Anda di halaman 1dari 9

PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

A. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar besi pada
sampel air secara spektrofotometri

B. Landasan Teori

Besi adalah metal berwarna putih keperakan, liat, dan dapat dibentuk,
biasanya di alamdidapat sebagai hematit. Besi merupakan elemen kimiawi yang
dapat dipenuhi hampir di semua tempat di muka bumi, pada semua bagian lapisan
geologis dan semua badan air. Pada air permukaan, jarang ditemui kadar Fe lebih
besar dari 1 mg/L, tetapi didalam air, kadar tanah Fe dapat jauh lebih tinggi.
Konsentrasi Fe yang tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas
dapur, selain itu juga menimbulkan pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan
bakteri besi, kekeruhan karena adanya koloidal yang terbentuk.
Tubuh manusia hanya mengandung besi sebanyak 4g. Adanya unsur besi
di dalam tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan unsur tersebut dalam
mengatur metabolisme tubuh. Dalam tubuh, sebagian besar unsur besi terdapat
dalam hemoglobin, pigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah. Karena
itulah masukan besi setiap hari sangat diperlukan untuk mengganti zat besi yang
hilang melalui tinja, air kencing, dan kulit. Namun masukan zat besi yang
dianjurkan juga harus dipenuhi oleh dua faktor yaitu kebutuhan fisiologis
perseorangan dan persediaan zat besi di dalam makanan yang disantap (Trianjaya,
Zunaedi. 2009).
Besi secara farmakologi digunakan sebagai zat penambah darah bagi
penderita anemia. Salah satu bentuk garam besi yang digunakan sebagai
komponen zat aktif dalam sediaan penambah darah adalah besi(II) sulfat, yaitu
bentuk besi bervalensi dua atau ferro. Hal ini berkaitan dengan kondisi tubuh
manusia yang lebih mudah menyerap besi dua daripada besi bervalensi tiga. Sifat
kimia besi yang sangat dikenal adalah mudah teroksidasi oleh oksigen dari udara
dan oksidator lainnya, sehingga besi umumnya dijumpai sebagai besi bervalensi
tiga. Pada kondisi tertentu dimana kurang kontak dengan udara, besi berada
sebagai besi bervalensi dua.
Metode analisis besi yang sering digunakan adalah dengan
spektrofotometri sinar tampak, karena kemampuannya dapat mengukur
konsentrasi besi yang rendah. Analisis kuantitatif besi dengan spektrofotometri
dikenal dua metode, yaitu metode orto-fenantrolin dan metode tiosinat. Besi
bervalensi dua maupun besi bervalensi tiga dapat membentuk kompleks berwarna
dengan suatu reagen pembentuk kompleks dimana intensitas warna yang
terbentuk dapat diukur dengan spektrofotometri sinar tampak. Karena orto
fenantrolin merupakan ligan organik yang dapat membentuk kompleks berwarna
dengan besi(II) secara selektif (Kartasasmita, et al. 2009).
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat
yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk
menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari
konsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu
berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya,
sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar.
Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic (Harjadi,
1990).
Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi. Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer
adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh
dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter
dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang
gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang
gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang
gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang
yang benar-benar terseleksi dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya
seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak
yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko
dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko
ataupun pembanding (Khopkar, 2002).
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa
dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis
senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin
tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang diserap
(Anonim, 2011).

C. Alat dan Bahan


         Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1.    Spektronik 20D
2.    Labu takar 100 ml 6 buah
3.    Pipet ukur 10 ml
4.    Pipet tetes
5.    Gelas piala
6.    Tabung reaksi
7.    Filler
         Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1.    O-fenantrolin 0,025% 50 ml
2.    Natrium asetat
3.    Hidrosilamin klorida 10 % 50 ml
4.    Larutan baku Fe (II) 50 mg/L = 50 ppm 10 ml

D. Prosedur Kerja

      Penentuan panjang gelombang ( λ ) maksimum


                            Ferri (II) klorida (FeCL3)

-       Dimasukkan 1 ml ke dalam labu takar 100 ml


-       Ditambahkan 1 tetes Na asetat
-       Ditambahkan 5 ml hidroksilamin
-       Ditambahkan 5 ml fenantrolin
-       Diencerkan hingga 100 ml
-       Digojog hingga homogen dan didiamkan beberapa menit
Hasil pengamatan?

      Penentuan nilai absorbansi pada sampel

Sampel Air
                             -       Dipipet 25 ml ke dalam 3 buah gelas kimia
-       Diasamkan dengan HCL pekat 2 tetes
-       Diaduk hingga homogen
-       Ditambahkan natrium asetat 10 tetes
-       Ditambahkan 5 ml hidroksilamin
-       Ditambahkan 5 ml fenantrolin
-       Ditambahkan FeCL3 1 ml
-       Dihitung nilai absorbansinya
Hasil pengamatan?

       Penentuan nilai absorbansi FeCL3

Ferri (II) klorida FeCL3

-    Dimasukan 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml ke dalam 5 buah labu takar 25 ml
-       Ditambahkan Na asetat 1 tetes
-       Ditambahkan hidroksilamin klorida 1 ml
-       Ditambahkan fenantrolin 1 ml
-       Diencerkan hingga 25 ml
-       Digojog hingga homogen
-       Dihitung nilai absorbansinya
  Hasil pengamatan?

E. Hasil Pengamatan

1.    Tabel
      Absorbansi Larutan Standar FeCl3
Konsentrasi FeCl3 λ Å
1 ppm 495 -0,022
2 ppm 495 0,047
3 ppm 495 0,162
4 ppm 495 0,247
5 ppm 495 0,348

       Absorbansi Sampel Air


Sampel λ Å
Air sungai 495 -0,026
Air PAM 495 -0,042
Air selokan 495 0,584

2.    Perhitungan
Dari kurva kalibrasi standar di dapatkan persamaan linear (y = 0,094x + 0,125)
Dimana (y) menyatakan nilai pengukuran absorbansi (x) menyatakan kadar Fe
dalam sampel, jadi:
      Pada sampel air sungai
Dik : y = -0,026
Peny :
y = 0,094x + 0,125
-0,026 = 0,094x + 0,125
0,094x = -0,026 – 0,125
0,094x = -0,151
x = -1,606
      Pada sampel air PAM
Dik : y = -0,042
Peny :
y = 0,094x + 0,125
-0,042 = 0,094x + 0,125
0,094x = -0,042 – 0,125
0,094x = -0,167
x = -1,776
      Pada sampel air selokan
Dik : y = 0,584
Peny :
y = 0,094x + 0,125
0,584 = 0,094x + 0,125
0,094x = 0,584 – 0,125
0,094x = 0,459
x = 4,883

F. Pembahasan

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada


pengukuran serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai
perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari
absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang
gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu
yang khas untuk komponen yang berbeda
Pada percobaan kali ini, dilakukan analisis penentuan kadar besi Fe(II)
dalam sampel air dengan teknik spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri yang
digunakan tepatnya adalah spektrofotometri cahaya tampak, karena logam besi
mempunyai panjang gelombang lebih dari 400nm, sehingga jika menggunakan
spktrofotometri UV, logam besi dalam sampel tidak terdeteksi. Spektrofotometer
adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang. Syarat analisis menggunakan visibel adalah cuplikan yang
dianalisis bersifat stabil membentuk kompleks dan larutan berwarna. Oleh karena
itu, dalam pennetuan kadar besi dalam air, perlu ditambahakan hidroksilamin-HCl
5% untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Besi dalam keadaan Fe2+ akan lebih stabil
dibandingkan besi Fe3+. Dalam keadaan dasar, larutan besi tidak berwarna
sehingga perlu ditambhankan larutan orto-fenantrolin agar membentuk kompleks
larutan berwarna.
Reaksi antara besi dengan orto-fenantrolin merupakan reaksi
kesetimbangan dan berlangsung pada pH 6 sampai 8. Karena alasan tersebut, pH
larutan harus dijaga tetap dengan cara menambahkan garam natrium asetat.
Penambahan larutan natrium asetat dilakukan sebelum penambahan orto-
fenantrolin. Dalam penentuan kadar fe dalam sampel menggunakan
spektrofotometri visibel perlu dibuat larutan standar. Tujuannya adalah untuk
membuat kurva kalibrasi yang nantinya akan digunakan untuk menghitung kadar
besi dalam sampel air.
Pada percobaan, mula-mula diukur absoransi larutan standar (FeCl 3)
dengan panjang gelombang sebesar 495 nm. Larutan standar tersebut dimasukkan
dalam lima tabung berbeda dengan konsentrasi yang berbeda pula, yakni pada
konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm. Setelah absorbansi pada
kelima larutan standar tersebut, dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi
larutan standar, maka semakin besar pula absorbansinya.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran absorbansi sampel air dengan panjang
gelombang sebesar 495 nm. Pada percobaan yang telah dilakukan, diambil tiga
sampel air berbeda dengan masing-masing sampel sebanyak 25ml, yakni air
sungai, air PAM, dan air selokan. Setelah dilakukan pengukuran, diperoleh data
bahwa air sungai memiliki nilai absorbansi sebesar -0,026, air PAM memiliki
nilai absorbansi sebesar -0,042, sedangkan air selokan memiliki nilai absorbansi
sebesar 0,584. Dari data tersebut dibuat kurva kalibrasi yaitu plot kedalam grafik
hubungan antara konsentrasi dan transmitansi sehingga grafik yang dihasilkan
adalah sebagai berikut :
Dari grafik tersebut diperoleh nilai persamaan garis y = 0,094x + 0,125.
Persamaan garis tersebut digunakan untuk menghitung kadar besi dalam sample
air sumur. Dari persamaan agris tersebut y menyatakan absorbansi sampel,
sedangkan x menyatakan kadar Fe yang dikandungnya. Melalui perhitungan
diperoleh data kandungan besi pada ketiga sampel air yang telah diuji.

G. Kesimpulan

Melalui percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa


sampel air sungai memiliki kadar besi sebesar -1,606. Sampel air PAM memiliki
kadar besi sebesar -0,776. Sedangkan sampel air selokan, memiliki kadar besi
sebesar 4,883.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Universitas Haluoleo.


Kendari.

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.

Kartasasmita, E., Tuslinah, L., Fawaz, M. 2009. ‘Penentuan Kadar Besi(II) dalam Sediaan
Tablet Besi(II) Sulfat Menggunakan Metode Orto-Fenantrolin’. Jurnal
Kesehatan Vol (1) No.1. Hal:69-78. Jurusan Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bakti Tunas Husada. Tasikmalaya.

Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.

Trianjaya, Zunaidi. 2009. ‘Penentuan Kadar Besi pada Soft Water secara Spektrofotometri
di PT. Cocacola Bottling di Indonesia’. Karya Ilmiah. Universitas Sumatera
Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai