A. Hasil
Tabel 2. Data dan perhitungan korelasi antara panjang malai dan bobot
T = r/Sr = -0,382/0,285
= - 1,340
T = 2,77
KESIMPULAN = Koefisien korelasi antara panjang malai dan bobot adalah – 0,382,
Koefisien korelasi tidak berbeda nyata. Karena t hitung ( - 1,340 ) lebih kecil dari t tabel
(2,77)
Tabel 1.
Panjang malai dan jumlah biji ( per malai)
= 0,526
T tabel : 2,77
KESIMPULAN : Koefisien korelasi antara panjang malai dan jumlah biji adalah 0,409,
Koefisien korelasi tidak berbeda nyata. Kwrena t hitung (0,777) lebih kecil dari t tabel
( 2,77)
Tabel 3. Jumlah biji per malai dan bobot biji per malai
∑ 848 0 77,614
X 169,6 0 15,5228
Ragam X = 640,300
Ragam Y = 0,64
Kovarian X = 17,874
Standar er = 0,27
Metode st = 3,29
KESIMPULAN : Koefisien korelasi antara jumlah biji per malai dan bobot biji per
malai adalah 0,27. Koefisien korelasi tidak berbeda nyata karena t hitung (0,27) lebih
kecil dari t tabel (2,77)
B. Pembahasan
Menurut Nurussadad (2011), korelasi adalah nilai yang menunjukan kekuatan dan arah
hubungan linear antara peubah acak. Nilai korelasi antara peubah x dan y didapat melalui
rumus. Nilai korelasi positif menunjukan bahwa antara dua peubah tersebut memiliki
hubungan linear positif demikian sebaliknya. Semakin dekat nilai korelasi dengan -1 atau +1
semakin kuat korelasi antara kedua peubah tersebut. Sebaliknya jika nilai korelasinya
menjadi 3, yaitu:
variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien korelasi
sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel.
2. Korelasi parsial
menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih setelah satu
Korelasi multiple atau korelasi ganda/jamak adalah hubungan antara dua atau lebih
Sifat tanaman padi baik morfologi, anatomi dan fisiologi memiliki korelasi dengan
pengamatan yang dilakukan dipraktikum yaitu panjang malai, jumlah bulir dan bobot bulir.
Secara fisiologi pada tanaman padi berpengaruh terhadap panjang malai, jumlah bulir dan
bobot. Proses fisiologi yang terjadi pada padi seperti fotosintesis berpengaruh terhadap sifat
yang diamati yaitu panjang malai, jumlah bulir dan bobot bulir. Semakin banyak tanaman
melakukan fotosintesis secara teori semakin banyak pula fotosintat yang dihasilkan. Dengan
fotosintat yang banyak pertumbuhan berupa pemanjangan malai, jumlah bulir yang terbentuk
seleksi. Selain itu dengan mengetahui koefisien korelasi kita bisa mengetahui tingkat
kemiripan antara anakan dengan induknya. Menurut Soermartono et al. (1992) manfaat
korelasi antar sifat selain untuk memprediksi correlated respons, juga penting dalam
tanaman. Sifat-sifat tersebut yaitu panjang malai, jumlah bulur gabah dan bobot gabah. Sifat
pertama yang ditentukan korelasinya adalah panjang malai dengan jumlah bulir. Nilai
koefiseian korelasi dari sifat panjang malai dengan jumlah bulir padi adalah 0,409 dan t
hitungnya adalah 0,526. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa t hitunng < t tabel (0,777),
yang berarti bahwa koefisien korelasi tidak berbeda nyata. Hal tersebut menunjukan bahwa
semakin bertambahnya sifat panjang malai tidak berpengaruh terhadap jumlah bulir.
Sifat kedua adalah panjang malai dengan bobot bulir padi. Koefisiean korelasi dari dua
sifat tersebut adalah -0,382 dan t hitungnya adalah 2,77 . Maka koefisien korelasi antara sifat-
sifat tersebut tidak berbeda nyata. karena t hitung lebih kecil dari t tabel. Hal tersebut
menunjukan bahwa semakin bertambahnya panjang malai tidak berpengaruh terhadap bobot
Sifat yang terakhir adalah sifat jumlah bulir padi dengan bobot bulir padi. Koefisien
korelasi yang diperoleh adalah 0,27. Sedangkan t hitung yang diperoleh adalah 2,77. Dari
hasil t tabel dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi berbeda nyata. Artinya ada
hubungan antara sifat jumlah bulir padi dengan bobot padi. Semakin bertambah jumlah padi
semakin bertambah pula bobot padi. Berarti antara sifat jumlah padi dengan bobot padi
bersifat positif.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
derajad hubungan sifat panjang malai dengan jumlah bulir padi dengan nilai 0,4991,
derajad hubungan sifat panjang malai dengan nilai 0,2491, dan derajad hubungan
2. Bentuk hubungan yang ada diantara dua sifat yang bersangkutan dapat diketahui. Sifat
panjang malai dengan jumlah bulir bentuk hubungannya negatif, demikian dengan
panjang malai dengan bobot bulir bentuk hubungannya negatif sedangkan jumlah
B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah praktikum harus dilakukan dengan serius,
dengan ada atau tidaknya korelasi antara dua sifat pada padi.
Djarwanto dan Subagyo P. 1981. Statistik Induktif. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Gumilar, Ivan. 1999. Modul Praktikum Metode Riset Untuk Bisnis dan Manajemen.
Utamalab : Bandung.
Nugrahaeni, N. 2001. Korelasi dan Keheritabilitas Beberapa Sifat Kuantitatif Kacang Tanah
di Lingkungan Cekaman Air dan Cekaman Lingkungan. Jurnal Penelitian Pertanian
Tanaman Pangan 14(1):32-38.
Nurussadad, Abdul Aziz, dkk. 2011. Pengaruh Pemilihan Arah Acuan 0 o dan Arah Rotasi
pada Analisis Korelasi dan Segresi Linear-Sirkular (Studi Kasus : Peta Kawasan Rawan
Bencana Letusan Gunung Api Merapi). 16 (1):27-34.