala
Penelitian ini juga menggunakan uji likert (likert scale) yang berkaitan
asumsi klasik yaitu uji normalitas dengan 5 (lima) pilihan, yaitu: (1)
data, uji multukolinearitas, uji Sangat setuju, (2) Setuju, (3) Kurang
autkorelasi, dan uji heterokesdas- Setuju, (4) Tidak setuju, (5) Sangat
tisitas. Metode analisis hipotesis tidak setuju.
dalam penelitian ini menggunakan
uji regresi linear berganda. 2) Gender
Pengertian dari gender yang
Definisi Operasional Variabel dan ditemukan dalam kamus (Salsabila
Pengukuran dan Hepi Prayudiawan, 2011) adalah
penggolongan secara gramatikal
1) Etika Penggelapan Pajak (Y) terhadap kata-kata benda dan kata-
Mardiasmo (2009) mende- kata lain yang berkaitan dengannya,
finisikan penggelapan pajak (tax yang secara garis besar berhubungan
evasion) Adalah usaha yang dengan keberadaan dua jenis kelamin
dilakukan oleh wajib pajak untuk serta ketiadaan jenis kelamin atau
meringankan beban pajak dengan kenetralan.
cara melanggar undang-undang. Gender merupakan variabel
Dikarenakan melanggar undang- Dummy dimana laki-laki dinyatakan
undang, penggelapan pajak ini dila- dalam angka 1 dan perempuan
kukan dengan menggunakan cara dinyatakan dalam angka 0.
yang tidak legal. Para wajib pajak
sama sekali mengabaikan ketentuan 3) Pemahaman Perpajakan
formal perpajakan yang menjadi Pemahaman ini berkaitan
kewajibannya, memalsukan doku- dengan seberapa jauh Wajib Pajak
mengetahui Ketentuan Perpajakan

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1571


secara menyeluruh, meliputi segala Tabel 1.
aspek mulai dari pelaporan dan Deskripstif Statistik
pembayaran pajak terutang.
N Min Max Mean Std.
Dalam melakukan peng-
imu imu Devia
ukuran variabel menggunakan skala
m m tion
Likert skala 1 sampai 5 dengan
Persepsi_Pengg
perincian sebagai berikut: 1) Angka 1 100 37 62 46.75 5.461
elapan_Pajak
= Tidak Paham, 2) Angka 2 =
Gender 100 0 1 .54 .501
Kurang Paham, 3) Angka 3 = Cukup
Pemahaman_Pa
Paham, 4) Angka 4 = Paham, dan 5) 100 54 75 60.94 7.006
jak
Angka 5 = Sangat Paham.
Religiusitas 100 0 1 .68 .469
4) Religiusitas
Religiusitas adalah tingkat Valid N
100
keterikatan individu dalam meng- (listwise)

ekspresikan ajaran-ajaran agama


Sumber : Hasil data olahan SPSS
yang dianutnya dengan cara meng-
integrasikan berbagai dimensi keaga-
Uji Validitas
maan yang ada kedalam kehidupan
Uji validitas dilakukan deng-
atau religiusitas merupakan suatu
an membandingkan nilai rtabel
bentuk kepercayaan kepada Tuhan.
denganrhitung. Nilai rtabel pada
Religiusitas merupakan
signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi
variabel Dummy dimana muslim
dan jumlah data(n) = 100 maka
dinyatakan dengan 1 dan Non
didapat r tabel sebesar 0.1966. Nilai r
Muslim dinyatakan dalam angka 0.
tabel yang diperoleh dibandingkan
dengan nilai r hitung dari data yang
HASIL PENELITIAN DAN
diperoleh dengan menggunakan
PEMBAHASAN
kuesioner.
Statistik Deskriptif
1) Pemahaman Perpajakan
Statistik deskriptif adalah
pengolahan data untuk tujuan
Tabel2.
mendeskripsikan atau memberi
Hasil Uji Validitas Pemahaman
gambaran terhadap obyek yang
Perpajakan
diteliti melalui data sampel atau Corrected Item-
Butir
populasi. Statistik deskriptif Pernyataan
Total Correlation
(r hitung)
r tabel Keterangan

merupakan statistik penelitian yang 1 0.474 0.1966 Valid


2 0.327 0.1966 Valid
digunakan untuk menganalisa data 3 0.546 0.1966 Valid
4 0.717 0.1966 Valid
dengan cara mendeskripsikan atau 5 0.686 0.1966 Valid
menggam-barkan data yang telah 6
7
0.628
0.690
0.1966
0.1966
Valid
Valid
terkumpul sebagaimana adanya tanpa 8 0.729 0.1966 Valid
9 0.697 0.1966 Valid
bermaksud mengambil kesimpulan 10 0.692 0.1966 Valid
11 0.705 0.1966 Valid
yang berlaku umum. Statistik 12 0.715 0.1966 Valid
deskriptif bertujuan untuk memberi 13
14
0.687
0.608
0.1966
0.1966
Valid
Valid
gambaran tentang suatu data yang 15 0.596 0.1966 Valid
16 0.555 0.1966 Valid
dilihat dari nilai rata-rata (mean), 17 0.315 0.1966 Valid
standar deviasi, nilai minimum, dan Sumber : Hasil Olahan SPSS 2015
nilai maksimum.
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1572
2) Persepsi Penggelapan Pajak Sumber : Data Olahan SPSS 2015
Dari tabel diatas menunjukkan
Tabel 3. bahwa semua variabel mempunyai
Hasil Uji Validitas Penggelapan nilai Cronbach Alpha yang lebih
Pajak besar dari 0,6. Sehingga dapat
Butir
Corrected Item- Total Keteran
disimpulkan semua konsep pengukur
Pernyataa r tabel
n
Correlation (r hitung) gan variabel-variabel yang digunakan
1 0.323 0.1966 Valid dalam penelitian ini adalah reliable.
2 0.422 0.1966 Valid
3 0.540 0.1966 Valid Untuk selanjutnya variabel-variabel
4 0.549 0.1966 Valid
5 0.651 0.1966 Valid
tersebut layak digunakan sebagai alat
6 0.657 0.1966 Valid ukur dalam pengujian statistik.
7 0.730 0.1966 Valid
8 0.714 0.1966 Valid
9
10
0.695
0.671
0.1966
0.1966
Valid
Valid
Hasil Uji Normalitas Data
11 0.600 0.1966 Valid Uji normalitas pada model regresi
12 0.560 0.1966 Valid
13 0.432 0.1966 Valid
digunakan untuk menguji apakah
14 0.397 0.1966 Valid nilai residual yang dihasilkan dari
15 0.327 0.1966 Valid
regresi terdistribusi secara normal
Sumber: Hasil data Olahan SPSS
atau tidak. Model regresi yang baik
2015.
adalah yang memiliki nilai residual
yang terdistribusi secara normal.
Dari tabel diatas dapat dilihat
Uji normalitas digunakan untuk
bahwa masing-masing butir
menentukan apakah data yang
pernyataan untuk variabel persepsi
digunakan dalam model regresi telah
penggelapan pajak adalah rhitung>
terdistribusi normal. Dalam
rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini penulis menggunakan 2
secara statistik masing-masing
uji normalitas yaitu dengan grafik
indikator pernyataan dalam perta-
normal plot dan denga uji
nyaan variabel penggelapan pajak
Kolmogorov Smirnov.
adalah valid dan layak digunakan
Hasil dari grafik normal plot dapat
sebagai data penelitian.
dilihat pada gambar dibawah ini:
Uji Reliabilitas
Gambar 1.
Untuk pengujian reliabilitas
Grafik Normal Plot
penulis akan melihat dari nilai
cronbach alpha. Jika nilai cronbach
alpha besar dari 0,6 maka data yang
digunakan dalam penelitian ini
reliable, sebaliknya jika nilai alpha
lebih rendah dari 0,60 maka nilai
tersebut tidak reliable. Dengan
bantuan program SPSS dapat dilihat
hasil uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4. Sumber : Data Olahan SPSS 2015


HasiL Uji Reliabilitas
Variabel Jumlah Cronbach Keterangan

Pemahaman
Item
17
Alpha
0.922 Reliabel
Dari gambar tersebut dapat dilihat
Perpajakan
Persepsi Penggelapan 15 0.890 Reliabel
bahwa data menyebar disekitar garis
Pajak diagonal, sehingga dapat dikatakan

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1573


data berdistribusi normal, Kesim- Apabila dibandingkan dengan nilai
pulan ini didukung oleh hasil dari uji Durbin-Waston tabel pada tingkat
kolmogrov Smirnov. signifikan 5%, dengan k=3 dan
n=100 maka diperoleh dl = 1.6131
Hasil Uji Multikolinieritas dan du = 1.7364, maka nilai 4-du =
Multikolinieritas artinya antar- 2.2636 dan nilai 4-dl = 2.3869. Hasil
variabel independen yang terdapat dari Durbin-Waston hitung sebesar
dalam model regresi memiliki 1.961 dan nilai ini berada diposisi
hubungan linier yang sempurna atau antara du dengan 4-du, yaitu antara
mendekati sempurna (koefisien 1.7364 dan 2.2636, yang artinya
kolerasinya tinggi atau bahkan 1). bahwa tidak adanya gejala
Tabel5. autokorelasi dalam model regresi ini.
Nilai Tolerance dan VIF
Toleran Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel VIF Keterangan
ce
Bebas
Uji heteroskedastisitas
1.0 digunakan untuk mengetahui apakah
Gender 0.928 Multikolinier
78
itas dalam model regresi terjadi
Pemaham
an 1.0
Bebas kesamaan variance dari residual satu
0.978 Multikolinier pengamatan ke pengamatan
Perpajaka 22
itas
n lainnya.Dalam penelitian ini untuk
Bebas melakukan uji heteroskedastisitas
Religiusit 1.0
0.925 Multikolinier
as 81 dilakukan dengan menggunakan
itas
Sumber : Data Olahan SPSS 2015 scatter plot. Apabila setelah
Berdasarkan tabel diatas dari dilakukan uji scatter plot diperoleh
ketiga variabel independen tersebut letak datanya menyebar, maka data
semua nilai tolerance berada diatas tersebut dapat disimpulkan terbebas
atau > 0.10 dan nilai VIF dibawah dari uji heterokedastisitas.
atau < 10. Jadi dapat disimpulkan Berdasarkan uji scatter plot
bahwa model regresi yang digunakan diperoleh hasil sebagai berikut:
bebas dari pengaruh
multikolinieritas. Gambar2.
Hasil Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Autokorelasi

Tabel6.
HasilUjiAutokorelasi

Nil Nila Nila 4-dl 4- Kesimp


ai i dL i dU dU ulan
dW
Bebas
1.9 1.61 1.73 2.38 2.26
Autokor
61 31 64 69 36 Sumber : Data Olahan SPSS 2015
elasi
Sumber : Data Olahan SPSS 2015 Uji Goodness of Fit
Uji F dikenal dengan Uji
Berdasarkan tabel Durbin serentak atau uji Model/Uji Anova,
Waston diatas diketahui bahwa nilai yaitu uji untuk melihat
DurbinWaston hitung sebesar 1.961.
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1574
bagaimanakah pengaruh semua 1. Uji Parsial untuk variabel gender
variabel bebasnya secara bersama- dari tabel 8, dapat dilihat bahwa hasil
sama terhadap variabel terikatnya. dari nilai t hitung variabel gender
Jika model signifikan maka model sebesar 8.509, dimana hasil ini lebih
bisa diguna-kan untuk prediksi atau besar dari nilai t tabel sebesar 1.984,
peramalan, seba-liknya jika non/tidak yang artinya bahwa terdapat
signifikan maka model regresi tidak pengaruh yang signifikan antara
bisa digunakan untuk peramalan. gender terhadap persepsi peng-
gelapan pajak. Hal ini ditunjukkan
Tabel 7. dengan tingkat signifikannya sebesar
Uji Goodness of Fit 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Model Sum of Df Mean F Sig. 2. Uji Parsial untuk variabel sistem
Squares Squar
e
pengendalian intern dari tabel 8,
489.9
dapat dilihat bahwa hasil dari nilai t
Regression 1469.720 3 31.713 .000b
07 hitung untuk pemahaman perpajakan
1
Residual 1483.030 96
15.44
8
sebesar 2.163, dimana hasil ini lebih
Total 2952.750 99 besar dari nilai t tabel sebesar 1.984,
Sumber: Data olahan SPSS 2015 yang artinya bahwa terdapat penga-
ruh yang signifikan antara pema-
Berdasarkan tabel diatas, haman perpajakan terhadap persepsi
maka dapat diketahui bahwa F hitung penggelapan pajak. Hal ini juga
sebesar 31.713 dengan tingkat ditunjukkan dengan tingkat sig-
signifikan sebesar 0.000 lebih kecil nifikan sebesar 0,033 lebih kecil dari
dari 0.05. Artinya model dalam 0,05.
penelitian ini sudah fit dan bisa 3.Uji Parsial untuk variabel
digunakan untuk mem-prediksi dan religiusitas. Dari tabel 8, dapat
dapat dilakukan peng-ujian hipotesis dilihat bahwa hasil dari nilai t hitung
untuk masing-masing variabel. untuk variabel religiusitas sebesar
1.579, dimana hasil ini lebih besar
Pengujian Hipotesis dari nilai t tabel sebesar 1.984, yang
Regresi Linear Berganda artinya bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara
Tabel 8. religiusitas dengan persepsi
Hasil Analisis Regresi Berganda penggelapan pajak. Hal ini
Model Unstandardi Standardize t Sig
zed d . ditunjukkan dengan tingkat
Coefficients
B Std.
Coefficients
Beta
signifikan sebesar 0.188 lebih besar
Erro dari 0.05.
r
51.4 3.70 .00
(Constant) 13.870
44 9 0
6.96 .00
Pembahasan hasil hipotesis
Gender .819 .639 8.509
6 0 pertama
1 Pemahaman .03
_Pajak
-.123 .057 -.158 -2.163
3 Uji hipotesis untuk variabel
Religiusitas
-
1.38 .876 -.119 -1.579
.11 gender, dapat dilihat bahwa hasil dari
8
3 nilai t hitung variabel gender sebesar
Sumber: Data Olahan SPSS 2015 8.509, dimana hasil ini lebih besar
dari nilai t tabel sebesar 1.984, yang
Berdasarkan hasil uji statistik artinya bahwa terdapat pengaruh
t pada tabel diatas, maka dapat yang signifikan antara gender
disimpulkan sebagai berikut : terhadap persepsi penggelapan pajak.

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1575


Hal ini ditunjukkan dengan tingkat dengan tingkat signifikan sebesar
signifikannya sebesar 0,000 lebih 0.188 lebih besar dari 0.05.
kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil pengujian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara religiusitas dengan
hipotesis antara variabel gender persepsi penggelapan pajak, dipe-
dengan persepsi penggelapan pajak roleh kesimpulan bahwa tidak
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat terdapat pengaruh antara religiusitas
pengaruh antara perbedaan gender terhadap persepsi penggelapan pajak
terhadap persepsi penggelapan pajak. sehingga H3 ditolak.
sehingga H1 diterima.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Pembahasan hasil hipotesis kedua
Uji hipotesis untuk variabel Tabel 9.
pemahaman perpajakan, dapat dilihat Hasil Uji koefisien Determinasi
bahwa hasil dari nilai t hitung untuk
Std.
pemahaman perpajakan sebesar R Adjuste Error of
2.163, dimana hasil ini lebih besar Model R Squar dR the
dari nilai t tabel sebesar 1.984, yang e Square Estimat
e
artinya bahwa terdapat pengaruh .70
antara pemahaman perpajakan 1 .498 .482 3.930
6a
terhadap persepsi penggelapan pajak. Sumber: Data Olahan SPSS 2015
Hal ini juga ditunjukkan dengan
tingkat signifikan sebesar 0,033 lebih Berdasarkan tabel diatas
kecil dari 0,05. dapat dilihat bahwa nilai dari
Berdasarkan hasil pengujian Adjusted R Square sebesar 0.482,
hipotesis antara pemahaman perpa- artinya sebesar 48.2% variasi
jakan terhadap persepsi penggelapan variabel terikat dapat dijelaskan oleh
pajak diperoleh kesimpulan bahwa variasi dari variabel bebas. Oleh
terdapat pengaruh antara pemahaman karena itu, dapat disimpulkan bahwa
perpajakan terhadap persepsi peng- sebesar 48.2% persepsi penggelapan
gelapan pajak. sehingga H2 diterima. pajak dipengaruhi oleh variabel
Arah koefisien yang negatif menun- gender, pemahaman perpajakan, dan
jukkan bahwa semakin tinngi religiusitas. Sedangkan sisanya
tinggkat pemahaman perpajakan, sebesar 51.8% dipengaruhi oleh
maka tingkat persepsi penggelapan variabel lain selain variabel yang
pajak menurun, karena penggelapan digunakan dalam model penelitian
perpajakan dianggap tidak etis. ini.

Pembahasan hasil hipotesis ketiga SIMPULAN DAN SARAN


Uji hipotesis untuk variabel
religiusitas, dapat dilihat bahwa hasil Simpulan
dari nilai t hitung untuk variabel Berdasarkan analisis data dan
religiusitas sebesar 1.579, dimana pembahasan dapat ditarik
hasil ini lebih besar dari nilai t tabel kesimpulan dari penelitian ini
sebesar 1.984, yang artinya bahwa sebagai berikut:
tidak terdapat pengaruh antara 1. Perbedaan gender mem-
religiusitas dengan persepsi peng- pengaruhi persepsi peng-
gelapan pajak. Hal ini ditunjukkan gelapan pajak. Dengan nilai t
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1576
sebesar 8.509, yang artinya t untuk peneliti selanjutnya, antara
hit > t tabel (1,984). Hasil lain:
penelitian ini menunjukkan 1. Peneliti selanjutnya dapat
bahwa gender mempengaruhi menambahkan variabel
secara signifikan terhadap independen yang memungkinkan
persepsi penggelapan pajak. dapat mempengaruhi persepsi
Dari hasil kuesioner yang penggelapan.
disebarkan menyatakan rata- 2. Selain melakukan penyebaran
rata dari jumlah laki-laki kuesioner, metode wawancara
50,24528 sedangkan perem- dapat dilaksanakan untuk
puan 42,52273 dimana rata- penelitian selanjutnya atau
rata dari skor nilai yang dengan memberikan kolom
diberikan oleh responden jawaban tambahan dalam
laki-laki sebesar 3,35 sedang- kuesioner sehingga responden
kan perempuan sebesar 2,83. dapat menambah atau
Hasil ini memperlihatkan memberikan argumen tambahan
bahwa perempuan akan lebih mengenai pernyataan yang
menentang penggelapan pa- diberikan.
jak dibandingkan laki-laki. 3. Penambahan jumlah sampel
2. Pemahaman perpajakan me- akan sangat bermanfaat untuk
mpengaruhi persepsi peng- penelitian selanjutnya. Hal ini
gelapan pajak. Dengan nilai t dapat dilakukan dengan
sebesar 2.163, yang artinya t menambah sampel tiap
hit > t tabel (1,984), namun kelompok yang diteliti atau
dengan arah koefisien negatif. dengan cara memperluas
Artinya hasil penelitian ini wilayah penelitian sehingga
menunjukkan bahwa pema- tidak hanya dilakukan di wilayah
haman perpajakan mem- Universitas Gadjah Mada.
pengaruhi secara signifikan Penambahan jumlah sampel ini
terhadap persepsi peng- akan bermanfaat untuk
gelapan pajak. Hasil pene- meningkatkan kemampuan
litian ini menunjukkan sema- generalisasi hasil penelitian.
kin tinggi tingkat pemahaman
perpajakan, maka persepsi
penggelapan pajak semakin DAFTAR PUSTAKA
rendah.
3. Religiusitas tidak ber- Basri, Yessi Mutia. 2014. Efek
pengaruh terhadap persepsi Moderasi Religuisitas Dan
penggelapan pajak. Dika- Gender Terhadap Hubungan
renakan t hit < t tabel yaitu Etika Uang ( Money Ethics)
1.579< 1.984. Dan Kecurangan Pajak (Tax
Evasion). SNA XVII Mataram,
Saran Lombok.
Berdasarkan evaluasi atas
hasil penelitian dan keterbatasan Coate, C and Frey, K. 2000. “Some
yang ada dalam penelitian ini, Evidence on the Ethical
beberapa saran yang diharapkan Disposition of Accounting
dapat menjadi bahan pertimbangan Students : Context and

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1577


GenderImplications”. Teaching Rahman, Irma Suryani. 2013.
Business Ethis. Vol 4 No 4, pp “Pengaruh keadilan, sistem
379-404 perpajakan, diskriminasi dan
kemungkinan terdeteksi
Greetz, Cliford. 1993. “Religion as a kecurangan terhadap persepsi
Cultural System”. PP 87-125. wajib pajak mengenai etika
Fontana Press. penggelapan pajak (tax
evasion)”. Skripsi Fakultas
Izza, Nur Ika Alfi dan Ardi Hamzah. Ekonomi dan Bisnis UIN
2008.“Etika Penggelapan Syarif HidayatullahJakarta.
Pajak Perspektif
Agama:sebuah Studi Resmi, Siti. 2009. “ Perpajakan
Interpretatif ”.Surabaya. Teori dan Kasus”, Jakarta,
Salemba Empat.
Mardiasmo. 2009. “Perpajakan Edisi
Revisi 2009”. Yogyakarta, Salsabila, Ania. Hepi Prayudiawan.
Penerbit Andi. 2011. Pengaruh Akuntabilitas,
Pengetahuan Audit dan Gender
Masri, Indah dan Dwi Martani. 2012. Terhadap Kualitas Hasil Kerja
“ Pengaruh Tax Avoidence Auditor. Jurnal Fakultas
Terhadap Cost of Debt”. PPJK Ekonomi dan Bisnis UIN
20, Tesis Fakultas Ekonomi Syarif HidayatullahJakarta. Vol
Universitas Indonesia, Jakarta. 4. No. 1 (155-175)

McDaniel, S. W., & Burnett, J. J.


1990. Consumer religiosity and Suminarsasi, Wahyu dan Supriyadi.
retail store evaluative criteria. 2011. “Pengaruh Keadilan,
Journal of the Academy of Sistem Perpajakan dan
Marketing Science, 18(2), 101- Diskriminasi Terhadap
112. Persepsi Wajib Pajak
Mengenai Penggelapan
McGee, R.W., Simon dan Annie. Pajak.” Yogyakarta, PPJK 15
2008. “A comparative Study on Universitas Gajah Mada.
Perceived Ethics of Tax
Evasion: Hong Kong Vs the Tang, T. L. P. 2002 . Is the love of
United Stated”, Journal of money the root of all evil? Or
Business Ethics 2008, pp. 147- different strokes for different
158. folks: lessons in 12 countries.
Paper presented to the
McGee, R.W., Zhiwen Guo. 2007. “A International Conference on
survey of law, business and Business Ethics in the
philosophy students in China Knowledge Economy. Hong
on the ethics of tax evasion”, Kong, China.
Journal of Business Ethics
2007, Volume Vol. 2 No. 3,
2007,. pp. 299-315

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1578

Anda mungkin juga menyukai