C. Sistem Integumen
Kulit, yang mualai berkembang selama minggu ke 11 kehamilan, terdiri dari 3
lapisan ( Epidermis, Dermis dan jaringan subkutan ). Kulit mempunyai 4 fungsi
utama : perlindungan terhadap cedera, termoregulasi, impermeabilitas, dan sensor
terhadap sentuhan, nyeri, panas, dan dingin.
Ph kulit yang normal adalah asam, berguna untuk melindungi kulit dari invasi
bakteri. Pada bayi Ph kulit bayi lebih tinggi, kulit lebih tipis, dan sekresi keringat dan
sebum sedikit. Akibatnya, bayi lebih rentan terhadap infeksi kulit daripada anak yang
lebih besar dan orang dewasa. Selanjutnya, karena pelekatan yang longgar antara
dermis dan epidermis, kulit bayi dan anak – anak cenderung mudah melepuh.
D. Sistem Pendengaran
Tiga bagian telinga berkembang pada masa embrio dalam waktu yang bersamaan
dengan perkembangan organ – organ vital lainnya, oleh karena itu deformitas pada
telinga dapat memberikan petunjuk terhadap penyimpangan organ lain dalam tubuh.
Perkembangan telinga luar dimulai kira – kira pada minggu ke lima kehamilan dan
perkembangan telinga tengah sekitar minggu ke 6. telinga terutama sekali rentan
terhadap penyimpangan pada minggu ke 9 kehamilan.
Neonatus mampu membedakan suara saat lahir dan lebih mudah berespon
terhadap suara dengan nada yang tinggi. Adanya mucus pada tuba eustachius dapat
membatasi pendengaran ketika bayi pertama kali dilahirkan tetapi segera jelas setelah
lahir. Verniks kaseosa pada saluran telinga luar dapat menyulitakan visualisasi
membrane timpani.
Bayi yang lebih muda berespon terhadap kebisingan yang keras dengan refleks
terkejut, berkedip, atau menghentikan gerakan. Bayi, yang berumur 6 bulan atau lebih
mencoba mencari sumber suara.
E. Sistem Penglihatan
Mata mulai terbentuk pada 22 hari kehamilan, dan pada 8 minggu kehamilan
dianggap dalam bentuk yang lazim. Struktur dan bentuk mata terus berkembang
sampai anak mencapai usia sekolah. Pada saat lahir Mielinisasi serat – serat saraf
sudah lengkap dan respon pupil dapat diperoleh. Bayi baru lahir, bagaimanapun juga
mempunyai penglihatan yang terbatas. Neonatus mampu mengenali bentuk ibunya
dan mengenali cahaya dan gerakan, ditandai dengan refleks berkedip. Nistagmus
yang tajam umum terjadi. Kemampuan untuk mengikuti objek tidak berkembang
sampai umur 4 minggu, ketika bayi mampu mengikuti cahaya dan objek kegaris
tengah. Pada umur 8 minggu bayi mampu mengikuti cahaya melewati garis tengah,
walaupun strabismus menjadi jelas.
Strabismus konvergen intermiten umum terjadi sampai umur 6 bulan, kemudian
menghilang. Otot – otot dianggap berfungsi dengan sempurna pada umur 1 tahun.
Macula dan fovea sentralis secara structural mengalami diferensiasi pada umur 4
bulan. Maturasi makula dicapai saat umur 6 tahun. Perbedaan warna ada antara umur
3 dan 5 bulan. Bayi normalnya berpenglihatan jauh. Seperti anak kecil, bayi melihat
dengan baik pada rentang yang sempit. Ketajaman penglihatan jauh. Seperti anak
kecil, bayi melihat dengan baik pada rentang yang sempit. Ketajaman penglihatan
pada bayi mempunyai rentang dari 20/300 sampai 20/50. iris biasanya dianggap
berwarna permanent saat umur 6 bulan, tetapi pada beberapa anak tidak sampai 1
tahun. Lakrimasi mulai ada saat berumur 6 – 12 minggu.
b. Secondary Survey
Secondary survey adalah pemeriksaan teliti yang dilakukan dari ujung
rambut sampai ujung kaki (head to toe), termasuk penilaian nyeri.
Lakukan pengkajian secara umum dari ujung kepala ke ujung kaki sementara
mengumpulkan riwayat kesehatan dan tanda-tanda vital. Pengkajian secara
umum membantu dalam menetapkan prioritas.perhatikan bagian-bagian yang
sakit terlebih dulu .contohnya,jika seorang anak mengalami masalah pernapasan,
pengkajian pada bidang ini adalah prioritas.
Pengkajian fisik merupakan komponen esensial dari asuhan keperawatan. Anak-
anak sering kali tidak dapat mengatakan kepada pemberi perawatan apa yang
salah.pemberi perawatan harus mampu mengkaji dan mengkomunikasikan
keluhan anak yang timbul dari pengkajian.
Beberapa aspek pemeriksaan fisik yang lengkap dapat diabaikan selama
pengkajian harian, tergantung pada umur anak, status kesehatan, dan alasan
untuk kontak dengan perawatan kesehatan. Contoh pengkajian yang tidak selalu
perlu di masukkan adalah tinggi badan, lingkar kepala, berat badan, refleks
tendon dalam, dan uji neurologi.
Pendekatan dari ujung kepala ke ujung kaki, sistemik dan berurutan untuk
pemeriksaan dapat menjadi tidak mungkin: urutan pemeriksaan seringkali perlu
di ubah untuk menyesuaikan dengan anak. fleksibilitas adalah esensial :
bagaimanapun : semua aspek pemeriksaan yang diperlukan harus dilakukan.
Seringkali bberapa observasi dapat dilakukan dalam sekali waktu, karena ukuran
daerah yang di periksa. Contohnya, ketika menghitung frekuensi napas juga
dapat juga mengamati jenis dan kualitas pernapasan, ada tidaknya retrasi, warna
tubuh, dan apakah terdapat gangguan pernapasan.
Lakukan aspek-aspek pemeriksaan yang kurang menimbulkan stres terlebih
dulu. Apa yang menimbulkan stres bagi satu kelompok umur belum tentu
menimbulkan stres bagi kelompok umur yang lain.
Gunakan pendekatan yang ramah dan tenang.katakan pada anak apa yang harus
dilakukan daripada meminta untuk bekerja sama.demonstrasi membantu anak
untuk mengikuti prosedur.
Biarkan anak-anak memegang peralatan.
Gunakan kedua tangan bila mungkin.satu tangan atau pemeriksaan dengan jari
bisa ditafsirkan sebagai tindakan yang bersifat menganggu.
Jangan meninggalkan bayi dan anak-anak tanpa diawasi diatas meja pemeriksaan
PENGUKURAN TTV
Tekanan darah merupakan hasil dari curah jantung dan tahanan perifer yang
meningkat,sampai saaat ini anak-anak yang usianya dibawah 3 tahun tidak diukur
tekanan darahnya,karena diperlukan kesabaran dan keterampilan yang
lebih.Mayoritas anak-anak yang hipertensi mempunyai ginjal.
5. Pengukuran Atropometri
1. Berat badan
Tinggi badan pada anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan
panjang badan.Pada bayi yang baru lahir,panjang badan rata-rata adalah
sebesar 50 cm,pada tahun pertama pertambahan panjang badan adalah
1,5x panjang badan lahir,pertambahan tersebut akan berangsur-angsur
sampai usia 9 tahun,yaitu sekitar 5 cm/tahun.pertambahan tinggi badan
akan berhenti pada usia 18-29 tahun.
5. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subkapular refleksi
pertumbuhan jaringan lemak dibawah kulit yang mencerminkan
kecukupan energy,apabila anak mengalami defisiensi kalori,maka lipatan
kulit menipis,lipatan tersebut akan menebal bila anak kelebihan energy.
3) Pedoman ALS
Asistol atau PEA
Menilai jalan dan mulai CPR
Intubasi dan ventilasi dengan oksigen
Pertimbangkan kemungkinan hipoksia, hipovolemia, hipotermia,
hyperkalemia, hypokalemia, tamponade, tension pneumothoraks,
toksin/racun/obat atau tromboemboli dan obati jika ada
Bradikardi
Menilai jalan napas dan berikan oksigen
Intubasi jika kesadaran menurun
Mulai CPR jika HR <60 x/menit
VF or pulseless VT
Defribilasi hingga 3 kali yang diperlukan
2j/kg 4j/kg 4j/kg
Mulai CPR, intubasi, ventilasi dengan O2
4) Skor APGAR
TANDA 0 1 2
Appearance Biru,pucat Badan pucat,tungkai biru Semuanya merah muda
Penilaian APGAR
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
Nilai tertinggi adalah 10
1. Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik
2. Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan
tindakan resusitasi
3. Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan
resusitasi segera sampai ventilasi.
2). Perdarahan eksternal adalah prioritas pengobatan berikutnya, yang dapat diobati
dengan menerapkan tekanan langsung menggunakan pembalut tekanan steril, berhati-
hati untuk tidak menutup jalan nadi distal. Kecuali kontraindikasi, ekstremitas
perdarahan kemudian harus ditinggikan.
3). Akses intravena merupakan prioritas. Dua kateter besar-menanggung, lebih baik
dalam ekstremitas atas, harus dicobakan. Intraosseous atau pusat kanulasi vena
mungkin diperlukan jika upaya akses perifer tidak berhasil. Ekspander volume,
seperti Lactated Ringer atau normal saline, diberikan seperti yang ditunjukkan. Jika
anak menunjukkan tanda-tanda hipovolemia berat atau syok, bolus cairan ekspander
volume pada 20ml / kg diberikan dan diulang sampai tiga kali. O-negatif dikemas sel
darah merah atau darah juga dapat digunakan, diresapi pada 10 mL / kg. Bolus
diulang sampai perfusi dan denyut perifer meningkatkan. penilaian bedah dan
intervensi mungkin diperlukan untuk mengontrol perdarahan.
Pada pasien yang pre-op, Persiapan pra bedah penderita yang tidak mengalami
deficit sebelumnya atau dengan deficit yang telah diperbaiki terutama terdiri dari
meberikan karbohidrat yang cukup untuk makanan dan mencegah pemecahan protein.
Kebutuhan air dan elektrolit rumatan biasa sudah cukup. Bayi kecil yang tidak
muntah harus mendapatkan campuran karbohidrat dan natrium klorida lewat mulut
sampai 3 hari sebelum operasi. Cairan tersebut dapat dengan mudah di absorbs dari
traktus gastrointestinal.
Selama pembedahan, darah, plasma, salin atau pengembang volume lain dapat
diberikan bila terjadi kehilangan darah, trauma jaringan, perpindahan cairan ke ruang
ketiga atau penguapan yang berlebihan. Besarnya kekurangn ini ditentukan oleh ahli
bedah selama proses operasi. Kesalahan terbanyak dalam pemberian cairan parenteral
selama dan setelah operasi adalah kelebihan pemberian, terutama dextrose dalam air.
Pada kebanyakan situasi kalium hanya sedikit perlu diberikan dengan jumlah yang
sedikit bahkan mungkin tidak perlu sama sekali. Hal ini karena trauma jaringan luas
atau anoksia dapat mengakibatkan pelepasan sejulah kalium intraseluler yang
berpotensi mengkibatkan hiperkalemia. Bila terjadi syok, dapat terjadi gagal ginjal
akut yang menghalangi kemampuan pembuangan kalium yang dilepas melalui ginjal.
Pasca bedah, intake harus dibatasi selama 24 jam. Setelah itu,terapi rumatan bisa
secara bertahap dipulihkan. Intake cairan tidak boleh lebih dari 85 mL/ 100 kkal yang
dimetabolisme karena antidiuresis akibat trauma, penyesuaian sirkulasi atau anastesi,
kecuali bila kemampuan ginjal mengkonsentrasi urine terbatas, seperti pada penderita
anemia sel sabit, pielonefritis kronis atau uropati obstruktif. Bila masukan air tidak
terbatas, baik diberikan secara oral ataupun renteral, dapat terjadi intoksikasi air.
Masuknya natrium rumatan juga dapat rendah karena rendahnya keluaran kalori
selama anastesi dan pasca bedah. Terapi cairan pada masa pasca bedah terutama
tergantung pada kompleks meskipun begitu respon tubuh diantisipasi terhadap trauma
melalui modifikasi ekskresi dan natrium, serta kejadian komplikasi bedah yang
sering menyertai atau tidak diantisipasi. Kondisi klinis penderita menentukan
kebutuhan akhir cairan dan elektrolit yang merupakan kebutuhan akhir percerminan
dari proses-proses tersebut.
Beberapa anak pasca bedah mengalami peningkatan kadar hormone antidiuretik
darah akibat SIADH atau akibat respon sesuai terhadap restriksi cairan dan
kekurangan volume yang diakibatkannya. Bila penurunan output urine pasca bedah
merupakan akibat dari SIADH, maka penderita dalam keadaan euvolemik,
mempunyai status sirkulasi normal, berat badan stabil atau sedikit meningkat, dan
mempunyai peningkatan ekskeresi natrium urine. Bila anak mengalami oliguria
akibat pergeseran cairan dan kehilangan sejati volume intravaskuler, maka ada
penurunan eksresi natrium urine yang disertai gejala klinis hipovolemia, seperti
penurunan berat badan, takiakardi, perubahan turgor kulit dan pefusi perifer serta
hipotensi.