Disusun oleh :
REGULER A Semester 4
POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, rahmat,
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kuliah kerja
Lapangan di Aerofood ACS Jakarta. Adapun penyusunan laporan ini merupakan
salah satu penugasan mata kuliah Teknologi Pangan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang.
Dengan selesainya tugas ini, penulis tak lupa menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah berpartisipasi,
terutama kepada :
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan hidayah dan kesehatan
sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
2. Dosen-Dosen Teknologi Pangan yang senantiasa memberikan
ilmunya, serta memberikan penugasan sehingga penulis bisa
mendalami materi saat melakukan Praktek Kerja Lapangan
khususnya di ACS.
3. Serta teman teman DIII GIZI Angkatan 22 khususnya Reguler A yang
selalu memberikan bantuan, semangat dan dukungan sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Akhirnya semoga apa saja yang penulis kerjakan mendapat berkah dan
ridho dari Allah SWT. Penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun
agar lebih baik lagi. Dan kepada semua pihak yang telah membantu semoga Allah
yang pemurah memberikan imbalan yang setimpal. amin.
A. Gambaran Umum
B. Tujuan Umum
1. Memahami aplikasi teknik pengolahan pangan pada industry
pengolahan pangan.
C. Tujuan Khusus
Jakarta
5. Mempelajari seluruh proses produksi yang diterapkan oleh PT.
AEROFOOD Aero Catering Service (ACS) - Jakarta.
6. Mempelajari seluruh aspek Ilmu dan Teknologi Pangan yang diterapkan
1. Bagi mahasiswa
2. Bagi jurusan
E. Jadwal Pelaksanaan
GAMBARAN INDUSTRI
A. AEROFOOD ACS
PT Aerofood ACS berdiri pada 1974 dan sudah beberapa kali ganti
nama. Sebagai perusahaan bertaraf internasional yang sangat
memerhatikan aspek keamanan, keselamatan, kenyamanan pelanggan,
ACS sudah mengantongi Quility Management System (ISO22000- 2005 dan
ISO 9001-2008), Sertifikat Halal MUI, Health Safety Environment Program
dan Sistem Pengamanan International Aviantion Security.
PT. ACS merupakan unit usaha dari PT. Aerowisata yang juga anak
perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak dalam bisnis catering untuk
penerbangan. PT. Aero Catering Service (atau juga Aerofood) beroperasi
sejak pada tahun 1974 hingga saat ini telah mempekerjakan sebanyak
1.365 karyawan.
B. TUGAS
C. PARTNER
D. VALUES – IFRESH
· Integrity
· Fast
· Reliable
· Service Excellence
· Hygiene
Aerofood ACS selalu menggunakan standar higienis dan keamanan
yang paling ketat, tanpa kompromi sedikit pun. Karena itulah, semua
produk Aerofood ACS selalu memerhatikan dan memenuhi standar
dan aturan kesehatan dan keamanan internasional.
E. SERVICE
1. Inflight Catering
2. Industrial Catering
3. Garuda Support
4. Dapur Selera
BAB II
PERENCANAAN PRODUKSI
Persentase bahan yang tidak terpakai dan bahan yang dipakai dari
bahan baku yang akan digunakan.
Persentase bahan yang tidak terpakai dan bahan yang dipakai
ditentukan untuk mengetahui seberapa banyak bahan yang akan digunakan
dalam suatu menu yang akan dibuat. Misalkan kita membutuhkan 80 kg
kentang, dimana pada umbi kentang 20% merupakan limbah dan 80%
dapat digunakan. Sehingga, kita harus mengambil kentang sebanyak 100
kg untuk bahan produksi. Dengan begitu dapat diketahui harga dari menu
tersebut. Jika harga dari menu baru tersebut memenuhi standart yang
ditentukan maka menu tersebut akan digunakan. Selain itu dengan
pemotongan yang tepat maka dapat meminimalisir limbah yang dihasilkan.
BAB IV
PROSES PRODUKSI
A. Penerimaan (Receiving)
Penerimaan bahan merupakan tahapan awal pada suatu
proses produksi. Pada tahap ini, bahan yang akan digunakan untuk
proses produksi diseleksi dahulu oleh QC dan merupakan CCP I pada
Aerofood ACS. Bahan tersebut diantaranya yaitu buah, sayur, ikan,
daging, gula, beras, serta makanan dan minuman lain. Untuk menjamin
kesegarannya, buah dan sayur didatangkan setiap hari. Sedangkan
bahan yang seharusnya datang hari minggu didatangkan sekaligus
pada hari sabtu.
Alur barang datang melalui PR (Purchasing Request) dari
departemen store dan departemen kitchen yang diajukan ke departemen
Purchasing. Dari departemen purchasing timbul PO (Purchasing Order)
untuk distributor, kemudian barang datang melalui penerimaan sesuai
PO yang telah ditntukan baik jumlah maupun tanggal kedatangannya.
Staf penerimaan barang terdiri dari Cost Control (CC), Quality Control
(QC) dan Store. Staf CC bertugas mencatat jumlah bahan yang diterima,
memeriksa kesesuaian bahan dengan PO dan mencatat tanggal
kedatangan pada nota serta menandatanganinya. Staf QC bertugas
memeriksa kualitas bahan yang datang disesuaikan dengan standard
spesifikasi PT. Aerofood ACS. Selain itu, bahan yang diterima harus
sesuai dengan batas kritis CCP I supaya keamanan produk terjamin.
Jika keadaan tidak sesuai, maka dilakukan tindakan koreksi. Sedangkan
store bertugas untuk menyimpan barang yang akan digunakan untuk
proses produksi.
Bahan yang telah diterima kemudian diberi label yang berisi
keterangan tanggal kedatangan dan tanggal kadaluarsa. Tujuannya
yaitu untuk mempermudah penerapan FIFO (First In First Out). Selain
itu, nama penyalur/ pemasok, jumlah dan merk juga dicatat. Setelah itu,
bahan diserahkan ke departemen terkait. Sayur diserahkan ke bagian
vegetable department kitchen, makanan beku diletakkan di freezing,
sedangkan makanan atau minuman kering disimpan di gudang.
Jadwal Penerimaan Bahan Makanan
Jenis
Box Kendaraan Suhu Produk
Produk
B. Penyimpanan (Storing)
Bahan yang sudah sesuai dengan spesifikasi dibawa ke store.
Store merupakan tempat penyimpanan sementara barang produksi dan
barang untuk kebutuhan karyawan perusahaan. Secara umum
department store dibagi atas beberapa bagian yaitu main store, airlines
store and mini store.
C. Pengolahan (Cooking)
Department kitchen dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian
vegetable, fruit, fish room, butcher, poultry, hot kitchen, cold kitchen,
bakery, pastry. Sayur-sayuran yang diterima dari bagian receiving
dibawa ke bagian pre-cut vegetable bersuhu 16°C, ruangan ini
digunakan untuk mencuci, mengupas dan memotong sayuran. Setelah
dipotong bisa diolah di bagian hot kichen atau diseting di bagian cold
kitchen. Apabila belum sempat diolah, maka disimpan dulu di chiller dan
diberi label. Batas maksimal penyimpanan adalah 3 hari. Buah yang
diterima dari receiving bisa langsung dibawa ke bagian fruit dan kalau
ada yang sisa bisa disimpan untuk sementara di cold storage. Ruang
fruit digunakan untuk memotong buah sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan. Buah yang sudah siap bisa langsung dibawa ke bagian
cold kitchen. Cold kitchen salah satunya berfungsi untuk menata buah
yang telah dipotong sesuai dengan standard menu. Jika buah tidak
langsung digunakan maka buah harus disimpan di chiller bersuhu 3-9°C
maksimal 3 hari.
Butcher room and fish room digunakan untuk proses
pencairan daging dan ikan yang beku, pencucian dan pemotongan
daging dan ikan sebelum diolah di bagian hot kitchen. Proses pencairan
dilakukan dengan cara memasukkan daging beku atau ikan yang beku
ke dalam ruang thawing suhu 5-10°C dan didiamkan minimal 1 jam.
Setelah daging dicairkan dan dipotong maka dapat langsung diolah di
bagian hot kitchen. Jika belum diolah maka harus disimpan dalam chiller
suhu 0-5°C maksimal 3 hari.
Setelah bahan-bahan dicuci dan dipotong (daging dan
sayuran) dibawa ke bagian hot kitchen untuk diolah menjadi makanan.
Makanaan yang diolah harus sesuai dengan standard dan permintaan
menu penerbangan dan industri. Hot kitchen dibagi menjadi 2 bagian
berdasarkan jenis masakannya yaitu khusus untuk penerbangan dan
untuk karyawan ACS sendiri. Pengolahan harus dilakukan dengan benar
sesuai dengan CCP-3. Setelah makanan diolah dimasukkan dalam blast
chiller suhu 0-5°C maksimal 6 jam, tujuannya untuk menurunkan suhu
makanan dari 60°C menjadi 5°C, sesuai dengan CCP-4. Makanan yang
telah diolah dan telah dimasukkan blast chiller jika belum digunakan
dapat disimpan dalam chiller suhu 0-5°C maksimal 3 hari.
Setelah diolah, maka makanan siap dikemas di bagian hot
dishing. Makanan dikemas sesuai dengan spesifikasi menu yang telah
ditentukan dan disesuaikan dengan pergantian menu penerbangan yang
berlaku (tata letak bagian makanan pada kemasan dan berat). Penataan
makanan yang akan dikemas harus sesuai dengan permintaan
maskapai dimana ada contoh gambar menu yang telah ditentukan.
Makanan dikemas sesuai dengan peralatan penerbangan yang
bersangkutan kemudian ditutup dengan aluminium foil dan diberi label
jenis makanan serta hari pembuatan. Penataan makanan tidak boleh
lebih dari 45 menit dan suhu makanan ≤ 15°C (CCP-5).
Proses utama bagian cold kitchen adalah penataan buah dan
salad. Pemotongan buah disesuaikan dengan spesifikasi menu dari
pihak penerbangan. Pengemasan buah dan salad menggunakan plastik
PP yang telah disediakan oleh pihak penerbangan, setelah itu
dimasukkan dalam chiller suhu 0-5°C.
Bagian bakery dan pastry adalah tempat untuk membuat
makanan tertutup untuk semua maskapai penerbangan. Bakery
dikhususkan untuk produksi kue kering, roti isi, roti manis dan
sebagainya. Pada bagian bakery terdapat chiller room untuk menyimpan
adonan roti dan terdapat freezer room untuk menyimpan keperluan
terutama daging untuk isi roti. Roti-roti tersebut akan dikemas dalam
plastik, kemudian disajikan di bagian MTSU. Sedangkan macam-macam
olahan Pastry diantaranya roll cake, pudding, dan clapertart. Pada
bagian pastry terdapat standart cabinet untuk menyimpan adonan dan
olahan pastry yang belum digunakan. Produk kue tersebut akan
dikemas dalam plastik PP, tetapi untuk kue yang diberi fla dikemas
dalam mangkuk plastik yang telah disediakan pihak penerbangan
kemudian disajikan di MTSU.
MTSU (Meal Tray Set Up) merupakan tempat penyajian
makanan untuk maskapai penerbangan. Makanan ditata sesuai dengan
gambar menu. Perlengkapan yang digunakan milik penerbangan.
Setelah ditata, wadah dimasukkan ke troli dan disimpan dalam Final
Holding Room sesuai Food Temperature at Dispatch dan sesuai dengan
batas kritis CCP-2 untuk menjamin produk tetap segar dan aman
dikonsumsi. Setelah itu ditangani oleh bagian handling untuk persiapan
dibawa ke bandara. Batas titik kritis dalam pengolahan dapat dilihat di
lampiran 2 (Critical Control Point).
D. Penanganan (Handling)
Bagian ini bertugas untuk menangani makanan dari MTSU
sampai masuk ke transportasi. Handling dibagi 2, yaitu handling foreign
Airlines dan Handling Domestic Airlines. Pada proses handling ini
dilakkukan pengecekan ulang pada troli dan baki yang telah diset. Jika
sudah sesuai dilakukan serah terima dari MTSU ke handling. Jika tidak
sesuai maka dikembalikan ke MTSU untuk dilengkapi, jika sudah sesuai
diberi label dan siap dibawa ke bagian transportasi untuk dikirim ke
bandara.
E. Pendistribusian (Distribution)
Distribusi makanan dilakukan oleh bagian transportasi. Tugas dari
bagian transportasi adalah mengantar makanan yang telah dimasukkan
ke troli menggunakan Hi Lift Truck untuk diantar sampai ke bandara.
Agar suhu makanan tetap rendah, pada bagian atas troli diberi dry ice.
Setelah sampai di bandara, troli-troli tersebut dimasukkan ke pesawat
sesuai dengan batas kritis Food Temperature Onboard Aircraft,
tujuannya untuk menjamin keamanan produk. Untuk pesawat yang
berangkat dari bandara (ground), produk harus sudah sampai 30 menit
sebelum keberangkatan. Untuk pesawat yang transit, produk harus
sudah sampai di bandara 15 menit sebelum kedatangan.
BAB V
VARIASI MENU
BAB VI
Daging diterima dalam bentuk beku dengan suhu -80C dan tidak ada
tanda kawin. Dari penerimaan barang, daging sapi, daging ayam dan ikan
langsung disimpan dalam freezer yang bersuhu -180C sampai -340C.
Dalam ruangan ini menggunakan HACCP 2. Daging yang lama digunakan
terlebih dahulu. Sehari sebelum daging atau ikan tersebut akan dipakai,
daging atau ikan tersebut dimasukkan dalam thawing bersuhu 24-260C
yang berfungsi untuk mencairkan bahan mentah tersebut agar lebih mudah
dipotong. Thawing 1 untuk daging sapi dan daging ayam sedangkan
thawing 2 untuk seafood. Pencairan di dalam thawing dilakukan selama
sehari semalam lebih tepatnya 18 jam. Setelah dari thawing bahan tersebut
dipotong sesuai dengan keinginan dan kemudian langsung dikirim ke
ruangan pengolahan atau dimasukkan dalam chiller jika bahan tersebut
tidak langsung diolah. Thawing dan chiller ini berada di dalam ruang
pemotongan daging (butcher).
LP POM MUI
TOP MANAJEMEN
Keterangan :
Garis Koordinasi
Garis Perintah
Gambar . Struktur Sistem Manajemen Halal
YA TIDAK
TIDAK YA
TIDAK YA
Apakah masa
Apakah ada kemungkinan mengandung Apakah masa
sertifikat
bahan bahan haram sebagai ingredient sertifikat masih masih berlaku
atau penolong proses? (biasanya berlaku
bahan hewani atau produksi khamar)
TIDAK YA TIDAK YA
TIDAK YA
Sertifikat LP
POM MUI Sertifikat MUI atau lembaga LN Sertifikat
yang diakui LP POM MUI MUI
Tdk halal
HALAL Daftar bahan
yang dipakai
Daftar bahan yang
tidak dapat dipakai
Gambar. Prosedur penetapan HrACCP pada proses pembelian
Ya
Tidak (olahan)
Ya
Terima Ya Tidak
Tidak Ya Tolak
Tolak
Ya Tidak Terima
Untuk bahan segar yang berasal dari nabati tidak perlu CCP khusus karena
tidak ada keraguan akan kehalalannya.
Apakah alat yang dipergunakan
dalam proses produksi halal?
Ya Tidak
Pakai
Ya
Tidak
Tidak
Tolak
Ya
Tidak
Pakai
Tidak Ya
Tidak Ya
Terima Tolak
Gambar . Prosedur penetapan HrACCP pada transportasi
Tidak Ya
Tidak Ya
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. PT. Aerowisata Catering Service (ACS) GARUDA INDONESIA GROUP
Jakarta merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa
boga untuk maskapai penerbangan. Perusahaan ini juga menyediakan
makanan khusus (special menu).
2. Proses produksi di PT. ACS Jakarta dilakukan melalui beberapa
tahapan, mulai dari proses penerimaan bahan baku (receiving) hingga
pendistribusian (distribution) produk. Tahapan tersebut dilaksanakan
pada kondisi khusus, salah satunya yaitu perlakuan suhu yang
didasarkan pada jenis bahan baku dan proses pengolahan.
3. Seluruh produk yang diproduksi di ACS sudah menerapkan Sistem
Jaminan Halal (SJH) sesuai dengan LPPOM MUI.
4. PT. Aerowisata Catering Service (ACS) juga menerapkan system
Jaminan keamanan pangan yang terdiri dari beberapa CCP, jadi menu
yang disajikan telah memenuhi standar keamanan pangan.
B. Saran
PT. Aerowisata Catering Service (ACS) GARUDA INDONESIA
GROUP Jakarta untuk terus menerapkan dan meningkatkan system
keamanan pangan, agar lebih mantap menjadi kepercayaan masyarakat.
Lampiran: Cerita Singkat Perjalanan Kami Di ACS Jakarta
Kami berkunjung ke ACS Jakarta pada hari Kamis 08 Mei 2014. Tiba pukul 11.00
disambut hangat disana. Pemaparan materi oleh Bapak Agus Sugiawan. “Kami
sudah mendapat sertifikasi halal dari MUI,” ucap Agus Sugiawan selaku Head
Hygiene dan Laboratorium Aerofood Catering Service (ACS) pada kunjungan ke
ACS di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (8/5).
Dari gudang, kami menuju ke lantai dua yang memiliki banyak sekali ruangan
mengolah masakan (dapur). Beberapa di antaranya dapur untuk pastry, menu
utama, juga masakan continental hingga oriental. Selain kehalalan, hal lain yang
diperhatikan di dapur ACS adalah kebersihan. Apalagi, selain Garuda, ACS juga
melayani 29 maskapai penerbangan asing.
“Tidak hanya rambut, foreign object yang masuk katagori denda ini termasuk isi
steples, serabut kelapa, kuku, plaster, lalat, kecoa, juga potongan plastik.
Biasanya kalau ada benda itu dalam katering yang kita tangani, kita didenda oleh
Garuda 2 juta rupiah. Jika katering yang kita layani maskapai asing, meski hanya
sehelai rambut di satu kotak makanan, katering satu pesawat tidak dibayar alias
free,” paparnya.
Melihat kesempurnaan pekerjaan semua ini, kami tidak merasa heran jika
pelanggan ACS tak hanya maskapai penerbangan, tapi juga hotel dan rumah
sakit, bahkan konferensi tingkat tinggi.